Modul 1 Profesional Ipa PDF
Modul 1 Profesional Ipa PDF
Penulis:
Dr. Eka Cahya Prima, S.Pd; M.T.
Eliyawati, S.Pd; M.Pd.
Heli Siti Halimatul M, M.Si, Ph.D.
Ikmanda Nugraha, S.Pd; M.Pd.
Lilit Rusyati, S.Pd; M.Pd.
2
Tes Formatif 2 ................................................................................................................................... 66
Daftar Pustaka ................................................................................................................................... 69
Kegiatan Belajar 3: Sistem Pencernaan ................................................................................................ 71
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan .............................................................................................. 71
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan ....................................................................................... 71
Pokok-Pokok Materi ......................................................................................................................... 71
Sistem Pencernaan ............................................................................................................................ 71
Zona Tahapan Pencernaan Dan Organ-Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Pencernaan ................ 72
Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia ...................................................................................... 82
Upaya Pencegahan Gangguan Pada Sistem Pencernaan ................................................................... 86
Rangkuman ....................................................................................................................................... 88
Tugas ................................................................................................................................................. 89
Tes Formatif 3 ................................................................................................................................... 89
Daftar Pustaka ................................................................................................................................... 92
Kegiatan Belajar 4: Bioteknologi Bidang Medis .................................................................................. 93
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan .............................................................................................. 93
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan ....................................................................................... 93
Pokok-Pokok Materi ......................................................................................................................... 93
Uraian Materi .................................................................................................................................... 93
Bioteknologi Dunia Medis ................................................................................................................ 94
1. Antibodi Monoklonal ............................................................................................................ 94
2. Antibiotik .............................................................................................................................. 96
3. Terapi Gen ............................................................................................................................ 99
4. Vaksin ................................................................................................................................. 101
5. Sel Punca (Stem Cell).......................................................................................................... 104
6. Sintesis Insulin .................................................................................................................... 107
Rangkuman ..................................................................................................................................... 110
Tugas ............................................................................................................................................... 111
Tes Formatif 4 ................................................................................................................................. 112
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 115
Tugas Akhir .................................................................................................................................... 116
Tes Akhir ........................................................................................................................................ 116
3
Daftar Istilah
Absorpsi Proses penyerapan zat-zat tertentu.
Alel Bentuk-bentuk alternatif dari gen pada suatu lokus.
Amilase Enzim yang berfungsi mengubah karbohidrat menjadi gula
(glukosa dan maltosa).
Antibiotik Segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses
biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi
oleh bakteri.
Antibodi Subtansi kimia berupa glikoprotein dengan struktur tertentu yang
terbentuk sebagai respons terhadap keberadaan benda-benda asing
(antigen) yang tidak dikehendaki oleh tubuh dan bersifat reaktif
terhadap antigen tersebut.
Antibodi Monoklonal Antibodi homogen yang dengan spesifitas yang sama diproduksi
(Mab) dari klon tungal dari sel yang menghailkan antibodi.
Antigen sebuah zat yang merangsang respon imun, terutama dalam
menghasilkan antibodi.
Apendiks Bagian yang terdapat pada usus buntu atau pangkal usus besar
berupa untaian seperti cacing, disebut juga umbai cacing.
Asam Lemak Zat penyusun molekul lemak, bersama gliserol membentuk lemak.
Benang Kromatin Benang-benang penyerap warna ketika sel diberi warna guna
keperluan pengamatan mikroskop. Benang benang ini semakin
menebal pada waktu sel bermitosis, disebut sebagai kromosom.
Benang Spindel Benang protein yang membentuk tabung (disebut tubulus) yang
muncul menghubungkan sentriol yang satu dengan yang lain pada
proses pembelahan sel; fungsi benang spindel adalah untuk
menarik kromosom menuju ke kutub masing-masing.
Bidang Ekuator Bagian pertengahan sel saat sel membelah, garis horizontal.
Bioteknologi Cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk
hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
DNA sebuah polimer yang terdiri dari satuan-satuan berulang yang
disebut nukleotida.
Dominan Karakter yang menutupi ekspresi dari karakter lain (dilambangkan
dengan huruf kapital)
Duodenum Bagian pertama dari usus halus, disebut juga usus dua belas jari.
Eksositosis Pengeluaran zat dari dalam sel dengan menggunakan energi sel.
Eksplan Bagian kecil jaringan yang diambil dari tanaman untuk
dikulturkan
Email lapisan yang melindungi mahkota gigi.
Endositosis Pemasukan zat dari luar ke dalam sel dengan menggunakan energi
4
sel.
Enzim Zat yang dapat menggiatkan reaksi, tetapi tidak ikut bereaksi.
Fagositosis Pemasukan zat padat dari luar ke dalam sel (proses sel memakan
zat padat).
Fenotip Karakter individu yang teramati secara langsung, misalnya
karakter fisik warna.
Filial (F) Individu hasil persilangan.
Fundus Bagian lambung yang melengkung (bagian tengah).
Gamet Sel kelamin.
Gen Unit pewarisan sifat bagi organisme hidup.
Genotip Komposisi genetik individu yang tidak tampak.
Gerak Peristaltik Gerak meremas-remas dan mendorong makanan masuk ke dalam
kerongkongan atau lambung.
Heterozigot Kondisi dimana genotip beragam atau terdiri atas dua perfoma
(dominan dan resesif).
Homozigot Kondisi dimana genotip bersifat seragam (dominan atau resesif
saja, misal RR dan rr
Ileum Bagian usus halus paling bawah yang banyak mengandung
pembuluh kapiler dan pembuluh kil, sebagai tempat terjadinya
penyerapan sari-sari makanan.
Inseminasi Buatan Pembuahan atau fertilisasi yang terjadi pada sel telur dengan
sperma yang disuntikkan pada kelamin betina dengan bantuan
manusia
Insulin Hormon alami yang diproduksi oleh pankreas. Ketika kita makan,
pankreas melepaskan hormon insulin yang memungkinkan tubuh
mengubah glukosa menjadi energi dan disebarkan di seluruh
tubuh.
Intermediet Karakter yang sama-sama kuat dalam ekspresinya, sehingga tidak
ada yang tertutup atau menutupi
Jejunum Bagian tengah usus halus yang tidak terjadi pencernaan dan
penyerapan, berada di antara duodenum dan ileum, disebut juga
usus kosong.
Kalus Sekumpulan sel amorphopus (tidak membentuk atau belum
terdiferensiasi) yang terbentuk dari sel-sel yang membelah terus
menerus secara in vitro atau di dalam tabung
Kardia Lambung bagian atas, muara dari esofagus.
Klon (Clone) Sekelompok sel atau organisme yang identik secara genetis,
seluruhnya diturunkan dari satu sel atau organisme leluhur, atau
Proses penciptaan sel atau organisme yang identik secara genetis
Kloning proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama dan
identik secara genetik
Kloroplas Plastida yang mengandung klorofil; merupakan organel untuk
melaksanakan fotosintesis.
5
Kolon Usus besar tempat berlangsungnya reabsorpsi air.
Kromosom Benang benang kromatin yang menebal dan memendek pada saat
sel mengalami mitosis; benang benang ini mengandung gen
(pembawa sifat)
Kultur Jaringan Suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi
aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut menjadi tanaman yang
lengkap kembali
Larutan Nutrien Larutan yang digunakan untuk memberi makanan pada tumbuhan
Lipase Enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Mukosa Selaput lendir.
Mutasi Penyimpangan pola kromosom suatu individu yang sifatnya
menurun
Nukleolus Struktur yang terbentuk ketika sel sedang aktif melakukan
transkripsi; nukleolus bukan merupakan bentukan yang tetap.
Parental (P): Induk atau tetua yang melakukan persilangan.
Pedigree Bagan yang menunjukkan pewarisan suatu sifat selama beberapa
generasi.
Pencernaan Kimiawi Pencernaan makanan untuk mengubah susunan kimia makanan
menjadi bentuk lebih sederhana dengan bantuan enzim
pencernaan
Pencernaan Mekanis Pencernaan makanan untuk mengubah bentuk dan ukuran
makanan menjadi lebih halus, misalnya dengan bantuan gigi dan
otot.
Pepsin Enzim yang mengubah protein menjadi molekul protein yang
lebih kecil, misalnya pepton.
Pilorus Lambung bagian bawah, berbatasan dengan usus halus.
Plantlet tanaman kecil
Plasmid DNA ekstrakromosomal yang dapat bereplikasi secara autonom
dan bisa ditemukan pada sel hidup.
Ptialin Enzim pemecah amilum, terdapat pada air liur.
Rekayasa Genetika Suatu bioteknologi yang dapat meliputi manipulasi gen, cloning
gen, DNA rekombinan, teknologi modifikasi genetik, dan
genetika modern dengan menggunakan berbagai macam prosedur.
Renin Enzim yang berfungsi mengendapkan protein air susu.
Resesif karakter yang ditutupi oleh ekspresi karakter lain (dilambangkan
dengan huruf kecil)
Resistensi Antibiotik Kemampuan bakteri untuk melawan efek dari antibiotik.
Sel Punca (Sel punca) Jenis sel khusus dengan kemampuan membentuk ulang dirinya
dan dalam saat yang bersamaan membentuk sel yang
terspesialisasi.
Sfingter Otot berbentuk lingkaran yang berguna untuk membuka dan
menutupnya suatu saluran pada lambung bagian atas (kardia) dan
6
lambung bagian bawah (pilorus).
Sistem Endomembran Sistem di dalam sel yang tersusun atas membran plasma yang
rangkap, yang terdiri dari RE, kompleks Golgi, kloroplas, dan
mitokondria.
Sitokinesis Pembagian sitoplasma saat sel membelah.
Teknik Hibridoma Penggabungan dua sel dari organisme yang sama maupun berbeda
sehingga menghasilkan sel tunggal berupa sel hibrid (hibridoma)
yang memiliki kombinasi dari sifat kedua sel tersebut.
Terapi Gen Suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen
mutan (abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap
terjadinya suatu penyakit.
Totipotensi Kemampuan sel untuk membelah dan menghasilkan berbagai
jaringan
Transgenik Proses pemindahan gen (disebut transgen) ke organisme hidup
sehingga organisme memiliki sifat dan ciri-ciri baru yang akan
diteruskan ke keturunannya.
Tripsin Enzim yang mengubah pepton menjadi asam amino.
Vaksin Bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan
aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
7
Pendahuluan
Rasional dan deskripsi singkat
Buku ini merupakan buku modul PPG dalam jabatan yang dipersiapkan Pemerintah dalam
rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku ini dirancang untuk memperkuat kompetensi
guru dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Proses pencapaiannya
melalui pembelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung
pencapaian kompetensi tersebut. Sebagai transisi menuju ke pendidikan menengah,
pemisahan mata pelajaran masih belum dilakukan sepenuhnya bagi peserta didik SMP/ MTs.
Materi-materi dari bidang-bidang ilmu Fisika, Kimia, Biologi, serta Ilmu Bumi dan Antariksa
masih perlu disajikan sebagai suatu kesatuan dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan yang utuh bagi peserta didik
SMP/MTs tentang prinsip-prinsip dasar yang mengatur alam semesta beserta segenap isinya.
Pada modul 1 ini Anda akan mempelajari pendalaman materi IPA dalam empat kegiatan
belajar. Pada kegiatan belajar pertama, Anda akan mempelajari materi mengenai struktur,
fungsi dan reproduksi sel organisme. Materi ini sangat penting sebagai dasar dalam
mempelajari struktur dan fungsi mahluk hidup lainnya karena semua mahluk hidup tersusun
atas sel. Pada Kegiatan belajar dua, Anda akan mempelajari mengenai genetika dan hereditas.
Materi ini berkaitan dengan materi pada kegiatan pertama dengan struktur dan fungsi dari inti
sel. Inti sel merupakan komponen penting dalam genetika dan hereditas karena di dalamnya
terdapat materi inti yaitu kromosom sebagai komponen untuk meneruskan materi genetik
untuk keberlangsungan mahluk hidup. Selain itu, pengetahuan mengenai kromosom ini
penting untuk pemuliaan organisme baik hewan atau tumbuhan untuk kemaslahatan umat
manusia. Pada kegiatan belajar tiga, Anda akan belajar mengenai sistem pencernaan, penyakit
dan usaha-usaha mencegah penyakit pada sistem pencernaan. Terakhir, pada kegiatan belajar
empat, Anda akan mempelajari mengenai bioteknologi dalam bidang medis. Melalui kegiatan
belajar empat, Anda akan belajar mengenai prinsip dasar dan aplikasi bioteknologi bidang
medis.
Relevansi
Modul ini memiliki relevansi sebagai modul pendalaman materi bagi guru dalam
mempelajari topik-topik IPA di Sekolah Menengah Pertama karena di dalamnya disajikan
infomasi yang cukup mendalam mengenai prinsip dasar dan aplikasinya. Untuk
8
mempermudah Anda mempelajari materi Modul 1 maka disusun menjadi 4 kegiatan belajar,
yaitu sebagai berikut.
Petunjuk Belajar
Hal yang harus diperhatikan agar Anda berhasil dengan baik mempelajari modul ini adalah
sebagai berikut.
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini, agar Anda betul-betul
memahami keterkaitan materi yang dibahas pada tiap kegiatan belajar serta
mengetahui kemampuan yang diharapkan dari pembelajaran dengan modul ini.
9
2. Pelajari bagian demi bagian dari modul ini dan tandai konsep-konsep pentingnya
sesuai dengan kemampuan yang diharapkan (jika perlu gunakan stabilo).
3. Kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia pada setiap kegiatan belajar untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman Anda terhadap materi yang dipelajari. Oleh
karena itu, janganlah melihat rambu-rambu jawaban dan kunci jawaban sebelum
Anda mengerjakan latihan dan tes formatif tersebut.
4. Untuk lebih memperdalam, diharapkan Anda juga membaca buku referensi yang ada
kaitannya dengan materi dalam modul dan manfaatkanlah peluang pertemuan dengan
tutor atau teman sejawat Anda untuk mendiskusikan hal-hal yang kurang Anda
pahami ataupun menyelesaikan soal-soal yang dianggap sulit. Karena itu,
persiapkanlah bahan sebelum Anda melaksanakan tutorial atau diskusi dengan teman
sejawat Anda.
10
Kegiatan Belajar 1: Struktur dan Fungsi Sel
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menentukan fungsi dari struktur bagian-bagian sel yang bersifat protoplasmik dan atau
nonprotoplasmik.
Pokok-Pokok Materi
1. Organisasi sel
2. Membran, Inti dan Organel
3. Pembelahan Motosis
4. Pembelahan Meiosis
Uraian Materi
Organisasi Sel
Penelitian menunjukan bahwa unit satuan terkecil dari kehidupan ialah sel. Secara
umum, sel dapat diartikan sebagai unit struktural dan fungsional mahluk hidup. Kata sel
sendiri pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke yang mempunyai arti kotak-kotak
kosong ketika dia melihat ruang-ruang kosong dalam batang gabus di bawah mikroskop.
Kemudian berikutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat Protoplasma. Zat
Protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Neukleoplasma dan Sitoplasma.
Setiap sel memiliki membran plasma, nukleus, dan sitoplasma. Membran plasma,
yang mengelilingi sel menjaga sel tetap utuh, mengatur apa yang masuk dan keluar dari sel.
Membran plasma adalah fosfolipid bilayer yang bersifat semipermeabel karena
memungkinkan molekul tertentu tetapi tidak yang lain masuk ke sel. Protein dalam membran
plasma memainkan peran penting dalam memungkinkan zat untuk memasuki sel.
Nukleus adalah struktur besar, berlokasi sentral di tengah sel dan sering dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop cahaya. Inti nukleus mengandung kromosom dan merupakan
11
pusat kendali sel. Inti mengontrol fungsi metabolisme dan karakteristik struktural sel.
Nukleolus adalah wilayah di dalam nukleus.
Sitoplasma adalah bagian dari sel antara nukleus dan membran plasma. Matriks
sitoplasma adalah media semifluid yang mengandung air dan berbagai jenis molekul yang
tersuspensi atau terlarut dalam medium. Kehadiran protein dalam sitoplasma menjadikan sifat
semifluid dari matriksnya.
Sitoplasma mengandung berbagai organel (Gambar 1.1). Organel berukuran kecil,
biasanya memiliki membran yang paling bagus dilihat dengan mikroskop elektron. Setiap
jenis organel memiliki fungsi tertentu. Sebagai contoh, satu jenis organel mengangkut zat,
dan jenis lain menghasilkan ATP untuk sel. Karena organel terdiri atas membran, kita dapat
mengatakan bahwa membran membentuk sel, menjaga berbagai aktivitas seluler terpisah satu
sama lain. Sama seperti kamar-kamar di rumah Anda yang memiliki perabot khusus yang
melayani tujuan tertentu, organel memiliki struktur yang sesuai dengan fungsinya.
Sel juga memiliki sitoskeleton, jaringan filamen yang saling berhubungan dan
mikrotubulus di sitoplasma. Nama sitoskeleton adalah cocok dengan sel karena
memungkinkan kita untuk membandingkan sitoskeleton ke tulang dan otot kita. Tulang dan
otot memberi kita struktur dan menghasilkan gerakan. Demikian pula, unsur-unsur
sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan memungkinkan sel dan isinya untuk bergerak.
Beberapa sel bergerak dengan menggunakan silia dan flagela, yang terdiri dari mikrotubulus.
Untuk mengkaji secara menyeluruh mengenai struktur dan fungsi sel dapat dilihat dalam
tautan video berikut ini. https://www.youtube.com/watch?v=a0ew38LSoUI
12
Gambar 1.1. Sel dengan organelnya.
Sumber: www.generasibiologi.com
Membran sel merupakan membran sel atau selaput yang letaknya paling luar
yang terbentuk dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan protein dan lemak) dengan
perbandingan 50:50. Lipid penyusun membran yaitu pospolid. Protein yang ada di
permukaan luar dan dalam disebut protein instriksik yang mempunyai sifat hidrofilik
(larut dalam air) dan yang ada dan menembus kedua lapis lipid disebut protein instriksi
yang mempunyai sifat hidrofobik (tidak larut dalam air). Oleh karenanya membran sel
bersifat Selektif Permeabel (Semi Permeabel) yang artinya hanya bisa dilewati oleh
molekul tertentu saja (Gambar 1.2).
Khusus sel tumbuhan, selain selaput plasma terdapat satu struktur yang
letaknya diluar selaput plasma yaitu Dinding Sel. Dinding sel tersusun dari dua lapisan
senyawa Selulosa. Diantara kedua lapisan selulosa terdapat rongga yang dinamakan
Lamel Tengah (Middle Lamel) yang bisa terisi oleh zat penguat (contoh: chitine, pektin,
suberine, lignin). Pada sel tumbuhan terkadang juga terdapat celah yang disebut Noktah
13
atau pit. Di noktah/pit ini sering dijumpai penjuluran Sitoplasma yang disebut
Plasmodesma yang mempunyai fungsi hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Bagian cair dalam sel disebut dengan Sitoplasma yang ada dalam dua bentuk
yaitu Fase Sol (padat) dan Fase Gel (cair) dan khusus cairan yang berada di dalam inti sel
disebut Nukleoplasma. Sitoplasma disusun oleh 90% air dimana air menjadi penyusun
utamanya, dan berfungsi melarutkan zat-zat kimia dan tempat reaksi kimia sel.
3. Organel Sel
14
fospolipid, glikolipid, dan steroid, melaksanakan detoksifikasi drug dan racun.
Sedangkan Fungsi RE Kasar alah untuk transpor atau pengangkut sintetis protein,
terdapat juga di ribosom (Gambar 1.3).
b. Ribosom (Ergastoplasma)
15
Sumber: https://biolog-indonesia.blogspot.co.id
16
d. Lisosom
Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein. Berbentuk
kantong-lantong kecil dan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik seperti fosfatase, lipase,
dan proteolitik. Enzim hidrolitik mempunyai fungsi untuk mencerna makanan yang
masuk ke dalam sel secara fagositosis.
Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak ditemui pada sel darah
putih, bersifat autofagi, autolisis, dan menghancurkan makanan secara edsosistosis.
Fungsi organel sel lisosom ini ialah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan
seluler. Salah satunya yaitu Lisozym. Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan
sekunder, lisosom primer memproduksi enzim yang belum aktif. Berfungsi sebagai
vakuola makanan. Lisosom sekunder adalah lisosom yang terlibat dalam kegiatan
mencerna, berfungsi sebagai autofagosom.
Badan Golgi terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang mempunyai bentuk berkelok-
kelok (sisternae) atau berbentuk seperti kantong pipih. Badan golgi yang ada di dalam sel
tumbuhan disebut diktiosom, dimana kebanyakan berada di dekat membran sel. Di dalam
badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang belum aktif, seperti koenzim dan
zimogen. Dihasilkan juga lendir yang disebut musin, badan golgi juga dapat membentuk
lisosom. Badan golgi bisa bergerak mendekati membran sel untuk mensekresikan isinya
ke luar sel, karena ini disebut juga organes sekresi.
17
Organel sel ini dihubungkan dengan fungsi ekskreasi sel, dan struktur nya dapat
dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Badan golgi banyak ditemui di
organ tubuh yang melaksanakan fungsi eksresi atau sel-sel penyusun kelenjar (contoh:
ginjal).
f. Sentrosom (Sentriol)
Hal yang sangat penting yaitu setrosom hanya bisa ditemukan pada sel hewan.
Sentrosom disaat reproduksi sel akan membelah menjadi sentriol. Struktur sentrosom
berbentuk bintang dengan fungsi untuk pembelahan sel (Meiosis maupun Mitosis).
Sentriol berbentuk layaknya tabung dan tersusun oleh mikrotubulus yang terdiri 9 triplet,
terletak disalah satu kutub inti sel (Gambar 1.8). Sentriol berperan dalam kegiatan
pembelahan sel dengan membentuk benang spindel. Benang ini yang menarik kromosom
menuju ke kutub sel berlawanan.
18
Gambar 1.8 Sentrosom
Sumber: https://biolog-indonesia.blogspot.co.id
g. Plastida
Plastida ialah organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi
pigmen klorofil disebut kloroplas, fungsinya yaitu sebagai organel utama dalam proses
fotosintesis. Kroloplas berasal dari proplastida, proplastida berukuran lebih kecil dari
kloroplas dimana terdapat sedikit bahkan tanpa membran internal. Kloroplas terbungkus
membran ganda, membran yang berperang mengatur keluar masuk senyawa atau ion ke
dandari dalam kloroplas. Di membran internal kloroplas ada pigmen fotosintesis yang
banyak ditemui di permukaan luar membran internal yang disebut thilakoid. Sedangkan
plastida yang berisi pigmen selain klorofil (contoh: fikoerithin, xantofil, karoten) disebut
dengan Kromoplas. Plastida yang tidak mempunyai warna (tidak berwarna) disebut
leukoplas.
1) Lekoplas yaitu plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai tempat menyimpan
makanan. terdiri dari: Amiloplas: tempat menyimpan amilum; Elaioplas (Lipidoplas):
tempat menyimpan lemak/minyak; dan Proteoplas: tempat menyimpan protein.
2) Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau yang berfungsi menghasilkan klorofil dan
tempat berlangsungnya fotosintesis
3) Klomoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya: Fikodanin (biru),
Fikosantin (kuning), Karotin (kuning) dan Fikoeritrin (merah)
Vakuola tidak dimasukan dalam organel sel oleh beberapa ahli, benda ini bisa dilihat
melalui mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi garam-garam organik, tanin (zat
penyamak), glikosida, minyak eteris, enzime, alkaloid, dan butir-butir pati. Selaput
pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas. Pada beberapa spesies
terdapat vakuola kontraktil dan vakuola nonkontraktil. Pada beberapa terdapat vakuola
kecil atau bahkan tidak ada, kecuali hewan bersel satu. Hewan bersel satu terdapat dua
jenis vakuola yaitu vakuola makanan dengan fungsi dalam proses pencernaan intrasel dan
vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.
i. Mikrotubulus
j. Mikrofilamen
20
ditemui pada otot. Berdasarkan hasil penelitian, mikrofilamen ikut andil dalam proses
pergerakan sel, eksositosis, dan endositosis. Contohnya yaitu gerakan amuba.
Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti Lisosom dan
dibentuk dalam Retikulum Endoplasma Granular. organel peroksisom ini terus menerus
berasosiasi dengan organel sel lain, banyak juga mengandung enzim katalase dan oksidae
yang banyak disimpan dalam sel-sel hati. Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan
peroksida (H2O2) dimana ini merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik menjadi
oksigen dan air. Badan mikro pada tumbuhan disebut Gliosisom, ikut andil dalam proses
pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.
Nukleus merupakan bagian sel yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan
organel sel seperti biasanya, mempunyai ukuran 10 – 20 nm. Letak inti sel (nukleus)
terkadang di bagian tepi atau di tengah, mempunyai bentuk bulit atau lonjong seperti cakram.
Inti sel atau Nukleus merupakan bagian sel yang mempunyai fungsi sebagai pusat pengendali
aktivitas atau pusat perintah sel karena adanya benang-benang kromosom di dalam nukleus.
Umumnya sel-sel mempunyai satu nukelus inti. Inti sel (nukelus) dibatasi oleh membran inti
atau selaput inti yang mempunyai kontrol keluar masuk nucleus (Gambar 1.10). Nukleus
diperlukan untuk mengontrol reaksi-reaksi kimia, pembelahan sel, dan pertumbuhan.
21
Tetapi sesuai dengan fungsinya, ada juga sel yang mempunyai dua atau lebih inti.
Nukelus juga mempunyai tugas untuk membawa perintah sintesis di inti DNA dikarenakan
terdapat sandi DNA (DNA code) di dalamnya untuk menentukan urutan asam amino protein.
Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dikenal dua penggolongan sel yaitu:
a. Sel Eukariotik (Sel yang mempunyai selaput inti)
b. Sel Prokariotik (Sel yang tidak memiliki selaput inti, contohnya pada ganggang biru,
bakteri)
Fungsi dari nukelus sendiri adalah mengatur semua aktivitas sel, karena di dalam
nukleus terdapat kromosom yang berisikan DNA yang mengatur sintesis protein. Inti
mempunyai tugas mengendalikan semua kegiatan sel mulai dari metabolisme sampai
pembelahan sel.
Pada sel eukariotik, inti diselubungi membran inti atau karioteka rangkap dua dan
berpori, lain hal dengan sel prokariotik dimana sel ini tidak memiliki membran. Di dalam
nukleus terdapat cairan yang biasa disebut nukleoplasma, kromosom yang biasanya berupa
benang kromatin, serta Nukleolus (anak inti) yang digunakan sebagai tempat pembentukan
asam ribonukleat (ARN).
Reproduksi Sel
Pernahkah Anda memikirkan proses tumbuhnya badan bayi hingga dewasa? Dari
bayi, kita dapat tumbuh menjadi bentuk sekarang ini disebabkan sel-sel di dalam tubuh kita
terus-menerus memperbanyak diri melalui pembelahan sel. Oleh karena itu, pembelahan sel
meru-pakan faktor penting dalam hidup kita. Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun
tubuh kita. Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui
proses yang disebut pembelahan sel atau reproduksi sel. Pada organisme bersel satu
(uniseluler), seperti bakteri dan protozoa, proses pem-belahan sel merupakan salah satu cara
untuk berkembang biak. Proto-zoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi dua, dari
dua sel menjadi empat, dan dari empat sel menjadi delapan, dan seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel mengakibatkan
bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadi-lah proses pertumbuhan pada makhluk
hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel kelamin atau sel gamet yang bertanggung
jawab dalam proses perkawinan antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada
tubuh manusia membelah membentuk sel-sel kelamin. Seorang laki-laki menghasilkan
22
sperma di dalam testis, sedangkan wanita menghasilkan sel telur atau ovum di dalam
ovarium.
Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara
langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan meiosis). Apa yang
dimaksud dengan pembelahan sel secara langsung maupun tidak langsung tersebut? Anda
akan mengetahuinya dengan menyimak penjelasan berikut.
1. Pembelahan Sel secara Langsung (Amitosis)
23
dengan warna tertentu, sehingga mudah diamati dengan mikroskop. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kromosom merupakan benang pembawa sifat. Di dalam kromosom
terdapat gen sebagai faktor pembawa sifat keturunan.
Pada waktu sel sedang membelah, terjadi proses pembagian kromosom di
dalamnya. Tingkah laku kromosom selama sel membelah dibedakan menjadi fase-fase
atau tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan sel yang terjadi melalui fase-fase itulah
yang disebut pembelahan secara tidak langsung. Mengenai fase-fase pembelahan mitosis
akan dibahas pada subab tersendiri.
Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu
pembelahan mitosis dan meiosis. Sebelum Anda mempelajari lebih jauh tentang
pembelahan sel secara tidak langsung, ada baiknya Anda lakukan rubrik Diskusi beri-kut
ini. Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau organ tubuh organisme terjadi
melalui proses pembelahan sel secara mitosis. Pembelahan mitosis adalah pembelahan
sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama dengan jumlah
kromosom induknya. Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk
hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel
anakan. Sel anakan ini mewarisi sifat sel induknya dan memiliki jumlah kromosom yang
sama dengan induknya. Jika sel induk memi-liki 2n kromosom, maka setiap sel anakan
juga emiliki 2n kromosom. Jumlah 2n ini disebut juga kromosom diploid.
Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi secara
aseksual. Pada manusia dan hewan, pembelahan mitosis terjadi pada sel meristem
somatik (sel tubuh) muda yang mengalami pertum-buhan dan perkembangan. Sebagai
contoh, sel telur yang telah dibuahi sperma akan membelah beberapa kali secara mitosis
untuk membentuk embrio. Sel-sel pada embrio ini terus-menerus membelah secara
mitosis dan akhirnya terbentuk bayi. Pertumbuhan manusia dari bayi hingga dewasa juga
melalui mekanisme pembelahan sel secara mitosis. Inilah salah satu bentuk kekuasaan
tuhan yang harus kita syukuri.
Pembelahan meiosis yang disebut juga sebagai pembelahan reduksi
merupakan pembelahan sel induk dengan jumlah kromosom diploid (2n) menghasilkan
empat sel anakan. Setiap sel anakan mengandung separuh kromosom sel induk atau
disebut haploid (n). Pembelahan meiosis terjadi pada proses pembentukan sel gamet (sel
kelamin) pada organ reproduksi (testis atau ovarium). Pada manusia atau hewan, sperma
yang haploid dihasilkan di dalam testis dan sel telur yang juga haploid dihasilkan di
24
dalam ovarium. Pada tumbuhan berbunga, sel gamet dihasilkan di dalam putik dan
benang sari. Pembentukan gamet jantan dan gamet betina terjadi melalui tahapan
gametogenensis (dibahas pada subbab tersendiri). Penyatuan kedua gamet akan
menghasilkan zigot dengan variasi genetik. Ini disebabkan karena sel anakan merupakan
hasil penyatuan dua sel yang berbeda materi genetiknya. Perpaduan ini menyebabkan
adanya variasi genetik. Gambaran umum kedua macam pembelah tersebut dapat dilihat
pada tautan berikut ini. https://www.youtube.com/watch?v=eE22Erhpr8g
a. Pembelahan Mitosis
25
Sumber : https://4.bp.blogspot.com
1) Interfase (Fase Istirahat)
Pada tahap ini, sel dianggap sedang istirahat dan tidak melaku-kan
pembelahan. Namun, interfase merupakan tahap yang penting untuk mempersiapkan
pembelahan atau melakukan metabolisme sel. Pada interfase, tingkah laku kromosom
tidak tampak karena berbentuk benang-benang kromatin yang halus. Walaupun begitu,
sel anak yang baru terbentuk sudah melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan
melakukan berbagai sintesis sebelum memasuki proses pembelahan berikutnya. Apa saja
kegiatan sel pada saat interfase? Pada saat interfase, sel mengalami subfase berikut.
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Pada subfase
ini, sel-sel belum mengadakan replikasi DNA yang masih bersifat 2n (diploid). Sementara
organel-organel yang ada di dalam sel, seperti mitokondria, retikulum endoplasma,
kompleks golgi, dan or-ganel lainnya memperbanyak diri guna menunjang kehidupan sel.
Pada subfase ini, sel melakukan sintesis materi genetik. Materi ge-netik adalah
bahan-bahan yang akan diwariskan kepada keturunannya, yaitu DNA. DNA dalam inti
sel mengalami replikasi (penggandaan jumlah salinan). Jadi, subfase sintesis
(penyusunan) menghasilkan 2 salinan DNA.
26
S, namun pada fase G2, kromosom belum dapat dibedakan secara individual karena
masih berupa benang-benang kromatin.
Setelah ketiga tahapan interfase dilalui, sel telah siap menjalani pembelahan
secara mitosis. Seperti fase interfase, pembelahan mitosis juga terdiri dari beberapa fase.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang fase-fase pada pembelahan mitosis, simaklah
penjelasan berikut.
2) Mitosis
a. Profase
27
karena itu, kinetokor ini berfungsi sebagai tempat bergantung bagi kromosom. Sebagian
mikrotubulus yang melekat pada kinetokor disebut mikro-tubulus kinetokor, sedangkan
mikrotubulus yang tidak memperoleh kinetokor disebut mikrotubulus non kinetokor.
Sementara itu, mikrotubulus non kinetokor berinteraksi dengan mikrotubulus lain dari
kutub sel yang berlawanan. Pada metafase, kromosom tampak jelas.
Pada tahap metafase sesungguhnya, sentrosom telah berada pada kutub sel.
Dinding inti sel menghilang. Sementara itu, kromosom me-nempatkan diri pada bidang
pembelahan yang disebut bidang metafase. Bidang ini merupakan bidang khayal yang
terletak tepat di tengah sel, seperti garis katulistiwa bumi sehingga disebut juga bidang
ekuator. Pada bidang ini, sentromer dari seluruh kromosom terletak pada satu baris yang
tegak lurus dengan gelendong pembelahan. Kinetokor pada setiap kromatid menghadap
pada kutub yang berlainan (perhatikan Gambar 4.7). Dengan letak kromosom berada di
bidang pembelahan, maka pembagian jumlah informasi DNA yang akan diberikan kepada
sel anakan yang baru, benar-benar rata dan sama jumlahnya. Tahapan ini merupakan akhir
dari metafase.
c. Anafase
28
d. Telofase
Pada tahap telofase ini, inti sel anakan terbentuk kembali dari fragmen-
fragmen nukleus. Bentuk selnya memanjang akibat peran mikrotubulus non kinetokor.
Benang-benang kromatin mulai longgar. Dengan demikian, fase kariokinesis yang
menghasilkan dua inti sel anak yang identik secara genetik telah berakhir, namun dua inti
sel masih berada dalam satu sel. Agar kedua inti terpisah menjadi sel baru, perlu adanya
pembelahan sitoplasma yang disebut sitokinesis. Sitokinesis terjadi, segera setelah telofase
selesai. Pada fase sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma diikuti pembentukan sekat sel
baru, sehingga terbentuk dua sel anakan.
Pada sel hewan, sitokinesis ditandai dengan pembentukan alur pembelahan
melalui pelekukan permukaan sel di sekitar bekas bidang ekuator. Di sepanjang alur
melingkar, terdapat mikrofi lamen yang terdiri dari protein aktin dan miosin. Protein
tersebut berperan dalam kontraksi otot atau pergerakan sel yang lain. Kontraksi ini
semakin ke dalam sehingga menjepit sel dan membagi isi sel menjadi 2 bagian yang sama.
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang keras.
Oleh karena itu, pada sitokinensis tidak terbentuk alur pembelahan. Sitokinesis terjadi
dengan pembentukan pelat sel (cell plate) yang terbentuk oleh vesikula di sekitar bidang
ekuator. Vesikula-vesikula yang dibentuk oleh badan golgi tersebut saling bergabung.
Penggabungan juga terjadi dengan membran plasma diikuti terbentuknya dinding sel yang
baru oleh materi dinding sel yang dibawa oleh vesikula.
b. Pembelahan Meiosis
29
tetap 46. Anda telah mengetahui bahwa anak terbentuk dari perpaduan antara sel kelamin
betina (sel telur) dan sel kelamin jantan (sperma). Perpadu an kedua sel kelamin yang ma-
sing-masing memiliki 23 kromosom ini akan menghasilkan sel anak (calon janin) yang
mempunyai 46 kromosom. Oleh sebab itu, pembelahan meio-sis sangat berpengaruh
dalam perkembang an makhluk hidup.
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi, yaitu pe-ngurangan
jumlah kromosom pada sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet betina). Sel gamet
jantan pada hewan (mamalia) diben-tuk di dalam testis dan gamet betinanya dibentuk di
dalam ovarium. Gamet jantan pada tumbuhan dibentuk di dalam organ reproduktif berupa
benang sari, sedangkan gamet betinanya dibentuk di dalam pu-tik. Sel kelamin betina pada
hewan berupa sel telur, sedangkan pada tumbuhan berupa putik. Pada dasarnya, tahap
pembelahan meiosis serupa dengan pembelahan mitosis. Hanya saja, pada meiosis terjadi
dua kali pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II. Masing-masing pembelahan meiosis
terdiri dari tahap-tahap yang sama, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase.
Bagaimanakah ciri-ciri setiap tahap pembelahan meiosis tersebut? Anda akan
mengetahuinya setelah mempelajari uraian dan pada tautan berikut ini.
https://www.youtube.com/watch?v=qnzLNw0blCQ
30
Gambar 1.12. Tahapan pembelahan Meiosis
Sumber: https://4.bp.blogspot.com
1) Tahap Meiosis I
Seperti halnya pembelahan mitosis, sebelum mengalami pembe-lahan meiosis,
sel kelamin perlu mempersiapkan diri. Fase persiapan ini disebut tahap interfase. Pada
tahap ini, sel melakukan persiapan berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi
dua salinan (seperti interfase pada mitosis). Tingkah laku kromosom masih belum jelas
terlihat karena masih berbentuk benang-benang halus (kro-matin) sebagaimana interfase
pada mitosis. Selain itu, sentrosom juga bereplikasi menjadi dua (masing-masing dengan
2 sentriol), seperti tampak pada gambar di samping. Sentriol berperan dalam menentu-kan
arah pembelahan sel.
Setelah terbentuk salinan DNA, barulah sel mengalami tahap pembelahan
meiosis I yang diikuti tahap meiosis II. Tahap meiosis I ter-diri atas profase I, metafase I,
anafase I, dan telofase I, serta sitokinesis I. Bagaimanakah ciri-ciri setiap fase pembelahan
tersebut? Berikut akan dibahas fase-fase meiosis I pada sel hewan dengan 4 kromosom
diploid (2n = 2). Untuk lebih jelasnya, simaklah penjelasan di bawah ini.
a. Profase I
31
Pada tahap meiosis I, profase I merupakan fase terpanjang atau terlama
dibandingkan fase lainnya bahkan lebih lama daripada tahap profase pada pembelahan
mitosis. Profase I dapat berlangsung dalam beberapa hari. Biasanya, profase I
membutuhkan waktu sekitar 90% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam
pembelahan meiosis. Tahapan ini terdiri dari lima subfase, yaitu leptoten, zigoten,
pakiten, iploten, dan diakinesis.
