BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arsen (As) merupakan bahan kimia beracun yang secara alami ada di
alam. Selain dapat ditemukan di udara, air maupun makanan, arsen juga dapat
ditemukan di industri seperti industri pestisida, proses pengecoran logam
maupun pusat tenaga geotermal. Elemen yang mengandung arsen dalam jumlah
sedikit atau komponen arsen organik (biasanya ditemukan pada produk laut
seperti ikan laut) biasanya tidak beracun (tidak toksik).
Arsen dapat dalam bentuk ion organik bervalensi tiga dan bervalensi
lima. Bentuk ion organik arsen bervalensi tiga adalah Arsenik trioksid, Sodium
arsenik, dan Arsenik triklorida, sedangkan bentuk ion organik arsen bervalensi
lima adalah Arsenik pentosida, Asam arsenik, dan Arsenat (Pb arsenat, Ca
arsenat). Arsen bervalensi tiga (trioksid) merupakan bahan kimia yang cukup
potensial untuk menimbulkan terjadinya keracunan akut.
Arsen (As) adalah salah satu logam toksik yang sering diklasifikasikan
sebagai logam, Tetapi lebih bersifat nonlogam. Tidak seperti logam lain yang
membentuk kation, Arsen (As) dialam berbentuk anion, seperti
H2AsO4 (Ismunandar, 2004). Arsen (As) tidak rusak oleh lingkungan, hanya
berpindah menuju air atau tanah yang dibawa oleh debu, hujan, atau awan.
Beberapa senyawa Arsen (As) tidak bisa larut di perairan dan akhirnya akan
mengendap di sedimen. Senyawa arsen pada awalnya digunakan sebagai
pestisida dan hibrisida, sebelum senyawa organic ditemukan, dan sebagai
pengawet kayu (Copper Chromated Arsenic (CCA)).
1
SITI NUR AZIZAH
Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara
sebagai hasil sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam
tanah berupa bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa
mencemari air tanah. Arsen (As) merupakan unsur kerak bumi yang berjumah
besar, yaitu menempati urutan keduapuluh dari unsure kerak bumi, sehingga
sangat besar kemungkinannya mencemari air tanah dan air minum. Jutaan
manusia bisa terpapar Arsen (As), seperti yang pernah terjadi di Bangladesh,
India, Cina. Semua batuan mengandung Arsen (As) 1-5 ppm. Kosentrasi yang
lebih tinggi ditemukan pada batuan beku dan sedimen. Tanah hasil pelapukan
batuan biasanya mengandung Arsen (As) sebesar 0,1–40 ppm dengan rata-rata
5-6 ppm.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui apa sejarah, dan pengertian nama rumus kimia arsen
2. Dapat mengetahui klasifikasi arsen
3. Dapat mengetahui sifat-sifat unsur arsen
4. Dapat mengetahui arsen dalam kehidupan sehari-hari
5. Dapat mengetahui manfaat dan penyakit akibat arsen?
6. Dapat mengetahui cara penanganan arsen
2
SITI NUR AZIZAH
kelamin yang berbeda. Sedangkan dalam kerak bumi yaitu pada batuan
menurut bahasa Arab adalah Az- sedimen dan beku yang terdistribusi
zar, yang artinya emas, atau zarnig tertinggi dalam bentuk arsenida dari
3
SITI NUR AZIZAH
dalam air atau berbentuk Sedikit larut dalam asam arsenocho/ine bisa
inorganik dapat
4
SITI NUR AZIZAH
6
SITI NUR AZIZAH
7
SITI NUR AZIZAH
hidup, maka justru sel hidup itulah yang diserang. Sel yang diserang arsenik
akan mengalami nekrosis dan kematian dengan segera.
iritasi saluran makanan, nyeri, mual, muntah dan diare. Selain itu mengakibatkan
penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan fungsi jantung,
kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal. Berikut ini adalah implikasi
klinik akibat tercemar oleh arsen:
9
SITI NUR AZIZAH
Efek yang ditimbulkan dari arsen bervariasi dari pusing hingga kematian
tergantung kadar arsen yang masuk ke dalam tubuh. Keberadaan arsen dalam
jumlah banyak dapat menimbulkan keracunan. Bentuknya yang berupa bubuk
tidak berasa dan tidak berbau membuat arsen tidak mudah dikenali saat
dicampurkan ke dalam makanan. Orang yang keracunan arsen akan menderita
mual dan muntah hebat, rasa nyeri pada organ dalam secara tiba-tiba, dehidrasi
akut dan lemas. Saat masuk pencernaan, arsen terdeteksi sebagai benda asing
berbahaya, sehingga menyebabkan kerja organ dalam semakin berat. Akibatnya
tubuh akan mengalami dehidrasi. Dehidrasi akut inilah yang dapat menyebabkan
kematian. Orang awam akan mengira orang yang keracunan arsen menderita
muntaber biasa atau kolera. Hal ini dikarenakan gejala yang ditunjukkan sama.
10
SITI NUR AZIZAH
Namun, dalam hitungan jam efek yang ditimbulkan akan semakin parah
berbahaya hingga terjadi kematian.
F. Penanganan Arsen
11
SITI NUR AZIZAH
1. Remidiasi
2. Bioremediasi
12
SITI NUR AZIZAH
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arsen (As) merupakan bahan kimia beracun yang secara alami ada di
alam. Arsen (As) berasal dari kerak bumi yang bila dilepaskan ke udara sebagai
hasil sampingan dari aktivitas peleburuan bijih baruan, Arsen (As) dalam tanah
berupa bijih, yaitu arsenopirit dan orpiment, yang pada akhirnya bisa mencemari
air tanah. Arsen dapat terbentuk sebagai unsur semi logam (As0) dan sebagai
senyawa arsenat (As5+), arsenit (As3+), atau arsin (As3-). Karakter kimia arsen
didominasi fakta bahwa arsen merupakan senyawa yang labil, bilangan oksidasi
atau bentuk senyawa kimianya mudah berubah, baik melalui reaksi kimia
maupun biologi yang umum terjadi di lingkungan.
B. Saran
13
SITI NUR AZIZAH
DAFTAR PUSTAKA
https://arinadwisaputri.wordpress.com/2017/11/28/makalah-arsen/
http://bloggregantonny.blogspot.com/2013/02/arsen.html
http://alchemistviolet.blogspot.com/2010/12/arsenikum.html
14