Anda di halaman 1dari 50

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,

LIKUIDITAS, DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP


STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (S1) Pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi

Oleh:

Rilman Ibnu Arfan


C 301 15 258

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap tahunnya pemilik perusahaan mendorong para manajer

perusahaan untuk meningkatkan produksi, pemasaran, strategi perusahaan

serta memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham (shareholder).

Agar dapat memenuhi tujuan perusahaan, maka diperlukan pengambilan

keputusan yang tepat dari pihak perusahaan. Salah satu keputusan yang

penting bagi perusahaan yakni keputusan mengenai struktur modal.

Banyak faktor yang memengaruhi struktur modal secara umum

diantaranya ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, keuntungan

(profitabilitas), pajak, manajemen, leverage, likuiditas, non debt tax, risiko

bisnis dan lain sebagainya (Riyanto, 2001). Penelitian ini memfokuskan

pada faktor-faktor yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas dan

pertumbuhan penjualan.

Industri makanan dan minuman merupakan kelompok perusahaan yang

cukup besar dan berkembang pesat di Indonesia. Industri ini juga

merupakan salah satu industri yang pertumbuhannya cukup baik. “Industri

makanan dan minuman mencatatkan angka pertumbuhan 7,54 persen pada

tahun 2015, pada tahun 2016 sebesar 8,46 persen dan pada tahun 2017

sebesar 9,23 persen . Angka pertumbuhan industri makanan dan minuman

ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka pertumbuhan industri

2
pengolahan non-migas yang rata-rata angka pertumbuhannya hanya 5,83

persen dan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada

level angka 5 persen” (kemenperin).

Perkembangan industri ini tidak terlepas dari jumlah penduduk

Indonesia yang terus bertambah tiap tahunnya. Seiring bertambahnya

jumlah penduduk, volume kebutuhan terhadap produk-produk konsumsi

pun juga ikut meningkat. Selain itu, perusahaan makanan dan minuman

akan terus ada dan paling tahan terhadap kondisi krisis dibandingkan

dengan sektor lainnya, sebab dalam kondisi krisis ataupun tidak, produk

makanan dan minuman akan tetap dibutuhkan.

Namun, permasalahan yang dihadapi oleh industri makanan dan

minuman dalam negeri ini tidak terlepas dari tren pelemahan rupiah yang

masih berlangsung. Beberapa faktor eksternal yang ikut memengaruhi

pelemahan rupiah sepanjang tahun 2016 ini diantaranya, keluarnya Inggris

Raya dari Uni Eropa, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika

Serikat, menguatnya sentimen negatif terhadap perekonomian Tiongkok,

dan rencana The Fed yang akan menaikkan suku bunga yang

menyebabkan timbulnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Pelemahan nilai tukar rupiah menyebabkan perusahaan memerlukan

dana yang cukup besar dalam melaksanakan aktivitas operasi perusahaan.

Mengingat bahwa industri makanan dan minuman ini masih membutuhkan

bahan baku dari luar negeri maka perusahaan harus siap mendanai bahan

baku tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus menggunakan dana

3
eksternal atau dana yang berasal dari luar perusahaan contohnya

menerbitkan saham, obligasi, meminjam hutang dari bank dan lain-lain.

Masalah pendanaan ini sangat penting bagi dunia usaha karena hal ini

berkaitan dengan banyak pihak seperti kreditur, pemegang saham, serta

pihak manajemen sendiri. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan

akan sangat menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam melakukan

aktivitas operasinya. Jika suatu perusahaan akan meningkatkan jumlah

hutangnya, maka perusahaan dengan sendirinya akan meningkatkan risiko

keuanganya. Untuk itu para manajer sebaiknya tidak sepenuhnya

mendanai perusahaan dengan modal sendiri, tapi disertai dengan hutang

sebab pertimbangan atas manfaat pengurangan pajak yang akan

ditimbulkan. Hal ini sesuai dengan teori MM yang menyatakan bahwa

pajak dibayar kepada pemerintah yang berarti merupakan aliran kas

keluar. Hutang dapat digunakan untuk menghemat pajak karena bunga

dapat dipakai sebagai pengurang pajak.

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah

hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Struktur

modal merupakan campuran atau proporsi antara hutang jangka panjang

dan ekuitas, dalam rangka mendanai investasinya (operating assets).

Komposisi dari hutang jangka panjang (long term debt), saham preferen

(preffered stock), dan saham biasa (common stock equity) merupakan

struktur modal perusahaan yang akan memengaruhi biaya modal secara

keseluruhan (Raharjaputra, 2009). Menurut Van Horne and Wachowicz

4
(2007) struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen

jangka panjang perusahaan yang terdiri dari hutang, saham preferen dan

saham biasa. Manajer harus mampu menghimpun dana secara efisien,

sehingga keputusan pendanaan mampu meminimalkan biaya modal yang

harus ditanggung perusahaan dan dapat memaksimalkan nilai perusahaan.

Struktur modal dapat diukur dengan rasio perbandingan antara total

hutang terhadap modal sendiri melalui (Debt to Equity Ratio) DER

(Husnan, 2011). Pemakaian DER dimaksudkan untuk mempermudah

pengukuran karena struktur modal tidak dapat diukur secara langsung

(Sartono dan Sriharto, 1999). Semakin besar DER maka semakin besar

pula risiko yang harus dihadapi perusahaan, karena pemakaian hutang

sebagai sumber pendanaan jauh lebih besar dari pada modal sendiri.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat menentukan

pendanaan yang murah dengan bunga rendah dan jangka waktu fleksibel,

sehingga hutang menjadi menguntungkan bagi perusahaan.

Ukuran Perusahaan (size) merupakan salah satu faktor yang penting

untuk dijadikan pertimbangan dalam keputusan struktur modal.

Perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang besar untuk membiayai

aktivitas perusahaan dan salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan dan

tersebut adalah dengan mengunakan hutang. Kebijakan struktur modal

dipengaruhi secara langsung oleh besar kecilnya ukuran suatu perusahaan.

Ukuran Perusahaan yang menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan

yang ditunjukkan pada total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata penjualan

5
dan rata-rata total aktiva (Riyanto, 2001). Dalam penggunaan hutang,

perusahaan besar lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan dengan

perusahaan kecil. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka

kecenderungan menggunakan modal asing juga semakin dana yang besar

pula untuk menunjang operasionalnya.

Faktor lain yang memengaruhi struktur modal adalah profitabilitas.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

Tingkat profitabilitas dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

mendanai kegiatan operasionalnya sendiri. Selain itu, profitabilitas juga

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka

panjang dan bunganya. Profitabilitas yang tinggi juga merupakan daya

tarik bagi penanam modal di perusahaan.

Likuiditas perusahaan adalah faktor yang dapat mempengarui struktur

modal. Menurut Riyanto (2000:25), likuiditas berhubungan dengan

masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban

finansialnya yang segera harus dipenuhi. Perusahaan yang kurang likuid

memiliki aktiva lancar yang rendah dibandingkan utang lancarnya. Hal ini

berarti perusahaan memiliki kemampuan membayar kewajiban lebih buruk

dari perusahaan yang likuid. Aktiva lancar yang rendah merupakan sinyal

negatif bagi para kreditur untuk memberikan pinjaman dana, karena

kreditur melihat risiko gagal bayar yang tinggi saat perusahaan kekurangan

kas untuk memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang likuid mampu

6
mendapatkan dana dengan cepat pada saat kekurangan kas dengan menjual

aktiva lancarnya untuk memenuhi kewajibannya.

Pertumbuhan Penjualan merupakan selisih antara jumlah penjualan

periode ini dengan periode sebelumnya dibandingkan dengan penjualan

periode sebelumnya (Harahap, 2008:309). Pertumbuhan Penjualan yang

tinggi atau stabil dapat berdampak positif terhadap keuntungan perusahaan

sehingga menjadi pertimbangan manajemen perusahaan dalam

menentukan struktur modal. Perusahaan yang tingkat pertumbuhan

penjualannya tinggi, akan cenderung menggunakan hutang dalam struktur

modalnya. Tingkat pertumbuhan penjualan tinggi, berarti volume

penjualan meningkat, sehingga perlu peningkatan kapasitas produksi.

Peningkatan kapasitas produksi seperti penambahan mesin-mesin baru,

akan memerlukan dana yang besar. Perusahaan cenderung menggunakan

hutang dengan harapan volume produksi meningkat untuk mengimbangi

tingkat penjualan yang tinggi. Volume produksi mengimbangi tingkat

pertumbuhan penjualan, maka keuntungan dari penjualan juga meningkat

dan dapat digunakan perusahaan untuk menutupi hutang (Hanafi,

2004:345).

Dari latar belakang masalah di atas, penulis memutuskan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

struktur modal sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas Dan Pertumbuhan

7
Penjualan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Food And

Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada

perusahaan Food And Beverage?

2. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap struktur modal pada

perusahaan Food And Beverage?

3. Bagaimana pengaruh Likuiditas terhadap struktur modal pada

perusahaan Food And Beverage?

4. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap struktur modal

pada perusahaan Food And Beverage?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur

modal pada perusahaan Food And Beverages

2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal

pada perusahaan Food And Beverages

3. Untuk mengetahui pengaruh Likuiditas terhadap struktur modal pada

perusahaan Food And Beverages

8
4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur

modal pada perusahaan Food And Beverages

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberikan beberapa

kegunaan atau manfaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut :

 Bagi para investor

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan ilmu

pengetahuan tentang pentingnya melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal sebelum menanamkan investasi

pada perusahaan. Hal ini karena struktur modal yang optimal dapat

meningkatkan nilai perusahaan, sehingga tingkat pengembalian

yang diterima investor lebih tinggi.

 Bagi pemegang saham

Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pentingnya

keputusan penentuan struktur modal dan beberapa faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan.

 Bagi para kreditur yang akan meminjamkan dananya kepada

perusahaan

Penelitian ini dapat bermanfaat dalam menilai calon debitor apakah

perusahaanya dalam kondisi yang baik dengan melihat faktor

likuditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, dan

profitabilitas.

9
 Bagi masyarakat umum

Penelitian ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan

tentang ekonomi, khususnya manajemen keuangan. Masyarakat

yang ingin menginvestasikan dana yang dimilikinya dalam bentuk

saham maupun utang dapat menilai kondisi perusahaan dengan

melihat faktor likuiditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan

penjualan, dan profitabilitas sebelum melakukan investasi agar

tidak mengalami kerugian serta hasil penelitian ini dapat

melengkapi penelitian-penelitian terdahulu tentang struktur modal

perusahaan yang ada di Indonesia khususnya perusahaan Food And

Beverages, karena penelitian-penelitian terdahulu banyak

menggunakan sampel dari perusahaan yang non-Food And

Beverages atau perusahaan sektor yang lain.

 Bagi Peneliti

Penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,

likuiditas dan pertumbuhan penjualan terhadapa struktur modal

pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) diharapkan menambah wawasan dan menambah

referensi bagi peneliti akan struktur modal dan faktor-faktor yang

memengaruhi struktur modal serta bermanfaat untuk mengetahui

proses pengambilan keputusan pendanaan

10
 Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat menambah kumpulan pustaka yang ada

di perpustakaan Fakultas Ekonomi mengenai struktur modal,

sehingga dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa Jurusan

Ekonomi Akuntansi Universitas Tadulako Palu untuk melakukukan

penelitian berlanjut dengan tema struktur modal yang lebih lengkap

1. Kegunaan Teoritis

Bagi akademisi dan mahasiswa, penelitian ini diharapkan

memberikana kegunaan atau manfaat sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini dapat menambah kumpulan pustaka yang ada

di perpustakaan fakultas ekonomi tentang struktur modal, sehingga

dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa Jurusan Ekonomi

Akunansi Universitas Tadulako Palu untuk melakukukan penelitian

dengan tema struktur modal yang lebih lengkap.

b. Hasil penelitian ini dapat melengkapi penelitian-penelitian

terdahulu tentang struktur modal perusahaan yang ada di Indonesia

khususnya perusahaan Food And Beverages, karena penelitian-

penelitian terdahulu banyak menggunakan sampel dari perusahaan

yang non-Food And Beverages atau perusahaan sektor yang lain.

2. Kegunaan Praktis

Bagi para praktisi penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan

atau manfaat sebagai berikut:

11
 Bagi para investor, penelitian ini dapat bermanfaat untuk

memberikan ilmu pengetahuan tentang pentingnya melihat faktor-

faktor yang mempengaruhi struktur modal sebelum menanamkan

investasi pada perusahaan. Hal ini karena struktur modal yang

optimal dapat meningkatkan nilai perusahaan, sehingga tingkat

pengembalian yang diterima investor lebih tinggi.

