Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN KERJA PROFESI MAHASISWA (KPM)

MEKANISME PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN


ARUS KAS PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN
TERPADU SATU PINTU PROVINSI BALI

Oleh:

AHMAD SIROJUT THOLIBIN

1515251006

PROGRAM NON REGULER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KPM

JUDUL : MEKANISME PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN

PERENCANAAN ARUS KAS PADA DINAS PENANAMAN

MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

PROVINSI BALI

NAMA : AHMAD SIROJUT THOLIBIN

NIM : 1515251006

JURUSAN : MANAJEMEN

PROGRAM : NON REGULER

FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Mengetahui,

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pembimbing

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Kerja Profesi Mahasiswa (KPM)

(Ida Bagus Made Parwata, SE., M.Si) (I Gusti Bagus Honor Satrya, B.Bus. Com., MIB)
Pembina Utama Madya NIP. 19661008 19930 3 200
NIP. 19581231 198510 1 003

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Profesi

Mahasiswa (KPM) dengan judul Mekanisme Penyusunan Anggaran Kas dan

Perencanaan Arus Kas pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas sehubungan dengan pelaksanaan Kerja

Profesi Mahasiswa (KPM) yang berlokasi di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali. KPM ini bertujuan untuk

memperkenalkan dunia kerja kepada mahasiswa sekaligus menerapkan teori-teori

yang diperoleh selama di perkuliahan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak untuk membantu dan

mengarahkan dalam penyusunan laporan ini. Terima kasih penulis ucapkan

kepada:

1) Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS. selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3) Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan

Manajemen dan Bapak Agoes Ganesha Rahyuda, SE., MT., Ph.D. selaku

Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana.

ii
4) Ibu Dr. Ni Putu Wiwin Setyari, SE., Msi selaku Ketua Panitia Pelaksana

KPM dan Koordinator Manajemen Program Ekstensi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana.

5) Ibu Nyoman Triaryati, SE. M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademis.

6) Bapak I Gusti Bagus Honor Satrya, B.Bus. Com., MIB.selaku Dosen

Pembimbing KPM yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

dalam memberikan arahan dan bimbingan selama penulisan laporan ini.

7) Bapak Ida Bagus Made Parwata, SE.,M.Si. selaku Pimpinan atau Kepala

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Baliatas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk dapat

melaksanakan Kerja Profesi Mahasiswa pada Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

8) Ibu Ir. Ni Wayan Lestari, MM. selaku Kepala Bidang Perencanaan dan

Pengembangan Iklim Penanaman Modal, Ibu Ni Luh Suartini, SE., M.Si

selaku Kepala Seksi Pemberdayaan Usaha Daerah, Bapak Ir. I Made

Warta, MMA. selaku Kepala Seksi Deregulasi Penanaman Modal, Bapak

Drs. Anak Agung Ngurah Agung Satrya Diana selaku Kepala Seksi

Perencanaan Penanaman Modal, serta Ibu Gung Sri Apsari, Ibu Dayu

Sidhi, dan Putri Premadevi selaku staf yang senantiasa memberikan

arahan, dan dorongan pada saat melaksanakan KPM tersebut.

9) Ibu Ni Ketut Sri Artini, SE., M.Si. selaku Kepala Sub.Bagian Penyusunan

Program, Keuangan, Evaluasi dan Pelaporan dan Ibu Dayu Utami selaku

staf bidang Keuangan, serta Seluruh Pegawai Dinas Penanaman Modal

iii
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali yang telah banyak

membantu dalam memberikan informasi dan masukan atas pengetahuan

baru, serta bimbingannya selama pelaksanaan KPM.

10) Bapak Nyoman Baita dan Ibu Nyoman Suli selaku orang tua, Gusti Agung

Ayu Mirah Julita selaku kakak kandung saya serta seluruh anggota

keluarga yang selalu memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan

dukungan moril maupun materiil yang tidak terhingga.

11) Teman-teman baik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis maupun sahabat yang

bersedia, senantiasa berbagi suka duka, memotivasi, membantu dan

memberi masukan maupun saran.

12) Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, telah banyak

memberikan motivasi dan perhatian sehingga laporan ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih banyak

kekurangan dan keterbatasan kemampuan serta pengalaman penulis. Namun

demikian, laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Denpasar, 23 Agustus 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

JUDUL .................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KPM .................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1


1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................................. 4
1.2.1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.2.2 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5
1.3 Metode Penelitian ......................................................................................... 6
1.3.1 Lokasi Dan Objek Penelitian .............................................. ………… 6
1.3.2 Jenis Dan Sumber Data........................................................................ 6
1.3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 7
1.3.4 Metode Analisis Data .......................................................................... 9
1.4 Sistematika Penyajian ................................................................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anggaran Kas ............................................................................................. 11


2.1.1 Pengertian Anggaran Kas .................................................................... 11
2.1.2 Manfaat Anggaran Kas ....................................................................... 12
2.1.3 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas ..................................................... 13
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas ........ 16
2.1.5 Penyusunan Anggaran Kas ................................................................. 17
2.2 Arus Kas ..................................................................................................... 19
2.2.1 Pengertian Arus Kas............................................................................ 19

v
2.2.2 Perencanaan Arus Kas ........................................................................ 19
2.2.3 Tujuan Laporan Arus Kas ................................................................... 20
2.2.2 Klasifikasi Arus Kas ........................................................................... 22

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Tempat KPM................................................................. 24


3.1.1 Sejarah Didirikannya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali ...................................................... 24
3.1.2 Visi Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Provinsi Bali ............................................................................. 26
3.1.3 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Bali ..................................................................... 26
3.1.4 Uraian Tugas Struktur Organisasi ..................................................... 29

3.2 Deskripsi Pekerjaan Selama KPM ............................................................. 61

3.3 Analisis Sesuai dengan Tujuan Penelitian .................................................. 66


3.3.1 Mekanisme Penyusunan Anggran Kas pada Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali .............................. 66
3.3.2 Perencanaan Arus Kas pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali ...................................................... 68

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan ..................................................................................................... 74


4.2 Saran ........................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali …………………………………………………………30

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2 Hirarki Perencanaan Kerja pada Tabel Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali ……………………………68

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut Mahmudi (2010:121), anggaran kas memuat perkiraan arus kas

masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar yang

digunakan mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. Anggaran kas

adalah estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang

(Riyanto, 2013). Anggaran kas merupakan anggaran yang merencanakan secara

lebih terperinci tentang kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu kewaktu

selama periode yang datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas,

maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas (Wahyuni, 2011).

Penyusunan anggaran kas bagi suatu organisasi sangatlah penting dalam

memperlancar pelaksanaan anggaran sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan

efektivitas dalam pengeluaran belanja. Menyusun anggaran kas akan dapat

mengetahui kapan suatu perusahaan atau organisasi dalam keadaan defisit kas atau

surplus kas karena pengoperasian atau pelaksanaan program kerja. Diketahuinya

defisit kas diawal, maka dapatlah direncanakan sebelumnya penentuan program

yang akan digunakan untuk menutupi defisit tersebut. Mengetahui jauh

sebelumnya bahwa akan terdapat surplus kas yang besar, maka jauh sebelumnya

sudah dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana secara efisien,

begitu juga sebaliknya ketika diketahuinya kas akan defisit maka pemangkasan

dan alternatif lainnya pun harus dilakukan. Ditinjau dari aspek penganggaran,

perencanaan kas merupakan suatu bagian penting dalam upaya percepatan

1
penyerapan anggaran karena dengan adanya perencanaan kas yang baik akan

memastikan tersedianya dana untuk membiayai kegiatan organisasi, sehingga

dapat mencegah kemungkinan terhambatnya suatu kegiatan akibat dari tidak

tersedianya dana. Wahyuni (2011) menyatakan bahwa perencanaan arus kas dapat

dilakukan dengan membuat anggaran kas untuk periode-periode tertentu, misalnya

untuk 1 tahun, 6 bulan, 3 bulan ataupun untuk 1 bulan.

Anggaran kas dapat digunakan sebagai alat pengendali penerimaan dan

pengeluaran kas, karena anggaran kas dengan realisasi kas dapat dibandingkan,

apabila terjadi penyimpangan yang mencolok manajemen akan segera dapat

melakukan tindakan perbaikan. Tujuan penyusunan Anggaran adalah untuk

mendukung terselenggranaya penyediaan layanan dasar yang bermuara pada

penciptaan kesejahteraan masyarakat (Halim dan Muhhamad, 2014:62).

Terbatasnya anggaran yang diberikan oleh pemerintah untuk pembiayaan

organisasi tersebut mengharuskan adanya pengelolaan secara profesional, dalam

meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja yang ada di dalamnya, serta pelayanan

yang lebih baik bagi masyarakat.

Seorang manajer keuangan yang dalam instansi ini yaitu kepala bidang

keuangan harus mampu membuat perencanaan yang baik, mengambil keputusan

dan pengendalian pengawasan yang efektif dan sesuai dengan fungsinya di dalam

organisasi yakni membentuk sumber modal serta mengoperasikannya agar tujuan

yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal. Manajer keuangan

mempunyai kompetensi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan,

merencanakan jumlah dana yang tepat secara efisien untuk pendanaan,

2
pengawasan alokasi dana. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau

setara kas (cash equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka

pendek dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa

menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan akuntan indonesia,

2016). Kas adalah suatu unsur modal kerja yang sangat likuid / lancar maka perlu

disusun suatu cash flow yang cermat agar organisasidapat menyeimbangkan

penerimaan kas dan pengeluaran kasnya dalam memenuhi target operasional

(Adisaputro dan Marwan, 2011). Apabila terjadi defisit kas, maka kegiatan

organisasi akan terganggu, karena tidak dapat memenuhi kewajiban yang jatuh

tempo. Baik tidaknya penyusunan cash flow tergantung dari baik tidaknya

penyusunan anggaran kas (cash budget) atau perkiraan kas (cash forecast),

sedangkan baik atau tidaknya anggaran kas (cash budget) tercermin dari baik

buruknya koordinasi tingkat manajemen di dalam organisasi yang bersangkutan.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

Provinsi Bali merupakan organisasi perangkat daerah yang memiliki visi untuk

terwujudnya peningkatan penanaman modal yang berkelanjutan dan pelayanan

perizinan yang berkualitas menuju Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera

berlandaskan Tri Hita Karana (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali, 2018). Dinas PMPTSP Provinsi Bali juga menyusun

suatu anggaran untuk mencapai tingkat pencapaian hasil program dengan target

yang diharapkan, salah satunya adalah anggaran arus kas. Penyusunan anggaran

kas pada DPMPTSP Provinsi Bali sudah memenuhi mekanisme penyusunan

anggaran pada organisasi perangkat daerah yang ada, sehingga anggaran dapat

3
disusun secara akurat serta realisasi yang tidak menyimpang jauh dari anggaran

yang telah disusun.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

memiliki aliran kas keluar (cash outflow) dan kas masuk (cash inflow), yang

terjadi pada suatu organisasi perangkat daerah di dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis ingin melakukan

pengkajian lebih mendalam mengenai mekanisme penyusunan anggaran kas dan

perencanaan arus kas pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali sehingga dapat diketahui konsep penyusunan anggaran kas dan

mekanisme perencanaan arus kas pada organisasi perangkat daerah tersebut dari

kegiatan Kerja Profesi Mahasiswa yang telah dilakukan dengan judul

MEKANISME PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN

ARUS KAS PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

TERPADU SATU PINTU PROVINSI BALI.

1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.2.1 Tujuan penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme

penyusunan anggaran kas dan perencanaan arus kas pada Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali. Secara lebih khusus

penelitian ini bertujuan untuk:

4
1. Mengetahui bagaimana mekanisme penyusunan anggaran kas pada Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Mengetahui bagaimana perencanaan arus kas Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

1.2.2 Kegunaan penelitian

Hasil dari laporan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi

mahasiswa maupun instansi, antara lain:

1) Bagi mahasiswa

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan pengetahuan yang

lebih luas mengenai mekanisme penyusunan anggaran kas dan perencanaan

arus kas pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali.

2) Bagi Instansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan pertimbangan bagi

instansi terkait yaitu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan

mekanisme penyusunan anggaran kas dan perencanaan arus kas.

5
1.3 Metode Penelitian

1.3.1 Lokasi dan Objek Penelitian

1) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali.

2) Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan adalah mekanismepenyusunan anggaran kas

dan perencanaan arus kaspada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

1.3.2 Jenis data dan sumber data

Data menurut jenisnya

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data kualitatif. Menurut

Sugiyono (2008:13) Data kualitatif yaitudata yang berbentuk kata, skema, gambar

atau data yang berupa keterangan-keterangan dan tidak berbentuk angka-

angka.Data kualitatif dalam penelitian ini adalah tujuan didirikannya Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali, struktur

organisasi, dan perencanaan.

Data menurut sumbernya dibedakan menjadi dua, yaitu:

(1) Data primer

Menurut Sugiyono (2008:129) data primer adalah data dari sumber

pertama baik dari individu dan perorangan seperti hasil wawancara atau

6
hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti dari objek

penelitian. Data primer dalam penelitian ini didapat dari wawancara

terhadap pimpinan dan pegawai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali seperti bagian perencanaan dan

pengembangan iklim penanaman modal dan bagian keuangan dalam

kaitannya dengan mekanisme penyusunan dan perencanaan .

(2) Data sekunder

Menurut Sugiyono (2008 : 129) menyatakan bahwa data sekunder adalah

data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak

pengumpul data primer maupun oleh pihak lain misalnya bentuk tabel-

tabel dan diagram-diagram sehingga lebih informatif jika digunakan oleh

pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari tujuan

berdirinya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali, profil serta struktur organisasi perusahaan.

1.3.3 Metode pengumpulan data

1) Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dimana jumlah respondenya sedikit atau

kecil (Sugiyono, 2008: 194). Wawancara yang dilakukan berupa wawancara

tidak terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak

7
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan

(Sugiyono, 2008: 197). Proses wawancara dilakukan dengan mengadakan

tanya jawab langsung terkait masalah yang dirumuskan dengan responden

yang berjumlah 6 orang yaitu pimpinan (Kepala Bidang Perencanaan dan

Pengembangan Iklim Penananaman Modal, Kepala Bidang Keuangan), staf

atau pegawai Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penananaman

Modal serta 3 orang staf Bidang Keuangan Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2) Observasi

Sugiyono (2008 : 203) menyatakan bahwa observasi merupakan suatu proses

yang kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Dalam laporan ini, observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

langsung mengenai mekanisme perencanaan dan penyusunan arus kas serta

data sejarah berdirinya instansi.

3) Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan

kegiatan, foto-foto, data yang relevan dengan penelitian. Dalam laporan ini,

dokumentasi yang dilakukan dengan memperoleh data instansi seperti sejarah

berdirinya, struktur organisasi perusahaan, serta peraturan peraturan yang

relevan.

8
1.3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan ialah metode analisis deskriptif yaitu

memaparkan mekanismepenyusunan anggaran kas dan perencanaan arus kas pada

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

1.4 Sistematika Penyajian

Penulisan laporan kerja profesi mahasiswa ini terdiri dari beberapa bab

yang disusun berurutan secara sistematis sehingga antara sub bab dengan bab

yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Sistematika penyajian dalam

penelitian ini akan diuraikan secara ringkas meliputi empat bab sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini merupakan pengantar bagi pembaca untuk dapat mengetahui

permasalahan dalam penelitian ini yang meliputi uraian mengenai

latar belakang, tujuan dan kegunaan penelitian, metodelogi penelitian

serta sistematika penyajian.

Bab II: Tinjauan Teoritis

Bab ini akan menjelaskan mengenai tinjauan teoritis yang memuat

teori-teori sebagai landasan pendekatan untuk mencapai tujuan

penelitian. Teori-teori yang digunakan meliputi pengertian, manfaat,

tujuan,faktor-faktor yang memengaruhi, penyusunan dan bentuk

anggaran kas serta pengertian perencaan arus kas, tujuan, klasifikasi

arus kas.

9
Bab III : Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali, sejarah

pendirian, visi misi, struktur organisasi, uraian tugas sesuai jabatan

dan deskripsi pekerjaan atau tugas selama berlangsungnya KPM di

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Baliserta pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian mengenai

mekanisme penyusunananggaran kas dan perencanaan arus kas pada

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi

Bali.

Bab IV: Penutup

Bab ini menyajikan simpulan dari hasil pembahasan yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya. Serta saran-saran yang dimaksudkan

sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mekanisme

penyusunananggaran kas dan perencanaan arus kas pada Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

10
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anggaran Kas

2.1.1 Pengertian Anggaran Kas

Menurut Riyanto (2013) anggaran kas adalah estimasi terhadap

posisi kas untuk periode tertentu yang akan datang. Anggaran kas adalah

sarana perencanaan bulan demi bulan atau minggu demi minggu yang

sangat spesifik, umumnya disusun oleh staf keuangan suatu perusahaan

(Erich A. Helfer:2001). Anggaran kas menurut M. Munandar (2001)

adalah anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang jumlah

kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu kewaktu selama periode

yang akan datang, baik perubahan yang berupa pengeluaran kas, maupun

yang berupa penerimaan kas. Dapat disimpulkan dari ketiga pengertian

tersebut bahwa anggaran kas merupakan suatu perencanaan yang

mencerrminkan penerimaan dan pengeluaran kas, yang berfungsi untuk

mengetahui apakah akan terjadi surplus atau defisit pada suatu periode di

masa yang akan datang.

Menurut Wahyuni (2011) pengertian anggaran kas dapat

dinyatakan bahwa yang yang dimaksud dengan anggaran kas adalah:

1. Anggaran kas merupakan suatu proyeksi dari arus kas masuk, arus

kas keluar dan sebagai alat pengendali kas.

11
2. Anggaran kas merupakan rencana aktivitas atau kegiatan yang akan

dilakukan di masa yang akan datang.

3. Anggaran kas menggambarkan perubahan jumlah kas yaitu

perubahan berupa penerimaan dan pengeluaran kas.

