Anda di halaman 1dari 12

TUGAS DIETETIK

KASUS HIPOTIROID ANAK

Dosen Pembimbing : Rijanti Abdurrachim, DCN,M.Kes

Oleh :

Kelompok 3

Eka Norbaiti P07131117094


Hafizah Magfirah P07131117095
Helda Sari P07131117096
Hidayati P07131117097
Ilham Ramadhan P07131117099
Luthfi Amalia P07131117101
Mina Olfah P07131117105
Muhammad Rezky Akbar P07131117107
Mutia Rahmah P07131117109
Rizma Amelia Janiar P07131117120
Yuna Mulyani P07131117127

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN

PROGRAM DIPLOMA III JURUSAN GIZI

2019/2020
KASUS :
Upin, seorang anak berusia 4,5 tahun datang ke sebuah Rumah Sakit di
ibukota provinsi. Anak tersebut dibawa ke rumah sakit oleh ibunya. Mereka tinggal
di daerah pegunungan terpencil dengan keadaan jalan darat yang rusak berat.
Dengan berbekal Surat Keterangan Tidak Mampu, pasien dibawa ke Rumah
Sakit dengan keluhan tidak bisa berbicara dan kurang nafsu makan. Komunikasi
anak ini hanya dengan bahasa isyarat. Anak terlihat lebih banyak diam dan pasif.
Upin terlahir prematur pada usia kandungan ibunya yang baru berumur
7,5 bulan dan BB lahir 19 ons. Selama kehamilannya, ibu upin pernah mengalami
gondok. Upin minum ASI sampai berumur 3 tahun. Upin baru bisa berjalan
setelah berumur 3 tahun. Selama ini upin sering sakit-sakitan namun hanya diobati
dengan ramuan tradisional buatan ibunya.
Upin menyukai mie instan yang tidak dimasak, singkong, dan oseng kubis.
Ibunya memasak dengan memakai garam tanpa merk yang dibeli kiloan dipasar
tradisional setempat.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai keringat dingin diseluruh tubuh, kesadaran
compos mentis TB 87 cm, BB 14,5 kg suhu 36,7 ⁰C. Pada leher dijumpai benjolan
dibagian kanan sebesar 0,5-1 cm, kenyal, tidak terfiksasi, dan tidak nyeri.
Pemeriksaan Laboratorium menunjukkan kadar TSH 7 ml U/l , Kadar T₄ bebas 0,1
mg/dl

A. Identitas Pasien
Nama : Upin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia :4,5 tahun
BB : 14,5 kg
TB : 87 cm

B. Skrinning Gizi
No. Indikator Ya Tidak

1. Perubahan Berat Badan - √


2. Nafsu Makan Kurang √ -
3. Kesulitan Menelan/Mengunyah - √
4. Mual dan Muntah - √
5. Diare/Konstipasi - √
6. Alergi/Intoleransi Zat Gizi - √
7. Diet Khusus √ -
8. Enteral/Parenteral √ -
9. Serum Albumin Rendah - √

10. Terdapat benjolan dileher √ -

Kesimpulan :
An.U didiagnosa Hipotiroid

Perhitungan Zat Gizi :

 BB actual : 14,5 kg
 TB actual : 87 cm
 BBI : 12 kg (Tabel Antropometri)
 Kebutuhan energi:
BBI x AKG Usia Tinggi = 12 kg x 80,5 kkal (+) 10% = 1.062,6 kkal
= 966 kkal (-) 10% = 869,4 kkal
 Protein = 15% x 966 kkal
= 144,9 kkal / 4 (+)2 gr= 38,225 gr
= 36,225 g (-) 2 gr = 34,225 gr
 Lemak = 20% x 966 kkal
= 193,2 kkal / 9 (+) 10% = 212,52 gr
= 21,467 g (-) 10% = 173,88 gr

 KH = 65 % x 966 kkal
= 627,9 kkal / 4 (+) 10% = 690,69 gr
= 156,975 g (-) 10% = 565,11 gr

Makan pagi dan malam (25%)


Energi = 966 kkal x 25% (+)10% = 265,65 kkal
= 241,5 kkal (-) 10% = 217,35 kkal
Protein = 36,225 x 25% (+) 2 gr = 11 gr
= 9 gr (-) 2 gr = 7 gr
Lemak = 21,467 x 25% (+) 10% = 5,9 gr
= 5,36 gr (-) 10% = 4,8 gr
KH = 156,975 gr x 25% (+) 10% = 43,2 gr
= 39,24 gr (-) 10% = 35,31 gr
Makan Siang (30%)
Energi = 966 kkal x 30% (+)10% = 318,78 kkal
= 289,8 kkal (-) 10% = 260,82 kkal
Protein = 36,225 x 30% (+) 2 gr = 12,86 gr
= 10,86 gr (-) 2 gr = 8,86 gr
Lemak = 21,467 x 30% (+) 10% = 5,9 gr
= 5,36 gr (-) 10% = 4,8 gr
KH = 156,975 gr x 30% (+) 10% = 51,8 gr
= 47,09 gr (-) 10% = 42,4 gr
Selingan pagi dan malam (10%)
Energi = 966 kkal x 10% (+)10% = 106,26 kkal
= 96,6 kkal (-) 10% = 86,94 kkal
Protein = 36,225 x 10% (+) 2 gr = 5,62 gr
= 3,62 gr (-) 2 gr = 1,62gr
Lemak = 21,467 x 10% (+) 10% = 2,36 gr
= 2,14 gr (-) 10% = 1,92 gr
KH = 156,975 gr x 10% (+) 10% = 17,26 gr
= 15,7 gr (-) 10% = 14,13 gr

C. Proses Asuhan Gizi Terstandar


1. Anamnesa Gizi
a. Client History (CH)
Domain Subclass Terminologi
Client History CH.1. Riwayat Personal CH.1.1.1. Umur : 4,5 tahun
(CH) CH.1.1.2. Jenis Kelamin : Laki-
laki
CH.2. Riwayat Medis / CH.2.1.1. Keluhan pasien/ klien
Kesehatan Pasien/ Klien/ terkait gizi : tidak nafsu makan,
Keluarga keringat dingin diseluruh tubuh,
leher pasien dijumpai benjolan
dibagian kanan sebesar 0,5-1 cm,
kenyal, tidak terfiksasi, dan tidak
nyeri

Riwayat Penyakit Hipotiroid


Sekarang
Riwayat Penyakit dahulu Pasien lahir prematur pada usia kandungan ibunya yang
baru berumur 7,5 bulan dan BB lahir 19 ons
Riwayat Penyakit Selama kehamilannya, ibu upin pernah mengalami gondok
Keluarga

Kesimpulan:
Pasien berumur 4,5 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan utama
leher pasien dijumpai benjolan dibagian kanan sebesar 0,5-1 cm, kenyal, tidak
terfiksasi, dan tidak nyeri. Keluahan utama tersebut menunjukkan manifestasi
klinis pada penderita Hipotiroid primer. Pada keadaan hipotiroid produksi
hormon tiroid berkurang sehingga tubuh akan mengkompensasi dengan
mengeluarkan TSH lebih banyak. TSH berperan untuk menstimulasi
pembentukan hormon tiroid sehingga pada saat hormon tiroid berjumlah
kecil produksi TSH akan menjadi tinggi. Manifestasi klinik dari produksi
TSH yang tinggi adalah dapat terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
Pada saat hamil juga diketahui bahwa ibu Upin mengalami gondok
walaupun tidak diketahui terjadi hipertiroid atau hipotiroid tetapi keadaan ini
dapat berhubungan dengan keadaan hipotiroid yang dialami oleh Upin.
Perubahan pada kehamilan seperti peningkatan bersihan iodida, yang pada
daerah dengan asupan iodin yang rendah, dapat menyebabkan suatu
penurunan T4, suatu kenaikan TSH, dan pembesaran tiroid. hCG, yang
mencapai puncak mendekati akhir dari trimester pertama, mempunyai
aktivitas agonis TSH yang lemah dan dapat merupakan penyebab dari
pembesaran tiroid yang ringan yang terjadi pada saat tersebut. Iodium ibu
melintasi plasenta dan mensuplai kebutuhan janin; dalam jumlah yang besar,
iodium dapat menghambat fungsi tiroid janin
b. Data Antropometri (AD)
Domain Subclass Terminologi
Data AD.1.1. Komposisi/ AD.1.1.1. Tinggi Badan : 87 cm
Antropometri Pertumbuhan Tubuh/ AD.1.1.2. Berat Badan : 14,5 kg
(AD) Riwayat Berat Badan

c. Dietary History (FH)


Domain Subclass Terminologi
FH.1.2. Asupan F.H.1.2.2. Asupan F.H.1.2.2.2. Upin menyukai
Makanan dan Makan mie instan yang tidak
Minuman dimasak, singkong, dan
oseng kubis. Ibunya
memasak dengan memakai
garam tanpa merk yang
dibeli kiloan dipasar
tradisional setempat

Kesimpulan :
Dari anamnesa menujukkan bahwa pasien suka mengkonsumsi
singkong dan oseng kubis. Kedua makanan tersebut merupakan contoh
sayuran yang mengandung tiosianat. Tiosianat merupakan salah satu
substansi goitrogenik yang dapat menghambat mekanisme transport aktif
iodium ke dalam kelenjar tiroid. Penelitian mengenai hubungan asupan
tiosianat dengan fungsi tiroid menunjukkan bahwa kombinasi defisiensi
iodium dan asupan tiosianat yang tinggi dapat mengakibatkan disfungsi
kelenjar tiroid. Upin juga suka mengkonsumsi mie instan mentah. Hal ini
menunjukkan bahwa asupan nutrisi pasien sangat kurang. Ibu Upin diketahui
memasak menggunakan garam yang dibeli kiloan di pasar tradisional yang
diduga tidak mengandung iodium yang akan memperparah terjadinya
pembesaran kelenjar tiroid.
d. Data Biokimia (BD)
Domain Subclass Terminologi
Data Biokimia (BD) BD. 1.5. Profil BD.1.5.9. Thyroid
glukosa/endokrin function tests
(TSH,T4,T3) :
- TSH : 7 ml U/l
Normal : 0,5 –
4,7
- T4 bebas : 0,1
mg/dl
Normal : 0,8 –
2,7

Kesimpulan:
Dari hasil pemeriksaan biokimia diketahui nilai TSH pasien diatas
angka normal dan nilai T₄ bebas dibawah angka normal (kurang).

e. Data Fisik/Klinis (PD)


Domain Subclass Terminologi
Data Fisik/Klinis PD. Nutrition-focused PD.1.1.1. Penampakan
(PD) Physical Findings Keseluruhan : keringat
dingin diseluruh tubuh,
kesadaran compos
mentis, Pada leher
dijumpai benjolan
dibagian kanan sebesar
0,5-1 cm, kenyal, tidak
terfiksasi, dan tidak
nyeri, anak terlihat
lebih banyak diam dan
pasif.
PD.1.1.9. Tanda-tanda
Vital, Suhu : 36,7°C
(Normal)

Kesimpulan:
Dari keadaan umum pasien yaitu keringat dingin diseluruh tubuh,
kesadaran compos mentis (sadar). Pada leher dijumpai benjolan dibagian
kanan sebesar 0,5-1 cm, kenyal, tidak terfiksasi, dan tidak nyeri, anak terlihat
lebih banyak diam dan pasif. Tanda vital menunjukkan bahwa suhu tubuh
pasien normal.

2. Diagnosa Gizi
1. Domain Intake (NI)
DD Domain Problem Etiologi Sign
NI.5.5 Ketidakseimbangan Berkaitan dengan Ditandai dengan
Zat Gizi pola makan yang pasien menyukai
tidak tepat mie instan yang
tidak dimasak,
singkong, dan oseng
kubis

NI.5.10.1 Asupan mineral berkaitan dengan ditandai oleh data


(yodium) inadekuat konsumsi makanan laboratorium yaitu
yang bersifat kadar T₄ pasien
goitrogenik kurang dari normal,
kadar TSH pasien
lebih dari normal

2. Domain Klinic (NC)


DD Domain Problem Etiologi Sign
NC.2.2 Perubahan nilai Berkaitan dengan Ditandai oleh kadar
laboratorium keadaan pasien kadar TSH 7 ml U/l ,
dijumpai benjolan Kadar T₄ bebas 0,1
dibagian leher kanan mg/dl
sebesar 0,5-1 cm,
kenyal, tidak terfiksasi,
dan tidak nyeri

3. Domain Behavior (NB)


DD Domain Problem Etiologi Sign
NB.1.7 Pemilihan Berkaitan dengan Ditandai dengan
makanan yang kurangnya riwayat makan
kurang tepat pengetahuan ibu pasien yang
tentang makanan menyukai mie instan
seimbang yang tidak dimasak,
singkong, dan oseng
kubis serta ibu
memasak dengan
memakai garam
tanpa merek yang
dibeli kiloan dipasar
tradisional setempat.
3. Intervensi Gizi
Terapi Diet :
1) Jenis diet : Hipotiroid
2) Prinsip Diet : 3 J (Jenis, Jadwal dan Jumlah)
3) Bentuk makanan : Biasa
4) Cara pemberian : Oral
5) Frekuensi : 3 x makan utama dan 2 x snack

Tujuan Diet :
Memberi makanan yang mengandung tinggi iodium untuk memperbaiki /
mencegah kekurangan iodium lebih berat.

Syarat / prinsip Diet :


1. Energi cukup
2. Protein tinggi sebesar 15% - 20% dari kebutuhan energy total
3. Lemak cukup sebesar 20 %-25% dari kebutuhan energy total
4. KH cukup sebesar 55%-65% dari kebutuhan energy total
5. Cukup zat-zat gizi
6. Tinggi mineral khususnya iodium→derajat ringan (pemberian : 10-
25mg/kg), GAKY sedang (25-40 mg/kg), GAKY Berat (diberi minyak
beryodium)
7. Porsi makan sesuai umur, BB, & keadaan penderita
8. Bentuk makanan biasa
9. Menekankan pada prinsip 3 J

Makanan yang tidak dianjurkan:


Tidak mengkonsumsi BM goitrogenik, MIS: bunga kol, kacang2an, & lainnya
BM goitrogenik :
 Kel. Sianida (daun + umbi singkong, gaplek, gadung, rebung, daun ketela,
dan terung)
 Kel. Mimosin (pete cina & lamtoro)
 Kel. Isothiosianat (daun pepaya)
 Kel. Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh, dan cuka)
 Kel. Lain (sayuran sebangsa lobak, bunga kol, kol, kacang2an)

BM yang dianjurkan :
Bahan makanan tinggi yodium :
1. Ikan laut 6. Gandum
2. Kerang 7. Sayuran
3. Telur 8. Udang
4. Daging 9. Ganggang
5. Susu Ikan air laut
4. Planing
1) Tujuan Terapi
a. Menjaga konsentrasi hormon tiroid dalam jumlah normal
b. Menghilangkan gejala yang terjadi
c. Mencegah defisit neurologi pada anak
d. Mengembalikan keabnormalan biokimia
2) Sasaran Terapi
a. Menurunkan kadar TSH sampai kurang 1 m UI/L
b. Menormalkan kadar T₄ darah
3) Terapi Non Farmakologi
a. Menghentikan konsumsi makanan yang bersifat goitrogenik dalam hal ini
singkong dan kubis
b. Mengkonsumsi garam beriodium
c. Menghentikan mengkonsumsi mie instan terutama yang tidak di masak
4) Terapi Farmakologi
Levothyroxine dosis awal 72,5 mcg sekali sehari

5. Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring kadar TSH dan T4 setiap 6 minggu sampai tercapai keadaan
eutiroid
b. Monitoring pertumbuhan dan perkembangan anak karena pada anak dengan
hipotiroid akan mengalami gangguan pada pertumbuhan
dan perkembengannya
c. Monitoring berat badan anak karena pada hipotiroid pasien biasanya
mengalami obesitas

6. Komunikasi, Informasi dan Edukasi


a. Edukasikan kepada ibu pasien untuk mengganti garam yang digunakan
dengan garam beriodium
b. Informasikan kepada ibu dan keluarga pasien untuk menghentikan konsumsi
makanan yang bersifat goitrogenik yaitu seperti umbi singkong, daun
singkong, kubis, dan kacang-kacangan
c. Informasikan kepada ibu dan keluarga pasien untuk tidak memberikan mie
instan yang tidak di masak, dan edukasikan kepada ibu dan keluarga pasien
apabila mengkonsumsi mie instan harus dimasak terlebih dahulu dan
membuang air rebusan mi yang pertama
d. Informasikan kepada ibu dan keluarga pasien untuk memberikan obat
kepada pasien secara teratur

Anda mungkin juga menyukai