Anda di halaman 1dari 2

Mengejar Kuntilanak

(Oleh: Epa Mustopa

Malam jum'at kliwon, langit berbintang, bulan purnama. Mang Darman bersama
tetangganya Si Oding berencana untuk mengobor belut (mencari belut) di sawah.
Selain sebagai hobi, usaha mencari belut ini jika hasilnya banyak bisa menambal
kekurangan menu makanan di rumah. Mereka berangkat ke sawah membawa obor,
ember, dan gergaji yang digunakan untuk menebas belut yang licin.

Mang Darman: "Ding, kita pergi ke sawah sebelah mana? Mau ke sawah bojong atau
sawah curug?"
Oding: "Mendingan ke sawah bojong kang, ke sawah curug mah banyak "jurig"
(Dedemit)"
Mang Darman: "Ah kamu mah dasar penakut. Di sawah curug itu lebih banyak
belutnya. Kalau ada jurig, serahkan aja ke akang, biar akang tebas pakai gergaji"
Oding: "Hiiiiih (Si Oding menggigil), Si akang ngomong teh jangan sompral atuh. Nanti
mereka datang"
(Sambil menyusuri jalan setapak mereka menuju ke sawah curug. Memang, di kala
musim tanam padi sudah dimulai, belut suka keluar dari lubangnya di malam hari)
Mang Darman: "Ding, ayo turun ke sawah !, tuh lihat sudah ada satu belut menunggu
untuk ditangkap"
Oding: "Bener Kang, mana gergaji?"
(Si Oding langsung menebas mahluk meleor disangka belut. Tapi ketika dipegang
ternyata itu bukan belut melainkan ular)
Oding: "Jadol !!! Bukan belut kang, ini mah ular"
Mang Darman: "Udah buang aja. Memang mirip belut euy!"
Oding: "Kang, jangan-jangan itu ular jurig?"
(Oding mulai merasakan takut. Dalam bayangannya selalu teringat dedemit penunggu
sawah curug)
Mang Darman: "Ari Kamu, mau mencari belut atau mencari jurig Kodiiiing?"
(Mang Darman mulai merasa kesal. Tiba-tiba berhembus angin kencang yang hampir
memadamkan obor yang dibawa oleh Oding dan Mang Darman. Mereka berusaha
melindungi api jangan sampai padam dengan menggunakan kain sarung. Tapi,
hembusan angin semakin kencang dan memadamkan api obor. Semerbak wangi bunga
melati tercium oleh Mang Darman dan Oding)
Oding: "Kang, ada wangi melati?" (tanya Oding)
Mang Darman: "Betul Ding, akang juga menciumnya. Wah euy bener ini mah jurig.
Hayu Ding lariiiiiiiiiii !" (Mang Darman lari sekencang mungkin meninggalkan Si
Oding)
Oding: " Kang tungggu atuuuuh!" (teriak Oding)
(Mang Darman saking kencangnya lari, kakinya tersangkut batu dan terjatuh. Saat
berusaha untuk bangun, terasa ada tangan meraba lehernya yang terasa sangat dingin.
Tiada lain dan tiada bukan yang meraba leher Mang Darman adalah Kuntilanak)
Mang Darman: "Ding, jangan menakut-nakuti akang atuuuh !"
Kuntilanak: "Hihihihihihihi. Hihihihihihihi. Akang, tidak takut kan sama jurig?"
Mang Darman : "Toloooooong, tolooooong ! Jangan ganggu aku?"
Kuntilanak: "Hei manusia, kamu sangat ceroboh. Mahluk yang kau bunuh di sawah tadi
adalah anakku. Teganian kalian membunuhnya ! hihihihihihihihihi. Hihihihihihihihihi”
(Mang Darman terbangun dan mencoba untuk memberanikan diri)
Mang Darman: "Neng Kunti, laaaaagi laaaagi bercanda yaaaaaa?" (Dengan suara
terbata-bata)
Kuntilanak: "Bangsaaaaaaat ! Dasar manusia bodoooooh. Aku ini sedang marah tahu
!". Hihihihihihhiihi. (Kuntilanak terlihat kesal)
Mang Darman: "Tidak terlihat marah Neng. Neng kunti mah terlihat bahagia. Soalnya
tertawa terus" (Dengan polosnya Mang Darman menjawab)
Kuntilanak: "Hihihihihihihi. Hei manusia bodooooh. Tertawa itu ciri khas budaya
bangsa Kami. Tidak seperti bangsa kalian yang tidak punya ciri khas dan selalu
kehilangan jati diri. Hihihihihihihiii"
Oding: (Dengan napas yang ngos-ngosan). "Kang hayu lariiiiiii !" Oding pun lari
meninggalkan Mang Darman
Mang Darman: "Aku bosan lari terus. Kakiku sampai berdarah gara-gara Neng Kunti.
Sok lah aku mah gak takut. Akan kulawan Kuntilanak ini" (Mang Darman meringis
kesaikitan, karena kakinya tersandung batu dan banyak berdarah. Mang Darman mulai
ingat pepatah orang tua jaman dulu. Jika bertemu atau diganggu kuntilanak, maka orang
yang diganggu kuntilanak tersebut jika perempuan harus merokok, jika yang
diganggunya pria dia harus membuka pakaian dan telanjang bulat)
Kuntilanak: "Hihihihihihihihi. Berani sekali kau mau melawanku hey manusia"
(Mang Darman langsung membuka baju dan celana lalu menghampiri Si Kuntilanak.
Ternyata benar wejangan orang tua Mang Darman. Kuntilanak terlihat takut dan mulai
terbang)
Mang Darman: "Sok Siaaaah Neng kalau berani lawan aku !" (Teriak Mang Darman)
Kuntilanak: "Hihihihihihihi. Hey manusia tak punya malu ! hihihihihi. Kamu akan
kulaporkan pada Komnas HAK (Hak Asasi Kuntilanak)! Kamu telah mencoba
melakukan pelecehan seksual"
(Mang Darman terus mengejar Kuntilanak sambil telanjang bulat)
Mang Darman: "Kuntilanaaaaaak, ke sini kamuuuuuu. lawan akuuuuu !" (Mang
Darman terus mengejar)
Kuntilanak: (Terus terbang ketakutan) "Toloooooooooong, toloooooooong! ada
manusia mau memperkosaaaaaaaa !"

(Mang Darman kembali mendapatkan sial, karena sombong merasa bisa mengalahkan
kuntilanak, kakinya tersandung batu kembali dan terjatuh sampai kepalanya terbentur
tanah. Mang Darman pun pingsan tak sadarkan diri).

Anda mungkin juga menyukai