Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani dewasa ini semakin tinggi

seiring meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi, untuk itu pengelolaan usaha

peternnakan khususnya bidang unggas terutama ayam broiler harus semakin

memacu peningkatan produksinya. Biaya operasioal paling tinggi dalam usaha

ayam broiler adalah pada pakan yaitu 60–70 % dari total biaya operasional

budidaya (Muhammad Juraid, 2008). Kenyataan di lapangan konsumsi pakan

yang cukup tidak di imbangi dengan bobot badan yang optimal, dengan

penggunaan pakan yang efisien di harapkan mendapat hasil yang maksimal yaitu

dengan bobot badan yang optimal.

Upaya mencapai bobot badan yang optimal yaitu dengan meningkatkan

absorpsi nutrisi oleh tubuh, upaya tersebut di antaranya dengan memberikan

bahan tambahan (feed aditif) dalam ransum dan atau air minum. Pemberian bahan

tambahan probiotik bertujuan untuk mencegah penyakit dan memacu

pertumbuhan. Berbagai macam bahan tambahan yang ada di pasaran salah satunya

adalah EM-4 (Effective Microorganisms - 4). EM - 4 adalah Probiotik berupa

campuran mikroorganisme yang di simpan dalam bentuk substrat cair

mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp, sedangkan sisanya adalah

Pseudomonas, Azotobacter, Clostridia, Enterobacter, Agrobacterium, Erwinia

dan lain-lain. EM-4 merupakan sekelompok organisme non patogen dalam media

kultur cair yang bila di berikan kepada ternak dapat meningkatkan daya tahan

1
2

tubuh sehingga mortalitas rendah, rata – rata pertambahan bobot badan

meningkat, konsumsi ransum dan efisiensi pemanfaatan ransum meningkat.

Masalah lain yang ada di peternak selain bobot badan ternak tidak sesuai

standar yaitu bau yang di akibatkan oleh kotoran pada pemeliharaan ayam broiler,

mengakibatkan ketidak nyamanan untuk lingkungan di sekitar kandang.

Akibatnya perkandangan ayam broiler tidak bisa di dirikan di tempat yang

berdekatan dengan pemukiman penduduk. Penggunaan EM-4 merupakan upaya

untuk dapat mengurangi bau kandang yang di akibatkan oleh kotoran ternak.

Mekanisme EM-4 di saluran pencernaan dalam upaya meningkatkan daya tahan

tubuh dan berkurangnya bau ternak, terjadi saat mikroorganisme non patogen

yang terkandung di dalam EM-4 mendesak keluar mikroorganisme patogen dan

menggantikanya, sehingga memperkaya keragaman mikroflora usus dalam

memanfaatkan zat- zat makanan dan menekan zat amonia sebagai hasil akhir

proses pencernaan dalam tubuh ternak sehingga dapat menekan bau dari feses

tersebut.

Penggunaan EM–4 dapat diberikan dengan cara di campurkan ke dalam

pakan atau pada air minum, pemberian EM–4 dalam pakan mengakibatkan

campuran yang tidak homogen karena dosis yang di gunakan sangatlah sedikit,

pencampuran yang tidak homogen mengakibatkan tidak ratanya konsumsi nutrisi

pada ternak, untuk itu pemberian probiotik EM–4 ini di berikan kepada ternak

dengan cara di campurkan ke dalam air minum, sehingga menghasilkan campuran

yang homogen, maka dapat dipastikan ternak memperoleh nutrisi yang sama rata.

Kondisi di lapangan terdapat beberapa masalah dalam penggunaan probiotik


3

sebagian menggunakan standar pada label yang di anjurkan tetapi bobot yang di

harapkan kurang sesuai, kemudian dosis diberikan lebih tinggi dengan harapan

hasil yang lebih baik, tapi kenyatanya tidak signifikan antara dosisi probiotik

dengan hasil produksi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik dan merasa perlu melakukan

penelitian terhadap pengaruh pemberian EM-4 (Effective Microorganisms-4)

dalam air minum terhadap performan ayam broiler.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Sejauh mana pengaruh pemberian EM-4 (Effective Microorganisms -4)

dalam air minum terhadap performa ayam broiler.

2. Pada dosis berapakah pemberian EM-4 (Effective Microorganisms -4)

yang di campur dalam air minum yang paling berpengaruh terhadap

performa ayam broiler.

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh pemberian EM-4 (Effective Microorganisms - 4)

dalam air minum terhadap performa ayam broiler

2. Mengetahui dosis pemberian EM-4 (Effective Microorganisms -4)

yang paling tepat berpengaruh terhadap perfoma ayam brioler.


