Anda di halaman 1dari 33

PEMBERIAN OBAT CACING

No.Dokumen :
SOP No.Revisi:
Tgl.Diberlakukan:
Halaman :
A.Heri Eko Saputro,SKM
UPT
Puskesmas NIP.19700623 199803 1
Kenali
004
A.Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan minimal 1 kali setahun untuk
menurunkan angka kecacingandengan sasaran anak usia 1-12 tahun
B. Tujuan - Agar anak anak bisa terhindar dari penyakit kecacingan sehingga
pertumbuhan mereka lebih baik
C. Kebijakan
D. Refensi Penunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2016,subdat
imunisasi,departemen kesehatan RI
E. Alat dan 1. KIPI non serius
Bahan a.Puskesmas : Formulir KIPI non serius
b. Kabupaten /kota dan provinsi : EPI Info
2. KIPI serius :
a. Formulir KIPI Serius
b. Formulir Investigasi/Otopsi Verbal
F.Prosedur Tahapan
1.KIPI non serius:
a. Puskesmas
1) Lakukuan Rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat
pelayanan imunisasi
dengan menggunakan formulir KIPI non serius
2) Laporkan rekapitulasi tersebut kekabupaten/kota setiap
tanggal 5 bersamaan
dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi
b. Kabupaten/kota
1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap puskesmas
2) Masukkan rekapitulasi tersebut kedalam program EPI info
3) Laporkan keprovinsi setiap tanggal 10 bersamaan dengan
laporan bulanan
rutin cakupan imunisasi
c. Provinsi
1) Lakukan relapitulasi laporan KIPI dan EPI info dari setiap
kabupaten/kota
2) Laporkan kepusat setiap tanggal 15 bersamaan dengan
laporan bulanan rutin cakupan imunisasi
3) Bila diperluka, lakukan analisa dari laporan KIPI yang
diterima(misalnya apabila terdapat perubahn pola KIPI
berdasarkan lokasi dan waktu) dan kemudian laporkan hasil
analisa tersebut kepusat

2. KIPI Serius :
a) Lakukan laporan sementara via telfon secara berjenjang dalam
waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (mulai dari
penerima laporan --- kepala puskesmas/koordinator imunisasi
puskesmas/seksi imunisasi Dinkes kabupaten/kota ----- seksi
imunisasi dinkes provinsi ----- subdit imunisasi kemkes RI
b) Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan
c) Lengkapi laporan KIPI serius dan formulir investigasi
d) Lakukan koordinator dengan komda PP-KIPI Provinsi untuk
mengalisa laporanyang telah diisi dan menentukan klasifikasi
lapangan laporan KIPI tersebut
e) Membuat kesimpulan hasil pelacakan
f) Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
g) Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur
h) Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut subdit imunisasi
kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan
oleh komnas PP-KIPI
G. Hal-hal yang diper 1. KIPI non serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu pelaporan
hatikan
laporan rutin cakupan imunisasi
2. KIPI serius : laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan segera
dapat dilakukan .kurun waktu pelaporan mengacu pada tabel dibawah
ini.pada keadaan tertentu,laporan satu kasus KIPI dapat dilaporkan
beberaspa kali sampai didapatkan kesimpulan akhir
H.Unit terkait Ruangan KIA
1. Rekam medis
I.Dokumen terkait
2. Buku pencatatan kasus KIPI

NO. Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan tanggal


PELAPORAN KIPI
No.Dokumen :
S No.Revisi :
O Tgl.Diberlakukan :
P Halaman :
A.Heri Eko Saputro,SKM
UPT NIP.19700623 199803 1
Puskesmas
004
Kenali
A.Pengertian Suatu tindakan pelayanan yag dilakukan untuk melaporkan kasus
KIPI
B. Tujuan Sebagai acuan dalam pelayanan yang dilakukan untuk melaporkan
saat ada kejadian kasus KIPI
C. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
D. Refensi Penunjuk teknis kampanye imunisasi campak tahun 2016,subdat
imunisasi,departemen kesehatan RI
E. Alat dan 1. KIPI non serius
Bahan a. Puskesmas : Formulir KIPI non serius
b. Kabupaten /kota dan provinsi : EPI Info
2. KIPI serius :
a. Formulir KIPI Serius
b. Formulir Investigasi/Otopsi Verbal
F.Prosedur Tahapan
1.KIPI non serius:
a. Puskesmas
1) Lakukuan Rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat
pelayanan imunisasi
dengan menggunakan formulir KIPI non serius
2) Laporkan rekapitulasi tersebut kekabupaten/kota setiap
tanggal 5 bersamaan
dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi
b. Kabupaten/kota
1) Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap puskesmas
2) Masukkan rekapitulasi tersebut kedalam program EPI info
3) Laporkan keprovinsi setiap tanggal 10 bersamaan dengan
laporan bulanan
rutin cakupan imunisasi
c. Provinsi
1) Lakukan relapitulasi laporan KIPI dan EPI info dari setiap
kabupaten/kota
2) Laporkan kepusat setiap tanggal 15 bersamaan dengan
laporan bulanan rutin cakupan imunisasi
3) Bila diperluka, lakukan analisa dari laporan KIPI yang
diterima(misalnya apabila terdapat perubahn pola KIPI
berdasarkan lokasi dan waktu) dan kemudian laporkan hasil
analisa tersebut kepusat

2. KIPI Serius :
a) Lakukan laporan sementara via telfon secara berjenjang
dalam waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima
(mulai dari penerima laporan --- kepala puskesmas/koordinator
imunisasi puskesmas/seksi imunisasi Dinkes kabupaten/kota -
---- seksi imunisasi dinkes provinsi ----- subdit imunisasi
kemkes RI
b) Lakukan pelacakan oleh tim pelacakan
c) Lengkapi laporan KIPI serius dan formulir investigasi
d) Lakukan koordinator dengan komda PP-KIPI Provinsi untuk
mengalisa laporanyang telah diisi dan menentukan
klasifikasi lapangan laporan KIPI tersebut
e) Membuat kesimpulan hasil pelacakan
f) Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
g) Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan
prosedur
h) Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut subdit
imunisasi kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang
akan dilakukan oleh komnas PP-KIPI
G. Hal-hal yang 1. KIPI non serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu
diper hatikan
pelaporan laporan rutin cakupan imunisasi
2. KIPI serius : laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan
segera dapat dilakukan .kurun waktu pelaporan mengacu pada
tabel dibawah ini.pada keadaan tertentu,laporan satu kasus KIPI
dapat dilaporkan beberaspa kali sampai didapatkan kesimpulan
akhir
H.Unit terkait Ruangan KIA
1. Rekam medus
I.Dokumen
terkait 2. Buku pencatatan kasus KIPI

J.Rekaman Histori

NO. Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan


tanggal
PENGEMBALIAN VAKSIN DAN
PELARUT
Nomor :
SOP No.Revisi :
Tgl.Terbit :

UPT Halaman :
A.Heri Eko Saputro,SKM
Puskesmas
NIP. 19700623 199803 1
Kenali
004
A.Pengertian Suatu tindakan dalam pengambilan vaksin dan pelarut
kekabupaten/kota
B. Tujuan Sebagai acuan dalam cara pengambilan vaksin dan pelarut
kekabupaten/kota
C. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
D. Refensi Modul 1,2,3,4,5 pelatihan safe injection,kerjasama diktorat jenderal
porn dan PL departeman kesehatan RI dan PATH tahun 2015
E. Alat dan 1. coldbox atau vaksin carier
Bahan 2.Cool pack/kotak dingin cair
3.Alat pemantauan paparan suhu beku (frezee tag)
4.Alat pemantaun paparan suhu panas (vaccine cold chain
monitor)
F.Prosedur 1. Gambaran Klinik
a. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin
b. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhitungkan sisa
stok
c. Hubungi petugas kabupaten/kota tentang rencana
pengambilan vaksin
d. Siapkan coldbox atau vaksin carier yang dilengkapi dengan
coolpack (kotak dingin cair) agar suhu terjaga 2-8 C
1) Bila yang digunakan coldbox makadibutuhkan 12 buah
coolpack
2) Bila yang digunakan vaksin carier maka dibutuhkan 4
buah coolpack
e. Siapkan alat transport yang memadai
f. Serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas
kabupaten/kota dan kemudian cocokkan vaksin yang
diserahkan dengan permintaan
g. Pemeriksaan kondisi VVM dan masa dan masa kadaluarsa
vaksin
h. Tukarkan coolpack yang dibawa dari puskesmas dengan
coolpack yang telah dikondisikan dikabupaten/kota
i. Susun coolpack kedalam coldbox atau vaksin carier
j. Masukkan vaksin kedalam coolbox atau vaksin carier yang
telah terisi coolpack
k. Vaksin yang sensitif beku diletakkan pada bagian tengah
coldbox dan vaksin yang sensitif panas menempel pada
dinding coldbox
l. Letakkan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian
tengah antara kotak vaksin dan VCCM didekat kotak vaksin
BCG
m. Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin carier
n. Selama perjalanan kepuskesmas,lindungi vaksin dari paparan
sinar matahari langsung

o. Sesampainya dipuskesmas,buku coldbox atau vaksin carier dan


periksa kembali kondisi VVM dan alat pantau suhu beku
p. Isi formulir vaksin kedalam lemari es
q. Masukkan vaksin kedalam lemari es
r. Catat vaksin tersebut (jumlah,jenis,no batch,masa
kadaluarsa,kondisi VVM) dalam buku stok vaksin sebagai
penerima
G. Hal-hal Cara menyusun coolpack
yang 1.Dalam coldbox : 6 buah pada bagian dasar dan 6 buah pada
diperhatik bagian atas susunan vaksin
an 2. Dalam vaksin carier : 1 buah pada setiap sisi
H. Unit terkait Dinas kesehatan kabupaten/kota
I.Dokumen
Catatan pengambilan Vaksin
terkait
J. Rekaman histori
NO. Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan
tanggal
PENYIMPANAN VAKSIN DAN
PELARUT PROGRAM IMUNISASI
TINGKAT PUSKESMAS

No.Dokumen :

No.Revisi :
SOP Tgl diberlakukan:
UPT A.Heri Eko Saputro,SKM
Puskesmas Halaman Nip.19700623 199803 1
Kenali : 004

A. Suatu tindakan yang dilakukan untuk menyimpan vaksin dan pelarut


Pengertian ditingkat puskesmas/pustu
B. Tujuan Sebagai acuan dalam penyimpanan vaksin dan pelarut ditingkat
puskesmas dan pustu
C. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
Kebijakan
D. Refensi Modul 1,2,3,4,5,6 pelatihan safe injection,kerjasama diktorat jendral
pom dan PL departemen kesehatan RI dan PATH tahun 2015
E. Alat dan 1. Lemari es
Bahan 2.Cool Pack/kotak dingin cair
3.Alat pemantau paparan suhu suhu (Freeze tag)
4.Alat pemantau paparan suhu panas ( vaccine cold chain monitor
VCCM )
5.Thermometer
6.Grafik catatan suhu
7.Petunjuk pembaca VVM (poster,Leaflet)
F.Prosedur 1. Langkah-langkah
a. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan
ketentuen sebagai berikut :
1) Lemari es pada posisi datar
2) Terlindung dari sinar matahari langsung
3) Terdapat stabilisator pada setiap lemari es
4) Satu stop kontak untuk setiap lemari es
5) Jarak antar lemari es dengan dinding 15-20 cm
6) Jarak antara lemari es dengan yanga lainnya 15-20 cm
b.Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es
c. Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es
d. pastikan bahwa semua vaksin berada didalam lemari es
e. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya :
1) Sensitif panas ( BCG,Campak dan Polio) dekat evaporator
2) sensitif beku (Hepatitis B,DPT-Hb-hib,TT,Dt dan Td) jauh
evaporator
f. Pelarut disimpan pada suhu ruangan terlindung dari sinar
matahari langsung
g. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B
diletakkan dibagian atas
h. Beri jarak antara dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara
i. Letakkan 1 buah thermometer pada bagian tengah diantara
vaksin

j. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin


yang sensitif beku
k. Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG
l. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore (termasuk
hari libur) kemudian dicatat pada grafik suhu

G. Hal-hal Jangan ada barang lain selain vaksin didalam lemari es vaksin yang
yang diper
rusak atau kadaluarsa jangan disimpan dalam lemari es
hatikan
H.Unit Ruangan KIA
terkait
I.Dokumen Buku stok vaksin
terkait

J. Rekaman histori
NO. Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan
tanggal
PEMELIHARAAN LEMARI ES
Nomor :
SOP No.Revisi :
Tgl.Diberlakukan:
Halaman :

A.Heri Eko Saputro,SKM


UPT Nip.19700623 199803 1
Puskesmas 004
Kenali
A. Pengertian Suatu tindakan dalam memelihara lemari es vaksin untuk
menjaga kualitas daya kerja sehingga vaksin tidak rusak dan
dalam kondisi baik
B. Tujuan Sebagai acuan dalam pemeliharaan lemari es vaksin
C. Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
D. Refensi Buku acuan vaksin dan cold chain puskesmas,direktorat jendral
PP-PL kementrian kesehatan RI
E. Alat dan 1. Pulpen
Bahan 2. Obeng
3. Kuas lembut/kaos busa
4. Lap kering
F.Prosedur Cara melakukan pemeliharaan lemari es
1.Pemeliharaan harian
a. Lakukan pengecekkan suhu dengan menggunakan
thermometer atau alat pemantau suhu digital setiap pagi
dan sore,termasuk hari libur
b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan
bunga es,apabila bunga es lebih dari 0,5 cm lakukan
defrosing sesuai dengan SOP defrosing
c. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekkan suhu
pada kartu pencatatan suhu setiap pagi dan sore
2. Pemeliharaan mingguan
a. Periksa steker jangan sampai kendor,bila kendor
kencangkan baut dengan obeng
b. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan
melihat perubahan warna pada steker,jika itu terjadi
gantilah steker dengan yang baru
c. Sebelum membersihkan badan lemari es cabut steker
terlebih dahulu agar tidak terjadi konsleting
d. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan
lap basah,kuas yang lembut/spon busa dan sabun
e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering
f. Selama membersihkan lemari es jangan membuka pintu
lemari es untuk menjaga suhu tetep 2-8 C
g. Colokkan kembali steker setelah selesai
h. Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu
pemeliharaan lemari es
3. Pemeliharaan bulanan
a. Sehari sebelelum pemeliharaan bulanan,kondisikan cool
pack (kotak dingin cair),vaksin carier atau cold box
b. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier cold box yang
telah berisi cool pack (kotak dingin cair)
c. Cabut steker untuk melakukan deforsting,sesuai dengan
SOP deforsting
d. Lakukan pembersihan konsedor,pada model terbuka
gunakan sikat yang lembut atau dengan tekanan
udara,pada model tertutup tidak perlu dilakukan
pembersihan
e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas,bila
kertas kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih
baik,sebaliknya bila kertas mudah ditarik berarti karet pintu
sudah mengeras dan beri bedak
f. Bila ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan
dengan menggunakan obeng
g. Colokkan kembali steker setelah selesai
h. Setelah suhu mencapai 2-8 C,susun kembali vaksin
kedalam lemari es
G.Hal-hal yang Cara menyusun coolpack
diperhatikan 1.Dalam coldbox : 6 buah pada bagian dasar dan 6 buah pada
bagian atas susunan vaksin
2. Dalam vaksin carrier : 1 buah pada setiap sisi
H.Unit terkait -

I.Dokumen Catatan perngambilan vaksin


terkait
J. Rekaman histori
NO. Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan
tanggal
PENDISTRIBUSIAN VAKSIN
KEPELAYANAN LUAR GEDUNG
Nomor :
No.Revisi :
SOP Tgl.Diberlakukan :
Halaman :

UPTD Puskesmas
H.M. Aminuddin,SKM.M.M.
Fajar Bulan NIP. 19630804 198409 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan untuk mendistribusikan vaksin ke pelayanan luar gedung
B.Tujuan Sebagai acuan untuk pendistribusian vaksin ke pelayanan luar gedung
C.Kebijakan Peraturan menteri kesehatan Nomor 42 tahun 2013
D.Referensi Modul 1,2,3,4,5,6 pelatihan safe injection, kerjasama diktorat jendral pom dan PL
departemen kesehatan RI dan PATH tahun 2005
E.Alat dan bahan 1. Vaksin carrier
2. Coolpack/kotak dingin cair
3. Alat pemantau paparan suhu beku
4.Catatan stok vaksin
F. Prosedur 1.Gambaran klinik
a. Pelarut yang akan digunakan disimpan dalam lemari es sehari sebelumnya
b. Siapkan vaksin dan pelarutnya sesuai kebutuhan berdasarkan sasaran dan jadwal
pelayanan
c. Pastikan kondisi VVM vaksin A dan B,dan belum melewati masa kadaluarsa
d. Catat vaksin dan pelarut tersebut didalam buku stok vaksin sebagai pengeluaran
e. Letakkan cool pack pada setiap sisi vaksin carrier
f. Masukkan vaksin dan pelarut kedalam vaksin carrier
g. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya :
1) Vaksin sensitif panas (BCG,POLIO,CAMPAK) ditempatkan pada bagian pinggir
menempel pada cool pack
2) Vaksin sensitif beku (Hepatitis B,DPT-Hb-HIB,TT,DT,TD) serta pelarut
ditempatkan pada bagian tengah vaksin carrier
h. Letakkan satu buah alat pemantau paparan suhu beku diantara vaksin sensitif beku
i. Letakkan spon pada bagian atas vaksin carrier
j. Tutup rapat vaksin carrier
k. Hindari vaksin carrier dari sinar matahari langsung selama perjalanan ketempat
pelayanan
l. Periksa kembali kondisi VVM dan alat pemantau paparan suhu beku setelah
sampai ditempat pelayanan
G. Hal-hal yang Jangan menggunakan coldpack (kotak dingin beku/batu es)
diperhatikan
H. Hal terkait Posyandu
I.Dokumen terkait Catatan Imunisasi

J.Rekaman Histori

Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan tanggal


NO
PENCAIRAN BUNGA ES
(DESFROSTING)
Nomor :
No.Revisi :

SOP Tgl.Diberlakukan :
Halaman :

UPTD Puskesmas H.M. Aminuddin, SKM.M.M.

Fajar Bulan NIP. 19630804 198409 1 002

A.Pengertian Suatu tindakan untuk mencairkan bunga es agar lemari es berfungsi dengan baik
sehingga vaksin tidak rusak dan dalam kondisi baik
B.Tujuan Sebagai acuan dalam tindakan pencairan bunga es (desfrosting)
C.Kebijakan Peraturan menteri kesehatan Nomor 42 tahun 2013
D.Referensi Buku acuan vaksin dan cold chain untuk puskesmas,direktorat jendral PP-PL
kementrian kesehatan RI
E.Alat dan bahan 1. Lap kering
2. Vaksin carrier atau cold box
3. Cool pack
F. Prosedur Langkah-langkah
1.Pencairan bunga es minimal 1 bulan sekali atau bunga es mencapai ketebalan 0,5cm
2. Sehari sebelum pencairan bunga es kondisikan cool pack,vaksin carrier atau cold
box
3. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang telah berisi cool pack
4. Cabut steker untuk melakukan desforsting
5.Biarkan bunga es mencair mencair sendiri atau siram dengan air hangat
6. Setelah bunga es mencair ,keringkan bagian dalam lemari es termasuk evaporator
dengan lap kering
7. pasang kembali steker dan tunggu suhu mencapai 2-8 C,tanpa merubah posisi
termostat
8. Setelah mencapai 2-8 C,susun kembali vaksin kedalam lemari es
G. Hal-hal yang Bunga es terjadi karena seringnya buka tutup,karet sel tidak rapat dan setting termostat
diperhatikan terlalu rendah,hal ini menyebabkan boros listrik,mengurangi masa lemari es dan
menghambat sistem pendinginan
H.unit terkait Dinas kesehatan kabupaten/kota

I. Dokumen Catatan pengambilan vaksin


terkait

J.Rekaman histori
No Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan tanggal
Halaman
PENCAIRAN BUNGA ES
(DESFROSTING)
Nomor :
No.Revisi :

SOP Tgl.Diberlakukan :
Halaman :

UPTD Puskesmas H.M. Aminuddin, SKM.M.M.

Fajar Bulan NIP. 19630804 198409 1 002

A.Pengertian Suatu tindakan pelayanan imunisasi yang dilakukan diposyandu dan diluar gedung
sehingga memudahkan bayi/balita untuk mendapatkan pelayanan imunisasi
B. Tujuan Sebagai acuan pemberian imunisasi diposyandu dan diluar gedung
C. Kebijakan Peraturan menteri kesehatan nomor 42 tahun 2013
D. Referensi Modul 1,2,3,4,5,6 pelatihan safe injection kerjasama direktorat jenderal PPM dan PL
departemen kesehatan RI dan PATH tahun 2005
E. Alat dan bahan 1. Alat transportasi dan kelengkapannya
2. Buku kuning atau buku kohort bayi dan kohort ibu
3. Alat tulis
4. Vaksin carrier dan cool pack
5. ADS 0,05ml,5 ml dan safety box
6. Vaksin dan pelarut
7. Sabun,kapas,kantong plastik dan air bersih
F.Prosedur Tahapan
1.Sehari sebelum pelayanan,pastikan kepada kader bahwa semua sasaran sudah
mendapatkan imnformasi dan kesiapan pelaksanaan posyandu
2. 30 menit sebelim keposyandu,pastikan semua vaksin dan logistik (termasuk
anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa,jumlah sesuai sasaran
serta siap dibawa
3. Jangan lupa membawa surat tugas dan buku pencatatan hasil imunisasi (buku kuning)
4. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan keposyandu
5. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan
6. Setibanya diposyandu,Letakkan semua logistik di tempat yang aman
7. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari langsung
,disebelahnya diletakkan alat suntik,kapas,air hangat,format pencatatan dan anafilaktik
kit.letakkan safety box dan plastik sampah dibawah meja
8. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
9. Lakukan skrining setiap sasaran meliputi umur,riwayat imunisasi sebelumnya,KIPI
yang pernah dialami,riwayat penyakit,keadaan kesehatan saat ini
10. Tentukan dan informasikan kepada orang tua nya jenis dan manfaat imunisasi yang
akan diberikan saat ini
11. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B tidak beku dan
tidak kadaluarsa

