Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN MASALAH GANGGUAN NAPAS

PADA BAYI BARU LAHIR

000/B.7 / SOP/
No. Dokumen :
PKM.L/2018
Terbitan ke : 02
SOP No. Revisi : 01
TanggalTerbit : 02 Januari 2018
Halaman : 1/2
PUSKESMAS Jalaludin Sayuti, SKM, MPH
LENEK NIP. 19751231 199803 1 013

1. Pengertian Gangguan napas pada bayi baru lahir (BBL) adalah keadaan bayi yang sebelumnya
normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan resusitasi dan berhasil, tetapi
beberapa saat kemudian mengalami gangguan napas, biasanya mengalami masalah
sebagai berikut :
- Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau lebih tanda
tambahan gangguan napas.
- Frekuensi napas bayi kurang 40 kali/menit.
- Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir).
- Bayi apnu (napas berhenti lebih 20 detik).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melaksanakan pelayanan Penanganan
Gangguan napas pada bayi baru lahir (BBL)
3. Kebijakan Keputuasan Kepala Puskesmas Lenek Nomor 15/SK/0901/PKML/2018 tentang Standar
Pelayanan Publik Puskesmas Lenek.
Keputuasan Kepala Puskesmas Lenek Nomor 18/SK/0901/PKML/2018 tentang
Penyelenggaraan Program dan Pelayanan di Puskesmas Lenek.
4. Referensi Permenkes RI No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
Permenkes RI No. 53 tahun 2014 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat dan Bahan : Bidan Kit, KN Kit, APD, BMHP
Langkah-langkah B. Petugas Pelaksana : Bidan, Dokter
C. Langkah-langkah :
 Petugas memasang jalur infus intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling
sering dan bila bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infus Dekstrosa 5%.
- Petugas memantau selalu tanda vital
- Petugas menjaga patensi jalan napas
- Petugas memberikan oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
 Jika bayi mengalami apnu
- Petugas melakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
- Petugas melakukan penilaian lanjut
 Bila terjadi kejang, petugas menghentikan kejang.
 Petugas segera memeriksa kadar glukosa darah (bila fasilitas tersedia)
 Petugas memberikan nutrisi adekuat.
Sesuai dengan fasilitas yang ada, yang dapat dikeloala di Puskesmas adalah Gangguan
Napas Ringan dan Gangguan Napas Sedang (sesuai kasus), sedangkan Gangguan
Napas Berat dan Kelainan Jantung Kongenital harus segera di rujuk ke Rumah Sakit.
Gangguan Napas Sedang
 Petugas melanjutkan pemberian O2 4-5 liter/menit dengan sungkup
 Bayi jangan diberikan minum
 Jika ada tanda berikut, berikut antibotika (ampisilin dan gentamisin) untuk terapi.
Kemungkinan besar sepsis :
- Suhu aksiler < 34 oC atau > 39 oC
- Air ketuban bercampur mekonium
- Riwayat infeksi intrauterin, demam, curiga infeksi berat atau ketuban pecah dini (>
18 jam).

 Bila suhu aksiler 34 - 36,5 oC atau 37,5 - 39 oC tangani untuk masalah suhu abnormal
dan nilai ulang setelah 2 jam :
- Bila suhu masih belum stabil atau gangguan napas belum ada perbaikan, petugas
memberikan antibiotika untuk terapi kemungkinan besar sepsis.
- Jika suhu normal, teruskan amati bayi. Apabila suhu kembali abnormal, ulangi
tahapan tersebut diatas.
 Bila tidak ada tanda-tanda ke arah sepsis, petugas menilai kembali bayi setelah 2 jam.
 Apabila bayi tidak menunjukkan perbaikan atau terdapat tanda-tanda perburukan
setelah 2 jam, terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan segera rujuk ke rumah sakit.
 Bila bayi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan (frekuensi napas menurun tidak
kurang dari 40 kali/menit, tarikan dinding dada berkurang atau suara merintih
berkurang) disertai perbaikan tanda klinis, kurangi terapi O2 secara bertahap.
 Petugas mengamati bayi selama 24 jam setelah pemberian antibiotik dihentikan. Bila
bayi kembali tampak kemerahan tanpa pemberian O2 selama 3 hari, minum baik dan
tak ada alasan bayi tetap tinggal di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.
Gangguan Napas Ringan
Beberapa bayi cukup bulan yang mengalami gangguan napas ringan pada waktu lahir
tanpa gejala-gejala lain disebut Transient Tachypnea of the Newborn (TTN), terutama
terjadi setelah bedah sesar. Biasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh
sendiri tanpa pengobatan. Meskipun demikian, pada beberapa kasus, gangguan napas
ringan merupakan tanda awal dari infeksi sistemik.
 Petugas mengamati pernapasan bayi setiap 2 jam selama 6 jam berikutnya.
 Bila dalam pengamatan gangguan napas memburuk atau timbul gejala sepsis lainnya,
terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan tangani gangguan napas sedang dan
segera di rujuk ke rumah sakit.
 Petugas membantu pemberian ASI bila bayi mampu mengisap. Bila tidak, petugas
memberikan ASI perah dengan menggunakan salah satu cara alternatif pemberian
minum.
 Petugas mengurangi pemberian O2 secara bertahap bila ada perbaikan gangguan
napas. Petugas menghentikan pemberian O2 jika frekuensi napas antara 40-60
kali/menit.
6. Bagan Alir

7. Hal-hal yang perlu Observasi Respirasi


diperhatikan
8. Unit Terkait KIA, Bidan di Desa

9. Dokumen terkait Kohort Bayi, Kartu Anak, Rekam Medis, Catatan Tindakan

10. Rekam Historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl Mulai Berlaku
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai

  • Sop Anc
    Sop Anc
    Dokumen4 halaman
    Sop Anc
    Anonymous WlO92VTK5
    Belum ada peringkat
  • Sop Abortus
    Sop Abortus
    Dokumen2 halaman
    Sop Abortus
    Anonymous WlO92VTK5
    Belum ada peringkat
  • Majel Is
    Majel Is
    Dokumen7 halaman
    Majel Is
    Anonymous WlO92VTK5
    Belum ada peringkat
  • Sop Nebulizer
    Sop Nebulizer
    Dokumen1 halaman
    Sop Nebulizer
    Anonymous WlO92VTK5
    Belum ada peringkat
  • Surat PKM Terbaru
    Surat PKM Terbaru
    Dokumen39 halaman
    Surat PKM Terbaru
    Anonymous WlO92VTK5
    Belum ada peringkat
  • Surat Remaja 2017
    Surat Remaja 2017
    Dokumen29 halaman
    Surat Remaja 2017
    Anonymous WlO92VTK5
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Sucinta
    Daftar Hadir Sucinta
    Dokumen12 halaman
    Daftar Hadir Sucinta
    Anonymous WlO92VTK5
    Belum ada peringkat