 Bagi pemegang saham, penelitian ini dapat memberikan gambaran

tentang pentingnya keputusan penentuan struktur modal dan

beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal

perusahaan.

 Bagi para kreditur yang akan meminjamkan dananya kepada

perusahaan, penelitian ini dapat bermanfaat dalam menilai calon

debitor apakah perusahaanya dalam kondisi yang baik dengan

melihat faktor likuditas, ukuran perusahaan, pertumbuhan

penjualan, dan profitabilitas.

 Bagi masyarakat umum penelitian ini dapat memberikan wawasan

dan ilmu pengetahuan tentang ekonomi, khususnya manajemen

keuangan. Masyarakat yang ingin menginvestasikan dana yang

dimilikinya dalam bentuk saham maupun utang dapat menilai

kondisi perusahaan dengan melihat faktor likuiditas, ukuran

perusahaan, pertumbuhan penjualan, dan profitabilitas sebelum

melakukan investasi agar tidak mengalami kerugian.

12
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian lain yang memiliki

hubungan kesamaan untuk dijadikan rujukan dan pembanding yang dapat

memperkuat penelitian ini. Beberapa penelitian terdahulu yang digunakan

sebagai sumber rujukan antara lain, yaitu :

1. Stenyverens J.D Lasut, Paulina Van Rate, Michael Ch. Raintung

(2018) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas, Dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal

Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2012-2015”. Sampelnya adalah perusahaan otomotif yang

melaporkan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2012-2015. Sampel yang digunakan adalah metode purposive

sampling, jumlah sampel dalam penelitian adalah 12 perusahaan

otomotif. Model analisis data adalah analisi regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil uji-t, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal dengan

nilai signifikasi sebesar 0,046 < 0,05 dari tingkat signifikasi.

Profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

struktur modal dengan nilai signifikasi sebesar 0,143 > 0,05 dari

tingkat signifikasi. Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan

13
terhadap struktur modal dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05

dari tingkat signifikasi.

2. Anggelita Prichilia Tijow, Harijanto Sabijono, Victorina Z. Tirayoh

(2018) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Aktiva

Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor

Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Sampelnya adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi yang

melaporkan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2014-2016. Sampel yang digunakan adalah metode purposive

sampling, jumlah sampel dalam penelitian adalah 22 perusahaan sektor

industri barang konsumsi. Model analisis data adalah analisi regresi

linear berganda. Berdasarkan hasil uji-t, dapati disimpulkan bahwa

struktur aktiva berpengaruh positif dan signifkan terhadap struktur

modal dengan nilai signifikasi sebesar 0,006 < 0,05 dari tingkat

signifikasi. Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

struktur modal dengan nilai signifikasi sebesar 0,003 < 0,05 dari

tingkat signifikasi.

3. Nurul Anggun Farisa, Listyorini Wahyu Widati (2017) melakukan

penelitian dengan judul “Analisa Profitabilitas, Likuiditas,

Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva Dan Kebijakan Dividen

Terhadap Struktur Modal” Sampelnya adalah perusahaan manufaktur

yang melaporkan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2012-2014. Sampel yang digunakan adalah metode purposive

14
sampling, jumlah sampel dalam penelitian adalah 78 perusahaan

manufaktru. Model analisis data adalah analisi regresi linear berganda.

Berdasarkan hasil uji-t, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas

berpengaruh negatif tidak berpengaruh terhadap struktur modal dengan

nilai signifikasi sebesar 0,462 > 0,05 dari tingkat signifikasi. Likuiditas

berpengaruh negatif dan signfikan terhadap struktur modal denga nilai

signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 dari tingkat signifikasi. Pertumbuhan

penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal

dengan nilai signifikasi sebesar 0,060 < 0,05. Struktur Aktiva

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal dengan

nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 dari tingkati signifikasi.

Kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal dengan nilai signifikasi sebesar 0,801 > 0,05

15
No Judul/Peneliti Perbedaan Persamaan
1. PENGARUH UKURAN -Tidak -Variable dependen
PERUSAHAAN, menggunakan yang digunakan
PROFITABILITAS, DAN pertumbuhan laba adalah Struktur
LIKUIDITAS TERHADAP sebagai variabel Modal
STRUKTUR MODAL PADA independennya -Variable
PERUSAHAAN OTOMOTIF -Variabel Independennya
YANG TERDAFTAR DI indepeden untuk adalah ukuran
BURSA EFEK INDONESIA profitabilitas di perusahaan,
PERIODE 2012-2015 / proksikan dengan profitabilitas dan
(Stenyverens J.D Lasut, Paulina ROA (Return Of likuiditas
Van Rate, Michael Ch. Assets) -Menggunakan
Raintung) -Objek perusahaan metode analisis
yang di teliti ialah regresi linear
perusahaan berganda
otomotif
2. PENGARUH STRUKTUR -Menggunakan -Variable dependen
AKTIVA DAN struktur aktifa yang digunakan
PROFITABILITAS sebagai variabel adalah Struktur
TERHADAP STRUKTUR independennya Modal
MODAL PADA - Variabel -Variable
PERUSAHAAN SEKTOR indepeden untuk Independen yang
INDUSTRI BARANG profitabilitas di sama ialah
KONSUMSI YANG proksikan dengan profitabilitas
TERDAFTAR DI BURSA ROA (Return Of -Menggunakan
EFEK INDONESIA / (Anggelita Assets) metode analisis
Prichilia Tijow, Harijanto regresi linear
Sabijono, Victorina Z. Tirayoh) berganda

16
3. ANALISA PROFITABILITAS, -Menggunakan -Variable dependen
LIKUIDITAS, Struktur aktiva dan yang digunakan
PERTUMBUHAN kebijakan dividen adalah Struktur
PENJUALAN, STRUKTUR sebagai variabel Modal
AKTIVA DAN KEBIJAKAN independennya -Variable
DIVIDEN TERHADAP -Tidak Independen yang
STRUKTUR MODAL / (Nurul menggunakan sama ialah
Anggun Farisa, Listyorini ukuran perusahaan profitabilitas,
Wahyu Widati) sebagai variabel likuiditas dan
independennya pertumbuhan
--Variabel penjualan
indepeden untuk -Menggunakan
profitabilitas di metode analisis
proksikan dengan regresi linear
ROA (Return Of berganda
Assets)
-Objek Perusahaan
yang diteliti adalah
perusahaan
manufaktur

17
2.2 LANDASAN TEORI

1. Struktur Modal

Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan.

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah

hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Menurut

Van Horne dan Wachowicz (2007) struktur modal adalah bauran

(proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang

ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan saham biasa.

Adanya struktur modal yang ditargetkan dapat membantu

perusahaan untuk selalu konsisten di dalam menentukan struktur

modal. Jika pada kenyataanya rasio hutang ternyata berada di bawah

tingkat sasaran. Ekspansi modal biasanya akan dilakukan dengan

menerbitkan hutang, sedangkan jika rasio hutang berada di atas tingkat

sasaran, biasanya ekuitas yang akan diterbitkan (Brigham & Houston,

2006). Pengertian struktur modal berbeda dengan struktur keuangan,

dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang

mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri,

sedangkan struktur keuangan mencerminkan perimbangan seluruh

hutang (baik jangka panjang maupun jangka pendek) dengan modal

sendiri (Weston dan Brigham, 1991).

Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa

sehingga terjamin stabilitas finansial perusahaan, memang tidak ada

ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap

18
perusahaan. Namun pada dasarnya pengaturan terhadap struktur modal

dalam perusahaan harus berorientasi pada tercapainya stabilitas

finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan.

2. Teori Struktur Modal

1) Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan William

H. Meckling pada tahun 1976 dalam (Atmaja, 2008).

Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai

pemilik perusahaan. Para pedagang saham berharap agen akan

bertindak atas kepentingan mereka, sehingga mendelegasikan

wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya

dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan

pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan

melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan

keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat

diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja

membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Biaya

agensi menurut Atmaja, (2008) adalah biaya-biaya yang

berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk

meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai

dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan

pemegang saham.

19
Teori keagenan (agency theory) ditekankan untuk

mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi dalam

hubungan keagenan (Atmaja, 2008). Pertama, adalah masalah

keagenan yang timbul pada saat keinginankeinginan atau

tujuan-tujuan prinsipal dan agen saling berlawanan dan

merupakan hal yang sulit bagi prinsipal untuk melakukan

verifikasi apakah agen telah melakukan sesuatu secara tepat.

Kedua, adalah masalah pembagian dalam menanggung risiko

yang timbul dimana prinsipal dan agen memiliki sikap berbeda

terhadap risiko. Inti dari hubungan keagenan adalah bahwa di

dalam hubungan keagenan tersebut terdapat adanya pemisahan

antara kepemilikan (pihak prinsipal) yaitu para pemegang

saham dengan pengendalian (pihak agen) yaitu manajer yang

mengelola perusahaan atau sering disebut dengan the

separation of the decision making and risk beating functions of

the firm.

2) Teori Miller dan Modigliani

Teori struktur modal modern ini pertama kali dikemukakan

oleh dua orang professor yaitu; Franco Modigliani dan Merton

Miller pada tahun 1958, yang kemudian dikenal dengan teori

MM. Modigliani dan Miller mengatakan bahwa penggunaan

hutang akan lebih menguntungkan apabila dibandingkan

20
dengan penggunaan modal sendiri, terutama dengan meminjam

ke perbankan.

Teori tersebut dibangun berdasarkan beberapa asumsi

meliputi (Brigham & Houston, 2006) :

1. Tidak ada biaya broker (pialang)

2. Tidak ada pajak

3. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku

bunga yang sama dengan perseroan

4. Semua investor mempunyai informasi yang

samamseperti manajemen mengenai prospek

perusahaan di masa depan

5. Tidak ada biaya kebangkrutan

6. Earnings before interest and taxes (EBIT) tidak

dipengaruhi oleh penggunaan dari utang.

Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang

berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: A

Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak

perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan

pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran deviden

kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan

yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan

hutang dalam struktur modalnya.

21
3) Pecking Order Theory

Menurut Myers (1984), pecking order theory menyatakan

bahwa ”Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi

justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang

profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang

berlimpah”. Dalam pecking order theory ini tidak terdapat

struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan

mempunyai urut-urutan preferensi (hierarki) dalam penggunaan

dana. Menurut Hanafi (2004) dalam skenario urutan dalam

pecking order theory yaitu:

a. Perusahaan memilih pendanaan internal. Dana

internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan)

yang di hasilkan dari kegiatan perusahaan.

b. Perusahaan akan mencoba menyesuaikan rasio

pembagian dividen yang ditargetkan dengan

berusaha menghindari perubahan pembayaran

deviden secara drastis. Karena kebijakan dividen

yang konstan dengan fluktuasi keuntungan dan

kesempatan investasi yang tidak dapat bisa

diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang

diterima oleh perusahaan akan lebih besar

dibandingkan dengan pengeluaran investasi.

22
c. Apabila pendanaan dari luar (external financing) di

perlukan, maka perusahaan akan menerbitkan

sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu

dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian

diikuti oleh sekuritas.

4) Trade Off Theory

Trade off theory dalam struktur modal adalah

menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul

sebagai akibat penggunaan hutang. Menurut Brigham dan

Houston (2001) kebijakan struktur modal melibatkan

pertimbangan (trade-off) antara risiko dengan tingkat

pengembalian. Teori trade-off, menyatakan bahwa manajer

keuangan seharusnya meningkatkan hutang sampai pada titik

optimal, dimana nilai perlindungan pajak dan bunga tambahan

hanya terimbangi oleh tambahan biaya masalah keuangan yang

mungkin timbul (Brealey dkk, 2008).

3. Komponen Struktur Modal

1) Modal Sendiri

Modal sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal

dari pemiliknya dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu

yang tidak tertentu lamanya (Riyanto, 2001). Modal sendiri

juga dapat didefinisikan sebagai dana yang dipinjam dalam

jangka waktu tidak terbatas dari para pemegang saham. Secara

23
umum dikatakan pinjaman baru dikembalikan kepada para

pemegang saham bilamana perusahaan tersebut dipailitkan.

Sumber modal sendiri berasal dari dalam perusahaan maupun

luar perusahaan. Sumber dari dalam (internal financing)

berasal dari hasil operasi perusahaan yang berbentuk laba

ditahan dan penyusutan sedangkan dari luar (external

financing) dapat dalam bentuk saham biasa atau saham

preferen (Husnan, 2011).

Komponen modal sendiri ini merupakan modal perusahan

yang dipetaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha

maupun risiko- risiko kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak

memperlukan jaminan atau keharusan untuk pembayaran

kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian

tentang jangka waktu pembayaran kembali modal sendiri. Oleh

karena itu, tiap-tiap perusahaan harus mempunyai jumlah

minimum modal yang diperlukan untuk menjamin

kelangsungan hidup perusahaan. Modal sendiri yang bersifat

permanen akan tetap tertanam dalam perusahaahn dan dapat

diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara

kelangsungan hidup dan melindungi perusahan dari risiko

kebangkrutan. Modal sendiri merupakan sumber dana

perusahaan yang paling tepat untuk diinvestasikan pada aktiva

tetap yang bersifat permanen dan investasi-investasi yang

24
menghadapi risiko kerugian yang relatif kecil, karena suatu

kerugian atau kegagalan dari investasi tersebut dengan alasan

apapun merupakan tindakan membahayakan bagi kontinuitas

kelangsungan hidup perusahaan.

2) Hutang Jangka Panjang

Modal asing atau jangka panjang adalah utang yang jangka

waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun

(Riyanto, 2001). Hutang jangka panjang adalah kewajiban

keuangan yang dalam melakukan pembayara lebih dari satu

tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan

untuk membelanjai perluasan (ekspansi) atau modernisasi dari

perusahaan, karenakebutuhan modal untuk keperluan tersebut

meliputi jumlah besar (Riyanto, 2001).

4. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan yang ditujukan pada total aset, jumlah penjualan, ratarata

penjualan dan rata-rata total aset (Riyanto, 2001). Ukuran aset yaitu

rata-rata penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai

beberapa tahun (Brigham dan Houston, 2006).

Besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap

struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin

besar suatu perusahaan akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang

tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani mengeluarkan

25
saham baru dan cenderung untuk menggunakan jumlah pinjaman juga

semakin besar.

5. Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perushaan

menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset,

dan modal saham tertentu (Hanafi, 2004). Ada tiga rasio yang dapat

digunakan dalam rasio profitabilitas yakni net profit margin (NPM),

return on asset (ROA) dan return on equity (ROE).

Net profit margin mengatur sejauh mana perusahaan menghasilkan

laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio net profit margin

yang rendah dapat menunjukkan ketidakoefisienan manjemen. ROA

menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan

laba dengan return yang dihasilakan perusahaan bagi pemegang

sahamnya. Sedangkan ROE mengukur tingkat return yang dihasilkan

perusahaan bagi pemegang saham.

Pada penelitian ini profitabilitas diwakili oleh net profit margin

(NPM). Menurut Batian dan Suhardjono (2006 : 299) dalam Rinati

(2008:5) Net Profit Margin adalah perbandingan laba bersih dan

penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan

semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor

untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini

menunjukan berapa besar presentase laba bersih yang diperoleh dari

26
setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik

kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.

6. Likuiditas

Menurut Riyanto (2000:25), “likuiditas berhubungan dengan

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya

yang segera harus dipenuhi”. Perusahaan yang mampu membayar

kewajiban-kewajiban yang akan segera jatuh tempo dinamakan

perusahaan yang likuid, sedangkan perusahaan yang tidak mampu

disebut ilikuid atau tidak likuid.

Penelitan ini akan menggunakan rasio lancar. Rasio lancar

digunakan untuk menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety)

kreditor jangka pendek, atau merupakan tingkat kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan

aktiva lancar yang dimilikinnya. Suatu perusahaan dengan rasio lancar

yang tinggi bukan merupakan jaminan bahwa perusahaan mampu

membayar utang yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau

distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya

jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat

penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan

rendah dan menunjukkan adanya over investment dalam persediaan

tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit

untuk ditagih.

27
7. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dengan pencapaian tingkat

penjualan yang dihasilkan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dapat

dikatakan sebagai pertumbuhan penjualan. Pertumbuhan penjualan

adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu

ke waktu. Pertumbuhan penjualan tahun sebelumnya digunakan untuk

meramalkan pertumbuhan penjualan tahun berikutnya. Menurut Suad

Husnan (2000:336) semakin stabil penjualan, semakin stabil juga

keuntungan yang berarti semakin besar kemungkinan perusahaan

mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Perusahaan akan berani

menggunakan pengungkit yang lebih besar. Menurut Brigham dan

Huston (2006:42) stabilitas penjualan akan mempengaruhi stabilitas

pendapatan, yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai jaminan

untuk memperoleh pinjaman.

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan penelitian sebelumnya dan landasan teori yang telah

dipaparkan di atas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini sebagai

berikut :

2.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Penentuan besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan

total aktiva, total penjualan, dan rata-rata tingkat penjualan.

Perusahaan yang besar di mana sahamnya telah tersebar sangat luas

28
akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi

kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya

dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Semakin besar ukuran

perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki

jumlah aktiva yang semakin tinggi pula. Perusahaan yang

ukurannya relatif besar pun akan cenderung menggunakan dana

eksternal yang semakin besar. Hal ini disebabkan kebutuhan dana

juga semakin meningkat seiring dengan ukuran perusahaan. Selain

pendanaan internal, alternatif selanjutnya adalah pendanaan

eksternal. Hal ini sejalan dengan pecking order theory yang

mengemukakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan

yang berasal dari sumber dana internal sebelum memutuskan untuk

berhutang. Dengan demikian ukuran perusahaan memiki pengaruh

positif terhadap struktur modal.

2.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal

Suatu perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik akan

cenderung menggunakan proporsi hutang yang relatif kecil. Hal ini

disebabkan return yang tinggi akan menyediakan sejumlah dana

internal yang relatif besar yang dapat diakumulasikan sebagai laba

ditahan. Semakin tinggi porsi dana yang tersedia untuk membiayai

operasional perusahaan dan kesempatan investasi dari laba ditahan,

maka tingkat hutang akan semakin kecil.

29
Dana internal lebih disukai karena memungkinkan

perusahaan untuk tidak perlu mencari pinjaman lagi dari pihak

luar. Dana internal memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu

membuka diri dari perhatian pemodal luar. Hal ini disebabkan

adanya transaction cost di dalam mendapatkan dana dari pihak

luar. Hal ini sejalan dengan pecking order Theory yang

mengemukakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan

yang berasal dari sumber dana internal sebelum memutuskan untuk

berhutang. Dengan demikian profitabilitas memiliki pengaruh

negatif terhadap struktur modal.

2.3.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal

Likuiditas perusahaan adalah kemampuan suatu perusahaan

untuk membayar utang-utang yang akan mengalami jatuh tempo.

Perusahaan dapat membayar utang dengan kas, apabila kas yang

dimiliki perusahaan tidak cukup, pembayaran tetap dilakukan

dengan cara lain dengan menggunakan aktiva lancarnya.

Perusahaan yang memiliki aktiva lancar yang lebih besar dari

jumlah utang lancarnya dikatakan perusahaan yang likuid. Aktiva

lancar dapat digunakan sebagai jaminan utang lancar akan dibayar

apabila kas tidak cukup. Likuiditas menjadi ukuran kreditur

menilai kelayakan calon debiturnya, karena kreditur tidak ingin

mengalami kerugian akibat gagal bayar. Struktur modal adalah

komposisi pendanaan jangka panjang yang digunakan perusahaan

30
untuk mendanai aktivitas perusahaanya. Struktur modal terdiri dari

utang jangka panjang, saham biasa, saham preferen dan laba

ditahan. Komposisi ini dapat diperoleh dengan sumberdana internal

dan eksternal. Sumber dana internal dapat diperoleh dari modal

sendiri, sedangkan sumber dana eksternal dapat berupa utang

jangka panjang. Salah satu faktor yang memperngaruhi penentuan

komposisi struktur modal ini adalah likuiditas.

Perusahaan yang sedang berkembang pada umumnya

memerlukan dana yang besar. Apabila dana internal tidak

mencukupi kebutuhan perusahaan, maka perusahaan memilih utang

sebagai sumber pendanaan eksternalnya. Hal ini sesuai dengan

Pecking Order Theory yang menyebutkan bahwa utang adalah

urutan kedua dalam pemilihan penggunaan dana setelah dana

internal. Kreditor dapat melihat tingkat likuiditas sebelum

memberikan utang, karena likuiditas berhubungan dengan

kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang perusahaan

yang akan jatuh tempo. Kreditor lebih aman memberikan utang

pada perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi. Hal ini

dapat dikatakan bahwa perubahan likuiditas akan sebanding

dengan perubahan strukuktur modal. Apabila tingkat likuiditas naik

satu satuan maka, struktur modal juga naik satu satuan. Arah

pengaruh yang demikian disebut pengaruh positif, sehingga dapat

31
disimpulkan bahwa likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap

struktur modal.

2.3.4 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan tumbuhnya

penjualan yang pesat dari tahun ke tahun. Perusahaan yang sedang

berkembang pesat memiliki tingkat penjualan yang cenderung naik

dari tahun ke tahun berikutnya. Pertumbuhan penjualan yang tinggi

menunjukan kemampuan perusahaan menghasilan laba yang stabil.

Pertumbuhan penjualan dari tahun sebelumnya secara berkala

dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan pada

tahun yang akan datang.

Struktur modal adalah komposisi pendanaan jangka

panjang yang digunakan perusahaan untuk mendanai aktivitas

perusahaanya. Struktur modal terdiri dari utang jangka panjang,

saham biasa, saham preferen dan laba ditahan. Komposisi ini dapat

diperoleh dengan sumberdana internal dan eksternal. Sumberdana

internal dapat diperoleh dari modal sendiri, sedangkan sumberdana

eksternal dapat berupa utang jangka panjang. Salah satu faktor

yang memperngaruhi penentuan komposisi struktur modal ini

adalah pertumbuhan penjualan.

Manajer sebagai agen pemegang saham akan berusaha

memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham. Melihat

perusahaannya tumbuh dengan pesat, manajer akan berpikir untuk

32
mengembangkan lagi perusahaanya agar perusahaan semakin

besar. Sumber dana yang menjadi pilihan untuk mengembangkan

perusahaan yang sedang berkembang adalah utang. Kreditor akan

menilai perusahaan cukup layak untuk mendapatkan pendanaan

karena debitor memiliki tingkat penjualan yang naik secara stabil

dari tahun ke tahun. Kreditor akan memandang risiko gagal bayar

yang dihadapinya kecil dilihat dari tingginya tingkat pertumbuhan

penjualan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan penjualan yang

dimiliki perusahaan, maka semakin mudah kemungkinan

perusahaan mendapatkan pendanaan dari utang. Perubahan tingkat

pertumbuhan akan sebanding dengan perubahan struktur modal.

Apabila pertumbuhan penjualan mengalami kenaikan satu satuan

maka struktur modal juga akan mengalami kenaikan satu satuan.

Hal ini berarti pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh positif

terhadap struktur modal.

33
2.4 PARADIGMA PENELITIAN

(X1)

(X2)

(Y)

(X3)

(X4)

Gambar 1. Paradigma Penelitian

Keterangan :

1. X1 : Ukuran Perusahaan

2. X2 : Profitabilitas

3. X3 : Likuiditas

4. X4 : Pertumbuhan Penjualn

5. Y : Struktur Modal

34
2.5 HIPOTESIS

Berdasarkan penelitian sebelumnya, landasan teori serta kerangka

pemikiran yang telah dipapar diatas, dapat dirumuskan hipotesis terhadap

rumusan masalah yang diteliti. Rumusan hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut :

H1 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal

H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal

H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal

H4 : Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal

35
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini diklasifikasikan sebagai jenis penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk

menggambarkan keadaan perusahaan yang dilakukan dengan analisis

berdasarkan data kuantitatif yang didapatkan. Penelitian ini menguji

apakah variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas pertumbuhan

penjualan memengaruhi variabel struktur modal.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini mengambil data dari laporan keuangan yang didapatkan

dari Bursa Efek Indonesia dan dan laporan keuangan tahunan perusahaan

Food And Beverages tahun 2014-2017. Penelitian ini akan dilakukan pada

bulan maret 2019 – juli 2019

3.3 JENIS DAN SUMBER DATA

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan

dengan angka-angka, menujukan nilai dalam besaran atau variabel yang

diwakilinya. Data yang diteliti berupa data sekunder, artinya data tersebut

diperoleh dari laporan-laporan yang memuat berbagai informasi tentang

masalah yang diteliti, serta studi pustaka dengan cara membaca serta

mendalami berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan.

36
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicacat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,cacatan,

atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang telah

dipublikasikan

Sumber data yang akan diteliti bersumber dari laporan keuangan Bursa

Efek Indonesia pada periode tahun 2014-2017 serta publikasi laporan

keuangan setiap perusahaan Food And Beverages pada tahun 2014-2017.

