Anda di halaman 1dari 8

‫‪Transkrip Khutbah Jumat Singkat Ramadhan:‬‬

‫‪Motivasi Akhir Ramadhan‬‬

‫ور أَ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن‬ ‫َـح َمدُهُ َونَ ْست َ ّع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ّف ُرهُ‪َ ،‬ونَعُوذُ ّباهللّ ّم ْن ُ‬
‫ش ُر ّ‬ ‫َّ‬
‫إن الـ َح ْمدَ ّ هلِلّ ن ْ‬
‫ّي لَهُ‪َ ،‬وأ َ ْش َهدُ‬
‫ض ّل ْل فَ ََل هَاد َ‬ ‫ت أَ ْع َما ّلنَا‪َ ،‬م ْن يَ ْه ّد ّه هللاُ فَ ََل ُم ّ‬
‫ض َّل لَهُ‪َ ،‬و َم ْن يُ ْ‬ ‫س ّيهئَا ّ‬
‫َ‬
‫سولُه‬ ‫أَن الَّ إّلَهَ ّإالَّ هللا َو ْحدَهُ َال ش َّري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أَ َّن ُمـ َح َّمدا ً َ‬
‫ع ْبدُهُ َو َر ُ‬
‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‪ ،‬يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ‬
‫َّللاَ َح َّق تُقَاتّ ّه َو َال‬
‫تَ ُموت ُ َّن ّإ َّال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ّل ُمونَ‬
‫وقال تعالى‪ ،‬يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ‬
‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال َ‬
‫سدّيدًا‬
‫سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ًزا‬ ‫ص ّل ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ّف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ّطعّ َّ‬
‫َّللاَ َو َر ُ‬ ‫يُ ْ‬
‫ع ّظي ًما‬
‫َ‬
‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ‬ ‫ي ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫سنَ ْال َه ْدي ّ َه ْد ُ‬ ‫َّللاّ ‪َ ،‬وأَ ْح َ‬
‫اب َّ‬
‫ث ّكتَ ُ‬ ‫صدَقَ ْال َحدّي ّ‬
‫أَ َّما بَ ْعدُ‪ ،‬فإّ َّن أَ َ‬
‫ضَللَةٌ ‪،‬‬
‫ع ٍة َ‬‫عةٌ ‪َ ،‬و ُك َّل ّب ْد َ‬ ‫سلَّ َم ‪َ ،‬وش ََّر األ ُ ُم ّ‬
‫ور ُم ْحدَثَات ُ َها ‪َ ،‬و ُك َّل ُم ْحدَثَ ٍة ّب ْد َ‬ ‫علَ ْي ّه َو َ‬
‫َ‬
‫ضَللَ ٍة فّي النَّ ّ‬
‫ار‬ ‫َو ُك َّل َ‬
‫‪Ummatal Islam,‬‬

‫;‪Bulan Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Kata ‘Aisyah Radhiyallahu Anha‬‬

‫شدَّ اْ ّلمئْزَ َر‪.‬‬ ‫س ْو ُل هللاّ ص اّذَا دَ َخ َل اْلعَ ْش ُر اَ ْح َيا اللَّ ْي َل َو اَ ْيقَ َ‬


‫ظ اَ ْهلَهُ َو َ‬ ‫‪َ :‬كانَ َر ُ‬
‫‪“Adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam apabila memasuki malam-malam‬‬
‫‪sepuluh (akhir Ramadhan) beliau menghidupkan malamnya dan membangunkan‬‬
keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya (bersungguh-sungguh
beribadah)”. [HR. Bukhari dan Muslim]

Maka tentunya ikhwatal Islam, dengan semakin mendekati akhir Ramadhan semakin
kita bersungguh-sungguh untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semakin
kita mengencangkan ikat pinggang kita untuk mencari Lailatul Qadar, mencari
ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kewajiban kita adalah mengikuti Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para Sahabatnya. Mengikuti beliau di dalam
menghadapi akhir akhir bulan Ramadhan ini.

