Anda di halaman 1dari 24

0

TUGAS KULIAH PERANCANGAN PRODUK

PERANCANGAN ALAT UKUR KONVENSIONAL JUGULA VENOUS


PRESSURE

BIDANG KEGIATAN:
TUGAS KELOMPOK

Disusun oleh:

Nurgalih Prasetiya (21050115130061)


M. Badruz Zaman (21050115140108)
Ismail Savik (21050115120071)
Adam Fidyas Arafat (21050113130142)
Muhammad Iqbal Piliang (21050113120050)

UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
1

DAFTAR ISI

Halaman Sampul…… ................................................................................... 1


Daftar Isi ....................................................................................................... 2
Daftar Gambar............................................................................................... 3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 6
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................... 6
BAB 2. RENCANA RANCANGAN PRODUK
2.1 Vena Jugularis…………………................................................ 7
2.2 Pengukururan Jugular Vein Distention....................................... 7
2.3 Solidworks………………………….......................................... 10
2.4 Data Produk yang Tersedia…………......................................... 11
2.5 Spesifikasi Teknis……………………....................................... 11
BAB 3. PEMBAHASAN TEKNIS PERANCANGAN PRODUK
3.1 Desain Aplikasi Produk…...…...................................................
3.2 Desain Fisik Produk..................................................................
3.3 Harapan Saat Produk Digunakan................................................
BAB 4. KESIMPULAN ...............................................................................
2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pengukuran Tekanan Vena....................................................... 5


Gambar 1.2 Pembuluh Darah Vena Jugularis yang Akan Diukur................ 5
Gambar 2.1 MRI Jugular vein distention...................................................... 7
Gambar 2.2 Cara Pengukuran JVP…............................................................ 10
Gambar 2.3 Detail Produk di Paten…........................................................... 12
Gambar 3.3 Detail Produk Hasil Perancangan.............................................. 14
3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan

Jantung merupakan organ yang penting dalam sistem tubuh manusia.


Jantung berfungsi untuk memompakan darah yang mengandung oksigen dan
nutrien ke seluruh tubuh. Jantung mengalirkan darah ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah yang ada di seluruh tubuh, salah satunya ada vena jugularis yang
terletak di leher yang berfungsi untuk mengalirkan darah dari kepala, otak, wajah
dan leher menuju jantung. Vena jugularis eksternal terutama mengalirkan darah dari
bagian luar tengkorak dan wajah bagian dalam. Vena ini melintang di bagian luar
dari otot sternocleidomastoid, menurun sepanjang leher lalu bergabung dengan
vena subclavia. Vena jugularis internal terutama mengalirkan darah dari otak,
wajah bagian dalam dan leher. Vena ini turun di dalam leher dibagian luar dari arteri
karotis lalu bergabung dengan vena subclavia. meningkatnya tekanan vena
jugularis bisa menyebabkan peningkatan tekananintrakranial dan berdampak pada
penurunan aliran darah ke serebral. Vena jugularis umumnya akan tampak
menojol pada pasien gagal jantung kongestif. Vena jugularis digunakan untuk
memantau kemampuan jantung memompa darah pada pasien gagal jantung
kongestif.
Karena pentingnya menjaga kesehatan jantung, diperlukan dilakukan
pengukuran tekanan vena jugularis. Pengukuran tekanan vena jugularis, atau
jugular venous pressure (JVP), merupakan salah satu pemeriksaan yang penting
bagi pasien dengan penyakit kardiovaskular. Akan tetapi, saat ini pemeriksaan
tersebut seringkali ditinggalkan. Vena jugularis merupakan vena yang berada pada
leher. Tekanan pada vena jugularis atau JVP mencerminkan tekanan vena pusat
atau central venous pressure (CVP), yakni tekanan pada vena cava. Tekanan ini
ekuivalen dengan tekanan pada atrium kanan. CVP berperan penting dalam
menentukan tekanan pengisian atau preload dari jantung kanan, sehingga
pengukurannya dapat digunakan untuk menilai kondisi hemodinamika jantung.
Sebagai contoh, peningkatan CVP dapat menunjukkan adanya suatu kondisi yang
meningkatkan tekanan atrium kanan, seperti gagal jantung kanan. Sementara itu,
penurunannya dapat menunjukkan adanya hypovolemia.
4

Gambar 1.1 Pengukuran Tekanan Vena Jugularis Menggunakan 2 Penggaris

Gambar 1.2 Pembuluh Darah Vena Jugularis yang Akan Diukur


Cara melakukan pengukuran JVP adalah seperti ditunjukkan pada Gambar
1.1. sebagai berikut. Pertama, atur posisi kepala tempat tidur pasien sehingga
kemiringannya mencapai 30-45o. Minta pasien untuk memutar kepalanya ke sisi
yang berlawanan dengan sisi vena yang akan diamati (sisi kiri) seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.2. Selanjutnya, identifikasi vena jugularis eksterna dan pulsasi dari
vena jugularis interna. Pulsasi vena jugularis interna kanan diidentifikasi secara
khusus, dengan menginspeksi lekukan suprasternal, lokasi di antara perlekatan otot
sternokleidomastoideus di sternum dan klavikula, atau di belakang otot tersebut.
Pulsasi vena ini harus dibedakan dengan pulsasi dari arteri karotid. Ini dapat
dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya perubahan pulsasi pada posisi yang
berbeda. Semakin tegak pasien, pulsasi vena jugularis interna akan semakin
menurun, sementara arteri karotid tidak.
Selanjutnya, letakkanlah suatu penggaris secara vertikal di atas angulus
sternalis. Lalu, letakkan penggaris lainnya secara horizontal dari puncak pulsasi
5

vena jugularis interna hingga membentuk sudut 90o dengan penggaris pada angulus
sternalis. Amati batas di mana bagian bawah dari penggaris horizontal bertemu
dengan penggaris vertikal. Nilai JVP adalah nilai yang terlihat pada penggaris
vertikal di batas tersebut ditambah dengan 5 cm. Karena kurang praktisnya
pengukuran tersebut karena diperlukan menggunakan 2 penggaris yang membuat
pengukura JVP menjadi tidak mudah untuk dilakukan, maka dari itu penulis merasa
perlu untuk membuat alat agar pengukuran JVP tidak ditinggalkan dalam setiap
pemeriksaan pasien.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penulisan laporan ini agar pembahasan
dalam laporan ini tidak terlalu luas. Diantaranya adalah :
1. Bagaimana cara pengukuran jugular venous pressure (JVP)?
2. Bagaimana kebutuhan pasar terhadap alat pengukuran jugular venous
pressure (JVP)?
3. Bagaimana pentingnya alat pengukuran jugular venous pressure (JVP)
dalam dunia kesehatan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan tugas ini adalah :

1. Mendesain alat untuk pengukuran tekanan vena jugular.


2. Membuat alat perngukuran tekanan vena jugular.
6

BAB II
RENCANA RANCANGAN PRODUK

2.1 Vena Jugularis


Vena jugularis terletak di leher yang berfungsi untuk mengalirkan darah dari
kepala, otak, wajah dan leher menuju jantung. Vena jugularis eksternal terutama
mengalirkan darah dari bagian luar tengkorak dan wajah bagian dalam. Vena ini
melintang di bagian luar dari otot sternocleidomastoid, menurun sepanjang leher
lalu bergabung dengan vena subclavia. Vena jugularis internal terutama
mengalirkan darah dari otak, wajah bagian dalam dan leher. Vena ini turun di dalam
leher dibagian luar dari arteri karotis lalu bergabung dengan vena subclavia.
Vena jugularis umumnya akan tampak menojol pada pasien gagal jantung
kongestif. Vena jugularis digunakan untuk memantau kemampuan jantung
memompa darah pada pasien gagal jantung kongestif. Kata ‘jugular’ berasal dari
bahasa latin ‘jugulum’ yang artinya tenggorokan atau tulang rusuk.
Jugular vein distention sendiri merupakan suatu penyakit yang
menyebabkan pembengkakan pada pembulu vena jugular. Hal ini diakibatkan oeh
tekanan yang di berikan jantung tidak dapat disalurkan secara penuh atau
terhambat. Terhambatnya aliran darah dari jantung menuju kepala ini menyebabkan
pembengkakan pembuluh darah vena.

Gambar 2.1 MRI Jugular vein distention


Dari gambar 2.1 dapat dilihat terjadi pembengkakan pada Jugular vein.
Untuk mendapatkan data jugular vein distention dilakukan pengukuran
penggunakan jugulometer seperti ditunjukan pada gambar 2.1. Pada gambar
tersebut dijelaskan bagaimana pengukuran Gejala saat terjadi penyumbatan pada
7

vena jugularis sering kurang diperhatikan oleh pasien karena tidak mempunyai
gejala yang khas. Nyeri dan pembengkakan di sudut rahang serta pembengkakan di
daerah sternocleidomastoid hanya terdapat pada sebagian kecil pasien.
Gejala lainnya yang dirasakan penderita Jugular vein distention adalah
demam, leukositosis, Pembengkakan massa atau leher, nyeri leher, sindrom sepsis,
bahkan kadang pasien juga mengalami sakit kepala dan gangguan penglihatan.
2.2 Pengukuran Jugular vein distention
Tekanan vena jugularis atau Jugular Venous Pressure (JVP) adalah salah
satu pengukuran pada sistem vena secara tidak langsung. Secara langsung, tekanan
vena sentral dapat diukur dengan memasukkan Central Venous Cathether (CVC)
line melalui vena subclavia dan ujungnya langsung bermuara ke vena cava superior.
Cara tersebut adalah cara invasive sehingga mungkin banyak hal yang harus
dipertimbangkan sebelum dilakukan tindakan invasive tersebut. Jika memang cara
tersebut tidak dilakukan, maka bisa diukur dengan cara yang tidak invasive. Cara
tersebut salah satunya adalah dengan pengukuran Jugular Venous Pressure (JVP).
Vena jugularis mungkin tidak terlihat pada orang sehat dengan posisi tegak.
Namun, vena jugularis mungkin baru bisa terlihat saat seseorang dalam posisi
berbaring di sepanjang permukaan musculus sternocleidomastoideus. Peningkatan
JVP merupakan tanda dari gagal jantung kanan.
Pada gagal jantung kanan, bendungan darah di ventrikel dextra akan
diteruskan ke atrium dextra dan vena cava superior sehingga tekanan pada vena
jugularis akan meningkat. Sedangkan pada gagal jantung kiri, bendungan di
ventrikel sinistra akan diteruskan ke atrium sinistra dan vena pulmonalis sehingga
terjadi bendungan paru. Akan tetapi, tekanan pada vena jugularis tidak akan
meningkat. Peningkatan JVP dapat terlihat sebagai adanya distensi vena jugularis,
yaitu JVP akan tampak hingga setinggi leher, jauh lebih tinggi daripada normal.
Contoh beberapa penyakit yang bisa menyebabkan peningkatan JVP diantaranya
gagal jantung, endocarditis, myocarditis, perikarditis, stenosis mitralis, dan
hipertensi.
2.3 Cara Mengukur Jugularis Vein Pressure (JVP) :
Alat dan Bahan :
2 buah mistar
8

Spidol/bolpoin
Penlight/senter
Prosedur Pemeriksaan :
1. Persiapkan alat untuk pengukuran JVP
2. Lakukan cuci tangan.
3. Jaga privacy pasien.
4. Pemeriksa hendaknya berdiri di samping kanan bed pasien.
5. Jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan, kemudian minta persetujuan
pasien untuk dilaksanakan tindakan pemeriksaan.
6. Posisikan pasien senyaman mungkin.
7. Atur posisi tempat tidur/bed pasien pada posisi semifowler (antara 30-45
derajat).
8. Anjurkan pasien untuk menengok ke kiri.
9. Identifikasi vena jugularis.
10. Tentukan undulasi pada vena jugularis (titik teratas pada pulsasi vena
jugularis). Caranya adalah bendung vena dengan cara mengurut vena
kebawah lalu dilepas.
11. Tentukan titik angel of Louis pada sternum. Titik tersebut letaknya dekat
dengan angulus Ludovici.
12. Dengan mistar pertama proyeksikan titik tertinggi pulsasi vena secara
horizontal ke dada sampai titik manubrium sterni.
13. Kemudian mistar kedua letakkan vertikal dari angel of Louis pada sternum.
14. Lihatlah hasil pengukuran dengan melihat hasil angka pada mistar vertikal
(pertemuan antara mistar horizontal dan vertical). Hasil pembacaan
ditambahkan dengan angka 5 cm, karena diasumsikan jarak antara angel of
Louis dengan atrium kanan adalah sekitar 5 cm.
15. Nilai normal dari pengukuran JVP adalah kurang dari 8 cmH2O.
16. Setelah selesai, dokumentasikan hasil, kemudian bereskan alat dan setelah
itu lakukan cuci tangan.
17. Lakukan terminasi ke pasien.
9

Gambar 2.2 : Cara Pengukuran JVP


2.4 Solidworks
CAD (Computer Aided Design) adalah penggunaan sistem komputer untuk
membantu dalam pembuatan, modifikasi, analisis, atau optimalisasi dari sebuah
desain (Narayan, K. Lalit, 2008). Perangkat lunak CAD digunakan untuk
meningkatkan produktifitas dari desainer, meningkatkan kualitas dari desain,
meningkatkan komunikasi melalui dokumentasi,dan untuk menciptakan suatu basis
data untuk kegiatan manufaktur (Narayan, K. Lalit (2008). Hasil dari CAD biasanya
berupa file elektronik yang kemudian di print, dilakukan permesinan, atau kegiatan
manufaktur lainnya.
SolidWorks adalah software yang membantu pengguna untuk membuat
model solid (benda padat). SolidWorks diperkenalkan pada tahun 1995 oleh sebuah
perusahaan di Massachusetts. SolidWorks dapat digunakan untuk membuat model
benda susunan (assembly). Sebelum membuat model benda susunan, terlebih
dahulu kita membuat model bagian (part). Selain itu, SolidWorks juga dilengkapi
dengan fitur analisis tegangan (stress) dan gerak (motion).
Simulasi gerak memberikan informasi kuantitatif lengkap tentang
kinematika termasuk posisi, kecepatan, dan percepatan, dan dinamika termasuk
reaksi bersama, gaya inersia, dan kebutuhan daya, dari semua komponen
mekanisme yang bergerak. Seringkali sangat penting tambahan, hasil simulasi
gerakan dapat diperoleh secara virtual tanpa tambahan biaya waktu, karena semua
yang diperlukan untuk melakukan simulasi gerak telah didefinisikan dalam model
perakitan CAD, dan hanya perlu dipindahkan ke program simulasi gerakan.
10

Program simulasi gerakan menggunakan sifat material dari bagian CAD


untuk menentukan sifat inersial dari komponen mekanisme, dan menerjemahkan
kondisi perkawinan perakitan CAD menjadi sendi kinematik. Kemudian secara
otomatis memformulasikan persamaan yang mendeskripsikan gerakan mekanisme.
Tidak seperti struktur fleksibel yang dipelajari dengan FEA, mekanisme
direpresentasikan sebagai rakitan komponen kaku dan memiliki beberapa derajat
kebebasan. Pemecah numerik memecahkan persamaan gerak dengan sangat cepat,
dan hasilnya mencakup informasi lengkap tentang pemindahan, kecepatan,
percepatan, reaksi gabungan, dan beban inersia dari semua komponen mekanisme,
serta kekuatan yang diperlukan untuk mempertahankan gerak.
2.5 Data Produk yang Tersedia
Untuk desain yang akan digunakan merujuk pada paten nomor 62/494,937
yang didaftarkan Lembaga paten Amerika. Kemudian di teruskan untuk dilakukan
pemeriksaan oleh World Intellectual Property Organization dan diserahkan pada
tanggal 26 agustus 2006 dan di publikasikan pada tanggal 1 maret 2018 dengan
nomor publikasi paten WO 2018/039625 Al.
Paten ini meliputi metode dan alat yang digunakan untuk mengukur kondisi
medis pasien. Lebih khususnya paten ini digunakan untuk mengukur pasien jugular
venous distention. (lampiran 1)
11

2.6 Spesifikasi Teknis


2.6.1 Spesifikasi Teknis Paten US 2010/0094141 A1

Gambar 2.3 Paten US 2010/0094141 A1


12

Gambar 2.4 Desain dari Produk Paten US 2010/0094141 A1


13

2.6.2 Spesifikasi Teknis Paten WO 2018/039625 Al

Gambar 2.5 Paten WO 2018/039625 Al


14

Gambar 2.6 Desain dari Produk Paten WO 2018/039625 Al


15

BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN

3.1 Diagram Alir Perancangan

Mulai

Studi Literatur

Perancangan

Pengembangan Konsep

Perancangan Tingkat Sistem

Perancangan Rinci

Pengujian dan Perbaikan

Peluncuran Produk

Selesai
16

BAB IV
Matriks Morfologi

4.1 Matriks Morfologi


Matriks Morfologi merupakan metode yang dapat menemukan beberapa
alternatif konsep produk, metode yang sistematik. Matriks untuk mengambil
keputusan penentuan vena detection ini ditunjukan pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Matriks Morfologi dari Jugula Venous Detection
Fungsi Sub Fungsi Lvl Sub Fungsi Lvl 2
1
Jugular 1. Jenis Alat 1.1 Jugular vena Detection
Vena
Detection
1.2 Jugular Vena Detection dan
pengecekan denyut nadi
2. Alat bantu 2.1 Kaca pelindung
ukur
2.2 Kaca pembesar
3 Sistem sendi 3.1 Satu engsel
3.2 Dua engsel
4. Pemilihan 4.1. Acrylic
Material
4.2. 3D printing

