Anda di halaman 1dari 64

Konsep dan Prinsip Pemberian Obat

Betti Dwi Kartikasari,S.Farm.,M.Si.,Apt


ORAL
• Perhatikan Prosedur pemberian obat
• Perhatikan bentuk / sediaan obat
• Tablet, Syrup, Suspensi, Emulsi, Tetes, Hisap
Sub Lingual
• Penderita sadar / setengah sadar.
• Taruh dibawah lidah
• Perhatikan indikasi / kontra indikasi
Percutan
• Intra cutan
• Subcutan
• Intra muskular
• Intra vena
Rectal
• Biasa jenis Supposutoria
• Jenis supp perhatikan
Obat luar
• Perhatikan Prosedur pemberian obat
• Perhatikan bentuk / sediaan obat
• Salep, Linimen, Cream, Balsam, Tetes Mata, telinga,
hidung
Intra vaginal
• Perhatikan jenis obat
• Perhatikan indikasi dan kontra indikasi.
CARA PEMBERIAN OBAT INTRAVENA
PERSIAPAN PEMASANGAN KATETER
INTRAVENA/PEMBERIAN OBAT INTRAVENA

• Petugas kesehatan
• Pasien
• Alat
• Lingkungan
PERSIAPAN PETUGAS KESEHATAN
• Cuci tangan : untuk mencegah infeksi nosokomial
• Memakai APD
• Sarung tangan
• Masker
• Kacamata google (untuk pasien khusus) untuk
melindungi mata petugas
PERSIAPAN PASIEN
Masalah pada pasien:
• Takut, cemas
• Tegang
PERSIAPAN PASIEN
Langkah-langkah yang dapat mendorong pasien untuk
bekerja sama:
1. Tunjukkan sikap percaya diri
2. Beri salam pada pasien dengan menyebutkan namanya
3. Perkenalkan diri anda
4. Validasi identifikasi pasien tersebut
5. Jelaskan prosedur dengan cara yang mudah dimengerti
oleh pasien dan keluarga
6. Libatkan orang tua (terutama pada anak dan bayi)
PERSIAPAN ALAT
Alat untuk pemasangan infus:
1. Cairan infus
2. Infus Set
3. Kateter infus (sediakan 3 ukuran)
4. Alkohol swab
5. Balutan infus, plester
6. Alas
7. Tali pembendung (tourniquet)
8. Bengkok/tempat sampah
9. Troley
10. Spalk (bila perlu)
PERSIAPAN ALAT
Alat untuk pemberian obat injeksi intravena:
1. Obat yang akan diberikan
2. Spuit
3. Alkohol swab
4. Plester
5. Alas
6. Tali pembendung (tourniquet)
7. Bengkok/tempat sampah
8. Troley
PENGECEKAN CAIRAN INFUS
• Periksa ukuran botol dan jenis cairan apakah sudah
benar (tanggal ekspired, ada/tidak kerusakan)
• Pastikan cairan infus utuh (tidak ada robekan/bocor)
 buang botol yang rusak
• Bila cairan keruh, jangan diberikan  lapor ke bagian
farmasi/logistik
PERSIAPAN OBAT
• Periksa jenis dan nama obat yang diberikan,
termasuk tanggal kadaluarsa
• Bila harus dilarutkan, larutkan dengan pelarut yang
sesuai
• Ambil dengan spuit dengan cara steril, sesuai
kebutuhan (peresepan)
• Bila lebih dari satu obat yang disiapkan, beri nama
obat dan nama pasien pada spuit yang akan
diberikan
PERSIAPAN LINGKUNGAN
• Nyaman
• Pasang sekat (untuk privasi pasien)
• Ruang tindakan (untuk pasien tertentu)
PROSEDUR PEMASANGAN INFUS
1. Beritahu Pasien
2. Siapkan alat
3. Petugas : cuci tangan, apd
4. Pasang sekat/gorden
5. Pasang alas
6. Pasang infus set ke botol infus
7. Pilih vena yang baik
8. Pasang tourniquet 4-6 inci di atas tempat penusukan
9. Desinfeksi kulit tempat tusukan
10. Fiksasi vena (di atas tempat tusukan dan meregangkan kulit melawan arah tusukan)
11. Tusuk vena dengan bevel mengarah ke atas (sudut 30-40 derajat)
12. Dorong kateter sampai masuk semua
13. Cabut jarum infus dan hubungkan kateter dengan infus set yang sudah disiapkan
14. Lepaskan tourniquet
15. Alirkan cairan infus, cek kelancaran, bengkak
16. Fiksasi dan beri label
17. Dokumentasi dan evaluasi
OBAT SUBLINGUAL
Pemberian obat sublingual adalah menempatkan obat
di bawah lidah, sehingga obat dapat mencapai aliran
darah melalui permukaan dasar mulut dan bagian
bawah lidah.
Tablet Sublingual adalah tablet yang digunakan dengan
cara diletakkan di bawah lidah, zat aktif yang
terkandung di dalamnya diserap secara langsung oleh
mukosa oral
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
KEUNTUNGAN KERUGIAN
• Ekonomis • Rasa tidak enak
• Absorbsi cepat • Tidak sesuai untuk pemberian
jangka panjang
• Tidak melalui metabolisme di • Iritasi mukosa mulut
liver • Tidak dapat diberikan pada
• Tidak mempengaruhi lambung pasien tidak sadar
• Bioavailabilitas tinggi • Tidak dapat diberikan dalam
jumlah besar
• Dapat diberikan untuk pasien • Tidak dapat diberikan pada
yang tidak mau menelan tablet pasien muntah hebat
KONTRAINDIKASI
• Tidak sadar/tidak kooperatif
• Alergi terhadap substansi obat
OBAT-OBAT SUBLINGUAL
• Obat Kardiovaskuler
• Steroid
• Analgesik
• Enzim
• Vitamin
• Mineral
ISOSORBID
Indikasi DINITRAT
Pencegahan dan pengobatan angina pectoris, gagal
jantung kongestif, mengurangi rasa nyeri, disfagi dan
spasme pada esofagus dengan refluks gastroesofageal