Karena kita melihat banyak kaum Muslimin yang sibuk untuk berbagai macam hal hal
persiapan menuju hari raya untuk membeli pakaian pakaian baru atau mempersiapkan
kue-kue atau mempersiapkan masakan-masakan. Bukannya tidak boleh akan tetapi
yang tidak benar adalah kalau sampai menjadikan kita lalai dari mempersiapkan diri
menuju akhir ramadhan dengan banyak beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Karena kita tidak tahu apakah Ramadhan kali ini kita mendapatkan ampunan dari Allah
atau tidak. Sebagaimana dalam hadits yang sering kita mendengarnya, pernah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di datangi Malaikat Jibril dan berkata kepada
Rasulullah, Yaa Muhammad katakanlah Aamiin…
Maka Jibril berkata, “Celaka seorang hamba yang masuk padanya bulan Ramadhan
kemudian ia keluar dari bulan Ramadhan:

ُ‫فَلَ ْم يُ ْغفَ ْر لَه‬


“Dalam keadaan dosanya tidak diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala”

َ‫ ّآمين‬: ُ‫فَقُ ْلت‬


“Maka ku katakan Aamiin.”

Kita tidak ingin di bulan Ramadhan ketika kita keluar darinya ternyata kita tidak
mendapatkan ampunan dari Allah, kita tidak ingin mendapatkan do’a kecelakaan doa
kehinaan yang didoakan oleh malaikat jibril yang diaminkan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Maka usaha kita adalah bersungguh-sungguh dan terus bersungguh-sungguh meminta


kepada Allah kekuatan agar dikuatkan beribadah di malam – malam terakhir dari Bulan
ramadhan ini untuk mencari Lailatul Qadar.
Allah berfirman
ّ ‫ر ّ هم ۡن أَ ۡل‬ٞ ‫لَ ۡيلَةُ ۡٱلقَ ۡد ّر خ َۡي‬
‫ف شَهۡ ر‬
Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.-Surat Al-Qadar, Ayat 3.

Artinya kata para ulama bahwa beribadah di malam itu lebih baik daripada beribadah
selama 1.000 bulan lamanya. Apabila kita berhasil mendapatkan Lailatul Qadar dan
kita beribadah di malam itu, seakan-akan kita beribadah 1000 bulan. Namun yang
celaka adalah orang yang berbuat maksiat di malam itu, apabila ibadah dilipatgandakan
nilainya sama dengan 1.000 bulan, dia pun sama nilainya sama dengan maksiat 1.000
bulan.

Nauzubillah,, kita berlindung kepada Allah dari hal yang demikian itu.

Di dalam mencari Lailatul Qadar, banyak ibadah yang bisa dilakukan. Di antaranya
yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak shalat di waktu malam sebagaimana itu
yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Abu Dzar berkisah dalam riwayat Ibnu khuzaimah bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
wa Sallam bangun bersama para Sahabatnya shalat di malam 23 sampai sepertiga
malam pertama. Di malam ke 24 tidak keluar, di malam ke 25 beliau kembali shalat
bersama para Sahabat sampai pertengahan malam, setelah selesai shalat Abu Dzar
berkata, “Wahai Rasulullah, masih tersisa panjang waktu malam bagaimana kalau kita
lanjut untuk menambahkan shalat kita..?” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda;

‫مَنْ قَاﻡَ مَعَ اْﻹّمَاﻡّ حَتهَى يَنْصَرّﻑَ كُتّﺐَ لَهُ قّيَاﻡُ لَيْلَة‬
“Barang siapa salat malam bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya
(pahala) shalat satu malam (penuh).”
HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Nasa’i, dan lain-lain, Disahihkan oleh Al-
Albani dalam Sahih Tirmidzi

Berlanjut di malam ke 26 Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak keluar dari


masjid, di malam ke 27 Rasulullah membangunkan keluarganya kemudian beliau shalat
(tahajud atau tarwih) berjamaah bersama para Sahabatnya dari awal malam sampai
akhir malam, sampai-sampai kata Abu Dzar, “sampai-sampai kami khawatir tidak
mendapatkan sahur saking panjangnya sholat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

Ternyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencari Lailatul Qadar dengan cara
menghabiskan malam untuk shalat. Tentunya kekuatan kita tidak sama dengan
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para Sahabatnya. Di zaman ini siapa yang
mampu di antara kita yang shalat dari awal malam sampai akhir malam? Di antara kita
tidak ada yang mampu yang hidup di zaman ini.

