1 (2016)
Abstrak
Pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini masih menggunakan pembelajaran konvensional,
dan berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam belajar, dan tidak menemukan
sendiri konsep dari materi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model
pembelajaran discovery lebih baik secara signifikan daripada pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
eksperimen yaitu desain kelompok kontrol pretes-postes. Populasi dalam penelitian ini yaitu
seluruh siswa SD se-Kecamatan Sumedang Selatan yang berada pada kelompok unggul.
Sementara, sampelnya adalah siswa kelas IV SDN Sukaraja II sebagai kelas eksperimen dan SDN
Sukaraja I sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan berupa tes hasil belajar siswa,
pedoman observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, lembar angket, serta lembar wawancara.
Hasil uji perbedaan rata-rata Mann Whitney kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh P-
value (Sig. 2-tailed) sebesar 0,031 sehingga H1 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran discovery lebih baik secara signifikan daripada pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Model pembelajaran discovery, hasil belajar siswa, materi gaya.
241
Dewi Fathina, Regina Lichteria, Julia
Pembelajaran IPA yang dilakukan di sekolah Hasil observasi dan wawancara terhadap
dasar hendaknya dapat mencapai standar beberapa guru di salah satu SD di kecamatan
kompetensi sesuai dengan ketentuan Sumedang Selatan, menyatakan bahwa
pemerintah. Permendiknas No. 22 Tahun pembelajaran lebih berpusat kepada guru
2006 (dalam Sujana, 2014) tentang standar isi atau teacher-centered dan pembelajaran
menyebutkan bahwa standar kompetensi bersifat konvensional. Pembelajaran lebih
lulusan mata pelajaran adalah mengamati sering menggunakan metode ceramah,
gejala alam kemudian menceritakan hasil tanya-jawab, dan penugasan tanpa
pengamatan tersebut dalam bentuk lisan dan menggunakan model pembelajaran. Hal
tulisan. Memahami penggolongan, manfaat, tersebut mengakibatkan pembelajaran
upaya pelestarian hewan dan tumbuhan serta menjadi tidak menyenangkan, kurang
cara makhluk hidup berinteraksi dengan aktifnya siswa dalam belajar, dan siswa tidak
lingkungan. Memahami bagian-bagian dan menemukan sendiri konsep dari materi
fungsi dari tubuh manusia, hewan, dan sehingga berdampak pada hasil belajar siswa.
tumbuhan, serta perubahan yang terjadi pada Dengan melihat kondisi seperti itu, maka
makhluk hidup. Memahami beragam sifat, diperlukan suatu inovasi untuk menciptakan
wujud benda yang berhubungan dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
kegunaan dan penyusunnya. Memahami tidak mematikan keaktifan belajar siswa,
berbagai bentuk energi, perubahan dan siswa dapat menemukan konsep secara
manfaatnya. Memahami matahari sebagai mandiri, siswa memiliki kemampuan sains
pusat tata surya, kenampakan dan perubahan yang lebih baik, dan mencapai tujuan
permukaan bumi, dan hubungan peristiwa pembelajaran sehingga dapat berdampak
alam dengan kegiatan manusia. pada hasil belajar siswa.
Menurut Sagala (2003, hlm. 175), bahwa
Melalui paparan di atas, maka dapat “Untuk mengatasi berbagai problematika
disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu
242
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
243
Dewi Fathina, Regina Lichteria, Julia
244
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
Kelas IV SDN Sukaraja I dijadikan untuk kelas nilai rata-rata pretes siswa kelas eksperimen
kontrol dan SDN Sukaraja II dijadikan untuk yaitu 58,99 sedangkan nilai rata-rata pretes
kelas eksperimen. siswa kelas kontrol yaitu 56,91 namun, hal
tersebut belum cukup untuk mengetahui
Subjek Penelitian signifikansi perbandingan nilai pretes siswa
Populasi dalam penelitian ini diperoleh dari antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
hasil rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) pada Oleh karena itu harus dilakukan uji
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) normalitas, uji homogenitas, dan uji
tingkat SD/MI Kecamatan Sumedang Selatan perbedaan rata-rata. Taraf signifikansi yang
Kabupaten Sumedang tahun ajaran digunakan dalam penelitian ini yaitu 5% atau
2014/2015 yang dilakukan secara acak atau sebesar 0,05.
random.
