Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

”FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHAMILAN”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. ARINI RAHMATIKA
2. ATIKA ANJAR NGADIYAT
3. BELLA YOLANDA
4. DEA LABERIA
5. DICA MEYLANEYSIA
6. DHINDA AYU REVIOLITHA

DOSEN PEMBIMBING : ELVI DESTARIYANI, SST , M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PRODI DIII KEBIDANAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuk dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk penambahan ilmu
pengetahuan. Tugas ini hadir untuk memenuhi keperluan nilai dan penambahan sebagai salah
satu sumber/media pembelajaran dalam meningkatkan sumber daya manusia peserta didik.
Tugas ini berisi tentang faktor factor yang mempengaruhi kehamilan yang akan kami
ulas di pembahasan materi.
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam mengerjakan tugas ini, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati, guna
penyempurnaan tugas-tugas berikutnya.

Bengkulu, 05 Agustus 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------


DAFTAR ISI -------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang -----------------------------------------------------------
1.2 Tujuan ---------------------------------------------------------------------

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Faktor-faktor Fisik yang Mempengaruhi Kehamilan
2.1.1 Status Kesehatan -------------------------------------------------
2.1.2 Status Gizi --------------------------------------------------------
2.1.3 Gaya Hidup -------------------------------------------------------
2.2 Faktor-faktor Psiologis yang Mempengaruhin Kehamilan
2.2.1 Sterssor Internal Dan Eksternal -------------------------------
2.2.2 Support Keluarga ------------------------------------------------
2.2.3 Support Abuse ---------------------------------------------------
2.2.4 Substansi Abuse -------------------------------------------------
2.2.5 Partner Abuse
2.3 Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Ekonomi yang Mempengaruhi
Kehamilan
2.3.1 Kebiasaan Adat Istiadat ---------------------------------------
2.3.2 Fasilitas Kesehatan ----------------------------------------------
2.3.3 Ekonomi ----------------------------------------------------------
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan --------------------------------------------------------------
3.2 Saran ----------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan
janin dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin yang aktual. Status kesehatan
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. Bukan hanya
faktor fisik ibu yang dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam
arti ibu tidak merasa terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor
sosbud dan ekonomi). Dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan untuk
memahami seluruh kebutuhan ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang
akan sangat menunjang proses persalinan nanti.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Sebagai seorang calon bidan dan seorang bidan nantinya wajib mampu
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan.

1.2.2 Tujuan Khusus

 Mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kehamilan.


 Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor sosial budaya, ekonomi
dalam menjaga kehamilan
 Mengetahui apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
 Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor Fisik yang Memengaruhi Kehamilan

Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama kehamilannya, dimana


perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam rahim
dan dapat juga dipengaruhi oleh hal-hal yang berhubungan dengan fisik ibu sebelum dan
selama hamil.

2.1.1 Status Kesehatan

Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada kehamilan. Kesehatan


ibu selama hamil akan memengaruhi kehamilannya dan memengaruhi tumbuh
kembang zigot, embrio dan janin termasuk kenormalan letak janin.

a. Faktor Usia
Segi negatif kehamilan di usia tua Segi positif hamil di usia tua

1 Kondisi fisik ibu hamil 1 Kepuasan peran sebagai ibu


dengan usia lebih dari 35
tahun akan sangat
menentukan proses
kelahirannya. Hal ini turut
memengaruhi kondisi janin.

2 Pada proses pembuahan, 2 Merasa lebih siap


kualitas sel telur perempuan
pada usia ini telah menurun
jika dibandingkan dengan sel
telur pada perempuan dengan
usia reproduksi sehat (25-30
tahun)
Jika pada proses pembuahan,
ibu mengalami gangguan
sehingga menyebabkan
terjadinya gangguan
perkemihan dan
perkembangan buah
kehamilan, maka
kemungkinan akan
menyebabkan terjadinya Inta
Uterine Growth Retardation
(IUGR) yang berakibat bayi
berat lahir rendah (BBLR).

3 Kontraksi uterus juga sangat 3 Pengetahuan mengenai


dipengaruhi oleh kondisi fisik perawatan kehamilan dan
ibu. Jika ibu mengalami bayi lebih baik
penurunan kondisi, terlebih
pada primitua (hamil pertama
dengan usia lebih dari 40
tahun), keadaan ini harus
benar-benar diwaspadai.

4 Rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan
5 Mampu mengambuil
keputusan
6 Karir baik, status ekonomi
lebih baik
7 Perkembangan intelektual
anak lebih tinggi
8 Periode menyusui lebih
lama
9 Toleransi pada kelahiran
lebih besar
b. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita ibu dapat memengaruhi
kehamilannya. Sebagai contoh penyakit yang akan memengaruhi dan dapat
dipicu dengan adanya kehamilan adalah :
1. Hipertensi
2. Penyakit Jantung
3. Diabetes Mellitus
4. Anemia
5. Penyakit Menular Seksual
c. Kehamilan ganda (Multiple)
Pada kasus kehamilan multiple atau kehamilan lebih dari satu janin,
biasanya kondisi ibu lemah. Ini disebabkan oleh adanya beban ganda yang
harus ditanggung, baik dari pemenuhan nutrisi, oksigen dan lain-lain.
Biasanya kehamilan multiple mengindikasikan adanya beberapa penyulit pada
proses persalinannya, sehingga persalinan operatif (sectio caesaria) lebih
dipertimbangkan. Dengan demikian jika dilihat dari segi biaya, proses
persalinan dari kehamilan multiple akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan
kehamilan tunggal mengingat adanya kemungkinan terjadinya persalinan
secara SC. Selain itu risiko adanya kematian dan cacat juga harus
dipertimbangkan.
Ketika bayi sudah lahir, kemungkinan ketegangan dalam merawat bayi
akan terjadi karena itu harus berkonsentrasi dua kali lipat dari pada bayi
tunggal, namun adanya keunikan-keunikan akan membawa kebahagiaan
tersendiri bagi keluarga.

d. Kehamilan dengan HIV


Pada kehamilan dengan ibu yang mengidap HIV, janin akan menjadi
sangat rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya.Virus HIV
kemungkinan besar akan ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.

2.1.2 Status gizi


Status gizi ibu hamil adalah masa dimana seseorang wanita memerlukan
berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak daripada yang diperlukan dalam
keadaan tidak hamil. Diketahui bahwa janin membutuhkan zat-zat gizi dan hanya
ibu yang dapat memberikannya. Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup
bergizi agar janin yang dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup. Selain
itu status gizi ibu hamil juga merupakan hal yang sangat berpengaruh selama masa
kehamilan. Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat yang buruk bagi
si ibu dan janinnya. Ibu dapat menderita anemia, sehingga suplai darah yang
mengantarkan oksigen dan makanan pada janinnya akan terhambat, sehingga janin
akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Di lain pihak
kelebihan gizi pun ternyata dapat berdampak yang tidak baik juga terhadap ibu dan
janin. Janin akan tumbuh besar melebihi berat normal, sehingga ibu akan kesulitan
saat proses persalinan.

Yang harus diperhatikan adalah ibu hamil harus banyak mengkonsumsi


makanan kaya serat, protein (tidak harus selalu protein hewani seperti daging atau
ikan, protein nabati seperti tahu, tempe sangat baik untuk dikonsumsi) banyak
minum air putih dan mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin.

Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut
:

a. Asam folat
Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada masa pre dan
perikonsepsi menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan
anencepalus, baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Asam folat juga
berguna untuk membantu produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan
pertumbuhan plasenta. Minimal pemberian suplemen asam folat dimulai dari dua
bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga tiga bulan pertama kehamilan. Dosis
pemberian asam folat untuk preventif adalah 500 mikrogram atau 0,5-0,8 mg,
sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko adalah 4 mg/hari.
b. Energi
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi
pada susunan gizi seimbang energi dan juga protein. Hal ini juga efektif untuk
menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan ibu hamil adalah
285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

c. Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan
protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan
12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
d. Zat besi (Fe)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah
untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot.
Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet
selama hamil. Dasar pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah
atau hydranemia (peningkatan sel darah merah 20-30% sedangkan peningkatan
plasma darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi
karena mengandung tannin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi.
e. Kalsium
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan kalsium ibu hamil
adalah sebesar 500 mg sehari.
f. Pemberian suplemen vitamin terutama pada kelompok beresiko penyaikt seksual
(IMS) dan dinegara dengan musim dingin yang panjang.
g. Pemberian yodium pada daerah dengan endemik kretinisme.
h. Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, magnesium, dan minyak ikan
selama hamil.

Menu seimbang untuk Wanita Hamil dan Janin


Menurut Saptawati Bardoson, tidak banyak perbedaan menu sebelum dan setelah
hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam pengaturan menu makanan
selama hamil. Berikut bahan makanan yang dianjurkan dalam sehari:
Bahan Makanan Porsi Hidangan Sehari Jenis Hidangan
Nasi 5+1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gr)
Sayuran 3 mangkuk dengan ikan/daging 1 potong sedang (40
Buah 4 potong gr), tempe 2 potong sedang (50 gr), sayur
Tempe 3 potong 1 mangkuk dan buah 1 potong sedang.
Daging 3 potong Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1
Susu 2 gelas potong sedang
Minyak 5 sendok teh Makan siang: nasi 3 porsi (300 gr),
Gula 2 sendok makan dengan lauk, sayur dan buah sama dengan
pagi.
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong
sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gr)
degan lauk, sayur dan buah sama dengan
pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas

Variasikan menu tersebut dengan bahan makanan penggantinya seperti sebagai berikut:
a. Porsi nasi 9100 gr) dapat ditukar dengan: roti 3 potong sedang (70 gr), kentang 2 biji
sedang (210 gr), kue kering 5 buah besar (50 gr), mi basah 2 gelas (200 gr), singkong 1
potong besar (210 gr), jagung biji 1 piring (125 gr), talas 1 potong besar (125 gr), ubi 1 biji
sedang ( 135 gr).
b. 1 potong sedang ikan (40 gr) dapat ditukar dengan: 1 potong kecil ikan asin (15 gr), 1
sendok makan teri kering (20gr), 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40gr), 1 buah sedang
hati ayam (30 gr), 1 butir telur ayam negeri (55 gr), 1 potong daging sapi (35 gr), 10 biji
bakso sedang (170 gr) dan lainnya.
c. 1 mangkuk (100 gr) sayuran, diantaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel,
labu siam, sawi, terong dan lainnya.
d. 1 potong buah, seperti 1 potong besar papaya (110 gr), 1 buah pisang (50 gr), 2 buah jeruk
manis (110 gr), 1 potong besar melon (190 gr), 1 potong besar semangka (180 gr) dan
lainnya.
e. 2 potong sedang tempe (50 gr) dapat ditukar dengan tahu 1 potong besar (110 gr), 2 potong
oncom kecil (40 gr), 2 sendok makan kacang hijau (20 gr), 2,5 sendok makan kacang
kedelai (25 gr), 2 sendok makan kacang merah segar (20 gr), dan lainnya.
f. 1 gelas susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan 4 sendok makan susu skim (20 gr), 2/3
gelas yoghurt nonfat (120 gr), 1 potong kecil keju (35 gr), dan lainnya.
g. Minyak kelapa 1 sendok the (5 gr) dapat ditukar dengan avokad ½ buah besar (60 gr), 1
potong kecil kelapa (15 gr), 2,5 sendok makan kelapa parut (15 gr), 1/3 gelas santan (40
gr) dan lainnya.
h. Gula pasir 1 sendok makan (13 gr) dapat ditukar dengan 1 sendok makan madu (15 gr).

No. Kelompok bahan makanan Porsi


1 Roti, sereal, nasi, mie 6 piring/porsi
2 Syuran 3 mangkuk
3 Buah 4 potong
4 Susu, yoghurt, keju 2 gelas
5 Daging, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan 3 potong
6 Lemak, minyak 5 sendok teh
7 Gula 2 sendok makan

Cara Mengolah Makanan untuk Ibu Hamil


Makanan yang aman untuk ibu hamil yaitu makanan kering seperti sereal, roti,
tepung, dan kacang. Sebaiknya makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis
sayuran segera dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena
cahaya karena akan menyebabkan hilangnya vitamin B, jangan digarami daging atau
ikan sebelum dimasak dan apabila makanan yang mengandung protein lebih baik
dimasak jangan terlalu panas. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
menentukan gizi yang seimbang bagi ibu hamil yaitu: kebutuhan actual selama hamil
berbeda-beda untuk setiap individu dan dipengaruhi oleh status nutrisi sebelumnya
dan riwayat kesehatan, kebutuhan terhadap satu nutrisi dapat diganggu oleh asupan
yang lain, dan kebutuhan akan nutrisi tidak konsisten selama kehamilan.

Kenaikan berat badan selama hamil adalah 10-20 kg atau 20% dari berat
badan ideal sebelum hamil. Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah
sebagai berikut:

Usia Kehamilan Kenaikan Berat Badan Faktor Kenaikan Berat Badan


Trimester I ± 1 kg Hampir seluruhnya merupakan
kenaikan berat badan ibu.
Trimester II ± 3 kg atau 0.3 kg/ 60% dikarenaka pertumbuhan
minggu jaringan pada ibu.
Trimester III ± 6 kg atau 0,3-0,5 kg/ 60% dikarenakan pertumbuhan
minggu jaringan janin. Timbunan lemak
pada ibu ± 3 kg.

Penilaian Status Gizi:


1. Berat badan dilihat dari Quetelet atau body mass index.
Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan
dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah. Indikator untuk
penilaian indexs masa tubuh adalah:

2. Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)


Standar minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa
atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran LILA kurang dari 23,5 cm
maka interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK).
3. Kadar hemoglobin (HB)
Konsentrasi hemoglobin di bawah 5g/dl meningkatkan risiko kematian
secara signifikan pada ibu dan bayi oleh karena efek hipoksia dan anemia
pada sistem kardiovaskuler. Definisi anemia yang direkomendasikan
Centers and Prevention adalah kadar hemoglobin atau hematokrit yang
diukur dibawah persentil 5 dari nilai normalwanita hamil. Kehamilan
trimester I kadar hemoglobin 11g/dl, trimester II kadar hemoglobin 10,5g/dl
sedangkan untuk trimester III hemoglobin 11g/dl.

Kurang gizi pada ibu hamil


Bila ibu mengetahui kurang gizi pada kehamilannya maka akan
menimbulkan masalah baik pada ibu hamil atau pada janin:
1. Terhadap ibu
Kekuurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi antara lain: perdarahan, anemia dan lain-lain.
2. Terhadap persalinan
Pengaruh kekurangan gizi terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (
premature), perdarahan setelah persalinan serta persalinan dengan operasi
cenderung meningkat.
3. Tehadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapt menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal.

2.1.3 Gaya hidup

Selain pola makan yang dihubungkan dengan gaya hidup masyarakat


sekarang ternyata ada beberapa gaya hidup lain yang cukup merugikan kesehatan
seorang wanita hamil, misalnya kebiasaan begadang, bepergian jauh dengan
berkendara motor dan lain-lain.

Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan bayi yang dikandungnya


karena kebutuhan istirahat mutlak harus dipenuhi.

a. Substance abuse
Beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan
atau membahayakan bayi dalam kandungan. Jika ibu minum obat secara
teratur, misalnya untuk mengatasi epilepsy atau diabetes, mintalah nasihat
dokter saat memutuskan untuk hamil. Aspirin dan sulfanilamide cukup aman
pada awal kehamilan, namun banyak yang belum diketahui mengenai efek
jangka panjang pada janin. Hindari obat-obatan yang diduga membahayakan.
b. Perokok
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri dan
bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok
bisa ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan
perokok berat kita harus waspada akan risiko keguguran, kelahiran premature,
BBLR bahkan kematian janin.
c. Hamil di luar nikah/ kehamilan tidak diharapkan
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat
membenci kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-
hal positif yang akan meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita
waspada akan adanya keguguran, premature dan kematian janin. Pada
kehamilan di luar nikah, hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum
siap dalam hal ekonomi. Selain itu kekurangsiapan ibu untuk merawat bayi
juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi postpartum blues.

2.2 Faktor-faktor Psikologis yang Memengaruhi Kehamilan

2.2.1 Stresor Internal dan Eksternal


 Stressor internal
Stressor internal meliputi factor-faktor pemicu stress ibu hamil yang
berasal dari diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung oleh
ibu dapat menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan
terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi seseorang dengan
kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress yang dialami
oleh ibunya, seperti anak yang menjadi temperamental, autis atau orang yang
terlalu rendah diri (minder). Ini tentu saja tidak diharapkan. Oleh karena itu,
pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu dilakukan.
Faktor internal stress bersumber dari diri sendiri. Stressor individual
dapt timbul dari tuntutan pekerjaan atau beban yang terlalu berat, kondisi
keuangan, ketidakpuasan dengan fisik tubuh, penyakit yang dialami, masa
pubertas, karakteristik atau sifat yang dimiliki, dsb.
 Stressor eksternal
Pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi,
misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami,
tekanan dari lingkungan (respon negative dari lingkungan pada kehamilan
lebih dari 5 kali), dan masih banyak kasus yang lain.

2.2.2 Support Keluarga


Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang
bersifat fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap
perubahan yang terjadi dimana sumber stress terbesar terjadi dalam rangka
melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu.
Dalam menjalani prose situ ibu hamil sangat membutuhkan dukungan
yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan kasih sayang

2.2.3 Subrainstormingtan Abuse (substance abuse)


Kekerasan yang dialami oleh ibu hamil di masa kecil akan sangat membekas
dan sangat memengaruhi kepribadiannya. Ini perlu diperhatikan karena pada klien
yang mengalami riwayat ini, tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam
menempatkan diri sebagai teman atau pendamping yang bisa dijadikan tempat
bersandar bagi klien dalam masalah kesehatan. Klien dengan riwayat ini biasanya
tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.

2.2.4 Partner Abuse


Merupakan kekerasan/penyiksaan yang dilakukan oleh pasangan ibu hamil
dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan.
Pengaruh:
Partner abuse merupakan kekerasan penyiksa yang dilakukan oleh pasangan ibu
hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan. Kekerasan tersebut
dapat berupa :
1. Kekerasan emosional,
Tindakan pencemoohan, penguncilan, tidak diberi nafkah serta
tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk merendahkan martabat ibu
hamil dan melantarkan atau mengabdikan kepentinganya yang dilakukan
pasangan ibu hamil. Contohnya saja ibu hamil diluar nikah karena suatu
sebab maka keberadaanya tidak diinginkan sering di cemooh ataupun
dikucilkan pasangan ibu hamil. Najman et al (1991) menemukan bahwa
kecemasan postpartum dan depresi lebih banyak terjadi pada kehamilan
yang tidak di rencanakan atau tidak diharapkan.
2. Kekerasan psikologis,
Seperti seperti tidak diperhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa
sebab yang pasti membuat ibu hamil selalu bersalah, memojokan posisinya
dalam rumah tangga, ibu hamil menanggung beban keluarga, tingkah laku
suami yang buruk (pemabuk, penjudi, pemarah ).
3. Kekerasan Seksual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma atau fisik,
4. Kekerasan fisik
Berupa tindakan seperti pemukulan, penyiksaan, dibebani kerja berat.
Kekerasan yang terjadi sekitar 7-11% dari wanita yang hamil.

2.3 Faktor-faktor Lingkungan, Sosial Budaya,dan Ekonomi yang Memengaruhi


Kehamilan

2.3.1 Kebiasaan dan Adat Istiadat


Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil.
Tenaga kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai
menyinggung “kearifan local” yang sudah berlaku di daerah tersebut.
Penyampaian mengenai pengaruh adat dapat melalui berbagai teknik, misalnya
melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat dan penyuluhan yang
menggunakan media efektif. Namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi
kesehatan. Jika kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh
buruk terhadap kesehatan, tidak ada salahnya jika memberikan respon yang
positif dalam rangka menjalin hubungan yang sinergis dengan masyarakat.
Berikut adalah beberapa mitos / adat istiadat Jawa yang berhubungan dengan
kehamilan:
a. Tradisi masa kehamilan :
 Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan
perbuatannya itu.
Fakta : Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi.
Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit,
gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena
psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat,
membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan.
 Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si
Ibu agar janin terhindar dari marabahaya.
Fakta : Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu
melukai si Ibu.
 Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti
anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta: Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga
batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
 Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan
sesuatu, makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika
tidak dituruti maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur. Dilarang
makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan
gugur.
Fakta : Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa
yang dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau
disimpan lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga
nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam askorbat)
dengan kadar tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
 Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman
dingin diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga
dikhawatirkan bayi akan sulit keluar.
Fakta : Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang
bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak
berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini
tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu
yang berlebihan akan selalu berdampak tak baik.
b. Upacara Adat Masa Kehamilan
 Upacara Mengandung Empat Bulan
 Upacara Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban
 Upacara Mengandung Sembilan Bulan
 Upacara Reuneuh Mundingeun

2.3.2 Fasilitas Kesehatan


Adanya fasilitas kesehatan yang memadai akan sangat menguntungkan
kualitas pelayanan kepada ibu hamil. Deteksi dini terhadap kemungkinan adanya
penyulit akan lebih tepat, sehingga langkah antisipatif akan lebih cepat diambil.
Fasilitas kesehatan ini sangat menentukan atau berpengaruh terhadap upaya
penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
Macam-macam fasilitas kesehatan :
 PUSKESMAS
Sasaran pelayanan di klinik keperawatan adalah kasus-kasus yang
memerlukan asuhan keperawatan yang terdiri dari :
a) Sasaran prioritas
Sasaran prioritas individu adalah usia lanjut, penderita penyakit
menular (a.l TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah, Diare,
Ispa,/Penumonia), penderita penyakit degeneratif. Sasaran prioritas ini
kemudian akan dilakukan tindak lanjut dengan kunjungan rumah untuk
mengurangi potensi penyebaran penyakit, ketidak teraturan minum obat,
dan meminimalkan bertambah buruknya kondisi pasien karena faktor
lain di lingkungan tempat tinggal.
b) Sasaran non prioritas
Adalah sasaran yang perlu mendapatkan asuhan keperawatan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan pengobatan ataupun
pelayanan kesehatan ainnya. Antara lain : jahit luka, perawatan luka,
ganti balutan, kontrol pasca operasi, perawatan luka bakar, pembersihan
kotoran ditelinga, circumcisi/kithan, pemasangan kateter, pemeriksaan
rekam jantung, oksigenasi, dan tindakan lain
sesuai dengan ketersediaan sarana di masing-masing Puskesmas.
 RUMAH SAKIT
Tipe rumah sakit di Indonesia terdiri dari :
a) Rumah sakit umum
b) Rumah sakit terspesialisasi
c) Rumah sakit penelitian atau pendidikan
d) Rumah sakit lembaga atau perusahaan

Klinik Perubahan kelas rumah sakit dapat saja terjadi sehubungan


dengan turunnya kinerja rumah sakit yang ditetapkan oleh menteri
kesehatan Indonesia, melalui keputusan Dirjen Pelayanan Medik.

Sasaran pelayanan / macam-macam pelayanan yang diberikan :


 Melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis
 Pelaksanaan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang
medis
 Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman
 Melaksanakan pelayanan medis khusus
 Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan
 Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi
 Melaksanakan pelayanan kedokteran social
 Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan
 Melaksanakan pelayanan penyuluhan rawat jalan Atau rawat darurat
dan rawat tinggal.
2.3.3 Ekonomi
Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Pada ibu hamil dengan tingkat social ibu
hamil yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis
yang baik pula. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan
berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya
persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai
seorang ibu. Sementara pada ibu hamil dengan kondisi ibu hamil yang lemah
akan mendapatkan banyak kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan
primer
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dalam kehamilan ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan yaitu:
a. Faktor Fisik
Wanita hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada
sistem tubuhnya. Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap
pertumbuhan janin dan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan
dengan fisik pada ibu hamil, diantaranya:
 Status kesehatan
 Status gizi
 Gaya hidup
b. Faktor Psikologi
Perubahan- perubahan psikis pada wanita selama kehamilan, diantaranya :
 Stressor
 Support keluarga
 Substance abuse
 Partner abuse
c. Faktor Lingkungan
Faktor ini memengaruhi kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas
kesehatan dan tentu saja ekonomi yang akan memengaruhi keadaan wanita hamil.
3.2 Saran
Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “Faktor-faktor yang
mempengaruhi kehamilan” berharap agar mahasiswi dapat mengetahui faktor-faktor
yang terjadi dalam asuhan kebidanan khususnya kehamilan sesuai dengan
pembahasan yang ada dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu


MIMS Bidan. Edisi pertama. 2010

Sulistyawati Ari.2012.Asuhan kebidanan pada masa kehamilan.Jakarta.Salemba Medika

Jannah Nurrul.2012.Asuhan Kebidanan Kehamilan.Yogyakarta.Asdi

Anda mungkin juga menyukai