Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

STEVEN JHONSON

DISUSUN OLEH :
DEVITA RUKMANA

ERA RANDINI PRATIWI

INDRIANTI ROSIDA SAFITRI

JULIANA SAPUTRI

LIGUNA EFENDI ALAMSYAH PUTRA

SITI FATIMAH

ZAINAL ABIDIN

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM KALIMANTAN TIMUR

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI

SAMARINDA
2018
PENGERTIANSINDROMSTEVEN JOHNSON

Definisi sindromsteven Johnson adalahpenyakit kulit akut dan berat, terdiri dari erupsi kulit,
ataunerkrolisis epidermal toksik, atau merupakan kelainan kulit berat ditandai oleh bula dikulit
bersifat akut dan erosi membrane mukosa (Rahmawati,2016 : 28)

Menurut Sharma dan sethuraman (1996) sindrom stevenjohnson mempunyai bentuk penyakit
mokokutan dengan tanda dan gejala sistemik yang dari ringan sampai berat berupa lesi target
dengan bentuk yang tidak teratur

Penyakit kulit ini sering kali mempunyai gejala klinis dalam mulut, sindromsteven Johnson ini
umumnya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Penyebab yang memicu timbulnya
sindromsteven Johnson yaitu obat-obatan atau infeksi virus (Ramayanti, 2011 : 35)

ETIOLOGI STEVEN JOHNSON SYNDROME (SINDROMA STEVENS JOHNSON/SSJ)


YANG PALING UTAMA ADALAH OBAT. ETIOLOGI SSJ DAPAT
DIKELOMPOKKAN MENJADI EMPAT, YAITU :

Agen Infeksius

SSJ dapat disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap virus, bakteri, maupun fungi. Virus
yang dapat menyebabkan reaksi SSJ misalnya Epstein-Barr virus dan Herpes simplex virus.
Bakteru misalnya diphteria dan mycobacteria. Sedangkan fungi misalnya dermatofitosis dan
histoplasmosis.

Obat

Antibiotik seperti penisilin dan golongan sulfa adalah yang paling sering dilaporkan. Selain itu,
SSJ juga pernah dilaporkan disebabkan oleh obat antiinflamasi non steroid dan antikonvulsan.
GEJALA KLINIS

Secara umum gejala klinis sindrom steven johnson di dahului gejala prodromal yang tidak
spesifik seperti demam, nyeri dada, diare, muntah dan nyeri sendi. Gejala prodomal ini dapat
berlangsung sampai 2 minggu dan bervaliasi dari ringan ke berat.

1. Plak-plak serupa dapat tumbuh di mana saja misalnya dibagian kulit, genetal, mata, dan
mukosa mulut.
2. Dapat juga timbulpurpura/perubahan warna pada kulit dan adanya lepuhan
3. Bercak-bercak putih dan atrofis di daerah vulva,kulit perineum dan preianal, atau pada glen
penis dan prepusium.
4. Like sklerosus di daerah vulva mudah menjadi erosi dan pendarahan, dengan infeksi dan
iritasi yang hebat
Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan kulit

-Lokalisasi : biasanya generalisata (peradangan seluruh kulit kecuali kepala yang

berambut )

-Efloresensi/ Sifat-Sifatnya.

Eritema berbentuk cincin (pinggir eritema, tengah relative hiperpigmentasi), yang


berkembang menjadi uritakaria atau lesi popular berbentuk target dengan pusat ungu atau lesi
sejenis dengan vesikel kecil .

- Gambaran Histologi (gambaran jaringan/ sel )


Peradangan pada bagian atas kulit dan dilatasi pembuluh darah, infiltrasi perivascular,
ekstravarasi eritrosit serta edema pda stratum korneum epidermis mengalami perubahan
sedang sampai berat, terjadi spongiosis dan edema intaselular pembentukkan vesikel dan bula
yang mengandung serum dan sel morfunuklear sebagian eosinophil.

- Pemeriksaan pembantu/ laboratorik


1. Pemeriksaan darah lengkap dan urin untuk menilai penyebab apakah alergi atau infeksi .
sel darah putih yang normal atau leukositosis non spesifik, meningkat jumlah leukosit.
2. Imunofluoresensi banyak membantu membedakan sindrom steven- jhonson dengan
penyakit kulit dengan lepuh sebspidermal lainnya.
3. Biopisi kulit memperlihatkan luka superiserma adanya mikrosisi sel epidermis
PATHWAY STEVEN JHONSON

Alergi obat,infeksi mikroorganisme,factor fisik,factor makanan

Reaksi tipe II dan IV

Terbentuknya antigen antibody Limosit T berkontak


dengan

Antigen yang sama

Kerusakan jaringan

Terjadi peradangan

Kelainan kulit
(eritema,vesikel,bula dan purpura )

Resiko tinggi infeksi

Erosi luas diseluruh tubuh

Kerusakan kulit Kelainan mata

Bengkak,mata merah,konjungtivtis

Gangguan integritas kulit

Kelainan mukosaInflamasi kronik

Gangguan rasa nyaman nyeri

Stomatitis Sulit membuka mata

Sukar menelan Gangguan persepsi sensori

Penurunan intake nutrisi

Pembentukan Perubahan nutrisi kurang

Kurang dari kebutuhan tubuh

Energy

Intoleransi aktivitas
Keterangan: tulisan merah adalah diagnose nya
PATOFISIOLOGI

Faktorpenyebabterjadinyasteven Johnson adalahdarialergiobat, infeksi,


danfaktorfisikdarifaktortersebutdapatmengakibatkanreaksitipe III adalahterbentuk antigen
bodidantipe IV bereaksilomfosit T berkontak antigen yang sama.

Makadarikeduapenyebabtersebutdapatmengakibatkankerusakanjaringan
,terjadinyaperadangandankelainanpadakulit.

Setelahterjadinyakelainanpadakulit.Kulittersebutakanbereaksimenjadikemerahan
,penonjolanpadakulit, makadaritanda-
tandatersebutdapatmengakibatkanerosimasukkeseluruhtubuh .

Karenaerosi( terkupasnyakulit yang terbatashinggakebagian dermis)


masukkeseluruhtubuhmakaakanterjadinyakerusakanpadakulit. Makadignosa kami
ambiladalahresikotinggiinfeksidangangguanintregitaskulit.

Diagnosa

1. gangguanintegritaskulit

2. gangguan rasa nyamannyeri

3. gangguanpersepsisensori

4. resikotinggi infeksi
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Rencana Keperawatan


No
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Kerusakan  Tissue Integrity : Skin and  Anjurkan pasien untuk


Integritas Mucous Membranes menggunakan pakaian yang
Kulit longgar
 Wound Healing :primer dan
sekunder  Hindari kerutan pada
tempat tidur
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama…..  Jaga kebersihan kulit agar
kerusakan integritas kulit pasien tetap bersih dan kering
teratasi dengan kriteria hasil:
 Mobilisasi pasien (ubah
 Integritas kulit yang baik posisi pasien) setiap dua jam
bisa dipertahankan (sensasi, sekali
elastisitas, temperatur,
 Monitor kulit akan adanya
hidrasi, pigmentasi)
kemerahan
 Tidak adaluka/lesi pada
 Oleskan lotion atau
kulit
minyak/baby oil pada derah
 Perfusi jaringan baik yang tertekan

 Menunjukkan pemahaman  Monitor aktivitas dan


dalam proses perbaikan mobilisasi pasien Monitor
kulit dan mencegah status nutrisi pasien
terjadinya sedera berulang
 Memandikan pasien dengan
 Mampumelindungi kulit sabun dan air hangat
danmempertahankan
 Kaji lingkungan dan
kelembaban kulit dan
peralatan yang menyebabkan
perawatan alami tekanan

 Menunjukkan terjadinya  Observasi luka : lokasi,


proses penyembuhan luka dimensi, kedalaman luka,
karakteristik,warna cairan,
granulasi, jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi lokal,
formasi traktus

