Anda di halaman 1dari 20

BAB I

DEFINIS

Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang


bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba
termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau
fisika.

Rumah Sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan


berupaya untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan
petugas rumah sakit.Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan
rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi Nosokomial atau Healthcare
Associated Infection ( HAIs) di rumah sakit.Untuk mencapai keberhasilan
tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit.

Unit sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting


untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian
infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi,pusat Sterilisasi
sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan
medik,unsur penunjang medik, maupun instalasi antara lain:
perlengkapan,rumah tangga,pemeliharaan sarana sanitasi dan lain-lain.

Unit Sterilisasi ini bertugas untuk memberikan pelayanan terhadap


semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua mikroorganisme
(termasuk endospora) secara tepat dan cepat, untuk melaksanakan
tugas sterilisasi alat atau bahan secara profesional diperlukan
pengetahuan dan ketrampilan tertentu oleh perawat atau tenaga non
medik yang berpengalaman dibidang sterilisasi.

1
Sterilisasi adalah proses menghilangkan semua mikroorganisame
(bakteri, virus, fungsi, dan parasit) sampai dengan endospora dari benda
mati dengan uap bertekanan tinggi (autoclave), panas kering(oven),
sterilan kimiawi atau radiasi.

Sterilisasi menggunakan autoclave adalah alat pemanas tertutup


yang digunakan untuk mensterilisasikan sesuatu benda menggunakan
uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121 derajat celcius, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoclave tidak
dimaksudkan untukmembunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan
suhu dalam autoclave.

Sterilisasi Panas Kering adalah proses sterilisasi yang terjadi


melalui mekanisme konduksi panas, dimana panas akan diaborsi oleh
permukaan luar dari alat yang disterilkan lalu merambat ke dalam
permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Pada
sterilisasi panas kering pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui
mekanisme oksidasi sampai terjadinya koagulasi protein sel. Sterilisasi
panas kering memerlukan waktu yang lama dengan suhu yang lebih tinggi
dan terjadi pada oven konveksi panas kering.

a. Dekomentasi tingkat tinggi / DTT adalah proses


menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa
spora dari objek dengan cara merebus, menguapkan, atau
memakai cairan desinfektan.
b. Pembersihan adalah proses yang secara fisik membuang
semua kotoran, darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda
mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme untuk
mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau
menangani objek tersebut. Proses ini adalah kegiatan
mencuci, menyikat dengan sabun, detergen, air, enzymatic

2
kemudian membilas dengan air bersih, mengeringkan, dan
pengemasan.
c. Precleaning/Prabilas adalah proses yang membuat benda
mati lebih aman ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan
(menginaktivasikan HBV, HBC, dan HIV) dan mengurangi tapi
tidak menghilangkan sejumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi alat.
d. Healthcare Assiciate Infection(HAIs) adalah infeksi yang
diperoleh di rumah sakit setelah pasien dirawat 2x24 jam
dimana saat pada masuk tidak ada tanda dan gejala atau
tidak dalam masa inkubasi.
e. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme
termasuk spor.
f. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik yang dapat
mensterilkan.
g. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua
mikroorganisme termasuk spora melalui cara fisika atau kimia.
h. Disinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui
system termal (panas) atau kimia.
i. Antiseptik adalah bahan aktivasi yang digunakan pada
permukaan kulit dan membran mukosa untuk menurunkan
jumlah mikrooganisme.
j. Autoclave adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk
sterilisasi dengan menggunakan uap bertekanan tinggi.
k. Indicator Tape adalah suatu alat berbentuk strip dan tape yang
menandai terjadinya pemaparan panas pada objek yang
disterilkan, ditandai dengan adanya perubahan warna.
I. Basillus Stearothermophyulus adalah mikroorganisme
yangdapat membentuk spora serta resistensi terhadap panas
dan digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi uap.