Data diperoleh dari situs website melalui www.idx.com dan laporan

keuangan setiap perusahaan yang telah di publikasikan dimasing-masing

website setiap perusahaan Food And Beverages itu sendiri

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan

data dengan dokumen yang dapat berupa laporan keuangan dari sumber

data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan

3.5 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2009). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Food And

Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 sampai

2017 yang menerbitkan laporan keuangan.

37
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu

penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan yang

dikehendaki oleh peneliti. Adapun kriteria-kriteria yang dipilih dalam

penentuan sampel

adalah :

a. Perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode tahun 2014-2017

b. Perusahaan Food And Beverages yang mempublikasikan

laporan keuangan selama 4 tahun berturut-turut yaitu dari tahun

2014-2017

c. Perusahaan Food And Beverages yang memiliki kelengkapan

data yang diperlukan selama peneltian ini berlangsung. Apabila

dalam proses penelitian terdapata perusahaan yang tidak dapat

dihitung rasionya, maka akan dikeluarkan dari penelitan ini.

38
3.6 OPERASIONAL VARIABEL

Operasional variabel pada penlitian ini terbagi dalam 2 variabel, yaitu :

1. Variabel terikat (Dependent)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono

(2009). Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah struktur

modal, menurur Riyanto (2001) struktur modal dihitung dengan

membandingkan total hutang dengan modal :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝐸𝑅 = × 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 (𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

2. Variabel bebas (Independent)

Variabel Bebas (Independent) yaitu variabel yang menjadi

sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah :

a. Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan (SIZE) merupakan ukuran atau

besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Ukuran

perusahaaan diukur dengan nilai logaritma natural dari total

aktiva (natural logarithm of total assets). Ukuran

perusahaan menurut Yusuf dan Soraya (2004) dapat diukur

dengan rumus sebagi berikut :

SIZE = ln (Total Aktiva)

39
b. Profitabilitas (X2)

Profitabilitas merupakan bagaimana perusahaan

dapat mengukur kemampuannya dalam menghasilkan laba

pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu

(Hanafi,2004). Ukuran profitabilitas yang digunakan dalam

penelitian adalah Net Profit Margin (NPM), yaitu :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑁𝑃𝑀 = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

c. Likuiditas (X3)

Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan rasio

likuiditas. Rasio likuiditas adalah perbandingan yang

menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk segera

menyelesaikan kewajiban jangka pendek yang segera jatuh

tempo. Rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur

likuiditas dalam penelitian ini diwakili oleh current ratio

(CR) atau rasio lancar. Rasio lancar digunakan untuk

menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor

jangka pendek, atau merupakan tingkat kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

dengan aktiva lancar yang dimilikinnya. Menurut Brigham

dan Hustons, (2006:95) Rumus yang digunakan untuk

mengetahui rasio lancar suatu perusahaan adalah :

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑅 = × 100%
𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

40
d. Pertumbuhan Penjualan (X4)

Growth of Sales (GOS) atau pertumbuhan penjualan

adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau

dari waktu ke waktu. Pengukuran pertumbuhan penjualan

dapat dilakukan dengan cara membandingkan penjualan

pada tahun ke t setelah dikurangi penjualan pada periode

sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya.

Khusus pada variabel pertumbuhan penjualan, tahun

periode yang digunakan adalah satu tahun sebelum tahun

periode yaitu tahun 2013-2016. Hal ini karena pertumbuhan

penjualan dapat

memprediksi variabel struktur modal minimal 1 tahun

sebelum tahun pengamatan struktur modal. Rumus yang

Penjualantdigunakan menghitung pertumbuhan penjualan

adalah :

Penjualant − 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛t-1
𝐺𝑂𝑆 = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛t-1

3.7 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan adaah regresi linear berganda.

Model analisis linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh dari

variabel independen terhadap variabel dependen. Sebelum melakukan

analisis linear berganda, maka diperlukan uji asumsi klasik terlebih dahulu

untuk memastikan apa model tersebut tidak terdapat masalah normalitas,

41
autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas. Jika terpenuhi

maka model analisis layak digunakan. Langkah-langkah uji asumsi klasik

pada penelitian adalah sebagai berikut :

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel pengganggu atau residual atau variabel

dependen dan independennya memiliki distribusi normal (Gozhali,

2009). Uji normalitas dilakukan pada nilai residual model. Asumsi

normalitas dapat diperiksa dengan pemeriksaan output normal PP

plot atau normal Q-Q plot. Asumsi normalitas terpenuhi ketika

penyebaran titik-titik output plot mengikuti garis diagonal plot.

Asumsi normalitas terpenuhi ketika pengujian normalitas

menghasilkan P-value (sign.) > α dengan nilai α ditentukan sebesar

1%, 5% atau 10%. Selain menggunakan P-plot, uji normalitas juga

dapat menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Asumsi normalitas

terpenuhi jika signifikansi hasil output uji Kolmogorov-Smirnov

lebih besar dari 0,05.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Cara pengujian ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat bermacammacam diantaranya

42
dengan menggunakan uji glejser, pengujian ini dilakukan dengan

meregresikan nilai residu terhadap variabel-variabel independen.

Jika variabel independen secara signifikan memengaruhi variabel

dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas atau

sebaliknya. Kriteria pengujian ini jika nilai signifikansi dari

variabel bebas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi

heteroskedastisitas, dan jika nilai signifikansi dari variabel bebas

lebih kecil dari 0,05 maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

c. Uji Multikolinieritias

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Menurut Ghozali (2009), model regresi yang baik

seharusnya tidak memiliki korelasi diantara variabel independen.

Jika terdapat korelasi yang tinggi antara variabel independen

tersebut, maka hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen menjadi terganggu.

Ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari

Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tollerance (T). Jika nilai

VIF < 10 dan niali T > 0,01, maka tidak terjadi multikolinearitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ada korelasi antara kesalahan penggunaan pada periode t

dengan kesalahan penggunaan periode t-1 (sebelumnya). Model

43
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi perlu dilakukan

pengujian terlebih dahulu dengan menggunakan statistik Durbin

Watson (D-W). Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini

adalah :

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)

Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0)

Berdasarkan tes Durbin Watson, pengambilan keputusan ada

tidaknya autokorelasi berdasarkan pada ketentuan :

Tabel 1 Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Menoloak H0 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dl < d < du

Tidak ada autokorelasi baik positif


Tidak menolak du < d < 4 – dl
maupun negatif

Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4- du ≤ d ≤ 4 – dl

Tidak ada autokorelasi negatif Menolak H0 4- du ≤ d ≤ 4

Sumber : (Ghozali, 2011)

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji

regresi berganda. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

44
Persamaan dari regresi berganda yang digunakan yakni sebagai

berikut :

b. Y = ∝ + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan :

Y = Struktur Modal (LDER)

α = Konstanta

b1,2,3,4 = Koefisien Regresi

X1 = Ukuran Perusahaan (SIZE)

X2 = Profitabilitas (NPM)

X3 = Likuiditas (CR)

X4 = Pertumbuhan Penjualan (GS)

e = Residual

c. Uji Parsial

Uji-t untuk menguji pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis dalam uji t ini yakni

sebagai berikut :

1) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal

H01 : β1≤0 ukuran perusahaan tidak berpengaruh positif

terhadap struktur modal

Ha1 : β1>0 ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

struktur modal

2) Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal

45
H02 : β2≥0 profitabilitas tidak berpengaruh negatif terhadap

struktur modal

Ha2 : β2<0 profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur

modal

3) Pengaruh likuditas perusahaan terhadap struktur modal

H03 : β3≤0 likuditas tidak berpengaruh positif terhadap struktur

modal

Ha3 : β3>0 likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur

modal

4) Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal

H04 : β4≤0 pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh positif

terhadap struktur modal

Ha4 : β4>0 pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap

struktur modal

3. Uji Goodness of Fit Modal

a. Uji-F

Uji-F untuk menguji pengaruh variabel independen secara

simultan atau bersama-sama memengaruhi variabel dependen

secara signifikan, maka kriteria uji-F sebagai berikut:

1) Apabila F-hitung (0,05) < F-tabel (nilai signifikan), maka H0

diterima berarti variabel independen secara bersama-sama tidak

berpengaruh terhadap variabel struktur modal.

46
2) Apabila F-hitung (0,05) > F-tabel (nilai signifikan), maka H0

ditolak berarti variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel struktur modal.

3) Selain menggunakan kedua asumsi di atas, uji F dapat

diasumsikan berdasarkan nilai signifikan, dimana jika

signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti Ha diterima,

artinya secara simultan ukuran perusahaan, profitabilitas dan

pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.

b. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi antara nol dan satu. Nilai

(Adjusted R2) yang lebih kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan varians variabel dependen

sangat terbatas (Ghozali, 2011). Koefisien determinasi dapat

dihitung dengan rumus adjusted R2 :

𝐽𝐾 (Re g)
𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑒𝑟 𝑅2 ∶
∑ 𝑌2

Keterangan :

Adjusted R2 : Koefisien determinasi

JK (Re g) : Jumlah kuadrat regresi

∑Y2 : Jumlah kuadrat total dikoreksi

47
DAFTAR PUSTAKA

Anggun Farisa Nurul, Listyorini Wahyu Widati. (2017). “Analisa Profitabilitas,


Likuiditas, Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva Dan Kebijakan
Dividen Terhadap Struktur Modal”. Prosiding Seminar Nasional Multi
Disiplin Ilmu & Call For Papers Unisbank Ke-3 (Sendi_U 3) 2017.
Universitas Stikubank Semarang
Armelia Shelly. (2016). “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas
Dan Struktur Aktifa Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go
Publik (Studi Sektor Kosmetik Dan Keperluan Rumah Tangga)”. Jurnal
Online Mahasiswa FISIP Vol. 3 No. 2 – Oktober 2016. Universitas Riau
Dwi Kurniawan Galih. (2013). “Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan,
Pertumbuhan Penjualan, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Perdagangan Ritel Di BEI
Periode Tahun 2009 – 2011)”. Skripsi 2013. Universitas Negeri
Yogyakarta
Firmanullah Nurul, Darsono. (2017). “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Struktur Modal Di Perusahaan Indonesia (Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2014)”. Diponegoro Journal Of
Accounting Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 1-9. Universitas
Diponegoro Semarang
Hasudungan Jonathan, Dwiatmanto, Zahroh ZA. (2017) “Pengaruh Struktur
Modal Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham (Studi Pada
Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2015)”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 46
No. 1 Mei 2017. Universitas Brawijaya Malang

48
Hudan Yusron, Deannes Isynuwardhana S.E, M.M, Dedik Nur Triyanto.
S.E.,M.Acc. (2016). “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan
Pertambangan Sektor Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015)”. E-Proceeding of Management : Vol.3, No.2 Agustus
2016. Universitas Telkom
Lasut Stenyverens J.D, Paulina Van Rate, Michael Ch. Raintung. (2018). “The
Effect Of Firm Size, Profitability, And Liquidity To Capital Structure In
The Automotive Company Listed In Indonesia Stock Exchange Period
2012-2015”. Jurnal EMBA Vol.6 No.1 Januari 2018, Hal.11-20.
Universitas Sam Ratulangi Manado
Lorensia Ketty. (2017). “Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran
Dan Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal Industri Otomotif Di Bei
(Studi Empiris Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016)”. Publikasi Ilmiah 2017.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Made Novione Purnama Dewi Suweta Ni, Made Rusmala Dewi. (2016).
“Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva, Dan Pertumbuhan
Aktiva Terhadap Struktur Modal”. E-Jurnal Manajemen Vol 5. No 8,
2016. Universitas Udayana Bali
Nadzirah, Fridayana Yudiaatmaja, Wayan Cipta. (2016). “Pengaruh Ukuran
Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal”. E-Journal
Bisnis Dan Manajemen Volume 4 Tahun 2016. Universitas Pendidikan
Ganehsa Bali
Prichilia Tijow Anggelita, Harijanto Sabijono, Victorina Z. Tirayoh. (2018).
“Pengaruh Struktur Aktiva Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal
Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 13 (3),
2018. Universitas Sam Ratulangi Manado

49
Puriandhyni Winekasari Denantia. (2017). “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas ,
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2015)”. Draft Skripsi 2017. Universitas Pasundan Bandung
Sugiyanti. (2017). “Analisis Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Skripisi 2017. Universitas Negeri Yogyakarta
Winarko Yandri. (2018). “Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham
Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012-2016”. Skripsi 2018. Universitas Hasanuddin
Yusintha Putria, Erni Suryandari. (2010). “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Struktur Modal (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Akuntansi dan Investasi
Vol. 11 No. 2, halaman: 179-188. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

50

Anda mungkin juga menyukai