Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO BUNUH DIRI

A. Pengertian

Bunuh diri adalah suatu keadaan di mana individu mengalami resiko untuk

menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang sangat mengacam jiwa

sebagai perilaku deskruktif terhadap diri sendiri jika tidak di cegah dapat

mengarang pada bentuk aktivitas bunuh diri,niatnya adalah untuk kematian dan

individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan (Stuart dan

Sundeen,1995).

B. Tanda dan gejala

a. mempunyai niat untuk bunuh diri

b. mengungkapkan keingin untuk mati

c. mengungkapakan rasa bersalah dan keputusan

d. implusif

e. menunjukan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh)

f. memiliki riwayat percobaan bunuh diri

g. verbal terselubung(berbicara tentang kematian menanyakan tentang obat

dosis mematikan.

h. Status emosional (harapan,penolatakn ,cemas meningkat \,panic,marah dan

mengasingkan diri)

i. Kesehatan mental(secara klinis,klien terlihat sebagai orang yang

depresi,psikologis dan menyelenggunakan alcohol)

1
j. Kesehatan fisik misalnya (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau

terminal

k. Pengangguran (tidak bekerja ,kehilangan pekerjaan atau kegagalan dalam

karier).

l. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun)

m. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan)

n. Pekerjaan

o. Komplik interpersonal

p. Latar belakang keluarga

q. Orietasi seksual

r. Sumber-sumber personal

s. Sumber-sumber social menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil

C. Rentang respon

1. Peningkatan diri :seseorang dapat meningkatakan proteksi atau pertahankan

diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri

sebagai contoh seseorang mempertahankan diri dari pendapatnya yang

berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan di tempat kerjanya.

2. Beresiko destruktif .seseorang memiliki kecenderungan atau resiko mengalami

perilaku destruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang

seharusnya dapat mempertahankan diri,seperti seseorang merasa patah

semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan

padahal dirinya sudah bekerja secara optimal

3. Destruktif diri tidak langsung. Seseorang telah mengambil sikaf yang kurang

tepat (malaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk

2
mempertahankan diri misalnya,karena pandangan pimpinan,terhadap

pekerjaannya yang loyal.

4. Pencederahan diri.

Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat

hilangnya harapan terhadap situasi yang.

5. Bunuh diri

Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai nyawanya hilang.

Perilaku bunuh diri menurut Stuart dan sundenn(1995), di bagi menjadi

tiga katagori yaitu sebagai berikut :

1. Upaya bunuh diri (suicide attempt) yaitu sengaja melakukan kegiatan menuju

bunuh diri,dan bila kegiatan itu sampai tuntas akan menyebabkan kematian

kondisi ini terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan . orang

yang hanya niat melakukan upaya diri dan tidak benar-benar ingin mati

mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada

waktunya.

2. Isyarat bunuh diri (suicide gesture) yaitu bunuh diri yang di usahan di

mempengaruhi perilaku orang lain.

3. Ancaman bunug bunuh (suicide threat) yaitu suatu peringatan baik secara

langsung maupun tidak langsung verbal ataau nonverbal bahwa seseorang

sedang mengupanyakan bunuh diri .

D. factor prediposisi

Tidak ada teori tunggal yang menggungkapakan tentang bunuh diri dan

member petunjuk mengenai cara melakukan intervensi yang teraufetik .Teori

3
perilaku yakini bahwa pencederahan diri merupakan hal yang di pelajari dan di

terima pada saat anak-anak memasa remaja.Teori psikologis memfokuskan pada

tahap awal perkembangan ego,trauma interpersonal,dan kecemasan

berkepanjangan yang mungkin dapat memicu seseorang untuk mengcederai

diri .Teori interpersonal mengungkapakan bawaha mencederai diri sebagai

kegagalan dari interaksi dalam hidup,masaa anak anak-anak dapat perlakuan

kasar serta tidak mengdapatkan kepuasan (struat dan Sundeen 1995) .