3
m. Bowie-Dick Test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin
sterilisasi uap yang memiliki pompa vakum.

n. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah


mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga
aman untuk penanganan lebih lanjut termasukperendaman,
pencucian, disinfeksi sampai sterilisasi.

o. Disinfeksi adalah proses inaktivasi mikroorganisme melalui


sistem termal (panas) atau kimia.

p.Goggle adalah alat proteksi mata.

q.Indikator Biologi adalah sediaan yang berisi sejumlah tertentu


mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten
terhadap suatu proses sterilisisasi tertentu dan digunakan dan
digunakan untuk menunjukan bahwa sterilisasi telah tercapai.

r.indikator Kimia adalah suatu alat yang berbentuk strip dan tape
yang menandai terjadinya pemaparansterilan padaobjek yang
disterilkan, ditandai dengan adanya perubahan warna.

s.Indikator Mekanik adalah petunjuk suhu, tekanan, waktu, dan


lain-lain pada mesin sterilisasi yang menunjukan mesin berjalan
normal.

t. Lumen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada keteter,


jarum suntik, maupun pembuluh darah.

u.Point of Use menunjukan tempat pemakaian alat.

4
v. Termokopel adalah sepasang kabel termoelektrik untuk mengukur
perbedaan suhu dan digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada
mesin sterilisasi.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup panduan pelayanan sterilisasi meliputi :


1. Perencanaan dan penerimaan barang
2. Dekontaminasi
3. Pencucian
4. Pengemasan dan pemberian tanda
5. Proses sterilisasi
6. Penyimpanan dan distribusi
7. Monitoring kualitas sterilisasi
8. Pencatatan dan pelaporan

Unit Sterilisasi melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan


kondisi steril.Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Unit Sterilisasi
selalu berhubungan dengan :
1. Bagian Sanitasi dan laundry
2. Bagian Pemeliharaan sarana dabn Prasarana
3. Instalasi farmasi
4. Bagian Logistik
5. Rawat inap, rawat jalan, IGD, OK, Radiologi dan lain – lain.

6
BAB III
TATALAKSANA
3.1 Alur Kerja
Unit pelayanan sterilisasi / CSSU dalam melaksanakan proses sterilisasi
barang/alat (instrumen, linen, bahan habis pakai, dan lain-lain) memiliki
alur kerja dalam proses sterilisasi dengan tujuan agar:
1. Pekerjaan dapat efektif dan efisien
2. Menghindari terjadinya kontaminasi silang sehingga daerah
bersih dan kotor hendaknya terpisah
3. Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak boleh
bolak balik
4. Memudahkan dalam pemantauan,
User

Penerimaan Alat

Seleksi / Pencatatan

Perendamanan dan pencucian

Pengeringan

Pengemasan dan Labeling

Sterilisasi

Kontrol Mutu

Penyimpanan

Distribusi

7
3.2 Prinsip Dasar Dan Aktivitas Unit Pelayanan Sterilisasi

1. Prinsip Dasar Operasional


a. Setiap rumah sakit harus memiliki unit pelayanan sterilisasi
yang mampu memberikan pelayanan dengan baik
b. Memberikan pelayanan sterilisasi bahan dan alat medis untuk
kebutuhan unit-unit dirumah sakit selama 24 jam

2. Aktivitas Unit Pelayanan Sterilisasi


a. Pembilasan: alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang
perawatan
b. Pembersihan : semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan
secara baik sebelum dilakukan proses sterilisasi
c. Pengeringan : dilakukan sampai kering
d. Inspeksi dan Pengemasan : setiap alat bongkar pasang harus
diperiksa kelengkapannya, sementara untuk bahan linen harus di
perhatikan densitas maksimumnya
e. Pemberian Label : setiap kemasan harus mempunyai label yang
menjelaskan isi dari kemasan, cara sterilisasi, tanggal sterilisasi
dan kadaluarsa
f. Pembuatan : membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut,
yang kemudian akan di sterilkan
g. Sterilisasi : sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staf yang
terlatih
h. Penyimpanan: harus diatur secara baik dengan memperhatikan
kondisi penyimpanan yang baik
i. Distribusi : dilakukan distribusi barang steril ke instalasi pemakaian
barang steril.

