Pendahuluan
Pendahuluan
PENDAHULUAN
seiring meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi, untuk itu pengelolaan usaha
ayam broiler adalah pada pakan yaitu 60–70 % dari total biaya operasional
yang cukup tidak di imbangi dengan bobot badan yang optimal, dengan
penggunaan pakan yang efisien di harapkan mendapat hasil yang maksimal yaitu
bahan tambahan (feed aditif) dalam ransum dan atau air minum. Pemberian bahan
pertumbuhan. Berbagai macam bahan tambahan yang ada di pasaran salah satunya
dan lain-lain. EM-4 merupakan sekelompok organisme non patogen dalam media
kultur cair yang bila di berikan kepada ternak dapat meningkatkan daya tahan
1
2
Masalah lain yang ada di peternak selain bobot badan ternak tidak sesuai
standar yaitu bau yang di akibatkan oleh kotoran pada pemeliharaan ayam broiler,
untuk dapat mengurangi bau kandang yang di akibatkan oleh kotoran ternak.
tubuh dan berkurangnya bau ternak, terjadi saat mikroorganisme non patogen
memanfaatkan zat- zat makanan dan menekan zat amonia sebagai hasil akhir
proses pencernaan dalam tubuh ternak sehingga dapat menekan bau dari feses
tersebut.
pakan atau pada air minum, pemberian EM–4 dalam pakan mengakibatkan
campuran yang tidak homogen karena dosis yang di gunakan sangatlah sedikit,
pada ternak, untuk itu pemberian probiotik EM–4 ini di berikan kepada ternak
yang homogen, maka dapat dipastikan ternak memperoleh nutrisi yang sama rata.
sebagian menggunakan standar pada label yang di anjurkan tetapi bobot yang di
harapkan kurang sesuai, kemudian dosis diberikan lebih tinggi dengan harapan
hasil yang lebih baik, tapi kenyatanya tidak signifikan antara dosisi probiotik
performa ayam broiler agar mendapatkan hasil yang optimal, selain itu agar
menjadi bahan petimbangan bagi peternak dalam menetunkan dosis yang terbaik
dalam penggunaanya.
pertumbuhan ayam broiler dapat berjalan dengan baik dengan hasil yang
patogen yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ternak tanpa
ternak, sehingga tidak terdapat residu dan tidak terjadi mutasi pada ternak.
Probiotik tergolong dalam makanan fungsional, di mana zat aditif ini mengandung
saluran pencernaan. Fungsi zat aditif ini tidak jauh berbeda dengan antibiotik
memanfaatkan ransum berserat kasar tinggi karena telah di ubah menajdi glukosa
zat makanan yang masuk lebih banyak, dan bila proses absorsinya dalam usus
badan. Penurunan terjadi karena asam laktat yang terbentuk terlalu banyak dan
tidak bisa di manfaatkan oleh hati untuk di ubah menjadi glikogen. Peningkatan
1989). Kebanyakan enzim paling aktif pada pH 6-7 (Tilman dkk, 1991).
melalui air minum dengan dosis 1:1000 atau 1 ml per 1 liter air minum
1,50 ml/ liter air dapat meningkatkan konsumsi air minum , tetapi tidak dapat
6
dosis kurang dari yang dianjurkan dan dari penelitain lain, di harapkan dengan
dosis yang lebih sedikit selain efisien dalam penggunaanya, juga dapat memacu
yang cepat, sehingga ternak dapat mencapai bobot badan yang optimal dengan
1.6. Hipotesis