Anda di halaman 1dari 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. IDENTITAS SEKOLAH
Nama sekolah : SMA Kat. St. Thomas Aquino Manado
Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Hari/Tanggal pelaksanaan : Jumat, 16 Agustus 2019
Kelas/Semester : X IPS / Ganjil
Pertemuan ke- : 3
Alokasi waktu : 3 x 45 menit
Materi pokok : Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan

B. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung-jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong-royong, kerja-sama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

C. KOMPETENSI DASAR
1.2. Bersyukur kepada Allah yang menciptakan dirinya sebagai perempuan atau laki-
laki yang saling melengkapi dan sederajat.
2.2. Santun sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat.
3.2. Memahami jati diri sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan
sederajat.
4.2. Melakukan aktivitas (misalnya menuliskan refleksi/puisi/doa) tentang jati dirinya
sebagai perempuan atau laki-laki yang saling melengkapi dan sederajat.
D. INDIKATOR
1. Menginventarisir bentuk-bentuk pelanggaran terhadap martabat perempuan yang
sering terjadi dalam masyarakat kita.
2. Menjelaskan ajaran Gereja tentang sifat saling melengkapi dalam relasi antara laki-laki
dan perempuan.
3. Menjelaskan ajaran Kitab Suci (Alkitab) tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan,
(misalnya dalam Kitab Kejadian 2:18 – 23).
4. Menuliskan refleksi tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan.
5. Membuat doa syukur sebagai ungkapan syukur atas jati dirinya sebagai laki-laki dan
perempuan yang saling melengkapi dan sederajat.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan menjelaskan dan mengkaji bersama-sama materi “Kesetaraan laki-laki dan
perempuan” ini, para siswa diharapkan:
- tahu apa saja yang menjadi keunggulan dan kelemahan baik laki-laki dan
perempuan, sehingga dari keunggulan yang dimilikinya laki-laki maupun
perempuan mau saling melengkapi kelemahan satu sama lain;
- mampu memahami alasan mengapa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan
secara istimewa;
- dapat bersikap menghargai dirinya dan lawan jenisnya sebagai ciptaan Tuhan yang
istimewa.

F. MATERI PEMBELAJARAN
1. Kedudukan Laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.
2. Perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi biologis dan psikologis.
3. Sifat saling melengkapi dalam relasi antara laki-laki dan perempuan.
4. Ajaran Kitab Suci (Alkitab) tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan.

