Disusun Oleh:
Definisi Total Pain menurut Dame Cecily Saunders (1960) dalam David (2014)
Nyeri total mengakui sifat holistik dari rasa sakit dan interaksi
kesejahteraan psikologis dan sosial, spiritualitas, dan budaya. Gejala jarang
terjadi dalam isolasi; melainkan, mereka mengelompok dengan gejala lain dan
dipengaruhi oleh karakteristik psikologis, sosial, dan budaya individu.
II. Definisi
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa abnormal atau
neoplasma yang muncul dari jaringan ephitel dari kolon. (Haryono, 2010).
Kanker kolon merupakan suatu tumor malignant yang mucul pada jaringan
ephiteldari colon atau rektum. Umumnya tumor kolorektal adalah
adenokarsinoma yang berkembang dari polip abdomen (Schwartz, 2011). Jadi,
kanker kolon biasanya terjadi karena perkembangan polip abdomen yang
abnormal yang muncul pada jaringan ephitel dari kolon atau rektum.
III. Etiologi
Adapun beberapa faktor yang memengaruhi kejadian kanker kolon
(Muttaqin, 2013) yaitu :
1. Usia
Resiko terkena kanker kolon meningkat dengan bertambahnya usia.
Kebanyakan kasus terjadi pada orang yang berusia 60-70 tahun.
2. Polip
Adanya polip pada kolon, khususnya polip jenis adenomatosa. Jika polip ini
langsung dihilangkan pada saat ditemukan, tindakan penghilang tersebut
akan bisa mengurangi resiko terjadinya kanker kolon di kemudian hari.
3. Riwayat Kanker
Seseorang yang pernah terdiagnosa mengidap kanker kolon (bahkan pernah
dirawat untuk kanker kolon) beresiko tinggi terkena kanker kolon lagi
dikemudian hari. Wanita yang pernah mengidap kanker ovarium (indung
telur), kanker uterus, dan kanker payudara juga memiliki resiko yang lebih
besar untuk terkena kanker kolon.
4. Faktor keturunan/genetika
Sejarah adanya kanker kolon dalam keluarga, khususnya pada keluarga
dekat. Orang yang keluarganya punya riwayat penyakit FAP (Familial
Adenomatous Polyposis) atau polip adenomatosa familial memiliki resiko
100% untuk terkena kanker kolon sebelum usia 40 tahun bila FPA-nya tidak
diobati.
5. Penyakit kolitis (radang kolon) ulseratif yang tidak terobati.
6. Kebiasaan merokok.
Perokok memiliki risiko jauh lebih besar untuk terkena kanker kolon
dibandingkan dengan yang bukan perokok.
7. Kebiasaan makan
Pernah diteliti nahwa kebiasaan makan banyak daging merah (dan sebaliknya
sedikit makan buah, sayur serta ikan) turut meningkatkan risiko terjadinya
kanker kolon. Sebab daging merah (sapi dan kambing) banyak mengandung
zat besi. Jika sering mengkonsumsi daging merah berarti akan kelebihan zat
besi.
8. Terlalu banyakl mengomnsumsi makanan yang mengandung pewarna,
apalagi pewarnanya adalah pewarna non-makanan.
9. Terlalu banyak mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung bahan
pengawet.
10. Kurangnya aktivitas fisik, orang yang beraktifitas lebih banyak memliki
risiko lebih rendah untuk terkena kanker kolon.
11. Berat badan berlebih (Obesitas).
12. Infeksi virus tertentu HPV(Human Papiloma Virus) turut andil dalam
terjadinya kanker kolon.
13. Kontak dengan zat-zat kimia tertentu. Misalnya logam berat, toksin dan
ototoksin serta gelombang elektromaknetik.
14. Kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, khususnya bir. Usus
mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang meningkatkan resiko
terkena kanker kolon.
15. Bekerja sambil duduk sehartian. Misalnya para eksekutif, pegawai
administrasi, atau pengemudi kendaraan umum.
Tanda dan gejala dari kanker kolon sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Keluhan utama pasien dengan kanker kolorektal berkaitan dengan besar dan
lokasi dari tumornya. Tumor yang berada pada kolon kanan, dimana isi kolon
berupa cairan, cenderung tetap tersamar hingga lanjut sekali. Sedikit
kecenderungan menyebabkan obstruksi karena lumen usus lebih besar dan feses
masih encer. Gejala klinis sering berupa rasa penuh, nyeri abdomen, perdarahan
dan simptomatik anemia (menyebabkan kelemahan, pusing dan penurunan berat
badan) (Kumar, 2009).
