(Guru Besar Matematika pada Fakultas Matematika dan IPA UNM Makassar)
Abstrak: Penelitian ex-post facto merupakan metode yang banyak dipakai dan berguna bagi
peneliti karena banyak memberikan informasi berharga bagi pengambilan keputusan di
bidang pendidikan. Istilah ex-post facto menunjukkan bahwa perubahan variabel bebas itu
telah terjadi dan peneliti dihadapkan kepada masalah bagaimana menetapkan sebab dari
akibat yang sedang diamati. Penelitian ex-post facto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak
dimanipulasi atau tidak diberi perlakuan oleh peneliti. Penelitian sebab-akibat dilakukan
terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya
hubungan sebab-akibat didasarkan atas kajian teoretis, bahwa sesuatu variabel disebabkan
atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu.
PENDAHULUAN
Penelitian ex-post facto merupakan Muhammad (2005: 71) menyatakan
salah satu dari berbagai jenis penelitian, bahwa variabel bebas adalah variabel
baik penelitian bidang ilmu pengetahuan penyebab yang diduga, terjadi lebih
alam maupun ilmu pengetahuan sosial. dahulu dan variabel tak bebas adalah
Nasoetion (1992: 48) menyatakan bahwa variabel akibat yang diperkirakan terjadi
penelitian adalah suatu upaya pengkajian kemudian. Sedang arti dari variabel itu
yang cermat, teratur, dan tekun mengenai sendiri adalah konsep yang mempunyai
suatu masalah. variasi nilai, atau mempunyai lebih dari
Istilah ex-post facto menunjukkan satu nilai, keadaan, kategori atau kondisi
bahwa perubahan variabel bebas itu telah (PPs UNJ, 2001: 6).
terjadi, peneliti dihadapkan kepada Penelitian ex-post facto meneliti
masalah bagaimana menetapkan sebab hubungan sebab-akibat yang tidak
dari akibat yang sedang diamati. Karena dimanipulasi atau tidak diberi perlakuan
tidak adanya pengendalian, maka dalam oleh peneliti. Penelitian sebab-akibat
penelitian ex-post facto, lebih sulit bagi kita dilakukan terhadap program, kegiatan atau
untuk menyimpulkan bahwa variabel kejadian yang telah berlangsung atau telah
bebas (X) benar-benar ada hubungannya terjadi. Adanya hubungan sebab-akibat
dengan variabel terikat (Y). didasarkan atas kajian teoretis, bahwa
sesuatu variabel disebabkan atau
105
JURNAL PENDIDIKKAN MATEMATIKA, VOLUME 1 NOMOR 2, JULI 2010
dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau penelitian ex-post facto tidak ada
mengakibatkan variabel tertentu. pengontrolan variabel, variabel bebas
Misalnya: gizi yang cukup pada waktu ibu tidak dimanipulasi, dan tidak ada
hamil menyebabkan bayi sehat, koperasi perlakuan. Penelitian ex-post facto dapat
yang sehat dapat meningkatkan dilakukan dengan baik bilamana menggu-
kesejahteraan para anggotanya. nakan kelompok pembanding. Kelompok
Penelitian ex-post facto merupakan pembanding dipilih yang memiliki
metode yang banyak dipakai dalam situasi karakteristik yang sama tetapi mengalami
yang dihadapi oleh banyak penelitian kegiatan yang berbeda.
pendidikan. Penelitian ini tetap Sudah menjadi kelaziman dalam
merupakan metode yang berguna yang studi ex-post facto untuk menyebut salah
dapat memberikan banyak informasi satu variabel sebagai variabel bebas dan
berharga bagi pengambilan keputusan di lainnya variabel terikat. Variabel bebas
bidang pendidikan. adalah variabel yang menjadi dasar
Penelitian ex-post facto dimulai pengelompokan individu; variabel terikat
dengan melukiskan keadan sekarang yang adalah variabel yang diamati atau diukur
dianggap sebagai akibat dari faktor-faktor oleh peneliti sesudah pengelompokan itu.
yang terjadi sebelumnya, kemudian Istilah-istilah tersebut membantu
mencoba menyelidiki ke belakang guna menunjukkan arah ramalan dari status
menetapkan faktor-faktor yang diduga subjek pada variabel bebas ke statusnya
sebagai penyebab dan sudah beroperasi pada variabel terikat.
masa lalu.
Penelitian ex-post facto mirip dengan
dengan penelitian eksperimen, hanya pada
HUBUNGAN KAUSAL
Untuk dapat menyimpulkan adanya antara X dan Y itu dapat dibuat
hubungan kausal, maka diperlukan berdasarkan pertimbangan logis ataupun
beberapa bukti, yaitu: (1) hubungan berdasarkan hasil pengukuran yang
statistik antara X dan Y telah ditetapkan, menunjukkan bahwa Y, sebelum X
(2) X terjadi lebih dahulu daripada Y, dan dimasukkan, kedua kelompok itu tidak
(3) faktor-faktor lain tidak ikut berbeda.
menentukan Y (Furchan, 1982: 386). Peneliti perlu mempertimbangkan
Kalau kita sudah dapat menetapkan apakah ada faktor-faktor selain X yang
adanya hubungan antara dua variabel mungkin menjadi sebab bagi Y.
dalam suatu studi ex-post facto, maka kita Kemungkinan ini dapat diperiksa dengan
harus mencari lagi bukti tentang dua hal jalan memasukkan variabel yang relevan
lainnya. Penenliti harus menetapkan yang lain ke dalam analisis, kemudian
urutan waktu terjadinya kedua variabel itu. mengamati bagaimana hubungan X dan Y
Artinya, ia harus mempertimbangkan itu setelah adanya variabel tambahan.
kemungkinan terjadinya Y sebelum X, Mungkin akan ditemui bahwa
sehingga Y tidak mungkin menjadi akibat hubungan antara X dan Y itu tetap ada
X. Keputusan mengenai hubungan waktu sekalipun ada variabel lain yang
106
JURNAL PENDIDIKKAN MATEMATIKA, VOLUME 1 NOMOR 2, JULI 2010
dimasukkan. Dalam hal ini peneliti Penjelasan yang lebih masuk akal adalah
mempunyai bukti yang menunjang baik gaji buruh maupun tingkat penjualan
kesimpulan tentang adanya hubungan rokok kretek adalah akibat dari semakin
kausal. Sebaliknya, mungkin pula ditemui meningkatnya kemakmuran dan inflasi.
bahwa hubungan antara X dan Y itu
berubah, atau bahkan hilang sama sekali, Variabel bebas lain
setelah adanya variabel lain yang Dalam penelitian ex-post facto,
dimasukkan. Dalam hal ini peneliti dapat mungkin ada variabel bebas lain, selain
mengambil salah satu dari dua variabel bebas yang sedang diselidiki yang
kesimpulan, yaitu X bukanlah penyebab dapat menyebabkan efek yang diamati
bagi Y atau bahwa hubungan antara X pada variabel Y, artinya di samping X1,
dan Y itu tidak asli. Penelitian ex-post facto mungkin ada variabel lain. Misalnya X2,
dimungkinkan adanya hasil yang tak atau X3 yang juga merupakan faktor
sebenarnya yang disebabkan oleh (a) penyebab bagi perbedaan dalam variabel
penyebab umum, dan (b) variabel bebas terikat.
yang lain. Kelemahan utama disain ex-post facto
adalah tidak adanya pengendalian. Karena
Penyebab umum tidak dapat menggunakan pengacakan
Dalam penelitian ex-post facto, kita untuk mengelompokkan subjek atau
harus mempertimbangkan kemungkinan untuk memanipulasi variabel bebas secara
bahwa variabel bebas dan variabel terikat langsung dalam situasi yang terkendali,
adalah dua akibat terpisah yang maka selalu ada kemungkinan adanya
disebabkan oleh variabel ketiga. Karena variabel tak dikendalikan yang
adanya penyebab umum yang kadang jelas menyebabkan perbedaan pada variabel
kelihatan. Namun, selalu ada keragu- terikat. Karena tidak dapat membuat
raguan yang mengganggu tentang adanya asumsi bahwa pada awal penyelidikan,
penyebab umum yang tak pernah kelompok-kelompok tersebut telah sama.
terbayangkan yang menjadi sebab adanya Karena peneliti tidak dapat mengendali-
suatu hubungan. Peneliti harus senantiasa kan siapa yang mendapat pengelaman dan
mempertimbangkan kemungkinan adanya siapa yang tidak. Oleh karena itu mungkin
penyebab umum yang menimbulkan “sesuatu yang lain” itulah yang menjadi
hubungan. variabel bebas yang penting, bukan
pengalaman itu sendiri.
Kasus 1:
Rata-rata gaji buruh sebagai variabel bebas Kasus 2:
dan tingkat penjualan rokok kretek Pada pertemuan para Kepala Sekolah,
sebagai variabel terikat untuk setiap tahun Kepala Sekolah X dengan bangga
sejak 2000 dan diperoleh ada korelasi menunjukkan rendahnya peserta didik
positif yang tinggi antara kedua variabel yang bolos masuk sekolah. Kepala
tersebut. Apakah ini berarti bahwa jika Sekolah yang lain mengemukakan bahwa
gaji buruh dinaikkan, mereka akan guru di madrasah X itu kurang sekali,
membeli lebih banyak rokok kretek? sehingga rendahnya peserta didik yang
107
JURNAL PENDIDIKKAN MATEMATIKA, VOLUME 1 NOMOR 2, JULI 2010
bolos masuk sekolah itu hanya pada akhir semester dua. Kemudian skor
menunjukkan bahwa sedikit sekali peserta rata-rata peserta didik pada semester dua
didik yang bolos yang pernah dilaporkan. di kedua kelas itu diperbandingkan.
Ternyata skor rata-rata peserta didik
Pengendalian Parsial semester dua di kelas A adalah 6,0
Ada beberapa strategi untuk sedang skor rata-rata peserta didik
meningkatkan kredibilitas penelitian ex- semester dua di kelas B adalah 4,0.
post facto, kendati tak satupun di antaranya Apakah ini merupakan bukti keefektifan
yang dapat menutupi secara memadai metode CTL? Kepala sekolah X
kelemahan dasar penelitian ini, yaitu tidak menyadari bahwa perbedaan kedua skor
adanya pengendalian terhadap variabel rata-rata tersebut mungkin disebabkan
bebas. Di antara strategi-strategi itu adalah oleh perbedaan peserta didik ketika
skor perubahan, pemadanan, analisis mereka mulai duduk pada semester satu
kovariansi dan korelasi parsial, kelompok di kedua kelas tersebut. Kemudian
yang homogen, serta memasukkan mencari skor tes matematika yang telah
variabel luar ke dalam disain. diberikan ketika peserta didik itu duduk
pada semester satu. Ternyata skor rata-
Skor perubahan
rata matematika pada semester satu
Dengan skor perubahan, peneliti
untuk peserta didik di kelas A adalah 4,8
memperhitungkan skor variabel Y
sedang untuk peserta didik di kelas B
sebelumnya dan bukan hanya
hanya 3,2. Oleh karena itu, ia harus
menggunakan skor Y pada waktu itu saja.
membuat penyesuaian, ternyata kedua
Jika peneliti membandingkan seberapa
kelompok itu tidak sama pada waktu
jauh kelompok A mengalami perubahan
mereka mulai belajar pada semester
bila dibandingkan dengan kelompok B,
satu. Untuk setiap peserta didik yang
kemungkinan terjadinya salah tafsir itu
mempunyai kedua skor rata-rata itu,
akan lebih kecil daripada jika hanya
kepala sekolah X mengurangi angka
menggunakan skor yang diperoleh pada
waktu itu saja. Akan tetapi, penggunaan semester dua dengan angka pada
skor perubahan hanyalah pemecahan semester satu. Dengan demikian, ia
sebagian dan hasil studi semacam itu menemukan perbedaan rata-rata sebesar
harus diperlakukan secara hati-hati. 1,2 untuk peserta didik di kelas A dan
0,8 bagi peserta didik di kelas B. Selisih
Kasus 3: 0,4 antara skor perubahan skor rata-rata
Kepala Sekolah X akan membandingkan kedua kelas itu memang kurang, tetapi
metode mengajar CTL dan metode lebih meyakinkan daripada selisih 2,0
mengajar ceramah. Pada semester dua, yang diperoleh jika hanya skor pada
guru P mengajar matematika dengan semester dua saja yang dipakai.
menggunakan metode CTL di kelas A Dapatkah kepala sekolah X menarik
dan guru Q menggunakan metode kesimpulan bahwa metode CTL lebih
ceramah di kelas B. Kedua guru itu efektif daripada metode ceramah?
memberikan tes matematika yang sama
108
JURNAL PENDIDIKKAN MATEMATIKA, VOLUME 1 NOMOR 2, JULI 2010
95
89
80
83
40 54
30
109
JURNAL PENDIDIKKAN MATEMATIKA, VOLUME 1 NOMOR 2, JULI 2010
Gambar 1.