2.1.2 Manfaat Anggaran Kas

Umumnya semua anggaran termasuk anggaran kas memiliki tiga

kegunaan pokok, manfaat anggaran kas (Munandar, 2001)adalah :

1. Sebagai pedoman kerja

Berfungsi sebagai pedoman kerja yang memberikan arah serta

sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-

kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

2. Sebagai alat pengkoordinasi kerja

Berfungsi sebagai alat pengkoordinasi kerja agar semua bagian-bagian

yang terdapat dalam perusahaan dapat menunjang, saling bekerja sama

untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

3. Sebagai alat pengawasan kerja

Berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk

mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan

membandingkan apa yang dicapai oleh realisasi kerja yang telah

dicapai oleh perusahaan, dapat dinilai apakah suatu perusahaan telah

sukses bekerja atau belum. Dari perbandingan semula dapat juga

diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dan

realisasinya.

12
2.1.3 Tujuan Penyusunan Anggaran Kas

Anggaran kas memiliki beberapa tujuan (Wahyuni, 2011) adalah:

1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan

uang kas masuk dengan uang kas keluar.

2. Memperkirakan kemungkinan terjadinya defisit atau surplus.

3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka

panjang, bilamana terjadi defisit perusahaan perlu mencari dana

tambahan baru dan sebaliknya bila terjadi surplus maka perusahaan

harus memilih alternatif penggunaan yang paling menguntungkan.

4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.

5. Sebagai dasar otorisasi dana anggaran yang disediakan.

6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyusunan Anggaran Kas

Proses penyusunan anggaran dalam sektor publik umumnya

disesuaikan dengan peraturan lembaga yang lebih tinggi. Sesuai dengan

pemberlakuan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang- Undang No 25 tentang perimbangan keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah, yang kemudian direvisi menjadi Undang-

Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-

Undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah. Terbitnya 3 paket per Undang-Undang,

yaitu Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara,

Undang-Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan

13
Undang-Undang No 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan

tanggungjawab keuangan Negara, Undang-Undang sistem perencanaan

Pembangunan Nasional yang telah membuat perubahan mendasar dalam

penyelenggaraan Pemerintahan serta pengaturan keuangan, khususnya

Perencanaan Anggaran Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.

Anggaran dapat berfungsi dengan baik, apabila penyusunannya

ditaksir dengan tepat, akurat, sehingga tidak jauh bias dengan realisasinya.

Melakukan penaksiran yang akurat, diperlukan data, informasi dan

pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan

dalam menyusun suatu anggaran. Faktor-faktor yang harus

dipertimbangkan dalam menyusun anggaran kas menurut M. Munandar

(2001) terbagi atas penerimaan dan pengeluaran kas, antara lain :

a. Faktor-faktor yang memengaruhi penerimaan kas antara lain:

1) Penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah

(kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama

periode yang akan datang. Semakin besar jumlah penjualan akan

memperbesar penerimaan kas.

2) Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan

memperkecil pula penerimaan kas. Persaingan yang lebih lunak

akan memungkinkan perusahaan memperbesar pula penerimaan

kas.

3) Posisi perusahaan dalam persaingan cukup kuat akan memperbesar

syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan perusahaan.

14
4) Kebijaksanaan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan

piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas.

Sedangkan sebaliknya, penagihan piutang yang kurang aktif akan

memperlambat penerimaan kas.

5) Budget perubahan aktiva tetap, khususnya rencana tentang

pengurangan (penjualan) aktiva tetap.

6) Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas

dari sumber lain (non operating), seperti misalnya penghasilan

bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividen, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas, antara lain:

1) Budget pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis

(kualitas) dan jumlah (kuntitas) bahan mentah yang akan dibeli dari

waktu kewaktu selama periode yang akan datang.

2) Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar

persaingan yang lebih keras akan memperkecil pengeluaran kas.

3) Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana

posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat

memaksakan pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil

pengeluaran kas.

4) Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh

supplier bahan mentah.

15
5) Budget upah tenaga kerja langsung. Semakin besar upah tenaga

kerja langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula

pengeluaran kas yang akan dilakukan.

6) Budget biaya pabrik tidak langsung. Semakin besar biaya pabrik

tidak langsung yang harus dibayar, akan semakin besar pula

pengeluaran kas yang akan dilakukan.

7) Budget biaya administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang

harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan

dilakukan.

8) Budget perusahaan aktiva tetap, khususnya rencana tentang

penambahan aktiva tetap. Penambahan aktiva tetap memperbesar

pengeluaran kas.

9) Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas

untuk keperluan lain-lain (non perating), seperti misalnya untuk

biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.

2.1.5 Penyusunan Anggaran Kas

Penyusunan anggaran kas mencakup dua sektor (Bulan Siregar: 2003)

yaitu :

1. Sektor Penerimaan kas

Sektor penerimaan kas yang pada umumnya berasal dari:

a. Penjualan tunai barang jadi yang diproduksi.

b. Penagihan piutang

c. Penjualan aktiva tetap

16
d. Penerimaan lain-lain (non operating), seperti penghasilan bunga,

penghasilan sewa, penghasilan dividen, dan sebagainya.

2. Sektor pengeluaran kas

Sektor pengeluaran kas pada umumnya berupa pengeluaran untuk

biaya-biaya, baik biaya-biaya utama (operating), maupun biaya-biaya

bukan utama (non operating), seperti :

a. Pembelian tunai bahan mentah

b. Pembayaran utang

c. Pembayaran upah tenaga kerja langsung

d. Pembayaran biaya pabrik tidak langsung

e. Pembayaran biaya administrasi

f. Pembayaran biaya penjualan

g. Pembelian aktiva tetap

h. Pembayaran lain-lain (non opearating), seperti pembayaran biaya

bunga, pembayaran biaya sewa, dan sebagainya.

Menurut Riyanto (2013), penyusunan anggaran kas dapat

dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

a. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut

rencana operasional perusahaan. Transaksi-transaksi di sini

merupakan transaksi operasi (operating transactions). Pada

tahap ini dapat diketahui adanya defisit (kekurangan) kas atau

surplus (kelebihan) kas.

17
b. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit

dari bank atau sumber-sumber lainnya yang diperlukan untuk

menutup defisit kas. Juga disusun estimasi pembayaran bunga

kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali.

Transaksi-transaksi di sini merupakan transaksi finansiil

(financial transaction).

c. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan

pengeluaran setelah adanya transaksi finansiil. Anggaran kas

yang final ini merupakan gabungan dari transaksi operasional

dan transaksi finansiil yang menggambarkan estimasi

penerimaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

2.2 Arus Kas

2.2.1 Pengertian Arus Kas

Pengertian arus kas oleh Stice, dkk (2010), laporan arus kas

menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas dalam periode tertentu.

Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas (cash

equivalent) atau investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek

dan yang cepat dapat di jadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa

menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan (Ikatan Akuntan

Indonesia, 2016 ). Arus Kas adalah arus kas masuk operasi dengan

pengeluaran yang dibutuhkan untuk mempertahankan arus kas operasi

dimasa mendatang (Brigham dan Houston, 2001). Dapat disimpulkan

bahwa arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas

18
dalam periode tertentu yang berjangka pendek dalam pengelolaan uang

yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan.

2.2.2 Pengertian Perencanaan

Menurut Halim dan Muhammad (2012:160), pada dasarnya

anggaran adalah sebuah rencana yang disusun dalam bentuk kuantitatif

dalam satuan moneter untuk satu periode. Rencana tersebut dapat

didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan memutuskan

bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber

yang dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan

jadwal yang diikuti. Proses perencanaan, terdiri dari:

1) Menentukan tujuan perencanaan

2) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan

3) Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang

4) Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan

5) Mengimplementasikan rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya

Maka dapat diketahui bahwa perencanaan adalah pola perbuatan yang

menggambarkan dimuka hal-hal yang akan dikerjakan kemudian.

2.2.3 Tujuan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah salah satu laporan keuangan yang

dibutuhkan dalam semua laporan tahunan perusahaan publik (Wahyuni,

2011). Laporan arus kas menunjukan informasi mengenai kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan kas dari kegiatan operasional, menjaga

19
dan mengembangkan kapasitas operasional, memenuhi kewajiban

keuangan dan membayar dividen.Pengertian laporan arus kas menurut

Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK Nomor 2 (2009) bahwa informasi

tentang arus kas suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai laporan

keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk

menggunakan arus kas tersebut.

Tujuan utama dari arus kas adalah memberikan informasi

mengenai penerimaan dan pembayaran atau suatu satuan selama satu

periode.Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar

mengenai aktifitas operasi, investigasi pendanaan. Menurut

PSAK(Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.2 Tahun 2009 Arus

kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.Laporan arus kas

merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana

mereka membelanjakannya.

Fungsi dari kas merupakan alat finansial yang sangat penting bagi

seseorang manager keuangan, disamping alat-alat finansial lainnya.

Maksud utama dari alat analisa tersebut adalah untuk mengetahui

bagaimana kebutuhan akan dana tersebut dibelanjakan. Analisa laporan

arus kas memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap operasi

keuangan perusahaan yaitu suatu pengertian yang terutama bermanfaat

bagi manager keuangan perusahaan dalam menganalisa rencana ekspansi

dimasa lalu dan dimasa yang akan datang, dan pengaruhnya terhadap

20
likuiditas perusahaan. Analisa dapat mengetahui ketidak seimbangan

penggunaan dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan.Sebagai

contoh analisa selama periode yang lalu mungkin menunjukkan

peningkatanpersediaan diluar kewajaran apabila dibandingkan dengan

peningkatan aktiva dan penjualan.