12. untuk imunisasi oral,ambil alat penetes,keluarkan dari plastik kemasan,buang


kemasan kedalam plastik sampah
13. Ambil alat suntik,pastikan bahwa tidak kadaluarsa,keluarkan dari plastik
kemasan,buang kemasan kedalam plastik sampah
14. Buka tutup jarum suntik,buang tutup jarum suntik kedalam plastik sampah
15. Tusukkan jarum suntik kedalam botol vaksin pastikan ujung jarum selalu berada
didalam cairan vaksin,sedot vaksin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan
16.Apabila terdapat gelembung pada alat suntikan atau kelebihan dosis,buang
gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jarum dari botol vaksin
17. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin
18. Bersihkan lokasi penyutikan dengan kapas basah,tunggu hingga kering
19. berikan vaksin sesuai dengan yang dibutuhkan
20. Buang langsung alat suntikan yang telah digunakan tanpa menutup nya (non
recapping) kedalam safety box
21. Berikan Informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya,dan
kemungkinan efek samping yang akan dialami oleh anak sesudah imunisasi serta cara
penanggulangannya
22. Beritahu oarang tua agar menunggu sekitar 30 menit diposyandu untuk memantau
kemungkinan terjadinya efek samping
23. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort
bayi/ibu/buku kuning
24. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan kedalam kantong plastik
25. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi
26. Setelah selesai semua pelayanan,lakukan evaluasi kegiatan bersama kader dengan
tahapan :
a. Hitung jumlah sasaran yang datang untuk setiap jenis yang diberikan
b. Bandingkan dengan data target sasaran pada bulan ini,diskusikan dengan kader
kemungkinan penyebab ketidakhadiran sasaran
27. Bawa pulang sisa logistik yang belum digunakan dan limbah kepuskesmas
28. Setiba dipuskesmas,simpan kembali vaksin kedalam lemari es pada tempat yang
terpisah atau diberi tanda
29.Catatan hasil imunisasi dan pemakaian logistik diserahkan kepada koordinator
imunisasi
G. Hal-hal yang
Observasi bayi /balitasetelah dilakukan imunisasi selama 15-30 menit
diperhatikan
H. Unit terkait
I.Dokumen
Terkait

J.Rekaman Histori

Halaman Yang diubah Isi perubahan Diberlakukan tanggal


NO
PEMBERIAN IMUNISASI BCG

: No.Dokumennnnnnnn

No.Revisi :
SOP Tgl diberlakukan :
UPTD Puskesmas Halaman : H.M. Aminuddin,SKM.M.M.
Fajar Bulan NIP. 19630804 198409 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin BCG pada bayi umur 1 bulan
B. Tujuan Sebagai acuan pemberian vaksin bacillus calmete-guerin (BCG) agar anak mempunyai
daya tahan terhadap penyakit tuberculosis (TBC)
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat dan bahan Alat
1. Spuit Dispossible 0,05 ml
2. Spuit Dispossible 5 ml
Bahan
1.Vaksin BCG
2.Pelarut Vaksin BCG
3.Kapas
4.Air Hangat
F. Prosedur
BAGAN ALUR

1.Petugas mencuci tangan

Petugas mencuci tangan


2. Pastikan vaksin,pelarut,dan spuit yang digunakan dan memastikan vaksin
BCG dg pelarut BCG dan
dalam kondisi baik
Spuit dalam keadaan baik

3.Larutkan vaksin BCG dengan pelarut BCG


Larutkan vaksin BCG dg pelarut
dengan spuit 5 ml
BCG,Masukkan kedalam spuit
4. Pastikan anak belum pernah diberi BCG dengan
menanyakan pada orang tua anak tersebut

Memastikan anak belum mendapat BCG


5. Ambil 0,05 cc vaksin BCG yang sudah
dilarutkan dengan spuit 0,05 ml

6. Bersihkan lengan atas bayi dengan kapas yang


Berikan vaksin dg cara menyuntikan pada
telah dibasuhi air hangat sepertiga lengan kanan secara IC

7. Suntikkan vaksin sepertiga lengan kanan atas

Bereskan alat dan cuci tangan


(insertio Musculus deltoideus) secara intra cutan
(IC)/ dibawah kulit

8.Rapikan Alat-alat

9.Petugas mencuci tangan

G.Hal-hal yang perlu diperhatikan Observasi pasien 5-15 menit setelah vaksin diberikan

H.Unit Terkait Unit KIA

1.Rekam Medis

2.Catatan Tindakan

J. Rekaman Histori

NO Halaman Yang Dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl


PEMBERIAN IMUNISASI DPT-HB-HIB

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas HM.Aminuddin SKM.MM
Fajar Bulan 19630804 198904 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin pentavalent (DPT-HB-HIB)
B. Tujuan Sebagai acuan pemberian vaksin pentavalent (DPT-HB_HIB) agar anak
mendapat daya tahan terhadap penyakit Difteri,Pertusis,Tetanus,Hepatitis B,dan
HIB (Hemophilus Influenza Type B)
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat dan bahan Alat
1. Spuit Dispossible 0,5 ml
Bahan
1.Vaksin Pentavalent
2.Kapas
3.Air Hangat
F. Prosedur
BAGAN ALUR

1.Petugas mencuci tangan


Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin,pelarut,dan spuit yang
digunakan dalam kondisi baik
Pastikan Vaksin dan spuit dalam
keadaan baik
3. Jelaskan pada orang tua tindakan yang akan
dilakukan dan manfaatnya
Jelaskan manfaat dan tindakan
4.Ambil 0,5 cc vaksin pen tavalent dengan spuit yang akan dilakukan
0,5 cc dispossible
Masukkan vaksin kedalam spuit
5. Bersihkan 1/.3 paha luar anak dengan kapas
air hangat Berikan vaksin dg cara penyuntikan
secara IM 1/3 paha luar anak
6. Suntikkan secara intra muscular (IM)

7.Rapikan alat
Rapikan alat dan cuci
tangan
8.Petugas mencuci tangan

G.Hal-hal yang perlu diperhatikan 1.Observasi pasien 5-15 menit anak setelah vaksin
diberikan

2.Berikan antipirektik untuk mencegah panas

3.Jarak antara penyntikan pentavalent yang pertama


dan selanjutnya minimal 4 minggu dan pasien dalam
kondisi sehat

H.Unit terkait Unit medis

I.Dokumen Terkait 1.Rekam medis

2.Catatan tindakan

J. Rekaman Historis

NO Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan tgl


PEMBERIAN IMUNISASI POLIO

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas HM.Aminuddin SKM.MM
Fajar Bulan 19630804 198904 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin polio pada bayi umur 0-11 bulan pada
iminisasi rutin dan umur 59 bulan saat PIN
B. Tujuan Sebagai acuan pemberian vaksin polio agar anak mempunyai daya tahan
terhadap penyakit polio
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat dan bahan Alat
1. Pinset/.gunting kecil
2. Vaksin polio
3. Pipet polio
F. Prosedur BAGAN ALUR
1.Petugas mencuci tangan
Mencuci tangan
2. Pastikan vaksin polio dalam keadaan
baik(perhatikan nomor,kadaluarsadan VVM
Memastikan vaksin dalam keadaan baik
3. Buka tutup vaksin dengan menggunakan
pinset/gunting kecil
Posisikan anak senyaman mungkin
4.Pasang pipet diatas botol vaksin
Teteskan vaksin sebanyak 2 tetes pada
5.Letakkan anak pada posisi senyaman mungkin mulut anak

6.Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio


sebanyak 2 tetes
Pastikan vaksin telah ditelan oleh anak
7.Pastikan vaksin yang telah diberkan ditelan oleh
Jika vaksin dimuntahkan atau
anak yang di imunisasi dikeluarkan berikan ulang

8.Jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh Rapikan alat dan cuci


anak,ulangi lagi penetesannya tangan

9.Saat meneteskan vaksin kemulut,agar vaksin tetap


dalam kondisi steril

10.Rapikan alat

11.Petugas mencuci tangan


G.Hal-hal yang perlu Observasi pasien antara 5-15 menit setelah diberikan imunisasi polio
diperhatikan
H.Unit Terkait Unit KIA

1.Rekam Medis
I.Dokumen Terkait
2.Catatan Tindakan

J.Rekaman Histori

NO Halaman Perubahan Diberlakukan Tgl


Yang Dirubah
PEMBERIAN IMUNISASI HB-0

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT Puskesmas HM.Aminuddin SKM.MM
Fajar Bulan 19630804 198904 1 002
A.Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin Hepatitis B pada bayi baru lahir 0-7 hari
B. Tujuan Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit yang disebabkan oleh Virus
Hepatitis B
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat dan bahan Alat
1.Alat Suntik Prefililed Injection Device (PID) jenis alat suntik yang telah
berisi vaksin tunggal berisi vaksin hepatitis B 0,5 ml
Bahan:
1.Kapas
2.Air Hangat
F. Prosedur BAGAN ALUR
Persiapan
1.Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayinya Beritahu ibu dan keluarga
akan diberikan vaksin hepatitis B dengan cara bayi akan diberikan vaksin
disuntik hepatitis B dengan cara di
suntik
2.Posisikan Bayi telentang
Lalu siapkan vaksin dan PID
Pelaksanaan

1.Keluarkan PID dari kemasan Oles kapas air hangat pada 1/3 paha
luar bayi sebelah kanan
2.dorong dan tekan dengan cara menutup jarum
kedalam post
Lakukan penyuntikan dengan sudut 90
3.Jarak antara penutup jarum dengan post akan
hilang dan terasa ada klik

4.Oleskan kapas air hangat di 1/3 paha luar bayi Tekan dg kapas bekas
sebelah kanan tempat suntikan

5.Pegang paha bayi sebelah kanan dengan ibu jari


dan jari telunjuk

6.Keluarkan penutup Jarum

7.Pegang PID pada post dan suntikkan jarum


dengan sudut 90 di 1/3 paha luar bayi sebelah kanan

8.Tekan reservior ( gelembung vaksin) untuk


mengeluarkan vaksin
9.Sesudah reservior kempes,tarik PID keluar

10.Tekan dengan kapas,bekas tempat suntikan


G.Hal-hal yang perlu 1. Observasi pasien antara 5-15 menit setelah di imunisasi
diperhatikan
2.Sebelum menekan reservior (gelembung Vaksin) pastikan tidak ada darah
yang keluar
3.Jangan sekali-kali menyuntikan vaksin ketika dad darah yang keluar dari
tempat yang akan dilakukan penyuntikan
Unit KIA
H.Unit Terkait
I.Dokumen terkait 1.Rekam Medis

2. Catatan Tindakan

J.Rekaman Histori

NO Halaman Perubahan Diberlakukan Tgl


Yang Dirubah

PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK

SOP No. Dokumen :


No. Revisi :
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPT Puskesmas A.Heri Eko Saputro,SKM


Kenali Nip.19700623 199803 1 004
A.Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin campak pada bayi umur 9-
11bulan untuk imunisasi rutin dan umur 15-36 bulan saat booster
B. Tujuan Sebagai acuan dalam pemberian vaksin campak agar anak
mempunyai daya tahan terhadap penyakit campak
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Alat dan bahan Alat
1.Pinset
2.Disposibble Spuit 5 cc
3.Disposibble spuit 0,5 cc
Bahan:
1.Vaksin
2.Pelarut
3.Kapas
4.Air Hangat
F. Prosedur BAGAN ALUR
1.Petugas mencuci tangan
Cuci tangan dan memastikan
2.Pastikan vaksin dalam keadaan vaksin dalam keadaan baik
baik(no.exp/VVM)

3.buka tutup vaksin dengan pinset Siapkan vaksin masukkan kedalam


spuit

4.Larutkan vaksin dengan pelarut yang


sudah ada
Bersihkan lengan kiri atas anak
5.Ambil 0,5cc vaksin campak yang telah dengan kapas yang telah dibasahi air
dilarutka tadi hangat

6.Bersihkan lengan kiri bagian atas anag


dengan kapas yang telah dibasahi Berikan vaksin secara subcutan
dengan air bersih dan hangat

7.Suntikkan vaksin secara subcutan Setelah selesai,rapikan


alat dan cuci tangan
8.Rapikan alat

9.Petugas mencuci tangan


G.Hal yang perlu 1. Observasi pasien antara 5-15 menit setelah di imunisasi
diperhatikan
2.Sebelum menekan reservior (gelembung Vaksin) pastikan tidak ada darah
yang keluar
3.Jangan sekali-kali menyuntikan vaksin ketika dad darah yang keluar dari
tempat yang akan dilakukan penyuntikan
Unit KIA
H.Unit Terkait
I.Dokumen terkait 1.Rekam Medis

2. Catatan Tindakan

J.Rekaman Histori

NO Halaman Perubahan Diberlakukan Tgl


Yang Dirubah

Anda mungkin juga menyukai