Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keberhasilan pembangunan di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, program-


program terkait, berdampak pada menurunnya angka kelahiran dan meningkatnya usia harapan
hidup. Peningkatan usia lanjut sering disertai dengan meningkatnya berbagai penyakit dan
ketidakmampuan (disability), sehingga diperlukan perawatan dan pengobatan dengan waktu
yang cukup lama, sedangkan fasilitas dan pelayan kesehatan bagi lansia di rumah sakit masih
kurang.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi anak, lanjut usia dan keluarga
miskin.
Penduduk berusia lanjut sesuai dengan budaya bangsa menempati tempat yang terhormat
dalam keluarga dan masyarakat, serta memiliki kebijaksanaan dan pengalaman hidup yang dapat
dijadikan contoh serta dimanfaatkan nasehatnya. Oleh karena itu, upaya peningkatan
kesejahteraan pada lanjut usia salah satunya diarahkan untuk memperpanjang usia harapan hidup
masa produktif agar terwujud kemandirian dan kesejahteraannya.
Salah dampak keberhasilan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang antara lain ditandai dengan meningkatnya umur
harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan ibu melahirkan. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2013. Umur harapan hidup (UHH) di Indonesia telah meningkat dari
70,5 tahun pada tahun 2007 menjadi 71 tahun pada tahun 2013. Diharapkan pada tahun 2030
dapat naik menjadi 72,2 tahun
Di Indonesia, penduduk usia lanjut usia dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan
yang signifikan. Pada tahun 2009, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 20.547.541 jiwa dan
meningkat menjadi 21.680.000 jiwa pada tahun 2015. Jumlah ini berarti 8.49% dari populasi
penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa indonesia termasuk negara yang akan memasuki era
penduduk menua (ageing population) karena jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun keatas
melebihi angka 7%.
Pasien usia lanjut belum tentu pasien geriatri, tetapi pasien geriatri sudah pasti berusia
lanjut. Ada beberapa karakteristik pasien geriatri yang membedakannya dari pasien berusia
1
lanjut. Pasien geriatri umumnya sudah memiliki beragam penyakit kronik degenerative
(multipatologi), mengkonsumsi beragam obat yang seringkali menimbulkan efek samping
(polifarmasi), sudah mengalami penurunan fatal organ sehingga rentan terhadap penggunaan
obat yang berlebihan, umumnya juga mengalami gangguan stastus nutrisi (gizi kurang), problem
psikososial yang rumit, gangguan pada aktivitas hidup sehari-hari.

1.2 PENGERTIAN
Yang dimaksud dengan Pelayanan poliklinik Geriatri adalah pelayanan rawat jalan untuk
pasien-pasien yang berusia 70 tahun atau lebih dan memiliki lebih dari 2 masalah kesehatan atau
dengan disabilitas. (WHO).
Tempat ini memberikan jasa pengadaan asesmen, tindakan kuratif sederhana dan
konsultasi bagi penderita rawat jalan, baik dari masyarakat, puskesmas, maupun antar poliklinik.
Tenaga minimal yang dibutuhkan adalah dokter umum/internis yang telah mendapatkan kursus
geriatri atau dokter spesialis geriatri/geriatrism, seorang perawat, dan seorang petugas sosial
medik.
Pasien Geriatri adalah pasien lansia dengan multipatologi dan atau Hendaya sebagai
akibat dari penurunan fungsi organ, masalah psikologi, social, ekonomi, lingkungan yang
membutuhkan penangan secara holistic dengan pendekatan multidisiplin yang bekerja
interdisiplin.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Ruang lingkup pelayanan Poliklinik Geriatri meliputi :


a. Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Sub Bagian Geriatri)
b. Dokter Spesialis Penyakit Syaraf
c. Dokter Spesialis Penyakit Jiwa
d. Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
e. Dokter Spesialis Bedah (Ortopedi dan Urologi)
f. Dokter Spesialis Lain yang terkait
g. Dokter Umum
h. Psikologi
i. Apoteker/Farmasi Klinis
j. Perawat
k. Ahli Gizi
l. Fisioterapi
m. Social Worker
2.2 Pelaksana
Tenaga pelaksana pelayanan terdiri atas :
1. Tenaga Medis :
a. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri, yaitu dokter spesialis
penyakit dalam yang telah melanjutkan pendidikan spesialis-II konsultan di
bidang sub-disiplin ilmu geriatri Ilmu Penyakit Dalam.
b. Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Yaitu dokter yang telah menyelesaikan
pendidikan program studi dokter spesialis Penyakit Dalam.
c. Dokter Spesialis Syaraf, yaitu dokter yang telah menyelesaikan pendidikan
program studi dokter spesialis penyakit Syaraf.
d. Dokter Spesialis Jiwa, yaitu dokter yang telah menyelesaikan pendidikan program
studi dokter spesialis Penyakit Jiwa.
e. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yaitu dokter yang telah
menyelesaikan pendidikan program studi spesialis kedokteran fisik dan
rehabilitasi dan telah mendapat pelatihan khusus rehabilitasi geriatri.
f. Psikiater yaitu dokter yang telah menyelesaikan pendidikan program studi
spesialis psikiatri

3
2. Tenaga Non Medis
a. Pasien Gerontik adalah perawat yang telah mendapat pelatihan kepe-rawatan
gerontik ;
b. Fisioterapi adalah tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan pendidi-kan
program studi Ahli Madya Fisioterapi;
c. Okupasi Terapis adalah tenaga kesehatan yang telah menyelesaikan pendidikan
program studi Ahli Madya Okupasi Terapi
d. Dientisien adalah seorang nutrisionis yang telah mendalami pengetahuan dan
ketrampilan dietetic, baik melalui lembaga pendidikan formal maupun
pengalaman bekerja dengan masa kerja minimal satu tahun, atau yang mendapat
sertifikasi dari Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI), dan bekerja di unit pelayanan
yang menyelenggarakan terapi diet.
e. Psikolog adalah seorang yang menyelesaikan program studi sarjana ilmu
psikologi
f. Farmasi Klinik adalah apoteker yang telah mengikuti kursus atau pelatihan
farmasi klinik.
3. Pasien
Pasien yang dapat dilayani di Poliklinik Geriatri meliputi :
a. Pasien Baru
Pasien baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke Poliklinik Geriatri
baik dengan rujukan dari puskesmas maupun tanpa rujukan (mandiri).
b. Pasien Lama
Pasien lama adalah pasien yang datang ke poliklinik untuk kontrol evaluasi dan
monitoring dari terapi dan komplikasi yang diderita.
c. Pasien Konsulan
Pasien konsulan adalah pasien dengan kelainan di bidang Geriatri yang di
konsulkan oleh bidang lain ke divisi Geriatri.

Waktu Pelayanan :
Untuk pelaksanaan pelayanan di poliklinik Geriatri pada hari Selasa dan Kamis jam 08.00 –
14.00

4
BAB III
KEBIJAKAN
3.1 Pelayanan Pasien Geriatri dirawat di ruang rawat inap I
3.2 Ketenagaan Tim Pelayanan Geriatri tingkat lengkap Terdiri Atas :
a. Dokter spesialis penyakit dalam
b. Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi
c. Dokter spesialis kesehatan jiwa/ psikiater
d. Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis penyakit pasien Geriatri
e. Dokter Umum
f. Perawat yang telah mengikuti pelatihan keperawatan gerontik atau pelatihan
keterampilan intelegensia
g. Apoteker
h. Tenaga gizi
i. Fisioterapis
j. Okupasi terapis
k. Psikolog
l. Pekerja sosial
3.3 Pelayanan Geriatri diberikan pada pasen dengan kriteria sebagai berikut :
a. Pasien dengan usia ≥ 70 tahun
b. Dengan multipatologi (adanya sindroma geriatria) :
1. Imobilisasi
2. Infeksi
3. Inanition
4. Incontinensia urine
5. Incontinensia alvi
6. Impaiment of hearing, vision, taste
7. Impaction
8. Impecunity
9. Imun deficiency
10. Insomnia
11. Isolation/depresi
12. Instability
13. Intelektual imparment
14. Iatrogenesis