Apabila perusahaan mempunyai beberapa divisi, laporan arus kas

dari masing-masing divisi tersebut akan sangat bermanfaat. Laporan

laporan ini memungkinkan bagi pihak manajemen untuk menilai prestasi

masing-masing divisi dalam hubungannya dengan dana yang harus

dipertanggung jawabkan. Keunggulan lain dari laporan ini adalah dalam

penilaian pembelanjaan perusahaan. Suatu laporan terhadap sumber-

sumber dana yang utama dimasa lalu, menunjukkan seberapa besar

pertumbuhan perusahaan yang dibelanjai dari dalam (intern) dan seberapa

besar yang dibelanjai dari luar (ekstern).

Menurut PSAK (2016) tujuan laporan keuangan untuk tujuan

umum adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yang telah

dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen

atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus

kas masa depan khusus dalam hal waktu dan kepastian diperoleh kas dan

setara kas. Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang

21
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas (Dyckman, 2001).

Informasi arus kas membantu pemakai untuk menilai :

1) Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas.

2) Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban.

3) Penyebab terjadinya perbedaan antara laba dan arus kas terkait.

4) Pengaruh kegiatan investasi dan pembiayaan (pendanaan) yang

menggunakan kas dan yang tidak (non kas) terhadap posisi keuangan

perusahaan.

2.2.4 Klasifikasi Arus Kas

Semua arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke

dalam salah satu dari tiga kategori: operasi, investasi, pendanaan (Firza

2011). Pengklasifikasian arus kas ini penting dilakukan untuk

mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan memprediksi arus kas masa

depan.

1. Arus Kas Operasi (Operating Cash Flow).

Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan

menyerahkan barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang

diperhitungkan dalam penentuan laba.Arus kas Operasi adalah semua

arus yang tidak didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau

pendanaan. Arus kas operasi mencakup berikut ini:

a. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk

mengklasifikasikan arus tersebut sebagai arus kas operasi.

22
b. Arus kas dari transaksi lainnya yang pada awalnya mungkin

merupakan arus investasi atau pendanaan, diklasifikasikan sebagai

arus operasi jika berhubungan dengan kegiatan usaha yang utama.

2. Arus Kas Investasi (Investing Cash Flow)

Arus kas investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan pelepasan

(disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang dan ekuitas tertentu,

memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategis

lainnya.Kategori ini penting untuk mengidentifikasi rencana

pertumbuhan perusahaan. Kategori ini mencakup hal-hal berikut :

a. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar investasi adalah

arus kas masuk/arus keluar bersih dari kegiatan investasi.

b. Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi

terletak pada periode manfaat yang di antisipasi.

c. Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta

transaksi yang menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali dikaitkan

dngan arus kas investasi.

3. Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow).

Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya dari

pemilik dan pemberian pengembalian atas investasi mereka,

peminjaman uang, dan pembayaran kembali pokok pinjaman.Selisih

antara arus kas masuk dan arus kas keluar pendanaan merupakan arus

kas masuk (keluar) bersih dari kegiatan pendanaan.

23
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Tempat KPM

3.1.1 Latar Belakang Pendirian Dinas Penanaman Modal Provinsi Bali

Sesuai dengan isi Renstra Dinas Penanaman Modal Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (2013) dapat diketahui bahwa kegiatan penanaman

modal merupakan salah satu instrumen dalam rangka peningkatan

pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Perkembangan

penanaman modal sangat terkait dengan berbagai faktor yang turut

mempengaruhi peningkatan penanaman modal diantaranya adalah potensi

sumber daya alam, infrastruktur penunjang maupun iklim penanaman

modal yang kondusif. Iklim penanaman modal sangat terkait dengan

kebijakan di bidang penanaman modal, baik peraturan dibidang

penanaman modal, maupun peraturan pelaksanaannya yang akan

berdampak pada sistem dan mekanisme pelayanan kepada investor.

Salah satu faktor yang menghambat peningkatan penanaman modal

di Indonesia adalah iklim penanaman modal yang tidak kondusif yang

menyebabkan lemahnya daya saing daerah dalam menarik penanam modal

terutama penanam modal asing. Hal ini disebabkan karena lemahnya

penegakan peraturan di bidang penanaman modal yang menyebabkan

terjadinya inefisiensi dalam pelayanan penanaman modal kepada investor.

24
Kondisi ini kurang mendukung program pemerintah dalam rangka

peningkatan penanaman modal yang berdampak pada peningkatan

pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Selama ini kendala

dalam pemberian pelayanan kepada investor, selain tidak ditunjang oleh

perangkat peraturan yang mendukung pelaksanaan program peningkatan

penanaman modal, juga tidak diimbangi dengan tersedianya sarana

prasarana pendukung serta kualitas aparat pelayanan penanaman modal

yang belum sepenuhnya menguasai peraturan di bidang penanaman modal.

Selain itu juga pelayanan penanaman modal kepada investor juga sangat

terkait dengan belum adanya kesamaan persepsi diantara instansi yang

terkait dengan pelayanan penanaman modal dalam memandang

keberadaan investor yang akan menanamkan modalnya

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali merupakan unsur pendukung tugas Gubernur Bali, dipimpin

oleh Kepala Dinas berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada

Gubernur Bali melalui Sekretaris Daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah

Provinsi Bali Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Provinsi Bali, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang penanaman

modal dan pelayanan terpadu satu pintu. Pemberian tugas ini merupakan

wujud dari komitmen Pemerintah Daerah untuk menciptakan iklim yang

kondusif dalam memberi pelayanan dan kepastian berusaha bagi investor.

25
3.1.2 Visi Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali

Visi dan misi instansi adalah:

Visi:

Terwujudnya Peningkatan Penanaman Modal Yang Berkelanjutan Dan

Pelayanan Perizinan Yang Berkualitas Menuju Bali Yang Maju, Aman, Damai

Dan Sejahtera Berlandaskan Tri Hita Karana.

Misi:

a. Mendorong minat dan peluang penanaman modal secara merata antar

wilayah dan antar sektor.

b. Membangun iklim penanaman modal yang berdaya saing.

c. Mewujudkan pelayanan publik cepat, efektif, efesien, transparan dan

akuntabel.

3.1.3 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Provinsi Bali menggunakan bentuk organisasi baris, dimana tugas,

wewenang, dan tanggung jawab pada suatu baris vertical yang bergerak dari

pimpinan kemudian diteruskan pada bawahannya di masing-masing

bagian.Susunan Kepegawaian pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali, terdiri dari 1 (satu) orang Pejabat Eselon II A, 7

(tujuh) orang Pejabat Eselon III A, 20 (dua puluh) orang Pejabat Eselon IV A, 1

26
(satu) orang Staf Golongan IV, 32 (tiga puluh dua) orang Staf Golongan III, 10

(sepuluh )orang Staf Golongan II, 1 (satu)orang Staf Golongan I, dan 47 (empat

puluh tujuh) orang Tenaga Kontrak.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

merupakan unsur pendukung tugas Gubernur Bali, dipimpin seorang Kepala

Dinas, berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Bali

melalui Sekretaris Daerah. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor

10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi

Bali, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

mempunyai tugas Melaksanakan Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Daerah

di Bidang Penanaman Modal dan Perizinan. Sesuai dengan Peraturan Daerah

tersebut maka Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali terdiri atas :

a. Kepala Dinas

b. Sekretaris, membawahi :

- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

- Sub Bagian Penyusunan Program, Keuangan, Evaluasi dan

Pelaporan

c. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal,

membawahi :

- Seksi Perencanaan Penanaman Modal;

- Seksi Deregulasi Penanaman Modal Daerah;

- Seksi Pemberdayaan Usaha Daerah.

27
d. Bidang Promosi Penanaman Modal, membawahi :

- Seksi Pengembangan Promosi Penanaman Modal;

- Seksi Pelaksanaan Promosi Penanaman Modal;

- Seksi Sarana dan Prasarana Promosi Penanaman Modal.

e. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, membawahi :

- Seksi Pemantauan Pelaksanaan Penanaman Modal;

- Seksi Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal;

- Seksi Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal.

f. Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A,

membawahi :

- Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/I;

- Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/II;

- Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/III.

g. Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B,

membawahi :

- Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/I;

- Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/II;

- Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/III.

h. Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Laporan Layanan, membawahi :

- Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan;

- Seksi Kebijakan dan Penyuluhan Layanan;

- Seksi Pelaporan dan Peningkatan Layanan.

i. UPT (Unit Pelayanan Terpadu)

28
Secara keseluruhan, struktur organisasi Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan


Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Bali

3.1.4 Uraian tugas struktur organisasi

Tugas Pokok dan Fungsi, sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor

10 Tahun 2016, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali mempunyai tugas Melaksanakan Penyusunan dan Pelaksanaan

Kebijakan Daerah di Bidang Penanaman Modal, yang lebih lanjut dijabarkan

melalui fungsi :

29
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan

Perizinan,

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan

daerah di bidang penanaman modal dan Perizinan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal

dan Perizinan;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur Bali

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1. Kepala Dinas, mempunyai tugas :

- menyelenggarakan perumusan dan penetapan program kerja Dinas;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman

modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

- menyelenggarakan urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman

modal dan pelayanan terpadu satu pintu, meliputi perencanaan,

pengembangan iklim penanaman modal, promosi penanaman modal,

pengendalian pelaksanaan penanaman modal, penyelenggaraan pelayanan

perizinan dan non perizinan, dan pengaduan, kebijakan dan pelaporan

layanan;

30
- menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi

di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

- menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian teknis serta pelaksanaan

urusan pemerintahan provinsi di bidang penanaman modal dan pelayanan

terpadu satu pintu;

- menyelenggarakan pengembangan di bidang penanaman modal dan

pelayanan terpadu satu pintu;

- menyelenggarkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah,

swasta dan lembaga terkait lainnya, dalam dan luar negeri di bidang

penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

- menyelenggarakan monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan provinsi

di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;

- menyelenggarakan pembinaan administrasi dan pengadministrasian Dinas;

- menyelenggarakan perumusan bahan penyusunan Indikator Kinerja Utama

(IKU), Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana

Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

dan Perjanjian Kinerja, serta Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP),

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), dan Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) lingkup Dinas;

- menyelenggarakan Tindak Lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan lingkup

Dinas;

31
- menyelenggarakan verifikasi, menyampaikan rekomendasi dan

pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan keuangan dan

hibah/bantuan sosial di bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu

satu pintu;

- menyelenggarakan penyampaian saran pertimbangan mengenai bidang

penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu sebagai bahan

penetapan kebijakan Pemerintah Daerah;

- menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Dinas;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur Bali melalui

Sekretaris Daerah.

2. Sekretaris, mempunyai tugas :

- menyelenggarakan pengkajian program kerja Sekretariat dan Dinas;

- memimpin seluruh kegiatan Sekretariat;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyelenggarakan koordinasi dan menghimpun bahan kebijakan teknis di

bidang penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu, yang

dilaksanakan oleh Bidang-Bidang;

- menyelenggarakan perencanaan dan pelaporan;

32
- menyelenggarakan pelayanan administrasi keuangan meliputi

penganggaran, penatausahaan, serta pengelolaan sistem akuntansi dan

pelaporan keuangan Dinas;

- menyelenggarakan pelayanan administrasi kepegawaian meliputi

pengusulan formasi, mutasi, pengembangan karir dan kompetensi,

pembinaan disiplin, kesejahteraan pegawai serta pensiun pegawai Dinas;

- mengkoordinasikan kajian dan pelaksanaan analisis jabatan dan

pengukuran beban kerja;

- menyelenggarakan pelayanan administrasi umum meliputi ketatausahaan,

kerumahtanggaan, pengelolaan barang/aset, kehumasan, pengelolaan dan

pelayanan sistem informasi, keprotokolan serta pengelolaan perpustakaan

dan kearsipan Dinas;

- menyelenggarakan pengkajian bahan penataan kelembagaan dan

ketatalaksanaan Dinas;

- menyelenggarakan koordinasi penyusunan bahan rancangan dan

pendokumentasian peraturan perundang-undangan lingkup Dinas;

- menyelenggarakan pengumpulan dan pengolahan bahan Indikator Kinerja

Utama (IKU), Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA),

Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran (RKA),

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) dan Perjanjian Kinerja, serta Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP), Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ),

33
dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) lingkup

Dinas;

- menyelenggarakan koordinasi dan mengolah bahan Tindak Lanjut Laporan

Hasil Pemeriksaan lingkup Dinas;

- menyelenggarakan koordinasi dan pengkajian bahan verifikasi, bahan

rekomendasi dan pemantauan terhadap permohonan dan realisasi bantuan

keuangan dan hibah/bantuan sosial di bidang penanaman modal dan

pelayanan terpadu satu pintu;

- menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan

kebijakan;

- menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Sekretariat dan Dinas;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas.

3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- melakukan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan di Sub Bagian

untuk disampaikan kepada Sekretaris;

34
- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksana kegiatan di

Sub Bagian setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk

disampaikan kepada Sekretaris;

- melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat;

- melaksanakan urusan rumah tangga;

- melaksanakan administrasi Pegawai ASN;

- penatausahaan barang milik daerah;

- menyiapkan bahan telaahan, kajian dan analisis pelaksanaan struktur

organisasi, ketatalaksanaan, analisis jabatan dan pengukuran beban kerja;

- menyiapkan dan meneliti bahan penyusunan produk hukum daerah,

kehumasan dan keprotokolan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.

4. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program, Keuangan, Evaluasi dan

Pelaporan, mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- melakukan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan di Sub Bagian

untuk disampaikan kepada Sekretaris;

35
- menghimpun penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada sekretariat

dan masing-masing bidang untuk disampaikan kepada Sekretaris;

- menghimpun dan memverifikasi hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan kegiatan pada sekretariat dan masing-masing bidang setiap;

bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan kepada

Sekretaris;

- menghimpun bahan kebijakan dan menyusun Indikator Kinerja Utama

(IKU), Rencana Strategis (RENSTRA), Rencana Kerja (RENJA), Rencana

Kinerja Tahunan (RKT), Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

dan Perjanjian Kinerja, serta Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP),

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ), dan Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) lingkup Dinas;

- melaksanakan pengurusan gaji pegawai dan tunjangan lainnya;

- melaksanakan penata usahaan keuangan;

- melaksanakan pengawasan keuangan;

- menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris.

36
5. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal

5.1 Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman

Modal, mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Bidang;

- mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

- mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkaji, menyusun dan pengusulan deregulasi/kebijakan penanaman

modal lingkup daerah;

- mengembangkan potensi dan peluang penanaman modal lingkup daerah

dengan memberdayakan badan usaha melalui penanaman modal, antara

lain meningkatkan kemitraan dan daya saing penanaman modal lingkup

daerah;

- melaksanakan verifikasi/validasi, pengolahan, analisa dan evaluasi data

perizinan dan non perizinan Penanaman Modal;

37
- membangun dan mengembangkan serta pengelolaan system informasi

penanaman modal;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

5.2 Kepala Seksi Perencanaan Penanaman Modal, mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan pengumpulan data, analisis dan penyusunan rencana umum,

rencana strategis dan rencana pengembangan penanaman modal lingkup

daerah berdasarkan wilayah dan rencana pegembangan penanaman modal

lingkup daerah berdasarkan sektor usaha;

- melakukan verifikasi/validasi data perizinan dan non perizinan penanaman

modal;

38
- melakukan pengolahan data dan pelaporan perizinan dan non perizinan

penanaman modal;

- melakukan pembangunan dan pengembangan system informasi

penanaman modal;

- melakukan pemeliharaan system informasi dan jaringan penanaman

modal;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

5.3 Kepala Seksi Deregulasi Penanaman Modal Daerah, mempunyai tugas:

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan pengumpulan data, analisis dan penyusunan

deregulasi/kebijakan penanaman modal lingkup daerah berdasarkan

wilayah dan Sektor Usaha;

39
- melakukan analisa perkembangan data perizinan dan non perizinan

penanaman modal;

- melakukan evaluasi data perizinan dan non perizinan penanaman modal;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

5.3 Kepala Seksi Pemberdayaan Usaha Daerah, mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan pengumpulan data dan analisis pelaku usaha mikro,

kecil,menengah, sedang dan besar dan koperasi;

- melakukan pembinaan, meningkatkan kemitrausahaan dan daya saing

terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, sedang dan besar dan

koperasi;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

40
- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

6. Bidang Promosi Penanaman Modal

6.1 Kepala Bidang Promosi Penanaman Modal, mempunyai tugas:

- menyusun rencana dan program kerja Bidang;

- mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

- mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- menyusun dan mengembangkan kebijakan/strategi promosi penanaman

modal lingkup daerah;

- merencanakan kegiatan promosi penanaman modal di dalam dan luar

negeri;

- menyusun bahan, sarana dan prasarana promosi penanaman modal;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

41
- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

sekretaris.

6.2 Kepala Seksi Pengembangan Promosi Penanaman Modal, mempunyai

tugas:

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan pengumpulan data, analisis dan penyusunan kebijakan/strategi

promosi penanaman modal lingkup daerah berdasarkan sektor usaha;

- melakukan pengumpulan data, analisis dan penyusunan kebijakan

/strategis promosi penanaman modal berdasarkan wilayah;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

42
- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

6.3 Kepala Seksi Pelaksanaan Promosi Penanaman Modal, mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan perencanaan promosi penanaman modal di dalam negeri dan di

luar negeri;

- melakukan promosi penanaman modal di dalam negeri dan luar negeri;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

6.4 Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Promosi Penanaman Modal,

mempunyai tugas:

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

43
- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan penyiapan bahan/sarana dan prasarana promosi penanaman

modal;

- melakukan Publikasi dan distribusi bahan-bahan promosi penanaman

modal;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

7. Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

7.1 Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal,

mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Bidang;

- mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

- mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

44
- membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap: bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- melaksanakan pemantauan realisasi penanaman modal;

- melaksanakan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan

penanaman modal;

- melaksanakan pengawasan kepatuhan dan kewajiban penanaman modal

sesuai ketentuan kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

7.2 Kepala Seksi Pemantauan Pelaksanaan Penanaman Modal, mempunyai

tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

45
- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan pemantauan pelaksanaan penanaman modal;

- melakukan pemantauan realisasi penanaman modal melalui Laporan

Kegiatan Penanaman Modal;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

7.3 Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Penanaman Modal, mempunyai

tugas:

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

46
- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan pembinaan pelaksanaan penanaman modal;

- melakukan fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

7.4 Kepala Seksi Pengawasan Pelaksanaan Penanaman Modal, mempunyai

tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan pengawasan atas kepatuhan penanaman modal sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan;