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas, glaukoma sudut tertutup, TIK↗,
pengguna penghambat PDE-5, anemia berat
ISOSORBID DINITRAT Cont.
Efek Samping
• Kardiovaskuler: hipotensi, postural hipotensi, syok,
edema perifer, pallor, takikardi, kolaps
kardiovaskuler, kemerahan
• SSP : pusing, sakit kepala, tidak bisa tidur
• Gastrointestinal: mual, muntah, diare
• Neuromuskuler & skelet : lemah/letih
• Mata: kabur
ISOSORBID DINITRAT Cont.
Dosis Sublingual
• Angina : 2,5-5 mg setiap 5-10 menit, maksimum 3
dosis selama 15-30 menit, dapat digunakan juga
sebagai profilaksis (15 menit sebelum aktivitas)
• Spasme esofagus : 2,5 mg setelah makan
NITROGLYSERIN
Indikasi
Angina pectoris, profilaksis angina pectoris

Kontra Indikasi
Hipersensitivitas, glaukoma sudut tertutup,
TIK↗, pengguna penghambat PDE-5, anemia
berat
NITROGLYSERIN Cont.
Efek Samping
• Kardiovaskuler: hipotensi, postural hipotensi, syok,
edema perifer, pallor, takikardi, kolaps
kardiovaskuler, kemerahan
• SSP : pusing, sakit kepala, tidak bisa tidur
• Gastrointestinal: mual, muntah, diare, rasa terbakar
di mukosa mulut
• Neuromuskuler & skelet : lemah/letih
NITROGLYSERIN Cont.
Dosis Sublingual
Angina pectoris : 0,3 – 0,4 mg dapat diulang 3x tiap 5
menit
Profilaksis : 0,3 – 0,4 mg 5-10 menit sebelum aktivitas
KLONIDIN
Indikasi
Hipertensi ringan sampai sedang
Mengatasi nyeri kronis pada pasien kanker (kombinasi
dengan opiat dan obat lain)
Mengurangi gejala putus obat opiat
Kontra Indikasi
Alergi, kehamilan dan menyusui
KLONIDIN Cont.
Efek Samping
• Kardiovaskuler: aritmia, perubahan tekanan darah,
perubahan EKG, masalah pembuluh darah perifer
• SSP : cemas, kelelahan/letih, depresi, perubahan
personalitas, mimpi aneh
• Gastrointestinal: mual, muntah, anoreksia
• Mata : kabur
• Genitourinari : penurunan haluaran urine, kesulitan
berkemih, perubahan fungsi seksual
KLONIDIN Cont.
Dosis Sublingual
0,1 – 0,2 mg 2 kali sehari
KAPTOPRIL
Indikasi
Hipertensi Urgency

Kontra Indikasi
Alergi, kehamilan dan menyusui, gangguan fungsi
ginjal
KAPTOPRIL Cont.
Efek Samping
• Kardiovaskuler: takikardi, nyeri dada, angina, GJK,
aritmia
• Gastrointestinal: ulkus, konstipasi, iritasi GI
• Hepar : cedera hati
• Kulit : ruam, alopesia, dermatitis, fotosensitivitas
• Ginjal: insufisiensi ginjal, gagal ginjal, proteinuria
• Lain-lain: batuk, pansitopenia
KAPTOPRIL Cont.
Dosis Sublingual
25 mg Sublingual
BUPRENORPHINE
Indikasi
Pengobatan nyeri ringan sampai sedang

Kontra Indikasi
Alergi, kehamilan dan menyusui
BUPRENORPHINE
Efek Samping cont.
• Eforia
• Depresi napas
• Nausea, vomiting, konstipasi
• Ketergantungan dan reaksi putus opioid

Dosis Sublingual : 16 – 32 mg
ESTRADIOL
• Indikasi : sebagai kontrasepsi, paliatif (menopause,
kanker prostat, kanker payudara yang tidak dapat
dioperasi), hipogonadisme wanita, pembengkakan
payudara postpartum. Tujuan pemberian sublingual
adalah mengurangi efek hepatotoksik
• Kontraindikasi : alergi, hamil, perdarahan per
vaginam idiopatik, disfungsi hati, gangguan
tromboembolik, menyusui, kanker tergantung
estrogen (kecuali indikasi tertentu)
ESTRADIOL cont.
Efek Samping :
Genitourinari : Breakthrough bleeding, menstruasi
tidak teratur, dismenore, amenore, perubahan libido
Efek Sistemik : retensi cairan, gangguan elektrolit, sakit
kepala, pusing, perubahan mental, perubahan berat
badan, edema
Gastrointestinal : mual, muntah, kram abdomen,
kembung, jaundice
ESTRADIOL cont.
Efek Samping :
Kulit : melasma, eritema, erupsi disertai perdarahan,
rambut rontok
Meningkatkan resiko karsinoma endometrium,
payudara, vagina, mulut rahim, hati
Kecacatan janin, aborsi spontan, kehamilan ektopik,
prematur
Dosis : 0,5-2 mg
PROSEDUR
1. Sapa pasien dengan namanya, cocokkan identitas di gelang
pasien dan status pasien. BENAR PASIEN
2. Perkenalkan diri anda
3. Beritahukan obat yang akan diberikan, tujuan pemberian
obat, ketidaknyamanan yang mungkin terjadi (rasa tidak
enak, reaksi alergi), serta reaksi yang harus dilaporkan
pasien segera.
4. Jelaskan bahwa obat yang akan anda berikan harus
diletakkan di bawah lidah, tidak boleh ditelan, biarkan di
bawah lidah sampai habis terserap.
5. Berikan obat di bawah lidah pasien/Awasi pasien meletakkan
obat di bawah lidah. BENAR CARA
6. Dokumentasikan
OBAT SUPOSITORIA
Supositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang
pemakaiannya dengan memasukkan melalui lubang
atau celah pada tubuh, di mana dia akan melebur,
melunak, dan melarut, dan kemudian memberikan efek
lokal maupun sistemik. Supositoria ini mudah leleh
pada suhu tubuh.
Umumnya dimasukkan melalui rektum, vaginal, uretra.
TUJUAN
• Memberikan efek lokal
• Memberikan efek sistemik
Efek Lokal
Efek lokal : wasir, konstipasi, infeksi dubur.
• Anastetik lokal (benzokain, tetrakain)
• Astringent (ZnO, Bi-subgalat, Bi-subnitrat)
• Vasokonstriktor (efedrin HCl)
• Analgesik (turunan salisilat)
• Emolien (balsam peru untuk wasir)
• Konstipasi (glisin bisakodil)
• Antibiotik (infeksi)
Efek Sistemik
Efek sistemik
• Asma (efedrin, teofilin, aminofilin)
• Analgetik dan antiinflamasi (turunan salisilat,
parasetamol)
• Antiartritis (fenilbutazon, indometasin)
• Hipnotik & sedatif (turunan barbiturat)
• Trankuilizer dan anti emetik (fenotiazin,
klorpromasin)
• Kemoterapi (antibiotik, sulfonamid)
KEUNTUNGAN
• Dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa
diberikan secara oral pada pasien tidak sadar, mual,
gangguan pencernaan, saat pembedahan, gangguan
jiwa.
• Menghindari First Pass Effect (penurunan efektivitas
obat karena metabolisme di hati)
• Untuk obat yang tidak dapat diberikan melalui oral
karena efek samping pada saluran cerna, rusak oleh
cairan GIT dan enzym GIT, rasa yang tidak enak
KEUNTUNGAN
• Onset aksi bahan aktif yang cepat dibanding oral
karena absorbsi obat melalui rektal mukosa secara
langsung sampai ke sirkulasi darah
• Suppo vaginal dan uretral karena perfusi darah di
vagina dan uretral rendah efek yang ditimbulkan
lokal mengurangi sistemik sirculation (reduksi
toksisitas)
KERUGIAN
• Daerah absorbsinya lebih kecil
• Absorbsi hanya melalui difusi pasif
• Pemakaian kurang praktis
• Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang rusak oleh
pH rektum
• Meleleh pada suhu kamar
Kontra Indikasi
• Pasien yang mengalami pembedahan rectal
• Alergi pada substansi yang terkandung
Supositoria rectal
• Dewasa :2-3g
• Anak :1-2g
• Contoh produk : bisakodil (dulcolax)
hidrokortison (anusol HC)
paracetamol (panadol)
ibuprofen (proris, ibufen)
metoclopramid HCl (primperan)
Supositoria vaginal
Berat 3-5 g
Contoh produk : kontrasepsi (Nonoxynol-9)
antivaginitis (Falgystatin ovula)
Supositoria Uretral
• LAKI-LAKI : 4 gram 100-150 mm
• WANITA : 60-75 mm
• DIAMETER : 5 mm
PROSEDUR
1. Sapa pasien dengan namanya, cocokkan identitas di
gelang pasien dan status pasien. BENAR PASIEN
2. Perkenalkan diri anda
3. Beritahukan obat yang akan diberikan, tujuan
pemberian obat, ketidaknyamanan yang mungkin
terjadi (tidak nyaman, reaksi alergi), serta reaksi
yang harus dilaporkan pasien segera.
4. Jelaskan prosedur yang akan anda gunakan
5. Cuci tangan dan gunakan APD
PROSEDUR
6. Atur posisiRECTAL SUPOSITORIA
berbaring menyamping dengan kaki
bagian bawah diluruskan dan bagian atas ditekuk ke
arah perut.
PROSEDUR RECTAL
7. Angkat bagian atasSUPOSITORIA
pantat untuk menjangkau ke
bagian rektal
PROSEDUR
8. MasukkanRECTAL SUPOSITORIA
supositoria, ditekan dan ditahan dengan
jari telunjuk sampai benar-benar masuk ke bagian
dalam rektum (sekitar ½ - 1”)
PROSEDUR RECTAL
9. Tahan posisi SUPOSITORIA
tubuh tetap berbaring menyamping
dengan kaki menutup ± 5 menit untuk menghindari
supositoria terdorong keluar.
PROSEDUR VAGINAL SUPOSITORIA

6. Bila menggunakan ovula


aplikator, letakkan ovula pada
lubang yang terdapat pada
aplikator, pastikan bagian yang
tumpul yang masuk di
aplikator.
PROSEDUR VAGINAL
7. Bila pasien SUPOSITORIA
sendiri yang
menyisipkan ovula ke dalam
vagina, minta pasien untuk
duduk dengan satu tangan
menyangga tubuh, tangan
yang lain memegang aplikator
yang sudah dipasang ovula.
Kedua kaki ditekuk dengan
posisi terbuka untuk
mempermudah penggunaan
ovula.
PROSEDUR
Bila perawat VAGINAL SUPOSITORIA
yang memasukkan ovula, minta pasien
berada dalam posisi terlentang, kedua kaki ditekuk.
PROSEDUR
8. MasukkanVAGINAL SUPOSITORIA
ujung lancip ovula, tekan tombol pada
aplikator untuk melepaskan ovula. Bila tidak
menggunakan aplikator, masukkan ovula sepanjang
jari telunjuk.

BENAR CARA
PROSEDUR
9. Rapatkan VAGINAL SUPOSITORIA
kedua kaki selama beberapa detik,
berbaringlah ± 5-10 menit untuk menahan ovula
tetap di dalam. Bersihkan aplikator. BENAR CARA
PROSEDUR
10. Dokumentasikan

Anda mungkin juga menyukai