Anda di halaman 1dari 16

Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

PENGARUH DISIPLIN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA


PEGAWAI PADA CV PATAKARAN PALEMBANG

Oleh :
Erdiansyah, SE., M.M
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI

Abstrak

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh disiplin terhadap kinerja karyawan
pada cv patakaran Palembang, mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja
karyawan pada cv patakaran Palembang, mengetahui pengaruh disiplin dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan pada cv patakaran Palembang.
Ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara disiplin (X1) dan motivasi kerja
(X2) terhadap kinerja karyawan (Y). dari analisis regresi linier berganda, diperoleh nilai
persamaan Y = 17,123 + 0,018X1 + 0,591X2 menjelaskan (a = 17,123) kinerja karyawan, jika
tanpa adanya disiplin dan motivasi kerja (X1 dan X2 = 0), maka kinerja (Y) hanya 17,123. (b1
= 0,018, b2 = 0,591). Koefisien regresi berganda sebesar b1 = 0,018, b2 0,591
mengindikasikan besaran pertambahan tingkat kinerja karyawan (Y) untuk setiap
pertambahan disiplin (X1) dan motivasi kerja (X2).
Dari analisis koefisien korelasi berganda menjelaskan nilai korelasi (R) sebesar 0,641a.
Nilai ini menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel disiplin (X1) dan motivasi kerja
(X2) terhadap kinerja karyawan (Y). Maksud kuat disini adalah terjadi hubungan yang searah
antara variabel disiplin (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y) yang
artinya bila nilai disiplin (X1) dan motivasi kerja (X2) naik, maka tingkat kinerja karyawan
(Y) akan naik.
Dari analisis koefisien determinasi menjelaskan nilai kontribusi (R Square) sebesar
0,410 yang artinya disiplin (X1) dan motivasi kerja (X2) memberikan sumbangan atau
kontribusi yaitu sebesar 41% terhadap kinerja karyawan (Y) pada CV PATAKARAN
Palembang. Sedangkan sisanya 59% disumbangkan atau dikontribusikan oleh variabel lain
yang tidak diteliti.
Dari hasil perhitungan uji F menjelaskan nilai Fhitung sebesar 9,743 dengan nilai Ftabel
sebesar 1,88, maka nilai Fhitung = 9,743 ˃ Ftabel 1,88. Nilai signifikansi sebesar 0,001b dan
nilai α sebesar 0,05, maka nilai signifikansi = 0,001b < α = 0,05. H03 di tolak dan Ha3
diterima yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara disiplin (X1) dan motivasi kerja
(X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada CV PATAKARAN Palembang dan Ha ditolak.

Kata Kunci : Disiplin, Motivasi Kerja, Kinerja Karyawan

Latar Belakang mampu mengembangkan diri secara


Dewasa ini persaingan antar instansi proaktif. SDM harus menjadi manusia-
pemerintah diera globalisasi semakin manusia pembelajar, yaitu pribadi-pribadi
tajam, sehingga sumber daya manusia yang mau belajar dan bekerja keras dengan
(SDM) dituntut untuk terus-menerus

JOURNAL Ecoment Global 93


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

penuh semangat, sehingga potensi disiplin dan motivasi kerja terhadap


insaninya berkembang maksimal. kinerja karyawan.
Tentunya untuk menjawab tantangan Sebagai bahan masukkan serta
tersebut harus disiapkan tenaga kerja yang sumbangan pemikiran kepada peneliti
andal dalam berbagai bidang masing- berikutnya tentang ilmu manajemen
masing. Untuk itu perusahaan harus khususnya tentang disiplin dan motivasi
memiliki sumber daya manusia yang terhadap kinerja karyawan.
tangguh. Sehingga sumber daya manusia
yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu Tinjauan Teori
instansi tidak dapat dilihat sebagai bagian 1. Disiplin
yang berdiri sendiri, tetapi harus dilihat Menurut Singodimedjo dalam
sebagai satu kesatuan yang tangguh Sutrisno (2014:86) mengatakan disiplin
membentuk suatu sinergi. adalah sikap kesediaan dan kerelaan
Menurut hasil pengamatan seseorang untuk mematuhi dan mentaati
sementara yang telah dilakukan masih norma-norma peraturan yang berlaku
banyak karyawan yang datang dan pulang disekitarnya. Menurut Terry dalam
tidak tepat waktu, keluar disaat jam kerja Sutrisno (2014:87) mengatakan disiplin
sehingga karyawan menjadi tidak disiplin. merupakan alat penggerak karyawan. Agar
Selain dari disiplin yang harus dimiliki tiap pekerjaan dapat berjalan dengan
oleh setiap karyawam disuatu perusahaan, lancar, maka harus diusahakan agar ada
ada faktor lain yang menentukan yang displin yang baik.
berasal dari dalam diri setiap karyawan Menurut Hasibuan (2011:193)
untuk dapat mencapai tujuan perusahaan kedisiplinan adalah kesadaran dan
tersebut yaitu motivasi kerja. kesediaan seseorang mentaati semua
Agar tidak menyimpang dari peraturan perusahaan dan norma-norma
permasalahan yang ada, maka penulis sosial yang berlaku. Dari beberapa teori
membatasi penelitian ini pada “pengaruh diatas dapat dikatakan bahwa disiplin
disiplin dan motivasi terhadap kinerja adalah suatu tata cara yang telah
karyawan pada cv Patakaran Palembang ditetapkan oleh suatu perusahaan yang
dengan rumusan masalah harus dipatuhi oleh seluruh karyawannya.
a. Apakah disiplin memengaruhi Menurut Ma’arif (2012:98) tujuan
kinerja karyawan pada cv dan manfaat ditegakkannya disiplin kerja
patakaran palembang? antara lain:
b. Apakah motivasi kerja a. Memastikan perilaku pegawai
memengaruhi kinerja karyawan konsisten dengan peraturan yang telah
pada cv patakaran palembang? ditetapkan oleh organisasi/perusahaan.
c. Apakah disiplin dan motivasi kerja b. Menciptakan dan mempertahankan
secara bersama-sama memengaruhi rasa hormat dan saling percaya antara
kinerja karyawan pada cv pimpinan dan bawahannya.
patakaran palembang? c. Membantu pegawai untuk memiliki
Adapun manfaat penelitian ini kinerja tinggi dan produktif.
adalah memberikan masukkan pada cv Menurut Hasibuan (2011:194) pada
patakaran palembang tentang pengaruh dasarnya banyak indikator yang

94 Erdiansyah, SE., M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

mempengaruhi tingkat kedisiplinan perilaku indisipliner pegawai akan


seorang pegawai, diantaranya: berkurang.
a. Tujuan dan Kemampuan g. Ketegasan
Tujuan dan kemampuan ikut Ketegasan pimpinan dalam melakukan
mempengaruhi tingkat kedisiplinan tindakan akan mempengaruhi
pegawai. Tujuan yang akan dicapai kedisiplinan pegawai perusahaan.
harus jelas dan ditetapkan secara ideal h. Hubungan Kemanusiaan
serta cukup menantang bagi Hubungan kemanusiaan yang harmonis
kemampuan pegawai. Hal ini berarti diantara sesama pegawai ikut
bahwa tujuan yang dibebankan kepada menciptakan kedisiplinan yang baik
pegawai harus sesuai dengan pada suatu perusahaan.
kemampuan pegawai bersangkutan,
agar dia bekerja sunggguh-sungguh 2. Motivasi Kerja
dan disiplin dalam mengerjakannya. Menurut Sutrisno dalam Mulyadi
b. Teladan Pimpinan (2014:88) Motivasi adalah suatu faktor
Teladan pimpinan sangat berperan yang mendorong seseorang untuk
dalam menentukan kedisiplinan melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh
pegawai karena pimpinan dijadikan karena itu motivasi sering diartikan pula
teladan dan panutan oleh para sebagai faktor pendorong perilaku
bawahannya. seseorang. Setiap aktivitas yang dilakukan
c. Balas Jasa oleh seseorang pasti memiliki suatu faktor
Balas Jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut yang mendorong aktivitas tersebut.
mempengaruhi kedisiplinan pegawai Menurut Hasibuan dalam Mulyadi
karena balas jasa akan memberikan (2014:88) mengemukakan bahwa motif
kepuasan dan kecintaan pegawai adalah suatu perangsang keinginan dan
terhadap perusahaan/pekerjaannya. daya penggerak kemauan bekerja
d. Keadilan seseorang setiap motif mempunyai tujuan
Keadilan ikut mendorong terwujudnya tertentu yang ingin dicapai.
kedisiplinan pegawai, karena ego dan Dari beberapa teori diatas dapat
sifat manusia yang selalu merasa dikatakan bahwa motivasi adalah
dirinya penting dan minta diperlakukan keinginan/dorongan seseorang untuk
sama dengan manusia lainnya. melakukan suatu aktivitas guna untuk
e. Waskat mencapai tujuan dalam suatu perusahaan.
Waskat (pengawasan melekat) adalah Menurut Hasibuan (2014:146),
tindakan nyata dan paling efektif tujuan motivasi adalah sebagai berikut:
dalam mewujudkan kedisiplinan a. Meningkatkan moral dan kepuasan
pegawai perusahaan. kerja karyawan.
f. Sanksi Hukuman b. Meningkatkan produktivitas kerja
Sanksi hukuman berperan penting karyawan.
dalam memelihara kedisiplinan c. Mempertahankan kestabilan karyawan
pegawai. Dengan sanksi hukuman perusahaan.
yang semakin berat, pegawai akan d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan.
semakin takut melanggar peraturan- e. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
peraturan perusahaan, sikap dan

JOURNAL Ecoment Global 95


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

f. Menciptakan suasana dan hubungan 5. Rasa aman dalam bekerja


kerja karyawan yang baik. Dalam hal ini rasa aman dalam bekerja
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan merupakan hal yang dapat membuat
antisipasi karyawan. karyawan merasa dipelihara oleh
h. Meningkatkan kesejahteraan perusahaan. Misalnya perusahaan
karyawan. member asuransi kesehatan kepada
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab para karyawan sehingga sewaktu-
karyawan terhadap tugasnya. waktu karyawan dalam keadaan sakit
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan tidak perlu terlalu banyak
alat dan bahan baku. mengeluarkan biaya.
Menurut Rivai, (2010:10) indikator
motivasi adalah sebagai berikut: 3. Kinerja
1. Gaji yang adil dan kompetitif Menurut mangkunegara dalam buku
Yaitu balas jasa dalam bentuk uang mulyadi (2014:63) istilah kinerja berasal
yang diterima karyawan sebagai dari kata job performance atau actual
konsekuensi dari statusnya sebagi permormanse (prestasi kerja atau prestasi
seorang karyawan atau pegawai yang yang sesunguhnya yang di capai oleh
memberikan kontribusi dalam seseorang). Maka pengertian kinerja
mencapai tujuan perusahaan. adalah hasil kerja secara kualitas dan
2. Penghargaan atas prestasi kerja kuantitas yang dicapai oleh seorang
Karyawan atau pegawai akan merasa pegawai dalam melaksanakan tugasnya
senang bila hasil kerja yang dicapainya sesuai dengan tanggung jawab yang
lebih baik dibandingkan dengan diberikan padanya.
karyawan atau pegawai lain serta Menurut Wibowo (2013:47), kinerja
bangga bila pimpinan memberi pegawai merupakan kegiatan pengelolahan
penghargaan kepada mereka yang sumber daya organisasi untuk mencapai
berprestasi. Karyawan merasa sangat tujuan organisasi. Dari beberapa teori
diperhatikan dan diperlukan sehingga diatas dapat dikatakan bahwa kinerja
lebih termotivasi untuk adalah hasil yang telah dicapai atas tugas
mempertahankan kesuksesannya dan tanggung jawab seorang karyawan
tersebut. dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
3. Lingkungan kerja Menurut Simanjuntak dalam buku Widodo
Yaitu segala sesuatu atau kondisi yang (2015:133):
ada dan dirasakan disekitar para a. Kualitas dan kemampuan pegawai.
karyawan dalam melaksanakan tugas- Yaitu hal-hal yang berhubungan
tugas para karyawan. dengan pendidikan/pelatihan, etos
4. Insentif kerja, motivasi kerja, sikap mental, dan
Yaitu pendorong atau perangsang kondisi fisik pegawai
(diluar gaji) yang diberikan dengan b. Sarana pendukung.
sengaja kepada pekerja agar timbul Yaitu hal yang berhubungan dengan
semangat yang lebih besar untuk lingkungan kerja (keselamatan kerja,
berprestasi. Walaupun insentif tidak kesehatan kerja, sarana produksi,
sebesar gaji tetapi tetap mampu teknologi) dan hal-hal yang
membuat pekerja lebih termotivasi. berhubungan dengan kesejahteraan

96 Erdiansyah, SE., M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

pegawai (upah/gaji, jaminan sosial, mempertimbangakan kemampuan


keamanan kerja) untuk bereaksi terhadap mengubah
c. Supra sarana. kebutuhan dan kondisi-kondisi.
Yaitu hal-hal yang berhubungan Indikator-indikator kinerja pegawai
dengan kebijaksanaan pemerintah dan menurut Wibowo (2013:21) adalah
hubungan industrial manajemen. sebagai berikut:
Menurut Priansa (2014:271) Kinerja a. Tujuan
pada dasarnya diukur sesuai dengan Tujuan merupakan keadaan yang
kepentingan organisasi, sehinga indikator berbeda yang secara aktif dicari oleh
dalam pengukuranya disesuaikan dengan seorang individu atau organisasi untuk
kepentingan organisasi itu sendiri. dicapai. Pengertian tersebut
Mondy, Noe, Premeaux dalam buku mengandung makna bahwa tujuan
Priansa (2014:271) menyatakan bahwa bukanlah merupakan persyaratan, juga
pengukuran kinerja dapat dilakukan bukan merupakan sebuah keinginan.
dengan mengunakan dimensi sebagai b. Standar kerja
berikut: Standar kerja mempunyai arti penting
a. Kuatitas Pekerjaan (Quantity of Work) karena memberitahukan kapan suatu
Kuantitas pekerjaan berhubungan tujuan dapat diselesaikan. Standar
dengan volume pekerjaan dan merupakan suatu ukuran apakah tujuan
produktivitas kerja yang dihasilkan oleh yang diinginkan dapat tercapai.
karyawan dalam kurun waktu tertentu. Standar menjawab pertanyaan tentang
b. Kualitas Pekerjaan (Quality of Work) kapan kita tahu bahwa kita sukses atau
Kualitas pekerjaan berhubungan gagal. Kinerja seeorang dikatakan
dengan pertimbangan ketelitian, berhasil apabila mampu mencapai
presisi, kerapian, dan kelengkapan di standar yang ditentukan atau disepakati
dalam menangani tugas tugas yang ada bersama antara atasan dan
didalam organisasi bawahannya.
c. Kemandirian (Dependability) c. Umpan balik
Kemandirian berkenaan dengan Umpan balik melaporkan kemajuan,
pertimbangan derajat kemampuan baik kualitas maupun kuantitas dalam
pegawai pegawai untuk bekerja dan mencapai tujan yang didefinisikan oleh
mengemban tugas secara mandiri standar. Umpan balik terutama penting
dengan meminimalisir bantuan orang ketika kita mempertimbangkan atau
lain. Kemandirian juga mengambarkan tujuan sebenarnya. Tujuan yang dapat
kedalam komitmen yang dimiliki oleh diterima oleh pekerjaan adalah tujuan
pegawai. yang bermakna dan berharga.
d. Inisiatif (Intiative). d. Alat atau sarana
Inisiatif berkenaan dengan Alat atau sarana merupakan sumber
pertimbangan kemandirian, daya yang dapat dipergunakan untuk
fleksibilitas, berfikir, dan kesedian membantu menyelesaikan tujuan
untuk menerima tanggung jawab. dengan sukses. Alat atau sarana
e. Adaptabilitas (Adaptability) merupakan faktor penunjang untuk
Adaptabilitas berkenaan dengan pencapai tujuan. Tanpa alat atau
kemampuan untuk beradaptasi, sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak

JOURNAL Ecoment Global 97


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat Hipotesis Penelitian


diselesaikan sebagaimana harusnya. Menurut Sugiyono (2014:64)
e. Kompetensi hipotesis merupakan jawaban sementara
Kompetensi merupakan kemampuan terhadap rumusan masalah bentuk kalimat
yang dimiliki seseorang untuk pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
menjalankan pekerjaan yang diberikan jawaban yang diberikan baru didasarkan
kepadanya dengan baik. Orang harus pada teori yang relevan, belum di dasarkan
melakukan lebih baik dari sekedar pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
belajar tentang sesuatu, orang harus melalui pengumpulan data.
dapat melakukan pekerjaannya dengan Dalam kaitannya dengan pengaruh
baik. Kompetensi memungkinkan Disiplin dan Motivasi Kerja terhadap
seseorang mewujudkan tugas yang Kinerja karyawan, maka rumusan hipotesis
berkaitan dengan pekerjaan yang dalam penelitian ini adalah:
diperlukan untuk mencapai tujuan. H1 : Ada pengaruh yang signifikan
Disiplin terhadap Kinerja Karyawan
Kerangka Pemikiran pada CV PATAKARAN Palembang.
Menurut Singodimejo dalam H2 : Ada pengaruh yang signifikan
Sutrisno (2015:86) mengatakan disiplin Motivasi terhadap Kinerja Karyawan
adalah sikap kesediaan dan kerelaan pada CV PATAKARAN Palembang.
seseorang untuk mematuhi dan mentaati H3 : Ada pengaruh yang signifikan
norma-norma peraturan yang berlaku Disiplin dan Motivasi terhadap Kinerja
disekitarnya. Menurut Hasibuan Mulyadi Karyawan pada CV PATAKARAN
(2015:88) mengemukakan bahwa motivasi Palembang..
adalah suatu perangsang keinginan dan
daya penggerak kemauan bekerja Prosedur Penelitian
seseorang setiap motivasi mempunyai Menurut Sugiyono (2014:38)
tujuan tertentu yang ingin dicapai. Variabel penelitian adalah segala sesuatu
Sedangkan pengertian Kinerja menurut yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
Wibowo (2013:47) merupakan kegiatan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
pengelolahan sumber daya organisasi diperoleh informasi tentang hal tersebut,
untuk mencapai tujuan organisasi. Maka kemudian ditarik kesimpulannya.
penulis menggambarkan kerangka Dalam penelitian ini variabel yang
pemikiran dalam penelitian ini adalah digunakan adalah sebagai berikut:
sebagai berikut: a. Variabel bebas (Variabel independen)
Variabel bebas merupakan variabel
Gambar Alur fikir yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya
Disiplin variabel dependen (terikat). Variabel
bebas dalam penelitian ini terdiri dari
(X1)
Kinerja Disiplin (X1) dan Motivasi Kerja (X2).
Karyawan b. Variabel terikat (Variabel Dependen)
Variabel terikat merupakan variabel
(Y)
Motivasi yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas.
(X2)

98 Erdiansyah, SE., M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

Variabel terikat dalam penelitian ini sebagai metode untuk penelitian. Metode
adalah Kinerja Karyawan (Y). ini disebut sebagai metode positivistik
karena berlandaskan pada filsafat
1. Populasi dan Sampel positivisme. Metode ini sebagai metode
Menurut Sugiyono (2014:80) ilmiah/scientific karena telah memenuhi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang kaidah-kaidah ilmiah yaitu
terdiri atas: obyek/subyek yang kongkrit/empiris, obyektif, terukur,
mempunyai kualitas dan karateristik rasional, dan sistematik. Metode ini juga
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti disebut metode discovery, karena dengan
untuk dipelajari dan kemuadian ditarik metode ini dapat ditemukan dan
kesimpulannya. Populasi dari penelitian dikembangkan berbagai iptek baru.
adalah seluruh karyawan CV Metode ini disebut metode kuantitatif
PATAKARAN Palembang yang karena data penelitian berupa angka-angka
berjumlah 31 orang Karyawan. dan analisis menggunakan statistik.
Menurut Sugiyono (2014:81) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karateristik 3. Teknik Pengumpulan Data
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila Menurut Sugiyono (2014:137-145)
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin teknik pengumpulan data dalam penulisan
mempelajari semua yang ada pada ini adalah:
populasi, misalnya karena keterbatasan 1. Kuesioner (Angket)
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti Kuesioner merupakan teknik
dapat menggunakan sampel yang diambil pengumpulan data yang dilakukan
dari populasi itu. dengan cara memberi seperangkat
Menurut Sugiyono (2014:85) pertanyaan atau pernyataan tertulis
Pengambilan sampel dalam penelitian ini kepada responden untuk dijawabnya.
menggunakan teknik sampling jenuh. 2. Dokumentasi
Sampling jenuh adalah teknik penentuan Menurut Sugiyono dokumentasi
sampel bila semua anggota populasi merupakan catatan peristiwa yang
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering sudah berlalu. Dokumen bisa
dilakukan bila populasi relatif kecil, berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
kurang dari 30 orang atau penelitian yang karya monumental dari seseorang.
ingin membuat generalisasi dengan Teknik dokumentasi berguna untuk
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain memperoleh data tentang jumlah
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua karyawan dan data tentang gambaran
anggota populasi dijadikan sampel. umum CV PATAKARAN Palembang.
3. Skala Pengukuran
2. Metode Penelitian Menurut Sugiyono (2014:92) skala
Dalam penelitian ini penulis pengukuran merupakan kesepakatan
menggunakan metode penelitian yang digunakan sebagai acuan untuk
kuantitatif. menentukan panjang pendeknya
Menurut Sugiyono (2014:7) metode interval yang ada dalam alat ukur,
kuantitatif dinamakan metode tradisional, sehingga alat ukur tersebut bila
karena metode ini sudah cukup lama digunakan dalam pengukuran akan
digunakan sehingga sudah mentradisi menghasilkan data kuantitatif.

JOURNAL Ecoment Global 99


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

Penulis dalam melakukan skala Berdasarkan hasil perhitungan pada


pengukuran yaitu diukur menggunakan tabel di atas menjelaskan bahwa instrumen
skala Likert. Menurut Sugiyono (2014:93) penelitian variabel disiplin (X1) semua
skala likert digunakan untuk mengukur nilai rhitung ˃ rtabel yang artinya instrumen
sikap, pendapat dan persepsi seorang atau penelitian dapat dikatakan valid. Hal ini
kelompok orang tentang fenomena sosial. bahwa semua butir pertanyaan yang
Dengan skala likert, maka variabel yang dijadikan sebagai indikator variabel
akan diukur dijabarkan menjadi indikator disiplin (X1) telah sah untuk dijadikan
variabel. Kemudian indikator tersebut sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
dijadikan sebagai titik tolak untuk Berdasarkan hasil perhitungan pada
menyusun item-item instrumen yang dapat tabel di atas menjelaskan bahwa instrumen
berupa pernyataan atau pertanyaan. penelitian variabel motivasi kerja (X2)
Jawaban setiap item instrumen yang semua nilai rhitung ˃ rtabel yang artinya
menggunakan skala likert mempunyai instrumen penelitian dapat dikatakan valid.
gradasi dari sangat positif sampai sangat Hal ini bahwa semua butir pertanyaan
negatif. yang dijadikan sebagai indikator variabel
motivasi kerja (X2) telah sah untuk
Teknik Uji Instrumen dijadikan sebagai alat ukur dalam
Pengujian instrumen dalam penelitian ini.
penelitian ini menggunakan bantuan Berdasarkan hasil perhitungan pada
Statistical Product and Service Solution tabel di atas menjelaskan bahwa instrumen
(SPSS) versi 22. penelitian variabel kinerja pegawai (Y)
1. Uji Validitas semua nilai rhitung ˃ rtabel yang artinya
Menurut Sugiyono (2014:267) uji instrumen penelitian dapat dikatakan valid.
validitas merupakan derajat ketepatan Hal ini bahwa semua butir pertanyaan
antara data yang terjadi pada obyek yang dijadikan sebagai indikator variabel
penelitian dengan daya yang dapat kinerja karyawan (Y) telah sah untuk
dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian dijadikan sebagai alat ukur dalam
data yang valid adalah daya “yang tidak penelitian ini.
berbeda” antar data yang dilaporkan oleh
peneliti dengan data yang sesungguhnya 2. Uji Reliabilitas
terjadi pada obyek penelitian. Kemudian Menurut Priyatno (2014:64) uji
hasil rxy dikonsultasikan dengan harga reliabilitas digunakan untuk mengetahui
kritis moment (r tabel), apabila hasil yang keajegan atau konsistensi alat ukur yang
diperoleh r hitung ˃ r tabel maka biasanya menggunakan kuesioner.
instrument tersebut valid. Maksudnya apakah alat ukur tersebut akan
Rumus : mendapatkan pengukuran yang tetap
𝑛 ∑𝑋1 𝑌1 − (∑𝑋𝑖 )(∑𝑌𝑖 ) konsisten jika pengukuran diulang
rxy =
√{𝑛∑𝑥 2 )− (∑𝑋)2 } {𝑛∑𝑦 2 − (∑𝑌)2 }
kembali. Uji reliabilitas pada penelitian ini
Dimana: menggunakan motede Cronbach Alpha
r = Koefisien Korelasi diuji menggunakan bantuan komputer
n = Jumlah Responden dengan program SPSS Versi 22. Untuk
∑X = Jumlah Skor item menentukan apakah instrument reliable
∑Y = Jumlah Skor Total atau tidak menggunakan batasan 0,6.

100 Erdiansyah, SE., M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

Menurut Sekaran dalam Priyatno Dalam pengambilan keputusan adalah


(2014:64) reliabilitas kurang dari 0,6 sebagai berikut :
adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat 1. Jika data menyebar sekitar garis
diterima dan diatas 0,8 adalah baik. normal dan mengikuti arah garis
diagonal grafik, maka hal ini
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ditunjukan pada distribusi normal
Variabel Disiplin (X1) sehingga model persamaan regresi
Berdasarkan hasil perhitungan pada memenuhi asumsi normalitas.
tabel di atas tersebut menjelaskan nilai 2. Jika data menyebar jauh dari garis
relibilitas (r11) 0,796 ˃ 0,60 yang artinya diagonal dan tidak mengikuti arah
instrument penelitian variabel disiplin (X1) garis diagonal grafik maka hal ini tidak
sudah reliabel dan dapat dijadikan alat menunjukan pola distribusi normal
ukur dianalisis selanjutnya. sehingga persamaan regresi tidak
Berdasarkan hasil perhitungan pada memenuhi asumsi normalitas.
tabel di atas menjelaskan nilai reliabilitas
0,768 ˃ 0,60 yang artinya instrumen Grafik Histogram
penelitian variabel motivasi kerja (X2)
sudah reliabel dan dapat dijadikan alat
ukur dianalisis selanjutnya.
Berdasarkan hasil perhitungan pada
tabel di atas menjelaskan nilai reliabilitas
0,783 ˃ 0,60 yang artinya instrumen
penelitian variabel kinerja pegawai (Y)
sudah reliabel dan dapat dijadikan alat
ukur dianalisis selanjutnya.
Sumber : Hasil Olah Data, 2015
Uji Asumsi Klasik 3. Berdasarkan hasil perhitungan pada
Uji asumsi klasik dapat dilakukan gambar di atas tersebut menjelaskan
agar model regresi yang digunakan dapat grafik histogram data rill/nyata
memberikan hasil yang representif. membentuk garis kurva normal dan
pada grafik normal probability plots
1. Uji Normalitas garis (titik-titik) mengikuti garis
Menurut Sunyoto (2013:84) uji diagonal grafik yang artinya suatu
asumsi normalitas akan menguji data data menunjukkan berdistribusi
variabel bebas (X) dan data variabel terikat normal sehingga model persamaan
(Y) pada persamaan regresi yang regresi memenuhi asumsi normalitas.
dihasilkan, apakah berdistribusi normal
atau berdistribusi tidak normal. Uji 2. Uji Multikolinieritas
normalitas dapat dilakukan dengan analisis Menurut Priyatno (2014:99) Uji
grafik histogram dan normal probability asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk
plots yang dapat dideteksi dengan melihat analisis regresi berganda yang terdiri atas
penyebaran data (titik) pada sumbu dua atau lebih variabel bebas/independent
diagonal dari grafik. variabel, dimana diukur tingkat asosiasi

JOURNAL Ecoment Global 101


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

(keeratan) hubungan/pengaruh antar (10), yang artinya bahwa variabel bebas


variabel bebas tersebut melalui besaran tersebut tidak terjadi multikolinieritas.
koefisien korelasi (r). Dikatakan terjadi
multikolinieritas, jika koefisien korelasi 3. Uji heteroskedastisitas
antar variabel bebas lebih besar dari 0,60 Menurut Priyatno (2014:108) Uji
dikatakan tidak terjadi multikolinieritas heteroskedastisitas digunakan untuk
jika koefisien korelasi antar variabel bebas menguji apakah dalam regresi tidak terjadi
lebih kecil atau sama dengan 0,60 ( r ≤ persamaan. Dalam persamaan regresi
0,60). berganda perlu juga diuji mengenai sama
atau tidaknya varians dari residual dari
Hasil Uji Multikolinieritas observasi yang satu dengan observasi yang
lain. Jika residualnya mempunyai varians
Coefficientsa yang sama disebut terjadi
Collinearity Statistics
Hemoskedastisitas
Model Tolerance VIF
Berdasarkan hasil perhitungan pada
1 (Constant)
gambar di atas menjelaskan bahwa titik-
Disiplin .914 1.094
titik hasil pengolahan data antara ZPRED
Motivasi Kerja .914 1.094
dan SRESID menyebar dibawah ataupun
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
diatas titik origin (angka 0) pada sumbu Y
Sumber : Hasil Olah Data, 2015
dan tidak mempunyai pola yang teratur,
Berdasarkan hasil perhitungan pada
yang artinya bahwa tidak terjadi
tabel di atas menjelaskan koefisien untuk
heteroskedastisitas dalam model regresi.
kedua variabel bebas nilai Variance
Inflation factors (VIF) hitung sebesar
Teknik Analisis Data
1,094 dan nilai tolerance (a) hitung
1 Analisis Regresi Linier Berganda
sebesar 0,914 berarti disiplin (X1) dan
Menurut Sugiyono (2014:275),
motivasi kerja (X2) mempunyai hasil a
analisis regresi ini bertujuan untuk
hitung ˃ a (0,1) dan VIF hitung < VIF
mengetahui a
da tidaknya suatu hubungan antara variabel X1 dan X2 dengan Y dimana ketiga variabel
tersebut disiplin dan motivasi kerja sebagai variabel bebas, dan kinerja karyawan sebagai
variabel tidak bebas atau terikat. Model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Rumus : Y = a + b1X1 + b2X2 + e


Dimana:
Y : Variabel tidak bebas/dependen (kinerja pegawai)
a : Konstanta
b1 : Koefisien korelasi variabel bebas/independen (disiplin)
b2 : Koefisien korelasi variabel bebas/independen (motivasi kerja)
X1 : Variabel bebas/independen (disiplin)
X2 : Variabel bebas/independen (motivasi kerja)
e : Error
Adapun teknik analisi yang digunakan dalam pengujian regresi linier berganda. Pada
penelitian ini instrumen dibantu dengan menggunakan program SPSS Versi 22.

102 Erdiansyah, SE., M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Antara Variabel Disiplin (X1) Dan Motivasi
Kerja (X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 17.123 7.162 2.391 .024
Disiplin .018 .141 .020 .131 .896
Motivasi Kerja .591 .141 .634 4.179 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olah Data, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan pada Rxy


tabel di atas diperoleh nilai persamaan 𝑛 ∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
=
analisis regresi berganda sebagai berikut : √{ ( 𝑛 ∑𝑋 2 − (∑𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 } { 𝑛 ∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 }

Y = a + b1X1 + b2X2
Y = 17,123 + 0,018X1 + 0,591X2 Dimana
Berdasarkan persamaan tersebut rxy : Koofesien Korelasi
menjelaskan bahwa : X : Variabel Bebas (Disiplin dan
1. (a = 17,123) kinerja pegawai, jika Motivasi Kerja)
tanpa adanya disiplin dan motivasi Y : Variabel Terikat ( Kinerja
kerja (X1 dan X2 = 0), maka kinerja Karyawan)
(Y) hanya 17,123. n : Jumlah Responden / Sampel
(b1 = 0,018, b2 = 0,591) koefisien ∑ : Jumlah Responden (Sampel)
regresi berganda sebesar b1 = 0,018, b2 = Nilai koefisien korelasi paling kecil -
0,591 mengindikasikan besaran 1, jadi kalau r = koefisien korelasi dapat
penambahan tingkat kinerja karyawan (Y) dinyatakan -1 < r < 1 artinya apabila r = 1
untuk setiap pertambahan displin (X1) dan atau -1 maka ada pengaruh, sedangkan r =
motivasi kerja (X2). 0 artinya tidak ada pengaruh.

2 Koefisien Korelasi
Menurut Sugiyono (2014:231),
korelasi merupakan pola hubungan yang
melibatkan eratnya hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain yang
disebut dengan hubungan korelasi.
Hubungan ini ditunjukkan oleh koefisien
korelasi (r)
Untuk menentukan koefisien
korelasi menggunakan rumus Product-
Moment yaitu:

JOURNAL Ecoment Global 103


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

Analisis Koefisien Korelasi Antara Variabel Disiplin (X1) Dan Motivasi Kerja (X2)
Terhadap (Y)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .641 a .410 .368 2.867
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Disiplin
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olah Data, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan pada 3 Koefisien Determinasi


tabel di atas menjelaskan nilai korelasi (R) Menurut Priyatno (2014:140)
sebesar 0,641a. Nilai ini menunjukkan 2
Koefisien determinasi (R ) ini mengukur
hubungan yang kuat antara variabel disiplin persentase total variasi variabel dependen
(X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap kinerja Y yang dijelaskan oleh variabel
karawan (Y). Maksud kuat disini adalah independen X didalam garis regresi. Jadi,
terjadi hubungan yang searah antara variabel Koefisien determinasi digunakan untuk
disiplin (X1) dan motivasi kerja (X2) mengetahui seberapa besar hubungan
terhadap kinerja karyawan (Y) yang artinya antara seluruh variabel independen yaitu
bila nilai disiplin (X1) dan motivasi kerja Pengaruh Disiplin dan Motivasi Kerja
(X2) naik, maka tingkat kinerja karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV
(Y) akan naik. PATAKARAN Palembang.
R = (r2) x 100%
Dimana:
R = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi

Hasil Analisis Koefisien Determinasi Antara Variabel Disiplin (X1) Dan Motivasi Kerja
(X2) Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .641a .410 .368 2.867
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Disiplinyaitu sebesar 41% terhadap kinerja
b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan karyawan (Y) pada CV PATAKARAN
Sumber : Hasil Olah Data, 2015 Palembang. Sedangkan sisanya 59%
disumbangkan atau dikontribusikan oleh
Berdasarkan hasil perhitungan pada variabel lain yang tidak diteliti.
tabel di atas menjelaskan nilai kontribusi
(R Square) sebesar 0,410 yang artinya
disiplin (X1) dan motivasi kerja (X2)
memberikan sumbangan atau kontribusi

104 Erdiansyah, SE., M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

Pengujian Hipotesis Adapun teknik analisis yang


1 Uji t Secara Parsial digunakan dalam Uji t dengan alat bantu
Menurut Priyatno (2014:144), Uji t menggunakan program SPSS Versi 22 for
digunakan untuk menguji signifikan window.
hubungan antara variabel X1 (Disiplin) dan Dengan menggunakan asumsi sebagai
X2 (Motivasi Kerja) dengan variabel Y berikut:
(Kinerja Karyawan). Pengujian signifikan 1. Apabila thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak
koefisien dapat menggunakan tabel. dan H𝛼 diterima
Rumus uji signifikan korelasi 2. Apabila thitung ≤ ttabel, maka H0 ditrima
product moment ditunjukkan pada rumus dan H𝛼 ditolak
sebagai berikut: Menghitung data statistik atau uji t
r√n − 2 berdasarkan pengujian yang telah
𝑡=
√1 − r 2 dilakukan menentukan tingkat keyakinan
Dimana: sebesar 95% dan tingkat kesalahan dengan
t : t hitung yang selanjutnya menggunakan metode Alpha Cronbach
dibandingkan dengan t tabel adalah:
n : jumlah responden Tingkat kesalahan: 5% = 0,05.
r : koefisien korelasi

Hasil Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 17.123 7.162 2.391 .024
Disiplin .018 .141 .020 .131 .896
Motivasi Kerja .591 .141 .634 4.179 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olah Data, 2015

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel yang signifikan antara variabel disiplin
di atas menjelaskan: (X1) terhadap kinerja karyawan (Y) pada
1. Hasil uji t antara variabel disiplin CV PATAKARAN Palembang.
(X1) terhadap kinerja karyawan (Y) 2. Hasil Uji t antara variabel motivasi
Nilai thitung sebesar 0,131 dengan nilai kerja (X2) terhadap kinerja
ttabel sebesar 1,699 diperoleh dengan karyawan (Y)
melihat tabel t {(α = 0,05) (n – 2 = 31 – 2 Nilai thitung sebesar 4,179 dengan nilai ttabel
= 29)}, maka nilai thitung = 0,131 < ttabel = 1,699 diperoleh dengan melihat tabel t {(α
1,699. Nilai signifikansi sebesar 0,896 dan = 0,05) (n – 2 = 31 – 2 = 29)}, maka nilai
nilai α = 0,05, maka nilai signifikansi = thitung = 4,179 ˃ ttabel 1,699. Nilai
0,896 ˃ α = 0,05. H01 diterima dan Ha1 signifikansi sebesar 0,000 dan nilai α
ditolak yang artinya tidak ada pengaruh sebesar 0,05, maka nilai signifikansi =

JOURNAL Ecoment Global 105


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

0,000 ≤ α = 0,05. H02 ditolak dan Ha2 Rumus yang digunakan adalah sebagai
diterima yang artinya ada pengaruh yang berikut:
signifikan antara variabel motivasi kerja 𝑅 2 / 𝑘 −1
Fhitung = (1−𝑅2 )/(𝑛−𝑘)
(X2) terhadap kinerja karyawan (Y) pada
CV PATAKARAN Palembang. Dimana:
R = Koefisien Korelasi Berganda
3. Uji F (secara simultan) K = Jumlah Variabel Independent
Menurut Priyatno (2014:185) N = Jumlah Anggota Sampel
menjelaskan bahwa uji F berfungsi untuk Penerimaan atau penolakan H0 dapat
mengetahui signifikasi pengaruh/hubungan dilihat dari nilai probabilitas (sig F)
antara semua variabel bebas dan terikat. dimana jika sig < α maka H0 ditolak dan
Ha di terima dan jika sig ˃ α maka H0
diterima

Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 160.120 2 80.060 9.743 .001b
Residual 230.074 28 8.217
Total 390.194 30
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja, Disiplin
Sumber : Hasil Olah Data, 2015
Berdasarkan hasil perhitungn pada variabel disiplin (X1), motivasi kerja (X2)
tabel di atas menjelaskan nilai Fhitung dan kinerja karyawan (Y) sudah valid dan
sebesar 9,743 dengan nilai Ftabel sebesar reliabel. Dimana dalam hasil uji validitas
1,88 diperoleh dengan melihat tabel F {(α menunjukkan bahwa instrumen penelitian
= 0,05) (dka = 2, dkb = n – m – 1 = 31 – 2 variabel disiplin (X1), motivasi kerja (X2)
– 1 = 28)}, maka nilai Fhitung = 9,743 ˃ dan kinerja karyawan (Y) semua nilai
Ftabel 1,88. Nilai signifikansi sebesar rhitung ˃ rtabel yang artinya instrumen
0,001 dan nilai α sebesar 0,05, maka nilai
b
penelitian dapat dikatakan valid.
signifikansi = 0,001 < α = 0,05. H03 di
b
Selanjutnya dalam hasil uji reliabilitas
tolak dan Ha3 diterima yang artinya ada menunjukkan bahwa instrumen penelitian
pengaruh yang signifikan antara disiplin variabel disiplin (X1), motivasi kerja (X2)
(X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap dan kinerja karyawan (Y) semua nilai
kinerja karyawan (Y) pada CV reliabilitas (r11) ˃ 0,60 yang artinya
PATAKARAN Palembang. instrumen penelitian sudah reliabel.