47
- melakukan pengawasan atas kewajiban penanaman modal sesuai ketentuan

kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

8. Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A

8.1 Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

A mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Bidang;

- mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

- mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkoordinir perencanaan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan

nonperizinan yang meliputi Bidang Kesehatan, PU/ESDM, Perhubungan

48
dan Infokom, Lingkungan Hidup, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan,

dan Kelautan dan Perikanan;

- memimpin penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan yang

meliputi Bidang Kesehatan, PU/ESDM, Perhubungan dan Infokom,

Lingkungan Hidup, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan; dan Kelautan dan

Perikanan;

- mengkoordinir penyusunan laporan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Kesehatan, PU/ESDM, Perhubungan dan Infokom,

Lingkungan Hidup, Kehutanan, Perkebunan, Peternakan; dan Kelautan dan

Perikanan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

8.2 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/I, mempunyai

tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

49
- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- merencanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya

Mineral, Lingkungan Hidup, dan Kehutanan;

- melaksanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya

Mineral, Lingkungan Hidup, dan Kehutanan;

- menyusun laporan pelayanan perizinan dan nonperizinan sektor Pekerjaan

Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral, Lingkungan Hidup, dan

Kehutanan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

8.3 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/II, mempunyai

tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

50
- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- merencanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Kesehatan dan Peternakan;

- melaksanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Kesehatan dan Peternakan;

- menyusun laporan pelayanan perizinan dan non perizinan yang meliputi

Bidang Kesehatan dan Peternakan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang;

8.4 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A/III, mempunyai

tugas:

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

51
- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- merencanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Perhubungan dan Infokom, Perkebunan, dan

Kelautan dan Perikanan;

- melaksanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Perhubungan dan Infokom, Perkebunan, dan

Kelautan dan Perikanan;

- menyusun laporan pelayanan perizinan dan nonperizinan yang meliputi

Bidang Perhubungan dan Infokom, Perkebunan, dan Kelautan dan

Perikanan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

9. Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B

9.1 Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan

B, mempunyai tugas:

- menyusun rencana dan program kerja Bidang;

- mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

- mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

52
- membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkoordinir perencanaan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non

perizinan yang meliputi Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, Sosial,

Koperasi, Pariwisata, Kebudayaan, Penanaman Modal, Perindustrian,

Perdagangan, dan Ketenagakerjaan;

- memimpin penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan yang

meliputi Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, Sosial, Koperasi,

Pariwisata, Kebudayaan, Penanaman Modal, Perindustrian, Perdagangan,

dan Ketenagakerjaan;

- mengkoordinir penyusunan laporan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, Sosial, Koperasi,

Pariwisata, Kebudayaan, Penanaman Modal, Perindustrian, Perdagangan,

dan Ketenagakerjaan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

53
- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

9.2 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/I, mempunyai

tugas:

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- merencanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, Sosial, dan Koperasi;

- melaksanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, Sosial, dan Koperasi;

- menyusun laporan pelayanan perizinan dan nonperizinan yang meliputi

Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, Sosial, dan Koperasi;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

54
9.3 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/II, mempunyai

tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- merencanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Pariwisata dan Kebudayaan;

- melaksanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Pariwisata dan Kebudayaan;

- menyusun laporan pelayanan perizinan dan nonperizinan sektor Pariwisata

dan Kebudayaan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

55
9.4 Kepala Seksi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B/III, mempunyai

tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- merencanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Penanaman Modal, Perindustrian, Perdagangan dan

Ketenagakerjaan;

- melaksanakan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan nonperizinan

yang meliputi Bidang Penanaman Modal, Perindustrian, Perdagangan dan

Ketenagakerjaan;

- menyusun laporan pelayanan perizinan dan nonperizinan yang meliputi

Bidang Penanaman Modal, Perindustrian, Perdagangan dan

Ketenagakerjaan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

56
- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

10. Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan

10.1 Kepala Bidang Pengaduan, Kebijakan dan Pelaporan Layanan,

mempunyi tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Bidang;

- mengkoordinasikan program kerja masing-masing Seksi;

- mengkoordinasikan para Kepala Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Seksi dan bawahan

sesuai dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- mengkoordinasikan penyusunan anggaran/pembiayaan kegiatan pada

Bidang untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkoordinasikan hasil monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil

pelaksanaan kegiatan di Bidang setiap : bulan, triwulan, semester dan

tahunan untuk disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris;

- mengkoordinir perencanaan penyelenggaraan pelayanan informasi,

penangananan pengaduan, pengendalian, pelayanan secara elektronik

(PSE), peningkatan mutu layanan dan pelaporan pelayanan perizinan dan

nonperizinan;

- memimpin penyelenggaraan pelayanan informasi, penangananan

pengaduan, pengendalian, pelayanan secara elektronik (PSE), peningkatan

mutu layanan dan pelaporan pelayanan perizinan dan nonperizinan;

57
- mengkoordinir penyusunan laporan pelayanan informasi, penangananan

pengaduan, pengendalian, pelayanan secara elektronik (PSE), peningkatan

mutu dan pelayanan perizinan dan nonperizinan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas melalui

Sekretaris.

10.2 Kepala Seksi Pengaduan dan Informasi Layanan, mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- merencanakan administrasi pelayanan informasi, penanganan pengaduan

dan pengendalian pelayanan perizinan dan nonperizinan;

- mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis data, merumuskan

permasalahan, mengkoordinasikan, dan membuat konsep administrasi

58
pelayanan informasi, penanganan pengaduan dan pengendalian pelayanan

perizinan dan nonperizinan;

- menyusun laporan pelayanan informasi, penanganan pengaduan dan

pengendalian pelayanan perizinan dan nonperizinan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

10.3 Kepala Seksi Kebijakan dan Penyuluhan Layanan, mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- merencanakan administrasi kebijakan Pelayanan Secara Elektronik (PSE),

memberikan penyuluhan kepada masyrakat terkait dengan Standar

Operasional Mekanisme (SOP), dan mekanisme pelayanan;

- mengidentifikasi, mengolah data, menganalisis data, merumuskan

permasalahan, dan mengkoordinasikan Pelayanan Secara Elektronik

59
(PSE), memberikan penyuluhan kepada masyrakat terkait dengan SOP,

dan mekanisme pelayanan;

- menyusun laporan Pelayanan Secara Elektronik (PSE) dan penyuluhan

kepada masyrakat terkait dengan SOP, dan mekanisme pelayanan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

10.4 Kepala Seksi Pelaporan dan Peningkatan Layanan, mempunyai tugas :

- menyusun rencana dan program kerja Seksi;

- membimbing dan memberi petunjuk kepada bawahan sesuai dengan

pedoman dan ketentuan yang berlaku;

- menilai prestasi kerja bawahan;

- menyusun anggaran/pembiayaan kegiatan Seksi untuk disampaikan kepada

Kepala Bidang;

- melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan

di Seksi setiap : bulan, triwulan, semester dan tahunan untuk disampaikan

kepada Kepala Bidang;

- merencanakan administrasi peningkatan mutu layanan;

- mengidentifikasi, mengolah data, menganalisis data, merumuskan

permasalahan, dan mengkoordinasikan peningkatan mutu layanan;

- menyusun laporan Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan;

- melaksanakan sistem pengendalian intern pemerintah;

60
- melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan sesuai

dengan pedoman dan ketentuan yang berlaku; dan

- melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

3.2 Deskripsi Kegiatan Selama KPM

Selama melaksanakan kerja profesi mahasiswa (KPM) pada Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, didapatinya pengalaman

dan pembelajaran, khususnya dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku

kuliah dengan kenyataannya di lapangan. Ada beberapa hal yang tidak akan

diperoleh mahasiswa pada saat di perkuliahan seperti cara bersosialisasi terhadap

lingkungan kerja, cara bekerja sama secara tim, mempelajari berbagai mekanisme

atau pun tata cara surat menyurat, bagaimana penyusunan dan perencanaan arus

kas dan lain sebagainya. Sehingga dengan adanya KPM ini sangat membantu

mahasiswa lebih dekat dan memahami gambaran dunia kerja secara nyata.

Pelaksanaan KPM ini dimulai dari tanggal 31 Juni sampai dengan 31

Agustus 2018. Penulis ditugaskan pada bidang Perencanaan dan Pengembangan

Iklim Penanaman Modal yang berlokasi di jalan Raya Puputan Niti Mandala

Renon, Denpasar. Kegiatan KPM berlangsung mulai pukul 07.30 WITA sampai

dengan pukul 15.30 WITA yang dilaksanakan dari hari Senin sampai dengan

Kamis dan 07.00 WITA sampai dengan 13.00 WITA setiap hari Jumat.

Adapun kegiatan atau tugas yang dilaksanakan oleh penulis selama

melaksanakan kegiatan Kerja Profesi Mahasiswa (KPM) di Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, sebagai berikut:

1) Memersiapkan dan merapikan alat-alat kerja yang diperlukan,

61
2) Bersosialisasi dengan pegawai yang ada di Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintudan beradaptasi dengan lingkungan kerja,

3) Mengenali dan mempelajari tugas yang diberikan pada bidang Perencanaan

dan Pengembangan Iklim Penanaman Modal,

4) Membuat surat keluar (meminta nomor surat, menyesuaikan format surat

yang terdahulu dengan yang baru, memverifikasi surat sebelum dicetak,

merevisi apabila diperlukan, mencetak surat, meminta tanda tangan dengan

pihak terkait hingga mengecap atau melegalisir surat); SPPD (Surat Perintah

Perjalanan Dinas, SPT (Surat Perintah Tugas), SPJ(Surat

Pertanggungjawaban; pembelian Alat tulis kantor, materai, dan foto copy),

Surat Pengajuan Penerbitan Peraturan Gubernur Bali) untuk Seksi

Pemberdayaan Usaha Daerah dan Seksi Deregulasi Penanaman Modal

Daerah,

5) Mencatat serta memproses surat masuk (mengagenda dan mendisposisikan

surat masuk) pada Bidang Perencanaan dan Pengembangan Iklim Penanaman

Modal,

6) Menyusun arus kas pengeluaran anggaran pada Seksi Pemberdayaan Usaha

Daerah (terkait anggaran untuk pembelian materai, alat tulis kantor, materai,

dan perjalanan dinas luar dan dalam daerah),

7) Membuat arsip untuk setiap surat keluar,

8) Menyesuaikan SPPD dengan penerimanya di daerah,

9) Menginput data tabel kompetensi, mencetak, hingga menyerahkannya ke

bidang kepegawaian untuk kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan

62
Iklim Penanaman Modal, Kepala Seksi Perencanaan Penanaman Modal,

Kepala Seksi Pemberdayaan Usaha Daerah, dan Kepala Deregulasi

Penanaman Modal,

10) Memersiapkan partisipasi narasumber serta undangan terkait workshop yang

akan dilaksanakan,

11) Mengirim surat undangan,

12) Mengikuti Workshop Matc Making pada tanggal 20 Agustus 2018 di gedung

ITIC,

13) Memersiapkan kegiatan sosialisasi (undangan, sambutan, dan peserta),

14) Membeli materai di Kantor Pos dan menyesuaikan dengan SPJ yang ada,

15) Menulis Kwitansi THR (Tunjangan Hari Raya) Suka Duka,

16) Menginput data Inventarisasi Implementasi Peraturan Perundang-

Undanganan di Bidang Penanaman Modal setiap Kabupaten dan Kota di

Provinsi Bali untuk Seksi Deregulasi Penanaman Modal,

17) Memproses surat masuk dan mengirim data dengan email.

18) Menginput data perkembangan penanaman modal asing dan dalam negeri

(PMA dan PMDN) untuk Seksi Perencanaan Penaaman Modal.

19) Membantu menginput data Si Kepo,

20) Menyusun dan mencari kontak asosiasi yang ada di Bali khususnya di

Denpasar terkait partisipasinya untuk menghadiri seminar yang akan

dilaksanakan pada bulan Mei mendatang pada Seksi Pemberdayaan.

63
Mengelola surat masuk dan keluar pada Bidang Perencanaan dan

Pengembangan Iklim Penanaman Modal.

Dalam kegiatan mengelola surat masuk hal pertama yang dilakukan, yaitu

membuat menyesuaikan surat masuk dengan kesesuaian tugas bidang,

mencatatnomor surat, tanggal surat dan perihal surat tersebut. Asal surat dapat

berasal dari kantor pusat, instansi daerah, lembaga atau badan, serta sekolah atau

universitas yang ingin mengadakan permohonan data. Untuk nomor surat

disesuaikan dengan nomor edaran yang dikeluarkan oleh intansi tersebut.

Sedangkan untuk tanggal disesuaikan dengan tanggal dikeluarkannya surat

tersebut, perihal surat disesuaikan dengan tujuan atau maksud dikirimnya surat

tersebut ke Dinas Penanaman Modal Provinsi Bali.

Surat yang telah diproses pada bagian penerimaan surat tersebut kemudian

dicatat dalam buku agenda surat masuk dengan tujuan sebagai buku pembantu

apabila terjadi kesalahan atau kehilangan surat. Jika sudah dicatat surat tersebut

diberikan kepada Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan untuk diperiksa

dan diverifikasi dengan memberi paraf jika surat sudah benar serta memberikan

keterangan terkait kepada siapa selanjutnya surat tersebut diterima sesuai dengan

tugas dari setiap kepala seksi. Surat kemudian digandakan (jika perlu) atau

langsung diberikan kepada kepala seksi terkait dan meminta paraf untuk

menyatakan bahwa surat telah diterima.

Mengelola surat keluar, hal pertama yang dilakukan yaitu mencatat surat

tersebut dalam buku agenda surat keluar (berkaitan dengan penomoran surat).

64
Ketika surat telah selesai cetak, terlebih dahulu diberikan kepada Kepala Bidang

untuk diverifikasi dan diparaf, sehingga barulah nantinya dapat di tanda tangani

oleh pimpinan yang terkait dengan surat tersebut, lalu dilegalisir dengan cap.

Pengiriman surat maupun surat yang masuk dapat berupa surat langsung ataupun

secara elektronik melalui e-mail.

Menyusun arus kas

Setiap seksi memiliki anggarannya tersendiri, dalam menyusun anggaran

dan keluarnya arus kas perlu perencanaan yang tepat yang telah dimuat dalam

RKA (Rencana Kerja dan Anggaran).Berdasarkan RKA tersebut, saya dipercaya

untuk menyusun arus kas keluar pada seksi pemberdayaan usaha daerah dalam

satu Tahun yang telah terealisasi pada bulan Maret lalu.Menyusun arus kas harus

disesuaikan dengan anggaran yang telah ada, membagi dan meprakirakan

kebutuhan untuk 3 bulan mendatang agar tepat dan tidak kekurangan.

Memformulasikan data anggaran yang ada dengan bantuan Microsoft word excel

untuk memermudah perhitungan dan sisa anggarannya pada setiap barang

kebutuhan.

Menginput data

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

menghimpun berbagai data terkait penanaman modal disetiap daerah

kabupaten/kota di Provinsi Bali, sehingga tak sedikit pekerjaan yang

mengharuskan menginput kembali data yang berupa hardcopy pada umumnya di

masukkan ke program atau format yang telah ditetapkan.Menyatukan semua

65
informasi dan data yang dikirim oleh setiap daerah untuk dapat dikirim ke

pemerintah pusat, dimulai dari segala permasalahan yang menghambat investasi

dan kebijakan yang telah diambil, hingga perkembangan potensi investasi atau

penanaman modal.

3.3 Analisis Sesuai Dengan Tujuan Penelitian

3.3.1 Mekanisme Penyusunan Anggaran Kas

Anggaran dalam fungsinya sebagai perencanaan dan pengendalian

uang tunai dalam suatu periode, sehingga penyusunan dan penggunaan

arus kas sangat perlu diperhatikan terkait dengan Rencana Kerja Anggaran

(RKA). Sesuai dengan alokasi anggaran yang diberikan pemerintah untuk

instansi maka secara lebih khusus langsung menukik pada RKA (Rencana

Kerja Anggaran) yang didasari oleh Rencana Kerja Tahunan dan Rencana

Stategis bahwa perlunya perencanaan dalam memersiapkan suatu

anggaran. Adapun mekanisme penyusunan anggaran kas pada Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu Satu Pintu adalah sebagai

berikut :

1. Penyusunan estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana

operasional bagaimana yang sesuai dengan rencana strategis.

Transaksi-transaksi tersebut merupakan transaksi operasi (operating

transactions). Pada tahap ini dapat diketahui adanya defisit

(kekurangan) kas atau surplus (kelebihan) kas.

Penyusunan tersebut diawali dengan rapat antara kepala bidang dengan

pimpinan bagaimana merencanakan suatu program kerja yang sesuai

66
dengan rencana strategis ataupun tujuan yang ingin dicapai yang telah

tertuang pada Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali tahun 2013.

2. Kesepakatan dan keseuaian pengajuan anggaran dengan program kerja

antara pimpinan dan para kepala bidang yang akan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan tersebut maka terbitlah RKA (Rancangan Kerja

Anggaran). Kepala Dinas juga memberikan bimbingandan arahan

berupa tahapan dan alur pikir dalam penyusunananggaran, sehingga

dapat diterima oleh semua pihak.

Penyusunan anggaran kas Dinas Penanaman Modal diawali dari

pimpinan organisasi perangkat daerah berdasarkan rancangan

(Dokumen Pelaksanaan Anggaran) DPA-OPD berkewajiban

menyusun rancangan anggaran kas OPD.Rancangan Anggaran Kas

OPD tersebut kemudian disampaikan kepada PPKD (Pejabat

Pengelola Keuangan.Daerah) selaku BUD (Bendahara Umum Daerah)

bersamaan dengan rancangan DPA-OPD.Pembahasan rancangan

Anggaran Kas OPD dilaksanakan sejalan dengan pembahasan DPA-

OPD.Penyusunan anggaran Kas OPD dimulai dari penyusunan belanja

untuk pelaksanaan setiap kegiatan.Berdasarkan DPA-OPD yang telah

disahkan PPKD, selanjutnya unit kerja menyusun jadwal pelaksanaan

kegiatan dan kebutuhan dananya sehingga jelas tergambar kebutuhan

dananya.