Tetapi kita bisa lakukan ibadah yang lain selain shalat. Kita bisa banyak membaca Al-
Quran, banyak mentadaburi Al-Qur’an, kita juga bisa beribadah dengan ibadah ibadah
yang lainnya. Ibadah-ibadah yang baik berupa dzikir kepada Allah.

Ikhwatal Islam azzakumullah wa iyyakum.

Lailatul Qadar mempunyai tanda-tanda yang Rasullullah kabarkan kepada kita.


Diantaranya Rasulullah mengatakan cahaya matahari di waktu pagi terlihat warnanya
merah dan tidak panas. Namun ada sebuah kesalahan yang banyak dilakukan oleh kita,
yaitu kita berusaha melihat matahari di setiap pagi untuk memastikan apakah saya
dapat Lailatul Qadar atau tidak.

Ini perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para Sahabat dan juga para Salafus
Shalih. Kenapa? Karena hal seperti itu bisa menyebabkan kita lemah dalam beribadah.
Ketika misalnya kita melihat bahwasanya matahari terlihat redup lalu kita pun merasa
kita sudah mendapatkan Lailatul Qadar. Maka di malam berikutnya pasti kita lemah
dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka dari itulah tidak dilakukan oleh Salafush Shalih terdahulu. Mereka tidak
melakukan perbuatan itu supaya apa? Yaitu supaya mereka terus bisa berlanjut
beribadah setiap malam di malam terakhir Ramadhan.

Ikhwatal islam azzakumullah wa iyyakum,

Maka inilah kesempatan kita untuk mendapatkan keutamaan dan istimewanya malam
Lailatul Qadar. Karena kita tidak tahu apakah Ramadhan akan datang kita masih hidup
atau tidak. Anggap saja ini Ramadhan terakhir kita. Kita berdo’a semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kepada kita kekuatan untuk terus beribadah
dan menggunakan malam-malam tersisa ini untuk beribadah. Semoga kemudian kita
pun mendapatkan Lailatul Qadar yang disebutkan oleh Allah sebagai malam yang turun
padanya para malaikat.
Allah berfirman;

َٰٓ
ُّ ‫تَن ََّز ُل ۡٱل َملَئّ َكةُ َو‬
‫ٱلرو ُح فّي َها ّبإّ ۡذ ّن َر ّبه ّهم ّ همن ُك ّهل أَمۡ ر‬
“Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk
mengatur semua urusan.” Surat Al-Qadar, Ayat 4

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda;


َ ‫عدَ ّد ْال َح‬
‫صى‬ ّ ‫ْال َمَل ّئ َكةُ لَ ْيلَةَ ْالقَ ْد ّر ّفي األ َ ْر‬
َ ‫ض أَ ْكثَ ُر ّم ْن‬
“Para Malaikat pada saat Lailatul Qadar di bumi jumlahnya lebih banyak dari pada
jumlah kerikil/pasir.” (HR. Ibnu Khuzaimah dihasankan Ibnu Hajar dan Al-Albani ).

Jumlah malaikat yang turun di malam itu lebih banyak daripada jumlah kerikil kerikil
yang ada di muka bumi, sangat banyak sekali.
Para malaikat itu turun membawa apa yang di perintahkan oleh Allah, yaitu membawa
rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

‫أقول قولي هذا واستغفر هللا لي ولكم‬


Transkrip Khutbah Jumat kedua Khutbah Jumat Singkat
Ramadhan: Motivasi Akhir Ramadhan

‫ نبينا محمد و آله وصحبه ومن‬،‫الحمد هلل والصَلة والسَلﻡ على رسول هللا‬
‫أن مح همدا ً عبده‬
َّ ‫ وأشهد‬،‫ وأشهد أن ال إله إال هللا وحده ال شريك له‬،‫وااله‬
ُ‫ورسوله‬
Ummatal Islam,

Kesungguhan kita dalam beribadah tiada lain adalah merupakan nikmat dari Allah.
Karena ibadah memang berat ikhwatal Islam. Kalaulah bukan karena Allah yang
membantu kita, maka kita tidak akan mampu beribadah.

Oleh karena itu Allah berfirman;

ُ ‫َّاك ن َۡست َ ّع‬


‫ين‬ َ ‫َّاك نَعۡ بُدُ َو ّإي‬
َ ‫ّإي‬
“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kami
memohon pertolongan.” -Surat Al-Fatihah, Ayat 5.
Syaikh Sholeh Al Utsaimin Rahimahullah berkata; Karena ibadah itu berat maka kita
minta pertolongan kepada Allah supaya Allah membantu kita untuk bersungguh-
sungguh dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kalau kita melihat sejarah Shalafus Shalih, mereka melewati malam-malam di malam
terakhir itu dengan shalat dan ibadah dan mereka menghidupkan malam-malam
mereka seluruhnya ibadah, (shalat, dzikir, berdoa). Dan adapun di waktu siang mereka
banyak beristirahat sebagaimana disebutkan dalam atsar ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.

Maka dari itu ketika kita siang banyak beristirahat walaupun kemudian kita banyak
menggunakan juga dengan dzikir. Di waktu malam kita menjadi kuat kembali untuk
beribadah, kalau ternyata istirahat kita di waktu siang tujuannya mempersiapkan
ibadah di waktu malam, maka itu adalah ibadah juga.

Maka dari itu ya akhi, memang ada hadist yang mengatakan bahwasanya puasa atau
tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah namun hadits ini lemah, akan tetapi ketika niat
kita adalah untuk sesuatu yang mulia maka perkara yang sifatnya mubah menjadi mulia
disisi Allah Subhanahu wa ta’ala.

Ikhwatal Islam azzakumullah wa iyyakum.

Dan jangan lupa untuk zakat fitri di akhir dari pada bulan ramadhan. Dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata:

‫صائّ ّم ّمنَ اللَّ ْغ ّو‬


َّ ‫ط ْه َرة ً ّلل‬ ْ ‫ زَ َكاةَ ْال ّف‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ّ‫َّللا‬
ُ ‫ط ّر‬ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ض َر‬َ ‫فَ َر‬
‫ى زَ َكاة ٌ َم ْقبُولَةٌ َو َم ْن أَدَّاهَا‬ َّ ‫ين َم ْن أَدَّاهَا قَ ْب َل ال‬
َ ‫صَلَةّ فَ ّه‬ َ ‫ط ْع َمةً ّل ْل َم‬
ّ ‫سا ّك‬ ُ ‫ث َو‬ّ َ‫الرف‬
َّ ‫َو‬
َّ ‫صدَقَةٌ ّمنَ ال‬
.ّ‫صدَقَات‬ َ ‫صَلَةّ فَ ّه‬
َ ‫ى‬ َّ ‫بَ ْعدَ ال‬
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah untuk menyucikan
orang yang berpuasa dari bersenda gurau dan berkata-kata keji, dan juga untuk
memberi makan orang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat
idul fitri maka zakatnya diterima dan barangsiapa yang menunaikannya setelah
shalat maka itu hanya dianggap sebagai sedekah di antara berbagai sedekah.” (HR.
Abu Daud 1609; Ibnu Majah 1827. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad
hadits ini hasan)

Maka dengan zakat fitrah bisa mensucikan puasa kita, dari apa? Dari perbuatan yang
sia-sia dan ucapan-ucapan yang tak berguna. Terkadang ketika kita berpuasa kita
mengucapkan kata-kata yang tidak ada manfaatnya kita melakukan perbuatan yang sia-
‫‪sia maka dengan zakat fitrah itu, itu bisa menggugurkan dan mensucikan puasa kita‬‬
‫‪dari perbuatan-perbuatan itu semua.‬‬