5
15. Impotence
BAB IV
TATALAKSANA POLIKLINIK GERIATRI

4.1 Alur Pelayanan Geriatri

ALUR PELAYANAN POLIKLINIK

Baru
Pendaftaran Loket
Pelayanan
Administrasi Pelayanan
Pasien Lama

Konsulan

Farmasi Gizi

Ketererangan : Alur Pasien Konsulan

Alur Pasien Divisi


Pengkonsul

6
4.2 Prosedur Pelayanan Poliklinik Geriatri
a. Apabila pasien masuk dengan usia ≥ 70 tahun dan saat masuk pasien hanya
didapatkan 1 (satu) diagnosa, maka pasien tersebut dirawat sesuai dengan DPJP-nya.
b. setelah dilakukan pemeriksaan dan didapatkan diagnosa lebih dari 2 (dua), maka
pasien dikonsultasikan/diraberkan kepada Tim Geriatri sesuai dengan permasalahan
(diagnosanya) dan dilakukan pengisian asesmen geriatri oleh Tim Geriatri sesuai
dengan jadwal atau sesuai yang ditunjuk oleh DPJP Utama.
c. Pasien dengan usia ≥70 tahun dan didapatkan penyakit degeneratif dan sindrom
gariatri, seperti : insomnia, malnutrisi, bedridden/imobilisasi, inkontinensia urine/alvi,
depresi, dellirium, dimensia.
Banyak intrument untuk menilai kemampuan seorang lansia, salah satu diantaranya
adalah Index Katz yang cukup sederhana dan mudah diterapkan untuk menilai kemampuan
fungsional AKS (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari) dan juga untuk meramalkan pronosis dari
berbagai macam penyakit pada golongan lansia.
Adapun aktivitas yang dinilai adalah :
a. Bathing
- Mandiri : memerlukan bantuan hanya pada satu bagian tubuh atau dapat melakukan
sendiri secara menyeluruh.
- Tergantung : memerlukan bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh atau tidak
dapat mandi sendiri.
b. Dressing
- Mandiri : menaruh, mengambil, memakai, dan menanggalkan pakaian sendiri serta
menalikan sepatu sendiri.
- Tergantung : tidak dapat berpakaian sebagian.
c. Toiletting
- Mandiri : pergi ke toilet, duduk sendiri di kloset, memakai pakaian dalam,
membersihkan kotoran
- Tergantung : mendapat bantuan orang lain
d. Trahsfering
- Mandiri : Berpindah dari dan ke tempat tidur, dari dan ke tempat duduk
(memakai.tidak memakai alat bantu);
- Tergantung : tidak dapat melakukan sendiri/dengan bantuan
e. Cotinence

7
- Mandiri : dapat mengontrol buang air besar dan kecil
- Tergantung : tidak dapat mengontrol sebagian atau seluruhnya dengan bantuan
manual atau kateter.
f. Feeding
- Mandiri : mengambil makanan dari piring atau yang lainnya memasukkan ke dalam
mulut (tidak termasuk kemampuan memotong daging dan menyiapkan makanan
seperti mengoleskan mentega pada roti
- Tergantung : memerlukan bantuan untuk makan atau tidak dapat makan sendiri secara
parenteral.

Dari kemampuan melaksanakan 6 (enam) aktivitas dasar tersebut di atas, kemudian di


klarifikasikan menjadi 7 (tujuh) tahapan yang disebut sesuai dengan aktivitas yang dikerjakan
sendiri, atau disebut juga index katzyang secara berurutan adalah sebagai berikut :
a. Index Katz A : mandiri untuk 6 (enam) aktivitas
b. Index Katz B : mandiri untuk 5 (lima) aktivitas
c. Index Katz C : mandiri, kecuali bathing dan 1 (satu) fungsi lain
d. Index Katz D : Mandiri, kecuali “bathing, dressing” dan 1 (satu) fungsi lain
e. Index Katz E : Mandiri, kecuali “bathing, dressing, toileting” dan 1 (satu) fungsi lain
f. Index Katz F : mandiri, kecuali “bathing, dressing, toileting, transfering”. Dan 1
(satu) fungsi lain
g. Index Katz G : tergantung pada orang lain untuk 6 (enam) aktivitas.

 Assesment Geriatri
Assesment Geriatri adalah suatu proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek medik,
fungsional, psikososial, dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program
pengobatan dan pemeliharan kesehatan yang rasional. Asesmen ini bersifat tidak sekedar multi-
disiplin tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antara disiplin dan lintas pelayanan
kesehatan.

 Yang perlu mendapatkan pelayanan Geriatri :


- Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau tanpa diserta
penyakit akut;
- Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh (falls), atay
imobilisasi (bedridden);

8
- Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care) seperti kesulitan makan
atau berpakaian;
- Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan tingkah laku
(behavior) dini;
- Masalah kesehatan lain seperti : osteoporosis, penyakit parkinson, arthitis, gangguan
berkemih (inkontinensis urine), atau gangguan air besar.\

 Prinsip-prinsip Pelayanan Geriatri adalah sebagai berikut :


- Pendekatan menyeluruh (biosikososialspiritual)
- Orientasi terhadap kebutuhan klien;
- Diagnosis secara terpadu;
- Team work (koordinasi)
- Melibatkan keluarga pelaksanaannya.

 Kriteria Pelayanan Lansia :


- Komprehensif : adanya dukungan finansial yang adekuat, perawatan sehari-hari,
pelayanan kesehatan yang memadai, pendidikan kesehatan, perawatan keluarga,
kebutuhan rekreasi, dan aktifitas fisik dan pelayanan transportasi;
- Adanya kerjasama/koordinasi lintas program/sektoral;
- Mudah dijangkau;
- Memperhatikan kualitas pelayanan.

 Tata Laksana Assesment Lansia :


- Ditujukan kepada usia lanjut;
- Meliputi kegiatan pengkajian, dengan memperhatikan kebutuhan fisik, psikologi,
sosial dan spiritual;
- Menganalisa masalah dan merumuskan diagnosis keperawatan;
- Membuat perencenaan;
- Melaksanakan implementasi dan melakukan evaluasi.

 Tujuan Assesment Usia Lanjut :


a. Menegakkan :
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat fisiologik
- Diagnosis kelainan fisik/psikis yang bersifat patologik;
- Dan melakukan terapi atas kelainan tersebut.
9
b. Menegakkan adanya gangguan organ/sistem (impairment), ketidakmampuan
(disabilitas) dan ketidakmampuan sosial (handicap) untuk dapat dilakukan terapi
dan/atau rehabilitas
c. Untuk mengetahui sumber daya ekomoni dan lingkungan yang dapat digunakan
untuk penatalaksanaan penderita tersebut.

10
BAB V
DOKUMENTASI

Identitas, assesmen, perencanaan perawatan dan implementasi perawatan pasien dicatat


dalam rekam medik umum atau rekam medik khusus :
1. Rekam medis umum
Rekam medik yang berlaku untuk semua pasien rawat jalan
2. Rekam medis khusus
Rekam medik yang hanya dibuat untuk mencatat kelainan khusus yang memerlukan
perhatian tersendiri. (contoh : rekam medis kaki diabet, rekam medis hipertiroid, rekam
medis gangguan tumbuh kembang, dll)
3. Pelaporan harian
4. Pelaporan bulanan

11
BAB VI
PENUTUP

Paduan pelayanan poliklinik geriatri di RSUD Sayang Kab.Cianjur dapat menjadi


panduan bagi Rumah Sakit sehingga dapat menyesuaikan dengan ketentuan yang terdapat dalam
buku panduan ini dan dapat mengembangkannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang
kondusif.

12

Anda mungkin juga menyukai