67
Gambar 3.1 Hirarki Dasar Penyusunan Rencana Kerja pada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

Sumber: Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
Bali

3.3.2 Perencanaan Arus Kas pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

Tujuan perencanaan arus kas pada pada Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali ialah untuk

mengharmonisasikan antara pengeluaran dengan penerimaan sehingga

dapat menghindari defisit anggaran pada masa yang akan datang. Aliran

kas tersebut mencakup penerimaan, pengeluaran dan pembiayaan.

Perencanaan sebagai acuan untuk mendapat komitmen atas sumber

daya untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga mendorong anggota

68
organisasi untuk melakukan kegiatan yang konsisten dengan tujuan dan

prosedur yang telah disepakati. Perencanaan juga memungkinkan untuk

melihat perkembangan pencapaian tujuan dengan cara pemantauan dan

pengukuran sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan yang terjadi

tidak sesuai dengan yang didinginkan. Adapun tujuan perencanaan adalah :

1. Perencanaan membentuk koordinasi atas usaha yang memberikan

arahan kepada manajer untuk bekerja secara konsisten.

2. Perencanaan juga mengurangi ketidakpastian dengan melakukan

antisipasi terhadap perubahan.

3. Dengan adanya koordinasi yang dihasilkan perencanan, pemborosan

dapat dikurangi.

4. Perencanan membentuk adanya standar yang merupakan fasilitator

yang terjadi dengan tujuan yang telah ditetapkan, sehingga tanpa

perencanan, pengendalian tidak mungkin terjadi.

Arus kas terdiri atas aliran kas keluar (cash outflow) dan kas masuk

(cash inflow). Fungsi arus kas adalah tertib administrasi keuangan, tertib

anggaran, dan tertib penggunaan keuangan dengan berpedoman pada

anggaran dan arus kas yang telah tersusun dan di sahkan. Arus kas terbagi

menjadi dua bagian yaitu :

1. Arus kas masuk. Arus kas masuk merupakan arus kas yang bersumber

dari penerimaan hasil usaha perusahaan, pelunasan piutang, penjualan

aktiva tetap lainnya. Untuk menyusun arus kas masuk perlu pula di

buat rencana pendapatan perusahaan tersebut.

69
2. Arus kas keluar. Arus kas keluar merupakan aliran kas keluar yang

digunakan untuk pembiayaan kegiatan operasi perusahaan, menambah

modal kerja, membeli aktiva tetap lainnya. Untuk menyusun arus kas

keluar perlu disusun suatu rencana kerja dan anggaran

operasi/investasi yang cermat, baik nilai maupun jadwal/waktu

pembayarannya.

Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali dalam merencanakan arus kas perlu didukung data-data

sebagai berikut :

1. Renstra (Rencana Stategis).

Renstra merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang

ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun dengan memerhitungkan

potensi, peluang dan kendala yang mungkin timbul. Renstra Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Provinsi Bali tahun 2013 – 2018, dokumen perencanaan

strategis yang merupakan uraian dari rencana strategis pelaksanaan arah

kebijakan yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Bali. Renstra Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali

menjadi tolak ukur kinerja pada setiap akhir tahun anggaran (Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali,

2013).

70
Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Provinsi Bali mencakup semua program/kegiatan Dinas yang dibiayai dari

APBD Pemerintah Provinsi Bali. Renstra Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali disusun untuk kurun waktu 5

(lima) tahun yaitu dari tahun 2013 sampai dengan 2018 sesuai dengan

kurun waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Bali tahun 2013 – 2018. Terkait adanya penataan perangkat

daerah dan penataan kelembagaan maka renstra Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali direvisi untuk kurun

waktu 2 (dua) tahun yaitu tahun 2017 sampai dengan 2018 (Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali,

2013).

Maksud disusunnya Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Tahun 2017 – 2018 (Renstra Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali, 2013:

3) adalah :

1. Sebagai acuan dalam pelaksanaan program/kegiatan Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

2. Sebagai tolok ukur dan evaluasi atas pelaksanaan program/kegiatan.

3. Menggambarkan tentang kondisi penanaman modal di daerah secara

umum serta Pelayanan Perizinan, sekaligus memahami arah dan tujuan

yang ingin dicapai dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali.

71
Tujuan disusunnya Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Tahun 2017 – 2018 (Renstra Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali,

2013:4) adalah :

a. Untuk memudahkan pencapaian hasil atas pelaksanaan

program/kegiatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali.

b. Untuk memudahkan dalam memahami dan menilai arah kebijakan

dan program serta kegiatan operasional tahunan dalam rentang

waktu 2 (dua) tahun.

c. Sebagai penjabaran/implementasi dari pernyataan visi dan misi.

2. RKT (Rencana Kerja Tahunan)

Rencana Kerja Tahunan merupakan suatu proses yang berisikan

sasaran atau pencapaian dan program, kegiatan beserta target dan indikator

yang jelas. Sesuai dengan namanya, bahwa rencana kerja ini bersifat

tahunan atau per tahun yang disetujui oleh kepala Dinas. Bagaimana dasar

dari perencanaan ini ialah Rencana Strategis.

3. DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran)

Dokumen Pelaksana Anggaran merupakan dokumen tahunan yang

begitu rinci terkait pelaksanaan kegiatan dan jumlah pembiayaan pada

setiap program yang dilaksanakan. DPA bersifat umum yang dokumennya

menjadi satuyang berisi rencana terkait indikator, target, tolok ukur

72
kinerja, sasaran, dan rincian anggaran belanja pada setiap program untuk

seluruh bagian atau bidang hingga sub. Bidangnya.

4. RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

Rencana Kerja dan Anggaran merupakan rencana yang serupa

dengan DPA namun lebih khusus yang berisikan indikator, target, tolok

ukur kinerja, sasaran, dan rincian anggaran belanja pada setiap

programnya untuk setiap sub bidang yang ada. Sama seperti RKT,

umumnya RKA bersifat tahunan.

5. Kebijaksanaan manajemen Instansi.

Perencanaan serta pelaksanaannya akan bergantung pada bagaimana

kebijakan dari instansi tersebut, pengorganisasian, pengawasan, hingga

pengontrolan agar sesuai dengan arah tujuan yang diinginkan. Terkait

dengan hal tersebut pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali selalu memberikan evaluasi dan pengarahan yang

umumnya dilakukakan ketika upacara bendera, rapat-rapat, dan

memberikan waktu untuk setiap bidang ataupun sub bidang merevisi

ataupun mengarahkan programnya agar anggaran yang dikeluarkan lebih

efisien namun program tetap berjalan maksimal. Perencanaan arus kas

dalam hal ini ialah dengan berbgai masukkan dari pimpinan dan juga

bidang keuangan, serta proses revisi anggaran untuk mencapai tujuan dan

sasaran yang tepat.

73
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab III, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Mekanisme Penyusunan Anggaran

dan Perencanaan Arus Kas pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Provinsi Bali ialah:

1. Penyusunan estimasi penerimaan dan pengeluaran menurut rencana

operasional bagaimana yang sesuai dengan rencana strategis. Transaksi-

transaksi tersebut merupakan transaksi operasi (operating transactions). Pada

tahap ini dapat diketahui adanya defisit (kekurangan) kas atau surplus

(kelebihan) kas.

2. Kesepakatan dan kesesuaian pengajuan anggaran dengan program kerja

antara pimpinan dan para kepala bidang yang akan dilaksanakan untuk

mencapai tujuan tersebut maka terbitlah RKA (Rencana Kerja dan

Anggaran).

4.2 Saran

Saran yang diharapkan dapat membantu dan bermanfaat dalam mengatasi

permasalahan penyusunan anggaran dan perencanaan arus kas ialah bahwa pihak-

pihak terkait yang memengaruhi anggaran dalam program kerjanya perlulah

binaan atau arahan agar dapat menyusun anggarannya dengan baik dan

disesuaikan dengan program kerja yang telah direncanakan bagaimana yang telah

74
tertuang dalam rencana strategis. Ketelitian dan pemahaman terkait penyusunan

anggaran serta perencanaan arus kas menjadi dasar agar perkiraan tidak jauh bias

dari realisasinya mendatang.

75
DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. 2012. Edisi ke Empat. Anggaran


Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat.

Bulan Siregar, Narum Ondang. 2003. Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai


Alat Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan. USU digital library.

Dyckman, Thomas R. dkk. 2001. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Tahun
2013

Halim, Abdul dan Muhammad Iqbal. 2012. Pengelolaan Keuangan Daerah. Edisi
Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hariadi, Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandang.


Yogyakarta: BPFE

Horngren.Dkk. 1989.Akuntansi Di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Keuangan: PSAK NO. 2.


Jakarta: Salemba Empat.

Keowon, Arthur J. dkk. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat

Mahmudi.2010. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Erlangga

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Munandar, M. 2001. Budgeting.Yogyakarta: BPFE

77
Riyanto, Bambang. 2013. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Shiem, Jae K dan Joel G. Siegel. 2001. Budgeting. Jakarta: Erlangga

Stiche, Earl K., james D., Skousen. 2010. Intermediate Accounting. Edisi Ke
Tujuh Belas. Australia: South-Western.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama. Bandung : Alfabeta.

Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Undang-Undang No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggungjawab Keuangan Negara

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara


Pemerintah Daerah dan Pusat.

Wahyuni, Firza. 2011. Prosedur Penyusunan Anggaran Kas dan Perencanaan


Arus Kas pada PT. Taspen (Persero) Padang.

77

Anda mungkin juga menyukai