No.Dokumen :
SOP No.Revisi:
Tgl.Diberlakukan:
Halaman :
A.Heri Eko Saputro,SKM
UPT
Puskesmas NIP.19700623 199803 1
Kenali
004
A.Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan minimal 1 kali setahun untuk
menurunkan angka kecacingandengan sasaran anak usia 1-12 tahun
B. Tujuan - Agar anak anak bisa terhindar dari penyakit kecacingan sehingga
pertumbuhan mereka lebih baik
C. Kebijakan
D. Refensi Penunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2016,subdat
imunisasi,departemen kesehatan RI
E. Alat dan 1. KIPI non serius
Bahan a.Puskesmas : Formulir KIPI non serius
b. Kabupaten /kota dan provinsi : EPI Info
2. KIPI serius :
a. Formulir KIPI Serius
b. Formulir Investigasi/Otopsi Verbal
F.Prosedur Tahapan
1.KIPI non serius:
a. Puskesmas
1) Lakukuan Rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat
pelayanan imunisasi
dengan menggunakan formulir KIPI non serius
2) Laporkan rekapitulasi tersebut kekabupaten/kota setiap
tanggal 5 bersamaan
dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi
b. Kabupaten/kota
1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap puskesmas
2) Masukkan rekapitulasi tersebut kedalam program EPI info
3) Laporkan keprovinsi setiap tanggal 10 bersamaan dengan
laporan bulanan
rutin cakupan imunisasi
c. Provinsi
1) Lakukan relapitulasi laporan KIPI dan EPI info dari setiap
kabupaten/kota
2) Laporkan kepusat setiap tanggal 15 bersamaan dengan
laporan bulanan rutin cakupan imunisasi
3) Bila diperluka, lakukan analisa dari laporan KIPI yang
diterima(misalnya apabila terdapat perubahn pola KIPI
berdasarkan lokasi dan waktu) dan kemudian laporkan hasil
analisa tersebut kepusat
2. KIPI Serius :
a) Lakukan laporan sementara via telfon secara berjenjang dalam
waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (mulai dari
penerima laporan --- kepala puskesmas/koordinator imunisasi
puskesmas/seksi imunisasi Dinkes kabupaten/kota ----- seksi
imunisasi dinkes provinsi ----- subdit imunisasi kemkes RI
b) Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan
c) Lengkapi laporan KIPI serius dan formulir investigasi
d) Lakukan koordinator dengan komda PP-KIPI Provinsi untuk
mengalisa laporanyang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporan KIPI tersebut
e) Membuat kesimpulan hasil pelacakan
f) Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
g) Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur
h) Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut subdit imunisasi
kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan
oleh komnas PP-KIPI
G. Hal-hal yang diper 1. KIPI non serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu pelaporan
hatikan
laporan rutin cakupan imunisasi
2. KIPI serius : laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan segera
dapat dilakukan .kurun waktu pelaporan mengacu pada tabel dibawah
ini.pada keadaan tertentu,laporan satu kasus KIPI dapat dilaporkan
beberaspa kali sampai didapatkan kesimpulan akhir
H.Unit terkait Ruangan KIA
1. Rekam medis
I.Dokumen terkait
2. Buku pencatatan kasus KIPI
2. KIPI Serius :
a) Lakukan laporan sementara via telfon secara berjenjang
dalam waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima
(mulai dari penerima laporan --- kepala puskesmas/koordinator
imunisasi puskesmas/seksi imunisasi Dinkes kabupaten/kota -
---- seksi imunisasi dinkes provinsi ----- subdit imunisasi
kemkes RI
b) Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan
c) Lengkapi laporan KIPI serius dan formulir investigasi
d) Lakukan koordinator dengan komda PP-KIPI Provinsi untuk
mengalisa laporanyang telah diisi dan menentukan
klasifikasi lapangan laporan KIPI tersebut
e) Membuat kesimpulan hasil pelacakan
f) Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
g) Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan
prosedur
h) Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut subdit
imunisasi kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang
akan dilakukan oleh komnas PP-KIPI
G. Hal-hal yang 1. KIPI non serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu
diper hatikan
pelaporan laporan rutin cakupan imunisasi
2. KIPI serius : laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan
segera dapat dilakukan .kurun waktu pelaporan mengacu pada
tabel dibawah ini.pada keadaan tertentu,laporan satu kasus KIPI
dapat dilaporkan beberaspa kali sampai didapatkan kesimpulan
akhir
H.Unit terkait Ruangan KIA
1. Rekam medus
I.Dokumen
terkait 2. Buku pencatatan kasus KIPI
J.Rekaman Histori
UPT Halaman :
A.Heri Eko Saputro,SKM
Puskesmas
NIP. 19700623 199803 1
Kenali
004
A.Pengertian Suatu tindakan dalam pengambilan vaksin dan pelarut
kekabupaten/kota
B. Tujuan Sebagai acuan dalam cara pengambilan vaksin dan pelarut
kekabupaten/kota
C. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
D. Refensi Modul 1,2,3,4,5 pelatihan safe injection,kerjasama diktorat jenderal
porn dan PL departeman kesehatan RI dan PATH tahun 2015
E. Alat dan 1. coldbox atau vaksin carier
Bahan 2.Cool pack/kotak dingin cair
3.Alat pemantauan paparan suhu beku (frezee tag)
4.Alat pemantaun paparan suhu panas (vaccine cold chain
monitor)
F.Prosedur 1. Gambaran Klinik
a. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin
b. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhitungkan sisa
stok
c. Hubungi petugas kabupaten/kota tentang rencana
pengambilan vaksin
d. Siapkan coldbox atau vaksin carier yang dilengkapi dengan
coolpack (kotak dingin cair) agar suhu terjaga 2-8 C
1) Bila yang digunakan coldbox makadibutuhkan 12 buah
coolpack
2) Bila yang digunakan vaksin carier maka dibutuhkan 4
buah coolpack
e. Siapkan alat transport yang memadai
f. Serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas
kabupaten/kota dan kemudian cocokkan vaksin yang
diserahkan dengan permintaan
g. Pemeriksaan kondisi VVM dan masa dan masa kadaluarsa
vaksin
h. Tukarkan coolpack yang dibawa dari puskesmas dengan
coolpack yang telah dikondisikan dikabupaten/kota
i. Susun coolpack kedalam coldbox atau vaksin carier
j. Masukkan vaksin kedalam coolbox atau vaksin carier yang
telah terisi coolpack
k. Vaksin yang sensitif beku diletakkan pada bagian tengah
coldbox dan vaksin yang sensitif panas menempel pada
dinding coldbox
l. Letakkan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian
tengah antara kotak vaksin dan VCCM didekat kotak vaksin
BCG
m. Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin carier
n. Selama perjalanan kepuskesmas,lindungi vaksin dari paparan
sinar matahari langsung
No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tgl diberlakukan:
UPT A.Heri Eko Saputro,SKM
Puskesmas Halaman Nip.19700623 199803 1
Kenali : 004
G. Hal-hal Jangan ada barang lain selain vaksin didalam lemari es vaksin yang
yang diper
rusak atau kadaluarsa jangan disimpan dalam lemari es
hatikan
H.Unit Ruangan KIA
terkait
I.Dokumen Buku stok vaksin
terkait
J. Rekaman histori
NO. Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan
tanggal
PEMELIHARAAN LEMARI ES
Nomor :
SOP No.Revisi :
Tgl.Diberlakukan:
Halaman :
UPTD Puskesmas
H.M. Aminuddin,SKM.M.M.
Fajar Bulan NIP. 19630804 198409 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan untuk mendistribusikan vaksin ke pelayanan luar gedung
B.Tujuan Sebagai acuan untuk pendistribusian vaksin ke pelayanan luar gedung
C.Kebijakan Peraturan menteri kesehatan Nomor 42 tahun 2013
D.Referensi Modul 1,2,3,4,5,6 pelatihan safe injection, kerjasama diktorat jendral pom dan PL
departemen kesehatan RI dan PATH tahun 2005
E.Alat dan bahan 1. Vaksin carrier
2. Coolpack/kotak dingin cair
3. Alat pemantau paparan suhu beku
4.Catatan stok vaksin
F. Prosedur 1.Gambaran klinik
a. Pelarut yang akan digunakan disimpan dalam lemari es sehari sebelumnya
b. Siapkan vaksin dan pelarutnya sesuai kebutuhan berdasarkan sasaran dan jadwal
pelayanan
c. Pastikan kondisi VVM vaksin A dan B,dan belum melewati masa kadaluarsa
d. Catat vaksin dan pelarut tersebut didalam buku stok vaksin sebagai pengeluaran
e. Letakkan cool pack pada setiap sisi vaksin carrier
f. Masukkan vaksin dan pelarut kedalam vaksin carrier
g. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya :
1) Vaksin sensitif panas (BCG,POLIO,CAMPAK) ditempatkan pada bagian pinggir
menempel pada cool pack
2) Vaksin sensitif beku (Hepatitis B,DPT-Hb-HIB,TT,DT,TD) serta pelarut
ditempatkan pada bagian tengah vaksin carrier
h. Letakkan satu buah alat pemantau paparan suhu beku diantara vaksin sensitif beku
i. Letakkan spon pada bagian atas vaksin carrier
j. Tutup rapat vaksin carrier
k. Hindari vaksin carrier dari sinar matahari langsung selama perjalanan ketempat
pelayanan
l. Periksa kembali kondisi VVM dan alat pemantau paparan suhu beku setelah
sampai ditempat pelayanan
G. Hal-hal yang Jangan menggunakan coldpack (kotak dingin beku/batu es)
diperhatikan
H. Hal terkait Posyandu
I.Dokumen terkait Catatan Imunisasi
J.Rekaman Histori
SOP Tgl.Diberlakukan :
Halaman :
A.Pengertian Suatu tindakan untuk mencairkan bunga es agar lemari es berfungsi dengan baik
sehingga vaksin tidak rusak dan dalam kondisi baik
B.Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan pencairan bunga es (desfrosting)
C.Kebijakan Peraturan menteri kesehatan Nomor 42 tahun 2013
D.Referensi Buku acuan vaksin dan cold chain untuk puskesmas,direktorat jendral PP-PL
kementrian kesehatan RI
E.Alat dan bahan 1. Lap kering
2. Vaksin carrier atau cold box
3. Cool pack
F. Prosedur Langkah-langkah
1.Pencairan bunga es minimal 1 bulan sekali atau bunga es mencapai ketebalan 0,5cm
2. Sehari sebelum pencairan bunga es kondisikan cool pack,vaksin carrier atau cold
box
3. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang telah berisi cool pack
4. Cabut steker untuk melakukan desforsting
5.Biarkan bunga es mencair mencair sendiri atau siram dengan air hangat
6. Setelah bunga es mencair ,keringkan bagian dalam lemari es termasuk evaporator
dengan lap kering
7. pasang kembali steker dan tunggu suhu mencapai 2-8 C,tanpa merubah posisi
termostat
8. Setelah mencapai 2-8 C,susun kembali vaksin kedalam lemari es
G. Hal-hal yang Bunga es terjadi karena seringnya buka tutup,karet sel tidak rapat dan setting termostat
diperhatikan terlalu rendah,hal ini menyebabkan boros listrik,mengurangi masa lemari es dan
menghambat sistem pendinginan
H.unit terkait Dinas kesehatan kabupaten/kota
J.Rekaman histori
No Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan tanggal
Halaman
PENCAIRAN BUNGA ES
(DESFROSTING)
Nomor :
No.Revisi :
SOP Tgl.Diberlakukan :
Halaman :
A.Pengertian Suatu tindakan pelayanan imunisasi yang dilakukan diposyandu dan diluar gedung
sehingga memudahkan bayi/balita untuk mendapatkan pelayanan imunisasi
B. Tujuan Sebagai acuan pemberian imunisasi diposyandu dan diluar gedung
C. Kebijakan Peraturan menteri kesehatan nomor 42 tahun 2013
D. Referensi Modul 1,2,3,4,5,6 pelatihan safe injection kerjasama direktorat jenderal PPM dan PL
departemen kesehatan RI dan PATH tahun 2005
E. Alat dan bahan 1. Alat transportasi dan kelengkapannya
2. Buku kuning atau buku kohort bayi dan kohort ibu
3. Alat tulis
4. Vaksin carrier dan cool pack
5. ADS 0,05ml,5 ml dan safety box
6. Vaksin dan pelarut
7. Sabun,kapas,kantong plastik dan air bersih
F.Prosedur Tahapan
1.Sehari sebelum pelayanan,pastikan kepada kader bahwa semua sasaran sudah
mendapatkan imnformasi dan kesiapan pelaksanaan posyandu
2. 30 menit sebelim keposyandu,pastikan semua vaksin dan logistik (termasuk
anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa,jumlah sesuai sasaran
serta siap dibawa
3. Jangan lupa membawa surat tugas dan buku pencatatan hasil imunisasi (buku kuning)
4. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan keposyandu
5. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan
6. Setibanya diposyandu,Letakkan semua logistik di tempat yang aman
7. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari langsung
,disebelahnya diletakkan alat suntik,kapas,air hangat,format pencatatan dan anafilaktik
kit.letakkan safety box dan plastik sampah dibawah meja
8. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
9. Lakukan skrining setiap sasaran meliputi umur,riwayat imunisasi sebelumnya,KIPI
yang pernah dialami,riwayat penyakit,keadaan kesehatan saat ini
10. Tentukan dan informasikan kepada orang tua nya jenis dan manfaat imunisasi yang
akan diberikan saat ini
11. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B tidak beku dan
tidak kadaluarsa
J.Rekaman Histori
: No.Dokumennnnnnnn
No.Revisi :
SOP Tgl diberlakukan :
UPTD Puskesmas Halaman : H.M. Aminuddin,SKM.M.M.