G. METODE PEMBELAJARAN
1. Studi Pustaka
2. Dialog partisipatif
3. Diskusi
4. Refleksi
5. Penugasan

H. PEMIKIRAN DASAR
Pada usia remaja, seseorang mengalami pertumbuhan jasmaniah dan rohaniah yang
sangat besar. Mereka mengalami adanya dorongan-dorongan dan daya-daya tertentu dalam
dirinya, khususnya daya tarik terhadap lawan jenisnya. Daya tarik terhadap lawan jenis ini
sering belum disadari secara penuh oleh para remaja sebagai hal yang luhur, indah, wajar,
dan manusiawi. Ketidaktahuan dan ketidaksadaran akan adanya dorongan dan daya tarik
terhadap lawan jenis ini dapat menyebabkan remaja tidak pandai menempatkan diri dalam
pergaulan antarjenis. Bahkan, pergaulan antarjenis di kalangan para remaja sering
“menyimpang”. Karena itulah, para remaja memerlukan bimbingan agar mereka memiliki
pengetahuan dan kesadaran yang memadai tentang hakikat kepriaan dan kewanitaan serta
daya tarik terhadap lawan jenisnya. Dengan demikian, para remaja dapat menghargai
dirinya sendiri dan lawan jenisnya (pria dan wanita) sebagai ciptaan Tuhan yang indah,
luhur, dan suci.
Dalam pembahasan ini peserta didik akan diajak untuk menyadari bahwa laki-laki dan
perempuan diciptakan semartabat dan sederajat. Keduanya diciptakan menurut citra Allah:
diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang satu dan sama (Kejadian 1:26-27). Lebih
dari itu, mereka dianugerahi kepercayaan dan kesempatan yang sama untuk mengambil
bagian dalam karya-Nya yang agung. Mereka dipanggil untuk membangun persekutuan
(communio) dan bekerja sama dalam pengelolaan dunia dan seisinya serta pelestarian
generasi umat manusia (Kejadian 1:31).
Laki-laki dan perempuan saling melengkapi. Sifat korelatif itu sangat jelas dalam
bentuk pria dan wanita. Tetapi juga kelihatan dalam seluruh kemanusiaannya, seperti:
perasaan, cara berpikir, dan cara menghadapi kenyataan, termasuk Tuhan. Tuhan
mengatakan: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan
penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2:18).
Laki-laki dan perempuan diciptakan bukan pertama-tama sebagai tuan dan hamba atau
atasan dan bawahan, tetapi rekan yang sepadan. Tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kepada keduanya sama. Nilai karya dan peran mereka pada karya Allah pada umumnya
tidak berbeda: tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih rendah. Sabda Allah
yang berbunyi: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
kita…”(Kejadian 1:26) dan “…yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik” (Kejadian 1:
31) menunjukkan perbedaan manusia dengan ciptaan lain. Sabda itu menunjukkan
keistimewaan mereka sebagai laki-laki dan perempuan di antara semua ciptaan, bukan
perbedaan mereka sebagai laki-laki dan perempuan. Dalam Kitab Kejadian juga diceritakan
bahwa pria dan wanita merupakan ciptaan Tuhan yang paling indah. Pria dan wanita
diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk menjadi teman hidup. Pria saja tidaklah
lengkap. Allah sendiri berkata: “Tidaklah baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku
akan menjadikan seorang penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kejadian 2:18).
Untuk menyatakan bahwa wanita sungguh-sungguh merupakan kesatuan dengan pria,
maka Tuhan menciptakan wanita itu bukan dari bahan lain, tetapi dari tulang rusuk pria itu.
Maka, pria itu kemudian berkata tentang wanita itu demikian: “Inilah dia, tulang dari
tulangku dan daging dari dagingku” (Kejadian 2: 23). Dari kutipan Kitab Suci ini jelaslah
bahwa hubungan pria dan wanita adalah hubungan yang suci dan sepadan.
I. LANGKAH-LANGKAH
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Guru memberikan salam dan mengajak para siswa bernyanyi
dan berdoa.
 Guru mengecek absensi para siswa sambil mengumpulkan
Pendahuluan hasil pekerjaan rumah dari siswa. 15 menit
 Guru memberikan apersepsi dari materi pertemuan
sebelumnya dan memperkenalkan topik baru yang akan
dibahas.
 Guru menjelaskan materi kepada para siswa.
 Guru menjelaskan realitas sikap diskriminasi dan fanatisme
yang umumnya terjadi dalam masyarakat.
 Guru membentuk 3 kelompok dan di dalamnya guru
meminta para siswa untuk mendiskusikan budaya atau hal-
hal apa saja yang bersifat diskriminatif dan fanatik terkait
dengan perbedaan jenis kelamin yang terjadi dalam
masyarakat.
100
Kegiatan inti  Guru meminta tiga orang yang menjadi perwakilan
menit
kelompok untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya.
 Guru mengajak siswa untuk membaca perikop Kitab
Kejadian 2:18–23 guna mendalami ajaran Kitab Suci tentang
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, kemudian guru
memberikan penjelasan dari teks tersebut dalam terang
katekismus gereja katolik.
 Guru meminta siswa untuk menuliskan 10 contoh sikap
menghargai lawan jenis dalam kehidupan sehari-hari.
 Guru meminta beberapa siswa menyampaikan
review/intisari dari materi yang telah diberikan.
Penutup  Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil 20 menit
pembelajaran pada pertemuan hari ini.
 Lagu dan doa penutup.
J. SUMBER MENGAJAR
1. Kitab Suci
2. Katekismus Gereja Katolik
3. Sutarman, Maman dan Sulis Bayu Setyawan. Pendidikan Agama Katolik dan Budi
Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2017.
4. Komkat KWI. Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/SMK Kelas X “Perutusan Murid-
Murid Yesus. Yogyakarta: Kanisius, 2008.

K. LEMBAR PENGESAHAN
Guru Mata Pelajaran

Giovani Dean Fabian Gosal

Mengetahui,
Pembimbing Katekese Guru Pamong PAK

Pst. Dr. Melky Malingkas, S.S., M.Ed. Ibu Ketsia Th. Zeke, S.Ag., M.Pd.
NIP 197104292005022001

Anda mungkin juga menyukai