8
3.3. Tahap Sterilisasi

1. Dekontaminasi
a. Dekontaminasi adalah proses fisik atau kimia untuk
membersihkan benda-benda yang mungkin terkontaminasi oleh
mikroba yang berbahaya bagi kehidupan. Tujuan dari proses ini
adalah untuk melindungi pekerja yang bersentuhan langsung
dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui proses
dekontaminasi.
b. Menangani, mengumpulkan dan transportasi benda-benda kotor
Peralatan dan alat kesehatan pakai ulang yang sudah
terkontaminasi harus di tangani, dikumpulkan dan dibawa ke
ruang dekontaminasi sehingga menghindari kontaminasi
terhadap pasien, pekerja dan fasilitas lainnya. Oleh karena itu
harus di tetapkan, sehingga:
1) Peralatan pakai ulang dipisahkan dari limbah ditempat
pemakaian oleh petugas yang mengetahui potensi terjadinya
infeksi pada benda-benda tersebut.
2) Benda-benda tajam dipisahkan dalam tempat sendiri.
3) Kain/linen pakai ulang diletakan di tempat kotor dan diantar
ke laundry.
4) Peralatan yang terkontaminasi langsung dibawa ke ruang
dekontaminasi.
5) Peralatan yang terkontaminasi dimasukan ke dalam
wadahtahan bocor dan tertutup untuk menghindari tumpahan
atau penguapan.
6) Alat-alat yang tidak dipakai dikembalikan ke ruang
dekontaminasi untuk selanjutnya disteril ulang sebelum
digunakan.
7) Suhu untuk merendam instrument 20 derajat Celcius – 43
derajat Celcius

9
8) Pekerja yang menangani dan mengumpulkan serta
membawa alat harus memakai APD
2. Pencucian
a. Cuci instrumen di dalam perendam
b. Cuci instrumen dengan busa atau sikat halus kemuadian
bilas dengan air mengalir.
c. Pastikan tidak ada noda yang menempel
3. Pengeringan
Setela dicuci dan dibilas keringkan alat dengan menggunakan kain
bersih/ tissue sampai kering.
4. Pengemasan
a. Prinsip pengemasan ada 3:
1) sterilan harus diserap dengan baik, menjangkau seluruh
permukaan kemasan dan isinya
2) harus dapat menjaga sterilitas, isinya hingga kemasan
dibuka
3) harus mudah dibuka dan isinya mudah di ambil tanpa
menyebabkan kontaminasi.
b. Bahan kemasan pada sterilisasi uap harus memudahkan
proses pelepasan udara dan penyerapan uap yang baik
pada kemasan dan isinya. Bahan kemasan juga harus
mudah kering dan memudahkan pengeringan isinya.
c. Kemasan yang digunakan sebagai pembungkus barang atau
alat yang akan di strilkan dapat berupa kain/linen pouches.
5. Penglebelan
Setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari
kemasan, nama petugas yang membersihkan alat ,tanggal
sterilisasi dan kadaluarsa.

10
6. Sterilisasi
a. Sterilisasi Uap Bertekanan (Autoclave)
1) Mesin sterilisasi uap tipe gravitasi dimana udara
dikeluarkan dari chamber berdasarkan gravitasi
2) Memasukan instrumen ke dalam mesin
Penataan instrumen yangbenar akan memudahkan
proses penggosongan udara dari chamber, memudahkan
penetrasi, mencegah terbentuknya kondensat yang dapat
menyebabkan terjadinya kemasan basah. Kemasan linen
sebaiknya diposisikan vertikal. Pengisian chamber
sebaiknya hanya memanfaatkan 75% dari kapas
chamber.
3) Mengeluarkan instrumen dari mesin
Isi chamber mesin harus dibiarkan didalam sampai
semua uap keluar dari chamber dan instrumen steril
sudah mengalami pendinginan di dalam chamber.
Instrumen yang sedang mengalami pendingin an harus
ditempatkan pada daerah yang tidak terlalu ramai dengan
aktivitas. Barang steril tidak boleh ditempatkan pada
permukaan logam, barang steril harus di dalam rak
kawat.

b. Sterilisasi Panas Kering


Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme
konduksi panas dimana panas akan di absorbsi oleh
permukaan luar dari alat yang disterilkan, lalu merambat ke
permukaan dalam sehingga suhu untuk sterilisasi tercapai.
Sterilisasi panas kering membutuhkan waktu yang lebih lama
dengan suhu yang lebih tinggi. Hal yang harus diperhatikan
dalam sterilisasi panas kering yaitu mesin sterilisasi panas
kering tidak boleh digunakan sebagai mesin pengering.

11
c. Sterilsasi Menggunakan Zat Kimia ( Glutaraldehid)
Proses sterilisasi zat kimia untuk alat yang tidak bias
menggunakan bertekanan uap atau sterilisasi panas kering.

d. Penyimpanan
Diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan
yang baik, tidak lembab dan harus dalam keadaan bersih.

3.4 Cara Sterilisasi

A. Sterilisasi Menggunakan Autoclave

1.Semua instrument yang terkontaminasi (terpajan atau cairan tubuh)


harus dilakukan proses dekontaminasi.

2. Langkah-langkah proses dekontaminasi :

a. Petugas mengunakan APD lengkap selama proses dekontaminasi


sampai proses pencucian ( proses dekontaminasi dilakukan di semua
instalasi perawat )

b. Instrumen yang terkontaminasi direndam menggunkan larutan


aniosyme 5 cc dalam liter air selama 5 menit .

c. Cuci dan sikat semua instrument lalu bila dibawah air mengalir dan
keringkan.

d. Bungkus instrument tersebut dengan kertas roti atau dilapisin dengan


kain duk pembungkus.

e. Linen bersih atau linen yang akan distum dari laundry dibungkus
dengan kain duk pembungkus.

3. Instrumen yang akan dibungkus dikirim untuk sterilisasi di autoclave

4. Petugas strilisasi member label indicator dan catat tanggal

12
kadaluarsa(expired date/ED) pada instrument ,nama instrument dan
nama petugas yang mengemas kemudian dimasukan kedalam
autoclave kinerja efektif dan efisen pada pelaksanaan sterilisasi alat
kesehatan.

5. Setela proses sterilisasi selesai angkat instrument dan liat label


indicator apakah berubah menjadi garis-garis hitam. Jika tidak berubah
, ulangi kembali proses autoclave.

6. Semua instrument yang sudah melalui autoclave dicatat pada buku


sterilisasi (expedisi) instrument bahan yang dapat disterilikan dengan
autoclave.

3.5 Desinfeksi Tingkat Tinggi Menggunakan Perebusan

1. Semua instrument yang terkontaminasi (terpajan darah atau cairan


tubuh ) harus dilakukan proses dekontaminasi.

2. Proses Dekontaminasi

a. Petugas menggunakan APD lengkap selama proses dekontaminasi


sampai proses pencucian (proses dekontaminasi dilakukan disemua
instalasi perawat )

b. Instrumen yang terkontaminasi direndam menggunakan larutan


aniosym 5cc dalam 1 liter air selama 5 menit.

c. Cuci dan sikat semua instrument lalu bilas dibawah air mengalir.

3. Proses Perebusan

a. Setelah proses dekontaminasi masukan instrument kedalam sterilisator


yang sudah berisi air.

b. Pastikan instrument terendam air 2,5 cm di atas alat.

c. Tutup rapat sterilisasi dan biarkan sampai mendidih.

13
d. Setelah mendidih proses perebusan tetap dilanjutkan selama 20 menit
( petugas menggunakan panduan waktu )

e. Tidak boleh menambah instrument apapun kedalam steriliasai setelah


air mendidih.

4.Segara pindahkan instrument ke bak istrumen yang sudah dan tutup


rapat ( bak instrumen distrerilkan setiap seminggu sekali )

5. Apabila instrumen tidak digunakan dalam jangka waktu 3 x 24 jam


segera melakukan perebusan ulang.

3.6 Sterilisasi Menggunakan Larutan Kimia ( Aniosym)

1. Proses dekontaminasi untuk camber dan aksesoris ventilator:

a. Petugas Menggunakan APD lengkap selama proses dekontaminasi


sampai proses pembersihan.

b.Cember dan aksesoris ventilator yang terkontaminasi direndam


menggunakan larutan aniosym 5 cc dalam 1 liter air selama 5 menit.

c. Keringkan dan letakan pada tempat yang stril dengan penutup.

3.7 Desifektan Tingkat Tinggi Menggunakan Streamer

1. Proses Pembersihan

a. cuci alat menggunakan sikat botol dan sabun

b. Bilas dengan air mengalir sampai kesat/tidak licin.

2. Proses Pengukusan :

a. Masukan alat kedalam stemer dengan posisi botol terbalik

b. Tutup rapat stemer dan hidupkan dengan menekan tombol on off dan
apabila lampu telah menyala bearti botol mulai disterilkan.

14
c. Apabila lampu pada steamer tela mati bearti botol telah steril.

d. Angkat botol menggunakan pejepit dan letakan dalam box bersih.

e. Bersihkan steamer dan box setiap hari.

3.7 Desifeksi Tingkat Tinggi Menggunakan Metode Lain.

1. Di Poli Gigi

a. Alat handpiece tangkai scaller elekrik mixing slab, dengan glass dan
tangkai air dingin dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan
menggunakan alkhol 70%.

b. Alat handpiece setela selesai digunakan semprotan dengan aniosym


selang intalasi dan masuk dibersihkan menggunakan alkhol 70%
setelah dilakukan proses dekontaminasi sebelumnya.

c. Instrumen yang sudah desifeksi dikirim CSSU untuk sterillisasi


diletakan kembali pada tempatnyo

2. Proses Sterilisasi Selang Oksigen

a. Rendam selang oksigen dalam larutan aniosym 5 cc dalam 1 liter


air.

b. Cuci Bersih dibawah air mengalir.

c. Tiriskan selang setelah itu keringkan dengan lap bersih.

d. Bungkus selang dalam kantung plastic bersih lalu gantung di autlate


oksigen

3. Proses Sterilisasi Selang Suction

Rendam selang suction dalam larutan aniosym dalam 1 liter air 5 cc


selama 5 menit.

a. Sendok selang dengan kawat kemudian bilas dengan air mengalir.

15
b. Tiriskan selang setela itu keringkan dengan lap bersih.

c. Untuk sterilisasi dikamar OK bungkus selang dengan kertas roti


kemudian steriliasi dalam autoclave sementara untuk instalasi
keperawatan ,KBBL dan IGD bungkus selang dalam plastic bersih
sehingga selang dalam keadaan siap pakai.

d. Dalam waktu 3 x 4 jam apabila selang oksigen dan selang suction


tidak digunakan ( tidak terpakai) maka lakukan sterilisasi ulang
seperti langka-langka di atas.

3. Proses Dekontaminasi APD ( Gogle , Apron, Sepatu Boot, Sandal)

a. Petugas menggukana APD selama prose dekontaminasi.

b. Gogle ,Apron,Sepatu Bood, dan sandal yang sudah terkontaminasi


lalu direndam menggunakan larutan aniosym 5 cc dalam 1 liter
selama 5 menit.

c. Cuci goggle,apron ,sepatu boot ,sandal lalu bilas dibawah air


mengalir dan keringkan.

3.8 Pencatatan dan Pelaporan

1. Pencatatan

Kegiatan di unit sterilisasi memerlukan pencatatan pada label dan buku


ekspedisi yang dilakukan pada waktu ;

a. Penerimaan alat yang akan disterilkan dilakukan pencatatan meliputi


:

1. Tanggal dan waktu

2. Unit asal,jenis dan jumlah barang.

3. Petugas yang menyerahkan dan menerima

16
b. Pengemasan setiap kemasan dilakukan pencatatan :

1. Asal ruangan

2. Nama alat

3. Tanggal proses sterilisasi dan tanggal kadaluarsa

4. Metode sterilisasinya

5. Nomor prosesnya

6. Nama petugas yang melakukan sterilisasi

c. Distribusi barang /alat pencatatan meliputi :

1. Tanggal dan waktu

2. Unit penerima yang menyerahkan

3. Jenis dan jumlah barang.

Petugas yang menyerahkan yang menerima.

2. Pelaporan

Dalam kegiatan di unit pelayanan CSSU yang dilaporkan melalui :

a.Rekapitulasi pelayanan sterilisasi :

1. Dekontaminasi

2. Pencucian dan pembiasan

3. Proses sterilisasi

4. Distribusi peralatan steril

b. Monitoring dan evaluasi alat steril melalui :

a. Indikator internal /eksternal suhu dan kelembapan ruangan CSSU

17
b. Kerusakan alat segera dilaporkan kepada pihak terkait (teknisi alat
kesehatan dan teknisi alat umum).

c. Statistik

Jumlah barang yang sudah distrilkan menggunakan autoclave.

d. Hasil Monitoring Proses Sterilisasi

Hasil monitoring dilaporkankepada direktur pelaporan akan


disampaikan setiap bulan ,hal hal yang dilaporin meliputi hasil
monitoring kualitas sterilisasi.

e. Pelaksana kegiatan dilaporkan CSSU direktur setiap bulan.

f. Uraian Tugas

1. Bertanggung jawab kepala unit pelayanan sterilisasi tentang


pelaksanaan dekontaminasi,sterilisasi,produksi dan distribusi

2. Jam Kerja 2 Shif

- Pagi : Jam 07.00 -15.00 wib

- Sore : Jam 15.00 – 21.00 wib

- Bila ada kebutuhan diluar jadwal dinas ,staf dapat


dipanggil (oncall)

3. Melakukan proses pre cleaning, pembersihan,desifektan


,sterilisasi di unit pelayanan sterilisasi.

4. Melakukan pengontrolan keluar masuknya linen di unit


pelayanan sterilisasi.

5. Melakukan pengontrolan terhadap peralatan single use yang


direuse diseluruh ruangan.

6. Menyiapkan kebutuhan kasa operasi di unit pelayanan sterilisasi.

18
7. Melakukan kordinasi dengan teknisi alkes apabila menemukan
kendala terhadap sarana dan prasarana di unit pelayanan
sterilisasi.

8. Melakukan pengotrolan terhadap penyimpanan hasil sterilisasi di


unit pelayanan sterilisasi dan unit pelayanan sterilisasi

9. Mengikuti Pelatihan tentang proses sterilisasi.

g.Denah Ruangan

1. Lokasi CSSU

Lokasi unit pelayanan CSSU dengan ruang kamar operasi

2. Ruang CSSU

a. Ruang Dekontaminasi

adalah ruangan penerimaan barang kotor ,proses dekontaminasi dan


pembersihan (Seperti zinc mencuci exhaust fan ).

b.Ruang Pengemasan Alat dan Linen

adalah ruang proses pengemasan dan penyimpanan barang bersih


(alat /barang medis).

c.Ruang Sterilisasi

Ruang dimana melakukan proses steriliasi alat atau bahan

d. Ruang Penyimpanan dan Distribusi Barang/Alat steril


Suhu diruangan ini antara 18⁰ C - 22⁰ C dan kelembapan 35 % - 75 %
,rak tempat penyimpanan alat dan linen steril disimpan pada jarak 19-
24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari
dinding.

19
BAB IV

DOKUMENTASI

20

Anda mungkin juga menyukai