Fajar Bulan NIP. 19630804 198409 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin BCG pada bayi umur 1 bulan
B. Tujuan Sebagai acuan pemberian vaksin bacillus calmete-guerin (BCG) agar anak mempunyai
daya tahan terhadap penyakit tuberculosis (TBC)
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat dan bahan Alat
1. Spuit Dispossible 0,05 ml
2. Spuit Dispossible 5 ml
Bahan
1.Vaksin BCG
2.Pelarut Vaksin BCG
3.Kapas
4.Air Hangat
F. Prosedur
BAGAN ALUR
8.Rapikan Alat-alat
G.Hal-hal yang perlu diperhatikan Observasi pasien 5-15 menit setelah vaksin diberikan
1.Rekam Medis
2.Catatan Tindakan
J. Rekaman Histori
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas HM.Aminuddin SKM.MM
Fajar Bulan 19630804 198904 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin pentavalent (DPT-HB-HIB)
B. Tujuan Sebagai acuan pemberian vaksin pentavalent (DPT-HB_HIB) agar anak
mendapat daya tahan terhadap penyakit Difteri,Pertusis,Tetanus,Hepatitis B,dan
HIB (Hemophilus Influenza Type B)
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat dan bahan Alat
1. Spuit Dispossible 0,5 ml
Bahan
1.Vaksin Pentavalent
2.Kapas
3.Air Hangat
F. Prosedur
BAGAN ALUR
7.Rapikan alat
Rapikan alat dan cuci
tangan
8.Petugas mencuci tangan
G.Hal-hal yang perlu diperhatikan 1.Observasi pasien 5-15 menit anak setelah vaksin
diberikan
2.Catatan tindakan
J. Rekaman Historis
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas HM.Aminuddin SKM.MM
Fajar Bulan 19630804 198904 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin polio pada bayi umur 0-11 bulan pada
iminisasi rutin dan umur 59 bulan saat PIN
B. Tujuan Sebagai acuan pemberian vaksin polio agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit polio
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat dan bahan Alat
1. Pinset/.gunting kecil
2. Vaksin polio
3. Pipet polio
F. Prosedur BAGAN ALUR
1.Petugas mencuci tangan
Mencuci tangan
2. Pastikan vaksin polio dalam keadaan
baik(perhatikan nomor,kadaluarsadan VVM
Memastikan vaksin dalam keadaan baik
3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan
pinset/gunting kecil
Posisikan anak senyaman mungkin
4.Pasang pipet diatas botol vaksin
Teteskan vaksin sebanyak 2 tetes pada
5.Letakkan anak pada posisi senyaman mungkin mulut anak
10.Rapikan alat
1.Rekam Medis
I.Dokumen Terkait
2.Catatan Tindakan
J.Rekaman Histori
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas HM.Aminuddin SKM.MM
Fajar Bulan 19630804 198904 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin Hepatitis B pada bayi baru lahir 0-7 hari
B. Tujuan Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit yang disebabkan oleh Virus
Hepatitis B
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat dan bahan Alat
1.Alat Suntik Prefililed Injection Device (PID) jenis alat suntik yang telah
berisi vaksin tunggal berisi vaksin hepatitis B 0,5 ml
Bahan:
1.Kapas
2.Air Hangat
F. Prosedur BAGAN ALUR
Persiapan
1.Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayinya Beritahu ibu dan keluarga
akan diberikan vaksin hepatitis B dengan cara bayi akan diberikan vaksin
disuntik hepatitis B dengan cara di
suntik
2.Posisikan Bayi telentang
Lalu siapkan vaksin dan PID
Pelaksanaan
1.Keluarkan PID dari kemasan Oles kapas air hangat pada 1/3 paha
luar bayi sebelah kanan
2.dorong dan tekan dengan cara menutup jarum
kedalam post
Lakukan penyuntikan dengan sudut 90
3.Jarak antara penutup jarum dengan post akan
hilang dan terasa ada klik
4.Oleskan kapas air hangat di 1/3 paha luar bayi Tekan dg kapas bekas
sebelah kanan tempat suntikan
2. Catatan Tindakan
J.Rekaman Histori
Halaman :
2. Catatan Tindakan
J.Rekaman Histori