‫‪Ikhwatal Islam azzakumullah wa iyyakum.‬‬

‫‪Kita mohon kepada Allah agar Allah memberikan kepada kita kekuatan terus beribadah‬‬
‫‪sampai sampai akhir bulan Ramadhan, kita meminta kepada Allah agar Allah‬‬
‫‪Subhanahu wa Ta’ala memberikan ampunan di bulan Ramadhan ini.‬‬

‫َّ َّ َٰٓ‬
‫س ّله ُمواْ‬
‫علَ ۡي ّه َو َ‬ ‫ي ّ ََٰٓيأَيُّ َها ٱلَّذّينَ َءا َمنُواْ َ‬
‫صلُّواْ َ‬ ‫صلُّونَ َ‬
‫علَى ٱلنَّ ّب ِّۚ ه‬ ‫ٱلِلَ َو َملَ ّئ َكت َ ۥهُ يُ َ‬ ‫ّإن‬
‫تَ ۡس ّلي ًما‬

‫علَى آ ّل‬
‫علَى ّإب َْرا ّهي َْم َو َ‬ ‫صلَّي َ‬
‫ْت َ‬ ‫علَى آ ّل ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬
‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ّهل َ‬
‫علَى‬ ‫ار ْك َ‬
‫ت َ‬ ‫علَى آ ّل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬
‫علَى ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫ّإب َْرا ّهي َْم‪ ،‬إّنَّ َك َح ّم ْيدٌ َم ّج ْيدٌ‪َ .‬وبَ ّ‬
‫ار ْك َ‬
‫علَى آ ّل ّإب َْرا ّهي َْم‪ّ ،‬إنَّ َك َح ّم ْيدٌ َم ّج ْيدٌ‬
‫ّإب َْرا ّهي َْم َو َ‬

‫ت األ َ ْحيَ ّ‬
‫اء ّم ْن ُه ْم‬ ‫ت َوالمؤْ ّمنّيْنَ َوالمؤْ ّمنَا ّ‬ ‫الل ُه َّم ا ْغ ّف ْر ّل ْل ُم ْس ّل ّميْنَ َوالم ْس ّل َما ّ‬
‫َواأل َ ْم َوا ّ‬
‫ت‬
‫اجعَلنَا ّمن الت َّ َّوا ّبين‬
‫الل ُه َّم ْ‬
‫اجعَلنَا ّمن المت َّ ّقين‬
‫الل ُه َّم ْ‬
‫الر ّحيم‬
‫واب َّ‬ ‫ت الت َّ ُ‬ ‫علَ ْينَا اّنَّ َك اَ ْن َ‬
‫الل ُه َّم َوتُﺐْ َ‬
‫ش ْك ّر َك َو ُح ْس ّن ّع َبادَ ّت َك‬
‫ع َلى ّذ ْك ّر َك َو ُ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ّع ّنهي َ‬

‫عباد هللا‪:‬‬
‫ع ّن ْالفَ ْحش ّ‬
‫َاء‬ ‫اء ذّي ْالقُ ْر َبى َو َي ْن َهى َ‬
‫ان َو ّإيتَ ّ‬
‫س ّ‬ ‫ّإ َّن اللَّـهَ َيأ ْ ُم ُر ّب ْال َع ْد ّل َو ْ ّ‬
‫اﻹ ْح َ‬
‫َو ْال ُمن َك ّر َو ْال َب ْغي ّ ِّۚ يَ ّع ُ‬
‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرونَ ﴿‪﴾٩٠‬‬
‫فَا ْذ ُك ُروا هللا ال َع ّظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُكم‪َ ،‬وا ْش ُك ُروهُ َ‬
‫علَى ّنعَ ّم ّه َي ّز ْد ُكم‪ ،‬ولذ ُ‬
‫ّكر هللا أكبَر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai