Anda di halaman 1dari 7

BAB VI

EVALUASI GEOLOGI

6.1. Tinjauan Umum


Evaluasi geologi yang akan ditinjau merupakan bagaimana hubungan
antara aspek geologi tata lingkungan dengan kondisi yang terdapat pada daerah
tersebut. Aspek-aspek geologi yang dimaksud mengenai sifat fisik batuan
ataupun tanah, baik potensi yang dapat diekplorasi maupun kendala berupa
bencana alam.
Selain itu, aspek-aspek geologi tata lingkungan dapat dikelompokkan juga
dalam Potensi Alam dan Bencana Alam (Purbohadiwidjoyo, 1975) yang diuraikan
sebagai berikut :
a. Potensi Alam : segala sesuatu yang ditemukan oleh manusia di alam
sekitarnya (lingkungannya) yang dapat dimanfaatkan untuk
kelangsungan hidupnya.
b. Bencana Alam : gejala alam yang dapat menimbulkan ancaman atau
bahaya bagi lingkungan hidup dan kehidupan. Semua bencana alam
mempunyai beberapa persamaan, yaitu mempunyai kecenderungan
untuk terulang di daerah-daerah tertentu dengan waktu dan besaran
tertentu, serta bencana alam pada beberapa daerah dapat diramalkan
kejadiannya.

6.2. Evaluasi Geologi Daerah Pemetaan


Pada daerah pemetaan, terdapat lokasi-lokasi yang dapat diuraikan sebagai
potensi berupa sumberdaya alam maupun bencana berupa gerakan tanah. Dapat
ditunjukkan pada peta evaluasi geologi daerah pemetaan (Gambar 6.2).

69
Gambar 6.1. Peta Evaluasi Geologi

70
6.2.1. Potensi Geologi
Potensi geologi di daerah pemetaan meliputi penambangan
bahan baku batubata dan penambangan batugamping.

6.2.1.1. Potensi Penambangan Bahan Baku Batubata


Potensi penambangan untuk bahan batubata terletak
bagian kanan badan sungai pada Desa Ledok, di selatan
daerah pemetaan. Penambangan yang dilakukan masih
menggunakan tenaga manusia dan alat sederhana, dimana
litologi yang menjadi bahan baku adalah napal (Foto
6.2.1.1a). Napal tersebut di olah dan di produksi dalam
industri kecil menjadi batubata untuk keperluan
perumahan warga setempat (Foto 6.2.1.1b).

Foto 6.2.1.1a. Penambangan warga di bagian kanan badan sungai di LP 66

71
Foto 6.2.1.1b. Industri batubata warga yang sedang di jemur

6.2.1.2. Potensi Penambangan Batugamping


Potensi penambangan batugamping tersebar pada
bagian selatan dan tenggara daerah pemetaan.
Penambangan batugamping ini biasanya digunakan untuk
bahan galian berupa bongkah sebagai pembuatan jalan
ataupun dijual kembali ke daerah lain (Foto 6.2.1.2a dan
6.2.1.2b).

Foto 6.2.1.2a. Lokasi penambangan batugamping di LP 68, bagian selatan peta

72
Foto 6.2.1.2b. Lokasi penambangan batugamping di LP 39, bag. tenggara peta

73
6.2.2. Bencana Geologi
Bencana geologi dalam hal ini terkait kepada sifat fisik
batuan ataupun tanah penyusun daerah tersebut, kelerangan daerah,
ada tidaknya badan air maupun vegetasi penumpu dan faktor non-
alami seperti aktifitas manusia. Bencana geologi yang kemungkinan
terjadi pada daerah pemetaan adalah longsoran sehingga dapat
diklasifikasikan kepada Klasifikasi Gerakan Massa Tanah/Batuan
(Varnes, D.J., 1978).

Tabel 6.2.2. Klasifikasi Gerakan Massa Tanah/Batuan menurut Varnes


(1978)

Sehingga jika jenis longsoran daerah pemetaan dapat


diklasifikasikan sebagai jatuhan batu/rock fall.

74
6.2.2.1. Bencana berupa Jatuhan Batu
Pada daerah pemetaan, lokasi yang rawan bencana geologi
di Desa Jatisari dikategorikan kedalam jatuhan baru/rock fall
(Varnes, 1978). Daerah ini tersusun oleh litologi napal dengan
sisipan batugamping. Faktor alam yang menjadi pemicu terjadinya
jatuhan batu ialah kondisi wilayah yang terletak pada lereng di
kelokan sungai dengan relief yang cukup terjal. Tidak ada vegetasi
yang menjadi pencegah longsor. Faktor lainnya yang
mempengaruhi ialah kondisi dari napal tersebut yang kering
sehingga rentan terhadap erosi. Bahaya jatuhan batu ini cukup
mengancam karena warga sekitar memanfaatkan daerah sungai
sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari (Foto 6.2.2.1).

Foto 6.2.2.1. Jatuhan batuan pada lereng di kelokan sungai di Desa Jatisari

75

Anda mungkin juga menyukai