Dari Tabel 4.1 di atas matriks morfologi diperoleh konsep untuk perancangan
produk ini.
Tabel 4.2 Alternatif konsep
Konsep 1 1.1+2.1+3.1+4.2
Konsep 2 1.1+2.1+3.2+4.2
Konsep 3 1.1+2.2+3.2+4.2
17

4.2 Pemilihan Konsep Produk


Dari kedua konsep tersebut diperlukan koordinasi kembali antara dokter dan
perawat. Untuk perancangan jugular vena detection, kriteria perbandingan
pemilihan konsep disusun sebagai berikut :
1. Aman : Produk harus aman ketika digunakan dalam mengukur tubuh pasien.
2. Kuat : Diharapkan produk tahan lama sehingga ketika produk ini terjatuh maka
produk ini tidak hancur atau patah.
3. Ringan : Diharapkan produk mempunyai berat yang ringan.
4. Indikator jelas : Indikator-indikator pada produk harus jelas sehingga
memudahkan dalam pemakaian.
5. Nyaman : Diharapkan produk nyaman dan tidak membatasi gerak pemakai.
6. Fleksibel : diharapkan pengoperasian produk fleksibel (mudah digunakan oleh
dokter dan perawat).
Tabel 4.3 Pemilihan Konsep Produk
No Kriteria Wt Konsep 1 Konsep 2 Konsep 3
1 Aman 10 80 85 85
2 Kuat 10 90 90 90
3 Ringan 10 85 80 80
4 Indikator Jelas 10 75 80 90
5 Nyaman 10 80 85 90
6 Fleksibel 10 85 80 80
7 Biaya 10 85 85 80
Jumlah 700 580 585 595

Dari Tabel. 4.3 maka diperoleh jumlah nilai dari konsep 1 sebesar 580,konsep 2
sebesar 585 dan konsep 3 sebesar 595, dan dari tiga konsep tersebut konsep 3
menjadi pilihan dengan nilai sebesar 595
18

BAB V
ANALISAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Wawancara dengan Ahli


Dalam memeriksa pasien yang mengalami pembulu vena yang
membengkak, biasanya dokter maupun perawat menggunakan alat ukur sederhana
yang mirip penggaris, alat ini memiliki dua batang yang panjangnya kurang lebih
15cm. Alat yang digunakan memiliki kekurangan dari segi fleksiblelitas, karena
alat yang lumayan panjang maka bagi dokter ataupun perawat biasanya
membawanya dengan cara di tenteng. Oleh karena itu, kami mencoba sedikit ide
mengenai alat tersebut dengan membuat alat tersebut lebih fleksible dalam
penggunaannya dan mudah dimasukkan kedalam kantong baju. Yang sebelumnya
panjangnya 15cm tersebut tidak bisa dilipat dapat dilipat.
5.2 Hasil Desain yang Ditetapkan
Berdasarkan hasil wawancara dengan ahli dan melihat beberapa referensi
ataupun paten, maka penulis menentukan desai yang digunakan sesuai pada gambar
dibawah ini.
19

Lampiran 1 Detail Produk Hasil Perancangan konsep 1


20

Lampiran 2 Detail Produk Hasil Perancangan konsep 2


21

Lampiran 3 Detail Produk Hasil Perancangan konsep 3


22

Daftar Pustaka

Beigel, R., Cercek, B., Huai, L., & J. Siegel, R. (2013). Noninvasive Evaluation of
Right Atrial Pressure. State of hte art riview aricle, 1034.

http://beranisehat.com/archives/7100, “Mahir Mengukur Jugular Venous Pressure


(JVP)”, diakses pada tanggal 26 Maret 2019

https://www.blogdokter.net/2017/04/23/vena-jugularis/, “Vena Jugularis”, diakses


tanggal 26 Maret 2019
23

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai