Anda di halaman 1dari 1

Kenaikan Cabe Untungkan Petani

Jumat, 6 Januari 2017 | 18:17 WIB


SOREANG, Sabilulungan – Kenaikan harga cabe di berbagai daerah di Indonesia memberikan
cerita tersendiri untuk Kabupaten Bandung. Sebagai daerah agraris, kenaikan cabe ini
menjadikan para petani holtikultura, khususnya cabe memperoleh keuntungan lebih.
‘’Di satu sisi, saya bersyukur dengan ada kenaikan ini. Para petani jadi bisa memperoleh untung
lebih,’’ungkap Bupati Bandung, Dadang M Naser usai melantik para pejabat eselon III di Gedong
Moch Toha, Jumat (6/1/2017).
Seperti di ketahui, harga cabe rawit di berbagai daerah di Indonesia meroket hingga Rp 120 ribu
per kilogram. Bahkan, di daerah tertentu, harga cabe rawit mencapai Rp 150 ribu per kilogram.
Ditambahkan Dadang, luas lahan cabe merah di Kabupaten Bandung mencapai 700 hektare.
Sedangkan luas lahan cabe rawit mencapai 460 hektare. Dari luasan lahan tersebut, sekitar 170
hektare tengah panen.
Menurut Dadang, petani pun sebenarnya dari sisi kuantitas produksinya menurun. Pasalnya,
musim hujan yang cukup panjang mengakibatkan banyak tanaman cabe yang rusak.
‘’Ke depan, pertanian holtikultura harus menggunakan teknologi modern, seperti green
house,’’ungkap Dadang.
Mengenai tingginya harga cabe yang meresahkan masyarakat, Dadang mengaku cukup prihatin.
Meski demikian, tambah Dadang, Pemkab Bandung sudah menggulirkan program Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL) sejak beberapa tahun lalu. Saat ini, sekitar 170 desa dari 270
desa yang ada di Kabupaten Bandung sudah menerapkan KRPL.
Dalam program KRPL, kata Dadang, ditanami berbagai sayuran, mulai dari pakcoy, tomat,
bawang daung hingga cabe. Berbagai sayuran ini ditanam di pekarangan rumah warga.
‘’Jadi, kalau sebagian besar masyarakat Kabupaten Bandung yang sudah menerapkan KRPL
tidak terlalu khawatir dengan lonjakan harga cabe,’’pungkas Dadang.

Anda mungkin juga menyukai