W
DENGAN DIEBETES MELITUS DAN GANGREN DIABETIK
DI RUANG PERAWATAN BEDAH KELAS II (KASUARI)
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANJARBARU
I. DATA DEMOGRAFI
A. IDENTITAS PASIEN
Tanggal wawancara : 9 April 2004
Tanggal MRS : 6 April 2004
Nomor RMK : 04 16 43
Nama : Tn. W
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Purnawirawan TNI
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Landasan Ulin Timur
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus + Gangren diabetik
Penanggung Jawab : Ny. N
5. Upaya pencegahan
Klien dan keluarga sangat memperhatikan penyajian konsumsi
makanan, klien dan keluarga menghindari makan-makanan yang
manis atau mengandung gula. Klien beraktivitas dengan
menggunakan alas kaki.
6. Prosedur bedah
Klien pernah mengalami prosedur bedah tulang, yaitu amputasi
kaki kanan.
7. Riwayat alergi
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan apa pun.
B. POLA NUTRISI-MATABOLIK
1. Masukan Nutrisi Sebelum Sakit:
Jenis makanan nasi/kentang, kadang-kadang buah (jeruk).
Frekuensi 3x sehari, klien membatasi dan berpantang terhadap
makanan manis.
Nafsu makan tidak masalah.
Jenis minuman: air putih, frekuensi 7-8 gelas/hari.
2. Saat Sakit
Jenis makanan bubur DM, frekuensi 3x/hari, porsi hanya
dihabiskan ½ dari porsi ompreng, nafsu makan menurun.
Jenis minuman: air putih (Aqua), frekuensi 7-8 gelas/hari.
3. Pemeriksaan Fisik:
a. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan.
Pemeriksaan BB dan TB dilakukan secara tidak langsung,
karena klien kurang kooperatif (data diperoleh dari
wawancara dengan istri klien) TB: 165 cm, BB: 55 kg, klien
tidak mengetahui perubahan berat badan dalam 6 bulan
terakhir.
b. Kulit
Warna kulit sawo matang, tidak cyanosis/ikterik, suhu
36,9C. Turgor kulit baik, dapat kembali kurang dari 2 detik.
Pada kaki kiri bagian telapak tangan terdapat lesi/gangren.
d. Mulut
Kebersihan cukup bersih, warna gusi merah muda, tidak ada
caries, pertumbuhan gigi teratur, tidak lengkap (tanggal),
tidak bersih, mukosa merah muda, dan tidak kering, tidak ada
stomatitis.
C. POLA ELIMINASI
1. Feses/BAB
Kebiasaan defekasi 1x/hari warna hitam, agak lembek, tidak ada
konstipasi, atau diare.
2. Urine/BAK
Frekuensi 5 – 7x/hari, warna urine normal (kuning muda). Tidak
ada masalah dalam BAK (seperti disuria, nokturia, inkontinensia,
retensi urine). Pasien tidak menggunakan alat bantu untuk BAK
(seperti kateter).
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
Struktur simetris, frekuensi bising usus 7x/menit. Tidak ada
flatulen. Klien tidak merasakan sakit waktu BAB (rektum
tidak ada lesi.
b. Ginjal
Ginjal tidak ada nyeri, tidak teraba, blast, distensi tidak ada,
nyeri waktu BAK tidak ada.
c. Data lab
Tanggal 10 April 2004
Ureum 35/100 ml
Kreatinin 1,0/100 ml.
E. POLA TIDUR-ISTIRAHAT
Kemampuan untuk eliminasi, perawatan diri (personal hygiene)
dibantu oleh keluarga. Rentang gerak terbatas.
1. Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Pada pernapasan klien, tidak terdapat
bunyi napas tambahan dan klien tidak
menggunakan otot-otot bantu
pernapasan (otot diafragma, cuping
hidung).
2. Muskuloskeletal
Rentang gerak terbatas pada ekstremitas bawah, terdapat lesi pada
telapak kaki kiri dan amputasi kaki kanan dan aktivitas terbatas di
sekitar tempat tidur.
G. POLA KOGNITIF-KONSEPTUAL
1. Pendengaran
Pendengaran dalam batas normal. Klien dapat mendengarkan dan
menjawab panggilan dengan jelas. Tidak menggunakan alt bantu
pendengaran, dan tidak terdapat vertigo maupun tinnitus.
2. Penglihatan
Penglihatan dalam normal, klien dapat membaca, melihat benda
yang agak jauh dan berukuran kecil, tanpa menggunakan alat
bantu.
3. Nyeri/ketidaknyamanan
Nyeri tidak ditemui, tetapi ada mati rasa pada bagian/ekstremitas
yang mengalami gangren. Klien mengatakan tidak sakit, mati rasa
pada saat dilakukan pemijatan untuk mengeluarkan pus yang ada
di dalam gangren klien.
4. Pemeriksaan Fisik
Mata
Pupil isokor kiri dan kanan, refleks cahaya baik, sklera tidak
ikterik. Konjungtiva terdapat anemis, tidak ditemukan neuropati.
5. Status Mental:
Kesadaran: compos mentis, dengan GCS 4, 5, 6, memori baik
Tidak ada nyeri.