 Ajarkan pada keluarga


tentang luka dan perawatan
luka

 Kolaburasi ahli gizi


pemberian diae TKTP, vitamin
Cegah kontaminasi feses dan
urin

 Lakukan tehnik perawatan


luka dengan steril Berikan
posisi yang mengurangi
tekanan pada luka

2 RESIKO  Immune Status  Pertahankan teknik aseptif


INFEKSI
 Knowledge : Infection  Batasi pengunjung bila
control perlu

 Risk control  Cuci tangan setiap sebelum


dan sesudah tindakan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
keperawatan selama…… pasien
tidak mengalami infeksi dengan  Gunakan baju, sarung
kriteria hasil: tangan sebagai alat pelindung
 Klien bebas dari tanda dan
gejala infeksi
 Ganti letak IV perifer dan
 Menunjukkan kemampuan dressing sesuai dengan
untuk mencegah timbulnya petunjuk umum
infeksi
 Gunakan kateter intermiten
 Jumlah leukosit dalam batas untuk menurunkan infeksi
normal kandung kencing

 Menunjukkan perilaku  Tingkatkan intake nutrisi


hidup sehat
 Berikan
 Status imun, terapiantibiotik:........................
gastrointestinal, .........
genitourinaria dalam batas
 Monitor tanda dan gejala
normal
infeksi sistemik dan lokal

 Pertahankan teknik isolasi


k/p

 Inspeksi kulit dan membran


mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase

 Monitor adanya luka

 Dorong masukan cairan

 Dorong istirahat

 Ajarkan pasien dan


keluarga tanda dan gejala
infeksi

 Kaji suhu badan pada


pasien neutropenia setiap 4
jam

3 NYERI  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri


secara komprehensif termasuk
 pain control,
lokasi, karakteristik, durasi,
 comfort level frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
Setelah dilakukan tinfakan
keperawatan selama …. Pasien  Observasi reaksi nonverbal
tidak mengalami nyeri, dengan dari ketidaknyamanan
kriteria hasil:
 Bantu pasien dan keluarga
 Mampu mengontrol nyeri untuk mencari dan
(tahu penyebab nyeri, menemukan dukungan
mampu menggunakan
 Kontrol lingkungan yang
tehnik nonfarmakologi
dapat mempengaruhi nyeri
untuk mengurangi nyeri,
seperti suhu ruangan,
mencari bantuan)
pencahayaan dan kebisingan
 Melaporkan bahwa nyeri
 Kurangi faktor presipitasi
berkurang dengan
nyeri
menggunakan manajemen
nyeri Mampu mengenali  Kaji tipe dan sumber nyeri
nyeri (skala, intensitas, untuk menentukan intervensi
frekuensi dan tanda nyeri)

 Ajarkan tentang teknik non


 Menyatakan rasa nyaman farmakologi: napas dala,
setelah nyeri berkurang relaksasi, distraksi, kompres
hangat/ dingin
 Tanda vital dalam rentang
normal Berikan analgetik untuk
 Tidak mengalami mengurangi nyeri: ……...
gangguan tidur
 Tingkatkan istirahat

 Berikan informasi tentang


nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur

 Monitor vital sign sebelum


dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali

4 GANGGUA Setelah dilakukan tindakan NEUROLOGIK MONITORING :


N keperawatan selama ..........x 24
 Monitor tingkat neurologis
PERSEOPSI jam, diharapakan gangguan
SENSORI persepsi sensori teratasi.  Monitor fungsi neurologis
klien
Kriteria hasil:
 Monitor respon neurologis
- Sensori function : hearing
 Monitor reflek-reflek
- Sensori function : vision
meningeal
- Sensori function : taste and
 Monitor fungsi sensori dan
smell
persepsi : penglihatan,
penciuman, pendengaran,
pengecapan, rasa
 Menunjukan tanda dan
gejala persepsi dan sensori  Monitor tanda dan gejala
baik : penglihatan, penurunan neurologis
pendengaran, makan, dan
EYE CARE :
minum baik.  Kaji fungsi penglihatan klien

 Mampu mengungkapkan  Jaga kebersihan mata


fungsi persepsi dan sensori
 Monitor penglihatan mata
dengan tepat
 Monitor tanda dan gejala
kelainan penglihatan

 Monitor fungsi lapang


pandang, penglihatan, visus
klien

Anda mungkin juga menyukai