Anda di halaman 1dari 119

FILSAFAT ALAM DAN

LINGKUNGAN HIDUP
Semester IV
2019
Pendahuluan
I. Latar Belakang
• Bertolak dari Etika Lingkungan Hidup
• Krisis dan Bencana Lingkungan Hidup Global
• Kepedulian untuk mengatasi Krisis dan
Bencana
• Proses yang tidak hanya teknis praksis tetapi
juga pada refleksi filosofis ilmiah
II. Beberapa refleksi:
Krisis dan bencana lingkungan hidup global
disebabkan oleh kesalahan paradigma
antroposentrisme yang memandang manusia
sebagai pusat segala sesuatu.
Alam semesta dipandang tidak punya nilai dalam
dirinya selain nilai instrumental.
Filsafat lingkungan hidup adalah fisafat pertama
yang menjadi titik awal lahirnya filsafat dan cikal
bakal dari semua cabang ilmu pengetahuan
sekarang.
Lewat kehadiran para filsuf alam yang
menggumuli hakekat alam semesta dan kehidupan
di alam semesta
1. Seruan Laudato Si
“Saudari ini sekarang menjerit karena segala keru-
sakan yang telah kita timpakan padanya, karena tanpa
tanggung jawab kita menggunakan dan
menyalahgunakan kekayaan yang telah diletakkan
Allah di dalamnya. Kita bahkan berpikir bahwa kitalah
pemilik dan penguasanya yang berhak untuk
menjarahnya. Kekerasan yang ada dalam hati kita
yang terluka oleh dosa, tercermin dalam gejala-gejala
penyakit yang kita lihat pada tanah, air, udara dan
pada semua bentuk kehidupan. Oleh karena itu bumi,
terbebani dan hancur, termasuk kaum miskin yang
paling ditinggalkan dan dilecehkan oleh kita”.
2. Beberapa gagasan umum tentang alam dan
lingkungan hidup
• Gagasan yang bercorak organis seperti dimulai
oleh para filsuf alam
– Alam semesta dipahami secara organis sebagai
kesatuan asasi yang melahirkan hubungan harmonis
yang melindungi alam semesta demi manusia
– Pada masa pencerahan alam semesta dipahami
sebagai sistem mekanistis yang mendominasi paham
masyarakat modern, dipengaruhi oleh filsafat
Descartes dan fisika Newton
– Pada abad 1920 terjadi perubahan dengan
menekankan pada apa yang dikenal dengan
paradigma ekologis yang dimulai oleh Einstein dengan
teori realtivitas dan kuantum
• Gagasan Antroposentris
– Untuk memahami lingkungan hidup kita tidak
dapat memisahkannya dari paham atas manusia
itu sendiri, yang bertolak dari gagasan
antroposentris
– Antroposentrisme adalah salah satu keyakinan
bahwa manusia adalah pusat dan entitas yang
paling signifikan di alam semesta, atau penilaian
realitas melalui sudut pandang manusia secara
eksklusif.
– Dalam konteks lingkungan hidup, tesis dasar dari
antroposentrisme adalah pemanfaatan terhadap
lingkungan hidup harus tunduk pada kepentingan
manusia.
– Lingkungan dalam konteks ini hanya memiliki nilai
instrumental, sebagai obyek eksploitasi,
eksperimen untuk kepentingan manusia. Dan
manusia dalam konteks ini merupakan satu-
satunya subyek moral. Pandangan ini juga dapat
didefinisikan sebagai supermasi manusia.
Kritik atas antropsentrisme:
• Teori antroposentrisme terlalu dangkal dan
sempit dalam memandang keseluruhan
ekosistem, termasuk manusia dan tempatnya
di alam semesta.
• Cara pandang ini melahirkan sikap dan
perilaku rakus dan tamak yang menyebabkan
manusia mengambil semua kebutuhannya
dari alam tanpa mempertimbangkan
kelestariannya.
• Lawan antroposentrisme:
– Biosentrisme adalah suatu pandangan yang menempatkan
alam sebagai entitas yang mempunyai nilai dalam dirinya
sendiri, lepas dari kepentingan manusia.
– Paham ini berpandangan bahwa makhluk hidup bukan
hanya manusia saja, ada banyak jenis makhluk hidup yang
memiliki kehidupan.
– Pandangan biosentrisme mendasarkan moralitas pada
keseluruhan hidup, entah pada manusia atau pada
makhluk hidup lainnya. Karena yang ingin dibela adalah
kehidupan.
– Biosentrisme pada umumnya adalah komunitas biotis dan
seluruh kehidupan di dalamnya, diberi bobot dan
pertimbangan moral yang sama.
• Gagasan ekosentrisme sebagai kelanjutan dari
biosentrisme
– Teori ini merupakan keberlanjutan dari
biosentrisme. Kedua teori ini mendobrak cara
pandang antroposentrisme yang membatasi
orientasi hanya pada komunitas manusia.
– Dalam hal ini yang diperkenalkan olehnya adalah
deep ecology. Deep ecology menuntut suatu etika
baru yang tidak berpusat pada manusia, tetapi
berpusat pada makhluk hidup seluruhnya.
– Alasan mengapa deep ecology menjadi penting
dalam sebuah gerakan pemikiran.
• Pertama, manusia dan kepentingannya bukan lagi
ukuran bagi segala sesuatu. Manusia bukan lagi pusat
dari dunia moral. Deep ecology justru memusatkan
perhatian kepada seluruh spesies, dan tidak
memusatkan perhatian pada kepentingan jangka
pendek.
• Kedua, bahwa etika lingkungan hidup yang
dikembangkan oleh deep ecology dirancang sebagai
etika praktis, sebagai sebuah gerakan. Artinya prinsip-
prinsip moral etika lingkungan harus diterjemahkan
dalam aksi nyata dan konkret.
• Gerakan yang mendukung pembaruan
tanggungjawab atas lingkungan hidup
– Ekopopulis: Para ekopopulis menekankan pentingnya
belajar dari pengalaman-pengalaman orang-orang
lokal dengan segala kearifannya dan sebaliknya, dari
inovasi-inovasi keliru yang diperkenalkan dari luar.
– Bagi para ekopopulis, partisipasi masyarakat dan
kearifan lokal seperti pemahaman rakyat tentang
tanah, tumbuhan, dan satwa, perputaran iklim, hama,
penyakit-penyakit, atau pengetahuan yang tersirat
dalam lagu rakyat, peribahasa, dan cerita-cerita
merupakan cara terbaik untuk menjaga kelestarian
lingkungan.
– Ekofeminisme: Sedangkan ekofeminisme merupakan
bentuk telaah etika lingkungan yang ingin menggugat dan
mendobrak cara pandang dominan yang berlaku dalam
masyarakat modern dan sekaligus menawarkan sebuah
cara pandang dan perilaku baru untuk mengatasi krisis
lingkungan sekarang ini.
– Yang dilawannya bukan hanya sekadar antroposentrisme,
namun juga androsentrisme. Androsentrisme adalah etika
lingkungan yang berpusat pada laki-laki.
– Ekofeminisme mengkritik ekosentrisme, khususnya deep
ecology. Karena masih saja dianggap berpusat pada
antroposentrisme. Padahal lebih dalam dari itu, adalah
dominasi laki-laki atas alam sebagai sebab dari krisis
ekologi
– Cara pandang yang ditawarkan adalah cara
pandang perempuan yang penuh dengan kasih
sayang kepada setiap makhluk hidup atau biota
lainnya.
– Bagi ekofeminisme, kerusakan ekologi saat ini
disebabkan oleh cara pandang dan perilaku yang
androsentris yakni mengutamakan dominasi,
manipulasi, dan eksploitasi terhadap alam
III. Problematik
– Pemahanan atas alam yang bertolak dari sudut
pandang “science of nature” dan “natural
philosophy”
– Science of nature tidak dapat menjawab krisis
lingkungan hidup
– Sudut pandang filsafat alam memberi tempat bagi
yang seimbang bagi manusia dan lingkungannya
IV. Titik tolak:
– Titik tolak pada dua paradigma:
• Paradigma Thomas Khun tentang perkembangan ilmu
pengetahuan
• Paradigma Fritjof Capra: bersikap kritis terhadap
paradigma filsafati dan ilmu pengetahuan barat yang
cartesian mekanistis reduksionistis yang tidak memberi
tempat seharusnya bagi perasan atau intuisi
manusiadalam memahami alam semesta.
• Ia menegaskan bahwa tidak hanya ada satu cara
memahami dan menjelaskan alam semesta dengan cara
akal budi filsafat barat melainkan ada cara lain dengan
mengandalkan intuisi dan perasan manusia
Bab I Filsafat Alam dan lingkungan
hidup
1. Filsafat Alam
• Gagasan alam senantiasa dilihat dari sudut
pandang manusia
• Di pihak lain, alam juga dilihat demi kehidupan
manusia itu sendiri
• Sebagai cabang dari filsafat, pembahasan
alam dan lingkungan hidup juga dilihat dari
keterkaitannya dengan manusia
• Sepanjang sejarah manusia selalu mempelajari
fenomena.
• Aristoteles mengedepankan studi atas gejala-
gejala sensibel atas fenomena
• Thomas Aquinas memperdamaikan gagasan
Aristoteles dan ajaran gereja dengan teori
geosentris
• Galilo Galilei memisahkan antara filsafat dan ilmu
pengetahuan tentang alam, yang membawa
konsekuensi bahwa pada otonomi ilmu
pengetahuan modern, dan filsafat natural dan
studi filsafat atas fenomena natural pun
memudar
• Studi modern atas filsafat alam dan
lingkungan hidup muncul kembali pada
pertengahan abad XX sejalan dengan
munculnya krisis lingkungan hidup
sebagaimana yang kita kenal sekarang
• Tampaklah bahwa studi filsafat di bidang ini
adalah sesuatu yang baru, yang melihat alam
tidak semata-mata dari sudut pandang ilmu
pengetahuan tetapi dari sudut pandang
keberadaan manusia di tengah lingkungan
alamnya.
Pengertian Alam/cosmos
• Filsafat alam (Philosophy of Nature) adalah filsafat yang
berusaha untuk menjelaskan kejadian alam, sifat-sifatnya
dan hukum-hukumnya secara teoritis dan menyeluruh.
• Filsafat alam tidak dapat dipisahkan dengan ilmu-ilmu
eksakta. Filsafat alam adalah ilmu-ilmu eksakta itu sendiri
bagi orang Yunani, atau dia adalah ilmu alam salah satu
ilmu lainn seperti etika, metafisika dan estetika.
• Pada masa itu filsafat alam mencakup isi buku-buku yang
dikarang oleh Aristoteles (384-322 SM) seperti tentang
gerak, waktu dan tempat; tentang kehidupan dengan
berbagai bentuknya; tentang kejadian benda dan
kehancurannya; dan tentang binatang.
• Selain itu filsafat alam juga mencakup teori yang
memandang bahwa alam semesta adalah sesuatu yang
hidup dan berakal.
• Filsafat alam yang dimiliki oleh bangsa Yunani
ini kemudian berkembang di Barat dengan
pengertian yang tak jauh berbeda. Bahkan
sampai abad XVIII yang dimaksud dengan
filsafat alam di Barat tak lain adalah ilmu-ilmu
eksakta.
• Baru pada perkembangan terakhir, di saat
cabang-cabang ilmu menegaskan otonominya
dan melepaskan diri dari induknya (filsafat)
dapat dipisahkan antara ilmu-ilmu eksakta dan
filsafat alam.
• Dapat dikatakan bahwa filsafat alam (dengan
pengertian klasik) adalah cikal bakal bagi
lahirnya ilmu-ilmu eksakta modern.
• Filsafat alam adalah origin, dan dalam waktu
yang bersamaan adalah akar yang sangat
kuat—dalam bangunan peradaban—bagi
ilmu-ilmu eksakta yang saat ini menempati
posisi yang paling strategis dalam bangunan
ilmu modern
2. Lingkungan hidup
– Sebagai oikos: habitat tempat tinggal ataurumah
tinggal; sebagai keseluruhan alam semesta dan
seluruh interaksi saling pengeruh yang terjalin di
dalamnya di antara mahluk hidup dengan mahluk
hidup yang lainnya dan dengan keseluruhan
ekosistem
– Sebagai padanan yang utuh satu sama lain berupa
lingkungan dan hidup
• Lingkungan: ekosisem alam semesta, yang terkait di
dalamnya juga kehidupan yang ada di sana
• Ekosistem itupun berarti kehidupan
• Ekologi pertama kali dipakai oleh ahli biologi
Jerman Ernst Haekel, yang mengartikannya
sebagai ilmu tentang relasi di antara
organisme dan dunia luar sekitarnya.
• Istilah lingkungan hidup (environment)
dipahami dalam pengertian sebagai padanan
yang tak terpisahkan antara hidup dan
lingkungan atau lingkungan dan hidup yang
saling terkait.
• Hal yang menjadi prinsip dasar adalah adanya
interaksi, keterkaitan, saling pengaruh,
jaringan yang kompleks di antara organisme
dan ekosistem yang mendukungnya
• Ini dijelaskan oleh Capra dalam buku The web
of Life dan The Hidden Connection.
• Dengan demikian ekologi mengungkapkan
interaksi di antara berbagai organisme, system
kehidupan tempat organisme hidup dan
lingkungan fisiknya.
• Terdapat tiga aspek utama kajian ekologis
– Organisme
– Interaksi
– Komunitas ekologis
• Ketiga hal ini menunjukkan jaringan yang
terajut erat di antara berbagai macam
organisme kehidupan yang dengan demikian
membentuk semacam komunitas yang pada
gilirannya turut membentuk dan
memungkinkan komunitas itu bisa hidup dan
berkembang secara individual pun Bersama.
– Lingkungan hidup bukan semata-mata berurusan
dengan pencemaran, kerusakan alam, melainkan
berkaitan dengan hal yang lebih luas dan lebih
filosofis menyangkut kehidupan dan interaksi yang
terjadi di dalamnya
– Lingkungan hidup berbicara tentang tetang
kehidupan dan jaringan kehidupan yang terdiri
jaringan di dalam jaringan : ekologi adalah
jaringan
– Untuk memahami ekologi pada akhirnya berarti
memahami jaringan
– Lingkungan hidup bukan semata-mata berurusan
dengan pencemaran, kerusakan alam, melainkan
berkaitan dengan hal yang lebih luas dan lebih
filosofis menyangkut kehidupan dan interaksi yang
terjadi di dalamnya
– Lingkungan hidup berbicara tentang tetang
kehidupan dan jaringan kehidupan yang terdiri
jaringan di dalam jaringan : ekologi adalah
jaringan
– Untuk memahami ekologi pada akhirnya berarti
memahami jaringan
3. Filsafat Lingkungan Hidup
• Dunia sebagai tempat yang dihidupi manusia
• Relasi timbal balik antara sikap manusia terhadap
dunianya dan juga dampak perubahan lingkungan
hidup bagi manusia
• Pada hakekatnya manusia terikat kepada kehidupan di
dunia sekitarnya, karena hanya manusialah yang
bereksistensi dan manusialah yang mempunyai
kelebihan akal budi yang memahami apa arti
kehidupan.
• Oleh karena itu pandangan-pandangan itu
dipergunakan dengan sebaik-baiknya demi
keselamatan manusia dalam mengelola alam
lingkungan untuk mempertahankan hidupnya pada
masa-masa yang akan datang.
• Filsafat lingkungan hidup adalah kaijian
tentang lingkungan hidup, tetang oikos,
tempat tinggal makhluk hidup.
• Filsafat lingkungan hidup adalah sebuah
pencarian, sebuah pertanyaan terus menerus
tentang lingkungan hidup biak tentang makna
dan hakekatnya maupun tentang segala hal
yang berkaitan dan menyangkut lingkungan
hidup.
• Filsafat lingkungan hidup mempunyai 2 aspek:
– Ekologi: ilmu tentang lingkungan hidup
– Ecosophy: kearifan tentang lingkungan hidup
• Dari dua aspek ini maka filsafat lingkungan
hidup
– pertama-tama adalah sebuah proses pertanyaan
dan pergumulan terus-menerus tentang apa itu
alam semesta, lingkungan
– Membentuk kearfan dan memberi pengaruh pada
perilku manusia modern atas lingkungan hidup,
atas alam denga segala dampak positif dan negatif
• Filsafat lingkungan hidup sebagai ecosophy, yang
merujuk pada kearifan tentang lingkungan hidup,
tentang ekositem seluruhnya
• Ecosophy adalah filsafat lingkungan hidup yang
mengandung pengertian kearifan dalam
menuntun secara alamiah bagaimana mengatur
rumah tempat tinggal agar layak didiami dan
menjadi penunjang sekaligus memungkinkan
kehidupan dapat berkembang di dalamnya
Beberapa hal yang mempengaruhi relasi
manusia dengan lingkungannya :
– Kebutuhan hidup: untuk kelangsungan hidup
manusia itu sendiri; pengaruh perkembangan ilmu
dan teknologi yang terkait
– Perubahan keseimbangan alam: alam selalu
berubah (menjadi semakin tua); kebutuhan
manusia lebih besar dari pada ketersediaan alam
– Perubahan yang terjadi dalam waktu: sebagai
bentuk evolusi dalam perjalanan waktu; waktu
selalu sama, tetapi alam dan manusia berubah
4. Mengapa perlu berefleksi atas alam dan
lingkungan hidup
• Bertolak dari kepentingan filsafat alam di satu
pihak dan filsafat lingkungan hidup di lain
pihak maka muncullah kesadaran baru
sehubungan dengan relasi manusia dan
lingkungan hidupnya.
• Pengenalan/pengetahuan akan alam semesta
bukan lagi sebagai penguasaan atas detail
alam itu sendiri, tetapi sebagai tempat di
mana manusia hidup dan berkembang
5. Ruang lingkup filsafat Lingkungan hidup
• Meliputi seluruh hal yang terkait dengan
berberadaan manusia sebagai mahluk hidup
• Bertolak dari gagasan Etika lingkungan hidup
guna menyelami persoalan yang berkaitan
dengan sikap manusia terhadap
lingkungannya
• Menyangkut sikap yang telah terjadi di masa
lampau, sikap pada masa sekarang maupun
pada masa depan
• Sebuah tinjauan atas cara pandang serta ilmu
pengetahuan yang mendominasi peradaban
sekarang: mekanistis reduksionis dari
Descartes dan Newton
• yang pada akhirnya telah membawa manusia
pada sikap antiekologi, tidak bersahabat
dengan lingkungan hidup dan alam semesta
• Pembentukan sikap yang bersahabat dan
peduli dengan alam dan lingkugan hidup
• Hal ini hanya dapat terjadi dari paduan antara
kemampuan dan pengetahuan rasional di satu
pihak dan pengalaman intuitif akan alam
semesta dan lingkungan hidupa di pihal lain.
• Suatu sikap dan dan perilaku yang memberi
tempat yang sama penting bagi perasaanan
dan intuisi manusia sebagaimana halnya peran
akal budi manusia.
• Memahami alam semesta sama pentingnya
dengan merasakan dan mengalami alam
semesta
• Memahami alam semesta tidak hanya terjadi
melalui kemampuan analitis akalbudi
melainkan dapat juga terjadi melalui
kemampuan intuitif, perasaan, dengan
mengenal dan merasakan alam semesta
dalam hubungan timbal balik yang personal.
6. Cara pandang yang baru:
– yang holistis dan ekologis tentang alam semesta
karena memahami bahwa manusiapun hanya satu
entitas dalam keseluruhan alam semesta.
– Sebuah sikap dan perilaku yang lahir dari pola
hubungan dengan alam yang saling mengisi dalam
relasi yang saling menunjang dan menghidupi.
– Sebuah sikap dan perilaku yang bersumber dari
pemahaman dasar bahwa manusia bukan pertama-
tama sebagai mahluk sosial, melainkan sebagai
mahluk ekologis, mahluk yang tidak bisa berkembang
menjadi dirinya sendiri yang utuh tanpa ekosistem
dan tanpa relasi dengan ekosistem seluruhnya.
Bab II Alam Semesta : dari mesin
raksasa menuju
Sistem Kehidupan

• Umumnya sekarang alam semesta dilihat sebagai


yang terdiri dari bagian-bagian yang terpisah satu
sama lain.
• Alam semesta adalah kesatuan yang menyeluruh
dan juga sebagai kesatuan organis
• Namun dalam perjalanannya terdapat
perkembangan pemahaman keberadan alam
semesta yang dipengaruhi oleh cara berpikir
semasa
1. Pengenalan atas alam semesta
• Lewat pandangan kesatuan organis, alam
semesta dilihat dalam relasi yang dicirikhaskan
oleh interdependensi di antara berbagai
fenomena spiritual dan material
• Pandangan ini sangat dipengaruhi oleh
Aristoteles dan gereja pada abad pertengahan
• Di masa abad Pencerahan: terjadi perubahan
yang meninggalkan paradigma organisme
tentang alam dengan digantikan oleh
paradigma mekanistis tentang alam
• Paradigma ini diterima sebagai satu-satunya
pemahaman yang benar tentang alam
semesta sekaligus membentuk peradaban
barat modern yang mempunyai dpampak luar
biasa dalam berbagai bidang lainnya.
• Cara pandang mekanistis menjadi pemahaman
yang diakui dan sekaligus membentuk
kebudayaan Barat modern yang mempunyai
dampak luar biasa dalam berbagai bidang lain
termasuk lingkungan hidup itu sendiri
• Paradigma ini dipengaruhi oleh Descartes lewat
cogitonya
• Hal ini turut mempêngaruhi cara pandang
manusia terhadap alam semesta: alam tidak
punya kemampuan rasional seperti manusia
sehingga dipandang tidak punya nilai dalam
dirinya
• Bahkan sama seperti tubuh yang dipahami
sekadar sebagai sebuah mesin yang bergerak
secara mekanistis demikian alam dipahami
sebagai sebuah mesin raksasa yang bergerak
dan berada dengan ditentukan oleh bagian-
bagiannya
• Paham sedemikian bertolak dari pemisahan
antara bagian dan keseluruhan
• Pembedaan ini bertolak dari gagasan tentang
materi dan forma
• Pada abad 16 dan 15 terjadi perubahan cara
pandang dari yang bercorak organis menjadi
cara pandang atas alam sebagai sebuah mesin
• Perubahan ini dipelopori oleh
– Copernicus,
– Galileo
– Newton.
2. Metode penjelasan yang baru atas alam bertolak
dari
– deskripsi matematis dari Francis Bacon, lewat metode
empirisnya: induksi
Membawa pada sikap mendominasi alam
– penalaran analitis Descartes, dengan membedakan:
res extensa dan res cogitans
Alam semesta menjadi sekedar materi dengan nilai
instrumental bagi manusia
Newton: mengembangkan rumus matematis dalam cara
pandang mekanistis tentang alam semesta : kalkulus
diferensial, gaya gravitasi sebagai fenomena fisik
• Di masa inilah terjadi apa yang disebut revolusi
ilmu pengetahuan
• Lewat revolusi ilmu pengetahuan, alam materi
dipahami sebagai dasar semua benda yang
ada, dan dunia material dilihat sebagai
rangkaian objek terpisah yang dirangkai
menjadi mesin raksasa.
• Ini berarti bahwa fenomena alam hanya dapat
dipahami dengan mereduksikannya pada
rangkaian eleman yang membentuknya
• Gagasan seperti ini juga mendominasi
pemikiran dan ilmu pengetahuan sosial
• John Locke misalnya memahami masyarakat
secara atomistik dengan menggunakan fisika
Newton. Baginya pola kecenderungan dalam
masyarakat dapat dijelaskan dengan merujup
pada perilaku individu yang membentuk
masyarakat
• Thomas Hobbes melihat perilaku manusia
dipahami sebagai gerak yang mekanistik lewat
keadaan perang melawan semua
• Gagasan mekanistik kemudian pada abad 20
berubah menjadi gagasan yang bertolak dari
ditemukannya elektrodinamika oleh Michael
Faraday dan Clerk Maxwell.
• Penemuan ini merubah pandangan Descartes
dan Newton
• Gagasan Darwin juga membawa perubahan
pada pandangan Descartes tentang sistem
mesin
• Pendangan baru ini menekankan pada alam
semesta yang dipahami sebagaisebuah sistem
yang berevolusi dan berubah terus menerus
dalam sktruktur yang kompleks dimulai dari
bentuk-bentuk sederhana menuju pada
bentuk yang paling sempurna
• Proses ini terjadi dalam rangkaian interaksi
saling pengaruh dan saling mengubah lepas
dari hukum-hukum deterministik yang
mekanist
• Dalam proses ini terjadi :
– Adaptasi dan mutasi
– Penyesuaian bentuk kehidupan dan perubahan
bentuk kehidupan menuju kepada keadaannya
yang makin sempurna dan kompleks
• Harus diakui pula bahwa bisa juga terjadi
sebaliknya, yakni menuju pada kehdilangan
bentuk kehidupan dan elimisasi yang disebut
oleh Darwin sebagai Survival of the fittest
• Rangkain perubahan yang terjadi ini
menunjukkan bagimana loncatan pemahaman
manusia tentang alam semesta, yang sekaligus
mempengaruhi budaya dan cara hidup
manusia pada samanya
• Tidak hanya dalam relasi antar manusia
dengan manusia melainkan juga antar
manusia dengan alam
• Dalam paradigma Cartesian dan Newtonian,
kita diperhadapkan dengan alam yang mati,
kering, yang kita jumpai tanpa melibatkan
seluruh pancaindra dan perasan selain akal
budi.
• Alam dipahami dalam rumus matematis yang
bisa dikalkulasi dan diukur
• Bukan alam yang kita dekati dengan seluruh
pancaindra kita secara hidup dan penuh
kejutan, dengan perasaan, dengan sentuhan,
penciuman dan pendengaran.
• Alam sedemikian kehilangan nilai estetis, etis,
spiritual, kualitas, jiwa dan rohnya.
• Alam yang kering sekadar sebagai objek mati
yang statis, yang hanya didekati dengan
analisis, memilah, menguraikannya dalam
bagian yang terpisah pada tataran teoretis
untuk kemudian diurai, dipilah dan
dieksploitasi secara praktis.
• Alam tidak lagi membangkitkan rasa kagum,
tidak lagi tremendum dan fascinosum
3. Alam Semesta Sebagai Sistem Kehidupan
• Telah menjadi jelas bahwa sistem
pengetahuan dan kehidupan sosial telah
dipengaruhi oleh cara pandang yang bertolak
dari sistem mekanistis cartesian
• Dalam hal krisis sosial pun lingkungan hidup,
tampak akar permasalahan yang sama yakni
dalam cara pandang tersebut
• Krisis yang muncul adalah konsekuensi logis
dari cara pandang manusia modern yang
mekanistis atas alam semesta
• Berhadapan dengan krisis sedemikian
diperlukan suatu cara pandang baru yang
memahani alam sebagai sebuah sistem,
sebuah organisme yang dilihat secara holistik
• Hal ini disebut paradigma sistemik, organistik,
holistis tetapi sekaligus ekologis
• Hal ini berarti bahwa krisis dan bencana
lingkungan hdup sekarang ini hanya bisa
diatasi dengan perubahan paradigma tentang
alam itu sendiri
4. Kesatuan yang menyeluruh
• Paradigma mekanistis, reduksionistis dan atomis
lebih menekankan alam semesta sebagai terdiri
dari bagian-bagian yang pisah
• Pradigma sistemis, holistis dan ekologis lebih
menekankan alam semesta sebagai sebuah
kesatuan menyeluruh yang organis dan holistis
• Paradigma sistemis mempengaruhi cara berpikir
tentang realitas secara keseluruhan sebagai suatu
keterkaitan dan interdependensi hakiki di antara
seluruh fenomena alam dan kehidupan di
dalamnya, baik fisik biologis, psikologis, sosial dan
kultural
• Hal ini mempengaruhi cara berpikir dalam ilmu
pengetahuan abad ke 20 sebagai paradigma
sistemis atau juga yang dikenal sebagai pemikiran
sisten (systems Thinking)
• Pemikiran sistem memahami fenomena alam
dalam konteksnya yang lebih luas sebagai sebuah
keseluruhan yang terkait satu sama lain.
• Hal ini berarti bahwa hakekat dari segala sesuatu
hanya bisa dimengerti dalam konteksnya yang
menyeluruh dalam relasinya dengan segala
sesuatu yang lain.
• Menurut pandangan sedemikian, ciri hakiki
dari sebuah organisme, sistem kehidupan
adalah ciri dari keseluruhannya, bukan ciri
yang semata-mata dimiliki dan ditentukan
oleh bagian tertentu secara terpisah
• Hal ini muncul dan berkembang dari interaksi
dan relasi di antara bagian-bagiannya.
• Bagian-bagian tersebut bisa diidentifikasikan,
namun bukan bagian yang terisolasi.
• Menurut Capra, berpikir dalam sistem adalah
berpikir dan memahami dalam konteks
• Hal ini berarti memahami dalam kerangka
lingkungan sekitar
• Dengan demikian systems thinking adalah
contextual thinking, sekaligus berarti
enverionmental thinking: berpikir dalam
konteks lingkungan hidup seluruhnya
5. Para pemikir dalam konteks ini
• Albert Einstein
• Lewat teori relativitas dan teori kuantum Einstein
meyakini bahwa alam semesta merupakan
sebuah harmoni
• Quantum berarti ukuran paling kecil yang tak tak
dapat dibagi, entah berupa energi, jumlah dari
pergerakan, pun massa
• Ia mengarahkan perhatian pada upaya untuk
menemukan dasar pemersatu dari fisika yang
dimulai dari fisika klasik berupa elektrodinamika
dan mekanika
• Teori ini berawal dari upaya laboratorim yang
memperjelas pandangan tentang atom
• Perubahan yang dibawa adalah mengenai konsep
ruang, waktu, objek dan hubungan sebab akibat
• Dalam paradigma fisika modern ruang dan waktu
bersifat relatif, dan ini berbeda sama sekali
dengan fisika klasik dari Descartes dan Newton
yang menekankan dimensi absolut dan tetap
• Sifat relatif ruang dan waktu terjadi karena
keduanya saling mempengaruhi dan korelasi dan
keterkaitan antara ruang dan waktu
• Sehubungan dengan gagasan sedemikian,
Werner Heisenberg seorang fisikawan jerman
dan penggagas kuantitas quantum
memberikan sumbangan berupa perinsip
ketidakpastian
• Prinsip ini terdiri dari relasi matematik yang
menentukan seberapa jauh konsep klasik
dapat diterapkan pada fenomena atom.
• Relasi inilah yang menyingkapkan
keterbatasan imajinasi manusia dalam dunia
atom
• Niels Bohr: fisikawan Denmark
• Ia memaparkan ide tentang hubungan saling
melengkapi dari berbagai konsep yang berkaitan
dengan gagasan relatif itu.
• Baginya gambaran tentang partikal dan gambaran
tentang gelombang tidak lain adalah gambaran
yang saling melengkapi tentang realitas yang
sama yang masing-masing hanya sebagian saja
yang benar dan terbatas penerapannya
• Keduanya bermaksud memberikan gambaran
lengkap tentang realitas atomik, dan keduanya
digunakan dalam keterbatasan yang ditetapkan
oleh prinsip ketidakpastian.
• Pandangan Capra
• Menurut Capra analisis yang lebih seksama
dan mendalam mengenai proses pengamatan
dalam fisika atom menunjukkan bahwa
pertikel subatom bukanlah entitas terisolasi
melainkan hanya dapat dipahami sebagai
interkoneksi atau korelasi antara berbagai
proses pengamatan dan pengukuran.
• Yang dihadapi adalah interkoneksi. Inilah cara
fisika modern menyingkapkan kesatuan alam
semesta
• Hal ini menegaskan bahwa kita tidak pernah
dapat memilah-milah alam semesta menjadi
unit-unit paling kecil yang berdiri sendiri, tapi
suatu keseluruhan dalam relasi yang saling
terkait.
• Di sini alam semesta menjadi satu
keseluruhan yang menyatu dan terintegrasi,
yang sampai tingkat tertentu dapat dipilah
menjadi bagian-bagiannya yang terkait satu
sama lain, menjadi objek-objek partikel
• Perbedaan dengan pandangan mekanistis, pada
tingkatan partikel tidak ditemukan lagi gagasan
tentang bagian yang terpisah dan berdiri sendiri.
• Dengan demikian hakekat alam semesta dan
hakikat segala sesuatu harus dipahami dalam
relasinya dengan dengan yang lain
• Relasi, korelasi interaksi, koneksi adalah
kenyataaan itu sendiri karena pada hakekatnya
segala sesuatu dipahami dalam konteks
keseluruhan yang saling terkait satu sama lain
6. Memaknai Kehidupan
• Bertolak dari berpikir dan kehendak
• kehidupan dipandang sebagai sesuatu yang
bernilai pada dirinya sendiri sehingga
menggugah sikap hormat dan melahirkan
perilaku perlindungan dan perawatan
terhadap kehidupan itu sendiri
• Namun gagasan sedemikian belum
mengungkapkan pengertian kehidupan itu
sendiri.
• Bertolak dari gagasan antara materi dan pola
• Hal ini berkaitan dengan pandangan tentang
alam semesta itu sendiri
• Terdapat dua pertanyaan besar tentang alam
semesta:
– Pertama: menyangkut substansi atau materi dasar
terbentuknya alam semesta
– Kedua: menyangkut pola atau struktur yang
membentuk alam semesta termasuk kehidupan
• Bagi Capra untuk memahami kehidupan perlu
berangkat dari sintesis atas dua pertanyaan
tentang alam
• Hal ini disebut sebagai proses yang
menghubungkan antara pola dan struktur,
antara bentuk dan materi secara terus
menerus tanpa henti.
• Proses sedemikian melahirkan suatu jaringan,
yang mengungkapkan bahwa suatu bentuk
kehidupan pada dasarnya terajut dalam wujud
jaringan yang menghubungkan bagian-bagian
• Hal penting lainnya adalah persoalan yang
menyangkut asal-usul kehidupan itu sendiri,
yang tidak terlepas dari problem materi dan
pola di atas
• Terdapat berbagai macam teori :
• Teori beberapa pemikir: Darwin, Bateson, Eigen,
Matura
• Teori Gaia
• Organisme dan sel
• Teori beberapa pemikir:
– Darwin: teori evolusi. Organisme hidup muncul secara kebetulan melalui
mutasi acak dan seleksi alamiah, yang tidak bisa dipisahkan dari
lingkungannya
Teori ini punya kekurangan dilihat dari sudut pandang sistemis pada
masalah adaptasi dan kreasi.
– Bateson: mencoba menyingkapkan bagaimana suatu organisme
beradaptasi dan mengatur dirinya
– Eigen: asal usul kehidpan di muka bumi sangat mungkin bersumber dari
sebuah proses pengaturan progresif dalam sistem kimia. Terdapat tahap
prabiologis dalam proses evolusi
– Maturana: sistem syaraf tidak hanya mengatur diri sendiri melainkan seca
terus menerus mengacu pada diri sendiri. Proses ini terjadi sedemikian
rupa sehingga persepsi dalam benak manusia tidak hanya dipandang
sebagai representasi eksternal melainkan juga harus dipahami sebagai
sebuah proses terus menerus untuk menciptakan relasi dalam jaringan
syaraf.
• Toeri Gaia
– Teori dari James Lovelock. Planet bumi adalah sebuah
kehidupan
– Tidak ada organisme hidup yang terisolasi dari
organisme hidup lainnya
– Keseluruhan rantai kehidupan dapat dipandang
sebagai membentuk sebuah entitas kehidupan
tunggal yang mampu menjaga atmosfer bumi agar
cocok dengan seluruh kebutuhannya untuk
mempertahankan kehidupan
– Pendapat dari H. Morowitz: ciri dari planet bumi,
yakni sebuah sistem yang terdiri dari kehidupan
sebagai sebuah enitas yang mampu mengatur dirinya
sendiri.
• Organisme dan Sel
– Semua bentuk kehidupan berkembang dari sel.
– Perkembangan sel dapat dipahami dalam paragdigma sistemik
– Sel bekerja dan berfungsi dalam sebuah jaringan proses
metabolisme yang kompleks.
– Proses ini melibatkan makromolekul: molekul sangat besar yang
terdiri atas rangaian panjang ratusan atom.
– Di dalam sel terdapat protein dan Nucleic acids
– Protein terdiri ensim yang berfungsi sebagai katalis bagi proses
metabolisme dan sturktur protein yang merupakan bagian dari
struktur sel
– Nucleic acid terdiri dari:
– Deoxyribonucleid acid (DNA) yang menyimpan informasi genetik
dan memungkinkan sebuah sel dapat dibuat tiruannya
– Ribonucleid acid (RNA) yang berfungsi untuk mengirim
informasi genetik.
– Beberapa ciri yang membedakan ciri yang
membedakan antara sistem yang mengandung
kehidupan dan bukan
• Semua sel sebagai inti utama dari kehidupan selalu
mempunyai selaput sel sebagai pelindung dan
pembatas sel tersebut dengan lingkungan sekitar. Di
dalamnya terdapat jaringan raksi kimia: metabolisme
sel
• Adanya metabolisme yang terjadi dan berlangsung
dalam selaput sel tersebut
• Adanya jaringan kimiawi
– Proses kehidupan sel disebut sebagai proses
melahirkan, membentuk dan memproduksi
dirinya sendiri atau Autopoesis.
– Dari sini tampak bahwa
• di satu pihak sistem kehidupan adalah sebuah sistem
tertutup karena prsoes metabolisme yang melahirkan
dan mempertahankan kehdupan sel itu sendiri
berlangsung scara tertutup dalam selaput sel
• Di lain pihak kehidupan sel dan seluruh proses
metabolisme ini sesungguhnya membutuhkan energi
dan materi dari lingkungan di luar dirinya
• Di lain pihak terdapat pandangan yang disebut
sebagai struktur disipatif yang dikemukan oleh
Ilya Prigogine (1917-2004)
• Ini adalah gagasan tentang sistem terbuka yang
mempertahankan diri jauh dari keadaan
ekuilibrium, yaitu keadaan yang menyebabkan
berakhirnya kehidupan
• Akan tetapi sistem kehidupan yang terbuka ini
tetap dalam keadaan stabil dalam pengertian
bahwa struktur terebut pada dasarnya tetap
bertahan terlepas dari adanya proses aliran
masuk dan keluar serta perubahan berbagai
komponennya
• Membedakan manusia dan mahluk lain
– Paradigma dualisme cartesian: manusia dibedakan
dengan mahluk lain
– Paradigma sistemik: manusia dan mahluk hidup
lain adalah sama
• Jiwa dan kesadaran sebagai proses mental
(Gregory Beteson)
• Penekanan bahwa baik hidup dan jiwa sesungguhnya
adalah manifestasi dari pola pembentukan organisme
• Gagasan tentang “Teori santiago tentang
kesadaran” dari Humberto Maturana, sebagai
proses mengetahui
– Jjiwa dan meteri dilihat sebagai memwakili dua
aspek berbeda dari proses universal yang sama
– Kesadaran adalah proses melahirkan terus
menerus sebuah dunia melalui proses kehidupan.
– Kesadaran (cognition) adalah aktivitas yang tejadi
di dalam proses pembentukan diri serta proses
melestarikan diri dari seluruh jaringan kehidupan
– Kesadaran tingkat dua
• Bertolak dari kemampuan kognitif
• Kesadaran tentang proses kesadaran terhadap
lingkungan hidup sekitar hanya dimiliki oleh manusia
• Pembedaan antara kesadran tingkat pertama dan
tingkat kedua menunjukkan bahwa manusia
menempati salah satu posisi dalam mata rantai
kehidupan yang sama pentingnya dengan seluruh
kehdipan lainnya yang saling tergantung satu sama lain.
• Kepedulian kepada keberlangsungan ekosisten
seluruhnya menjadi penting dan mempunyai makna
justru karena kehidupan itu begtu penting
BAB III Refleksi filosofis atas alam
semesta
• Bertolak dari gagasan Capra
• Ecolateracy sebagai aspek penting untuk
membangun masyarakat yang berkelanjutan
• Ecolateracy menggambarkan manusia yang
sudah mencapai tingkat kesadaran tinggi
tentang pentingnya lingkungan hidup
• Capra menggunakan ungkapan lain: ecological
literacy
• Secara etomologis ecolatracy berarti keadaan
di mana orang sudah tercerahkan tentang
pentingnya lingkungan hidup
• Kesadaran ini terungkap dengan adanya
kesadaran atas prinsip-prinsip ekologi dan
hidup sesuai dengan prinsip-prinsi ekologi itu
dalam menata dan membangun kehidupan
bersama umat manusia di bumi ini dan untuk
membentuk masyarakat berkelanjutan
HARI BUMI (EARTH DAY) KE 48
• Setiap tahun pada 22 April, orang berhenti sejenak untuk
merenungkan nasib dari lingkungan, dan pada Earth Day
atau Hari Bumi itu mereka membuat berbagai deklarasi
yang bercita-cita hendak memperlakukan lingkungan secara
lebih bertanggung jawab.
• Hari Bumi pertama kali dirayakan pada 1970, hampir
setengah abad yang lalu, dan gerakan ini dimulai di Amerika
dan secara cepat menyebar ke seluruh dunia. Orang
merayakan hari itu dengan langkah penyelamatan
lingkungan seperti membersihkan daerah tertentu,
demonstrasi publik, menanam pohon, dan pada 2016,
penandatanganan persetujuan iklim Paris yang bertujuan
untuk mempertahankan iklim agar terkendali.
• Tema untuk 2018 adalah pencemaran plastik. Pakar
mengatakan, sebuah kumpulan besar sampah plastik
terbentuk di Samudra Pasifik, dan dikenal sebagai the Great
Pacific Garbage Patch atau Kumpulan Sampah Besar Pasifik.
Daerah cakupannya telah meliputi lebih dari 960 ribu
kilometer persegi, atau dua kali luas negara bagian Texas.
• Kumpulan sampah ini berkembang kurang dari seratus
tahun, karena plastik baru banyak dipakai sejak tahun 50-
an. Ini merupakan kumpulan sampah di samudra yang
dipertemukan akibat pola cuaca dan aliran samudra. Pakar
mengatakan banyak jenis plastik tidak hancur dan bisa
bertahan di lingkungan sampai 2.000 tahun.
• Earth Day tahun ini akan difokuskan pada pemungutan
sampah plastik ini, menggalakkan penggunaan bahan
alternatif, daur ulang, dan menyebarluaskan perilaku
bertanggung jawab seputar penggunaan plastik.
• Capra menegaskan bahwa kesadaran
sedemikian sebagai kearifan alam yang
merupakan hakekat dari ekoliterasi
• Pada hal ini ini tergantung masa depan umat
manusia.
