Anda di halaman 1dari 3

Judul : Tiga Saudara, Kartini, Roekmini, Kardinah

Penulis : Kardinah Rekso Negoro

Penerbit : Pemerintah Kabupaten Daerah TK. II Rembang

Tahun Terbit : 1964

Tebal : 77 Halaman

Sisi Lain Kartini

Oleh Kurnia Salam

Bagi Daniel Dhakidae, terdapat dua cara untuk dapat memahami dan mengenal
seseorang. Cara pertama adalah cara objektif, sedangkan cara kedua adalah cara yang sedikit
subjektif. Jika kita ingin mengenal seseorang secara objektif, baca dan pelajariah karya-karya
orang tersebut. Dengan mempelajari dan membaca karya-karya seseorang, kita akan mengerti
garis besar ideologi politik, falsafah hidup, dan harapan-harapan orang itu. Sedangkan cara lain
yang lebih subjektif adalah bertanya atau membaca tulisan dari orang-orang terdekat subjek yang
ingin kita kenal.

Dari bertanya atau membaca itu, kita akan melihat sisi lain dari seseorang. Sebab dalam
banyak hal, ada batasan-batasan psikologis seseorang untuk menuliskan rahasia-rahasia
terdalamnya. Dalam banyak kasus juga, kita bisa tahu hal-hal kecil dan bersifat partikuler dari
kehidupan seseorang dari persaksian orang-orang dilingkaran orang tersebut. Kejadian-kejadian
lucu, aneh, dan unik yang mungkin bagi si pelaku tidak berarti, tapi bagi orang-orang yang
berada didekatnya menimbulkan kesan mendalam.

Begitupun dengan kehidupan kartini dan ketiga saudaranya. Dengan membaca karya
agung Habis Gelap Terbitlah Terang kita akan mendapatkan gambaran kartini dengan garis
besar kehidupan yang ia jalani. Kita akan mendapatkan deskripsi kehidupan feodal masyarakat
jawa yang dilawan oleh kartini. Kita juga mendapatkan dambaan-dambaan ideal yang menjadi
harapan kartini.
Namun, pembacaan tersebut tentu memiliki keterbatasan. Kita akan banyak melewatkan
detail-detail kecil kehidupan kartini dan juga keluarganya. Kita juga tidak akan mengenal kartini
secara dalam dan utuh. Kita hanya akan mengenal kartini dan adik-adiknya hanya dalam
gambaran umum serta nampak dipermukaannya saja. Untuk lebih mengenal kartini lebih dalam,
kita harus membaca dan bertanya pada Ibu Ngasirah (ibu kandung kartini), atau Roekmini dan
Kardinah (adik-adik kartini).

Hadirnya buku berjudul Tiga Saudara; Kartini, Roekmini, Kardinah garapan Kardinah
Rekso Negoro (adik Kartini) adalah suatu pelengkap yang mampu mengisi ruang kosong dalam
upaya kita mengenal kartini. Kita yang selama ini asing pada kartini dan mengenal kartini hanya
dari film atau buku Habis Gelap Terbitlah Terang gubahan Ajrmin Pane saja, akan sedikit lega
dengan hadirnya buku ini.

Namun, kelegakaan kita itu hanya sebentar. Mengapa? Sebab, dalam keterangan sampul
buku, terdapat pernyataan ironik. Buku Tiga Saudara: Kartini, Roekmini, Kardinah, dicetak
terbatas dan hanya untuk kalangan sendiri. Artinya, pemerintah kota Rembang membatasi
jumlah cetakan dan menutup akses cetakan buku ini jari jangkauan masyarakat luas. hasilnya,
masyarakat umum tidak memiliki akses pada sisi lain kehidupan kartin dan tetap buta pada
kehidupan pribadi kartini.

Konsekwensi logis dari rentetan fakta ini adalah pemahaman artifisial kita pada
pemikiran dan kehidupan kartini. Kita lebih memahami kartini sebagai duta busana jawa seperti
kebaja, konde dan kain jarik ketimbang hal-hal lain yang lebih subtansial. Kita juga memitoskan
kartini sebagai ibu, padahal status keibuan kartini hanya dijalani dalam hitungan hari saja.
Kartini, secara ironik meninggal beberapa saat setelah ia melahirkan. Ia menikmati status ibu
hanya dalam waktu singkat. Itulah ironi-ironi yang kita dapatkan dari pemahaman kita yang
dangkal dari kehidupan kartini.

Adegan Lucu

Saya yakin persepsi pertama yang akan muncul dalam benak pembaca saat membaca
buku berjudul Tiga Saudara: Kartini, Roekmini, Kardinah ini adalah keget skaligus heran.
Pasalnya buku ini dibuka dengan pengantar sanggahan dari Kardinah pada buku terkenal
karangan Pramoedya Ananta Toer Panggil Aku Kartini Saja terbitan lentera. Pramoedya
menyuguhkan kehidupan yang kelam didalam pendopo kabupaten Jepara. Ibu Ngasirah, ibu
kandung Kartini, selaku garwo ampil ditampilkan Pram dalam bingkai kesengsaraan dan
perlakuan yang tidak adil.

Tampilan bingkai ini mengganggu diri Kardinah. Kardinah dalam pengantar buku Tiga
Saudara: Kartini, Roekmini, Kardinah, cepat-cepat membantah. Kardinah sepertinya ingin
meyakinkan pembacanya bahwa perlakuan di dalam rumah bupati Jepara itu adil. Ibu Ngasirah
walaupun hidup sebagai garwo ampil atau selir bupati, ia tetap diperlakukan dengan baik. Ibu
Ngasirah tetap mendapat hak-haknya sebagai istri bupati secara layak dan memadahi. Maka ia
memprotes dan menyindir Pram atas kesalahan asumsinya.

Selain itu, kita juga bisa menyaksikan adegan-adegan unik dan manusiawi dimana kartini
dan adik-adiknya menginisiasi kejahilan mereka pada orang-orang disekitar mereka. Pada pak
Danoe, guru pelajaran bahasa jawa, kartini pernah memberi makan pecel-semanggi dengan rasa
yang super pedas karena bosan belajar. Akhirnya, pak Danoe megap-megap kepedasan dan
pelajaran pun dibatalkan.

Selain itu adegan-adegan lucu dan “normal” Kartini beserta kedua adiknya ialah saat ia
ditinggal bermalam di kabupaten Pati oleh ayahnya. Kartini sering dititipkan pada Mbok Sosro.
Saat Mbok Sostro tidur, Kartini iseng menaruh merica di gobek (alat penumbuk sirih) mbok
Sostro. Ketika mbok sostro ingin makan sirih, merica juga ikut tertumbuk sehingga mbok sostro
merasa kepedasan.

Kedua adegan lucu tersebut membuktikan bahwa di balik keanggunan dan visi besar
Kartni, ada hal lain yang normal dan manusiawi dalam diri Kartini. Kartini adalah juga
merupakan manusia normal yang suka bercanda dan jahil. Ia tumbuh sebagai manusia normal
yang memiliki rasa humor dan bosan. Kartini adalah wajah manusia biasa yang dimitoskan.

Dengan membaca dan menggauli kehidupan Kartni lewat mata kardinah, saya rasa
pembaca akan lebih mengenal Kartini lebih dalam. Sebab, saya rasa, Kartini yang sekarang
adalah kartini yang mistik, abnormal dan dipenuhi kultus individual. Padahal, jika kita mau kenal
lebih dekat, Kartini tidak berbeda dari kita semua. Kartini hanya berbeda dalam hal cita-cita dan
prinsip-prinsip hidup yang diyakini.

Anda mungkin juga menyukai