1) Leptoten
Subfase leptoten ditandai adanya benang-benang kromatin yang
memendek dan menebal. Pada subfase ini mulai terbentuk sebagai kromosom
homolog. Anda perlu membedakan kromosom homolog dengan kromatid
saudara. Gambar 4.13 memperlihatkan perbedaan pasangan kromosom
homolog dengan kromatid saudara.
2) Zigoten
Kromosom homolog saling berdekatan atau berpasangan menurut
panjangnya. Peristiwa ini disebut sinapsis. Kromosom homolog yang
berpasangan ini disebut bivalen (terdiri dari 2 kro-mosom homolog).
3) Pakiten
Kromatid antara kromosom homolog satu dengan kromosom homolog
yang lain disebut sebagai kromatid bukan saudara (non-sister chromatids).
Dengan demikian, pada setiap kelompok sinap-sis terdapat 4 kromatid (1
pasang kromatid saudara dan 1 pasang kromatid bukan saudara). Empat
kromatid yang membentuk pa-sangan sinapsis ini disebut tetrad.
4) Diploten
Setiap bivalen me ngandung empat kromatid yang tetap berkaitan atau
berpasangan di suatu titik yang disebut kiasma (tunggal). Apabila titik-titik
perlekatan tersebut lebih dari satu disebut kiasmata. Proses perlekatan atau
persilangan kromatid-kromatid disebut pindah silang (crossing over). Pada
proses pin-dah silang, dimungkinkan terjadinya pertukaran materi genetic
(DNA) dari homolog satu ke homolog lainnya. Pindah silang ini-lah yang
memengaruhi variasi genetik sel anakan.
4) Diakinesis
Pada subfase ini terbentuk benang-benang spindel pembela-han
(gelendong mikrotubulus). Sementara itu, membran inti sel atau karioteka dan
nukleolus mulai lenyap. Profase I diakhiri dengan terbentuknya tetrad yang
32
mem-bentuk dua pasang kromosom homolog. Perhatikan lagi Setelah profase I
berakhir, kromosom mulai bergerak ke bi-dang metafase.
b. Metafase I
Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar
berhadap-hadapan di sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase I). Membran
inti mulai menghilang. Mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub melekat pada
satu kromosom di setiap pasangan. Sementara mikrotubulus dari kutub berlawanan
melekat pada pasang-an homolognya. Dalam hal ini, kromosom masih bersifat
diploid.
c. Anafase I
Setelah tahap metafase I selesai, gelendong mikrotubulus mulai menarik
kromosom homolog sehingga pasangan kromosom homolog terpisah dan masing-
masing menuju ke kutub yang berlawanan Gambar 4.16). Peristiwa ini mengawali
tahap anafase I. Namun, kromatid saudara masih terikat pada sentromernya dan
bergerak sebagai satu unit tunggal. Inilah perbedaan antara anafase pada mitosis dan
meiosis. Pada mitosis, mikrotubulus memisahkan kromatid yang bergerak ke arah
berlawanan. Coba pelajari lagi tahap anafase pada mitosis.
d. Telofase I
Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub yang
berlawanan. Ini berarti setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid. Akan
tetapi, setiap kromosom tetap mempunyai dua kromatid kembar. Pada fase ini,
membran inti muncul kembali. Peristiwa ini kemudian diikuti tahap selanjutnya, yaitu
sitokinesis.
e. Sitokinesis
Anda masih ingat pengertian sitokinesis pada sel hewan mau-pun tumbuhan
bukan? Ya, sitokinesis merupakan proses pembelahan sitoplasma. Tahap sitokinesis
terjadi secara simultan dengan telofase. Artinya, terjadi secara bersama-sama. Tahap
ini merupakan tahap di antara dua pembelahan meiosis. Alur pembelahan atau pelat
sel mulai terbentuk. Pada tahap ini tidak terjadi perbanyakan (replikasi) DNA. Hasil
pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel haploid yang mengandung setengah
jumlah kromosom homolog. Meskipun demiki-an, kromosom tersebut masih berupa
33
kromatid saudara (kandungan DNA-nya masih rangkap). Untuk menghasilkan sel
anakan yang mem-punyai kromosom haploid diperlukan proses pembelahan
selanjutnya, yaitu meiosis II. Jarak waktu antara meiosis I dengan meiosis II disebut
dengan interkinesis. Jadi, tujuan meiosis II adalah membagi kedua salinan DNA pada
sel anakan yang baru hasil dari meiosis I. Meiosis II terjadi pada ta-hap-tahap yang
serupa seperti meiosis I. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang tahap meiosis II,
perhatikan uraian selanjutnya.
2) Tahap Meiosis II
Tahap meiosis II juga terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telo-fase. Tahap ini
merupakan kelanjutan dari tahap meiosis I. Masing-masing sel anakan hasil pembelahan
meiosis I akan membelah lagi menjadi dua. Sehingga, ketika pembelahan meiosis telah
sempurna, dihasilkan empat sel anakan. Hal yang perlu diingat adalah bahwa jumlah
kromo-som keempat sel anakan ini tidak lagi diploid (2n) tetapi sudah haploid (n). Proses
pengurangan jumlah kromosom ini terjadi pada tahap meio-sis II. Bagaimanakah proses
pengurangan jumlah kromosom ini terjadi? Anda akan mengetahuinya setelah
mempelajari uraian di bawah ini.
a. Profase II
Fase pertama pada tahap pembelahan meiosis II adalah profase II. Pada fase
ini, kromatid saudara pada setiap sel anakan masih melekat pada sentromer kromosom.
Sementara itu, benang mi-krotubulus mulai terbentuk dan kromosom mulai bergerak
ke arah bidang metafase. Tahap ini terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti
tahap berikutnya.
b. Metafase II
Pada metafase II, setiap kromosom yang berisi dua kromatid, me-rentang atau
berjajar pada bidang metafase II. Pada tahap ini, benang-benang spindel (benang
mikrotubulus) melekat pada kinetokor masing-masing kromatid.
c. Anafase II
Fase ini mudah dikenali karena benang spindel mulai menarik kromatid
menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan. Akibatnya, kromosom memisahkan
kedua kromatidnya untuk bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang
terpisah ini se-lanjutnya berfungsi sebagai kromosom individual.
d. Telofase II
34
Pada telofase II, kromatid yang telah menjadi kromosom menca-pai kutub
pembelahan. Hasil akhir telofase II adalah terbentuknya 4 sel haploid, lengkap dengan
satu salinan DNA pada inti selnya (nuklei).
e. Sitokinesis II
Selama telofase II, terjadi pula sitokinesis II, ditandai adanya sekat sel yang
memisahkan tiap inti sel. Akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid. Berdasarkan
uraian di depan, sel-sel anakan sebagai hasil pembelahan meiosis mempunyai sifat
genetis yang bervariasi satu sama lain. Variasi genetis yang dibawa sel kelamin orang
tua menyebabkan munculnya keturunan yang bervariasi juga.
35
terdapat pada hewan jantan sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir pada
manusia berjumlah sepasang.
Di dalam testis terdapat saluran-saluran kecil yang disebut tubulus
seminiferus. Pada dinding sebelah dalam saluran inilah, terjadi proses
spermatogenesis. Di bagian tersebut terdapat sel-sel induk sperma yang bersifat
diploid (2n) yang disebut spermatogonium. Pembentukan sperma terjadi ketika
spermatogonium mengalami pembelahan mitosis menjadi spermatosit primer (sel
sperma primer). Selanjutnya, sel spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua
spermatosit sekunder yang sama besar dan bersifat haploid. Setiap sel spermatosit
sekunder mengalami meiosis II, sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar
dan bersifat haploid.
Mula-mula, spermatid berbentuk bulat, lalu sitoplasmanya se-makin banyak
berkurang dan tumbuh menjadi sel spermatozoa yang berfl agela dan dapat bergerak
aktif. Berarti, satu spermatosit primer menghasilkan dua spermatosit sekunder dan
akhirnya terbentuk 4 sel spermatozoa (jamak = spermatozoon) yang masing-masing
bersifat haploid dan fungsional (dapat hidup).
b. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin betina atau gamet
betina yang disebut sel telur atau ovum. Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Di
dalam ovarium, sel induk telur yang disebut oogonium tumbuh besar sebagai oosit
primer sebelum membelah secara meiosis. Berbeda dengan meiosis I pada
spermatogenesis yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang sama besar. Meiosis
I pada oosit primer menghasilkan 2 sel dengan komponen sitoplasmik yang berbeda,
yaitu 1 sel besar dan 1 sel kecil. Sel yang besar disebut oosit sekunder, sedangkan sel
yang kecil disebut badan kutub primer (polar body).
Oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami pembelahan meiosis tahap
II. Oosit sekunder menghasilkan dua sel yang berbeda. Satu sel yang besar disebut
ootid yang akan berkembang menjadi ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut badan
kutub. Sementara itu, badan kutub hasil meiosis I juga membelah menjadi dua badan
kutub sekunder. Jadi, hasil akhir oogenesis adalah satu ovum (sel telur) yang
fungsional dan tiga badan kutub yang me ngalami degenerasi (mati).
Selain pada hewan, gametogenesis juga terjadi pada tumbuhan. Berikut ini
akan diuraikan tentang gametogenesis pada tumbuhan tingkat tinggi.
36
2. Gametogenesis pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
a. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis berlangsung di dalam benang sari, yaitu pada bagian kepala sari
atau anthera. Kepala sari ini meng-hasilkan serbuk sari, yang mengandung sel sperma.
Pembentukan sel sperma dimulai dari sebuah sel in-duk mikrospora diploid yang disebut
mikros porosit di dalam anthera. Mikrosporosit ini mengalami meiosis I menghasilkan
sepasang sel haploid. Selanjutnya, sel ini mengalami meiosis II dan menghasilkan 4
mikrospora yang haploid. Keempat mikrospora ini berkelompok menjadi satu sehingga
disebut sebagai tetrad.
Setelah terbentuk serbuk sari, inti generatif membelah secara mitosis tanpa disertai
sitokinesis, sehingga terbentuklah dua inti sel sperma. Sementara itu, inti vegetatifnya tidak
membelah. Pembentukan sel sperma ini dapat terjadi sebelum serbuk sari keluardari anthera
atau pada saat serbuk sari sampai di kepala putik (stigma). Pada saat inilah, tangkai serbuk
sari mulai tumbuh. Pada umumnya, pembe-lahan mitosis sel generatif terjadi setelah buluh
serbuk sari menembus stigma atau mencapai kantung embrio di dalam bakal biji (ovulum).
b. Megasporogenesis
37
megasporofi t yang bersifat diploid. Selanjutnya, megasporofi t mengalami meiosis
menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet. Tiga buah megaspora mengalami
degenerasi dan mati, tinggal sebuah megaspora yang masih hidup. Megaspora yang hidup ini
mengalami pembelahan kromosom secara mitosis 3 kali berturut-turut, tanpa diikuti
pembelahan sitoplasma. Hasilnya berupa sebuah sel besar yang disebut kandung lembaga
muda yang mengan dung delapan inti haploid. Kandung lembaga ini dikelilingi kulit
(integumen). Di ujungnya terdapat sebuah lubang (mikropil) sebagai tempat masuknya
saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga.
Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil. Dua di
antara tiga inti yang merupakan sel sinergid meng-alami degenerasi. Sementara itu, inti yang
ketiga berkembang menjadi sel telur. Tiga buah inti lainnya bergerak ke arah kutub kalaza,
tetapi kemudian mengalami degenerasi pula. Ketiga inti ini dinamakan inti antipoda. Sisanya,
dua inti yang disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti
diploid (2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder. Ini berarti kandung lembaga
telah masak, yang disebut megagametofit dan siap untuk dibuahi.
Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul kegiatan belajar 1 tentang struktur dan fungsi sel.
Hal yang penting dalam struktur dan fungsi sel adalah sebagai berikut.
1. Setiap sel memiliki membran plasma, nukleus, dan sitoplasma. Membran plasma,
yang mengelilingi sel menjaga sel tetap utuh, mengatur apa yang masuk dan keluar
dari sel.
2. Nukleus adalah struktur besar, berlokasi sentral di tengah sel. Inti nucleus
mengandung kromosom dan merupakan pusat kendali sel. Inti mengontrol fungsi
metabolisme dan karakteristik struktural sel. Nukleolus adalah wilayah di dalam
nukleus.
3. Sitoplasma adalah bagian dari sel antara nukleus dan membran plasma. Matriks
sitoplasma adalah media semifluid yang mengandung air dan berbagai jenis molekul
yang tersuspensi atau terlarut dalam medium.
4. Sel juga memiliki sitoskeleton, jaringan filamen yang saling berhubungan dan
mikrotubulus di sitoplasma. Nama sitoskeleton adalah cocok dengan sel karena
memungkinkan kita untuk membandingkan sitoskeleton ke tulang dan otot kita.
38
5. Pembelahan sel dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis)
dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan meiosis).
6. Pembelahan mitosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan
jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Proses pembelahan
mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang
menghasilkan gamet (sel kelamin).
7. Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel anakan. Sel
anakan ini mewarisi sifat sel induknya dan memiliki jumlah kromosom yang sama
dengan induknya. Jika sel induk memi-liki 2n kromosom, maka setiap sel anakan juga
emiliki 2n kromo-som. Jumlah 2n ini disebut juga kromosom diploid.
8. Gametogenesis melibatkan pembelahan meiosis dan terjadi pada organ reproduktif.
Pada hewan dan manusia, gametogenesis terjadi pada testis dan ovarium, sedangkan
pada tumbuhan terjadi pada putik dan benang sari.
Tugas
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang materi yang telah dipelajari pada Kegiatan
Belajar 1 maka kerjakanlah tugas berikut!
Rubrik penilaian
Supaya tugas yang Anda kerjakan menjadi terarah dan Anda dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan baik, maka gunakanlah rubrik penilaian berikut untuk mengukur
keberhasilan Anda dalam memahami materi.
39
Total 100%
Total 100%
Tes Formatif 1
1. Bakteri merupakan organisme prokariotik karena tidak mempunyai…
a. membran plasma dan membran nukleus
b. membran plasm
c. mitokondria
d. sistem endomembran dan membran nukleus
e. retikulum endoplasma dan lisosom
40
4. Penghasil energi merupakan fungsi organel ...
a. kompleks golgi
b. kloroplas
c. nukleus
d. mitokondria
e. ribosom
6. Pada sel tumbuhan, organel yang berfungsi sebagai tempat penimbunan zat makanan yaitu
….
a. sitosol
b. nukleus
c. ribosom
d. sitoplasma
e. leukoplas
41
7. Struktur membran plasma bersifat hidrofil dan hidrofob. Adapun yang berperan sebagai
hidrofil dan hidrofob yaitu ….
a. kolesterol
b. lipida dan fosfat
c. protein dan fosfolipid
d. periper protein dan integral
e. lipoprotein dan glikoprotein
8. Organel berikut ini yang hanya dijumpai pada sel hewan yaitu ….
a. kromosom
b. dinding sel
c. lisosom
d. sitoplasma
e. plastida
42
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
Daftar Pustaka
Mader, S. S., & Windelspecht, M. (2014). Human biology. New York, NY: McGraw-Hill.
Reece, J. B., & Campbell, N. A. (2011). Campbell biology. Boston: Benjamin Cummings /
Pearson.
https://www.coursehero.com/file/p30eglc/Merupakan-membran-sel-atau-selaput-yang-
letaknya-paling-luar-yang-terbentuk/
http://www.yuksinau.id/struktur-fungsi-organel-organel-sel/
https://zaifbio.wordpress.com/2012/03/29/pembelahan-sel/
43
Kegiatan Belajar 2: Genetika dan Hereditas
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Menjelaskan penerapan teknologi pada reproduksi tumbuhan atau hewan.
2. Menjelaskan penerapan konsep pewarisan sifat-sifat yang tidak sama atau
menyimpang dari kedua orang tua/induknya (akibat peristiwa pautan /pindah
silang/gagal berpisah/ gen lethal) untuk pemuliaan keturunan.
3. Menganalisis pemuliaan keturunan melalui silsilah keturunan/pedegree.
Pokok-Pokok Materi
1. Teknologi Reproduksi Pada Tumbuhan dan Hewan
2. Pewarisan sifat
3. Hereditas dan Persilangan
4. Pemuliaan Mahluk Hidup Dengan Seleksi Pedigree
Uraian Materi
44
1. Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur jaringan ini adalah salah satu metode untuk memperbanyak tumbuhan dengan
cara mengambil bagian dari suatu tumbuhan seperti sel atau jaringan sel. Dan bagian yang
sudah diambil tersebut ditaruh di tempat yang mengandung nutrisi dan zat pengatur hormone,
sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan berkembang menjadi
tanaman utuh yang memiliki akar, batang dan daun (Gambar 2.1). Anda bisa menggunakan
metode ini untuk semua jenis tanaman, namun setiap tanaman pastinya memiliki perlakuan
khusus. Gambaran mengenai proses kultur jaringan dapat dilihat pada tautan berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=UnI1rw7lYbU
Gambar 2.1. Jaringan tumbuhan tumbuh menjadi tumbuhan lengkap dalam medium
Sumber: http://masterbiologi.com
Kultur jaringan merupakan suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tumbuhan
seperti protoplasma, sekelompok sel, jaringan atau organ serta menumbuhkannya dalam
kondisi aseptik sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap kembali. Teori yang mendasari tehnik kultur jaringan adalah teori
sel oleh Schawann dan Scheleiden (1838) yang menyatakan sifat totipotensi (total genetic
potential) sel, yaitu bahwa setiap sel tanaman yang hidup dilengkapi dengan informasi
genetik dan perangkat fisiologis yang lengkap untuk tumbuh dan berkembang menjadi
tanaman utuh, jika kondisinya sesuai.
45
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan
adalah:
a. Pemilihan dan Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan
bebas dari hama dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan
dan dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan
dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan pada waktu
dikulturkan secara in-vitro.
b. Inisiasi Kultur
Tujuan utama dari propagasi secara in-vitro tahap ini adalah pembuatan kultur dari
eksplan yang bebas mikroorganisme serta inisiasi pertumbuhan baru ini mengusahakan kultur
yang aseptik atau aksenik. Aseptik berarti bebas dari mikroorganisme, sedangkan aksenik
berarti bebas dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Dalam tahap ini juga diharapkan
bahwa eksplan yang dikulturkan akan menginisiasi pertumbuhan baru, sehingga akan
memungkinkan dilakukannya pemilihan bagian tanaman yang tumbuhnya paling kuat,untuk
perbanyakan (multiplikasi) pada kultur tahap selanjutnya.
c. Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di
tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga sterail.
Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan
secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga
harus steril.
d. Multiplikasi atau Perbanyakan Propagul
Tahap ini bertujuan untuk menggandakan propagul atau bahan tanaman yang
diperbanyak seperti tunas atau embrio, serta memeliharanya dalam keadaan tertentu sehingga
sewaktu-waktu bisa dilanjutkan untuk tahap berikutnya. Pada tahap ini, perbanyakan dapat
dilakukan dengan cara merangsang terjadinya pertumbuhan tunas cabang dan percabangan
aksiler atau merangsang terbentuknya tunas pucuk tanaman secara adventif, baik secara
langsung maupun melalui induksi kalus terlebih dahulu. Seperti halnya dalam kultur fase
inisiasi, di dalam media harus terkandung mineral, gula, vitamin, dan hormon dengan
perbandingan yang dibutuhkan secara tepat. Hormon yang digunakan untuk merangsang
pembentukan tunas tersebut berasal dari golongan sitokinin seperti BAP, 2-iP, kinetin, atau
thidiadzuron (TDZ).
