Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan kita masih jauh dari kata ideal. siapa pun pasti setuju
bahwa masih banyak persoalan yang harus meluntur, keramahan yang menipis,
kepekertian yang memudar, keteladanan yang menghilang, dan prestasi belajar
yang rendah merupakan aspek yang mudah diamati atas ketidakoptimalan kinerja
pendidikan nasional.

Tetapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan kata profesional ? Banyak


orang yang sering menggunakan kata tertentu tetapi kurang memahami secara
tepat konteks maknanya. penggunaan kata tersebut sering karena kata tersebut
memang popular. Sebenarnya hal semacam ini sah-sah saja, asal jangan sampai
keliru konteks makna dan penerapannya.

Tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi. sebuah pekerjaan dapat


disebut sebagai profesi karena memiliki kekhususan dan mensyaratkan studi dan
pengetahuan khusus mendalam. Berkaitan dengan hal ini, perlu diperjelas tentang
pengertian professional dan kata lain yang memiliki akar kata sama. Ada tiga kata
penting yang harus dijelaskan pengertian dan konteks maknanya karena memiliki
hubungan dan berkaitan yang erat, yaitu profesi, profesional, dan profesionalisme.
ketiga kata ini penting karena menjadi spirit yang harus dimiliki oleh seorang guru
professional (Budiman, 2012:153-155).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian profesi, profesional, profesionalisme ?
2. Apa saja ciri-ciri profesi dan karakteristik profesi ?
3. Bagaimana pengembangan profesi guru ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian profesi, profesional, dan profesionalisme.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri profesi dan karakteristik profesi.
3. Untuk memaparkan pengembangan profesi guru.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Profesi, Profesional, dan Profesionalisme

2.1.1 Profesi

Kata profesi berasal dari akar kata to profess yang berarti janji terbuka.
Maksudnya, seseorang melaksanakan pekerjaan tertentu karena ada semacam janji
yang berupa panggilan nurani atau pengabdian seseorang terhadap pekerjaan
tersebut (Piet Sahertian, 1994: 26). Kata profesi juga dapat dilacak dari akar kata
profession (Inggris) dan profecus (Latin) yang berarti mengakui, pengakuan,
menyatakan mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu (Sudarwan
Danim, 2002: 20).

Adapun pengertian profesi secara terminologis adalah suatu pekerjaan


yang mempersyaratkan pendidikan atau keterampilan khusus bagi pelakunya.
Salah satu bentuk profesi adalah guru. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen juga menyiratkan hal yang sama, yakni profesi adalah
suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. (Budiman, 2012:
155).

2.1.2 Profesional

Istilah profesional berarti orang yang melakukan sebuah profesi dengan


menggunakan profesiensi seperti pencaharian. Menurut pendapat Wirawan,
profesional adalah orang yang melaksanakan profesi yang berpendidikan minimal
S1 dan mengikuti pendidikan profesi atau lulus ujian profesi (wirawan, 2002: 10).

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa profesional merupakan


seseorang yang menekuni suatu profesi dan tampil dengan semangat, jiwa, serta
sikap profesional atau memiliki sifat profesional. istilah profesional dalam hal ini
menggaris bawahi perlunya; (1) Kepandaian atau keahlian tertentu dari seorang
profesional. (2) Seorang professional selalu berorientasi kepada mutu dan sikap
professional. (3) Usaha kerja keras yang merupakan perwujudkan dari panggilan
terhadap profession (janji yang diucapkan di muka bumi umum) guna
merealisasikan terwujudnya nilai-nilai mulia yang diamanatkan oleh Tuhan
(Muhaimin, 2003: 196).

2.1.3 Profesionalisme

Sementara istilah profesionalisme merupakan sebuah nilai (nilai-nilai


professional) yang harus dipegangi dan diimplementasikan oleh seorang
professional. Menurut Ahmad tafsir, profesionalisme adalah suatu paham yang
mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan secara professional oleh
orang yang professional (Ahmad Tafsir, 1994: 107).

2.2 Ciri-ciri Profesi dan Kateristik Profesi

Menurut Wesby dan Gibson, sebagaimana dikutip Sardiman, menjelaskan


ciri-ciri suatu pekerjaan yang termasuk dalam profesi, yaitu: (1) Diakui oleh
masyarakat dan layanan yang diberikan itu hanya dikerjakan oleh pekerja yang
dikategorikan sebagai suatu profesi. (2) Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu
pengetahuan sebagai landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik. (3).
Diperlukan persiapan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis sebelum
seseorang menekuni satu pekerjaan professional. (4) Adanya mekanisme seleksi
sehingga hanya orang yang memenuhi kualifikasi saja yang bias bekerja dalam
sebuah profesi. (5) Dimilikinya organisasi professional untuk meningkatkan
layanan kepada masyarakat (2001: 133).

Ahli lain menyatakan ada enam kateristik profesi, yaitu: (1) Kemampuan
intelektual yang diperoleh melalui pendidikan. (2) Memiliki pengetahuan
spesialisasi. (3) Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung
orang lain atau klien. (4) Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan. (5)
Mementingkan kepentingan orang lain. Dan (6) memiliki kode etik (Budiman,
2012: 160).

