Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS PROSES KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kasus :
An.M berusia 7 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan demam tinggi, hidung
mengeluarkan darah (mimisan), tidak nafsu makan dan minum, susah BAB. Hasil pemeriksaan :
TD 90/70 mmHg, nadi 99x/menit, RR 34x/menit, suhu 39,7°C, BB 20 kg,PB: 68 cm, LP: 45 cm,
LD: 50 cm,GCS: compos metis. Konjungtiva anemis, badan kurus dan pucat.

Diagnosa keperawatan Utama :


Hipertermi

Analisis :
1. Alasan penetapan diagnosa
Hipertermi ditetapkan sebagai masalah keperawatan karena pasien demamnya tinggi hingga
39,7°C yang menyebabkan mimisan, konjungtiva anemis dan muka pucat.

2. Definisi diagnosa
Menurut NANDA 2015-2017, hipertermi merupakan kondisi suhu tubuh diatas kisaran
normal diurnal karena kegagalan termoregulasi.

3. Batasan karakteristik
Berdasarkan NANDA 2015-2017, Batasan karakteristik untuk menentukan masalah
hipertermia adalah :
1. Apnea
2. Bayi tidak dapat mempertahankan menyusu
3. Gelisah
4. Hipotensi
5. Kejang
6. Koma
7. Kulit kemerahan
8. Kulit terasa hangat
9. Latergi
10. Postur abnormal
11. Stupor
12. Takikardi
13. Takipnea
14. Vasodilatasi
Berdasarkan kasus An.R, Batasan karakteristik untuk masalah hipertermia sesuai NANDA
adalah :
a. Data Subjektif
1) Klien mengatakan badannya terasa hangat
2) Ibu klien mengatakan kulit anaknya kemerahan
3) Klien mengatakan susah BAB
b. Data Objektif
1) TD: 90/70 mmHg, nadi 99x/menit, RR 34x/menit, Suhu : 39,7°C
2) Klien tampak kurus dan pucat
3) Konjungtiva anemis
4) Hipotensi

4. Faktor yang berhubungan


Berdasarkan NANDA 2015-2017, faktor yang berhubungan untuk masalah hipertermia adalah
1. Ages farmaseutikal
2. Aktivitas berlebih
3. Dehidrasi
4. Iskemia
5. Pakaian yang tidak sesuai
6. Peningkatan laju metabolisme
7. Penuruna perspirasi
8. Penyakit
9. Sepsis
10. Suhu lingkungan tinggi
11. Trauma
Berdasarkan kasus An.M, factor yang dipilih sebagai etiologi adalah hipertermia karena
penyakit.

B. Outcame Keperawatan
Menurut NOC, outcome untuk masalah hipertermia ini adalah :
1. Penurunan suhu kulit nya menjadi normal.
2. Perubahan warna kulit menjadi normal atau tidak kemerahan lagi
3. Hipertermia nya menurun atau suhu badannya menjadi normal.

C. Intervensi Keperawatan Utama


1. Monitor suhu dan tanda-tanda vital

Analisis :
Dengan memonitor suhu dan tanda-tanda vital, perawat dapat mengetahui berapa suhunya dan
tanda-tanda vitalnya untuk memastikan apakah ada perubahan setelah dilakukan intervensi.
Menurut NIC, tindakan yang dapat direncanakan untuk mengatasi masalah hipertemia adalah :
1. Perawatan demam :
a. Pantau suhu dan tanda-tanda vital
b. Monitor warna kulit dan suhu
c. Dorong klien untuk konsumsi cairan

D. Tindakan Kolaborasi
Pada pasien An.M dilakukan pemasangan infus dengan jenis cairan yang digunakan caira ringer
laktat (RL) dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan elektrolit dan cairan tubuhnya. Dengan
dosis pemberiannya 132 ml/kg BB/hari.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang perlu dilakukan dari kasus tersebut adalah : suhu badan, tanda-tanda vital, intake
output cairan.

Referensi :
Heather, T Herdman. NANDA. 2015-2017. Diagnosa Keperawatan:definisi & klsifikasi 2015-
2017.Edisi 10
ANALISIS PROSES KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN

Kasus
An.M berusia 7 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan demam tinggi, hidung
mengeluarkan darah (mimisan), tidak nafsu makan dan minum, susah BAB. Hasil pemeriksaan :
TD 90/70 mmHg, nadi 99x/menit, RR 34x/menit, suhu 39,7°C, BB 20 kg,PB: 68 cm, LP: 45 cm,
LD: 50 cm,GCS: compos metis. Konjungtiva anemis, badan kurus dan pucat.

Intervensi Keperawatan :
1. Monitor suhu dan tanda-tanda vital
2. Monitor warna kulit dan suhu
3. Dorong klien untuk konsumsi cairan

Analisis
1. Penetapan Tujuan
Berdasarkan NOC, tujuan yang ditetapkan adalah hipertemia dengan indikator pada level 3
yaitu hipertermia mulai ringan, hal ini dipilih karena kondisi pasien yang suhu tubuhnya
sangat tinggi untuk meringankan suhu tubuhnya.
2. Aktivitas
a. Perawatan Demam
Aktivitas Rasional
Memonitor suhu dan tanda-tanda vital Peningkatan suhu dan tanda-tanda vital
dapat mengakibatkan terjadinya syok.
Memberikan obat atau cairan melalui IV Untuk pemenuhan elektrolit dan cairan
dalam tubuh
Mendorong klien mengonsumsi cairan Untuk menghindari terjadi dehidrasi lebih
lanjut
ANALISIS PROSES KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN

Hasil evaluasi pasien dengan masalah keperawatan : Hipertemia


S : klien mengatakan suhu tubuhnya sudah sedikit berkurang
O : suhu : 38,5°C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Analisis
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dapat dilihat bahwa komponen SOAP belum menjelaskan
pencapaian dari asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat.
1. Komponen S : subjektif
Hanya menuliskan suhu tubuhnya sudah sedikit berkurang. Seharusnya dituliskan bahwa klien
mengatakan suhu tubuhnya sudah sedikit berkurang dengan terapi yang diberikan melalui IV.
2. Komponen O :
Hanya menulis suhunya saja, seharusnya ditambahkan dengan tekanan darah, nadi dan
pernapasannya berapa serta ditambahkan berapa banyak penurunan suhunya dari suhu
sebelumnya.
3. Komponen A
Hanya menulis masalah belum teratasi, yang seharusnya juga ditambahkan diagnosa nya
tentang apa
4. Komponen P
Hanya menuliskan untuk melanjutkan intervensi. Harusnya tuliskan juga intervensi apa saja
yang harus dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai