Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PENELITIAN

Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kabupaten


Minahasa

Human Resource Requirements Planning in Health Center Minahasa District

Benhard R. L. Paruntu 1) A. J. M. Rattu 2) C. R. Tilaar 3)


1)
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
2)
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
3)
Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak Abstract

Perencanaan SDM merupakan proses Human Resources planning is a systematic


sistematis yang digunakan untuk memprediksi process that is used to predict the demand and
permintaan dan penyediaan SDM dimasa yang supply of human resources in the future. In a
akan datang. Secara sederhana analisis kebutuhan simple analysis of the needs of employees is a
pegawai merupakan suatu proses analisis yang process of logical analysis and organized to
logis dan teratur untuk mematuhi jumlah dan comply with the quantity and quality of staff
kualitas pegawai yang diperlukan dalam suatu unit required in an organizational unit. The goal is that
organisasi. Tujuannya agar setiap pegawai pada every employee at every organizational unit to get
semua unit organisasi mendapatkan pekerjaan yang the job in accordance with the duties and authority
sesuai dengan tugas dan wewenang tanggung responsibilities. The aim of this study was to
jawabnya. Tujuan yang ingin dicapai dari analyze the human resource planning needs in health
penelitian ini adalah untuk menganalisis centers Minahasa District Health Office. This
perencanaan kebutuhan SDM di Puskesmas research is qualitative research. The experiment
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa. Jenis was conducted from April to August
penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian 2014 in Minahasa District Health Center.
dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus Informants in this study were selected 7 is Chief
2014 di Puskesmas Kabupaten Minahasa. Informan Medical Officer, Head of Sub Division Officer
dalam penelitian ini dipilih 7 orang ialah Kepala Department of Health, Division Head Formation
Dinas Kesehatan, Kepala Sub Bagian Kepegawaian Personnel Board and Regional Training, Head
Dinas Kesehatan, Kepala Sub Bidang Formasi Health Center 4 of 4 people in the health center.
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, Kepala The results of this study demonstrate the
Puskesmas sebanyak 4 orang di 4 Puskesmas. Hasil procurement of human resources both health
penelitian ini menunjukkan pengadaan sumber agencies and health centers kesehaatan no shared
daya manusia kesehatan baik dinas kesehaatan vision or a method of measuring instruments.
maupun puskesmas tidak ada kesamaan persepsi Health center management and management of
tentang metode atau alat ukur. Manajemen health services lack of communication and
puskesmas dan manajemen dinas kesehatan kurang coordination. Health human resource development
komunikasi dan koordinasi. Pengembangan sumber was never planned, the maintenance of health
daya manusia kesehatan tidak pernah direncanakan, human resources is not planned every month or year,
pemeliharaan sumber daya manusia kesehatan tidak use of health human resources in career
direncanakan setiap bulan atau tahun, penggunaan development was never made.
sumber daya manusia kesehatan dalam
pengembangan karir tidak pernah dibuat. Keyword : HR, Planning, Development.

Kata Kunci: SDM, Perencanaan, Pengembangan

43
JIKMU, Vol. 5, No. 1, Januari 2015

Pendahuluan dialihkan ke pemerintah daerah dalam


rangka mencapai tujuan pembangunan
World Health Organization (2006) kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan
melaporkan bahwa tenaga kesehatan berkesinambungan. Upaya peningkatan
memberikan konstribusi hingga 80% kualitas dan kuantitas SDM kesehatan
dalam keberhasilan pembangunan menjadi salah satu indikator keberhasilan
kesehatan dan salah satu jalan terbaik pembangunan dalam rangka mencapai
untuk menyelesaikan krisis ketenagaan sasaran pembangunan kesehatan (Hapsara,
Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan 2006).
yaitu melalui pendidikan dan pelatihan,
bersama dengan perbaikan kebijakan Amanat Undang-Undang Nomor 36
manajemen SDM. (Kurniati dan Efendi, Tahun 2009 tentang Kesehatan ditetapkan
2012). bahwa pemerintah mengatur perencanaan,
pengadaan, pendayagunaan serta
Australian Graduated School of pembinaan dan pengawasan mutu tenaga
Management melakukan penelitian kesehatan dalam rangka penyelenggaraan
terhadap 541 organisasi, hasilnya ternyata pelayanan kesehatan. Rencana Strategis
hanya 37% yang mempunyai sistem Kementerian Kesehatan 2010-2014 yang
perencanaan SDM yang berdasarkan ditetapkan dengan Keputusan Menteri
analisis ilmiah dan 41% tidak mempunyai Kesehatan RI Nomor
sistem perencanaan SDM yang baik serta 021/MENKES/SK/1/2011 yang
sisanya 12% sama sekali tidak memiliki diperbaharui dengan Kepmenkes Nomor
perencanaan SDM. Hasil penelitian ini 32/Menkes/SK/1/2013, dimana salah
menggambarkan, walaupun di negara maju satu misi Kementerian Kesehatan adalah
sekalipun hanya sepertiga organisasi saja menjamin ketersediaan dan pemerataan
yang mempunyai sistem perencanaan sumber daya kesehatan. Ketersediaan
SDM, sedangkan mayoritas 63% sama dan pemerataan sumber daya kesehatan
sekali belum melakukan fungsi termasuk di dalamnya adalah tenaga
perencanaan SDM yang akhirnya berefek kesehatan yang mencukupi dalam jumlah,
terhadap rendahnya kualitas kinerja dan jenis dan kualitasnya serta terdistribusi
produktivitas. (Stone, 1995 dalam Ilyas, secara efektif sesuai dengan kepentingan
2004). masyarakat secara adil, terutama di Daerah
Perencanaan SDM merupakan proses Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan
sistematis yang digunakan untuk (DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan.
memprediksi permintaan dan penyediaan (Anonimous, 2013)
SDM dimasa yang akan datang. Secara Di Indonesia, Penelitian Lukman
sederhana analisis kebutuhan pegawai (2005) yang berjudul analisis kebutuhan dan
merupakan suatu proses analisis yang logis distribusi tenaga puskesmas di Kabupaten
dan teratur untuk mematuhi jumlah dan Aceh Besar, menyimpulkan bahwa terjadi
kualitas pegawai yang diperlukan dalam kesenjangan antara kebutuhan dengan
suatu unit organisasi. Tujuannya agar keadaan tenaga di puskesmas akibat tidak
setiap pegawai pada semua unit organisasi adanya tenaga profesional dalam
mendapatkan pekerjaan yang sesuai perencanaan sumber daya manusia, tidak
dengan tugas dan wewenang tanggung menggunakan suatu metode perhitungan
jawabnya. (Rachmawati, 2008) tenaga, tidak adanya perencanaan yang
Desentralisasi di Indonesia mulai tepat. Marlinda (2011) dalam penelitiannya
diterapkan pada tahun 2001, membawa yang berjudul Analisis sistem perencanaan
perubahan yang cepat di semua kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas
pembangunan termasuk sektor kesehatan. wilayah kerja dinas kesehatan
Peran dari perencanaan SDM kesehatan Kabupaten

44
Paruntu, Rattu dan Tilaar, Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

Kepulauan Mentawai menyimpulkan ketenagaan, serta pendayagunaan tenaga


bahwa sistem perencanaan belum berjalan kesehatan yang tidak proporsional.
dengan baik disebabkan karena kurang Kabupaten Minahasa terbagi dalam 25
lengkapnya data yang tersedia dan data kecamatan dan 270 desa/kelurahan, jumlah
yang ada tidak akurat, kurangnya penduduk 316.884 jiwa. Jumlah
sosialisasi dan informasi tentang kebijakan puskesmas 21 buah: perawatan 8 buah,
yang digunakan dalam perencanaan tenaga puskesmas non perawatan 13 buah,
kesehatan serta konsultasi dan koordinasi puskesmas pembantu 32 buah, poskesdes
yang kurang baik. 32 buah, puskesmas keliling 21 buah dan
Di Sulawesi Utara, Penelitian Damula posyandu 291 (Anonimous, 2013).
(2011) tentang analisis kebutuhan tenaga Data profil Dinas Kesehatan
kesehatan di era otonomi pada Dinas Kabupaten Minahasa tahun 2013 dari segi
Kesehatan Kabupaten Bolaang
kuantitas saat ini tenaga kesehatan
Mongondow Utara menyimpulkan bahwa puskesmas berjumlah 318 orang
perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan sebagaimana tercantum dalam tabel 1.
tidak mempunyai sistem informasi data

Tabel 1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Kabupaten Minahasa

Jenis Jumlah Rasio per 100.000


No
Tenaga Tenaga Penduduk
1 Dokter Spesialis 0 6
2 Dokter Umum 28 40
3 Dokter Gigi 2 11
4 Apoteker 4 10
5 Bidan 110 100
6 Perawat 127 118
7 Ahli Gizi 7 22
8 Sanitarian 37 40
9 Ahli Kesehatan Masyarakat 3 40

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat (kunjungan rawat jalan mencapai 315.571
bahwa masih banyak kekurangan tenaga orang atau 99,58%) dan angka kematian
kesehatan bila dihitung berdasarkan bayi (58/1000 kelahiran hidup, target MDGs
metode ratio penduduk per kabupaten/kota 23/1000 kelahiran hidup).
dan disisi lain ada juga yang mengalami
Keputusan Menteri Kesehatan nomor
kelebihan. Dengan kurangnya tenaga
81 Tahun 2004 tentang Penyusunan
kesehatan terjadi perangkapan tugas yang
Perencanaan Sumber Daya Manusia
menyebabkan beban kerja bertambah
Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kab/Kota
sehingga kualitas mutu pelayanan
serta Rumah Sakit mengatur tentang
berkurang. Demikian juga sistem
jumlah tenaga kesehatan terrendah di
pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas adalah 17 orang dan tertinggi
puskesmas tidak berjalan sebagaimana
42 orang. Berdasarkan data Dinas
mestinya. Juga adanya fasilitas kesehatan
Kesehatan Kabupaten Minahasa tahun
yang tidak terpakai akibat tidak adanya
2013 jumlah tenaga kesehatan di
tenaga kesehatan serta tidak meratanya
puskesmas bervariasi antara 8 sampai
distribusi tenaga kesehatan di setiap sarana
dengan 31 orang tiap puskesmas. Kondisi
kesehatan. Hal ini dapat berpengaruh pada
di atas menunjukkan bahwa jumlah dan
derajat kesehatan masyarakat dengan
pendistribusian tenaga kesehatan di
masih tingginya angka kesakitan

