“KASUS HIPERTENSI”
Disusun oleh :
NIM : P0.5130213019
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat
yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011). Puskesmas merupakan kesatuan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta
aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan
mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk membantu klien/ pasien dalam mengupayakan hidup sehat dan mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan di dalam keluarga
b. Menemukan masalah dan prioritas masalah.
c. Mendorong dan meningkatkan kesadaran serta partisipasi keluarga dalam upaya
mendorong dirinya dalam bidang kesehatan, serta menanamkan prilaku hidup
sehat
C. Lokasi
Kegiatan PBL konsultasi gizi dilakukan di Puskesmas Nusa Indah pada
tanggal 20 Mei 2016.
D. Manfaat
a. Mengenali masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi
b. Memahami penyebab terjadinya masalah
c. Mencari alternatif pemecahan masalah
d. Memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai baginya
e. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian konseling
Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua)
arah untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku sehingga
membantu klien / pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan
makanan dan minuman yang dilaksanakan oleh nutrisionis/dietisien, sedangkan
Konselor/petugas Konseling adalah orang yang mempunyai kemampuan
(pengetahuan dan keterampilan) untuk melakukan konseling. Konselor harus dapat
menggali masalah yang dialami oleh klien, memicu penjelasan dan harus memberikan
informasi yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi dan memberikan alternatif
untuk memecahkan masalah yang dihadapi serta membantu klien mengambil
keputusannya dan Klien adalah orang yang mempunyai masalah (kesehatan dan gizi)
yang membutuhkan pertolongan, datang ke tempat konseling untuk dibantu. Dalam
konseling terjadi interaksi (perpaduan unik antara konselor dan klien pada saat
bersamaan).
B. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali
disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk penyakit yang
mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan
bagi korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi
batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Berbagai
faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab
hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab tekanan darah meningkat
adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari
pembuluh darah dari tepi dan peningkatan volume aliran darah (Kurniawan,
2002).Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit penyakit ini
biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke, dan penyakit
jantung (Rusdi dan Nurlaela, 2009).Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh
kesimpulan bahwa hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi
naik karena gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya.
Klasifikasi menurut WHO (World Health Organization)
WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG)
telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal, normal-tinggi,
hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat (Sani, 2008).
Tabel Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistol (mmHg) Diatol (mmHg)
Optimal
Normal < 120 < 80
Normal-Tinggi < 130 < 85
130-139 85-89
Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
Sub-group: perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (Hipertensi
160-179 100-109
Sedang)
Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistol terisolasi ≥ 140 < 90
(Isolated systolic
hypertension)
Sub-group: perbatasan 140-149 <90
C. Gejala Hipertensi
Gejala umumnya adalah sakit kepala, mudah marah, telinga berdengung, mata
berkunang-kuang, sukar tidur, sesak napas, dan pusing. Akan tetapi gejala yang khas
adalah sakit kepala yang dirasakan ada di sekitar tengkuk dan muncul di pagi hari dan
mulai menghilang seiring dengan tingginya matahari. Ciri khas lain adalah sakit
kepala berupa pusing yang tidak berdenyut tetapi terasa berat dan tegang.Berdasarkan
Laporan ke-6 dari Joint National Committee on Detection, Evaluation, and treatment
of High Blood Pressure (JNC VI) hipertensi diklasifikasikan pada tahapan / tingkatan
(stage) berdasarkan risiko perkembangan penyakit kardiovaskuler (CVD).
D. Status gizi
Pasien yang menderita hipertensi biasanya juga menderita overweight atau
obesitas. Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada
kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health
USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa
Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita,
dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang
memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional). Risiko
perkembangan hipertensi pada obesitas adalah 2 kali lebih tinggi daripada orang
dengan berat badan normal (JNC, 1993). Dua puluh hingga 30% hipertensi terlihat
pada negara-negara yang memiliki prevalensi overweight tinggi. Peningkatan berat
badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan darahnya. Penelitian
firmingham menyebutkan bahwa setiap kenaikan 10% berat badan, maka terjadi
peningkatan tekanan darah sebesar 7 mm Hg. Penelitin yang lain menyebutkan, rata-
rata, setiap kenaikan berat badan 0,5 kg akan meningkatkan tekanan sistolik 1 mm Hg
dan diastolik 0,5 mm Hg. Sementara Davis (1993) menyatakan bahwa pada pria,
peningkatan 10% berat badan, maka tekanan darah akan meningkat sebesar 6,6
mmHg. Selain itu, kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan volume plasma,
menyempitkan pembuluh darah, dan memacu jantung untuk bekerja lebih berat.
E. Pemberian Diit
a. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan/atau
hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam
dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
b. Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan/atau
hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet
Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sdt
garam dapur (2 g). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema dan/atau hipertensi
ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur (4 g).
a. Latar Belakang
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) sebagai unit pelaksana teknis
dinas kesehatan / kota / kabupaten yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, merupakan pusat perkembangan,
pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat yang sekaligus merupakan pos
pelayanan terdepan dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Untuk itu
puskesmas selain berfungsi melaksanakan tugas teknis juga melaksanakan tugas
administratif.
Pada saat ini program pemantapan sistem informasi kesehata merupakan
suatu program prioritas dan menunjang program kesehatan lainnya. Dengan
adanya infomasi yang akurat da dapat dipertanggung jawabkan. Kita dapat
melihat sesuai dengan program kesehatan, penyusunan laporan tahunan
puskesmas Nusa Indah Kota Bengkulu tahun 2014 ini dimaksud untuk menjadi
salah satu informasi, gambaran kesehatan menyeluruh sebagai bahan evaluasi dan
perencanaan tingkat puskesmas untuk berikutnya, dalam rangka meningkatkan
upaya kesehatan dan manajemen puskesmas, hingga tercapai apa yang menjadi
cita-cita kita, yaitu Kota Bengkulu sehat mandiri dan berkeadilan.
b. Visi dan Misi, strategi serta kebijakan Puskesmas Nusa Indah
Visi Puskesmas Nusa Indah mewujudkan kecamatan sehat mandiri dan
berkeadilan sedangkan Misi Puskesmas Nusa Indah adalah :
1. Mengoptimalkan mutu pelayanan
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
3. Mengefektifkan sarana dan prasaranan yang ada
4. Menjadikan puskesmas sehat dan bersih lingkungan
5. Meningkatkan peran serta masyarakat
6. Menjalin hubungan lintas sektoral yang baik dalam suasna kekeluargaan
C. Puskesmas Pembantu
Puskemas Nusa Indah mempunyai tiga Puskesmas pembantu yaitu :
1. Pustu Kebun Beler
2. Pustu Kebun Kiwat
3. Pustu Kebun Kenanga
D. Posyandu
Puskesmas Nusa Indah mempunyai 16 posyandu yang terbesar di 4
kelurahan , dengan 8 kader aktif.
B. Hasil Pelaksanaan Kegiatan PBL
d. Dietary History
Pasien sering mengkonsumsi makanan bersantan,jeroan,kripik asin
c) Diagnosa gizi
1. Domain intake
Kelebihan asupan mineral natrium berkaitan dengan TD 160/100 mmhg
ditandai dengan diagnosa hipertensi
2. Domain clinis
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan adanya hipertensi ditandai
dengan hasil lab Na 155 mmol/L
3. Domain prilaku
Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan suka mengonsumsi jeroan
dan keripik asin ditandai engan diagnosa hipertensi
d) Intervensi
Nama diit : Rendah Garam 1
Tujuan Diet :
1. Membantu meghilangkan retensi garam/air dalam
jaringan tubuh
2. Menurunkan tekanan darah hingga menjadi normal
Prinsip Diet : Rendah Garam,Diit DASH
Syarat Diet :
1. Energi cukup yaitu 1829,25 kkal
2. Protein cukup yaitu 15% kebutuhan total yaitu
68,3 gram
3. Lemak cukup 20% kebutuhan total yaitu 40,51
gram
4. KH 65 % kebutuhan total yaitu 296,2 gram
5. Vitamin C 90 mg
6. Mineral Na 2300 mg
7. Serat rendah < 10 mg dan cairan cukup 2 L/hari
8. Rute Oral
e. Kebutuhan zat Gizi :
Rumus Mifflin St. Jeour
BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB)-(5 x usia) + 5
= (10 x 68) +(6,25 x 168)-(5 x 59) + 5
= 680 + 1012,5 – 295 + 5
= 1.402,5 kkal
TEE = BMR x FA
= 1.402,5x 1,3
=1.823,25 kkal
d) Rencana konsultasi
Rencana konsultasi gizi dengan pasien dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4. Rencana Konsultasi Gizi Pada Pasien
Masalahgizi TujuanKonseling Materikonseling Keterangan
Asupan Oral Memberikan Pengertian Topik :
TidakAdekuat pengetahuan diet yg Hiperkolestr
tentang diberikan ol
penerapan diet
yg dilaksanakan
b. Evaluasi Proses
Isi materi, metode, media, dan waktu konsultasi gizi sudah sesuai
dengan yang telah direncanakan, pasien aktif mendengarkan penjelasan
konselor dengan baik, pasien aktif bertanya untuk makanan yang dianjurkan dan
tidak tianjurkan, pasien menjawab pertanyaan yang di ajukan. Pasien aktif
bertanya mengenai diet yang diberikan.Pasien menanyakan pada konselor hal-
hal yang belum dimengerti, dan konselor menjelaskan kembali hal-hal tersebut.
Pada akhir konseling, pasien menerima diet yang dianjurkan dan akan
menerapkanya .
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan. Berdasarkan anamnesa data
assessment pasien penderita penyakit hipertensi Berdasarkan hasil pengukuran
antropometri nilai IMT 26,15𝑘𝑔/𝑚2 dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki
status gizi overweight .Pasien diberikan diet rendah natrium untuk menormalkan
kadar natrium dengan memilih bahan makanan yang tepat.
B. Saran
a. Pasien melaksanakan aturan diet sesuai dengan anjuran diet yang diberikan.
b. Pasien menjalankan aktifitas atau olahraga secara teratur untuk menjaga
kesehatan.
c. Hendaknya dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium berikutnya untuk
mengetahui perkembangan kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6. Jakarta: ramedia. Pustaka utama.
Supariasa. 2012. Pendidikan Dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC
Sutanto. 2010.Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol, dan Diabetes.
Yogyakarta : CV Andi.
LAMPIRAN 1