Analisis dan Pembahasan Hasil Uji Asumsi Klasik


Uji Instrumen Berdasarkan hasil perhitungan pada
Hasil uji coba instrument gambar grafik histogram dan grafik
menjelaskan dalam uji validitas dan normal probability plots menjelaskan
reliabilitas semua instrumen penelitian grafik histogram data rill atau nyata

106 Erdiansyah, SE., M.M


Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016 ISSN : 2540-816X

membentuk garis kurva normal dan pada Dari analisis koefisien korelasi
grafik normal probability plots garis (titik- berganda menjelaskan nilai korelasi (R)
titik) mengikuti garis diagonal grafik yang sebesar 0,641a. Nilai ini menunjukkan
artinya suatu data menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel
berdistribusi normal sehingga model disiplin (X1) dan motivasi kerja (X2)
persamaan regresi memenuhi asumsi terhadap kinerja karyawan (Y). Maksud
normalitas. kuat disini adalah terjadi hubungan yang
Berdasarkan hasil perhitungan pada searah antara variabel disiplin (X1) dan
tabel hasil uji multikolinieritas motivasi kerja (X2) terhadap kinerja
menjelaskan koefisien untuk kedua karyawan (Y) yang artinya bila nilai
variabel bebas nilai Variance inflation disiplin (X1) dan motivasi kerja (X2) naik,
Factors (VIF) hitung sebesar 1,094 dan maka tingkat kinerja karyawan (Y) akan
nilai tolerance (a) hitung sebesar 0,914 naik.
berarti disiplin (X1) dan motivasi kerja Dari analisis koefisien determinasi
(X2) mempunyai hasil a hitung ˃ a (0,1) menjelaskan nilai kontribusi (R Square)
dan VIF hitung < VIF (10), yang artinya sebesar 0,410 yang artinya disiplin (X1)
bahwa variabel bebas tersebut tidak terjadi dan motivasi kerja (X2) memberikan
multikolinieritas. sumbangan atau kontribusi yaitu sebesar
Berdasarkan hasil perhitungan pada 41% terhadap kinerja karyawan (Y) pada
gambar grafik scatterplot menjelaskan CV PATAKARAN Palembang.
bahwa titik-titik hasil pengolahan data Sedangkan sisanya 59% disumbangkan
antara ZPRED dan SRESID menyebar atau dikontribusikan oleh variabel lain
dibawah ataupun diatas titik origin (angka yang tidak diteliti.
0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai Dari hasil perhitungan uji F
pola yang teratur, yang artinya bahwa menjelaskan nilai Fhitung sebesar 9,743
tidak terjadi heteroskedastisitas dalam dengan nilai Ftabel sebesar 1,88, maka nilai
model regresi. Fhitung = 9,743 ˃ Ftabel 1,88. Nilai
signifikansi sebesar 0,001 dan nilai α
b

Hasil Analisis Data sebesar 0,05, maka nilai signifikansi =


Ada pengaruh yang signifikan secara 0,001b < α = 0,05. H03 di tolak dan Ha3
simultan antara disiplin (X1) dan motivasi diterima yang artinya ada pengaruh yang
kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y). signifikan antara disiplin (X1) dan motivasi
dari analisis regresi linier berganda, kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y)
diperoleh nilai persamaan Y = 17,123 + pada CV PATAKAARAN Palembang dan
0,018X1 + 0,591X2 menjelaskan (a = Ha ditolak.
17,123) kinerja karyawan, jika tanpa
adanya disiplin dan motivasi kerja (X1 dan Kesimpulan
X2 = 0), maka kinerja (Y) hanya 17,123. 1. Terdapat hubungan yang searah
(b1 = 0,018, b2 = 0,591). Koefisien regresi antara disiplin kerja dan motivasi
berganda sebesar b1 = 0,018, b2 0,591 kerja terhadap kinerja,
mengindikasikan besaran pertambahan 2. Terdapat Pengaruh disiplin kerja
tingkat kinerja karyawan (Y) untuk setiap dan motivasi kerja pegawai CV.
pertambahan disiplin (X1) dan motivasi Patakaran Palembang terhadap
kerja (X2). Kinerja

JOURNAL Ecoment Global 107


ISSN : 2540-816X Volume 1 Nomor 1 Edisi Februari 2016

3. Secara simultan disiplin kerja dan Priansa, Doni Juni. 2014. Perencanaan
motivasi kerja berpengaruh dan Pengembangan Sumber Daya
terhadap kinerja dengan koefisien Manusia. Bandung : Penerbit
korelasi 41%, sebanyak 59% ALFABETA.
lainnya dipengaruhi oleh variasi Priyatno, Duwi. 2014. Paham Analisis
variabel lain. Statistik Data Dengan SPSS.
Yogyakarta : MediaKom.
Rekomendasi Rivai, Veithzal, Mulyadi Deddy. 2010.
Perlu dilakukan penelitian lanjutan Kepemimpinan dan Prilaku
untuk mengetahui variasi variabel lain Organisasi. Cetakan ke 8. Jakarta :
diluar penelitian ini yang memengaruhi Rajawali Per.
kinerja. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif R & D.
Daftar Pustaka Cetakkan Ke-22 Bandung :
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen ALFABETA.
Sumber Daya Manusia, edisi revisi. Sunyoto, Danang. 2013. Analisis Regresi
PT dan Uji Hipotesis. Cetakan
Bumi Aksara. Jakarta. Pertama. Jakarta : PT. Buku Kita
________. 2014. Manajemen Dasar Sutrisno, Edy. 2015. Manajemen Sumber
Pengertian dan Masalaha, cetakan Daya Manusia. Jakarta : KENCANA
ke 10. Jakarta : Penerbit PT Bumi PRENADA MEDIA GROUP.
Akasara. Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Edisi
Ma’arif, Syamsul dan Kartika, Lindawati. ke 3. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
2012. Manajemen Kinerja Sumber Widodo, Suparno Eko. 2015 Manajemen
Daya Manusia. Cetakan pertama. Pengembangan Sumber Daya
PT. Penerbit IPB Press. Bogor. Manusia. Yogyakarta : Penerbit
Mulyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya Pustaka Pelajar.
Manusia (MSDM). Bogor : Penerbit
In Media-Anggota IKAPI.

108 Erdiansyah, SE., M.M

Anda mungkin juga menyukai