2.3 Pengembangan Profesi Guru

Eksistensi guru dalam proses pembelajaran merupakan sebuah


keniscayaan. Meskipun bukan satu-satunya unsur, guru menjadi faktor kunci yang
menentukan seluruh proses memperbaiki kualitas pendidikan. Guru merupakan
pihak yang berada pada garis depan yang secara langsung terlibat dalam proses
pengajaran dengan siswa. Untuk bisa menjalankan peran dan tanggung jawabnya
yang sedemikian besar, seorang guru haruslah memiliki perangkat kualifikasi-
kualifikasi, baik yang berupa kekayaan materi keilmuan ataupun keahlian
metodologi.

Pengembangan profesional harus terus-menerus dilakukan. Collin Marsh


(1996: 280) mendefinisikan pengembangan professional sebagai sebuah proses
yang berlangsung di mana para anggota kelompok (dalam konteks keguruan
adalah para guru) berupaya mengembangkan kompetensi mereka. Definisi yang
lebih jelas dikemukakan Joan Dean bahwa pengembangan profesi guru
(profesional derelopment teacher) dimaknai sebagai a process whereby teacher
become more profesional, yakni suatu proses yang dilakuakan untuk menjadikan
guru dapat tampil secara lebih profesional.

Pengembangan profesi guru dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk


meningkatkan taraf atau derajat profesional seorang guru menyangkut kompetensi
guru, baik penguasaan materi ajar ataupun penguasaan metodologi pengajaran,
serta sikap professional guru menyangkut motivasi dan komitmen guru dalam
menjalankan tugas sebagai guru (Budiman, 2012: 181).

Mengutip Bruce Joyce, Sudarwan Danim mengemukakan adanya tiga


sasaran yang dituju dari sebuah proses pengembangan profesional, yakni untuk
memenuhi kebutuhan sosial, untuk mengembangkan potensi akademik, dan untuk
mendorong guru agar menikmati kehidupan pribadinya (2002: 65). Menurut
(Safrudin Chamidi, 2010) Pengembangan profesi guru dapat melahirkan guru
yang bermutu. Dalam konteks guru yang bermutu dapat dilihat dari lima faktor
utama yakni; kemampuan profesional, waktu yang dicurahkan untuk kegiatan
profesional, kesesuian antara keahlian dan pekerjan dan kesejahteraan yang
memadai.

Dalam konteks manajemen makro dalam system pendidikan nasioanal,


Tilaar menawarkan langkah-langkah yng ia sebut sebagai strategi baru
pengembangan profesi guru, yakni: pertama, mengupayakan terjadinya
peningkatan status profesi guru agar dapat sejajar dengan profesi lain. Kedua,
pengembangan profesi guru harus lebih berorientasi pada peningkatan kualitas.
Ketiga, profesionalisme guru membutuhkan upaya pendataan kembali guru agar
dapat dikembangkan (2001: 143).
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Kata profesi berasal dari akar kata to profess yang berarti janji terbuka.
Maksudnya, seseorang melaksanakan pekerjaan tertentu karena ada semacam janji
yang berupa panggilan nurani atau pengabdian seseorang terhadap pekerjaan.
Profesional adalah orang yang melaksanakan profesi yang berpendidikan minimal
S1 dan mengikuti pendidikan profesi atau lulus ujian profesi. Profesionalisme
adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan
secara professional oleh orang yang professional.

Menurut Wesby dan Gibson, sebagaimana dikutip Sardiman, menjelaskan


ciri-ciri suatu pekerjaan yang termasuk dalam profesi, yaitu: (1) Diakui oleh
masyarakat dan layanan yang diberikan itu hanya dikerjakan oleh pekerja yang
dikategorikan sebagai suatu profesi. (2) Dimilikinya sekumpulan bidang ilmu
pengetahuan sebagai landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik. (3).
Diperlukan persiapan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis sebelum
seseorang menekuni satu pekerjaan professional. (4) Adanya mekanisme seleksi
sehingga hanya orang yang memenuhi kualifikasi saja yang bias bekerja dalam
sebuah profesi. (5) Dimilikinya organisasi professional untuk meningkatkan
layanan kepada masyarakat (2001: 133).

Ahli lain menyatakan ada enam kateristik profesi, yaitu: (1) Kemampuan
intelektual yang diperoleh melalui pendidikan. (2) Memiliki pengetahuan
spesialisasi. (3) Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan langsung
orang lain atau klien. (4) Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan. (5)
Mementingkan kepentingan orang lain. Dan (6) memiliki kode etik (Budiman,
2012: 160).
Pengembangan profesi guru dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan taraf atau derajat profesional seorang guru menyangkut kompetensi
guru, baik penguasaan materi ajar ataupun penguasaan metodologi pengajaran,
serta sikap professional guru menyangkut motivasi dan komitmen guru dalam
menjalankan tugas sebagai guru (Budiman, 2012: 181).
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Pendidikan Islam. Bandung:


Remaja Rosdakarya, 1994.

Budiman N.N. Etika Profesi Guru. Yogyakarta: Materi Pustaka, 2012.

Collin, Marsh. Handbook for Beginning Teachers. South Melbourne: Longman,


1996.

Danim, Sudarwan. Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan


Profesionalisme Tenaga Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Muhaimin. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2003.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2001.

Tilaar, HAR. Manajemen Pendidikan Nasional (Kajian Pendidikan Masa Depan).


Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Anda mungkin juga menyukai