Anda di halaman 1dari 16

PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

PENINJAUAN KEMBALI
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA PAREPARE

1.1. LATAR BELAKANG

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Parepare Tahun 2011-2031 yang ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011, telah memasuki tahun ke-5 (lima). Selama kurun waktu tersebut,
kebijakan nasional dan daerah telah mewarnai pembangunan di Kota Parepare, dan beberapa diantaranya
tidak tercantum di dalam RTRW Kota Parepare ini yang telah ditetapkan. Sebagai rujukan utama dalam
pelaksanaan pembangunan yang bersifat spasial di Kota Parepare, RTRW ini memiliki fungsi
dan kedudukan sebagai pedoman pembangunan seluruh sektor, dan harus mengakomodasi seluruh kebijakan
pembangunan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan.

UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan Peninjauan


Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (PK-RTRW) Kota dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
Sementara dalam PP No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang dalam pasal
82 mengamanatkan bahwa Peninjauan Kembali rencana tata ruang dilakukan 1 (satu) kali dalam
5 (lima) tahun kecuali dalam hal tertentu Peninjauan Kembali rencana tata ruang dapat dilakukan
lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan strategis atau
perubahan kebijakan nasional yang mempengaruhi pembangunan/pemanfaatan ruang kota dan/atau internal Kota,
berupa (i) Bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan; (ii)
Perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-undang; dan (iii) Perubahan
batas wilayah daerah yang ditetapkan dengan undang-undang.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, Pemerintah Kota Parepare melalui kinerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Parepare melaksanakan Peninjauan Kembali RTRW Kota Parepare
Tahun 2015. Kegiatan Peninjauan Kembali (Evaluasi) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah substansi
RTRW Kota Parepare masih relevan dengan dinamika pembangunan yang terjadi, dan sejauhmana
RTRW ini dimplementasikan. Dalam hal ini peninjauan kembali Rencana RTRW Kota Parepare
merupakan proses kebijakan publik untuk mempertegas peran dan fungsinya sebagai kebijakan
spasial yang mengikat. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang, kegiatan Peninjauan Kembali tidak diartikan sebagai upaya untuk melakukan pemutihan
penyimpangan pelaksanaan pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, kegiatan peninjauan kembali harus dilakukan
BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |
PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

kajian secara utuh dalam melihat keseluruhan kinerja penataan ruang dan menghasilkan
penyempurnaan substansi RTRW Kota Parepare, dan tidak menyusun rencana yang baru. Kegiatan
Peninjauan Kembali RTRW Kota sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (1) UU No.
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dapat menghasilkan rekomendasi berupa
rencana tata ruang yang ada dapat tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya atau
rencana tata ruang yang ada perlu direvisi.

Peninjauan kembali merupakan upaya memperbaiki rencana agar selalu dapat


digunakan sebagai dasar untuk pemanfaatan ruang sehingga tujuan pemanfaatan
ruang dapat diwujudkan. Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan arahan perwujudan
rencana struktur ruang dan rencana pola pemanfaatan ruang yang diinginkan di masa
yang akan datang yang paling tepat untuk mewujudkan tujuan pembangunan disuatu
wilayah. Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang dikaji aspek-aspek sumberdaya alam,
manusia dan buatan, dirumuskan konsepsi, strategi yang didasarkan pada asumsi
tertentu dan faktor sosial ekonomi yang bersifat internal maupun eksternal terhadap
wilayah. Dalam perjalanan penyusunan rencana sebagai dasar pemanfaatan ruang
dapat terjadi berbagai kemungkinan, antara lain; (i) Perubahan faktor eksternal
terhadap wilayah seperti perkembangan ekonomi nasional dan global, perubahan
wilayah sektor dan tata ruang wilayah nasional; (ii) Perubahan kondisi-kondisi Internal
seperti keinginan daerah, perkembangan yang sangat pesat dari satu sektor atau
kawasan dalam satu wilayah; dan (iii) Kekurangtepatan menggunakan rencana dan
pengendalian sehingga terjadi simpangan. Hal tersebut dapat menyebabkan
kemungkinan, sebagai berikut:
1. Rencana tata ruang masih dapat mengakomodasikan dinamika perkembangan
yang bersifat eksternal dan internal namun terjadi simpangan-simpangan dalam
pemanfaatan karena kelemahan dalam pengendalian.
2. Rencana tata ruang tidak dapat lagi mengakomodasikan dinamika perkembangan
yang bersifat eksternal dan atau internal.

Untuk kondisi yang pertama maka tidak perlu dilakukan peninjauan kembali
tetapi yang dibutuhkan adalah penertiban. Penertiban dalam hal ini dapat mencakup
perubahan pemanfaatan agar menjaga konsistensi rencana dan penyempurnaan

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |


PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

mekanisme pengendalian. Untuk kondisi penyempurnaan mekanisme pengendalian,


RTRW yang ada perlu ditinjau kembali atau disempurnakan agar diperoleh rencana
yang dapat mengakomodasikan dinamika perkembangan faktor eksternal dan atau
internal. Adanya perubahan faktor eksternal dan internal dapat mempengaruhi rencana
tata ruang yang ada sehingga rencana menjadi tidak relevan lagi sebagai acuan
pemanfaatan ruang. Perubahan dan pengaruhnya terhadap rencana tata ruang tidak
selalu sama akan tetapi kadarnya dapat bervariasi.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari kegiatan Peninjauan Kembali RTRW ini adalah melakukan evaluasi
terhadap subtansi RTRW Kota Parepare sebagai masukan terhadap Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Pare yang telah berjalan selama 5 (lima) tahun.
Sedangkan tujuannya untuk mengkaji sejauh mana rencana yang tertuang
dalam RTRW Kota Parepare yang telah ditetapkan dalam Perda no. 10 tahun 2011
telah diimplementasikan, mereview kesesuaian pola ruang, struktur ruang dan
perencanaan antara RTRW Kota Parepare dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
atau RTRWN sebagai arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah
Negara serta memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang terjadi dalam
kurun waktu 5(lima) tahun terakhir di Provinsi ini yang kemudian melahirkan sebuah
rekomendasi apakah dilakukan revisi atau tidak terhadap RTRW Kota Parepare.

1.3. DASAR HUKUM

Peninjauan Kembali Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana


Tata Ruang Wilayah Kota Parepare didasarkan pada:
1. Undang-Undang Nomor 5 Prp Tahun 1960 tentang Ketentuan Dasar Pokok-
pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2034);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247);
BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |
PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4377);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4444);
6. Undang - Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang 2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
9. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4746);
10. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4849) ;
12. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4966);
13. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
14. Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5052).

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |


PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

15. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
16. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
17. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia Nomor 5103);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2012 tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
21. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 147 Tahun 2004 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pedoman
Koordinasi Penataan Ruang Daerah;
23. Kepmenkimpraswil No. 327/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi.
24. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasioonal RPJPD Tahun 2015-2028
25. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019
26. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2008-2028 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008
Nomor…., Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor)
27. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor
10 Tahun 2013)
28. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah
Kota Parepare Tahun 2009 Nomor 4)

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |


PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

29. Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013 - 2018 (Lembaran Daerah
Kota Parepare Tahun 2014 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kota
Parepare Nomor 112).

1.4. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup kegiatan Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Kota Parepare ini
adalah sebagai berikut ;
 Melakukan konsolidasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tentang Peninjauan
Kembali RTRW
 Melakukan Pembahasan Analisis Aspirasi SKPD terhadap RTRW
 Pembahasan hasil Analisis SKPD terhadap RTRW
 Pembahasan hasil Analisis SKPD terhadap RTRW dan stakeholder terkait (dunia
usaha dan masyarakat)
 Melakukan desk study berupa evaluasi terhadap RTRW Kota Parepare yang akan
ditinjau kembali. Kegiatan ini tidak akan terlepas dari prosedur dan mekanisme
yang ditetapkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
 Melakukan Focus Group of Discussion (FGD) di daerah dalam rangka menghimpun
masukan dan evaluasi terhadap RTRW Kota Parepare yang telah berjalan selama
5 tahun.
 Melakukan Rapat Koordinasi BKPRD tentang Peninjauan Kembali RTRW Kota
Parepare dalam rangka finalisasi beberapa muatan substansi terkait dinamika
pembangunan di Kota Parepare baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun
faktor eksternal.

1.5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Peninjauan Kembali RTRW Kota Parepare


yang bertujuan mengkaji sejauh mana rencana yang tertuang dalam RTRW Kota
BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |
PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

Parepare telah diimplementasikan, termasuk mereview kesesuaian pola ruang, struktur


ruang dalam RTRW Kota Parepare terhadap dinamika pembangunan di Kota Parepare
yang terjadi kurun waktu lima tahun terakhir, kesesuaian dengan Draft Revisi RTRW
Provinsi Sulsel dan hasil Peninjauan Kembali RTRWN serta mengakomodasi kebijakan –
kebijakan pembangunan baru pemerintah seperti NAWACITA sebagai arahan kebijakan
dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Negara serta memperhatikan faktor-faktor
internal dan eksternal yang terjadi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir di
Provinsi ini. Dalam hal ini, Pemerintah Kota Parepare yang dimotori Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Parepare melaksanakan tahapan-tahapan
prosedur dan proses Peninjauan Kembali RTRW Kota Parepare, yang menghasilkan
rumusan sebagai berikut :
1. Rencana Struktur Ruang; Evaluasi terkait dengan Rencana Struktur Ruang
dalam RTRW Kota Parepare, terjadi penyesuaian pada beberapa komponen
struktur ruang Kota Parepare, sebagai berikut:
a. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kota. Pada pasal 13 Perda Nomor 10
Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare, dirumuskan untuk Kecamatan
Bacukiki Barat hirarki pelayanannya menjadi Pusat Pelayanan Kota (PPK). Hal
ini didasarkan pada dinamika perkembangan Kota Parepare yang menunjukan
bahwa Kecamatan Bacukuki Barat dalam sistem pelayanan kota disamping
melayani skala kecamatan juga telah berperan dalam konstalasi pelayanan
skala perkotaan di Kota Parepare. Rencana pembangunan Rumah Sakit
Regional Pendidikan Type B Pembangunan Rumah Sakit Regional Type B
Pendidikan yang terpadu dengan kegiatan perdagangan dan jasa di
Kecamatan Bacukiki Barat akan menguatkan peran Kecamatan Bacukiki Barat
sebagai PPK dalam struktur ruang perkotaan Parepare.
b. Rencana Sistem Perkeretaapian. Rencana sistem perkeretaapian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3) Perda Nomor 10 Tahun 2011
tentang RTRW Kota Parepare, belum mengakomodasi rencana menetapkan
Stasiun KA 1 samping terminal induk dan Stasiun KA 2 kawasan Hutan Alitta.
Kebijakan tersebut akan berpengaruh terhadap struktur ruang Kota Parepare

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |


PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

termasuk rencana pola ruang di sekitar kawasan sekitar rencana stasium


kereta api tersebut.
c. Rencana Jaringan jalan. Rencana jaringan jalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare,
terjadi penyesuaian status dan klasifikasi jalan pada beberapa ruang jalan di
Kota Parepare. Penyesuaian ini merupakan bagian dari sinkronisasi kebijakan
penetapan ruas jalan dari instansi terkait (Dinas Pekerjaan Umum), disamping
itu rumusan tersebut mempertimbangkan kecenderungan perkembangan
aktifitas dan mobilitas transportasi di Kota dalam memenuhi kebutuhan
infrastruktur jalan di Kota Parepare.
d. Jaringan pelayanan LLAJ. Jaringan pelayanan LLAJ terkait dengan trayek
angkutan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 Perda Nomor 10 Tahun 2011
tentang RTRW Kota Parepare, terjadi penyesuaian trayek angkutan di Kota
Parepare. Penyesuaian ini merupakan bagian dari sinkronisasi kebijakan
penetapan trayek dan rute angkutan barang dan penumpang dari instansi
terkait (Dinas Perhubungan), disamping itu rumusan tersebut
mempertimbangkan kecenderungan pergerakan dan mobilitas kendaraan
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan transportasi secara merata di Kota
Parepare.
e. Perhubungan Laut. Tatanam kepelabuhan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 21 ayat (1) Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare,
dirumuskan rencana normalisasi dan reklamasi pelabuhan di kawasan ke
pelabuhan cappa ujung untuk mendukung sistem transportasi laut di Kota
Parepare. Hal ini sejalan dengan Program Pemerintah yang tertuang dalam
RPJMN Tahun 2015-2019 dalam salah satu program prioritas pemerintah pusat
yaitu pembangunan pelabuhan Parepare. Selain itu, dalam PK-RTRWN
Pelabuhan Parepare Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan sebagai PELABUHAN
PENGUMPUL simpul transportasi laut nasional.
f. Jaringan Energi. Jaringan bahan bakar minyak dan gas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 23 ayat (2) Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW
Kota Parepare, Depo bahan bakar di ubah menjadi Terminal Bahan Bakar
BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |
PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

Minyak dikelurahan Watang Soreang, Kecamatan Soreang. Rumusan ini


mengikuti peristilahan baru yang ditetapkan dalam peraturan dan perundang-
undang instansi terkait.
g. Jaringan Telekomunikasi. Jaringan kabel sebagaimana dimaksud dalam
pasal 24 ayat (2) Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare,
dirumuskan bahwa sistem jaringan kabel untuk menyalurkan informasi berupa
suara, gambar dan video, baik dalam bentuk hubungan lokal, interlokal
maupun internasional dan juga untuk menyalurkan/melayani jaringan internet,
komunikasi data, televise/radio dan seluruh sistem telekomunikasi yang
berbais IP (Internet Protokol). Rumusan ini mengikuti peristilahan baru yang
ditetapkan dalam peraturan dan perundang-undang instansi terkait.
h. Jaringan Telekomunikasi. Pengembangan telepon nirkabel sebagaimana
dimaksud dalam pasal 24 ayat (4) Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW
Kota Parepare, dirumuskan bahwa pengembangan telepon nirkabel pada lokasi
menara Base Tranceiver Station (BTS) diwilayah Kota Parepare diatur dalam
Peraturan Daerah Kota Parepare Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penataan,
Pengendalian dan Pengawasan Menara Telekomunikasi. Rumusan ini
mengikuti peristilahan baru yang ditetapkan dalam peraturan dan perundang-
undang instansi terkait.
i. Jaringan Sumberdaya Air. Sistem jaringan irigasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 25 ayat (4) Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota
Parepare, dirumuskan bahwa DI Ladoma seluas 44,4 (empat puluh empat
koma empat) hektar, DI Caramele seluas 76,5 (tujuh puluh enam koma lima)
hektar, DI Akkajangnge seluas 13,7 (tiga belas koma tujuh) hektar, DI Lamerri
seluas 18,4 (delapan belas koma empat) hektar dan DI Buto seluas 11,3
(sebelas koma tiga) hektar.
j. Jaringan Infrastruktur Perkotaan. Sistem penyediaan prasarana dan
sarana jaringan jalan pejalan kaki wilayah Kota Parepare sebagaimana
dimaksud dalam pasal 31 ayat (1) huruf b Perda Nomor 10 Tahun 2011
tentang RTRW Kota Parepare, dirumuskan Penambahan Rencana Pedestrian
diarahkan pada Jalan Swaka Alam-Jl. Jend. M. Yusuf, Jl. Jend. Surdirman –Jl.
BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |
PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

Jend M. Yusuf dan kawasan pelabuhan-kawasan industry dan Jl. MP.


Remmang-Jl. Petta Cangge.

2. Rencana Pola Ruang; Evaluasi terkait dengan Pola Ruang dalam RTRW Kota
Parepare, terjadi penyesuaian pada beberapa komponen pola ruang Kota Parepare,
sebagai berikut:
a. Kawasan Lindung. Kawasan lindung berupa ruang terbuka hijau (RTH) Kota
sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 huruf f Perda Nomor 10 Tahun 2011
tentang RTRW Kota Parepare, merupakan Hutan Kota Alitta seluas kurang
lebih 84,7 Ha merupakan hutan produksi di Kota Parepare.
b. Kawasan Lindung. Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam
pasal 35 Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare, berlokasi
tersebar di Kecamatan Bacukiki dirumuskan memiliki luas kurang lebih 2.050
hektar.
c. Kawasan Lindung. Kawasan hutan mangrove sebagaimana dimaksud dalam
pasal 36 Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare,
dirumuskan termasuk di wilayah tonrangeng di kelurahan lumpue Kecamatan
Bacukiki Barat
d. Kawasan Lindung; Ruang Terbuka Hijau sebagaimana dimaksud dalam
pasal 40 ayat (4) Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare,
dirumuskan untuk Taman RT dan RW yang tidak mempunyai lahan/lokasi
diarahkan untuk membuat taman vertical garden, serta Unit-unit
pengembangan Perumahan wajib membuat taman vertical garden.
e. Kawasan Wisata; Kawasan wisata budaya sebagaimana dimaksud dalam
pasal 46 ayat (3) Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare,
dirumuskan untuk Penambahan Kawasan pariwisata budaya Kampung Pesisir
Tonrangeng di Kelurahan Lumpue Kecamatan Bacukiki Barat, kawasan Muara
Salo Karajae Kawasan Pelestarian Budaya Pesisir/Maritim di Kelurahan
Sumpang Minangae, Kecamatan Bacukiki Barat, dan perlu ditetapkan Kawasan
Pusaka yaitu zona pelestarian cagar budaya dan warisan budaya tak benda
sesuai UU No. 11/2010 tentang Cagar Budaya.

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |


PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

f. Kawasan Komersil; Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa


sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang
RTRW Kota Parepare, dirumuskan untuk mengembangkan kawasan komersil
secara proporsional di Kota Parepare melalui percepatan pembangunan
kawasan komersil di kota atas, menata kawasan komersil di kota lama serta
merancang kota baru di kawasan pesisir dengan konsep smart city area
sebagai dayapicu (trigger) dan icon pembangunan di Kota Parepare.
g. Kawasan Pertambangan; Kawasan peruntukan pertambangan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 50 dirumuskan untuk menambahkan wilayah
pertambangan batuan di Kecamatan Soreang.
h. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum; Kawasan peruntukan pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 huruf a dirumuskan untuk
menambahkan kawasan pendidikan tinggi diarahkan di Kecamatan Soreang,
Kecamatan Ujung, Kecamatan Bacukiki dan Kecamatan Bacukiki Barat.
i. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum; Kawasan peruntukan Kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 53 huruf c dirumuskan untuk Rumah Sakit
Tipe B Pendidikan Kelurahan Lumpue.

3. Kawasan Strategis di Kota; Evaluasi terkait dengan Kawasan Strategis di Kota


dalam RTRW Kota Parepare, terjadi penyesuaian pada beberapa bagian Kawasan
Strategis Kota Parepare, sebagai berikut:
a. Kawasan Stategis Nasional (KSN); Kawasan strategis yang ditetapkan
dalam RTRW Nasional yang disebut Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari
sudut kepentingan ekonomi, dan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 huruf a seharusnya berbanyi
Kawasan strategis yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang disebut
Kawasan Strategi Nasional (KSN) dari sudut pendayagunaan sumber daya
alam dan/atau teknologi;
b. Kawasan Stategis Nasional (KSN); KSN dari sudut kepentingan
pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi berupa Stasiun Bumi
Satelit Penginderaan Jauh (SBSPJ) Parepare di kompleks LAPAN Parepare

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |


PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 huruf b seharusnya berbanyi KSN dari


sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
berupa Balai Penginderaan Jauh (BPJ) Parepare di Kelurahan Bukit Harapan,
Kecamatan Soreang, dengan Radius pengamanan 2 km;
c. Kawasan Stategis Nasional (KSN); Kawasan peruntukan pendidikan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 huruf a seharusnya berbanyi Kawasan
strategis yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang disebut Kawasan
Strategi Nasional (KSN) dari sudut pendayagunaan sumber daya alam
dan/atau teknologi;
d. Kawasan Strategis Kota (KSK). Kawasan Strategis Kota dari sudut
kepentingan pertumbuhan ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 58
huruf a dirumuskan agar rencanakan dalam suatu desain kota baru pesisir
pantai Kota Parepare dengan konsep kawasan Smart City serta menggunakan
perencanaan Traffic Oriented Development (TOD).

1.6. REKOMENDASI

Berdasarkan hasil kajian, evaluasi, serta penilaian terhadap simpangan yang


dilakukan terhadap struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis Kota Parepare,
serta isu-isu yang terkait dengan dinamika ruang internal dan eksternal Kota Parepare
nasional, maka dinyatakan bahwa :
1. Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Parepare 2011-2031 memerlukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
perkembangan struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis Kota Parepare.
2. Mendudukan RTRW Kota Parepare sebagai dokumen perencanaan yang
akomodatif dan responsif terhadap berbagai perubahan yang disebabkan oleh
faktor-faktor internal dan eksternal.
3. Hasil evaluasi RTRW Kota Parepare menunjukan kategori tipologi C, dengan
kondisi: dokumen RTRW Kota Parepare sah, simpangan besar eksternal berubah
secara nyata maka dilakukan revisi
4. Merekomendasi usulan tindak lanjut revisi melalui perubahan Perda Nomor 10
Tahun 2011 tentang RTRW Kota Parepare.
BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |
PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

Tim Teknis Tim Ahli

Ir. H. MANSUR GESSA, M.Si Ir. SYAFRI, M.Si

Sekretaris Daerah Kota Parepare


selaku Ketua BKPRD Kota Parepare

Drs. MUSTAFA MAPPANGARA

Mengetahui,
WaliKota Parepare

DR. H. TAUFAN PAWE, SH., MH

Lampiran Tim Pengkaji/Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Kota Parepare
Penanggung Jawab
Sekretaris Daerah Kota Parepare Kepala Bappeda
selaku Ketua BKPRD Kota Parepare

Drs. MUSTAFA MAPPANGARA Ir. H. ZAHRIAL DJAFAR B, MM

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |


PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

Anggota
Asisten Bidang Pemerintahan Asisten Bidang Ekonomi, Anggota Komisi III DPRD
Pembangunan dan Kesejahteraan Kota Parepare

Drs. H. RUSMAN RAHMAN,MM Drs. MUSTAFA ANDI TAUFAN ARMAS

Kepala Dinas Tata Ruang dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kepala Badan Lingkungan Hidup
Pengawasan Bangunan

H. KADARUSMAN M, SE.,MSi Ir. SAMSUDDIN TAHA Drs. H. MUH. AMIR LOLO

Badan Pertanahan Nasional Kepala Dinas Perindustrian, Kepala Kantor Satuan Polisi
Perdagangan, Koperasi dan UKM Pamong Praja

ABD AZIS, S.IP Drs. H. AMIR SABBI, M.Si HASAN GINCA, SE., M.Si

Kepala Bagian Pengelolaan Aset Kepala Bagian Pembangunan Kepala Bagian Ekonomi Setdako
Setdako Setdako

Drs. A. SINANGKA HARYANTO, S.Sos., MM H. THAMRIN, S.Sos

Kepala Bagian Hukum dan Kepala Bagian Pemerintahan Kepala Bidang Perencanaan Wilayah
Perundang-undangan Setdako Setdako Bappeda

SURIANI, SH Hj. A. NURHATINA TIPU, S.Sos ZULKARNAEN, ST., M.Si

Kepala Bidang Tata Ruang dan Kepala Bidang Perencanaan Kepala Bidang Pengawasan Bangunan
Tata Bangunan Dinas Tata Ruang Ekonomi Bappeda Dinas Tata Ruang dan Pengawasan

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |


PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

dan Pengawasan Bangunan Bangunan

H. A. MUKTI A. MAHMUD, Hj. A. BAU RAHMA, ST.,M.Si ERMAN KADIR, ST


ST.M.Si

Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kepala Bidang Perumahan dan Camat Soreang
Pertanian, Kehutanan, Perikanan Permukiman Dinas Tata Ruang dan
dan Kelautan Pengawasan Bangunan

Ir. MARHUSAID HARUN, M.Si M. ANWAR AMIR, S.STP.,M.Si HAMRI HADDADE, S.Pd

Camat Ujung Camat Bacukiki Camat Bacukiki Barat

H. YUSUF NONCI, S.Pd.,MM H. M. ISKANDAR NUSU,S.STP.,M.Si A. ERWIN PALLAWARUKKA, AP.,M.Si

Kepala Bidang Teknik PDAM Kasubid Prasarana dan Penataan Kasubid Lingkungan Hidup dan
Ruang Bappeda Konservasi SDA Bappeda

BAMBANG SUTRISNO, ST Hj. St. RAHMAH AMIR, ST., MM JAMALUDDIN

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |


PK PENINJAUAN KEMBALI RTRW KOTA PAREPARE

BAPPEDA Kota Parepare Tahun 2015 |

Anda mungkin juga menyukai