k2 Okok
k2 Okok
1. Pendahuluan
2. Pengerjaan Workplan
3. Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
1. Pengertian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung
dan tamu) di tempat kerja. (OHSAS 18001:2007)
2. Tujuan
Penerapan K3 ditujukan untuk mencapai Zero Accident, Zero penyakit akibat kerja, dan mendukung
pencapaian target OH (on Quality, on Time & on Cost)
3. Dasar Hukum
Dasar hukum K3 antara lain : UU No. 1 / 1970 tentang K3, UU No. 13 / 2003 tentang Ketenagakerjaan,
PP No. 50 / 2012 tentang SMK3, Permenaker No. 03 / 1998 tentang Tata cara Pelaporan & Pemeriksaan
Kecelakaan Kerja, Permenaker No 9 / 2016 tentang Bekerja di Ketinggian, dan UU No. 30 / 2009 tentang
Ketenagalistrikan
Sebagai dokumen formal izin kerja untuk kegiatan overhaul UPHB dan UP Muara Karang, diwajibkan untuk
mengeluarkan dokumen berikut: Working Permit, Safety Permit, dan Permit to Work. Ijin kerja diajukan
sehari sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai pada jam kerja reguler (kecuali pekerjaan emergency).
Setiap pekerja yang diajukan saat permohonan ijin kerja harus sama dengan pekerja yang akan bekerja
dilapangan. Pekerjaan yang memerlukan keahlian dan ijin khusus (bekerja di ketinggian, ruang terbatas
dan pekerjaan pengelasan / hot work) tidak diperbolehkan tanpa adanya ijin kerja.
Prosedur K3 dalam bekerja yang harus dilakukan oleh seluruh anggota tim dan dipimpin oleh assisten
engineer yaitu: makukan safety induction, safety briefing dan safety talk serta berdoa sebelum melakukan
pekerjaan, mengisolasi seluruh seumber energi sebelum memulai pekerjaan, memastikan seluruh energi
sisa sudah dikeluarkan/diamankan, melakukan pekerjaan sesuai Prosedur Kerja / Instruksi Kerja (IK), dan
selalu pastikan APD sudah terpasang (Safety Googles, Safety Wearpack, Safety Shoes, Safety Gloves,
Safety Helmet, Ear muff / Ear Plug).
Pekerjaan menggunakan alat angkat & angkut, wajib memeperhatikan : Operator alat angkat - angkut
harus memiliki ijin operasi (SIO) yang masih berlaku, peralatan angkat-angkut harus selalu di inspeksi atau
dilakukan riksa uji berkala, dilarang berjalan atau berdiri di bawah beban yang diangkat, benda yang
diangkat/angkut harus terkait secara aman dan terikat secara benar, perhatikan berat benda saat akan
diangkut, apakah melebihi beban alat angkat-angkut atau tidak, beri tanda batas area saat melakukan
pengankatan benda, dilarang menumpang pada alat angkat angkut kecuali operator, juru sinyal (rigger)
harus memiliki keahlian dibidangnya dan pernah mengikuti sertifikasi juru sinyal.
Pekerjaan pada ketinggian wajib selalu menggunakan APD full body harness saat bekerja di ketinggian.
Pekerja harus sehat jasmani dan rohani, serta ahli dibidangnya. Jika area kerja outdoor, perhatikan cuaca
disekitar (jangan bekerja saat hujan). Dalam bekerja harus sesuai prosedur / IK dan mematuhi semua
aturan yang berlaku. Jika bekerja menggunakan perancah (scaffolding), pastikan perancah sudah
dinyatakan aman oleh K3 dan tim ptw. Dilarang berdiri atau berjalan di bawah perancah saat ada yang
bekerja di atas perancah. Pekerja harus waspada dan jangan memaksakan untuk bekerja jika sendirian
atau tubuh sudah mulai lelah.
Rambu K3
Berikut ini contoh rambu-rambu yang sering dijumpai pada lokasi pekerjaan.
Gambar 1 Rambu-rambu K3
Pisahkan sampah organic, non-organic, dan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) sarung tangan
bekas, majun bekas, isolasi (rock wool), oli &cairan kimia (cairan di tamping didalam drum /jerigen).
Gambar 2,3. Pemilahan sampah B3 padat (kiri) dan sampah B3 cair (kanan)
LAPORAN EVIDEN
Ruang terbatas (Confined Space) adalah ruang tetutup dan memiliki keterbatasan akses pintu masuk dan
keluar serta memiliki potensi bahaya yang dapat menyebabkan pekerja yang bekerja di dalamnya
mengalami cedera atau meninggal dunia. Sebelum memasuki ruang terbatas, periksa dahulu kandungan
gas atau zat di dalam ruang terbatas tersebut
1. Dilarang memasuki ruang terbatas sebelum dinyatakan aman oleh K3 dan tim PTW
2. Pekerja yang bekerja di ruang terbatas harus sehat jasmani dan rohani serta memiliki keahlian di
bidangnya dan sudah diberi wewenang oleh atasannya untuk bekerja di ruang terbatas
3. Perhatikan sirkulasi udara dan penerangan di dalam ruang terbatas, gunakan blower untuk
mensirkulasikan udara di dalam ruang terbatas
4. Perhatikan dan patuhi setiap rambu-rambu K3 di area kerja ruang terbatas
5. Pastikan ada satu orang sebagai hole watcher untuk memastikan pekerja di dalam ruang terbatas
aman dan dalam kondisi baik.
Pekerjaan panas adalah pekerjaan yang menggunakan atau menghasilkan panas atau nyala api.
Contohnya pengelasan, pemotongan pipa, menggerinda dll.
1. Lakukan identifikasi bahaya pada area kerja selanjutnya mitigasi bahaya tersebut. Biasanya
terlampir dalam PTW Hot Work.
2. Gunakan APD yang tepat dan sesuai dengan jenis pekerjaan dan pastikan dalam keadaan baik.
3. Siapkan APAR pada posisi yang mudah terjangkau.
4. Sterilisasi area kerja dari material yang mudah terbakar.
5. Bekerjalah sesuai prosedur / IK serta patuhi rambu-rambu atau aturan yang berlaku di area kerja.
6. Jika menggunakan tabung acytilene, pastikan kondisi tabung, selang dan sambungan dalam
keadaan baik untuk menghindari kebocoran gas serta posisi tabung terikat kuat.
LAPORAN EVIDEN
7. Saat melakukan pengelasan, usahakan agar memasang sprarator tepat di bawah titik pengelasan
guna mencegah percikan api mengenai pekerja lain atau pun peralatan lain di sekitar area kerja
(sparator dapat berupa papan atau plat besi).
8. Jika diperlukan lakukan gas test untuk mengecek kandungan Hidrocarbon atau gas lain yang
mudah terbakar.
9. Pastikan ada 1 orang sebagai fire watcher yang bertugas mengawasi kondisi api/percikan api
selama pekerjaan panas dilakukan dan setelah pekerjaan selesai dilakukan.
Gambar 6,7. Tagging untuk peralatan yang sedang di OH (kiri). Operator sedang melakukan rack-out
(kanan)
1. Mengidentifikasi dan melaporkan bahaya K2 disekitar lokasi pekerjaan (isolasi kabel, koneksi
motor, kabel bertegangan, potensi aliran petir, jarak aman dengan sumber tegangan, dll)
2. Mengidentifikasi perlatan yang masih terhubung dengan kelistrikan
3. Menghubungi operator untuk melakukan isolasi rack-out dan memastikan tidak ada energy yang
tersimpan
4. Memastikan tagging pada panel PCC dan MCC telah terpasang
5. Memastikan indicator telah pada posisi open/discharge
LAPORAN EVIDEN
TBM adalah pertemuan singkat yang membahas ringkas K3 dan safety talk serta berdoa sebelum
melakukan pekerjaan. TBM dapat membahas tentang keselamatan kerja, yang dilakukan sebelum
pekerjaan dimulai dengan topik yang bervariasi sesuai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, berkaitan
LAPORAN EVIDEN
dengan pengamanan peralatan kerja dan keselamatan tenaga kerja. TBM dilakukan untuk mengingatkan
pekerjaan yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja.
Gambar 10. TBM yang rutin dilakukan setiap pagi oleh tim mekanik pompa CWP
e. Prosedur Rack-Out
Untuk melakukan rack-out dapat menghubungi operator terkait. Secara umum proses rack-out dari setiap
breaker memiliki metode masing-masing sesuai dengan jenis breaker. Namun jika dalam keadaan
emergency, untuk memutus sumber tegangan kita dapat melakukan tombol trip pada panel. Berikut ini
metode rack out MCC pompa CWP.