46
e. Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar
Tujuan dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup
kuat untuk dapat bertahan hidup sampai saat dipindahkan dari lingkungan in-vitro ke
lingkungan luar. Dalam tahap ini, kultur tanaman akan memperoleh ketahanannya terhadap
pengaruh lingkungan, sehingga siap untuk diaklimatisasikan. Tunas-tunas yang dihasilkan
pada tahap multiplikasi di pindahkan ke media lain untuk pemanjangan tunas. Media untuk
pemanjangan tunas mengandung sitokinin sangat rendah atau tanpa sitokinin. Tunas tersebut
dapat dipindahkan secara individu atau berkelompok. Pemanjangan tunas secara
berkelompok lebih ekonomis daripada secara individu. Setelah tumbuh cukup panjang, tunas
tersebut dapat diakarkan. Pemanjangan tunas dan pengakarannya dapat dilakukan sekaligus
atau secara bertahap, yaitu setelah dipanjangkan baru diakarkan. Pengakaran tunas in-vitro
dapat dilakukan dengan memindahkan tunas ke media pengakaran yang umumnya
memerlukan auksin seperti NAA atau IBA. Keberhasilan tahap ini tergantung pada tingginya
mutu tunas yang dihasilkan pada tahap sebelumnya.
f. Aklimatisasi
Dalam proses perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, tahap aklimatisasi planlet
merupakan salah satu tahap kritis yang sering menjadi kendala dalam produksi bibit secara
masal. Pada tahap ini, planlet atau tunas mikro dipindahkan ke lingkungan di luar botol
seperti rumah kaca , rumah plastik, atau screen house (rumah kaca kedap serangga). Proses
ini disebut aklimatisasi. Aklimatisasi adalah proses pengkondisian planlet atau tunas mikro
(jika pengakaran dilakukan secara ex-vitro) di lingkungan baru yang aseptik di luar botol,
dengan media tanah, atau pakis sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi bibit yang
siap ditanam di lapangan. Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru bisa dikatakan
berhasil jika planlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan keberhasilan yang
tinggi.
2. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan atau yang biasa disebut kawin suntik adalah proses memasukan
sperma hewan jantan pada hewan betina dengan menggunakan alat tertentu (Gambar 2.2), hal
ini bertujuan untuk dapat mengatasi kesulitan bertemunya hewan jantan dengan betina karena
faktor geografis ataupun karena masa kawin yang tidak bersamaan. Prosedur inseminasi
47
buatan dapat dilihat pada tautan berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=14DyYf_j7y8
dan https://www.youtube.com/watch?v=FMdjTAO7jj8
Inseminasi buatan dilakukan bukan tanpa tujuan. Ada beberapa hal yang ingin dicapai
oleh para peternak secara umumnya dengan melakukan inseminasi buatan, daripada
menunggu hewan kawin secara alamiah. Beberapa tujuan dilakukannya inseminasi buatan
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki kualitas generasi ternak dengan memperbaiki sumber dna atau gen dari
sapi unggulan.
2. Mengurangi biaya dengan cara membuat pejantan unggul tidak perlu dibawa ke
tempat betina sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi yang cukup mahal
terutama pada tempat-tempat yang terpencil.
3. Mengefisiensikan penggunaan bibit dari sapi jantan unggul secara lebih luas dalam
jangka waktu yang lebih lama.
4. Meningkatkan angka kelahiran sapi dengan cepat dan juga teratur.
5. Mencegah penularan atau penyebaran penyakit kelamin karena tidak melibatkan
interaksi fisik dari sapi betina atau sapi jantan.
Keuntungan Inseminasi Buatan
48
Inseminasi buatan sebagai alternatif pengembangbiakan hewan ternak memberikan
beberapa keuntungan tertentu bagi peternak. Oleh karena keuntungan inilah para peternak
mau menggunakan teknik atau cara ini untuk mengembangbiakkan hewan peliharaannya.
Beberapa keuntungan inseminasi buatan pada ternak antara lain adalah sebagai berikut:
49
yang menggunakan teknik ini dapat menggunakan sel telur dan sperma mereka sendiri dalam
proses bayi tabung tersebut. Atau, bisa juga sel telur yang telah dibuahi ditanamkan di rahim
wanita pengganti yang secara genetis tidak terkait dengan anak yang kelak akan dilahirkan.
Bayi tabung juga bisa melibatkan sel telur, sperma dan embrio (telur yang telah dibuahi) dari
donor anonim. Proses pelaksanaan bayi tabung dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini.
Ada beberapa faktor yang akan menentukan apakah bayi bisa lahir melalui proses
bayi tabung, seperti usia dan alasan di balik ketidaksuburannya. Mengingat sifat prosedurnya
yang kompleks, tidak mengherankan jika program bayi tabung ini bisa menghabiskan banyak
uang, memakan waktu yang cukup lama serta ada pula resikonya, seperti kegagalan atau
lainnya. Adapun tahapan proses bayi tabung adalah sebagai berikut.
1. Stimulasi Ovarium
Tujuan dari stimulasi ini adalah untuk meningkatkan jumlah sel telur yang
diproduksi ovarium. Dengan semakin banyaknya sel telur yang bisa diambil dan
dibuahi selama proses bayi tabung, maka semakin besar pula kesempatan terjadinya
kehamilan. Selama tahap ini, obat kesuburan diberikan untuk meningkatkan produksi
50
sel telur. Selain itu, dokter juga akan memantau pertumbuhan dan perkembangan
folikel dalam beberapa hari dengan melakukan USG dan tes darah untuk memantau
perkembangan telur dalam ovarium dan mengetahui kadar hormon.
2. Pengambilan Sel Telur (Ovum Retrieval)
Prosedur ini dilakukan untuk mengambil sel telur dari ovarium wanita.
Dengan bantuan USG, jarum halus dimasukkan lewat vagina untuk kemudian masuk
ke dalam ovarium dan kantung dimana telur berada. Kemudian telur ditarik keluar
dari folikel dengan perangkat hisap yang terhubung ke jarum tersebut. Hal ini
dilakukan sekali untuk setiap folikel. Sperma kemudian dikumpulkan dengan
meminta si pria untuk menghasilkan sampel air mani (biasanya dengan masturbasi)
yang nanti akan dicampurkan dengan sel telur.
3. Inseminasi dan Pembuahan Inseminasi
Tahapan ini adalah saat dimana sperma diperkenalkan ke telur, kemudian hasil
gabungan keduanya dimasukkan ke dalam ruangan khusus. Pembuahan akan terjadi
dalam beberapa jam setelah proses inseminasi. Jika kualitas sperma pria rendah,
sperma akan disuntikkan secara langsung ke dalam sitoplasma sel telur yang matang.
Proses ini disebut dengan intra-cytoplasmic sperm injection (ICSI). Namun, ada kasus
ketika semuanya tampak normal tapi ICSI masih dilakukan.
4. Pemeliharaan Embrio Embrio terbentuk saat sel telur membelah.
Status embrio akan diperiksa secara berkala untuk memastikan pertumbuhan
yang tepat. Embrio normal akan memiliki beberapa sel pembagi aktif dalam lima hari.
Sekitar tiga sampai empat hari setelah pembuahan, prosedur yang disebut diagnosis
genetik pra-implantasi dapat dilakukan pada embrio. Prosedur ini dilakukan pada
pasangan yang memiliki masalah kelainan genetik dan mereka khawatir akan
menurunkannya pada bayinya kelak. Prosedur ini melibatkan skrining sel tunggal dari
masing-masing embrio untuk memeriksa kelainan genetik. Metode ini memungkinkan
orang tua untuk memilih embrio yang terbaik dan terbebas dari masalah genetik. Ada
prosedur lain juga yang disarankan terutama untuk wanita di usia yang sudah cukup
tua atau wanita yang telah mencoba IVF beberapa kali namun gagal. Prosedur ini
disebut dengan assisted hatching.
5. Pemindahan Embrio ke dalam Rahim
Embrio akan disimpan selama tiga sampai lima hari di tempat khusus sebelum
dipindahkan ke rahim sang ibu. Prosedurnya sama seperti pengangkatan sel telur dari
rahim. Pemindahan embrio ke rahim biasanya dilakukan pada hari kelima setelah
51
pembuahan, disaat embrio berada pada fase blastosit. Pada fase ini, embrio sudah
mampu menempel dengan baik pada rahim wanita. Lalu terjadilah proses kehamilan.
Jumlah embrio yang bisa ditanamkan ke dalam rahim tergantung pada kualitas
embrionya dan faktor-faktor seperti usia wanita tersebut. Jika masih tersisa embrio
dengan kualitas baik dan tidak ingin langsung digunakan, maka embrio tersebut bisa
dibekukan dan bisa dipindahkan nanti. Proses ini disebut dengan embrio
kriopreservasi.
4. Kloning
Kloning adalah proses untuk mengganti sel telur dengan sel somatis, dan diberi
kejutan listrik hingga sel tersebut berkembang biak. Kemudian setelah berhasil berubah
menjadi embrio, maka embrio tersebut ditanamkan pada rahim hewan betina. Dan anak yang
dihasilkan tersebut akan sangat mirip dengan induk yang diambil inti somatisnya.
Teknologi kloning ini melibatkan dua pihak, yaitu donor sel somatis (sel tubuh) dan
donor ovum (sel gamet). Meskipun pada proses ini kehadiran induk betina adalah hal yang
mutlak dan tidak mungkin dihindari, tetapi pada proses tersebut tidak ada fertilisasi dan
rekombinasi (perpaduan) gen dari induk jantan dan induk betina. Ini mengakibatkan anak
yang dihasilkan memiliki sifat yang (boleh dikatakan) sama persis dengan ‘induk’ donor sel
somatis.
Untuk lebih jelas, berikut ini uraian dasar proses teknologi kloning pada domba Dolly
beberapa tahun lalu. Perhatikan gambar berikut (Gambar 2.4).
Langkah kloning dimulai dengan pengambilan sel puting susu seekor domba. Sel ini
disebut sel somatis (sel tubuh). Dari domba betina lain diambil sebuah ovum (sel telur) yang
kemudian dihilangkan inti selnya. Proses berikutnya adalah fusi (penyatuan) dua sel tersebut
dengan memberikan kejutan listrik yang mengakibatkan ‘terbukanya’ membran sel telur
sehingga kedua sel bisa menyatu. Dari langkah ini telah diperoleh sebuah sel telur yang berisi
inti sel somatis. Ternyata hasil fusi sel tersebut memperlihatkan sifat yang mirip dengan
zigot, dan akan mulai melakukan proses pembelahan. Proses Kloning dapat dilihat pada
tautan berikut ini.
https://www.youtube.com/watch?v=1KEtj88kjGI
https://www.youtube.com/watch?v=DmHYUvmiXQI
52
Gambar 2.4. Proses cloning domba Dolly
Sumber: https://orindnesia.files.wordpress.com
Sebagai langkah terakhir, ‘zigot’ tersebut akan ditanamkan pada rahim induk domba
betina, sehingga sang domba tersebut hamil. Anak domba yang lahir itulah yang dinamakan
Dolly, dan memiliki sifat yang sangat sangat mirip dengan domba donor sel puting susu
tersebut di atas.
Dolly lahir dengan selamat dan sehat sentausa. Sayangnya selama perjalanan
hidupnya dia gampang sakit dan akhirnya mati pada umur 6 tahun, hanya mencapai umur
separoh dari rata-rata masa hidup domba normal. Padahal kloning yang dilakukan pada
hewan spesies lain tidak mengalami masalah.
Dari hasil penyelidikan kromosomal, ternyata ditemui bahwa Dolly mengalami
pemendekan telomere. Telomere adalah suatu pengulangan sekuen DNA yang biasa didapati
diujung akhir sebuah kromosom. Uniknya, setiap kali sel membelah dan kromosom
melakukan replikasi, sebagian kecil dari ujung kromosom ini selalu hilang entah kemana.
Penyebab dan mekanismenya juga belum diketahui sampai sekarang.
Masalah pemendekan telomere ini diketahui menyebabkan munculnya sinyal agar sel
berhenti membelah. Hal inilah yang diduga berhubungan erat dengan percepatan penuaan dan
kematian. Pemendekan telomere ini ternyata disebabkan oleh aktivitas enzim yang dikenal
dengan telomerase.
53
Sejalan dengan perkembangan teknologi kloning, para ilmuwan telah mampu
membuka harapan besar untuk menghidupkan kembali satwa-satwa yang telah punah.
Seorang profesor Biologi asal Jepang, Teruhiko Wakayama, berhasil membuat kloning dari
seekor mencit yang telah beku selama dua dekade. Keberhasilan ini memicu kemungkinan
terobosan yang lebih spektakuler lagi, yakni ‘membangkitkan kembali’ makhluk hidup yang
telah punah! Misalnya burung Dodo (Raphus cucullatus), serigala Tasmania (Thylacinus
cynocephalus), Quagga (Equus quagga), sampai beberapa subspesies dari harimau yang telah
punah (Panthera tigris balica, Panthera tigris sondaicus). Ini bukan isapan jempol belaka!
Berikut ini beberapa jenis kloning yang dikenal, diantaranya yaitu:
a. Kloning DNA rekombinan
Kloning DNA Rekombinan adalah perpindahan sebagaian rantai DNA yang
diinginkan dari suatu organisme pada satu elemen replikasi genetik. Contok kloning
DNA yaitu penyisipan DNA dalam plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.
b. Kloning Reproduktif
Kloning reproduktif adalah teknologi yang digunakan untuk menghasilkan
hewan yang sama.
c. Kloning Terapeutik
Kloning terapeutik adalah kloning yang dilakukan untuk memproduksi suatu
embrio manusia sebagai bahan dalam penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
sel batang yang difungsikan dalam mempelajari perkembangan manusia dan dalam
penyembuhan penyakit.
5. Hibridisasi
Untuk mendapatkan individu baru yang mempunyai sifat berbeda dengan induknya,
maka anda bisa menggunakan metode ini untuk mengawinkan dua individu yang berbeda
sifatnya, sehingga diharapkan anaknya akan memiliki sifat yang berbeda. Sesuai dengan
hubungan kekeluargaan tanaman yang akan disilangkan ada beberapa macam persilangan :
54
4. Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari generasi yang
berbeda.Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten hama,penyakit
dan kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera yang sudah
dibudidayakan.Misal tebu dan glagah ,lobak dank obis.
5. Introgresif: pada tipe persilangan ini salah satu spesies seolah-olah sifatnya
mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid yang terbentuk
seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang mendominir tersebut. uji nyata
untuk mengetahui apakah data atau hasil yang diperoleh sesuai atau menyimpang dari
nisbah yang diharapkan atau tidak. Oleh karena itu untuk mengevaluasi terhadap
benar tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan dengan keadaan secara teori dapat
dilakukan dengan uji-X2. Tanaman Adenium termasuk jenis tanaman berumah satu.
Artinya, dalam satu bunga adenium penyerbukar sendiri sangat jarang terjadi. Sebab,
bunga betina dan bunga jantan masak pada waktu tidak bersamaan. Kondisi seperti
ini justru mempermudah langkah penyilangan.Pemuliaan adalah suatu cara yang
sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi
manusia. Dalam proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik
(plasma nutfah) yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan
penelitian untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting.
Itulah teknologi rerproduksi yang telah dikembangkan oleh para ilmuan, dan dengan
adanya teknologi seperti ini, diharapkan perkembangan tumbuhan dan hewan akan semakin
pesat sehingga hasil dari tanaman ataupun berternak dapat maksimal. Semoga kedepannya
semakin banyak ditemukan teknologi-teknologi baru seputar dunia tumbuhan dan hewan.
Adapun penjelasan mengenai proses hibridisasi dapat dilihat dalam tautan berikut ini.
https://www.youtube.com/watch?v=s1vPR86tseU
https://www.youtube.com/watch?v=F_HxndmVvvc
Pewarisan sifat
Perahkah kamu membandingkan wajahmu dengan wajah orang tua dan saudara-
saudaramu saat kamu bercermin? Apakah wajahmu mirip dengan ayah atau mirip ibumu?
Apakah warna kulitmu sama dengan saudara-sauaramu? Saat kamu membandingkan
wajahmu dengan wajah orang tua dan saudaramu, besar kemungkinan kamu akan melihat
banyak kesamaan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang
55
diwariskan yang menentukan suatu sifat. Bagaimana konsep pewarisan sifat pada makhluk
hidup ini? Simak penjelasan lengkapnya di dalam kegiatan belajar berikut ini.
Apabila kita mengamati alam sekitar, ada banyak persamaan maupun perbedaan pada
makhluk hidup. Persamaan dan perbedaan ini biasa terjadi antara induk dengan keturunannya
atau antara orang tua dan anak-anaknya. Misalnya saja dalam satu keluarga, dapat ditemui
adanya persamaan atau perbedaan sifat yang tampak dan sifat yang tak tampak antara anak
dengan kedua orang tuanya. Sifat yang tampak antara lain raut muka, bentuk tubuh, bentuk
wajah, warna kulit, warna mata, dan jenis rambut. Sedangkan sifat yang tak tampak yaitu
kecerdasan, bakat, suara, dan golongan darah.
Pewarisan sifat atau hereditas merupakan penurunan sifat dari induk (orang tua)
kepada keturunannya (anak). Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat ini disebut
genetika. Sifat-sifat suatu makhluk hidup diwariskan melalui sel kelamin jantan dan sel
kelamin betina. Bagian sel yang bertanggung jawab terhadap penurunan sifat ini terdapat di
bagian inti sel (nukleus). Di dalam inti sel terdapat kromosom. Kromosom merupakan
benang-benang halus yang berfungsi sebagai faktor pembawa sifat keturunan. Di dalam
kromosom terdapat substansi pembawa sifat keturunan yang terdiri atas senyawa kimia yang
disebut gen. Gen berfungsi sebagai penentu sifat-sifat suatu makhluk hidup. Kromosom dan
gen inilah yang mengendalikan pewarisan sifat pada makhluk hidup.
1. Kromosom
Kromosom adalah materi genetik yang berupa benang-benang halus
(kromatin) yang berfungsi sebagai pembawa informasi genetik kepada keturunannya.
Setiap inti sel suatu makhluk hidup memiliki dua jenis kromosom yaitu kromosom
tubuh (autosom) dan kromosom kelamin (gonosom).
Kromosom tubuh berfungsi untuk menentukan sifat-sifat tubuh suatu
organisme. Kromosom tubuh dilambangkan dengan A yang berasal dari kata autosom
yang terdiri dari 22 pasang atau berjumlah 44 buah. Autosom terletak pada sel tubuh
dan berpasangan sehingga disebut kromosom diploid (ditulis dengan 2n). Struktur
kromosom manusia dapat dilihat pada gambar 2.6.
56
Gambar 2.6. Struktur kromosom manusia
Sumber: http://www.generasibiologi.com
Kromosom kelamin (gonosom) berfungsi untuk menentukan jenis kelamin suatu
organisme. Gonosom berjumlah 1 pasang atau 2 buah, gonosom pada laki-laki dilambangkan
dengan XY dan pada perempuan dilambangkan dengan XX. Gonosom terletak pada sel
kelamin dan tidak berpasangan sehingga disebut kromosom haploid (ditulis dengan n).
Kromosom adalah suatu unit struktural seperti benang yang membawa gen dan terdapat
dalam inti sel. Sepasang kromosom adalah "homolog" sesamanya, artinya mengandung lokus
gen-gen yang bersesuaian yang disebut alel. Gen adalah satuan informasi genetik pembawa
sifat yang berupa urutan nukleotida pada DNA.
Lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom. Alel ganda
(multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama. Secara morfologi,
kromosom terdiri atas lengan kromosom, sentromer (tempat melekatnya dua lengan
kromosom) serta kinektokor (bagian sentromer yang menghubungkan kromatid dengan
gelendong mitotik). Berdasarkan posisi sentromernya, kromosom dibedakan atas beberapa
tipe, yaitu :
1. Metasentrik yaitu kromosom dengan sentromer terletak tepat ditengah-tengah
sehingga lengan kromosom sama panjang
2. Submetasentrik yaitu kromosom dengan sentromer hampir ke tengah sehingga
lengan kromosom terbagi tidak sama panjang
3. Telosentrik yaitu kromosom dengan sentromer terletak di ujung lengan kromosom
57
4. Akrosentrik yaitu kromosom dengan sentromer hampir di ujung lengan kromosom
sehingga lengan kromosom berbeda panjangnya secara ekstrim
Di dalam kromosom terdapat jalinan DNA yang kompleks yang dikemas oleh
suatu protein histon sehingga termampatkan sedemikian rupa. Tiap unit DNA
(deoxyribonucleat acid) tersusun atas pasangan basa (purin dan pirimidin) yang
dihubungkan oleh ikatan hidrogen dan rangka utama berupa gula-fosfat. Struktur DNA
ini berupa double helix.
2. Gen
Komposisi dan susunan gen-gen di dalam tubuh makhluk hidup disebut
genotipe. Genotipe setiap makhluk hidup berbeda-beda yang dapat menentukan sifat-
sifat suatu makhluk hidup tersebut. Pada dasarnya, genotipe adalah sifat pada
makhkuk hidup yang tidak terlihat. Genotipe inilah yang nantinya akan memunculkan
sifat fenotipe. Fenotipe adalah sifat pada makhluk hidup yang dapat terlihat. Sifat
fenotipe merupakan perpaduan antara sifat genotipe dan lingkungannya.
Pada umumnya, suatu gen dinyatakan dengan simbol huruf. Huruf kapital
menyatakan gen yang bersifat dominan, misalnya M (merah), sedangkan huruf kecil
menyatakan gen bersifat resesif, misalnya m (putih). Gen selalu berpasangan misalnya
MM, Mm atau mm. Gen yang sama jenisnya seperti MM atau mm disebut homozigot,
sedangkan gen yang berbeda jenisnya seperti Mm disebut heterozigot. Jika gen
dominan bersama-sama dengan gen resesif, sifat yang akan tampak adalah sifat yang
dibawa oleh gen dominan dan sifat yang dibawa oleh gen resesif tidak akan muncul.
Sebagai contoh, sifat pendek dominan tehadap sifat tinggi. Jika gen untuk pendek
muncul bersama-sama dengan gen untuk tinggi, sifat pendeklah yang akan muncul
pada keturunanya.
58
bergabung secara bebas saat fertilisasi dan pada awalnya terpisah secara bebas pula saat
gametogenesis (pembentukan selsel gamet: spermatogenesis dan oogenesis).
Hukum Mendel I : Pada pembentukan gamet (gametogenesis), unit faktor yang merupakan
pasangan akan disegregasikan secara bebas ke dalam dua sel anak. Jika satu individu
mengandung sepasang unit faktor (misal : keduanya untuk tinggi), maka semua gamet
menerima satu unit faktor tinggi. Jika satu individu mengandung sepasang unit faktor yang
tidak sama (misal : 1 untuk tinggi; 1 untuk pendek), maka masing-masing gamet mempunyai
probabilitas 50% untuk mendapat unit faktor untuk tinggi dan 50% untuk pendek.
Hukum Mendel II : Jika dua individu berbeda dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau
lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak tergantung dari pasangan sifat yang
lain (Prinsip segregasi bebas).
59
2. Tipe-tipe Persilangan
Berdasarkan sifat atau karakter inidividu yang mengalami persilangan, maka terdapat
berbagai tipe persilangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda
Dapat dianalisa dengan mengawinkan dua strain parental yang masing-masing
memperlihatkan satu sifat yang berbeda. Dalam kondisi dominan-resesif penuh,
hasil persilangan pada generasi pertama (F1) akan memperlihatkan karakter
dominan seluruhnya, dan pada generasi kedua (F2) baru akan muncul karakter
dominan dan resesif secara bersamaan. Rasio fenotip pada F1 100% dominan,
sedangkan pada F2 adalah 3 :1 (dominan : resesif). Dalam kondisi kodominan
(intermediet), fenotip F1 memperlihatkan karakter yang berbeda dengan tetua,
sedangkan pada F2 akan muncul 3 macam fenotip. Rasio fenotip F1 100% fenotip
intermediet, sedangkan pada F2, rasio fenotip adalah 1 : 2 : 1 (dominan :
intermediet : resesif).
b. Persilangan dihibrid (persilangan dengan dua sifat beda)
Secara umum, perkawinan atau persilangan alamiah melibatkan seluruh
karakter yang dimiliki oleh kedua tetua. Oleh sebab itu, persilangan dua individu
dengan lebih dari satu sifat beda lebih mungkin terjadi daripada persilangan
dengan satu sifat beda. Dalam kondisi dominan-resesif penuh, rasio fenotip pada
F1 adalah 100% mencirikan karakter dominan, sedangkan pada F2, rasionya
menjadi 9 : 3 : 3 : 1
3. Pola-Pola Hereditas
Orang yang mula-mula mendalami hal pola-pola hereditas adalah W.S. Sutton
dari Amerika Serikat. Menurut Sutton bila ada gen-gen yang mengendalikan dua sifat
beda bertempat pada kromosom yang sama, gen-gen itu tak dapat memisalkan diri
secara bebas lebih-lebih bila gen-gen itu berdekatan lokusnya, maka akan
berkecenderungan untuk selalu memisah bersama-sama. Peristiwa ini disebut linkage
(pautan). Ada kalanya kromosom yang memisah tidak membawa seluruh gen yang
dimiliki tetapi hanya sebagian saja yang terbawa sedangkan sisanya dipenuhi oleh
kromosom pasangannya. Peristiwa ini disebut crossing-over (pindah silang). Kejadian
ini diteliti oleh morgan.
4. Determinasi Seks dan Pautan Seks (Sex Linkage)
Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang
ditentukan oleh kromosom seks (gonosom). Untuk lalat buah dikenal 1 pasang
60
kromosom seks yaitu kromosom X dan kromosom Y. Individu jantan terjadi jika
terdapat komposisi kromosom seks XY sedang betina jika komposisinya XX. Hal ini
sebaliknya terjadi pada aves yaitu jantan adalah XX sedangkan betinanya XY. Pautan
sex adalah suatu sifat yang diturunkan yang tergabung dalam gonosom. Sebagai
contoh: lalat buah betina mata merah (dominan) dikawinkan dengan lalat buah jantan
mata putih (resesif) menghasilkan F1 semua bermata merah. Tetapi pada F2 semua
yang bermata putih adalah jantan. Hal ini menunjukan bahwa sifat "bermata putih"
merupakan sifat yang terpaut pada kromosom Y.
5. Hereditas pada Manusia
Determinasi seks pada manusia juga ditentukan oleh kromosom X dan Y.
Karena jumlah kromosom manusia adalah khas yeitu 46 buah (23 pasang) yang terdiri
dari 22 pasang autosom dan sepasang gonosom, maka formula kromosom manusia
adalah : Untuk laki-laki adalah 46, XY ( 44 + XY). Untuk wanita adalah 46, XX
(44+XX).
Penyakit genetik yang disebabkan autosom pada manusia biasanya "bersifat
resesif" artinya dalam keadaan homozigot resesif baru menampakkan penyakit
misalnya Albinisma (albino), Polidaktili (jari lebih dari jumlah normal). Ada pula
penyakit yang disebabkan karena mutasi autosom, misalnya Sindrom Down, Sindrom
Patau, Sindrom Edwards dan Sindroma "Cri-du-chat". Sedangkan penyakit genetik
yang disebabkan kelainan pada gonosom yang disebabkan peristiwa non-disjunction)
misalnya Sindroma turner (45, XO), Sindroma klinefelter (47, XXY; 48, XXXY),
Sindrom superfemale/tripple-X atau trisomi X (47, XXX), dan Supermale (47, XYY).
Selain itu, terdapat pula kelainan yang terpaut seks pada kromosom X (resesif)
misalnya buta warna (hijau dan merah) dan hemofilia dan terpaut kromosom Y
(resesif hanya pada laki-laki) misalnya "hairypina"(hipertrikosis).
6. Aplikasi Hereditas dan Persilangan
Adanya pengetahuan yang luas dalam bidang genetika khusunya hereditas dan
persilangan, membuka peluang yang besar untuk berbagai tujuan yang berguna baik
dalam bidang pertanian, kesehatan, forensik (hukum) dan hubungan sosiologis.
Beberapa contoh aplikasinya adalah sebagai berikut :
a. Dalam bidang pertanian : penyilangan berbagai varietas tanaman untuk
memperoleh varietas baru yang memiliki karakter unggul dan produktif sesuai
yang diharapkan
61
b. Dalam bidang kesehatan : pelacakan berbagai penyakit menurun dari orang tua
kepada anak, misalnya hemofilia
c. Dalam bidang forensik (hukum) : penentuan identitas korban dari karakter
golongan darah, pola DNA yang dibandingkan dengan orang tua atau keluarga
terdekat
d. Dalam bidang hubungan sosiologis : penentuan tingkat kekerabatan antar
individu berdasarkan kesamaan dan perbedaan karakter
7. Pewarisan Sifat dan Variasi Genetis
Secara garis besar, ada tiga mekanisme yang menyebabkan terjadinya variasi
genetik pada suatu populasi. Ketiga mekanisme inindapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pindah silang
Telah dijelaskan di depan bahwa sel kelamin membelah secara meiosis. Pada
profase I, kromosom homolog muncul pertama kali se bagai pasangan. Kromosom-
kromosom homolog ini saling bersilangan pada kiasmata. Pada kiasmata inilah terjadi
pindah silang (crossing over) materi genetik dari kromosom satu ke kromosom
lainnya. Pindah silang ini terjadi ketika dua kromatid dari kromosom yang berbeda
bertukar tempat. Kromatid yang sudah tidak identik lagi dengan kromatid saudaranya
karena terjadi pindah silang disebut dyad. Pada manusia, dua atau tiga kasus kejadian
pindah silang dapat terjadi untuk setiap pasangan kromosom.
b. Pemilahan kromosom secara bebas
Anda telah mengetahui bahwa pembelahan sel selalu diikuti pembagian
kromosom pada sel anakan yang dihasilkan. Begitu pula dengan pembelahan meiosis.
Pada metafase I, pasangan kromosom homolog terletak pada bidang metafase.
Orientasi pasangan homolog yang menghadap kutub-kutub sel bersifat acak. Setiap
pasangan mempunyai dua kemungkinan dalam penyusunan ini. Kita ambil contoh
organis-me yang mempunyai empat kromosom diploid (2n = 4). Organisme ini
mempunyai 2 kromosom dalam sel gametnya. Dua kromosom ini dapat menghasilkan
empat kemungkinan sel anakan dengan kombinasi kromosom berbeda satu sama lain
Bagaimanakah dengan manusia? Manusia mempunyai 46 kromosom diploid. Ini
berarti pada sperma atau sel telur terdapat 23 kromosom haploid. Dari 23 kromosom
ini mempunyai sekitar 8 juta kemungkinan penyusunan homolog pada metafase.
Kandungan kromosom pada sel sperma atau sel telur ini akan diwariskan pada anak
keturunannya. Jadi, setiap manusia sebenarnya merupakan 1 dari 8 juta kemungkinan
pemilahan kromosom yang diwariskan oleh bapak atau ibu kandungnya.
62
c. Fertilisasi random
Di dalam sebuah keluarga, seorang anak mempunyai sifat yang berbeda
dengan saudara-saudaranya. Seorang anak tidak ada yang memiliki sifat yang sama
persis dengan ibu atau bapaknya. Akan tetapi, sifatnya kemungkinan besar merupakan
perpaduan sifat kedua orang tuanya. Ini jelas sangat masuk akal, sebab seorang anak
dihasilkan dari pembuahan 1 sel telur ibu oleh 1 sel sperma bapak. Sel telur yang
dibuahi sperma akan menjadi zigot sebagai cikal bakal manusia. Jadi, genetik seorang
anak sangat dipengaruhi kromosom yang terkandung dalam sel telur atau sperma
tersebut. Anda mengetahui bahwa setiap sel kelamin (sperma dan sel telur) yang
menentukan kromosom anak merupakan 1 dari 8 juta kemungkinan. Hal ini berarti,
seorang manusia merupakan salah satu dari 64 trilyun (8 juta × 8 juta) kombinasi
kromosom diploid.
63
berpenampilan ekonomi bagus dan berasal dari induk/tetua yang berpenampilan
ekonomi bagus juga, lebih unggul di bandingkan individu yang berpenampilan bagus pula,
tapi berasal dari induk/tetua berpenampilan ekonomi yang jelek. Tapi harus di perhatikan
juga, induk/tetua berkarakter ekonomi bagus, tidak akan selalu, keturunannya pasti karakter
ekonominya bagus seperti induknya : keturunanya itu dapat berkarakter lebih bagus atau bisa
pula lebih jelek.
Hal tersebut di atas harus benar-benar di perhatikan oleh peternak pembibit/breeder.
Dalam melakukan seleksi berdasar penampilan dari induk/tetua yang dimilikinya. Agar hal
itu dapat terlaksana seefisien mungkin, maka Breeder harus punya catatan yang lengkap,
teratus dan kontinyu dari induk/tetua yang di hasilkannya. Seleksi pedigree memerlukan
waktu yang lama, peralatan yang komplit dan urutan prosedur pemuliabiakan yang
terprogram teratur dan terarah. Ini memerlukan investasi modal yang mahal, makanya jangan
terlalu banyak protes bila anakan yang di hasilkan Breeder yang bertanggungjawab dijual
dengan harga yang agak mahal.
Kelebihan dari seleksi pedigree
1. hanya keturunan-keturunan unggul yang dilanjutkan pada generasi selanjutnya,
anakan yang tidak baik dibuang
2. Seleksi dilakukan tiap generasi, sehingga jumlah anakan tidak terlalu banyak
3. Menghemat lahan, karena jumlah anakan tiap generasi semakin sedikit
4. Silsilah dari suatu galur dapat diketahui
Kekurangan dari seleksi pedigree
1. Tiap generasi persilangan harus dilakukan pencatatan (sifat morfologi, ketahanan
hama dan penyakit, umur panen), sehingga perlu banyak catatan dan pekerjaan
2. Kemungkinan ada galur terbuang pada generasi segregasi akibat seleksi
Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul kegiatan belajar 2 tentang genetika dan hereditas.
Hal yang penting dalam kegiatan belajar 2 ini adalah sebagai berikut.
64
3. Pewarisan sifat atau hereditas merupakan penurunan sifat dari induk (orang tua)
kepada keturunannya (anak). Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat ini
disebut genetika.
4. Mekanisme pewarisan sifat dari tetua kepada anak atau keturunannya tidak terlepas
dari proses reproduksi seksual. Dalam reproduksi seksual, unit penting yang saling
bersatu adalah sperma (sel dengan segala perangkat genetiknya dari individu jantan)
dan ovum (dari individu betina). Kedua unit sel reproduktif tersebut akan melebur
(fertilisasi) dan membentuk cikal bakal individu baru berupa zigot.
5. Seleksi pedigree atau yang sering disebut dengan seleksi silsilah termasuk dalam
seleksi untuk hasil hibridisasi. Seleksi ini merupakan seleksi dari tanaman dengan
kombinasi karakter yang dikehendaki pada generasi F2, turunannya selanjutnya
diseleksi lagi pada generasi-generasi berikutnya sampai mencapai kemurnian genetik.
Tugas
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang materi yang telah dipelajari pada Kegiatan
Belajar 2 maka kerjakanlah tugas berikut!
Seorang siswa bertanya mengapa saudara kandung yang dilahirkan dari pasangan Ayah dan
Ibu yang sama memiliki kemiripan satu sama lain namun tidak pernah ada yang serupa.
Berkaitan dengan hal ini pendekatan jawaban apa yang akan Anda berikan. Gunakan konsep-
konsep pewarisan sifat, variasi genetis dan determinasi seks pada manusia.
Rubrik penilaian
Supaya tugas yang Anda kerjakan menjadi terarah dan Anda dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan baik, maka gunakanlah rubrik penilaian berikut untuk mengukur
keberhasilan Anda dalam memahami materi.
Tugas No. Aspek penialaian Bobot
1. Mengaplikasikan konsep-konsep penting Mendel. 20%
Menganalisis menggunakan konsep fertilisasi acak. 20%
Menetukan determinasi seks keturunan 20%
Menerapkan konsep persilangan 20%
Memberikan solusi dengan menggunakan konsep variasi 20%
genetis
Total 100%
65
Tes Formatif 2
1. Bentuk kromosom yang dilengkapi dengan dua lengan simetris disebut ….
A. Metasentrik
B. Submetasentrik
C. Akrosentik
D. Telosentrik
E. Monosentrik
2. Jumlah kromosom tubuh (autosom) yang terdapat dalam sel telur manusia adalah
….
A. 22 pasang
B. 22 buah
C. 23 buah
D. 46 buah
E. 23 pasang
A. Karbohidrat
B. Lemak
C. Protein
D. Asam nukleat
E. Hormon
1. Perbanyakan planlet
2. Pembentukkan kalus sel
3. Aklimatisasi tanaman baru
4. Penumbuhan jaringan di medium
66
Urutan tahapan yang benar adalah …..
A. 1-2-3-4
B. 2-3-1-4
C. 3-2-1-4
D. 3-1-2-4
E. 4-2-1-3
d. majunya bioteknologi
6. Berikut ini yang bukan merupakan kelebihan dari seleksi pedigree adalah….
a. Hanya keturunan-keturunan unggul yang dilanjutkan pada generasi
selanjutnya, tanaman yang tidak baik dibuang
b. Tidak ada tanaman yang terbuang karena semua kan disilangkan dengan
tanaman lainnya
c. Seleksi dilakukan tiap generasi, sehingga jumlah tanaman tidak terlalu banyak
d. Menghemat lahan, karena jumlah tanaman tiap generasi semakin sedikit
e. Silsilah dari suatu galur dapat diketahui secara jelas dan terdaftar.
7. Hemofilia adalah kelainan genetik yangdisebabkan oleh gen resesif yang terpaut
kromosom X. seorang anak laki-lakihemophilia dapat lahir dari perkawinan
67
3. Ayah normal, ibu normal karir
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 1
E. 1, 2, 3, dan 4
8. Perkawinan antar sepupu (satu silsilah dekat) tidak baik secara genetik karena ….
a. Alel
b. Lokus
c. Aster
d. Sentromer
e. Kapasitator
10. MM dan mm adalah simbol atau kode dalam pewarisan sifat mahluk hidup yang
disebut dengan….
a. Fenotipe
b. Persilangan
68
c. Mutasi
d. Genotype
e. Morfologi
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
Daftar Pustaka
Reece, J. B., & Campbell, N. A. (2011). Campbell biology. Boston: Benjamin Cummings /
Pearson.
Sumber Bacaan Online
http://www.pintarbiologi.com/2016/08/genetika-pengertian-kromosom-hereditas.html
http://www.generasibiologi.com/2012/09/substansi-genetika.html
http://masterbiologi.com/kultur-jaringan-pada-tumbuhan/
http://www.generasibiologi.com/2016/10/pengertian-struktur-dan-fungsi-kromosom-pada-
manusia.html
69
http://tandetoto.blogspot.co.id/2013/12/inseminasi-buatan.html
https://mediskus.com/wanita/bayi-tabung-proses-efek-samping-biaya
https://www.edutafsi.com/2016/09/prosedur-kloning-gen-dan-kloning-individu.html
http://biologimediacentre.com/bioteknologi-2-teknologi-kloning-untuk-menciptakan-
makhluk-hidup-tanpa-perkawinan/
70
Kegiatan Belajar 3: Sistem Pencernaan
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menentukan upaya menjaga kesehatan dari gangguan pada sistem pencernaan
Pokok-Pokok Materi
1. Sistem Pencernaan
2. Zona Tahapan Pencernaan dan Organ-Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Pencernaan
3. Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia
4. Upaya Pencegahan Gangguan Pada Sistem Pencernaan
Sistem Pencernaan
Sistem organ pada makhluk hidup terdiri atas beberapa organ yang melakukan fungsi
tertentu, begitu pula pada sistem pencernaan makanan yang berfungsi untuk memproses zat
makanan dari molekul kompleks menjadi molekul lebih sederhana, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah. Di dalam sel, molekul tersebut dapat dibentuk kembali untuk keperluan
penyusunan struktur sel serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.
Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu. Secara lebih lengkap organ-organ dan kelenjar
aksesorisnya dapat dilihat pada gambar 3.1 dan dapat dilihat pada tautan berikut ini
https://www.youtube.com/watch?v=g_yPf-f2v5A .
https://www.youtube.com/watch?v=_QYwscALNng
71
Gambar 3.1. Organ-Organ pencernaan dan kelenjar aksesoris
Sumber: Campbel, dkk
Zona Tahapan Pencernaan Dan Organ-Organ Yang Terlibat Dalam Sistem
Pencernaan
1. Zona Ingresif
Zona ingresif adalah bagian awal tempat makanan diambil dan dimasukkan. Di
dalam zona ini sudah dimulai proses pemecahan makanan baik secara mekanik maupun
kimiawi menjadi fragmen-fragmen yang lebih lembut yang memudahkan ditelan, disalurkan
atau dicerna pada zona berikutnya. Zona ini meliputi celah mulut (rima oris), bibir (labia)
rongga mulut (cavum oris), gigi (dentes) dan lidah (lingua).
a. Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan yang dibatasi oleh
dua lipatan berotot dapat digerakkan secara aktif untuk mengunyah makanan.
Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri
dari manis, asam, asin, pahit, dan gurih. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius
di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan yang telah masuk ke dalam mulut akan dipotong-potong oleh gigi
bagian depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham)
menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Proses pemotongan dibantu
oleh lidah agar letak makanan lebih teratur dan mempermudah proses menelan
makanan. Ludah yang dihasilkan dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-
72
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang
memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai
secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Jika tubuh kekurangan cairan,
pengeluaran air ludah akan berkurang sehingga mulut terasa kering dan haus.
Pada rongga mulut bermuara tiga pasang saluran dari kelenjar ludah seperti terlihat
pada gambar 3.3, yaitu:
1) Glandula parotis, di dekat telinga menghasilkan ludah yang berbentuk cair
2) Glandula submandibular atau kelenjar ludah bawah rahang bagian atas
3) Glandula sublingual atau kelenjar ludah di bawah lidah
73
Gambar 3.3 Kelenjar Ludah
Sumber: sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id
2. Zona progresif
Pada zona ini makanan didorong lebih jauh dalam saluran pencernaan dan
mengalami pemecahan lebih lanjut. Organ yang berperan dalam tahapan ini adalah faring,
esophagus dan ventrikulus.
a. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari
bahasa yunani yaitu Pharynx. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel )
yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang
belakang keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan
perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut
dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari; Bagian
superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang
sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan
laring. Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang
menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga, Bagian media disebut
orofaring, bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut
laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
Faring memiliki katup yang dapat mengatur agar makanan yang ditelan tidak
salah menuju saluran pernapasan, katup tersebut bernama epiglotis. Katup ini akan
menutup saluran nafas ketika seseorang menelan makanan sehingga makanan dapat
masuk kerongkongan dengan lancar. Sebaliknya, katup tersebut akan terbuka ketika
seseorang bernapas, sehingga udara dapat melewati tenggorokan dan masuk paru-
paru.
74
b. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui
sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Saluran ini
panjangnya tergantung dari leher seseorang. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik seperti pada gambar 3.4.
Sering juga disebut esophagus (dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan
έφαγον, phagus – “memakan”).
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
1) Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
2) Bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
3) Bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus)
c. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
keledai terdiri dari 3 bagian yaitu Kardia, Fundus, dan Antrum. Makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa
membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang
makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-
enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
75
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap
kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah
kepada terbentuknya tukak lambung.
2) Getah Lambung
a) Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
b) Enzim
Enzim-enzim yang dihasilkan oleh lambung antara lain: pepsin dan
renin. Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang telah diubah oleh asam
lambung. Pada dinding lambung terdapat lendir yang berfungsi melindungi
lambung. Apabila jumlah lendir terlalu sedikit, atau asam lambung terlalu
banyak, bisa terjadi luka pada dinding lambung. Enzim renin berfungsi
untuk mencerna casein/susu. Dinding lambung terdiri atas lapisan-lapisan
otot yang tersusun memanjang, melingkar, dan menyerong. Akibat dari
kontraksi otot tersebut makanan akan teraduk dengan baik sehingga
tercampur merata dengan getah lambung, dan menyebabkan makanan di
dalam lambung berbentuk seperti bubur yang disebut chime.
3) Hormon Gastrin
Hormon yang berfungsi untuk merangsang sekresi getah lambung
3. Zona Degresif
Pada zona ini makanan yang telah mengalami modifikasi kemudian dicampur
dengan bilus, cairan pankreas dan sekresi sejumlah kelenjar lainnya untuk kemudian
diserap dinding-dinding intestinum.
78
Gambar 3.5 Usus Halus
Sumber: www.edubio.info
4. Zona egresif
Pada zona ini organ yang berperan penting adalah usus besar yang berfungsi untuk
absorbsi air dan pembentukan faeces dalam bentuk bolus-bolus, kemudian disimpan
sementara di dalam rektum sebelum kemudian dikeluarkan melalui anus.
a. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar
terdiri dari: Kolon asendens (kanan), Kolon transversum, Kolon desendens
(kiri), dan Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
b. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi
adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon
menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan
beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar,
sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau
seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
c. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi
pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang
parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam
rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen). Dalam anatomi
79
manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau
hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan
caecum.
d. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah
ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara
feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum
akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan
defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak
terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Untuk melihat organ yang terlibat pada zona ini dapat diamati pada gambar 3.6
di bawah ini.
80
5. Kelenjar Aksesoris
a. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan
dasar yaitu: Asini yang menghasilkan enzim-enzim pencernaan dan Pulau
pancreas yang menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan
hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna
protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam
bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif.
Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas
juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi
duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
b. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan
memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis
protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting
dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya
dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke
dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya
masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-
pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Hati melakukan
proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat
gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
c. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah
pir seperti yang terlihat pada gambar 3.7. kantung ini dapat menyimpan sekitar
81
50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia,
panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap –
bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang
dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari
melalui saluran empedu. Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu: membantu
pencernaan dan penyerapan lemak dan berperan dalam pembuangan limbah
tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran
sel darah merah dan kelebihan kolesterol.
82
bebas ternyata akan menimbulkan banyak gangguan atau penyakit pada sistem pencernaan
dimana penyakit tersebut akan mengganggu atau mengancam orang yang menderitanya.
Penyakit atau gangguan yang menyerang ini akan menghambat sistem kerja organ-organ
yang lainnya. Diperlukan kewaspadaan dan pengetahuan untuk menghindari penyakit atau
gangguan yang akan mengancam, seperti memperhatikan kebersihan makanan dan minuman
yang akan kita konsumsi, kebersihan mulut dan gigi, konsumsi makanan bergizi dan masih
banyak yang lainnya. Ada beberapa penyakit yang akan mengancam sistem pencernaan
manusia. Untuk menambah pengetahuan, di bawah ini kami uraikan apa saja penyakit yang
dapat menyerang sistem pencernaan.
1. Diare
Diare merupakan salah satu gangguan sistem pencernaan yang banyak dialami.
Dimana gangguan pencernaan ini akan membuat perut terasa mulas dan feses
penderita menjadi encer. Gangguan ini terjadi karena selaput dinding usus besar si
penderita mengalami iritasi. Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang
menderita diare, dimana salah satunya yaitu karena penderita mengkonsumsi
makanan yang tidak higenis atau mengandung kuman, sehingga dengan begitu
gerakan peristaltik usus menjadi tidak terkendali serta di dalam usus besar tidak
terjadi penyerapan air. Jika fases penderita bercampur dengan nanah atau darah,
maka gejala tersebut menunjukan bahwa si penderita mengalami desentri yang mana
gangguan itu disebabkan karena adanya infeksi bakteri Shigella pada dinding usus
besar orang yang menderitanya.
2. Gastritis
Gastritis merupakan penyakit atau gangguan dimana dinding lambung mengalami
peradangan. Gangguan ini disebabkan karena kadar asam klorida atau Hcl terlalu
tinggi. Selain itu, Gastritis juga dapat disebabkan karena penderita mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung kuman penyebab penyakit.
3. Maag
Maag merupakan penyakit yang sudah tidak aneh lagi untuk kita semua, karena
penyakit yang satu ini biasanya dialami oleh banyak orang. Maag merupakan
penyakit atau gangguan sistem pencernaan yang ditandai dengan adanya rasa perih
pada dinding lambung, selain itu maag juga disertai dengan adanya rasa mual dan
perut menjadi kembung. Gangguan ini terjadi karena tingginya kadar asam lambung.
Penyebab utama gangguan ini yaitu karena pola makan penderita tidak baik atau
83
tidak teratur, stres dan lain sebagainya. Helicobakter pylori, merupakan bakteri
penyebab terjadinya maag pada manusia.
85
Keracunan biasanya disebabkan karena salah mengkonsumsi makanan. Dimana
keracunan biasanya terjadi karena pengaruh bakteri seperti bakteri Salmonela, yang
mana akan menyebabkan penyakit tipus dan paratipus.
13. Cacingan
Penyakit cacingan tentunya sudah tidak asing lagi di tengah-tengah masyarakat
Indonesia, hal ini disebabkan karena hampir 80 % orang Indonesia mengalami
penyakit yang satu ini. Cacingan merupakan penyakit yang menyerang sistem
pencernaan manusia. Penyakit ini biasanya dialami oleh anak-anak, namun bukan
berarti orang dewasa tidak akan mengalaminya.
Itulah beberapa penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan. Semoga setelah
mengetahui berbagai macam penyakit di atas, anda bisa lebih waspada lagi untuk menjaga
kesehatan sistem pencernaan anda sendiri. Banyak orang kadang-kadang merasakan mulas
dan gangguan pencernaan, terutama setelah makan besar atau banyak. Tetapi sebagian orang
mendapatkan masalah pencernaan lebih sering daripada orang kebanyakan. Kebiasaan
makan yang buruk, seperti tidak cukup mengunyah ketika makan, makan di ketika larut
malam dan makan sebelum aktivitas fisik yang berat dapat menyebabkan gangguan pada
sistem pencernaan. Hal tersebut dapat terjadi karena menyebabkan produksi yang tidak
cukup dari enzim pencernaan.
Ketika makan, tubuh akan melepaskan sekitar 22 jenis enzim pencernaan dari
kelenjar saliva, lambung, dan usus kecil. Setiap salah satu dari enzim yang bekerja pada
jenis makanan tertentu, misalnya protease memecah protein, amilase membantu mencerna
karbohidrat, dan lipase memecah lemak dan lipid. Dengan memecah jenis-jenis makanan
tersebut, enzim-enzim pencernaan membantu tubuh mencerna dan menyerap nutrisi yang
dibutuhkan. Untuk pria, penuaan juga dapat berkontribusi untuk gangguan pencernaan.
Seiring dengan bertambahnya usia, tubuh mulai menghasilkan tingkat lebih rendah dari
enzim pencernaan, sehingga tidak cukup untuk mencerna makanan.
86
merah, dan makanan yang tinggi lemak yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Diet tinggi serat merupakan bagian penting dari makanan sehat, selain membantu
pencernaan, juga dapat membantu mencegah diabetes, penyakit jantung koroner, wasir,
kanker kolorektal, dan penyakit lainnya. Hindari makanan yang dapat menyebabkan
kembung atau gas, termasuk brokoli, kacang panggang, kubis, kembang kol, dan minuman
berkarbonasi.
Jika intoleransi laktosa sebaiknya menghindari produk susu atau mengambil enzim
laktase untuk membantu pencernaan. Selain itu, sebaiknya juga minum banyak air, karena
dapat melumasi makanan di saluran pencernaan, membantu melarutkan mineral, vitamin,
dan nutrisi sehingga lebih mudah diserap, dan supaya tinja lebih lunak untuk mencegah
sembelit.
2. Mengunyah makanan dengan cukup
Mengunyah merupakan salah satu bagian yang paling penting dari pencernaan,
namun mungkin justru yang paling terlupakan. Mengunyah tidak hanya membantu memecah
makanan, namun juga merupakan tanda dari kelenjar ludah, lambung dan usus kecil untuk
mulai melepaskan enzim pencernaan.
3. Berolahraga secara teratur dan menghindari stres
Selain membantu mempertahankan gaya hidup sehat, olahraga juga dapat membantu
pencernaan. Sebuah studi ilmiah yang diterbitkan dalam Gastroenterology and Hepatology
journal telah menunjukkan bahwa, aktivitas fisik benar-benar dapat membantu mengurangi
masalah pencernaan. Stres di sisi lain dapat memiliki efek negatif pada pencernaan.
4. Jangan terlalu sering menggunakan antasida
Asam di perut membantu tubuh mencerna makanan, namun dalam beberapa kasus
asam dapat kembali ke kerongkongan, sehingga menyebabkan sensasi terbakar dari
gangguan pencernaan. Ketika hal tersebut terjadi, orang sering mengonsumsi antasida yang
bekerja dengan menetralkan asam lambung. Namun, bila terlalu sering digunakan, antasida
dapat menyebabkan perut kehilangan fungsi dan rentan terhadap infeksi bakteri.
5. Suplemen enzim pencernaan
Enzim pencernaan yang berasal dari sumber tanaman dapat membantu
mempromosikan pencernaan yang baik dan bahkan meningkatkan penyerapan gizi. Dalam
kasus di mana orang yang kurang cukup enzim pencernaan karena pola makan yang buruk
dan kesehatan, mengkonsumsi suplemen enzim dapat mengurangi gejala gangguan
pencernaan dan sakit perut. Bahkan pada pria sehat, dengan enzim ekstra dapat membantu
menjaga kesehatan pencernaan. Sebuah enzim pencernaan yang baik berisi campuran
87
amilase, lipase, selulase (untuk mencerna serat tanaman), dan protease. Enzim-enzim
tersebut merupakan berbagai enzim kunci untuk mencapai pencernaan yang lebih baik dari
banyak makanan
Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul kegiatan belajar 3 tentang sistem pencernaan dan
penyakitnya. Hal yang penting dalam kegiatan belajar 3 ini adalah sebagai berikut.
1. Sistem organ pada makhluk hidup terdiri atas beberapa organ yang melakukan fungsi
tertentu, begitu pula pada sistem pencernaan makanan yang berfungsi untuk
memproses zat makanan dari molekul kompleks menjadi molekul lebih sederhana,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah.
2. Zona ingresif adalah bagian awal tempat makanan diambil dan dimasukkan. Di
dalam zona ini sudah dimulai proses pemecahan makanan baik secara mekanik
maupun kimiawi menjadi fragmen-fragmen yang lebih lembut yang memudahkan
ditelan, disalurkan atau dicerna pada zona berikutnya. Zona ini meliputi celah mulut
(rima oris), bibir (labia) rongga mulut (cavum oris), gigi (dentes) dan lidah (lingua).
3. Zona progresif adalah zona saat makanan didorong lebih jauh dalam saluran
pencernaan dan mengalami pemecahan lebih lanjut. Organ yang berperan dalam
tahapan ini adalah faring, esophagus dan ventrikulus.
4. Zona Degresif adalah zona saat makanan yang telah mengalami modifikasi
kemudian dicampur dengan bilus, cairan pankreas dan sekresi sejumlah kelenjar
lainnya untuk kemudian diserap dinding-dinding intestinum.
5. Zona egresif terdiri dari usus besar dan anus. Pada zona ini organ yang berperan
penting adalah usus besar yang berfungsi untuk absorbsi air dan pembentukan faeces
dalam bentuk bolus-bolus, kemudian disimpan sementara di dalam rektum sebelum
kemudian dikeluarkan melalui anus.
6. Penyakit atau gangguan yang menyerang system pencernaan akan menghambat
sistem kerja organ-organ pencernaan untuk menjalankan fungsinya. Beberapa
penyalit organ pencernaan diantaranya Diare, Gastritis, Maag, Konstipasi, hemaroid
atau wasir dll.
7. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menecegah penyakit sistem
pencernaan. Beberapa cara tersebut diantaranya: Makan banyak serat setiap hari,
Mengunyah makanan dengan cukup, Berolahraga secara teratur dan menghindari
88
stress, Jangan terlalu sering menggunakan antasida dan mengkonsumsi suplemen
enzim pencernaan.
Tugas
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang materi yang telah dipelajari pada Kegiatan
Belajar 1 maka kerjakanlah tugas berikut!
1. Secara anatomi nenek moyang manusia bukanlah mahluk hidup herbivora. Buatlah
sebuah kajian literatur dari berbagai sumber untuk mendukung fakta yang disajikan
tersebut.
Rubrik penilaian
Supaya tugas yang Anda kerjakan menjadi terarah dan Anda dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan baik, maka gunakanlah rubrik penilaian berikut untuk mengukur
keberhasilan Anda dalam memahami materi.
Tugas No. Aspek penialaian Bobot
1. Menganalisis susunan gigi manusia 25%
Membandingkan organ pencernaan herbivora dan karnivora 25%
Menganalisis organisme simbion dalam usus besar manusia 25%
Membandingkan panjang apendiks pada herbivora dan 25%
karnivora
Total 100%
Tes Formatif 3
1. Pada sistem pencernaan makanan manusia, organ-organ bisa bagi menjadi
kelenjar pencernaan dan saluran pencernaan. Di bawah ini, organ yang
termasuk saluran pencernaan sekaligus kelenjar pencernaan yaitu….
a. hati dan usus halus
b. hati dan pankreas
c. lambung dan hati
d. usus halus dan pankreas
e. lambung dan usus halus
89
c. 1, 2, dan 3
d. 2 dan 4
e. 1, 2, 3, dan 4
4. Berikut ini yang termasuk fungsi lambung yang mempunyai fungsi sebagai
motoris yaitu …
a. Sekresi mukus
b. Fungsi reservoir
c. Sintesis dan pengeluaran gastrin
d. Mencernakan protein oleh pepsin dan HCI
e. Sekresi faktor intrinsik
90
e. Penetralan racun di dalam tubuh
10. Pada lapisan mukosa dinding lambung, radang kronis terjadi karena disebabkan
oleh makanan yang kelebihan HCl atau terkena kuman dinamakan….
a. Peritonitis
b. Paratitis
c. Gastritis
d. Xerostomia
e. Disfagia
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
91
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
Daftar Pustaka
Mader, S. S., & Windelspecht, M. (2014). Human biology. New York, NY: McGraw-Hill.
Reece, J. B., & Campbell, N. A. (2011). Campbell biology. Boston: Benjamin Cummings /
Pearson.
https://biolog-indonesia.blogspot.co.id/2013/05/systema-digestorium-sistem-
pencernaan.html
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/SISTEM-
PENCERNAAN-MANUSIA-2012-/konten5.html
https://informazone.com/sistem-pencernaan
https://www.edubio.info/2015/12/proses-pencernaan-makanan-pada-manusia.html
http://www.ilmudasar.com/2016/09/Pengertian-Struktur-Fungsi-Usus-Besar-adalah.html
92
Kegiatan Belajar 4: Bioteknologi Bidang Medis
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Menjelaskan penerapan konsep bioteknologi dalam bidang medis.
Pokok-Pokok Materi
1. Pengantar Bioteknologi
2. Bioteknologi Dunia Medis
Uraian Materi
Pengantar Bioteknologi
Dalam kurun waktu beberapa dekade terakhir ini, bioteknologi telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Di beberapa negara maju, bioteknologi mendapatkan
perhatian serius dan dikembangkan secara intensif dengan harapan dapat memberi solusi
untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi manusia pada saat ini maupun masa
mendatang yang meliputi kebutuhan pangan, obat-obatan, dan kesehatan.
93
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi di masa
ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang
bersifat toksin (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru yang telah
direkayasa untuk mengatasi permasalahan lingkungan.
1. Antibodi Monoklonal
Untuk membuat antibodi ini, memerlukan tikus yang terkena antigen, dan sel-
sel dikumpulkan melalui limpa. Sel-sel yang dibudidayakan dengan sel dari myeloma,
kanker sel plasma, untuk membuat hibridoma yang tanpa henti akan mereplikasi dirinya
sendiri. Ini replikasi dapat diuji untuk menemukan sel-sel yang memproduksi antibodi
atau antibodi yang diinginkan, dan sel-sel dapat dikloning dan digunakan untuk
94
mengembangkan lokasi retail besar antibodi monoklonal. Mekanisme pembuatan
antibodi monoclonal digambarkan dalam gambar 4.1 sebagai berikut.
Antibodi yang dihasilkan murni tanpa campuran zat lain, yang membuat antibodi ini
berupa antiserum unggul, dan antibodi ini akan selalu mereproduksi tanpa batas, berkat sifat
abadi dari sel tumor yang digunakan untuk membuat hibridoma sel tersebut. Setelah
diproduksi, antibodi monoklonal bisa kita gunakan dalam tes skrining. Sebagai contoh adalah
dalam pengujian dokter untuk obat ataupun dalam pnegujian adanya penyakit bisa
mengekspos sampel darah pasien untuk antibodi monoklonal yang akan bereaksi dengan
antigen yang bersangkutan jika ada.
Antibodi monoklonal pun bisa dimodifikasi sehingga mereka dapat digunakan dalam
pemurnian, dengan mengikat antigen tertentu dan juga memungkinkan semua zat lain dalam
sampel yang akan dibersihkan. Untuk pengobatan kanker, antibodi monoklonal mempunyai
potensi besar, karena mereka bisa dicampur dengan agen radioaktif ataupun senyawa lain dan
diperkenalkan dalam tubuh untuk menargetkan sel-sel kanker dan sel-sel kanker saja. Para
peneliti enggan dan tidak mau mengembangkan antibodi khusus dengan sel manusia karena
mereka percaya bahwa hal itu tidak etis untuk mengekspos manusia terhadap antigen.
Beberapa peneliti sudah menyarankan bahwa kemajuan dalam biosains akan membuat
produksi antibodi monoklonal secara in vitro, sehingga memungkinkan peneliti agar dapat
menghindari menggunakan hewan hidup atau orang.
95
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop
saja. Antibodi monoklonal ini dapat dihasilkan dengan teknik hibridoma. Sel hibridoma
merupakan fusi sel dan sel. Epitop adalah adalah area tertentu pada molekul antigenik, yang
mengikat antibodi atau pencerap sel B maupun sel T, umumnya molekul berukuran besar,
seperti protein dan polisakarida dapat menunjukkan sifat antigen. Teknik Hibridoma adalah
penggabungan dua sel dari organisme yang sama maupun berbeda sehingga menghasilkan sel
tunggal berupa sel hibrid (hibridoma) yang memiliki kombinasi dari sifat kedua sel tersebut.
Teknik hibridoma ini sangat penting untuk menghasilkan antibodi dan hormon dalam jumlah
yang besar.
2. Antibiotik
Kata antibiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu “anti” yang berarti menangkal dan
“bios” yang berarti hidup. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun
sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Literatur lain mendefinisikan
antibiotik sebagai substansi yang bahkan di dalam konsentrasi rendah dapat menghambat
pertumbuhan dan reproduksi bakteri dan fungi. Berdasarkan sifatnya (daya hancurnya)
antibiotik dibagi menjadi dua:
1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap
bakteri.
2. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat
pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.
96
Antibiotik adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi
untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat
diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Dipelopori oleh
Alexander Fleming dengan penemuan penisilin dari Penicillium notatum. Dengan penemuan
ini Flemming dinobatkan sebagai bapak Bioteknologi. Penicillium chrysogenum digunakan
untuk memperbaiki penisilin yang sudah ada dengan mutasi secara radiasi ultra violet dan
sinar X.
Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan dengan
pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga
digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti
pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja targetnya
adalah bakteri (Gambar 4.2). Antibiotik berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya.
Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi
kuman untuk hidup. Adapun proses pembuatan antibiotic dapat dilihat dalam tautan berikut
https://www.youtube.com/watch?v=mvit9uP_lro
https://www.youtube.com/watch?v=DT-hhtvAipg
97
melukai tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau non-
bakteri lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai
jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula
yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan
kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut.
Sangat penting untuk menghabiskan antibiotik yang diberikan pada waktu yang telah
ditentukan agar semua bakteri penyebab infeksi dapat diberantas, walaupun kadang gejala
telah hilang sepenuhnya. Mengonsumsi antibiotik sesuai dosis bertujuan untuk mengurangi
risiko timbulnya efek samping dan mencegah terjadinya resistensi antibiotik.
Resistensi antibiotik adalah kemampuan bakteri untuk melawan efek dari antibiotik.
Resistensi ini terjadi karena bakteri beradaptasi terhadap obat, sehingga mengurangi
efektivitas obat, bahan kimia, atau agen lainnya yang dirancang untuk menyembuhkan atau
mencegah infeksi. Bakteri akhirnya dapat bertahan dan terus bertambah banyak, sehingga
membawa kerugian yang luar biasa pada tubuh.
Penggunaan antibiotik berlebihan dapat memicu kekebalan bakteri terhadap
antibiotik. Mengapa? Karena setiap kali seseorang mengonsumsi antibiotik, bakteri sensitif
dapat terbunuh, sedangkan kuman yang tahan antibiotik malah dibiarkan tumbuh dan
berkembang biak. Penggunaan antibiotik yang berulang dan tidak tepat adalah penyebab
utama peningkatan kekebalan bakteri terhadap obat.
Meskipun antibiotik harus digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, namun obat ini
tidak efektif untuk melawan infeksi virus. Penggunaan antibiotik yang cukup sering memicu
penyebaran resistensi antibiotik. Penggunaan antibiotik yang cerdas adalah kunci utama
untuk mengendalikan penyebaran resistensi.
Bakteri dapat kebal terhadap antibiotik melalui beberapa cara. Ada bakteri yang dapat
menetralkan antibiotik dengan membuatnya tidak berbahaya, ada juga yang dapat memompa
antibiotik kembali ke luar sebelum membahayakan bakteri. Beberapa bakteri juga ada yang
dapat mengubah struktur bagian luar, sehingga antibiotik tidak memiliki cara untuk
menyentuh bakteri.
Setelah terkena antibiotik, terkadang salah satu bakteri dapat bertahan hidup karena
menemukan cara untuk melawan antibiotik. Jika salah satu bakteri menjadi resisten terhadap
antibiotik, maka bakteri dapat berkembang biak dan mengganti semua bakteri yang terbunuh.
Maka, dengan adanya paparan antibiotik selektif, bakteri dapat bertahan dan kebal terhadap
obat antibiotik akibat mutasi materi genetik.
98
3. Terapi Gen
Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen
mutan (abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit. Pada
awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi
karena mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik (suatu penyakit keturunan yang
menyebabkan kelenjar tertentu menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa
gejala; yang terpenting adalah yang mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru).
Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gen normal
yang spesifik ke dalam sel yang memiliki gen mutan (Gambar 4.3). Terapi gen kemudian
berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi karena mutasi di banyak gen, seperti
kanker.
Selain memasukkan gen normal ke dalam sel mutan, mekanisme terapi gen lain yang
dapat digunakan adalah melakukan rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal
dengan gen normal, mencegah ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen, dan
melakukan mutasi balik selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali.
Berikut adalah beberapa penyakit yang dapat diterapi menggunakan terapi gen. Proses terapi
gen dapat dilihat dalam tautan berikut
https://www.youtube.com/watch?v=uzupDuzJIeE
99
1. Defisiensi Kekebalan Kombinasi Akut yaitu penyakit akibat defisiensi dari limfosit T
dan limfosit B akibat kekurangan enzim ADA sebagai faktor pematangan dari kedua
limfosit tersebut. Terapi yang digunakan adalah dengan cara terapi gen, yaitu
mengkultur sel T dari penderita dengan sel T orang normal yang mempunya DNA
penghasil enzim ADA.
2. Penyakit Hemofilia adalah manusia yang faktor VIII dalam darahnya jumlahnya
sedikit. Jika orang normal memiliki jumlah faktor VIII dalam darahnya sebanyak 100
unit, maka penderita hemofili ringan hanya memiliki sekitar 30 unit saja (6-30
persen), sedangkan penderita hemofili berat hanya memiliki faktor VIII dalam
darahnya kurang dari 5 unit atau 1 persen saja. Akibatnya penderita tidak memiliki
kemampuan dalam pembekuan darah. Terapi gen merupakan salah satu cara
penyembuhan penyakit hemofili dengan memperbaiki kerusakan genetis, yaitu
melalui penggantian gen yang tidak rusak dan berfungsi normal. Penyembuhan
melalui terapi gen ini tidak dapat secara permanen dan masih harus dilakukan secara
berkala.
3. Penyakit Thallasemia, merupakan suatu penyakit darah bawaan yang menyebabkan
sel darah merah pecah (hemolisis), sel darah merah penderita mengandung sedikit
hemoglobin dan sel darah putihnya meningkat jumlahnya. thallasemia merupakan
penyakit keturunan yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia. 6 sampai
10% dari 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Jika dua orang yang sama-
sama membawa gen ini menikah maka satu dari empat anak mereka akan menderita
thallasemia berat. Kelainan gen ini akan mengakibatkan kekurangan salah satu unsur
pembentuk hemoglobin (Hb), sehingga produksi Hb berkurang. Terdapat tiga jenis
thallasemia yaitu: mayor, intermediate dan karier. Pada thallasemia mayor, Hb sama
sekali tidak diproduksi. Akibatnya penderita akan mengalami anemia berat. Dalam hal
ini jika penderita tidak diobati, maka bentuk tulang wajahnya akan berubah dan warna
kulitnya menjadi hitam. Selama hidupnya penderita akan tergantung pada transfusi
darah. Hal ini dapat berakibat fatal, karena efek samping dari transfusi darah yang
terus menerus akan mengakibatkan kelebihan zat besi. Terapi gen merupakan harapan
baru bagi penderita thallasemia di masa mendatang. Terapi dilakukan dengan
menggantikan sel punca yang rusak pada sumsum tulang penderita dengan sel punca
dari donor yang sehat. Hal ini sudah diuji cobakan pada mencit.
100
4. Vaksin
Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Vaksin adalah
bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit
sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak
menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasilhasil
pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan
sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu,
terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk
melawan selsel degeneratif (kanker). Adapun mekanisme kerja vaksin dapat dilihat dalam
gambar 4.4 dan proses pembuatan vaksin dapat dilihat pada tautan berikut
https://www.youtube.com/watch?v=wOhD7VRC_ls
https://www.youtube.com/watch?v=Y2NiV6kcZsk
101
sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit. Adapun jenis-jenis
vaksin adalah sebagai berikut.
102
6. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen
virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi
eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA
rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan
virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya,
misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam genom dari virus
vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi
yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang
patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen
epitop bagi sel penerima vaksin.
103
mudah ditumbuhkan dan dimurnikan serta mempunyai range host yang lebar pada manusia
dan hewan. Sifat virus vaccinia memungkinkan dilakukan rekayasa genetika dan mampu
mengekspresikan informasi antigen asing dari berbagai patogen. Bila vaksin hidup hasil
rekombinan ini digunakan untuk vaksinasi binatang maka binatang tersebut akan
memperlihatkan respon imunologis terhadap antigen patogenik yang dimaksud. Beberapa
laporan percobaan telah memperlihatkan vaksinasi binatang percobaan dengan virus
rekombinan berhasil melindungi binatang ini terhadap penyakit yang berhubungan. Beberapa
laporan telah mengekspresikan berbagai penyakit, seperti herpes simplex virus glycoprotein,
influenza virus hemagglutinin, hepatitis B virus surface antigen, rabies virus glycoprotein,
plasmodium know-lesi sporozoite antigen dan sebagainya. Rekombinan ini telah
memperlihatkan reaksi kekebalan terhadap patogen-patogen tersebut.
104
penyakit degeneratif. Selain itu, sel punca diduga dapat digunakan untuk pengobatan diabetes
tipe I dengan cara mengganti sel pankreas yang sudah rusak dengan sel pankreas hasil
diferensiasi sel punca. Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi penolakan yang dapat
terjadi seperti pada transplantasi pankreas dari binatang. Sejauh ini percobaan telah berhasil
dilakukan pada mencit.
Tubuh manusia memilik ratusan jenis sel yang berbeda yang penting untuk kesehatan
kita setiap hari. Sel-sel ini bertanggung jawab untuk menjaga tubuh kita bekerja setiap
harinya, seperti membuat jantung kita berdetak, otak kita berpikir, ginjal membersihkan darah
kita, mengganti kulit yang terkelupas, dan seterusnya. Tugas khusus dari sel punca adalah
untuk menciptakan berbagai jenis sel tersebut. Sel punca adalah sumber untuk sel-sel baru.
Pada saat sel punca membelah, mereka dapat memperbanyak diri sendiri atau menjadi jenis
sel yang lain. Contohnya, sel punca di kulit dapat menciptakan lebih banyak sel punca kulit
atau mereka dapat membuat sel kulit terdiferensiasi yang memiliki tugas spesifik seperti
membuat pigmen melanin.
Saat kita terluka atau sakit, sel kita juga terluka atau mati. Saat hal ini terjadi, sel
punca menjadi aktif. Sel punca memiliki tugas untuk memperbaiki jaringan yang terluka atau
menggantikan sel lain pada saat mereka mengalami kematian rutin. Dengan cara ini, sel
punca kita menjaga kita tetap sehat dan mencegah kita dari penuaan dini. Sel punca bertindak
seperti pasukan dokter mikroskopis milik kita sendiri.
Sel punca memiliki berbagai macam jenis. Para ilmuwan menduga bahwa setiap
organ di dalam tubuh kita memiliki sel punca dengan jenis spesifik. Contohnya, darah kita
tercipta dari sel punca darah (dikenal juga sebagai sel punca hematopoietik). Namun, sel
punca juga terdapat pada tahap terawal dari perkembangan manusia dan saat para ilmuwan
menumbuhkan mereka, mereka disebut “sel punca embrionik”. Alasan mengapa para
ilmuwan tertarik dengan sel punca embrionik adalah karena tugas alami dari sel punca
embrionik ialah untuk membangun setiap organ dan jaringan di tubuh kita selama
perkembangan manusia. Yang dimaksud adalah, bahwa sel punca embrionik, tidak seperti sel
punca dewasa, dapat berubah menjadi hampir semua ratusan jenis sel manusia lainnya.
Sebagai contoh, sel punca darah hanya dapat memciptakan darah, namun sel punca embrionik
dapat menciptakan darah, tulang, kulit, otak, dan seterusnya. Selain itu, sel punca embrionik
juga diprogram secara alami untuk membuat jaringan dan organ yang tidak dibuat oleh sel
punca dewasa. Sehingga sel punca embrionik memiliki kapasitas natural yang lebih besar
untuk memperbaiki organ yang sakit. Sel punca embrionik terbuat dari sisa embrio dari
105
pengobatan kesuburan yang masih berumur beberapa hari, dibuat di atas cawan di dalam
laboratorium, dan yang toh akan dibuang juga.
Ilmuwan dan dokter sangat gembira tentang jenis baru sel punca yang dikenal sel
“iPS”. Alasan mengapa kita gembira adalah karena sel iPS memiliki sifat yang hampir sama
dengan sel punca embrionik, namun tidak terbuat dari embrio. Sehingga sel iPS tidak
memiliki permasalahan etik. Selain itu, sel iPS dapat dibuat dari sel yang bukan sel punca
dari tubuh pasien sendiri, yang berarti sel iPS dapat diberikan kembali kepada pasien tanpa
resiko rejeksi imun, dimana merupakan permasalahan yang sangat penting bagi transplantasi
sel punca manapun.
Karena secara alami sel punca memiliki tugas untuk menggantikan sel yang tua atau
sakit, para ilmuwan menggagaskan berbagai ide untuk menggunakan sel punca sebagai terapi
untuk pasien dengan berbagai macam kondisi medis. Gagasan yang dimakud adalah dengan
memberi pasien sel punca atau sel terdiferensiasi yang terbuat dari sel punca, kita dapat
menggunakan kemampuan alami sel untuk menyembuhkan pasien hingga sehat kembali.
Sebagai contoh, apabila pasien memiliki serangan jantung, dengan memberi pasien sebuah
transplantasi sel punca sebagai terapi, tujuan kita adalah untuk membuat sel punca yang
ditransplantasi memperbaiki kerusakan di jantung.
Populasi alami sel punca yang kita miliki hanya mempunyai kapasitas yang terbatas
untuk memperbaiki kerusakan di tubuh kita. Kembali ke contoh mengenai jantung, sel punca
yang dimiliki jantung sendiri tidak mampu untuk melaksanakan tugas memperbaiki
kerusakan dari serangan jantung, tetapi transplantasi dari jutaan sel punca jauh lebih kuat.
Sehingga, dengan memberikan pasien transplantasi sel punca, kita meningkatkan kemampuan
tubuh untuk penyembuhan melebihi kapasitas dari sel punca yang terdapat secara alami yang
jumlahnya terbatas. Masih ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan sebelum strategi
terapi sel punca menjadi umum, termasuk masalah keamanan, karena sel punca dapat
menyebabkan tumor, dan rejeksi imun. Meski begitu, sel punca kemungkinan besar akan
mengubah dunia kedokteran dan mungkin dalam satu atau dua dekade, sebagian besar dari
kita akan kenal seseorang, bahkan mungkin diri kita sendiri, yang memiliki transplantasi sel
punca. Sel punca memberikan janji untuk menyembuhkan penyakit-penyakit utama yang
dihadapi orang-orang, seperti kanker, penyakit jantung, penyakit Parkinson, sklerosis
multipel, stroke, penyakit Huntington, cedera tulang belakang, dan banyak lagi.
Mengingat prinsip bahwa kehidupan harus dihormati sejak dari awal pembuahan sel
telur dan sel sperma. Maka penggunaan sel punca khususnya untuk tujuan pengobatan
(therapeutical cloning), tidak diperbolehkan menggunakan sel punca yang berasal dari
106
embrio (embryonic stem cell), demikian juga tidak boleh menggunakan sel-sel blastosis yang
totipoten karena hingga saat ini belum dapat teramalkan organisme lengkap yang akan
terjadi. Begitu pula dengan sel tahap morulla yang pluripoten karena hingga saat ini, jenis sel
atau jaringan yang berpotensi dibentuknya belum teramalkan juga.
Dengan demikian riset dasar sel punca yang boleh dilakukan adalah dengan
penggunaan sel multipoten atau sel punca dewasa (adult sel puncas) yang telah jelas dapat
membentuk sel-sel khusus. Diharapkan dengan begitu maka masalah etika penelitian yang
semula sangat dirisaukan, kini sudah bukan lagi menjadi persoalan etis.