I. POLA PERAN/HUBUNGAN
Klien seorang kepala keluarga, kepedulian keluarga pada klien baik
selama di RS. Klien ditunggu oleh istri dan keluarga mau bekerja
sama dalam memenuhi kebutuhan aktivitas klien.
J. POLA SEKSUALITAS
Klien tidak merasa terganggu dalam hubungan dengan istrinya, pada
keadaannya sekarang ini. Klien dan istrinya saling mengerti tentang
keadaannya sekarang ini.
L. POLA NILAI-KEPERCAYAAN
Walau dalam keadaan sakit, klien tetap berdoa, untuk
kesembuhannya, tetapi klien selama di RS, tidak terlihat
menunaikan sholat 5 waktu.
III. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Jum’at, Kerusakan integritas kulit Status metabolisme 1. Kaji tanda-tanda 1. Memberikan, menambah
9-04- dan jaringan berhubungan kembali normal kerusakan kulit, seperti informasi dasar tentang
2004 dengan Terjadi proses yang dibuktikan ditemukannya pus, mata kerusakan integritas jaringan
pukul inflamasi sekunder oleh gula darah dan luka. lebih lanjut.
09:30 terhadap perubahan leukosit dalam 2. Meminimalkan infeksi lebih
metabolisme endokrin batas normal atau 2. Bersihkan luka lanjut dan menurunkan
ditandai dengan: menurun dalam mendressing) 2 kali sehari infeksi iritasi kulit.
DS: - Klien mengatakan jangka waktu (pagi dan sore hari). 3. Mengetahui perkembangan
telapak kaki kurang lebih 3 hari. 3. Kaji status luka luka dan mempercepat
kirinya mati rasa. tekan dan bersihkan penyembuhan.
DO: - Terdapat luka gangren. 4. Diberikan secara teratur
gangren pada untuk mengobati atau
telapak kaki kiri 4. Kolaborasi mencegah komplikasi lebih
terdapat lesi pada dengan tim medis untuk lanjut.
kulit dan pus. pemberian antibiotik dan
GDS: 265 mg/ 100 insulin.
ml.
Leukosit
8.600/mm 3
Jaringan nekrotik
di sekitar luka
gangren
2 Jum’at, Intoleransi aktivitas Toleransi terhadap 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui sampai di mana
9-03- berhubungan dengan aktivitas ketergantungan dalam kemampuan klien beraktivitas
2004 penurunan sirkulasi darah meningkat. beraktivitas. dan mengetahui intervensi
pukul ke jaringan sekunder Klien dapat yang tepat.
10:15 terhadap hiperglikemia beraktivitas 2. Anjurkan keluarga klien 2. Kebutuhan klien dapat
ditandai dengan: ringan tanpa membantu dalam terpenuhi.
Rentang gerak klien bantuan orang pemenuhan kebutuhan
terbatas. lain dalam sehari-hari.
Hampir setiap jangka 24 jam. 3. Ajarkan teknik ambulasi 3. Untuk mendorong
beraktivitas klien dan ROM pada klien dan kemandirian klien serta otot
dibantu oleh keluarga. keluarga. dan tonus ekstremitas agar
Ekstremitas bagian tidak kaku.
bawah lemah. 4. Letakkan barang/benda 4. Memudahkan klien untuk
klien pada tempat yang mengambil barang
mudah dijangkau klien. kebutuhannya dan
mengurangi ketergantungan.
5. Perhatikan sirkulasi 5. Mendapatkan hasil tentang
gerakan, sensasi telapak keadaan sirkulasi pada
kaki klien. ekstremitas bagian bawah.
3. Jum’at, Gangguan citra tubuh Klien menunjukkan 1. Kaji respon klien terhadap 1. Klien sadar adanya
9-04- berhubungan dengan adaptasi dan adanya perubahan konsep perubahan konsep diri akan
2004 perubahan konsep diri menyatakan diri. menerima diri dengan
pukul terhadap kecacatan penerimaan keadaan sekarang.
10:45 ditandai dengan: terhadap perubahan 2. Luka gangren menyebabkan
- Klien konsep diri. 2. Berikan pertanyaan reaksi psikokologi, seperti
terlihat menarik diri tentang situasi saat ini dan mempengaruhi gambaran diri,
dan tampak diam. harapan yang akan datang. basa perubahan takut akan
- Kaki kecacatan.
kanan klien post 3. Berikan penguatan positif 3. Mendorong kelanjutan
operasi (masih ada untuk meningkatkan/ perilaku sehat.
amputasi). perbaikan dan partisipasi
- Klien dalam perawatan diri
sering menutup- /program pengobatan.
nutupi bagian yang di
amputasi.
1. Sabtu, S: -
10-04-2004
Jam 11:30
I O: Terdapat luka gangren
telapak kaki kiri bagian dermis,
pada
IV
3. Sabtu, S: Keluarga klien cemas terhadap
10-03-2004 perkembangan kesembuhan luka
gangren.
Cemas terhadap tindakan
amputasi seperti yang lalu.
O: Ekspresi wajah tegang.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
I: Berikan dukungan moril pada klien
dan keluarga.
E : Cemas masih ada, keluarga dan
klien sangat mengkhawatirkan
terhadap tindakan amputasi yang
kedua kalinya.