Lima factor prediposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku

deskruktif ditri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut:

1. Diagnostic psikitiatir

Lebih dari 90% orang dewasa mengkhakiri hidupnya dengan cara bunuh diri

dan riwayat gangguan jiwa.

2. Sifat kepribadian

Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko bunuh

diri adalah antipasti,impsif dan depresi.

3. Lingkungan psikososial

Factor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri,diantarnya adalah

pengalaman kehilangan,dokumen social kejadian-kejadian negative dalam

hidup,penyakit kronis, perpisahan,atau bahkan perceraian,kekuatan dukungan

social sangat penting dalam mengciptakan intervensi yang teraupeutik .

4. Riwayat keluarga

Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor

penting yang dapat menyebkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri

4
5. Factor biokimia

Data menunjukan bahwa pada klien dengan resiko bunuh dir terjadi

peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak seperti

serotonin,adrenalin,dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat di lihat

melalui rekaman gelombang otak elector encephalo Graph (EEG)

E. Factor presipitasi

Perilaku deskruktif dapat di timbulkan oleh stress yang berlebihan yang

dialami oleh individu pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang

memalukan .faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat dan

membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun

percobaan bunuh diri.

F. Sumber koping

Klien dengan penyakit kronik atau penyakityang mengancam kehidupan

dapat melakukan tindakan bunuh diri dan sering kali orang ini secara sadar

memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri.

G. Mekanisme koping

Seorang klien mungkin memakai beberapa pariasi mekanisme koping yang

berhubungan dengan perilaku bunuh dir,termaksud

denial,razionalizasion,regression,dan magical thinking.mekanisme pertahanan

diri yang ada seharusnya tidak di tentang tanpa memberikan koping alternatif.

H. Pohon Masalah

Effect Bunuh diri

5
Resiko bunuh diri
Care problem

isolasi social

harga diri rendah kronis


Causa

I. Masalah Keperawatan Yang Sering Muncul

1. Resiko bunuh diri

2. Bunuh diri

3. Isolasi social

4. Harga diri rendah

J. Data yang perlu di kaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Data subjektif :

 Mengungkapakan keinginan

bunuh diri

 Mengungkapkan keingin untuk

mati

 Mengungkapakan rasa bersalah

dan keputuasaan

 ada riwayat berulang dan

percobaan bunuh diri dari

keluarga

6
Resiko bunuh diri  bicara tentang kematian

 menayakan tentang dosis obat

yang mematikan

 mengungkapakan adanya konflik

interversonal.

 Mengungkapakan telah menjadi

korban perelaku kekerasan sejak

kecil

Data objektif

 Implusif

 Menunjukan perilaku yang

mencurigakan (biasanya menjadi

sangat patuh.

 Ada riwayat penyakit mental

(depresi,psikosis,dan

penyelenggunaan alcohol).

 Adanya riwayat penykit fisik

(penyakit kronis atau terminal)

 Pengangguran

 Umur15 -19 atau di atas 45

tahun

 Riwayat status perkawinan yang

tidak harmonis

7
K. Intervensi keperawatan

Rencana tindakan keperawatan berdasarkan kategori bunuh diri

 Ancaman/percobaan bunuh diri dengan diagnose resiko bunuh diri

1. Tindakan keperawatan klien yang mengancam atau mencoba bunuh diri

 Tujuan klien tetap aman dan nyaman

 Tindakan melindungi klien

Perawat dapat melakukan hal-hal berikut untuk melindungi klien yang

mengancam atau mencoba bunuh diri

a. Tetap menemani klien sampai di pindahkan ke tempat yang lebih aman.

b. Menjahukan semua benda yang berbahaya (misalnya,silet,gelas,pisau ikat

pinggang

c. Memastikan klien benar-benar meminum obatnya jika klien mendapatkan

obat

d. Mengjelasakan kepada klien bahwa saudara akan melindungi klien sampai

klien memglupakan keinginana untuk bunuh diri

2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan klien percobaan bunuh diri

atau mencoba bunuh diri.