• Untuk mengatasi krisis dan bencana
lingkungan hidup kita harus membangun
masyarkat sebagai sebuah masyarakat yang
berkelanjutan dengan berpolakan dan
bersumberkan model ekosistem yang
berkelanjutan
• Ini berarti harus membangun dan menata
kembali masyarakat dengan model komunitas
ekologis yang berkelanjutan
• Ini mencakup berbagai aspek kehidupan :
komunitas pendidikan, komunitas bisnis,
komunitas politik
• Asumsi dasar bahwa komunitas ekosistem
maupun komunitas manusia sama-sama adalah
sebuah jaringan yang diorganisir secara tertutup
tetapi sekaligus terbuka untuk masuk dan
keluarnya energi dan materi bagi perkembangan
dan keberlangsungan kehidupan
1. Prinsip-prinsip ekologis
• Prinsip pertama : interdependensi: kenyataan
kakiki dalam alam bahwa semua anggota dari
komunitas ekologis berada, hidup dan
berkembang dalam satu mata rantai yang terkait
satu sama lain dalam sebuah jaringan relasi yang
luas dan rumit yang bernama jaring kehidupan
• Semua sistem kehidupan mampu mengorganisir
dirinya secara sendiri-sendiri tanpa sekaligus
tergantung pada kesatuan dan relasi dengan
sistem kehidupan lainnya (autopoesis disipatif)
• Prinsip kedua: ekologis: prinsip daur ulang. Capra
menyatakan bahwa hubungan yang terjalin di
dalama interdependensi alam adalah hubungan
yang non-linear, siklis, bukan hubungan linear
sebab akibat sebagaimana dalam pola pikir
menanistis Cartesian-Newtonian
• Keberlangsungan kehidupan ditentukan dan
dipengaruhi oleh rangkaian pola relasi saling
terkait satu sama lain secara siklis dalam sebuah
sistem terbuka yang menyerap dan mengeluarkan
energi dan materi secara timbal-balik
• Prinsip ketiga: Kemitraan: prinsip
interdependensi dan daur ulang hanya
mungkin berlangsung secara bekelanjutan
kalau ada kemitraan dan kerja sama di antara
anggota-anggota komunitas kehidupan.
• Kemitraan yang mengadung pengertian
terbuka untuk saling terkait, saling
menunjang, saling mendukung, untuk hidup
dan menghidupi satu sama lain dan bekerja
sama, adalah salah satu penanda penting
kehidupan
• Prinsip keempat: fleksibilitas: hal ini
memungkinkan alam dapat menyesuaikan diri
dengan berbagai perubahan dan kondisi yang
muncul dalam proses perkembangan alam itu
sendiri
• Dengan fleksibilitas ini alam dengan mudah
kembali menjaga dan mempertahankan
keseimbangan dan keutuhan dirinya ketika
berhadapan dan berbenturan dengan
berbagai penyimpangan.
• Prinsip kelima: keragaman: inilah yang
memungkinkan alam dan kehidupan
berkembang sebagaimana adanya, termasuk
dengan membuka diri bagi interdependensi
dan fleksibilitas menerima dan menyerap
pengaruh bagi pekembangan kehidupan
lainnnya.
2. istilah-istilah Capra yang membaharui prinsip-
prinsip ekologis dalam The Hidden
Connections
• Jejaring (networks)
• Siklus (cycles)
• Energi surya (solar energy)
• Kemitraan (partnership)
• Keanekaragaman (diversity)
• Kesimbangan dinamis (dynamic balance)
3. rancang bangun ekologi
• Capra memberikan beberapa contoh bagaimana
prinsip ekologis dapat diterapkan dalam bidang
kehidupan
• Rancang bangun merupakan sebuah proses
membentuk aliran energi dan meteri sedemikian
rupa untuk mencapai dan mewujudkan apa yang
didambakan manusia
• Rancang bangun ekologi adalah sebuah proses di
mana apa yang hendak dicapai manusia
dirancang sedemikian rupa untuk dicapai dengan
mengaitkannya dengan dan mengikuti secara
seksama pola-pola dan arus energi dan meteri
yang terjadi dalam alam
• Di sini Capra mengajak untuk belajar dari
rancang bangun alam yang mencerminkan
“kearifan alam”
• Prinsip dasar rancangan bangun ekologis
adalah bahwa “limbah sama dengan
makanan”
• Artinya: apa yang dihasilan sebagai limbah
oleh sistem kehidupan justru bermanfaat dan
harus bisa dimanfaatkan sebagai makanan
bagi sistem kehidupan lain
• Konsekuensinya: tidak ada yang akan terbuang
sebagai limbah, tidak ada yang dihasilan
sebagai limbah: zero waste
• Dengan demikian akan tercipta proses daur
ulang terus menerus sejalan dengan proses
dalam alam yang justru akan
mempertahankan tidak hanya industri dan
bisnis melainkan juga komunitas manusia dan
ekosistem pada umumnya
• Capra membedakan metabolisme biologis dan
metabolisme teknis
• Metabolisme biologis: proses daur ulang
dalam wujud pemanfatan kembali sisa
produksi dari suatu proses produksi untuk
proses produksi lanniya dlaam mata rantai
yang menggunakan bahan hayati seperti
bidang pertanian, perternakan, perikanan dan
semacamnya
• Hal ini telah dirintis oleh ZERI (Zero Emissions
Research and Initiatives)
• Metabolisme teknis menyangkut proses daur
ulang yang melibatkan bahan non-hayati yang
tidak terbarukan seperti industri yang
menggunakan bahan logam
• Penerapan bidang ini masih terbatas dalam
hal memanfaatkan limbah logam untuk
berbagai industri tanpa harus mengambil
bahan baku tambang baru dari alam
• Penerapan prinsip-prinsip ekologis bukan lagi
soal kelayakan ilmiah ataupun kelayakan
penerapan teknis
• Secara ilmiah akademis maupun secara teknis
aplikatif prinsip-prinsip tersebut telah terbukti
layak diwujudkan
• Persoalan yang menjadi tanda tanya besar
adalah apakah ada kemauan politik untuk
mendorong terwujudnya masyarakat yang
berkelanjutan atas dasar prinsip-prinsip
ekologis
• Capra mengatakan bahwa kebijakan publik
yang dimaksudkan mendukung pelaksanaan
rancang bangun ekologis serta peralihan ke
energi terbarukan mencakup pula di dalamnya
campuran antara
– kompetisi pasar bebas dan regulasi, dengan pajak
lingkungan yang mengoreksi distorsi pasar,
– subsidi jangka pendek untuk mendorong
penggunaan energi terbarukan,
– serta penghapusan subsidi terselubung untuk
sumber-sumber konvensional
• Salah satu implementasi dari kemauan politik dengan
mengkombinasikan pasar bebas dan regulasi untuk
mendorong penerapan rancang bangun ekologis
adalah melalui pajak lingkungan hidup
• Dengan pajak sedemikian setiap pemanfaatan alam
(natural capital) harus dicantumkan dalam neraca
keuangan perusahaan
• Hal ini adalah demi menumbuhkan kesadaran akan jasa
alam yang luar biasa berguna bagi proses kehidupan
kita sebagai mahluk hidup
• Alam tidak hanya menyediakan bagi kita bahan baku
tambang, kayu, ikan, hasil-hasil pertaian
• Alam juga menyediakan bagi kita jasanya yang
sedemikian berharga dan bernilai
• Lewat Center for Ecoliteracy di Berkeley, Capra
mengembangkan pendidikan bagi penataan
kehidupan yang berkelanjutan atas dasar filsafat
sistem yang mereka anut dan dengan
mendasarkan dii pada prinsip-prinsip ekologis
• Di sini muncul keyakinan bahwa masyarakat
berkelanjutan dapat diwujudkan
• Tetapi di sisi lain dibutuhkan upaya terus-
menerus dan konsisten dari sisi berbagai lembaga
independen untuk membangun kesadaran
ekologi sekaligus mendorog berbagai perilaku
dan implementasi program konkret yang
melibatkan berbagai pihak
4. Bioregionalisme
4.1. Sasaran pembaharuan
• Kondisi ekonomi bioregional
– Jaminan kesehatan masyarakat setempat
– Swasembada ekonomi
• Politik bioregional:
– Perkembangan kedaulantan ekonomi dalam wujud
swadaya dan swasembada
– Desentralisasi pengelolaan
4.2. Bioregionalisme sebagai sebuah pemikiran Filosofis
• Mengajak manusia untuk menjadi penghuni tanah
kelahiran
• Mengajak untuk mengenali kembali bumi, alam,
ekosistem, tempat kelahiran, tanah air, dengan segala
kondisi dan kehasannya dengan funa dan floranya,
dengan iklim dan tata airnya, dengan seluruh
sistemnya.
• Mengajak kita untuk belajar bagaimana seharusnya
hidup sedekat mungkin dengan dan bersentuhan
langsung dengan segala keunikan dan kekhasan tanah,
air, angin dari tempat di maka kita dibesarkan.
• Bioregionalasme adalah kearifan hidup yang
mengajarkan kita :
– untuk hidup selaras dengan alam setempat
– Untuk menata seluruh kehidupan kita
– Untuk membangun kehidupan kita bertumpu
pada kapasitas dan batas-batas daya dukung alam
sekitar sesuai dengan kondisi air, udara, iklim dan
fauna dan flora di sekitarnya.
• Dengan demikian, kita diajarkan dan diajak
untuk kembali hidup menyatu dengan alam
setempat, kembali ke alam
4.3. Prinsip dasar bioregionalisme
• Hidup ditempat: hidup menurut keniscayaan
dan kesenangan yang disajikan oleh sbuat
tempat khusus yang khas dan unik di mana
setiap orang berada, dan mengembangkan
cara-cara untuk mamastikan bagiamana setiap
orang hidup selamanya di tempat itu
• Mendiami kembali:belajar kembali hidup di
tempat, di wilayah yang telah dirusak dan
dihancurkan karena eksplitasi di masa lalu
4.4. Masyarkat berkelanjutan
• Masyarakat berkelanjutan tidak lain sebuah
masyarakat yang menghidupi sebuah pola
atau kebiasaan hidup dimana ekonomi dan
ekologi besatu tanpa bisa di pisahkan
• Tidak ada pemisahan antara
– ekologi: kearifan untuk menjaga dan merasat alam
– ekonomi: keterampilan bagaimana menuhi
kebutuhan hdiup manusia setempat
Penutup: Rekayasa kehidupan
• Permasalahan rekayasa kehidupan
– Hal yang timbul terkait dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern di bidang
kehidupan
– Kemajuan yang ada senantiasa terkait dengan
paham filosofis dan etis tentang alam semesta dan
kehidupan yang terkandung di dalamnya.
• Rekayasa genetika dapat diartikan sebagai
serangkaian proses dan teknik untuk
mengisolasi, memodifikasi, melipatgandakan
dan mengkombinasikan kembali berbagai gen
dari organisme yang berbeda-beda
• Melalui cara ini dihasilkan organisme baru
yang disebut organisme transgenetika sesuai
dengan kebutuhan apa saja dari pihak
tertentu
• Terdapat sikap determinisme genetik yang
mempengaruhi perkembangan rekayasa genetik
yang didasarkan pada:
– Gen menentukan karakter organisme secara langsung
dalam rangkaian sebab akibat
– Gen dan genome bersifat stabil dan diwariskan ke
generasi berikut tanpa mengalami perubahan
– Gen dan genome tidak bisa berubah dengan
sendirinya sebagai akibat dari pengaruh lingkungan
• Determinisme sedemikian pada saat sekarang
dipandang keliru dan banyak dipengaruhi oleh
paradigma mekanistis reduksionistis Cartesian
• Menurut Capra ada tiga masalah yang
berkaitan dengan determinisme genetis:
– Setiap gen sangat tergantung apda lingkugan
genetik dan selular yaitu keseluruhan jaringan
epigenetik, dan karenanya sangat bisa berubah
ketika ditempatkan dalam lingkungan yang
berbeda
– Gen mempunyai dampak yang sangat beragam.
– Banyak ciri melibatkan beragam gen, karena itu
sangat berbahaya jika dimanipulasi
• Dalam konteks paradigma ilmu pengetahuan
baru dibutuhkan cara pandang baru yang
memandang realitas biologis sebagai jaringan
epigenetik yang non linear kait mengkait
secara sistemik;
• Puncak perkembangan rekayasa genetika ini
adalah apa yang dikenal sebagai human
genome projets, yaitu sebuah proyek
penelitian dengan tujuan utama untuk
menentukan peta genetik manusia serta peta
genetik sejumlah organisme lainnya.
• Beberapa permasalah rekayasagen manusia
– Dengan mengetahui secara jelas seluruh peta
genetik setap orang terbukalah data kehidupan
dan nasibnya
– Terdapat problem filosofis dari kemajuan
teknologi modern ini, yakni tidak hanya diketahui
nasib kesehatan tetapi juga karakter dan sifat
sesorang. Hal ini melahirkan persoalan tentang
tanggung jawab moral
• Beberapa proyek rekayasa
– Kloning Manusia
• Prinsip: precautinary Priciple
• Masalah:
– desakralisasi dan dehumnisasi
– Merampas keunikan identitas genetik
– Hal kloning traupetik
– Tuntutan bebas nilai dalam ilmu pengetahuan
– Kloning sebagai yang tidak dapat tidak
– Tanaman transgenetik
• Membantu menjawab kemiskinan dan kelaparan
• Mengatasi dampak perubahan iklim
• Masalah-masalah moral
– Kebaikan atau kejahatan bersama
– Soal hak asasi manusia
– Soal keadilan
– Bagaimana dengan hak mahluk hidup di alam
bebas untuk
• tidak diganggu dan dirusak,
• tidak hanya ekosistem sistemnya melainkan juga
lingkungannya,
• tidak digangggu oleh introduksi mahluk baru hasil
rekayasa genetika
– Tanggungjawab moral
• Kendali Etika
– Pertama-tama ilmu pengetahuan dan teknologi
senantiasa diperlukan untuk mengembangkan
kehidupan manusia
– Setiap perkembangan yang ada tidak dapat
dilepaskan dari etika itu sendiri
• Tanggung jawab ini didasarkan pada prinsip “no harm”
sebagai bentuk tanggung jawab semua pihak
• Menetapkan prinsip “prior informed consent”

Anda mungkin juga menyukai