4

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi terbaru tentang

penggunaan EM–4 (Effective Microorganisms -4) dalam air minum terhadap

performa ayam broiler agar mendapatkan hasil yang optimal, selain itu agar

menjadi bahan petimbangan bagi peternak dalam menetunkan dosis yang terbaik

dalam penggunaanya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Usaha meningkatkan efisiensi pakan adalah salah satu cara agar

pertumbuhan ayam broiler dapat berjalan dengan baik dengan hasil yang

maksimal yaitu bobot badan optimal. Probiotik merupakan mikro-organisme non

patogen yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ternak tanpa

mengakibatkan terjadinya proses penyerapan komponen nutrisi dalam tubuh

ternak, sehingga tidak terdapat residu dan tidak terjadi mutasi pada ternak.

Probiotik tergolong dalam makanan fungsional, di mana zat aditif ini mengandung

komponen-komponen yang dapat meningkatkan kesehatan ternak dengan cara

memanipulasi komposisi bakteri yang ada dalam saluran pencernaanya. Probiotik

dapat mengurangi produksi racun dan menurunkan produksi amonium dalam

saluran pencernaan. Fungsi zat aditif ini tidak jauh berbeda dengan antibiotik

yaitu mengatur komposisi mikroflora dalam saluran pencernaan.

Pemberian EM–4 meningkatkan laju pertumbuhan ternak ayam broiler.

Mekanisme kerjanya adalah mikroorganisme non patogen mendesak

mikroorganisme patogen keluar dari ekosistem saluran pencernaan dan


5

menggntikan posisi mikroorganisme patogen saluran pencernaan, sedangkan

dalam EM – 4 tersebut banyak terdapat mikroorganisme pemecah selulosa dan

hemi selulosa yang dapat meningkatkan kemampuan saluran pencernaan dalam

memanfaatkan ransum berserat kasar tinggi karena telah di ubah menajdi glukosa

(Soeharsono, 1996). Akibatnya nafsu makan ternak meningkat, menyebabkan zat–

zat makanan yang masuk lebih banyak, dan bila proses absorsinya dalam usus

meningkat, maka pemanfaatan zat–zat makanan untuk produksi lebih optimal

serta memperbaiki konversi ransum, sehingga penggunaan ransum semakin baik.

Penggunaan EM–4 harus menggunakan dosis yang sesuai karena apabila

terlalu banyak pemberianya cenderung menurunkan rata – rata pertambahan bobot

badan. Penurunan terjadi karena asam laktat yang terbentuk terlalu banyak dan

tidak bisa di manfaatkan oleh hati untuk di ubah menjadi glikogen. Peningkatan

asam laktat mengakibatkan pH di saluran pencernaan menjadi rendah (Aurora,

1989). Kebanyakan enzim paling aktif pada pH 6-7 (Tilman dkk, 1991).

Penurunan tersebut terjadi di usus halus yang mengakibatkan pemanfaatan zat –

zat makanan hasil pencernaan terganggu sehingga petumbuhan ayam terganggu.

Pada prakteknya pemberian EM–4 pada ternak khususnya unggas di berikan

melalui air minum dengan dosis 1:1000 atau 1 ml per 1 liter air minum

(Departemen Pertanian, 1996), ternyata memberikan pengaruh nyata terhadap

performa dan berkurangnya bau kotoran ternak.

Penelitian lain menujukkan penggunaan dosis probiotik dalam air minum

1,50 ml/ liter air dapat meningkatkan konsumsi air minum , tetapi tidak dapat
6

meningkatkan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan

ayam broiler (Ervan A., dkk., 2010).

Pemberian EM – 4 dalam air minum untuk percobaan ini menggunakan

dosis kurang dari yang dianjurkan dan dari penelitain lain, di harapkan dengan

dosis yang lebih sedikit selain efisien dalam penggunaanya, juga dapat memacu

ternak terhadap konsumsi ransum dengan di dukung pertumbuhan bobot badan

yang cepat, sehingga ternak dapat mencapai bobot badan yang optimal dengan

tepat pada waktu yang di harapkan.

1.6. Hipotesis

1. Pemberian EM-4 (Effective Microorganisms - 4) dalam air minum

berpengaruh terhadap performa ayam broiler.

2. Dosis pemberian EM-4 ( Effective Microorganisms - 4 ) 0,5 ml/liter air

minum menghasilkan performa ayam broiler yang paling baik.

Anda mungkin juga menyukai