BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia, yang menganut prinsip politik luar negeri bebas aktif, terlibat dalam
bilateral maupun multilateral tersebut tentunya tidak terlepas dari tujuan politik luar
Amerika Serikat, dalam konteks ini menjadi salah satu partner penting dalam
Amerika Serikat telah lama terjalin, bahkan sejak awal kemerdekaan Indonesia pada
masa pemerintahan Presiden Soekarno, walaupun dengan adanya pasang surut dalam
dianalogikan seperti “when love and hate collide” dimana hubungan kedua negara ini
mengalami pasang surut dan perbedaan yang cukup signifikan pada masa
hubungan yang tidak begitu harmonis karena adanya isu komunisme di Indonesia.
Namun pada masa Presiden Soeharto, Amerika Serikat dengan perantara IMF
membantu Indonesia bangkit dari krisis moneter. Pasang surut hubungan bilateral
Indonesia-Amerika Serikat itu pun terus terjadi hingga saat ini. Pada masa
1
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 2
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Serikat lebih kepada penciptaan citra positif, terlebih semenjak peristiwa 9/11 dimana
Indonesia kemudian dianggap sarang teroris. Penciptaan citra positif ini ditujukan
demi tercapainya kepentingan nasional yang lebih luas khususnya dalam aspek politik,
saling menguntungkan, saling menghargai dan saling menghormati satu sama lain
tanpa melihat besar kecilnya atau mampu tidaknya suatu negara. Dengan demikian
masing negara.
bilateral yang istimewa dikarenakan adanya beberapa kesamaan dan perbedaan antara
Indonesia dan Amerika Serikat. Indonesia dan Amerika Serikat memiliki jumlah
penduduk yang sangat besar, yaitu kurang lebih sekitar 250 juta jiwa dan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Selain luas wilayah kedua negara juga sangat besar,
pada segi politik pemerintahan dimana Indonesia adalah negara republik sedangkan
Amerika Serikat adalah negara federal. Dan dari segi ekonomi, Amerika Serikat
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 3
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
merupakan negara donor dengan pendapatan per kapita yang lebih besar dibandingkan
dengan Indonesia.1
Terdapat dua poin utama mengapa Amerika Serikat menjadi penting bagi
Hal ini dapat dicapai dengan peningkatan mobilitas masyarakat Indonesia ke Amerika
dengan tujuan sharing experience and knowledge yang dapat digunakan untuk
membangun bangsa. Kedua, Amerika Serikat tidak dipungkiri memiliki peran penting
dalam perekonomian global dan percaturan dunia. Jika hubungan bilateral Indonesia-
Indonesia, namun juga Amerika Serikat baik pada tingkat regional maupun
internasional. Hal ini dikarenakan Indonesia berperan penting dalam geopolitik Asia,
wilayah tersebut. Selain itu Indonesia juga menjadi partner strategis Amerika dalam
pemberantasan terorisme.2
Pada hakikatnya, alat untuk mencapai tujuan politik luar negeri adalah dengan
1
World Bank Data. 2013. United States of America – Indonesia Comparison Data.
http://databanksearch.worldbank.org/DataSearch/LoadChart.aspx?db=2&cntrycode=USA,IDN&sercode=&yrco
de=#. Diakses tanggal 20 Oktober 2014
2
Sukma, Rizal. 2010. Insight: Strategic Significance of Indonesia-US Relations. The Jakarta Post 10 November
2010.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 4
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
telah semakin tinggi dan kesadaran politik bernegara di seluruh aspek masyarakat juga
aktor pemerintah dan hanya fokus pada relasi government to government. Oleh karena
itu, diperlukan strategi diplomasi yang mampu menginklusi seluruh aspek masyarakat
untuk berperan aktif. Disinilah diplomasi publik kemudian mengambil peran. Dengan
diplomasi publik relasi antara pemerintah dengan masyarakat dapat lebih terakomodir
karena fokus aktivitas diplomasinya adalah pada tataran government to people contact
informasi dan media ini, dalam konteks diplomasi publik, justru memberikan alternatif
instrumen dalam menjalankan diplomasi. Oleh karena itu, diplomasi publik menjadi
salah satu alternatif dalam praktek diplomasi untuk menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi oleh negara baik dalam konteks hubungan bilateral atapun multilateral.