Pengaruh pola pertumbuhan kosa kata sebelumnya
terhadap skor perubahan
110
JURNAL PENDIDIKKAN MATEMATIKA, VOLUME 1 NOMOR 2, JULI 2010
variabel setelah pengaruh umum dari satu disesuaikan dengan jalan memilih sampel
atau lebih variabel yang lain dihilangkan. yang mempunyai persamaan dalam
Kasus 6: variabel yang disangka merupakan
Kita dapat mencari korelasi antara penyebab umum. Kita tidak dapat merasa
pengetahuan tentang ilmu keguruan pasti bahwa kita telah mempunyai subjek
dengan kemampuan mengajar setelah yang homogen dalam variabel penyebab
pengaruh usia dihilangkan. Prosedur umum yang terduga maupun yang tidak
analisis kovariansi ataupun korelasi terduga.
parsial tidak memerlukan pemadanan,
sehingga data semua subjek dapat Kasus 7:
dipakai, bukan hanya data pasangan Misalkan kita akan menyelidiki apakah
yang sepadan saja. Akan tetapi, adanya ruangan guru yang sejuk, meja
sekalipun metode analisis kovariansi dan tulis, dan sebagainya, mempunyai
korelasi parsial pada umumnya lebih pengaruh terhadap kualitas rencana
baik daripada metode pemadanan. pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru.
Kedua metode inipun memberikan Jika peneliti hanya memilih contoh yang
penyesuaian yang terlalu rendah kepada mewakili guru sekolah menengah
perbedaan sebelumnya dan juga dapat pertama (SMP) sebagai sampel,
memberikan hasil yang tak sebenarnya. menanyai mereka apakah mereka
mempunyai ruangan guru yang sejuk
Kelompok homogen atau tidak, kemudian membandingkan
Dari pembahasan tentang kualitas RPP yang mempunyai ruangan
pengendalian dalam penelitian ekperimen, guru yang sejuk dengan yang tidak,
Anda mungkin masih ingat bahwa kita maka ia mungkin akan keliru bahwa
dapat mengendalikan pengaruh suatu adanya ruangan guru yang sejuk
variabel dengan memilih sampel yang mengakibatkan kualitas RPP yang baik.
sejauh mungkin homogen pada variabel Kemungkinan lainnya adalah adanya
tersebut. Prosedur seperti itu dapat juga faktor lain yang ada hubungannya
digunakan dalam penelitian ex-post facto. dengan tingkat sosial-ekonomi yang
Dari pada mengambil sampel heterogen dapat mempengaruhi, baik pengetahuan
kemudian membandingkan sub-sub cara menyusun RPP maupun kualitas
kelompok di dalamnya yang sudah RPP. Sekolah tidak memiliki dana yang
dipadankan, peneliti dapat menyesuaikan cukup, misalnya mungkin ruangan guru
suatu variabel dengan jalan menarik lebih sesak dan kurang memperhatikan
sampel hanya subjek yang homogen pada kesejukan, jika dibandingkan dengan
variabel itu saja. sekolah baik dan sekolah unggulan. Jika
Penggunaan sampel homogen peneliti ingin menyesuaikan pengaruh
hanyalah pemecahan sebagian saja kelas sosial, ia dapat membatasi
terhadap masalah-masalah yang melekat penelitian itu hanya pada subjek dari
dalam penelitian ex-post facto. Beberapa satu tingkat (antar SMP saja). Kalau,
variabel penyebab umum dapat dalam satu kelas sosial, ia menemukan
111
JURNAL PENDIDIKKAN MATEMATIKA, VOLUME 1 NOMOR 2, JULI 2010
112
JURNAL PENDIDIKKAN MATEMATIKA, VOLUME 1 NOMOR 2, JULI 2010
113