PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Membuat pengembangan resep makanan tinggi protein
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Membuat resep makanan tinggi protein
2. Salah satu alternative pengembangan resep untuk membantu pemulihan
pasien Mega Colon
3. Menganalisis nilai gizi dari makanan makanan tinggi protein.
4. Mengidentifikasi tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa dari
hidangan yang telah dimodifikasi.
5. Mengidentifikasi tingkat kesukaan konsumen terhadap warna dari
hidangan yang telah dimodifikasi.
6. Mengidentifikasi tingkat kesukaan konsumen terhadap aroma dari
hidangan yang telah dimodifikasi.
7. Mengidentifikasi tingkat kesukaan konsumen terhadap tekstur dari
hidangan yang telah dimodifikasi.
8. Mengidentifikasi mutu fisik dari hidangan yang telah dimodifikasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengembangan Resep
1. Tujuan diet
a. Memberikan makana lebih banya daripada keadaan biasa untuk memenuhi
kebutuhan energi dan protein yang meningkat
b. Mencegah mengurangi kerusakan jaringan tubuh
c. Menambah berat badan hingga mencapai normal
2. Syarat
a. Energi tinggi yaitu 40-45 kkal/kg BB
b. Protein tinggi, yaitu 2-2,5 g/ kg BB
c. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal
f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna
3. Prinsip diet
a. Tinggi energi
b. Tinggi protein
c. Cukup karbohidrat
d. Cukup lemak
e. Cukup mineral dan vitamin
f. Mudah cerna
g. Diberikan secara bertahap bila penyakit dalam keadaan berat dan
h. Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti kue-kue manis dan
gurih tidak diberikan dekat sebelum waktu makan
i. Rendah serat yaitu pada usia 6 tahun sebanyak 22 gram/hari menurut (AKG
2012)
2. 2 Makanan tinggi protein
Adalah makanan yang memiliki protein yang tinggi baik dari nabati
maupun hewani. Protein hewani mengandung profil asam amino yang komplit
termasuk asam amino esensial. Adapun makanan atau jenis bahan makanan
yang tinggi protein adalah
1) Daging
2) Daging Ayam
3) Susu
Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna. Sebagian zat gizi
esensial ada dalam susu, di antaranya yaitu protein, kalsium, fosfor, vitamin A
dan vitamin B1. Susu merupakan sumber kalsium yang paling baik, karena di
samping kadar kalsium yang tinggi, laktosa di dalam susu juga membantu
absorbsi susu di dalam saluran cerna (Almatsier, 2002).
Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bahan dasar gandum
yang diperoleh dengan cara penggilingan gandum yang banyak digunakan dalam
industri pangan. Komponen yang terbanyak dari tepung terigu adalah pati,
sekitar 70% yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Besarnya kandungan
amilosa dalam pati ialah sekitar 20% dengan suhu gelatinisasi 56 - 62 (Belitz and
Grosch, 1987). Tepung terigu yang mempunyai kadar protein tinggi akan
memerlukan air lebih banyak agar gluten yang terbentuk dapat menyimpan gas
sebanyak-banyaknya.
BAB III
METODOLOGI
3.2.6 Analisa Kebutuhan Bahan dan Biaya Cream Soup Beef Corn
Nama Bahan Berat Bahan sesuai Kebutuhan Harga/kg Harga Bahan sesuai Kebutuhan
Daging sapi 25 gr Rp 100.000 Rp 2500
Ayam 25 gr Rp 30.000 Rp 750
Jagung manis 50 gr Rp 8000 Rp 400
Bawang bombay 25 gr Rp 15000 Rp 375
Tepung terigu 10 gr Rp 7000 Rp 70
Tepung susu 25 gr Rp 8000 Rp 200
Margarin 5 gr Rp 3000 Rp 15
Maizena 5 gr Rp 5000 Rp 25
TOTAL Rp 4335
Daftar Belanja
Nama Bahan Berat Bahan sesuai Kebutuhan Harga/kg Harga Bahan sesuai Kebutuhan
Daging sapi Gr Rp Rp
Ayam Gr
Jagung manis Gr Rp Rp
Bawang bombay Gr Rp Rp
Tepung terigu Gr Rp Rp
Tepung susu Gr Rp Rp
Margarin Gr Rp Rp
Maizena Gr Rp Rp
TOTAL Rp
3. 3 Parameter mutu
1. Uji Organoleptik
Untuk uji organoleptik, uji yang kami gunakan adalah Uji Scoring dengan
cara menjumlahkan skor dari tiap kriteria organoleptik meliputi warna, aroma, rasa,
dan tekstur dari Cream Soup Beef Corn.
2. Uji Fisik
a) Bahan : Pancake Stroberi
b) Alat :
b. Prosedur Kerja
- Sterilisasi alat
Alat yang akan digunakan dicuci dengan deterjen, wadah dengan
mulut lebar dibersihkan dengan merendamnya dalam deterjen selama
15 – 30 menit, 15 kemudian dibilas dengan air bersih dan terakhir
dengan air suling. Setelah kering alat – alat yang digunakan
dibungkus dengan koran atau kertas bersih kemudian diletakan dalam
bak untuk mencegah kontaminasi kemudian dioven selama 2 – 3 jam
pada suhu 1750C. Untuk alat – alat dan bahan seperti sarung tangan,
NA dan aquades disterilkan didalam autoclave pada suhu 1210C
selama 15 – 20 menit dengan tekanan 15 atm.
- Pembuatan Media Nutrien Agar (NA)
Ditimbang NA sebanyak 4,5 gram kemudian dilarutkan dalam 225 ml
aquades steril pada gelas beker, selanjutnya dipanaskan di atas
kompor gas dan diaduk secara perlahan-lahan. Setalah NA larut
semua, kemudian diangkat dan dituang ke dalam Erlenmeyer dan
ditutup dengan aluminium foil, lalu disterilkan di autoklaf dengan
suhu 121ºC selama 15 menit. Selanjutnya media siap digunakan.
- Pengolahan Sampel
Pertama-tama sampel dihaluskan dengan menggunakan lumpang dan
alu steril, setelah sampel menjadi halus ditimbang sebanyak 1 g
sampel pancake dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi
10 ml larutan (NaCl fisiologis) dan kemudian di vortex hingga
homogen. Dari suspensi tersebut diambil sebanyak 1 ml dengan
menggunakan dispo dan diencerkan menjadi 1:10 dengan
menambahkan NaCl sebanyak 9 ml, selanjutnya dibuat pengenceran
1:100, yaitu mengambil 1 ml dari hasil pengenceran sebelumnya,
demikian seterusnya hingga diperoleh pengenceran yang diinginkan.
- Inokulasi
Cara kerja yang dilakukan dalam perhitungan bakteri adalah
menumbuhkan bakteri pada media Nutrient Agar di cawan petri
dengan menggunakan metode tuang atau pour plate. Dari masing-
masing pengenceran diambil suspensi sebanyak 1 ml dengan
menggunakan dispo, lalu dipindahkan kedalam cawan petri kemudian
dituangkan Nutrient Agar cair sebanyak 10-15 ml. Cawan petri
digerakkan berlahan-lahan agar suspensi pancake tercampur rata
dalam media, kemudian didiamkan selama 10-15 menit sampai
nutrient agar menjadi dingin dan padat.
- Inkubasi
Setelah nutrient agar menjadi dingin dan padat kemudian diinkubasi
ke dalam inkubator dengan suhu 37ºC selama 72 jam atau selama tiga
hari dengan cara meletakkan cawan petri dalam keadaan terbalik,
dalam proses inkubasi ini perlu diamati perkembangan bakteri setiap
harinya.
- Perhitungan jumlah koloni bakteri
Setelah akhir masa inkubasi koloni yang terbentuk dihitung.
Perhitungan jumlah koloni dilakukan dengan menggunakan alat
hitung quebec coloni counter. Untuk menghitung koloni bakteri
digunakan rumus sebagai berikut :
4. Uji Kimia
Uji Kimia adalah uji dimana kualitas produk diukur secara objektif
berdasarkan kandungan kimia yang terdapat dalam suatu produk. (Kartika,
1998). Uji kimia yang dilakukan adalah dengan uji kadar protein dengan
metode kjedhal. Metode Kjeldahl merupakan metode yang sederhana untuk
penetapan nitrogen total pada asam amino, protein dan senyawa yang
mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis
dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/120/jtptunimus-gdl-saptiwidin-5980-3-babii.pdf
http://eprints.ung.ac.id/2614/6/2012-1-1002-612309011-bab2-13082012104527.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41933/4/Chapter%20II.pdf
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125768-S-5675-Hubungan%20antara-Literatur.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/2/jtptunimus-gdl-s1-2006-mamikrahma-54-3-
bab2.pdf