Hasil uji normalitas menunjukan bahwa data
Instrumen Penelitian pretes siswa di kelas eksperimen dan kelas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian kontrol memiliki P-value (Sig.) yang sama
ini berupa tes hasil belajar siswa dengan tipe yaitu sebesar 0,200. Hal ini menunjukkan
subjektif bentuk uraian yang berjumlah bahwa P-value (Sig.) pretes siswa kelas
delapan butir soal, lembar observasi kinerja eksperimen dan kelas kontrol < α sehingga H0
guru, lembar observasi aktivitas siswa, diterima. Dengan demikian, dapat
angket, dan wawancara. Instrumen tes hasil disimpulkan bahwa data pretes siswa di kelas
belajar ini diuji validitas, reliabilitas, tingkat eksperimen dan data pretes siswa di kelas
kesukaran, dan daya pembedanya agar kontrol berdistribusi normal. Setelah
diketahui layak atau tidaknya instrumen diketahui data tersebut berdistribusi normal,
tersebut digunakan dalam penelitian. maka langkah selanjutnya yaitu melakukan uji
homogenitas dan uji perbedaan rata-rata.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan data yang digunakan Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa P-
dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan value (Sig.) dari data pretes siswa kelas
data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari eksperimen dan kelas kontrol adalah sebesar
hasil pretes dan postes siswa pada kelas 0,203. Hal ini menunjukkan bahwa P-value
eksperimen dan kelas kontrol yang diolah (Sig.) ≥ α yang berarti bahwa H0 diterima.
dengan menggunakan bantuan Microsoft Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan
Office Excell 2010 dan Statistical Product and variansi antara kedua kelompok sampel atau
Service Solutions (SPSS) 16.0 for windows. data pretes siswa di kelas eksperimen dan
Sementara, data kualitatif diperoleh dari hasil kelas kontrol homogen.
observasi (kinerja guru dan aktivitas siswa),
angket, dan wawancara. Kemudian, hasil uji perbedaan rata-rata
dengan menggunakan uji-t dua arah
HASIL DAN PEMBAHASAN (Independent Samples t-test) menunjukkan
Penelitian ini diawali dengan memberikan bahwa P-value (Sig. 2-tailed) dari data pretes
pretes kepada siswa di kelas eksperimen dan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan adalah sebesar 0,683. Hal ini menunjukkan
awal hasil belajar siswa dari masing-masing bahwa P-value (Sig. 2-tailed) pretes siswa
kelas. Hasil pretes menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol ≥ α. Oleh
kemampuan awal siswa di kelas eksperimen karena itu, H0 diterima yang berarti bahwa
dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan tidak terdapat perbedaan rata-rata pretes
atau sama. Hal tersebut dapat terlihat dari siswa kelas eksperimen dengan rata-rata
245
Dewi Fathina, Regina Lichteria, Julia
pretes siswa kelas kontrol. Dengan demikian, harus dilakukan uji hipotesis namun,
dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal sebelumnya harus melakukan analisis data
siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol hasil nilai pretes dan nilai postes siswa di kelas
sama atau tidak terdapat perbedaan. eksperimen untuk mengetahui ada atau
tidaknya peningkatan hasil belajar siswa
Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan
pada mata pelajaran IPA materi gaya di kelas pembelajaran dengan menggunakan model
IV sekolah dasar maka dilakukan kegiatan pembelajaran discovery.
pembelajaran selama tiga kali pertemuan di
masing-masing kelas. Pada kelas eksperimen Hasil uji normalitas pretes siswa di kelas
pembelajaran IPA yang dilakukan eksperimen menunjukkan bahwa P-value
menggunakan model pembelajaran discovery (Sig.) sebesar 0,200, sementara untuk postes
sedangkan kelas kontrol menggunakan siswa di kelas eksperimen memiliki P-value
pembelajaran konvensional. Setelah (Sig.) sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan
dilakukan pembelajaran selama tiga kali bahwa pretes siswa di kelas eksperimen
pertemuan langkah selanjutnya yaitu berdistribusi normal sedangkan postes siswa
melakukan postes untuk mengetahui apakah di kelas eksperimen berdistribusi tidak
terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar normal. Berdasarkan hasil uji normalitas data
siswa setelah melakukan kegiatan pretes dan postes kelas eksperimen,
pembelajaran dengan sebelum melakukan diperoleh kesimpulan bahwa data pretes dan
kegiatan pembelajaran. postes kelas eksperimen berdistribusi tidak
normal karena terdapat salahsatu data yang
Nilai rata-rata postes siswa kelas eksperimen berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu,
yaitu 80,41 sedangkan nilai rata-rata postes tidak dilanjutkan melakukan uji homogenitas
siswa kelas kontrol yaitu 69,59. Hal tersebut akan tetapi langsung melakukan uji
menunjukkan bahwa kemampuan akhir siswa perbedaan rata-rata.
di kelas eksperimen dan kelas kontrol
berbeda dengan selisih sebesar 10,82. Uji perbedaan rata-rata nilai pretes dan
Dengan demikian, nilai rata-rata postes siswa postes siswa kelas eksperimen dengan
di kelas eksperimen lebih besar daripada nilai menggunakan uji non parametrik (uji
rata-rata postes siswa di kelas kontrol namun, wilcoxon) karena sampelnya terikat dan
hal tersebut belum cukup untuk mengetahui berdistribusi tidak normal. Adapun hasilnya
signifikansi perbandingan hasil belajar siswa yaitu P-value (Sig. 2-tailed) sebesar 0,000
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol namun, dalam uji hipotesis ini hanya
juga untuk menjawab rumusan masalah 1, 2, mengukur satu arah, sehingga P-value (Sig)
dan 3. Oleh karena itu, dilakukan uji hipotesis nya dibagi dua menjadi 0,000. Oleh karena
dari rumusan masalah tersebut. itu, P-value (Sig.1-tailed) < α, sehingga H0
ditolak yang artinya model pembelajaran
Pembelajaran dengan Menggunakan Model discovery memberikan peningkatan terhadap
Pembelajaran Discovery dapat Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya. Rata-rata
Hasil Belajar Siswa pada Materi Gaya di Kelas nilai pretes sebesar 58,99 sementara rata-
IV Secara Signifikan rata nilai postes sebesar 80,41 sehingga
Untuk menjawab rumusan masalah 1 diperoleh selisih sebesar 21,42. Dengan
mengenai apakah pembelajaran dengan demikian, hipotesis 1 diterima yaitu model
menggunakan model pembelajaran discovery pembelajaran discovery dapat meningkatkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada hasil belajar siswa pada materi gaya di kelas
materi gaya secara signifikan di kelas IV maka IV secara signifikan.
246
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
247
Dewi Fathina, Regina Lichteria, Julia
aktivitas siswa. Siswa merasa senang normalitas, hasil uji perbedaan rata-rata dan
mengikuti kegiatan pembelajaran dan siswa nilai rata-rata postes siswa di kelas
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan eksperimen dan kelas kontrol.
pembelajaran. Pada pertemuan pertama, Berdasarkan hasil uji normalitas dapat
siswa dapat berpartisipasi, dan antusias diketahui bahwa data postes siswa kelas
mengikuti kegiatan pembelajaran walaupun eksperimen dan kelas kontrol memiliki P-
masih terdapat siswa yang kurang value (Sig.) yang berbeda. Postes siswa kelas
berpartisipasi dan antusias mengikuti eksperimen memiliki P-value (Sig.) sebesar
kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa P-value
kedua siswa sudah mulai dapat menunjukkan (Sig.) postes kelas eksperimen < α sehingga H0
respon yang lebih baik dari pertemuan ditolak. Dengan demikian, data postes siswa
pertama. Ketika siswa berdiskusi dengan kelas eksperimen berdistribusi tidak normal.
kelompoknya untuk mengerjakan LKS dan
melakukan percobaan yang berhubungan Sementara untuk postes siswa kelas kontrol
dengan alat dan bahan percobaan yang memiliki P-value (Sig.) sebesar 0,200. Hal ini
disukai oleh banyak siswa seperti kelereng. menunjukkan bahwa P-value (Sig.) kelas
Begitupun pada pertemuan ketiga aktivitas kontrol ≥ α sehingga H0 diterima. Dengan
siswa lebih baik lagi dari pertemuan pertama demikian, data postes siswa kelas kontrol
dan kedua siswa dapat mengikuti kegiatan berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji
pembelajaran dengan lebih antusis, dapat normalitas data postes kelas eksperimen dan
berpartisipasi dan bekerjasama dengan kelas kontrol maka diperoleh kesimpulan
kelompoknya. Ketika mengerjakan LKS dan bahwa data postes kelas eksperimen dan
melakukan percobaan siswa sangat antusias kelas kontrol berdistribusi tidak normal
karena siswa dapat membuat berbagai karena terdapat salahsatu data yang
macam benda dari plastisin. Pembelajaran berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu,
yang menciptakan siswa senang belajar dan tidak dilanjutkan melakukan uji homogenitas
siswa dapat berpartisipasi aktif dalam akan tetapi langsung melakukan uji
pembelajaran dapat berpengaruh baik perbedaan rata-rata. Uji perbedaan rata-rata
terhadap tercapainya suatu tujuan yang digunakan yaitu uji-U.
pembelajaran.
Hasil uji perbedaan rata-rata dengan
Pembelajaran dengan Menggunakan Model menggunakan uji-U (Mann-Whiteney) pada
Pembelajaran Discovery Lebih Baik Secara nilai postes siswa di kelas eksperimen dan
Signifikan daripada Pembelajaran kelas kontrol dapat diketahui bahwa P-value
Konvensional dalam Meningkatkan Hasil (Sig. 2-tailed) dari data postes siswa kelas
Belajar Siswa pada Materi Gaya di Kelas IV eksperimen dan kelas kontrol adalah sebesar
Secara Signifikan 0,031. Hal ini menunjukkan bahwa P-value
(Sig. 2-tailed) postes siswa kelas eksperimen
Uji hipotesis rumusan masalah 3 dilakukan dan kelas kontrol < α. Oleh karena itu, H0
untuk mengetahui diantara model ditolak yang berarti bahwa terdapat
pembelajaran discovery dan pembelajaran perbedaan rata-rata postes siswa kelas
konvensional yang lebih baik dalam eksperimen dengan rata-rata postes siswa
meningkatkan hasil belajar siswa secara kelas kontrol.
signifikan pada materi gaya di kelas IV.
Kemudian, rata-rata nilai postes siswa di kelas
Analisis yang digunakan untuk menjawab eksperimen yaitu sebesar 80,41 sedangkan
rumusan masalah 3 yaitu melakukan uji rata-rata postes siswa di kelas kontrol yaitu
248
Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016)
sebesar 69,59. Berdasarkan rata-rata nilai terlepas dari kinerja guru saat
postes siswa di kelas eksperimen dan kelas perencanaan dan pelaksanaan yang
kontrol dapat terlihat perbedaan dinilai optimal, dan mengalami
peningkatannya. Selisih rata-rata nilai postes peningkatan pada setiap pertemuannya.
kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu Aktivitas juga merupakan faktor yang
sebesar 10,82 sehingga rata-rata nilai postes mendukung keberhasilan kegiatan
siswa di kelas eksperimen lebih baik daripada pembelajaran dan keberhasilan dalam
rata-rata nilai postes siswa di kelas kontrol. meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan demikian, hipotesis 3 diterima yaitu
model pembelajaran discovery lebih baik 2. Pembelajaran IPA dengan menggunakan
secara signifikan daripada pembelajaran pembelajaran konvensional terbukti
konvensional dalam meningkatkan hasil dapat meningkatkan hasil belajar siswa
belajar siswa pada materi gaya di kelas IV. pada materi gaya di kelas IV secara
signifikan. Hal tersebut dapat terlihat dari
Penggunaan model pembelajaran discovery di hasil perhitungan uji beda rata-rata
kelas eksperimen dapat meningkatkan hasil pretes dan postes siswa di kelas kontrol.
belajar siswa, hal tersebut dapat dipengaruhi Peningkatan tersebut dapat didukung
oleh beberapa faktor yaitu aktivitas siswa, oleh beberapa faktor yaitu kinerja guru
kinerja guru, dan langkah-langkah yang dan aktivitas siswa. Kinerja guru yang
terdapat dalam pembelajaran model optimal mulai dari perencanaan,
discovery. Perbedaan peningkatan hasil persiapan, dan penyajian media
belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas pembelajaran yang menarik bagi siswa
kontrol dapat dipengaruhi oleh aktivitas siswa berpengaruh terhadap pemahaman
ketika mengikuti kegiatan pembelajaran, dan materi yang sedang dipelajari oleh siswa.
perlakuan guru yang diberikan ketika kegiatan Aktivitas siswa juga mendukung
pembelajaran. peningkatan hasil belajar siswa yaitu
karena siswa terlibat aktif dan memiliki
SIMPULAN respon yang positif terhadap kegiatan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembelajaran. Keberhasilan belajar
pembahasan, dapat diperoleh kesimpulan berpengaruh dari respon positif siswa
dari penelitian yang telah dilakukan yaitu dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
sebagai berikut. sesuai dengan yang dikemukakan oleh
1. Pembelajaran IPA dengan menggunakan Throndike.
model pembelajaran discovery dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada 3. Pembelajaran IPA dengan menggunakan
materi gaya di kelas IV secara signifikan. model pembelajaran discovery lebih baik
Hal tersebut dapat terlihat dari hasil secara signifikan dalam meningkatkan
perhitungan uji beda rata-rata pretes dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan
postes siswa di kelas eksperimen. Model pembelajaran yang menggunakan
pembelajaran discovery merupakan pembelajaran konvensional pada materi
model pembelajaran yang menekankan gaya di kelas IV. Hal tersebut dapat
pada kegiatan penemuan agar siswa terlihat dari hasil uji perbedaan rata-rata
terlibat aktif dalam kegiatan dengan menggunakan uji-U (Mann-
pembelajaran sehingga dapat Whiteney) pada nilai postes siswa di kelas
menemukan suatu konsep dari materi eksperimen dan kelas kontrol.
yang dipelajarinya. Peningkatan hasil Peningkatan tersebut didukung oleh
belajar siswa di kelas eksperimen tidak tahapan kegiatan pembelajaran,
249
Dewi Fathina, Regina Lichteria, Julia
DAFTAR PUSTAKA
Bundu, P. (2006). Penilaian keterampilan
proses dan sikap ilmiah dalam
pembelajaran sains sekolah dasar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Ketenagaan.
250