Kementerian Luar Negeri pada tahun 2002. Direktorat Diplomasi Publik diarahkan
untuk menampilkan wajah Indonesia yang moderat, demokratis, dan progresif, serta
Informasi dan Diplomasi Publik dipelopori oleh Menteri Luar Negeri Dr. Nur Hassan
Wirajuda. Kebijakan dipomasi publik luar negeri Indonesia memiliki dua sasaran.
Sasaran pertama adalah menampilkan wajah Indonesia baru yang moderat, demokratis
masyarakat umum. Misi diplomasi Indonesia sekarang telah meluas menjadi kontak
internasional dengan lebih mudah. Hal ini ditunjang dengan diplomasi publik yang
menawarkan berbagai instrumen yang dapat digunakan secara efektif dalam upaya
diplomasi publik juga dapat membentuk mutual understanding antara publik Amerika
Serikat dan Indonesia yang pada akhirnya dapat memberikan dampak pada hubungan
bilateral yang lebih terjaga dan pencegahan konflik juga pencapaian kepentingan
nasional yang lebih luas. Hal tersebut dapat tercapai karena adanya dukungan dari
publik dan citra positif yang telah dibangun yang juga dapat membentuk kepercayaan
Diplomasi publik merupakan bagian penting dari soft power. Lain halnya
dengan hard power yang menggunakan kekuatan militer atau ekonomi demi mencapai
3
Hadi, Umar. 2007. Diplomasi Publik Menjembatani Persepsi Domestik dan Internasional. Tabloid Diplomasi
Edisi Desember 2007. http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/55-desember-2007/535-diplomasi-
publik-menjembatani-persepsi-domestik-dan-internasional.html. Diakses tanggal 20 Oktober 2014.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 6
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
tujuan, soft power mengedepankan kepercayaan dan kerjasama melalui hal-hal seperti
nilai-nilai atau kebudayaan agar negara lain tertarik untuk mendukung atau sejalan
dengan negara kita.4 Disinilah kemudian diplomasi publik dapat menjadi alat
menekankan bahwa abad 21 ini adalah abad soft power dimana keutamaan akan
diutarakan dalam pidato beliau di Universitas Harvard “The first imperative is to make
the 21st century the century of soft power. ...The more we exchange cultures and share
ideas, the more we learn from one another, the more we cooperate and spread
goodwill, the more we project soft power and place it right at the heart of
international relations, the closer we are to world peace. 5 Presiden Susilo Bambang
kebudayaan, nilai-nilai, kebijakan, value dan achievement yang telah dicapai oleh
bangsa Indonesia.6 Hal-hal tersebut dapat berupa kebudayaan Indonesia seperti batik,
alat musik dan tarian tradisional, juga ideas seperti Indonesia as a peacekeeper,
Indonesia sebagai negara dimana agama dan demokrasi dapat berjalan beriringan dan
lain-lain. Diplomasi yang dilakukan melalui hal-hal tersebut sebagai bagian dari
4
Nye Jr, Joseph S. 2004. Soft Power: The Means to Success in World Politics. Public Affairs: New York. Pg.11
5
Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 2009. Towards Harmony Among Civilizations. John F. Kennedy
School Of Government Harvard University: Boston.
http://www.presidenri.go.id/index.php/eng/pidato/2009/09/30/1228.html. Diakses Tanggal 29 Agustus 2014.
6
Direktorat Diplomasi Publik. 2010. “Presiden RI: Soft Power Memperkuat Formula Diplomasi”. Tabloid
Diplomasi No. 28 Tahun III. Direktorat Diplomasi Publik RI: Jakarta.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 7
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
diplomasi publik menjadikan soft power sebagai penguat formula diplomasi Indonesia.
Dengan kata lain diplomasi publik dapat menjadi penunjang diplomasi yang dilakukan
dalam tingkat formal atau first track diplomacy yang pada akhirnya membantu
meningkatkan dan menjaga long term relationship dalam hubungan bilateral yang
dan publikasi mengenai diplomasi publik. Beberapa penelitian tersebut dapat dijadikan
acuan dalam penelitian ini. Tujuannya tidak hanya untuk meneruskan penelitian-
penelitian yang telah ada tersebut namun juga mengembangkan pengetahuan yang
diplomasi publik yang fokus pada diplomasi publik Indonesia masih sangat sedikit.
Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
Vietnam and Singapore. Penelitian ini merupakan sebuah disertasi yang ditulis oleh
Anh Dung Bui pada tahun 2011. Penelitian ini membahas diplomasi publik yang
dilakukan oleh ASEAN sebagai sebuah organisasi multilateral dan juga meneliti dan
mengkomparasi aktivitas diplomasi publik yang dilakukan oleh dua anggota ASEAN
yaitu Vietnam dan Singapura dalam arena ASEAN. Fokus dalam penelitian adalah
diplomasi publik yang dilakukan oleh Vietnam dan Singapura dalam tiga dimensi
diplomasi publik.
Hasil dari penelitian Anh Dung Bui menunjukkan tiga dimensi yang digunakan
khususnya kepada mitra – mitra kerjasama organisasi tersebut dengan tujuan agar
yang lebih baik antar anggota ASEAN ataupun internasional. Ketiga, mengadakan
program atau proyek ASEAN dengan bekerjasama dengan para stakeholders. Ketiga
Selain melihat dimensi diplomasi publik ASEAN, Anh Dung Bui juga
mengkomparasi diplomasi publik yang dilakukan dua anggota ASEAN yaitu Vietnam
dan Singapura. Hasil dari komparasi aktivitas diplomasi publik oleh Vietnam dan
7
Dung Bui, Anh. 2011. Public Diplomacy in ASEAN and the Cases of Vietnam and Singapore. A Dissertation.
Institute of Communication Studies: University of Leeds.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 9
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
aktivitas diplomasi publik kedua negara terletak pada tujuannya. Vietnam melakukan
diplomasi publik dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan dipandang dalam
dunia internasional. Sedangkan Singapura lebih kepada ingin mendapatkan posisi vital
Manfaat dari penelitian Anh Dung Bui ini bagi peneliti adalah untuk melihat
dan menilai dimensi-dimensi diplomasi publik ASEAN apakah juga digunakan oleh
Indonesia dalam aktivitas diplomasi publiknya atau tidak. Selain itu, peneliti juga
dapat melihat relevansi dari instrumen diplomasi publik yang digunakan oleh Vietnam
Jakarta’s Facebook Outreach Illuminates the Limitations and Potential for the State
Department’s Use of Social Media yang ditulis oleh Melani Ciolek pada tahun 2010.
Fokus dari penelitian yang dilakukan oleh Melanie Ciolek adalah melihat kontribusi
dari media sosial sebagai salah satu instrumen diplomasi publik. Penelitian ini
Kontribusi signifikan media sosial yang ditunjukkan dari hasil penelitian ini adalah
audience. Penggunaan media sosial ini ditujukan untuk mempengaruhi opini publik
8
Ibid.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 10
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dilakukan harus perlu dicermati dan dievaluasi jika ingin menggunakan media sosial
sebagai instrumen diplomasi publik. Hal ini dikarenakan sosial media tidak memiliki
batasan audience dan respon dari audience-nya masih sukar untuk diprediksi.
Walaupun dalam diplomasi publik terdapat berbagai macam instrumen yang bisa
digunakan, media sosial merupakan instrumen yang dapat dikatakan paling mudah dan
Oleh karena itu, penelitian dari Melanie Ciolek ini juga dapat menjadi acuan dalam
melihat konribusi dari instrumen media sosial yang digunakan oleh Indonesia dalam
sosial yang dilihat tidak hanya dari media sosial Facebook saja namun dalam skala
terkait pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW di salah satu Pers Denmark.
Strategi diplomasi publik Indonesia dalam konteks ini adalah dengan menggunakan
9
Ciolek, Melani. 2010. Understanding Social Media’s Contribution to Public Diplomacy: How Embassy
Jakarta’s Facebook Outreach Illuminates the Limitations and Potential for the State Department’s Use of Social
Media. University of Southern California Center on Public Diplomacy: Annenberg School.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 11
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
instrumen media dan multi-track diplomacy yaitu track 1. Government dan track 2.
Non-Government.10
pelaksanaan dialog antar agama dan dialog media global yang juga melibatkan pers
Indonesia sehingga dapat meredam emosi publik Indonesia dan Denmark yang
berujung pada normalisasi hubungan bilateral kedua negara. Strategi diplomasi publik
Indonesia yang melibatkan multi-track diplomacy dimana aktor negara dan non-negara
Indonesia - Denmark. Oleh karena itu, keterlibatan diplomasi multi jalur dalam
aktivitas diplomasi publik Indonesia dapat menjadi acuan demi terciptanya efektivitas
praktek diplomasi publik dalam pencapaian kepentingan nasional yang lebih luas.
bilateral Indonesia-Amerika Serikat juga menjadi acuan dalam penelitian ini. Smith
berjudul A Glass Half Full: Indonesia-US Relations in the Age of Terror mengkaji
Amerika Serikat mengalami masa yang kompleks khususnya pasca peristiwa serangan
teroris pada 11 September 2001. Opini publik Indonesia terhadap Amerika pun
10
Djelantik, Sukawarsini. 2008. Trend in Diplomacy; Indonesian Diplomacy Toward Denmark; The Jylland
Posten Case. Conference Paper. World International Studies Conference (WISC). Ljubljana University:
Ljubljana, Slovenia.
11
Smith, Anthony L, (2003). “A Glass Half Full: Indonesia-US Relations in the Age of Terror”, dalam
hak asasi manusia. Walaupun begitu, terdapat kerjasama yang baik antara Indonesia-
khususnya setelah serangan bom Bali pada tahun 2002. Indonesia menjadi partner
strategis Amerika Serikat dalam kebijakan war on terror dan kerjasama dibidang ini
terus meningkat.
Namun, persepsi anti Amerika masih tetap ada di publik Indonesia. Hal-hal
yang menjadi latar belakang adanya persepsi anti Amerika ini adalah Amerika
anggapan bahwa kebijakan war on terror ini adalah cara Amerika untuk melemahkan
Indonesia. Di lain sisi, opini publik Amerika juga mengarah ke arah yang negatif
dimana peristiwa-peristiwa terorisme di Indonesia seperti bom Bali dan bom Hotel
J.W. Marriot menjadikan Indonesia dipandang sebagai negara yang tidak aman.
menegaskan dalam penelitiannya, strategi winning hearts and minds menjadi penting
itu, dalam konteks Indonesia khususnya, kerjasama militer juga dapat membantu
dengan penguatan demokrasi dan peningkatan hak asasi manusia demi perbaikan dan
12
Ibid.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 13
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Dari penelitian tersebut terlihat bahwa opini publik suatu negara menjadi salah
satu hal yang crucial dalam upaya pencapaian kepentingan politik luar negeri suatu
negara. Dalam konteks ini Indonesia dan Amerika Serikat pasca peristiwa 9/11 berupa
diplomasi soft power yang bertujuan untuk mempengaruhi opini publik Indonesia.
kepolisian Indonesia, Densus 88 (Datasemen Khusus 88), selain itu media Amerika
seperti Voice of America aktif memberitakan upaya Amerika dalam penumpasan aksi
terorisme.14 Hal ini dilakukan untuk memberikan fasilitas dan informasi kepada publik
tersebut.
Amerika Serikat adalah penelitian yang ditulis oleh Murray Hiebert, Ted Osius, dan
Recommendations for Forging a 21st Century Relationship. Tujuan dari penelitian ini
pada dasarnya fokus pada bagaimana Amerika Serikat dan Indonesia dapat
disepakati oleh kedua negara. Indonesia sebagai negara keempat terbesar di dunia,
negara demokrasi ketiga di dunia dan salah satu negara yang memiliki warga negara
13
Indonesia sebaga negara muslim terbanyak di dunia dapat dilihat dari data Pew Global Research Center.
http://www.pewforum.org/2011/01/27/the-future-of-the-global-muslim-population/
14
United States Department of State. 2014. Country Reports on Terrorism. Bureau of Counterterrorism.
http://www.state.gov/j/ct/rls/crt/index.htm. Diakses tanggal 8 Agustus 2014.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 14
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
yang sangat pluralistik membuktikan bahwa norma dan nilai demokrasi tidak
bergantung pada budaya, sejarah atau agama. Hal ini menjadikan Indonesia dianggap
sebagai partner strategis bagi Amerika baik dalam konteks regional ataupun
multilateral.15
Amerika Serikat pada tahun 2010 kemudian menjadi titik tolak dari babak baru
tidak hanya melalui aspek-aspek politik, keamanan dan ekonomi namun juga melalui
relasi antar warga negara (people to people contact). Kerjasama dalam tiga aspek ini
Serikat tidak stagnan. Kerjasama dalam bidang politik dan keamanan telah dilakukan
oleh Indonesia dan Amerika Serikat sejak awal hubungan bilateral kedua negara
terjalin dan kerjasama dalam bidang ini menjadi pengikat yang cukup kuat dalam
diberikan dalam penelitian ini adalah perlunya peningkatan official visits baik antar
hubungan jangka panjang dan lebih reliable. Selain itu peningkatan kerjasama
mutual trust dan lingkungan yang mendukung untuk kerjasama perdagangan dan
investasi yang lebih baik. Kerjasam di bidang ekonomi adalah kerjasama yang paling
15
Hiebert, Murray et al. 2013. A US-Indonesia Partnership for 2020: Recommendations for Forging a 21st
Century Relationship. Centre for Strategic & Internastional Studies: Washington.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 15
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
lemah antara Indonesia dan Amerika Serikat namun bidang ini merupakan kunci
kekuatan kerjasama bilateral. Oleh karena itu selain meningkatkan dialog antar
membentuk dan menjaga long term perspective atas kerjasama perdagangan dan
Serikat. Hal ini dikarenakan kerjasama dalam bidang ini menjadi kunci untuk
16
Ibid
17
United States Information Agency Alumni Association, “What Is Public Diplomacy?
http://pdaa.publicdiplomacy.org/?page_id=6. Diakses tanggal 16 Oktober 2014
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 16
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Definisi dari diplomasi publik pada dasarnya sangat beragam namun merujuk
dari definisi diplomasi publik pada awal kemunculannya dapat dikatakan bahwa
government to people relations atau people to people relations. Tujuannya adalah agar
sosial bagi hubungan dan pencapaian kepentingan politik luar negeri yang lebih luas.
negerinya. Hal ini mengindikasikan bahwa opini publik juga memiliki peran penting
dalam membentuk kebijakan luar negeri dan juga pengaplikasian kebijakan tersebut.
Selain itu, merujuk pada definisi diplomasi publik menurut kamus istilah hubungan
internasional yang di terbitkan oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Serikat
tahun 1987;
18
Wolf Jr, Charles & Rosen, Brian. 2004. Public Diplomacy: How to Think About and Improve It. Rand
Corporation. http://www.rand.org/. Pg.3
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 17
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
berbagai macam instrumen, seperti publikasi, film, pertukaran budaya, radio dan
televise, memerlukan dukungan atau inisatif dari pemerintah. Jadi dalam konteks ini,
peran pemerintah tetap menjadi yang utama dalam aktivitas diplomasi publik.
non pemerintah yang terlibat aktif seperti NGO, individu, atau media
Diplomasi publik pada dasarnya meliputi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh
pemeliharaan dan promosi soft power. Soft power negara dibentuk melalui aktivitas-
aktivitas para aktor dan beragam organisasi yang berpengaruh terhadap publik, baik
para seniman, galeri-galeri seni dan musik, aktivis masyarakat dan Lembaga Swadaya
Masyarakat, politisi, partai dan pakar politik, para penulis dan asosiasi literasi,
wartawan dan kelompok media, para pelaku bisnis, perusahaan dan produknya,
akademisi dan universitas, pemuka dan kelompok agama, dan lain-lain. Hal ini sesuai
dengan yang dinyatakan oleh konsep Soft Power Joseph S. Nye dimana beliau
menyatakan bahwa soft power sebuah negara bersumber dari tiga hal yaitu budaya,
nilai-nilai politik dan politik luar negeri negara tersebut.20 Ketiga sumber dari soft
19
U.S. Department of State. 1987. Dictionary of International Relations Terms, Washington, D.C. Pg. 85
20
Nye Jr, Joseph S. Op.Cit. 2004. Pg.11
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 18
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
program pengembangan citra yang positif secara domestik saja tetapi juga
beperan penting dalam meningkatkan soft power dan implementasinya ke luar negeri.
Hal ini memungkinkan adanya berbagai kegiatan, aktivitas dan program yang dapat
tepat untuk merebut opini publik dengan mempromosikan citra negara. Hal ini
kebudayaan dan pendidikan. Proses pembentukan citra dan persepsi menjadi hal yang
sangat penting karena winning hearts and minds menjadi esensi dan tujuan utama dari
aktivitas diplomasi publik yang dilakukan oleh Indonesia terhadap Amerika Serikat
digunakan dalam diplomasi publik tidak memiliki batasan yang pasti dikarenakan
perkembangan dunia sosial, media dan teknologi infomasi yang sangat pesat. Berbagai
macam cara atau media bisa saja dijadikan instrumen dalam aktivitas diplomasi publik
selama tujuannya relevan dengan tujuan diplomasi publik yakni propaganda atau
pemerintah dan non-pemerintah yang melibatkan metode diplomasi multi jalur atau
yang biasa disebut dengan multi-track diplomacy. Diplomasi ini memiliki relevansi
dengan diplomasi publik dikarenakan terdapat peran yang signifikan dari pemerintah
dengan tujuan terciptanya perdamaian. Perdamaian akan tercipta jika diplomasi yang
dilakukan oleh suatu negara melibatkan seluruh jalur/track dari diplomasi dan tidak
bergantung pada aktor pemerintah saja. Relevansinya dengan praktek diplomasi publik
adalah diplomasi publik tidak akan dapat berjalan secara efektif jika beban aktivitas
diplomasi publik tersebut hanya pada pemerintah saja. Sejalan dengan tujuan
hingga media dapat berperan aktif dan bekerjasama dalam aktivitas diplomasi publik.
Business, Track Four: Private Citizen, Track Five: Research, Training, and Education,
Track Six: Activism, Track Seven: Religion, Track Eight: Funding, Track Nine:
21
Diamond, Louise & McDonald, John. 1996. Multi-Track Diplomacy: A System Approach to Peace, 3rd Ed.
Kumarian Press: University of Michigan. Pg: 20
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 20
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Sumber: Diamond and McDonald. The Institute for Multi-Track Diplomacy (IMTD).
(http://www.beyondintractability.org/essay/multi-track-diplomacy). Diakses tanggal 14 September 2014
dalam praktek diplomasi publik, namun yang menjadi poin utama dalam praktek
diplomasi publik Indonesia terhadap Amerika dalam penelitian ini adalah peran
menjadi poin penting karena pemerintah diharapkan tetap mengambil andil besar
dalam pengawasan praktek diplomasi publik. Pemerintah selain menjadi aktor utama
juga dibutuhkan untuk dapat membentuk kesepahaman mengenai kebijakan yang ingin
22
Ibid
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 21
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
publik. Aktor non-pemerintah, di sisi lain, dapat mengambil peran yang cukup
Selain itu, perkembangan dunia media massa pada saat ini juga memiliki
pengaruh dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan budaya. Media massa
Indonesia-Amerika Serikat dapat memberikan nuansa baru karena media masa mampu
masyarakat.
Media massa menjadi alat yang efektif dalam mempengaruhi pemikiran dan
tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pembentukan opini publik baik domestik
media massa. Pada era globalisasi ini, audience dari media massa sangatlah tidak
terbatas sehingga diperlukan juga mutual understanding dari pemerintah dan aktor
media dalam pemberitaan atau penyebaran informasi agar tetap berada dijalur
kebijakan luar negeri yang telah diatur atau disepakati demi pembentukan opini publik
yang terarah dan sesuai dengan tujuan politik luar negeri Indonesia.
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 22
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
internasional. Penciptaan opini publik yang positif bagi Indonesia dapat memberikan
dampak yang signifikan pada kepentingan politik luar negeri Indonesia dan
adalah mempengaruhi keputusan kebijakan luar negeri Amerika Serikat agar lebih
dengan kata lain dengan meningkatkan government to people relations dan people-to-
people relations.
Penelitian ini fokus pada praktek diplomasi publik yang dilakukan Indonesia
terhadap Amerika Serikat dan kontribusinya terhadap kepentingan politik luar negeri
Indonesia. Agar fokus dari penelitian ini tetap terarah maka metode penelitian yang
kualitatif karena instrumen utama yang diamati berupa aktivitas diplomasi publik yang
kemudian dianalisis secara deskriptif melalui interpretasi logis. Hal ini sejalan dengan
paradigma metode penelitian kualitatif yang dipaparkan oleh Creswell “Research that
picture, formed with words reporting detailed views of informants, and conducted in a
natural setting.”23 Oleh karena itu dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif,
analisis yang dilakukan dalam penelitian ini diharapkan dapat lebih efektif dan
terfokus. Formasi dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini disusun
bertahap secara deduksi untuk menguraikan secara detail masalah yang diangkat.
yang diperoleh melalui teknik studi kepustakaan (Library research). Data sekunder
diperoleh dengan membaca dan mempelajari sejumlah buku, literatur, jurnal ilmiah,
artikel online dan berita media massa yang terkait dengan diplomasi publik dan
informans, yaitu orang-orang yang kompeten dari pihak akademisi dan praktisi yang
dengan Bapak Siauaji Raja dan Bapak Mulyanto Sastrowiranu selaku Staff Direktorat
Amerika Serikat yang relevan dengan aktivitas diplomasi publik. Wawancara ketiga
23
Creswell, John W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches, 2nd
ed. Sage Publications: University of Nebraska, Lincoln. Pg:20-21
PERAN DIPLOMASI PUBLIK DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA - AMERIKA
SERIKAT PADA MASA 24
PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (2004 – 2014)
Dina Puspita
Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dilaksanakan dengan Ibu Angela, selaku Staff Direktorat Amerika dan Eropa,
Kementerian Luar Negeri RI. Wawancara ini membahas mengenai hubungan bilateral
Kebudayaan RI, yaitu dengan Bapak Restu selaku Ketua subbidang Diplomasi
yang membahas mengenai praktek diplomasi budaya sebagai bagian dari diplomasi
publik yang dicanangkan oleh pemerintah, khususnya di Amerika Serikat. Selain itu
wawancara juga dilakukan dengan pihak akademisi yaitu dengan Bapak Tonny Dian
ini membahas diplomasi publik secara umum dan bagaiamana Indonesia dapat
menggunakan diplomasi publik tersebut sebagai media diplomasi yang efektif dalam
dengan tujuan untuk memahami lebih jauh praktek diplomasi publik yang dilakukan
Indonesia dan aktor-aktor yang terlibat di dalamnya hingga tantangan dari diplomasi
publik tersebut.
Bab I meliputi Pendahuluan yang terdiri dari (a) Latar Belakang Masalah,
ulasan singkat mengenai upaya-upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia pada masa
peneliti mengenai pentingnya diplomasi publik bagi Indonesia. (b) Rumusan Masalah,
(c) Kajian Pustaka, mengulas reviu dari beberapa penelitan mengenai diplomasi publik
penulisan penelitian ini, (d) Kerangka Konseptual, berisi tinjauan teori dan konsep
yang relevan untuk kebutuhan analisis penelitian ini, (e) Argumen Penelitian, sebagai
argumen sementara yang akan dibuktikan keabsahannya pada analisis dalam penelitian
ini, (f) Metode Penelitian, mendeskripsikan metode kualitatif deskriptif yang menjadi
metode yang dipilih dalam analisis penelitian ini dan (g) Sistematika Penulisan, berisi
AMERIKA SERIKAT
di bawah Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, pada subbab ini akan diuraikan
Serikat secara lebih spesifik yakni pada dua periode masa pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono. Pembahasan dalam subbab ini juga termasuk hal-hal
Pada Bab ke-III pembahasan yang diulas adalah jawaban dari pertanyan
penelitian pertama yakni mengenai: (a) Konsep Diplomasi Publik Indonesia, pada
subbab ini akan diuraikan mengenai pandangan dan tujuan umum Indonesia dalam
membahas tentang apa saja yang menjadi titik fokus hubungan bilateral Indonesia
diplomasi publik.
Bab IV berisi uraian detail yang menjawab pertanyaan penelitian kedua yaitu
mengenai (a) Instrumen yang digunakan Indonesia dalam proses aktivitas diplomasi
Instrumen diplomasi publik disini diuraikan dalam beberapa kategori yaitu, exchanges
Serikat. Selain itu juga menguraikan pencapaian politik luar negeri Indonesia sebagai
Bab V merupakan bab terakhir dalam penelitian ini yang berisi kesimpulan
dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam bab ini diutarakan hasil dari
penelitian yang menjadi penemuan penting dan juga memberi masukan bagi
yang lebih efektif demi pencapaian kepentingan nasional yang lebih luas.