45
JIKMU, Vol. 5, No. 1, Januari 2015

Kabupaten Minahasa masih sangat kurang mendalam dengan informan diolah dan
dan tidak merata. Pada tahun 2012 jumlah dianalisis dengan metode pendekatan
puskesmas di Kabupaten Minahasa analisis isi (content analysis).
bertambah dari 19 puskesmas menjadi 21
puskesmas, bertambah 2 puskesmas tanpa
adanya pengadaaan tenaga kesehatan.
Penerimaan pegawai negeri sipil di Dinas Hasil dan Pembahasan
Kesehatan Kabupaten Minahasa untuk
puskesmas terakhir tahun 2011 dengan Berdasarkan hasil observasi dokumen
jumlah yang diterima 5 orang. Menurut terhadap puskesmas didapatkan hasil
data dari kasubag kepegawaian Dinas bahwa sebagian besar dokumen
Kesehatan Kabupaten Minahasa rata-rata perencanaan sumber daya manusia
pegawai yang pensiun setiap tahun 11 kesehatan pada masing-masing informan
orang dari tahun 2011-2013 (2011: 8 kurang lengkap. Rinciannya dapat dilihat
orang, 2012: 10 orang dan 2013: 14 orang) pada lampiran 6. Matriks reduksi hasil
dan sampai tahun ini (2014) belum ada observasi perencanaan sumber daya
penerimaan pegawai. Berdasarkan data manusia kesehatan di puskesmas.
dan permasalahan yang ada maka penulis
tertarik melakukan penelitian untuk Penilaian masing-masing dokumen
mendapatkan informasi yang mendalam untuk setiap informan diberi skor sebagai
tentang kegiatan penyusunan rencana berikut :
kebutuhan SDM kesehatan puskesmas di Nilai 2 : Ada dan lengkap dokumen
Kabupaten Minahasa tahun 2014.
Nilai 1 : Ada dokumen tapi tidak
Tujuan yang ingin dicapai dari lengkap
penelitian ini adalah untuk menganalisis
perencanaan kebutuhan SDM di Nilai 0 : Tidak ada dokumen
Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Kemudian didapatkan total nilai dan
Minahasa. dikelompokkan sebagai berikut :
Total Nilai 26 – 31 = Amat Baik
Total Nilai 20 – 25 = Baik
Metode
Total Nilai 14 – 19 = Cukup
Jenis penelitian ini adalah penelitian Total Nilai 8 – 13 = Kurang
kualitatif. Penelitian dilaksanakan pada
bulan April sampai Agustus 2014 di Total Nilai < 8 = Amat
Puskesmas Kabupaten Minahasa. Kurang
Informan dalam penelitian ini dipilih 7 Hasil reduksi :
orang ialah Kepala Dinas Kesehatan,
Kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas 4 (empat) puskesmas memperoleh total
Kesehatan, Kepala Sub Bidang Formasi nilai 8 – 13. Dari beberapa kriteria
Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah, observasi tersebut didapatkan hasil dari 4
Kepala Puskesmas sebanyak 4 orang di 4 (empat) puskesmas termasuk dalam
Puskesmas. Pengambilan sampel informan kategori kurang, artinya dokumen tentang
Puskesmas didasarkan atas pertimbangan Perencanaan Sumber Daya Manusia
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri Kesehatan di Puskesmas Kabupaten
berdasarkan ciri atau sifat populasi. Minahasa masih kurang lengkap.
Pengumpulan data primer dilakukan 1. Pengadaan sumber daya manusia
dengan cara Wawancara mendalam (Dept
Interview). Data hasil wawancara Sumber daya manusia kesehatan
merupakan asset yang sangat vital, karena

46
Paruntu, Rattu dan Tilaar, Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

itu keberadaannya dalam organisasi tidak terjadinya beban kerja yang meningkat dan
bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. pelayanan yang tidak maksimal serta
Betapapun modern teknologi yang program-program kesehatan untuk
digunakan atau seberapa banyak dana yang masyarakat tidak berjalan dengan baik,
disiapkan, namun tanpa dukungan sumber sementara itu setiap tahunnya melalui
daya manusia yang memiliki kemampuan aspirasi masyarakat banyak dilakukan
profesional, semuanya menjadi tidak pemekaran desa dan kecamatan baru yang
bermakna (Yuniarsih dan Suwatno, 2011). menuntut pembangunan puskesmas dan
puskesmas pembantu baru untuk
Ketersediaan sumber daya manusia
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
kesehatan sangat mempengaruhi
masyarakat. Secara fisik sarana puskesmas
keberhasilan pembangunan kesehatan.
setiap tahunnya terus bertambah,
Pengadaan sumber daya manusia
sementara ketersediaan sumber daya
kesehatan bertujuan untuk menetapkan
manusia kesehatan yang selama ini
jumlah dan jenis tenaga yang sesuai
kurang, tentunya akan mengalami
dengan kebutuhan. Apabila kebutuhan
kekurangan yang semakin besar.
sumber daya manusia tidak direncanakan
Kebijakan yang ditempuh haruslah
dengan baik maka akan terjadi kekurangan
memiliki agenda yang jelas untuk jangka
tenaga yang mempengaruhi pelayanan
pendek, menengah maupun jangka
serta kenyamanan pasien dan
panjang.
mengakibatkan beban kerja meningkat.
Rivai (2009), menyatakan alasan yang
Dalam penyusunan kebutuhan sumber
mendorong suatu organisasi melakukan
daya manusia kesehatan, pengadaannya
pengadaan pegawai adalah berdirinya
melalui usulan dari pihak puskesmas
organisasi baru, adanya perluasan kegiatan
dikoordinasikan dengan dinas kesehatan
organisasi, terciptanya pegawai-pegawai
dan dinas kesehatan mengusulkannnya ke
dan kegiatan-kegiatan baru, adanya
badan kepegawaian dan diklat daerah serta
pegawai yang pindah ke organisasi
badan kepegawaian negara. Menurut hasil
lainnya, adanya pegawai yang berhenti, baik
wawancara, yang berperan dalam hal
dengan hormat maupun tidak dengan
pengadaan sumber daya manusia
hormat, adanya pegawai yang berhenti
kesehatan ialah dinas kesehatan dan yang
karena memasuki usia pensiun dan adanya
terkait puskesmas dalam hal pengusulan dan
pegawai yang meninggal dunia.
koordinasi serta pembiayaan adalah
pemerintah daerah. Siagian (2013), menyatakan dalam
melaksanakan tugas pengadaan harus
Kondisi kuantitas sumber daya
berdasarkan pada perencanaan sumber
manusia kesehatan yang ada di puskesmas
daya manusia yang telah ditentukan
menurut hasil wawancara masih berada jauh
sebelumnya karena dalam rencana tersebut
dari standar yang diatur dalam Kepmenkes
telah ditetapkan berbagai persyaratan yang
nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman
harus dipenuhi. Manajer yang memimpin
Penyusunan Perencanaan Sumber Daya
satuan kerja dimana terdapat lowongan
Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi,
juga harus diminta pendapatnya, bahkan
Kabupaten/Kota, serta Rumah Sakit.
juga preferensinya karena merekalah yang
Jumlah sumber daya manusia kesehatan di
akan mempekerjakan tenaga kerja baru itu.
puskesmas rawat jalan minimal adalah 17
orang dan maksimal 42 orang rawat inap. Berdasarkan hasil wawancara dan
Data hasil wawancara dan observasi pengamatan dokumen di puskesmas
dokumen didapat jumlah sumber daya diketahui bahwa perencanaan pengadaan
manusia kesehatan di puskesmas bervariasi sumber daya manusia kesehatan tidak
dari 8 sampai dengan 31 orang. Hal ini berjalan dengan baik karena tidak
membuat menggunakan metode yang jelas.

47
JIKMU, Vol. 5, No. 1, Januari 2015

Pemerintah dalam hal ini Kementerian penyusunan perencanaan kebutuhan


Kesehatan telah menetapkan berbagai sumber daya manusia kesehatan seperti
macam metode atau alat ukur diantaranya: tercantum dalam Kepmenkes no. 81 tahun
Health Need Method, Health Services 2004, tetapi masih terdapat kekurangan
Demand Method, Health Services Targets dalam pedoman analisis jabatan. Dengan
Method, Ratio Method, Authorized Staffing demikian sosialisasi tentang pedoman
List, Workload Indicators of Staffing Need, analisis jabatan dan pedoman Kepmenkes
World Health Organization dan no. 81 tahun 2004 yang dipakai sebagai
Manpower Needs for Disaster. Puskesmas standar perencanaan kebutuhan sumber
dalam menentukan kebutuhan jumlah dan daya manusia kesehatan menjadi sangat
jenis sumber daya manusia kesehatan tidak diperlukan sebagai sarana untuk
menggunakan satu metode atau alat ukur meningkatkan kapasitas sumber daya
tersebut, namun hanya berdasarkan manusia perencana baik kepala puskesmas
pemberian dari dinas kesehatan, kira-kira, maupun kepala kepegawaian di dinas
membanding-bandingkan keadaan yang kesehatan dalam merencanakan kebutuhan
ada di puskesmas. Ini menyebabkan, tidak sumber daya manusia kesehatan pada tahun-
ada kesamaan persepsi diantara pengambil tahun berikutnya baik dari jumlah, jenis dan
kebijakan. Manajemen puskesmas dan distribusi dengan menggunakan metode
manajemen dinas kesehatan kurang yang ada.
komunikasi dan koordinasi. Dinas
kesehatan tidak melibatkan puskesmas
dalam menentukan jumlah dan jenis 2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
sumber daya manusia kesehatan di Pengembangan sumber daya manusia
puskesmas, tidak ada kesamaan persepsi kesehatan, merupakan kegiatan yang harus
antara dinas kesehatan dan puskesmas dilakukan oleh instansi, agar pengetahuan
tentang metode dan alat ukur pengadaan (knowledge), kemampuan (ability) dan
sumber daya manusia kesehatan, kurang keterampilan (skill) mereka sesuai dengan
kerjasama antara kepala puskesmas dan tuntutan pekerjaaan yang mereka lakukan.
kepala kepegawaian dinas kesehatan Dengan kegiatan pengembangan ini
dalam meminta dan melaporkan kebutuhan diharapkan dapat memperbaiki dan
sumber daya manusia kesehatan ke dinas mengatasi kekurangan dalam
kesehatan maupun dalam pengembangan melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik
kemampuan perencanaan sumber daya dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan
manusia kesehatan. Ini merupakan salah teknologi yang digunakan. Pendidikan dan
satu penyebab sumber daya manusia pelatihan tenaga kesehatan merupakan
kesehatan di puskesmas tidak salah satu cara dalam pengembangan
proporsional. Hasil penelitian Marlinda sumber daya manusia kesehatan
(2011) mengemukakan hal yang sama (Adisasmito, 2014).
bahwa sistem perencanaan belum berjalan
dengan baik disebabkan karena kurang Tujuan pendidikan dan pelatihan
lengkapnya data yang tersedia dan data tenaga kesehatan adalah meningkatkan
yang ada tidak akurat, kurangnya mutu tenaga kesehatan berdasarkan
sosialisasi dan informasi tentang kebijakan kompetensi profesi dan berorientasi
yang digunakan dalam perencanaan tenaga kepada paradigma sehat sehingga
kesehatan serta konsultasi dan koordinasi menghasilkan tenaga kesehatan yang
yang kurang baik. memenuhi harapan masyarakat.
Pendidikan dan pelatihan yang efektif akan
Secara umum dalam penyusunan menghasilkan sumber daya manusia
rencana kebutuhan sumber daya manusia kesehatan yang lebih bermutu sehingga
kesehatan di dinas kesehatan sudah mampu melaksanakan perubahan,
menerapkan beberapa pedoman

48
Paruntu, Rattu dan Tilaar, Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

pertumbuhan, dan perkembangan baik sumber daya manusia kesehatan di


kinerja sumber daya manusia kesehatan puskesmas prosesnya dilakukan atau
tersebut maupun kinerja institusi direncanakan oleh dinas kesehatan
tempatnya bekerja. Dengan demikian kabupaten, propinsi maupun kementerian
peranan pendidikan dan pelatihan akan kesehatan dan puskesmas diundang untuk
menjadi penting, terutama dengan adanya mengikutinya. Pesertanya sudah
perkembangan teknologi yang semakin ditentukan, tidak semua tenaga kesehatan
pesat (Kurniati dan Efendi, 2011). yang dilatih. Hambatan yang sering
ditemui apabila sumber daya manusia
Suatu organisasi harus mengalokasikan
kesehatan melanjutkan pendidikan dan
dana dalam pembiayaan suatu kegiatan
pelatihan adalah berkurangnya tenaga
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan
kesehatan yang berada dipuskesmas yang
pelatihan dapat dipandang sebagai salah
menyebabkan pelayanan untuk masyarakat
satu bentuk investasi. Oleh karena itu
tidak berjalan dengan maksimal. Sumber
setiap organisasi atau instansi yang ingin
daya manusia kesehatan yang telah
berkembang, maka pendidikan dan
mengikuti pendidikan dan pelatihan tidak
pelatihan bagi pegawainya harus
pernah dilakukan evaluasi tentang
memperoleh perhatian yang besar
kemampuan atau kompetensinya hanya
(Notoatmodjo, 2009).
dikembalikan lagi ke puskesmas tanpa
Pendidikan dan pelatihan harus mengetahui apakah terjadi peningkatan
berkualitas tinggi, dana yang cukup, keterampilan atau peningkatan kapasitas
dievaluasi secara regular dan didesain dalam melakukan tugas di puskesmas.
untuk meningkatkan mutu sumber daya Dengan melihat kondisi pengembangan
manusia kesehatan secara proporsional dan sumber daya manusia kesehatan di
berdasarkan kebijakan yang jelas dari puskesmas tersebut maka perlu dilakukan
perencanaan (Kurniati dan Efendi, 2011). sosialisasi untuk persamaan persepsi
Berdasarkan hasil wawancara dapat antara kepala puskesmas dan dinas
disimpulkan bahwa pengembangan sumber kesehatan dalam hal merencanakan
daya manusia kesehatan di puskesmas pengembangan sumber daya manusia
hanya dilakukan melalui pendidikan dan kesehatan agar tidak terjadi kekosongan
pelatihan. Proses dalam melanjutkan tenaga kesehatan dalam pelayanan
pendidikan, sumber daya manusia dipuskesmas dan terutama didalam
kesehatan di puskesmas mengajukan pembiayaan pendidikan serta dalam
usulan untuk melanjutkan pendidikan ke melakukan evaluasi terhadap sumber daya
kepala puskesmas dan apabila disetujui manusia kesehatan yang telah mengikuti
oleh kepala puskesmas akan dikeluarkan pendidikan dan pelatihan agar terdapat
surat rekomendasi untuk diteruskan ke dinas standar yang bisa diterapkan.
kesehatan. Dinas kesehatan melalui kepala
kepegawaian, apabila diterima dilanjutkan
3. Pemeliharaan Sumber Daya Manusia
ke badan kepegawaian dan diklat daerah
untuk proses pengeluaran surat ijin maupun Pemeliharaan sumber daya manusia
tugas belajar. Dalam wawancara yang berarti berusaha untuk mempertahankan dan
dilakukan kepada informan, untuk saat ini meningkatkan kondisi yang telah ada. Apa
pengembangan sumber daya manusia yang sudah diterima dan pernah dinikmati
kesehatan dalam melanjutkan pendidikan pegawai hendaknya tetap dipertahankan
tidak pernah direncanakan hanya (Kambey, 1999). Komponen program
berdasarkan kemauan atau inisiatif dari pemeliharaan sumber daya manusia terbagi
tenaga kesehatan tersebut dan biaya atas pemeliharaan langsung dan
pendidikan ditanggung sendiri oleh tenaga pemeliharaan tidak langsung. Pemeliharaan
kesehatan. Pelatihan untuk langsung adalah pemberian

49
JIKMU, Vol. 5, No. 1, Januari 2015

kompensasi dan pemeliharaan tidak mungkin sehingga mencapai produktivitas


langsung adalah pemeliharaan kesehatan kerja yang setinggi-tingginya. Tujuan
dan keselamatan kerja (Subekhi dan keselamatan kerja adalah agar para
Jauhar, 2012). karyawan di sebuah institusi bebas dari
segala kecelakaan akibat kerja atau
Hasil wawancara dengan informan
gangguan-gangguan yang lain sehingga
bahwa pemeliharaan sumber daya manusia
menurunkan bahkan menghilangkan
kesehatan diberikan dalam bentuk
produktivitas kerja (Notoatmodjo, 2009).
kompensasi materi, upah, penghargaan,
jalan-jalan, rekreasi, kemudahan Pemeliharaan sumber daya manusia
jangkauan dan disiapkan yang dibutuhkan. kesehatan secara langsung dan tidak
Semua jenis pemiliharaan ini tidak langsung harus direncanakan, dengan
direncanakan dan tidak setiap bulan atau demikian produktivitas kerja dan tujuan
tahun hanya berdasarkan kebijakan instansi dapat tercapai secara maksimal.
pimpinan sedangkan pemeliharaan Dinas kesehatan dan puskesmas harus
kesehatan dan keselamatan kerja sudah mengambil langkah-langkah dalam
diberikan jaminan dari pemerintah melalui melakukan pemeliharaan sumber daya
askes. Jadi untuk pemanfaatannnya hanya kesehatan dengan menetapkan
perorangan tidak direncanakan secara aturan/standar penilaian yang berpedoman
instansi. pada Kepmenkes No. 132 tahun 2006.
Menurut Gary Dessler (2003) dalam
Yunarsih dan Suwatno (2011) Kompensasi 4. Penggunaan Sumber Daya Manusia
adalah sebagai pemberian penghargaan
kepada pegawai sesuai dengan sumbangan Pengembangan karir merupakan usaha
mereka untuk pencapai tujuan organisasi. penggunaan sumber daya manusia.
Kompensasi yang dikelola secara benar Keterlibatan instansi guna mendukung
akan membantu organisasi mencapai pengembangan karir ini adalah suatu
tujuan dan untuk mendapatkan, keharusan. Dukungan dan dorongan
memelihara dan mempertahankan pekerja instansi bisa berupa: pendidikan karir, data
yang produktif. Kompensasi juga memiliki informasi tentang jenjang karir pada
fungsi sebagai faktor motivasi dalam instansi, bimbingan karir. Pendidikan karir
meningkatkan kinerja dan produktifitas merupakan hal penting untuk memacu
kerja karyawan. Kompensasi yang lebih karir, memotivasi dan menyadarkan
baik akan menciptakan kepuasan kepada pegawai akan karir yang dapat diraih
karyawan dan akan memotivasi karyawan dalam instansi. Data informasi yang
untuk bekerja lebih baik. digunakan seperti uraian jabatan,
persyaratan jabatan dan standar kerja
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan sehingga pegawai dapat merumuskan
RI No. 132/Menkes/Per/IV/2006, insentif rencana karir yang dijalankan melalui jalur
adalah pemberian imbalan di luar gaji karir dalam instansi. Upaya bimbingan
baik yang bersifat material maupun non- karir ini untuk menentukan karir yang
material pada tenaga kesehatan sebagai paling tepat bagi pegawai yang dilakukan
kompensasi atas kesediannya ditempatkan melalui penyadaran minat dan kemampuan
pada suatu daerah, atau kesediaannya untuk memilih jalur karir yang tepat
melakukan pekerjaan tertentu, atau (Rachmawati, 2008).
penghargaan atas pencapaian prestasi kerja
dalam jangka waktu tertentu. Pengembangan karir merupakan
pendekatan formal yang digunakan
Tujuan utama kesehatan kerja adalah organisasi untuk menjamin bahwa pegawai
agar karyawan/pegawai di sebuah institusi dengan kualifikasi tepat dan
mendapat kesehatan yang seoptimal berpengalaman tersedia pada saat

50
Paruntu, Rattu dan Tilaar, Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

dibutuhkan. Pengembangan karir terdiri dalam organisasi, dengan tujuan untuk


atas career planning yaitu bagaimana memperbaiki aktivitas-aktivitas tersebut.
pegawai merencanakan dan mewujudkan Audit kepegawaian adalah kegiatan
tujuan-tujuan karirnya serta career mengevaluasi kegiatan-kegiatan sumber
management yaitu bagaimana organisasi daya manusia secara menyeluruh yang
mendesain dan melaksanakan program dilakukan dalam suatu organisasi untuk
pengembangan karir pegawai. memperoleh umpan balik. (Kambey,
Pengembangan karir adalah outcomes atau 1999).
hasil yang berasal dari interaksi antara Berdasarkan wawancara diketahui
karir individu dengan proses manajemen bahwa selama ini puskesmas tidak
karir organisasi (Siagian, 2013). mengetahui tentang audit tenaga
Berdasarkan hasil wawancara dengan kesehatan, tidak melakukan audit tenaga
informan, diketahui bahwa pengembangan kesehatan dan belum pernah dilatih
karir sumber daya manusia kesehatan bagaimana cara membuatnya. Selama ini
selama ini tidak pernah dibuat karena tidak aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan
ada petunjuk atau permintaan dari dinas sumber daya manusia kesehatan di
untuk memasukkan. Tidak ada aturan baku puskesmas tidak pernah dievaluasi. Dinas
yang digunakan dalam penyusunan kesehatan dalam hal ini kepala
perencanaan pengembangan karir dan kepegawaian juga tidak mengetahui
selama ini tidak pernah dilatih tentang hal bagaimana melakukan audit kepegawaian
tersebut. Lemahnya koordinasi antara dikarenakan selama menjabat tidak pernah
puskesmas dan dinas kesehatan ada permintaan pembuatan audit dari
menyebabkan terjadinya kendala dan badan kepegawaian dan diklat daerah, juga
masalah yang dialami. Komunikasi dan belum pernah ada pengetahuan atau dilatih
koordinasi dapat meningkatkan, bagaimana cara melakukannya. Penilaian
memperbaiki penyusunan perencanaan atau evaluasi tentang sumber daya manusia
karir pegawai maupun perencanaan karir kesehatan biasanya hanya dilakukan
instansi dan dapat menghasilkan melaui daftar penilaian pelaksanaan
pengembangan karir. pekerjaan (DP3) yang dilakukan setiap
tahun untuk persyaratan kenaikan pangkat.
Notoatmodjo (2009) mengemukakan
Dengan demikian sosialisasi atau pun
bahwa dari segi pengembangan instansi,
pelatihan yang berhubungan dengan audit
pengembangan karir sangat diperlukan
tenaga kesehatan perlu untuk diikuti atau
agar pengembangan instansi ke depan
dilakukan agar terjadi pemikiran yang
sejalan dengan pengembangan
sama ataupun metode yang sama dalam
kemampuan bagi para pegawai. Apabila
melakukan audit sumber daya manusia
tidak diikuti dengan pengembangan karir
kesehatan sehingga semua aktivitas
para pegawainya maka pengembangan
maupun kegiatan sumber daya manusia
instansi tersebut stagnan (mandeg) karena
kesehatan dapat dievaluasi. Juga perlu
tidak ada orang yang mampu menangani
ditingkatkan komunikasi, koordinasi dan
tugas-tugas instansi sesuai dengan
pembinaan yang dilakukan oleh dinas
perkembangannya. Oleh sebab itu
kesehatan untuk puskesmas agar satu
perencanaan pengembangan karir yang
pemikiran dalam melakukan peraturan dan
baik sangat bermanfaat bukan saja bagi
kebijakan.
pegawai yang bersangkutan, tetapi juga
bagi instansi. Audit kepegawaian diselenggarakan
dengan melakukan kegiatan pengumpulan
Manajemen sumber daya manusia
data atau dengan kata lain melalui
belum lengkap tanpa suatu usaha yang
penelitian. Berbagai teknik penelitian
sungguh-sungguh untuk mengevaluasi
dapat digunakan dan hasilnya diolah
aktivitas-aktivitas sumber daya manusia di

51
JIKMU, Vol. 5, No. 1, Januari 2015

sehingga memperoleh gambaran yang pelatihan tidak pernah dilakukan


lengkap tentang kegiatan sumber daya evaluasi tentang kemampuan atau
manusia dalam organisasi yang kompetensinya.
memungkinkan organisasi merumuskan 3. Pemeliharaan sumber daya manusia
berbagai kebijakan secara lebih tepat. kesehatan tidak direncanakan setiap
Empat teknik pengumpulan data yang bulan atau tahun hanya berdasarkan
biasa digunakan: wawancara, kuesioner, kebijakan pimpinan sedangkan
arsip kepegawaian dan informasi eksternal pemeliharaan kesehatan dan
(Siagian, 2013). keselamatan kerja sudah diberikan
Agar audit kepegawaian mempunyai jaminan dari pemerintah melalui askes.
makna organisasional, semua hasil analisis Jadi untuk pemanfaatannnya hanya
harus dituangkan dalam suatu laporan. perorangan tidak direncanakan secara
Laporan audit adalah suatu deskripsi yang instansi.
komprehensif dan akurat tentang aktivitas- 4. Penggunaan sumber daya manusia
aktivitas sumber daya manusia yang kesehatan dalam pengembangan karir
meliputi penghargaan atau pujian untuk tidak pernah dibuat karena tidak ada
praktek-praktek yang efektif dan usulan aturan baku yang digunakan dalam
perbaikan bagi praktek-praktek yang tidak penyusunan perencanaan
efektif (Kambey, 1999). pengembangan karir dan audit tenaga
Kesimpulan kesehatan tidak pernah dilakukan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan karena belum pernah dilatih bagaimana
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik cara membuatnya. Selama ini aktivitas-
kesimpulan sebagai berikut : aktivitas atau kegiatan-kegiatan sumber
daya manusia kesehatan di puskesmas
1. Pengadaan sumber daya manusia tidak pernah dievaluasi.
kesehatan baik dinas kesehaatan
maupun puskesmas tidak ada
kesamaan persepsi tentang metode atau
alat ukur. Dinas kesehatan tidak Saran
melibatkan puskesmas dalam
menentukan jumlah dan jenis sumber 1. Perlu mengatur kembali sumber daya
daya manusia kesehatan di puskesmas, manusia kesehatan yang sesuai dengan
kurang kerjasama antara kepala tugas dan fungsi
puskesmas dan kepala kepegawaian 2. Perlu segera dilakukan pelatihan untuk
dinas kesehatan dalam meminta dan manajemen puskesmas secara berkala
melaporkan kebutuhan sumber daya dan berkesinambungan agar sistem
manusia kesehatan ke dinas kesehatan manajemen sumber daya manusia
maupun dalam pengembangan kesehatan di puskesmas lebih baik.
kemampuan perencanaan sumber daya
manusia kesehatan. Manajemen 3. Perlu dilakukan monitoring dan
puskesmas dan manajemen dinas evaluasi dengan maksimal khususnya
kesehatan kurang komunikasi dan untuk pelaksanaan kegiatan
koordinasi. perencanaan kebutuhan sumber daya
manusia kesehatan.
2. Pengembangan sumber daya manusia
kesehatan tidak pernah direncanakan 4. Perlu penguatan koordinasi antara
hanya berdasarkan kemauan atau semua pihak terlebih khusus pada
inisiatif dari tenaga kesehatan tersebut pelaksanaan perencanaan kebutuhan
dan sumber daya manusia kesehatan sumber daya manusia kesehatan di
yang telah mengikuti pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa.

52
Paruntu, Rattu dan Tilaar, Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya Manusia

5. Perlu mengintensifkan lagi kegiatan dan Formula. Pusat Kajian Ekonomi


advokasi dari dinas kesehatan ke Kesehatan FKM UI. Jakarta.
pemerintah daerah tentang : Kambey, D. C. 1999. Manajemen Sumber
a. Kurangnya dan pentingnya Daya Manusia. Triganesha
keberadaan sumber daya manusia Nusantara. Manado.
kesehatan di sarana pelayanan Kurniati, A dan Efendi, F. 2012. Kajian
pemerintah sehingga perlu dibuka SDM Kesehatan di Indonesia.
formasi untuk tenaga kesehatan pada Salemba Medika. Jakarta.
penerimaan CPNS yang akan datang
sebagai alternatif guna memenuhi Lukman, K. 2005. Analisis Kebutuhan dan
kebutuhan sumber daya manusia Distribusi Tenaga Puskesmas di
kesehatan di puskesmas. Kabupaten Aceh Besar. Tesis.
Universitas Gajah Mada.
b. Pentingnya anggaran untuk
mendukung program kerja di dinas Marlinda, S. 2011. Analisis Sistem
kesehatan seperti penyelanggaraan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
pendidikan dan pelatihan kepada Kesehatan di Puskesmas Wilayah
semua sumber daya manusia Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten
kesehatan di puskesmas. Kepulauan Mentawai. Tesis. Unand
Padang.
Notoatmodjo, S. 2009. Pengembangan
Daftar Pustaka Sumber Daya Manusia. Rhineka
Anonimous. 2013. Profil Dinas Cipta, Jakarta.
Kesehatan. Kabupaten Minahasa. Rachmawati, I. K. 2008. Manajemen
Dinkes. Minahasa. Sumber Daya Manusia. ANDI.
Anonimous. 2013. Minahasa Dalam Yogyakarta.
Angka. BPS.
Siagian, S.P. 2013. Manajemen Sumber
Damula, N. 2011. Analisis Kebutuhan Daya Manusia. Cetakan ke-21,
Tenaga Kesehatan di Era Otonomi Bumi Aksara. Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten
Rivai, V dan Sagala, E.J. 2009.
Bolaang Mongondow Utara. Tesis.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Unsrat. Manado.
Untuk Perusahaan: Dari Teori ke
Hapsara. 2006. Rencana Strategis SDM Praktik. PT Rajagrafindo Persada.
Kesehatan di Indonesia; Jakarta.
Perkembangan dan Prospeknya.
Yuniarsih dan Suwatno. 2011. Manajemen
Seminar Umum Akademik FKM-UI.
Sumber Daya Manusia. Teori, Aplikasi
Jakarta.
Dan Isu Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Ilyas, Y. 2004. Perencanaan Sumber Daya
Manusia Rumah Sakit. Teori Metoda

53

Anda mungkin juga menyukai