1. Stadium dini
a. Tanda iritasi usus dan perubahan kebiasaan defekasi : sering buang air
besar, diare atau obstipasi, kadang kala obstipasi dan diare silih
berganti, tenesmus, anus turun tegang, sering terdapat nyeri samar
abdomen. Pada lansia bereaksi tumpul dan lamban, tidak peka nyeri,
kadang kala setelah perforasi tumor, peritonitis baru merasakan nyeri
dan berobat.
b. Hematokezia : tumor luka ulserasi berdarah, kadang kala merah segar
atau merah gelap, biasanya tidak banyak, intermitan.
c. Ileus : ileus merupakan tanda lanjut kanker kolon. Ileus kolon sisi kiri
sering ditemukan kanker kolon tipe ulseratif atau hiperplastik
menginvasi kesekitar dinding usus membuat lumen usus menyempit
hingga ileus, sering ileus berupa ileus mekanik nontotal kronis, mula-
mula timbul perut kembung, rasa tak enak perut intermiten, borbogini,
obstipasi atau feses menjadi kecil (seperti pensil atau tahi kambing)
bahkan tak dapat buang angin atau feses.
d. Massa abdominal : ketika tumor tumbuh hingga batas tertentu didaerah
abdomen dapat dirabah adanya massa, sering ditemukan pada kolon
belahan kanan. Pasien lansia umumnya mengurus, dinding abdomen
relatif longgar, massa mudah diraba.
e. Anemia, pengurusan, demam, astenia dan gejala toksik iskemik lain.
2. Stadium lanjut
Invasi luas tumor dalam kavum pelvis menimbulkan nyeri daerah
lumbosakra, iskialgia dan neuralgia obturatoria, ke anterior menginvasi
mukosa vagina dan vesika urinaria menimbulkan pendarahan
pervaginam atau hematuria, bila parah dapat timbul fistel rektovaginal,
fistel rektovesikel; obstruksi ureter bilateral menimbulkan anuria,
uremia; tekan pada retra menimbulkan retensi urin; asites, hambatan
saluran limfatik atau tekanan pada vena iliaka menimbulkan peritonitis
akut, abses abdomen; metastasis ke paru menimbulkan batuk, nafas
memburu, hematoptisis; metastasis ke otak menyebabkan koma;
metastasis ke tulang menimbulkan nyeri tulang, pincang dll. Akhirnya
dapat timbul kakeksia, kegagalan sistemik.
V. Patofisiologi
Jenis villous berstuktur tonjolan seperti jari jari tangan tangan dan
tidak bertagkai.
c). Gangguan keseimbang cairan dan elektrolit b.d asupan cairan yang tidak
adekuat sekunder akibat kanker kolon.
Casciato. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kanker Kolon Dengan Pendekatan Peaceful End Of Life
Dan Edukasi Perawatan Kolostomi Berdasarkan Evidence Base Nursing Di RSKD Jakarta.
Retrieved Maret 15, 2019, from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-
Aries%20Asmorohadi.pdf
Clark, D. (2014). ‘Total pain’: the work of Cicely Saunders and the maturing of a concept. Retrieved
Maret 16, 2019, from http://endoflifestudies.academicblogs.co.uk/total-pain-the-work-of-
cicely-saunders-and-the-maturing-of-a-concept/
Haryono. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ca. Colon. Retrieved Januari 21, 2019, from
http://repository.ump.ac.id/1366/3/BHAYU%20BANGKIT%20ARAFAT%20BAB%20II.pdf
Japaries. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ca. Colon. Retrieved Maret 15, 2019, from
http://repository.ump.ac.id/1366/3/BHAYU%20BANGKIT%20ARAFAT%20BAB%20II.pdf
Kumar. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Kolorektal. Retrieved Maret 15, 2019, from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60929/Chapter%20II.pdf?sequenc
e=4&isAllowed=y
Muttaqin. (2013). Asuihan Keperawatan Pada Pasien Ca. Colon. Retrieved Maret 15, 2019, from
http://repository.ump.ac.id/1366/3/BHAYU%20BANGKIT%20ARAFAT%20BAB%20II.pdf
Rustikayanti, N. (2017). Asuhan Keperawatan Paliatif. Retrieved Maret 15, 2019, from
http://dosen.stikesdhb.ac.id/nety/wp-content/uploads/sites/51/2017/09/Asuhan-
Paliatif.pdf
Schwartz. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Kanker Kolon Dengan Pendekatan Peaceful End Of Life
Dan Edukasi Perawatan Kolostomi Berdasarkan Evidence Base Nursing Di RSKD Jakarta.
Retrieved Maret 15, 2019, from http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2015-5/20391123-SP-
Aries%20Asmorohadi.pdf