 Tujuan :

Keluarga serta melindungi anggota keluarga yang mengancam atau

mencoba bunuh diri

 Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi klien serta jangan pernah

meninggalkan klien sendirian.

 Menganjurkan keluarga untuk membantu merawat menjauhi barang-

barang yang berbahaya di sekitar klien.

8
 Mengdiskusikan dengan keluarga menjaga klien agar tidak sering

melamun sendiri.

 Menjelaskan kepada keluarga klien bahwa pentingnya minum obat secara

teratur

 Isyarat bunuh diri dengan diagnose harga diri rendah kronis.

3. Tindakan keperawatan untuk klien yang menunjukan isyarat bunuh diri

 Tujuan

a. Klien dapat perlindungan dari lingkungannya.

b. Klien dapat mengungkapakan perasaannya

c. Klien dapat meningkatkan harga dirinya.

d. Klien dapat menggunakan cara menyelesaikan masalah yang baik

 Tindakan keperawatan

a. Mengdiskusikan cara mengatasi keinginan bunuh diri,yaitu dengan

meminta bantuan dari keluarga atau teman.

b. Meningkatkan harga diri klien ,dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut

a) Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

perasaannya.

b) berikan pujian bila klien dapat mengungkapkan perasaan

yang positif.

c) Menyakinkan klien bahwa dirinya berarti bagi orang lain.

d) Mengdiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya di sukuri

oleh klien.

e) Merencanakan aktivitas yang dapatklien lakukan.

9
f) Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah dengan

cara sebagai berikut:

1) Mengdiskusikan dengan klien cara menyelesaikan

masalah yang baik

2) Mengdiskusikan dengan klien efektipitas masing-masing

cara mnyelesaikan masalah.

4. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan anggota keluarg yang

menunjukan isyarat bunuh diri

 Tujuan : keluarga mampu merawat klien dengan resiko bunuh diri

 Tindakan keperawatan:

a. Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri

yang pernah muncul pada klien

1) Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejalah bunuh

diri yang pernah muncul pada klien

2) Mengdiskusikan tentang tanda dan gejala yang

umumnya muncul pada kllien beresiko bunuh diri.

b. Mengajarkan keluarga cara melindungi klien dari perilaku

bunuh diri

1) Mengdiskusikan tentang cara yang tepat dilakukan

keluarga bila klien memperlihatkan tanda dan gejalah

bunuh diri

2) Menjelaskan tentang cara-cara melindungi klien,sepertii

contoh berikut:

10
 Memberikan tempat yang aman.menempatakan klien

di tempat yang mudah di awasi,jangn biarkan klien

mengunci diri di kamar jangan meninggalkan klien

sendirian di kamar.

 Mengjauhkan barang-barang yang bisa di gunakan

untuk bunuh diri jauhkan klien dari barang-barang

yang bisa digunakan untuk bunuh diri.

 Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan

pengawasan apabila rtanda dan gejalah bunuh diri

meningkat.jangan perna melonggarkan

pengawasan,walaupun klien tidak menunjukan

tanda-tanda bunuh diri.

 Menganjurkan keluarga untuk mengpraktekkan cara

tersebut.

3) Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat

dilakukan apabila kliien melakukan percobaan bunuh

diriantara lain sebagai berikut :

1. Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka

masyarakat untuk menghentikan upaya bunuh diri

tersebut.

2. Segera membawa klien ke rumah sakit atau

puskesmas untuk mendapatkan bantuan medis

4) Membantu keluarga mencari bantuan fasilitas kesehatan

yang tersedia bagi klien

11
5) Memberikan informasi tentang nomor telepon gawat

darurat.

6) Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan klien

berobat/control secara teratur untuk mengatasi masalah

bunuh diri.

