Oleh :
Kelompok 3
2019/2020
KASUS :
Upin, seorang anak berusia 4,5 tahun datang ke sebuah Rumah Sakit di
ibukota provinsi. Anak tersebut dibawa ke rumah sakit oleh ibunya. Mereka tinggal
di daerah pegunungan terpencil dengan keadaan jalan darat yang rusak berat.
Dengan berbekal Surat Keterangan Tidak Mampu, pasien dibawa ke Rumah
Sakit dengan keluhan tidak bisa berbicara dan kurang nafsu makan. Komunikasi
anak ini hanya dengan bahasa isyarat. Anak terlihat lebih banyak diam dan pasif.
Upin terlahir prematur pada usia kandungan ibunya yang baru berumur
7,5 bulan dan BB lahir 19 ons. Selama kehamilannya, ibu upin pernah mengalami
gondok. Upin minum ASI sampai berumur 3 tahun. Upin baru bisa berjalan
setelah berumur 3 tahun. Selama ini upin sering sakit-sakitan namun hanya diobati
dengan ramuan tradisional buatan ibunya.
Upin menyukai mie instan yang tidak dimasak, singkong, dan oseng kubis.
Ibunya memasak dengan memakai garam tanpa merk yang dibeli kiloan dipasar
tradisional setempat.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai keringat dingin diseluruh tubuh, kesadaran
compos mentis TB 87 cm, BB 14,5 kg suhu 36,7 ⁰C. Pada leher dijumpai benjolan
dibagian kanan sebesar 0,5-1 cm, kenyal, tidak terfiksasi, dan tidak nyeri.
Pemeriksaan Laboratorium menunjukkan kadar TSH 7 ml U/l , Kadar T₄ bebas 0,1
mg/dl
A. Identitas Pasien
Nama : Upin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia :4,5 tahun
BB : 14,5 kg
TB : 87 cm
B. Skrinning Gizi
No. Indikator Ya Tidak
Kesimpulan :
An.U didiagnosa Hipotiroid
BB actual : 14,5 kg
TB actual : 87 cm
BBI : 12 kg (Tabel Antropometri)
Kebutuhan energi:
BBI x AKG Usia Tinggi = 12 kg x 80,5 kkal (+) 10% = 1.062,6 kkal
= 966 kkal (-) 10% = 869,4 kkal
Protein = 15% x 966 kkal
= 144,9 kkal / 4 (+)2 gr= 38,225 gr
= 36,225 g (-) 2 gr = 34,225 gr
Lemak = 20% x 966 kkal
= 193,2 kkal / 9 (+) 10% = 212,52 gr
= 21,467 g (-) 10% = 173,88 gr
KH = 65 % x 966 kkal
= 627,9 kkal / 4 (+) 10% = 690,69 gr
= 156,975 g (-) 10% = 565,11 gr
Kesimpulan:
Pasien berumur 4,5 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama
leher pasien dijumpai benjolan dibagian kanan sebesar 0,5-1 cm, kenyal, tidak
terfiksasi, dan tidak nyeri. Keluahan utama tersebut menunjukkan manifestasi
klinis pada penderita Hipotiroid primer. Pada keadaan hipotiroid produksi
hormon tiroid berkurang sehingga tubuh akan mengkompensasi dengan
mengeluarkan TSH lebih banyak. TSH berperan untuk menstimulasi
pembentukan hormon tiroid sehingga pada saat hormon tiroid berjumlah
kecil produksi TSH akan menjadi tinggi. Manifestasi klinik dari produksi
TSH yang tinggi adalah dapat terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
Pada saat hamil juga diketahui bahwa ibu Upin mengalami gondok
walaupun tidak diketahui terjadi hipertiroid atau hipotiroid tetapi keadaan ini
dapat berhubungan dengan keadaan hipotiroid yang dialami oleh Upin.
Perubahan pada kehamilan seperti peningkatan bersihan iodida, yang pada
daerah dengan asupan iodin yang rendah, dapat menyebabkan suatu
penurunan T4, suatu kenaikan TSH, dan pembesaran tiroid. hCG, yang
mencapai puncak mendekati akhir dari trimester pertama, mempunyai
aktivitas agonis TSH yang lemah dan dapat merupakan penyebab dari
pembesaran tiroid yang ringan yang terjadi pada saat tersebut. Iodium ibu
melintasi plasenta dan mensuplai kebutuhan janin; dalam jumlah yang besar,
iodium dapat menghambat fungsi tiroid janin
b. Data Antropometri (AD)
Domain Subclass Terminologi
Data AD.1.1. Komposisi/ AD.1.1.1. Tinggi Badan : 87 cm
Antropometri Pertumbuhan Tubuh/ AD.1.1.2. Berat Badan : 14,5 kg
(AD) Riwayat Berat Badan
Kesimpulan :
Dari anamnesa menujukkan bahwa pasien suka mengkonsumsi
singkong dan oseng kubis. Kedua makanan tersebut merupakan contoh
sayuran yang mengandung tiosianat. Tiosianat merupakan salah satu
substansi goitrogenik yang dapat menghambat mekanisme transport aktif
iodium ke dalam kelenjar tiroid. Penelitian mengenai hubungan asupan
tiosianat dengan fungsi tiroid menunjukkan bahwa kombinasi defisiensi
iodium dan asupan tiosianat yang tinggi dapat mengakibatkan disfungsi
kelenjar tiroid. Upin juga suka mengkonsumsi mie instan mentah. Hal ini
menunjukkan bahwa asupan nutrisi pasien sangat kurang. Ibu Upin diketahui
memasak menggunakan garam yang dibeli kiloan di pasar tradisional yang
diduga tidak mengandung iodium yang akan memperparah terjadinya
pembesaran kelenjar tiroid.
d. Data Biokimia (BD)
Domain Subclass Terminologi
Data Biokimia (BD) BD. 1.5. Profil BD.1.5.9. Thyroid
glukosa/endokrin function tests
(TSH,T4,T3) :
- TSH : 7 ml U/l
Normal : 0,5 –
4,7
- T4 bebas : 0,1
mg/dl
Normal : 0,8 –
2,7
Kesimpulan:
Dari hasil pemeriksaan biokimia diketahui nilai TSH pasien diatas
angka normal dan nilai T₄ bebas dibawah angka normal (kurang).
Kesimpulan:
Dari keadaan umum pasien yaitu keringat dingin diseluruh tubuh,
kesadaran compos mentis (sadar). Pada leher dijumpai benjolan dibagian
kanan sebesar 0,5-1 cm, kenyal, tidak terfiksasi, dan tidak nyeri, anak terlihat
lebih banyak diam dan pasif. Tanda vital menunjukkan bahwa suhu tubuh
pasien normal.
2. Diagnosa Gizi
1. Domain Intake (NI)
DD Domain Problem Etiologi Sign
NI.5.5 Ketidakseimbangan Berkaitan dengan Ditandai dengan
Zat Gizi pola makan yang pasien menyukai
tidak tepat mie instan yang
tidak dimasak,
singkong, dan oseng
kubis
Tujuan Diet :
Memberi makanan yang mengandung tinggi iodium untuk memperbaiki /
mencegah kekurangan iodium lebih berat.
BM yang dianjurkan :
Bahan makanan tinggi yodium :
1. Ikan laut 6. Gandum
2. Kerang 7. Sayuran
3. Telur 8. Udang
4. Daging 9. Ganggang
5. Susu Ikan air laut
4. Planing
1) Tujuan Terapi
a. Menjaga konsentrasi hormon tiroid dalam jumlah normal
b. Menghilangkan gejala yang terjadi
c. Mencegah defisit neurologi pada anak
d. Mengembalikan keabnormalan biokimia
2) Sasaran Terapi
a. Menurunkan kadar TSH sampai kurang 1 m UI/L
b. Menormalkan kadar T₄ darah
3) Terapi Non Farmakologi
a. Menghentikan konsumsi makanan yang bersifat goitrogenik dalam hal ini
singkong dan kubis
b. Mengkonsumsi garam beriodium
c. Menghentikan mengkonsumsi mie instan terutama yang tidak di masak
4) Terapi Farmakologi
Levothyroxine dosis awal 72,5 mcg sekali sehari