LAPORAN KASUS
3.1 IDENTITAS
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
3.2 ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri pada perut kanan bawah sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit.
Pasien memiliki riwayat hipertiroidisme, sejak 9 bulan yang lalu, hingga kini rutin
Status generalis:
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,9˚C
Vas :5
bruit (-)
Thorax :
Paru
Jantung
- Perkusi :
Abdomen
status lokalis
Genitalia eksterna
Anal-perianal
- Inspeksi : tidak diperiksa
Ekstremitas atas/bawah
Status Lokalis
Regio Abdomen:
- Palpasi : Muscle rigid (-), nyeri tekan titik Mc Burney (+), rebound
tenderness (-), defans muskuler (-), hepar dan lien tidak teraba.
HT : 39,4 % (37-43)
Trom : 343.000 /mm3 (150-400ribu/mm3)
1.5 SKORING
3.6 DIAGNOSIS
- Hipertiroid terkontrol
- USG Abdomen
3.8 TERAPI
Pasien disiapkan:
Informed consent
Konsul ke Bagian Penyakit Dalam
IVFD RL 8 jam/kolf
Ceftriaxon 2 x 1 g
Ranitidin 2 x 50 mg
Metronidazole 3 x 1
Laparoscopy Appendectomy
Post Op
- Infus RL 40 gtt/i
- IV Metronidazol 1 fl
- Ketorolac 1 amp
- Pronalges supp 2
3.8 PROGNOSIS
DISKUSI
Telah dilaporkan kasus seorang pasien wanita berusia 19 tahun dengan diagnosis
Dari anamnesis didapatkan nyeri perut kanan bawah yang semakin meningkat
sejak enam jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut telah dirasakan ±3 hari yang
lalu dan awalnya dirasakan disekitar pusat kemudian menjalar ke perut kanan bawah
dan meningkat enam jam SMRS. Hal ini sesuai dengan pola perpindahan nyeri pada
apendisitis. Awalnya yang terjadi adalah nyeri visceral akibat regangan yang terjadi
dalam lumen apendiks yang menyempit akibat diperkirakan adanya hiperplasia limfe
ataupun fekalit, cairan lumen terus dihasilkan dan tekanan intralumen semakin
meningkat sehingga menyebabkan stasis vena dan aliran limfe, terjadi proses
kolonisasi kuman yang menyebabkan reaksi inflamasi dan hal ini disertai dengan
proses iskemik dan nekrotik dinding apendiks yang memudahkan bakteri keluar dan
mengiritasi dinding peritoneum secara lokal atau peritonitis lokal. Pasien juga sering
merasa mual sejak nyeri perut ada dan nafsu makan juga ikut menurun. Pasien tidak
umumnya menderita demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi, diantara 37,5-38,5
Dari pemeriksaan fisik ditemukan pemeriksaan fisik umum dalam batas normal
dan status lokalis pada abdomen ditemukan inspeksi tidak ada distensi, pada palpasi
tidak terdapat muscle rigid yang menjadi pertanda adanya peritonitis difus yang
ditandai dengan telah terjadinya peritonitis pada dua kuadran atau lebih, nyeri tekan
pada titik Mc Burney positif dimana dilakukan pemeriksaan dengan menekan titik Mc
Burney yang berlokasi di sepertiga distal jarak SIAS hingga pusar, tidak ditemukan
tanda lain seperti rebound tenderness, rovting sign, blumberg sign, psoas sign dan
obturator sign. Jika rovting sign dan blumberg sign positif maka hal ini menandakan
bahwa telah terjadi iritasi peritoneum melalui penekanan pada daerah peritoneum
leukosit 10.110/mm3, yang berarti leukositosis ringan, hal ini menandakan adanya
abdomen untuk melihat tanda peritonitis diffus berupa herring bone (seperti gambaran
tulang ikan) dan dilanjutkan dengan USG Abdomen, sedangkan pada kasus kronik
pasien ini mendapatkan nilai 7 dengan interpretasi skoring ini pasien dipertimbangkan
Terapi yang dilakukan pada pasien ini adalah apendektomi. Hal ini dilakukan
karena pada pasien ini proses inflamasi yang terjadi masih bersifat lokal dan sebatas