7) Menganjurkan keluarga untuk membantu klien minum

obat sesui prinsip 6 benar yaitu: benar orang,benar

obatnya,benar dosisnya,benar cara penggunaan dan

benar waktu pemberiannya,dan benar pencatataannya

L. Evaluasi

Berikut ini adalah tanda-tanda keberhasilan asuhan keperawatan yang harus

di capai oleh klien dan keluarganya berdasarkan perilaku bunuh diri yang

tampilkan.

1. Bagi klien yang memberikan ancaman atau melakukan percobaan

,keberhasilan asuhan keperawatan di tandai dengan keadaan klien tetap

aman dan selamat.

2. Bagi keluarga dengan anggota keluarga (klien)yang memberikan ancaman

atau melakukan percobaan bunuh diri ,keberhasilan asuhan keperawatan di

tandai dengan kemampuan keluarga berperan serta dalam melindungi

anggota keluarganya yang mengancam atau memcoba bunuh diri.

3. Bagi klien yang member isyarat bunuh diri keberhasilan asuhan

keperawatan di tandai dengan hal-hal sebgai berikut :

 Klien mampu mengungkapkan perasaanya

 Klien mampu meningkatkan harga dirinya

12
 Klien mampu menggunakan cara peyelesaian masalah yang baik.

4. Bagi klien yang memberi isyarat bunuh diri,keberhasilan asuhan

keperawatan di tandai dengan kemampuan keluarga dalam merawat klien

dengan resiko bunuh diri.untuk itu keluarga di harapkan mampu

melakukan hal-hal berikut.

 Menyebutkan kembali tanda dan gejala bunuh diri

 Memperagakan kembali cara-cara yang dapat di lakukan untuk

melindungi anggota keluarganya yang beresiko bunuh diri.

 Menggunakan fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia dalam

merawat anggota keluarga yang beresiko bunuh diri.

1. Rencana tindakan keperawatan untuk klien secra umum.

Strategis pelaksanaan 1 (SP) untuk klien

 Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien

 Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan klien

 Melakukan contact treatment

 Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri

 Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri

Strategi pelaksanaan 2(SP) untuk klien.

 Mengidentifikasi aspek positif klien

 Mendorong klien untuk berpikir positif terhadap diri

 Mendorong klien untuk menghargai diri sebagai inndividu.

Strategi pelaksaanan 3 (SP3)

 Mengidentifikasi pola koping yang biasa dilakukan klien

 Menilai polakoping yang bisa dilakukan

13
 Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif

 Mendorong klien memilih pola koping yang konstruktif

 Menganjurkan klien menerapkan pola koping konstruktif dalam

kegiatan hrtian,tanda dan gejala perilaku bunuh diri yang dialami

klien beserta proses terjadinya.arian.

Strategi pelaksanaan 4(SP4) untuk klien

 Membuat rencana massa depan yang realistis bersama klien

 Mengidentifikasi cara mencapai rencana massa depan yang realistis

 Member dorongan klien melakukan kegiatan dalam rangka meraih

massa depan yang realistis

2. Rencana tindakan keperawatan untuk keluarga

Strategi pelksanan 1(SP1) untuk keluarga

 Mengdiskusikan mmasalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

klien

 Menjelaskan pengertian,tanda dan gejala perilaku bunuh diri yang

dialami klien beserta proses terjadinya.

 Menjelaskan cara-cara merawat klien perilaku bunuh diri.

Strategi pelaksanan 2 (SP2) untuk keluarga

 Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien perilaku bunuh

diri

 Melatih keluarga melakukan cara merawat klien perilaku bunuh

diri.

Strategi pelaksaan 3 (SP3) untuk keluarga

14
 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termaksud

minum obat

 Menjelaskan follow up klien pulang

DAFTAR PUSTAKA

Nitra Fitria. (2012). Laporan Pendahuluan & Strategi Pelaksanaan. Jakarta : Salemba
Medika
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Farida Kusumawati & Yudi Hartono. (2012). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

15
Mukhripah Damaiyanti & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika
Aditama.

16

Anda mungkin juga menyukai