Saat ini, ada beberapa transplantasi sel punca yang telah teruji oleh ilmuwan yang
aman dan juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi sumsum tulang. Namun, banyak
pengobatan sel punca yang belum teruji diiklankan dan ditawarkan di seluruh dunia. Sering
kali pengobatan tersebut mendapatkan banyak perhatian di media ketika selebriti seperti
bintang olah raga menjalani pengobatan ini. Umumnya, para ilmuwan dan dokter di bidang
sel punca memperingatkan pasien untuk menjauhi pengobatan tersebut karena belum jelas
apakah pengobatan tersebut benar-benar berfungsi dan aman. Para pasien telah meninggal
dari pengobatan tersebut. Dimana sebenarnya sangat masuk akal untuk mempertimbangkan
semua pilihan saat menghadapi penyakit atau kondisi yang tidak dapat disembuhkan, kami
menyarankan anda untuk hanya mempertimbangkan pengobatan tersebut sebagai harapan
terakhir dan setelah berdiskusi dengan dokter pribadi anda. Berikut adalah tautan beberapa
video aplikasi sel punca dalam kehidupan
https://www.youtube.com/watch?v=3Cm1Ju_mOgg
https://www.youtube.com/watch?v=UjYS0vGX1uY
https://www.youtube.com/watch?v=n3erNudhJy0
6. Sintesis Insulin
Kemajuan di bidang bioteknologi yang lain diantaranya adalah sintesis insulin dengan
bantuan bakteri yang biasa terdapat di usus besar, namanya Escherichia coli. Teknologi dasar
proses ini disebut dengan teknologi plasmid. Insulin adalah hormon yang mengubah glukosa
menjadi glikogen, dan berfungsi mengatur kadar gula darah bersama hormon glukagon.
Kekurangan insulin karena cacat genetik pada pankreas, menyebabkan seseorang menderita
diabetes melitus (kencing manis) yang berdampak sangat luas terhadap kesehatan, mulai
kebutaan hingga impotensi.
Secara tradisional, insulin untuk pengobatan pada manusia diisolasi dari pankreas sapi
atau babi. Pada tahun 1981 telah terjadi perbaikan secara berarti cara produksi insulin melalui
rekayasa genetika. Insulin yang diperoleh dengan cara ini mempunyai struktur mirip dengan
107
insulin manusia. Pembuatan insulin secara komersial sangat bermanfaat dalam pengobatan
penyakit diabetes melitus yang disebabkan oleh gangguan produksi insulin.
Insulin manusia tersusun atas dua rantai protein A dan B. Urutan basa nitrogen dalam
molekul DNA yang mengkode masing-masing rantai dibuat dalam tabung reaksi dengan
menggunakan struktur yang diketahui insulin. Tiap molekul DNA dari masing-masing rantai
dicangkokan ke dalam plasmid maka terbentuk DNA rekombinan. Bila DNA rekombinan ini
dimasukan ke dalam sel-sel bakteri maka tiap DNA rekombinan menunjukan ekspresinya dan
bakteri membuat hibrid protein insulin rantai A atau rantai B. Kedua rantai peptida kemudian
disatukan maka akan terbentuklah insulin manusia yang aktif.
Melalui teknologi DNA rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba
yang tidak pathogen (Gambar 4.6). Karena kedua hal tersebut di atas, insulin hasil rekayasa
genetika ini mempunyai efek samping yang relatif sangat rendah dibandingkan dengan
insulin yang diperoleh dari ekstrak pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta
tidak mengandung kontaminan berbahaya.
108
DNA yang diperlukan dapat ditentukan karena komposisi asam amino dari kedua rantai telah
dipetakan. Enam puluh tiga nukleotida yang diperlukan untuk mensintesis rantai A dan
sembilan puluh untuk rantai B, ditambah kodon pada akhir setiap rantai yang menandakan
pengakhiran sintesis protein. Vektor yang digunakan adalah plasmid E.coli yang
mengandung amp-R sehingga sel inang akan resistan terhadap amphisilin serta mengandung
lac-Z yang menghasilkan β-galactosidase sehingga dapat menghidrolisis laktosa.
6. Produksi Insulin
Klon sel yang telah diidentifikasi diproduksi dalam skala besar dengan cara
ditumbuhkan dalam tangki yang mengandung medium cair. Gen insulin diekspresikan
bersama dengan sel bakteri yang mengalami mitosis. Rantai insulin A dan rantai B yang
109
dihasilkan kemudian dicampurkan dan dihubungkan dalam reaksi yang membentuk jembatan
silang disulfida.
Pada saat ini, peneliti mulai menggunakan vektor plasmid dari sel eukariotik yaitu
ragi bersel tunggal karena ragi merupakan sel eukariotik yang memiliki plasmid, dapat
tumbuh dengan cepat, serta hasil akhir proses pembuatan insulin dengan ragi akan
menghasilkan molekul insulin yang lebih lengkap dengan struktur tiga dimensi yang
sempurna sehingga lebih identik dengan insulin manusia. Sebelum ditemukan teknik sintesis
insulin, hormon ini hanya bisa diperoleh dari ekstraksi pankreas babi atau sapi, dan sangat
sedikit insulin bisa diperoleh. Setelah ditemukan teknik sintesis insulin di bidang
bioteknologi inilah, harga insulin bisa ditekan dengan sangat drastis sehingga bisa membantu
para penderita diabetes melitus.
Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul kegiatan belajar 4 tentang bioteknologi bidang
medis. Hal yang penting dalam bioteknologi bidang medis adalah sebagai berikut.
1. Dalam bidang medis, bioteknologi modern memiliki peranan yang sangat besar dan
cakupannya meliputi seluruh spektrum pengobatan manusia, mulai dari tahap
preventif, diagnosis, dan pengobatan. Melalui bioteknologi, berbagai produk obat-
obatan, vaksin, antibodi dan hormon ditemukan, misalnya penicilin dan hormon
insulin, penggunaan sel induk untuk pengobatan regeneratif, serta terapi gen untuk
mengobati penyakit genetik dengan cara menyisipkan atau menggantikan gen
abnomal dengan gen yang normal. Diharapkan pula dengan penggunaan bioteknologi
didapatkan obat untuk penyakit yang hingga kini belum ditemukan terapi yang tepat
seperti AIDS, serta pengobatan yang lebih efisien, murah dan kecil efek sampingnya.
2. Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop
dan dihasilkan dengan teknik hibridoma. Teknik hibridoma ini sangat penting untuk
menghasilkan antibodi dan hormon dalam jumlah yang besar. Antibodi monoklonal
memiliki kegunaan untuk mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin
(HCG) dalam urin wanita hamil, mengikat racun dan menonaktifkannya dan
penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain.
3. Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
110
4. Terapi gen adalah suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen
mutan (abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit.
Pada awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik)
yang terjadi karena mutasi pada satu gen.
5. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak
menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasilhasil
pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan
mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap
serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin.
6. Sel punca atau sel punca adalah jenis sel khusus dengan kemampuan membentuk
ulang dirinya dan dalam saat yang bersamaan membentuk sel yang terspesialisasi. Sel
punca selalu berada dalam keadaan tidak terdiferensiasi sampai ada sinyal tertentu
yang mengarahkannya berdiferensiasi menjadi sel jenis tertentu. Kemampuannya
untuk berproliferasi bersamaan dengan kemampuannya berdiferensiasi menjadi jenis
sel tertentu inilah yang membuatnya unik.
7. Melalui teknologi DNA rekombinan, insulin diproduksi menggunakan sel mikroba
yang tidak patogen. Insulin hasil rekayasa genetika ini mempunyai efek samping yang
relatif sangat rendah dibandingkan dengan insulin yang diperoleh dari ekstrak
pankreas hewan, tidak menimbulkan efek alergi serta tidak mengandung kontaminan
berbahaya.
Tugas
Untuk memperdalam pemahaman Anda tentang materi yang telah dipelajari pada Kegiatan
Belajar 1 maka kerjakanlah tugas berikut!
Mengingat prinsip bahwa kehidupan harus dihormati sejak dari awal pembuahan sel telur dan
sel sperma. Maka penggunaan sel punca khususnya untuk tujuan pengobatan (therapeutical
cloning), tidak diperbolehkan menggunakan sel punca yang berasal dari embrio (embryonic
stem cell), demikian juga tidak boleh menggunakan sel-sel blastosis yang totipoten karena
hingga saat ini belum dapat teramalkan organisme lengkap yang akan terjadi. Begitu pula
dengan sel tahap morulla yang pluripoten karena hingga saat ini, jenis sel atau jaringan yang
berpotensi dibentuknya belum teramalkan juga. Diskusikan dalam kelompok Anda mengenai
hal ini.
Rubrik penilaian
111
Supaya tugas yang Anda kerjakan menjadi terarah dan Anda dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan baik, maka gunakanlah rubrik penilaian berikut untuk mengukur
keberhasilan Anda dalam memahami materi.
Tugas No. Aspek penialaian Bobot
1. Menjelaskan embryonic stem cell 25%
Menjelaskan sel-sel blastosis 25%
Menerapkan bioetik dalam kehidupan 50%
Total 100%
Tes Formatif 4
1. Hibridoma sering digunakan untuk memperoleh antibodi. Sel hibridoma merupakan
peleburan dari ….
a. Fermentasi
c. Transplantasi inti
d. Teknologi plasmid
e. Kultur jaringan
112
D. dihasilkan dari darah hewan yang diimunisasi
4. Produksi antibodi monoclonal yang termasuk dalam hasil pemanfaatan salah satu cabang
bioteknologi, yaitu….
A. kultur jaringan
B. teknologi enzim
D. teknologi hibridoma
E. teknologi reproduksi
5. Pernyataan berikut yang tidak benar terkait sel punca (sel punca) adalah....
A. sulit dimanipulasi
B. belum terspesialisasi
C. mampu berdeferensiasi
C. Membunuhan pathogen
D. Menyalurkan pathogen
113
C. Antibody monoclonal
D. Interferon
E. Terapi gen sel sumsum tulang
A. Alexander Flemming
B. Robert Hooke
C. Robert Cock
D. Louise Pasteur
E. Lazzaro Spalanzani
A. Transplantasi
B. Transgenik
C. Mutasi
D. Implementasi
E. Vaksinasi
10. Suatu lingkaran kecil (DNA) yang dapat digunakan untuk menstabilkan potongan DNA
yang pendek pada proses rekayasa genetika disebut….
A. Kromosom
B. Plasmid
C. DNA stabil
D. DNA rekombinan
E. Hibridoma
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang terdapat di bagian
akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.
114
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Arti tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
Daftar Pustaka
Anwar, A. (2010). Penerapan Bioteknologi Rekayasa Genetika Dibidang Medis Ditinjau Dari
Perspektif Filsafat Pancasila, Ham Dan Hukum Kesehatan Di Indonesia. Jurnal Sasi,
17(4), 39–51.
Mader, S. S., & Windelspecht, M. (2014). Human biology. New York, NY: McGraw-Hill.
Pratiwi, R. H. (2010). Peranan Bioteknologi Dalam Mengatasi Multikrisis. Faktor Exacta,
3(2).
Reece, J. B., & Campbell, N. A. (2011). Campbell biology. Boston: Benjamin Cummings /
Pearson.
Tajuddin, I. T. (2010). Pengantar Bioteknologi.
Bahan Bacaan Online
https://www.sekolahpendidikan.com/2017/10/pengertian-antibodi-monoklonal.html
https://www.alodokter.com/jangan-sisakan-antibiotik-anda
http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/
http://www.softilmu.com/2014/06/bioteknologi-kesehatan.html
http://tugassekolahkesehatan.blogspot.co.id/2014/11/makalah-bioteknologi-pembuatan-
insulin_1.html
115
Tugas Akhir
Suksesnya pengujian transplantasi kepala tikus yang telah dilakukan pada beberapa bulan
lalu, kini akan kembali dilakukan dengan kepala manusia. Transplantasi kepala yang telah
dilakukan masih sekedar tahap uji coba. Kepala manusia yang digunakan sebagai objek
pengamatan adalah kepala mayat yang di Operasi ke badan mayat lainnya. Operasi yang
berjalan dengan menggunakan kurun waktu 18 jam tersebut di pimpin oleh dr. Sergio
Canavero.
Pengujian operasi transplantasi ini awalnya mengalami berbagai kontroversi, hal ini terjadi
akibat adanya usulan operasi akan dilakukan di Negara Amerika Serikat (AS) namun
berbagai alasan yang kuat menjadikan pengujian yang membuat dunia pangling dan geger
sejenak ini berhasil dilakukan di Tiongkok. Alasan memilih Tiongkok oleh dokter Canavero
adalah tak lain karena dokter yang akan menjadi partner operasi adalah dokter asal
Tiongkok. Dokter Tiongkok ini adalah Dr Xiaoping Ren. Xiaoping bukanlah orang baru
dalam dunia transplantasi organ, ia terkenal dengan transplantasi kepala tikus sebanyak 1.000
ekor tikus.
Sumber: https://warstek.com/2017/11/29/transplantasikepala/
Dengan menggunakan pengetahuan yang Anda peroleh pada modul 1 ini disertai dengan
informasi dari berbagai sumber. Diskusikanlah hal ini dalam kelompok anda dan buatlah
pernyataan sikap Anda mengenai hal tersebut.
Rubrik penilaian
Supaya tugas yang Anda kerjakan menjadi terarah dan Anda dapat menyelesaikan tugas
tersebut dengan baik, maka gunakanlah rubrik penilaian berikut untuk mengukur
keberhasilan Anda dalam memahami materi.
Tugas No. Aspek penialaian Bobot
1. Menerapkan kemampuan sel punca 25%
Menerapkan konsep Aseptik dan Steril dalam kegiatan operasi 25%
Menerapkan konsep Bioetika dalam kehidupan 25%
Membuat keputusan mengenai fenomena sains di kehidupan 25%
Total 100%
Tes Akhir
1. Untuk mendapatkan bibit tanaman yang bebas penyakit, kultur jaringan merupakan
metode yang terbaik saat ini karena ….
a. Jumlah keturunannya banyak dan segaram
b. Keturuanan yang dihasilakan bervariasi
116
c. Menghemat waktu dan tempat
d. Perlakuannya serba steril
e. Sifat keturunannya sama dengan induk
2. Pernyataan yang salah tentang antibiotic adalah….
a. Menyebuhkan penyakit infeksi
b. Diperoleh dari jamur dan bekteri
c. Ditemukan pertama oleh Alexander Flemming
d. Dihasilkan dari metabolism primer
e. Menghambat pertumbuhan mikroba
3. Untuk memperoduksi antibody monoclonal digunakan teknik….
a. Cloning
b. DNA rekombinan
c. Fermentasi
d. Kultur Jaringan
e. Hibridoma
4. Pemanfaatan sifat totipotensi pada bidang pertanian adalah….
a. Memperbaiki kualitas genetis dari tumbuhan budidaya
b. Membuktikan tumbuhan dapat dilakukan kultur jaringan
c. Meneliti kemampuan bagian tumbuhan yang mudah dikembangkan
d. Diperoleh bibit unggul yang seragam dalam jumlah besar
e. Meningkatkan kualitas tanaman dari jenis yang ada
5. Teknologi yang digunakan untuk mengatasi suami yang susah untuk mendapatkan
keturunan, tetapi tidak diakibatkan karena kemandulan disebut dengan ….
a. Tissue culture technology
b. Invitro fertilization
c. Monoclonal antibody
d. Hibrydoma technology
e. Insemination technology
6. Seorang ahli yang pertama kali menemukan teknik DNA rekombinan….
a. Stanley Cohen
b. Kohler dan Misten
c. Alexander Fleming
d. Hamilton Smith
e. Louis Pasteur
117
7. Perhatikan proses tahapan pembelahan sel!
Tahapan di bawah ini merupakan tahapan pembelahan pada proses profase I meiosis
dan berlangsung pada beberapa sub fase, yaitu:
1. Pakiten
2. Diakinesis
3. Diploten
4. Leptoten
5. Zigoten
Manakah urutan yang benar dari proses Profase I meiosis . . .
A. 4-1-5-3-2
B. 4-5-3-2-1
C. 4-3-2-1-5
D. 4-2-3-1-5
E. 4-5-1-3-2
8. Peristiwa yang terjadi pada profase dari meiosis I adalah …
A. Membelahnya sentromer menjadi 2
B. Meleburnya dinding inti
C. Terbentuknya benang-benang kromatin
D. Bergantinya kromatid kea rah kutub
E. Berkumpilnya kromosom di bidang equator
9. Pembelahan reduksi itu Miosis mengurangi jumlah kromosom yang dulunya 2 n
(diploid) jadi hanya n (haploid). Tujuan pembelahan meiosis adalah….
A. mengganti sel-sel yang rusak dan usang
B. membentuk sel-sel tubuh organisme
C. pembiakan pada organisme bersel satu
D. menjaga jumlah kromosom selalu tetap tiap generasi
E. pertumbuhan pada daerah titik tumbuh
10. Berikut ini yang tidak termasuk fungsi retikulum endoplasma yaitu ...
a. detoksifikasi
b. sintetis protein
c. sintetis lemak
d. tempat melekatnya ribosom
e. transpor materi di dalam sel
11. Suatu sel dikatakan sebagai sel prokariotik apabila tidak mempunyai ….
118
a. membran plasma
b. membran nukleus dan membran plasma
c. mitokondria
d. retikulum endoplasma dan lisosom
e. sistem endomembran dan membran nucleus
12. Pada sel tumbuhan, organel yang berfungsi sebagai tempat penimbunan zat makanan
yaitu ….
a. sitosol
b. nukleus
c. ribosom
d. sitoplasma
e. leukoplas
13. Pada sel hewan, organel sel khas yang mengandung enzim pencernaan hidrolitik
yaitu ....
a. lisosom
b. Mitokondria
c. ribosom
d. golgi komplek
e. sentrosom
14. Berikut yang tidak termasuk organel sel yaitu ...
a. Nukleus
b. membran plasma
c. ribosom
d. mesosom
e. mitokondria
15. Organel yang berfungsi secara aktif pada pembelahan sel dan hanya ada pada sel
hewan saja yaitu ...
a. Autosom
b. Kromosom
c. sentrosom
d. Ribosom
e. lisosom
16. Tidak semua zat-zat yang ada dalam makanan akan mengalami proses pencernaan.
Zat di bawah ini yang tidak akan mengalami pencernaan yaitu….
119
a. Protein
b. Amilum
c. Lemak
d. Vitamin
e. Karbohidrat
17. Fungsi hati yang berhubungan dengan fungsi pencernaan makanan yaitu…
a. Menghancurkan eritrosit tua
b. Menetralkan racun
c. Menghasilkan sel darah
d. Menghasilkan empedu
e. Menyimpan zat makanan
18. Peradangan pada umbai cacing (apendiks) yang diakibatkan infeksi bakteri
dinamakan….
a. Sembelit atau konstipasi
b. Diare
c. Peritonitis
d. Kolik
e. Apenditis (usus buntu)
19. Berikut ini yang tidak termasuk peranan lidah yaitu ….
a. menghancurkan makanan
b. merasakan makanan
c. membantu menelan makanan
d. membantu mengunyah makanan
e. membantu dalam berbicara
20. Berikut ini yang termasuk fungsi getah empedu yaitu …
a. Selusose bisa mencegah sembelit
b. Mengemulsikan lemak
c. Berperan dalam pembentukan lemak dan protein
d. Bisa menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh
e. Berperan dalam proses metabolisme tubuh.
21. Bagian dari alat pencernaan yang tidak mempunyai fungsi untuk mencernakan
makanan secara kimia yaitu ….
a. Usus halus
b. Usus dua belas jari
120
c. Rongga mulut
d. Lambung
e. Kerongkongan
22. Gangguan pencernaan makanan yang dialami seseorang dengan gejala sukar buang air
besar disebabkan….
a. Infeksi rongga tubuh
b. Makanan kurang serat
c. Kekurangan vitamin C
d. Keracunan makanan
e. Infeksi kuman
23. Reproduksi vegetatif pada tanaman secara bioteknologi sehingga dihasilkan tanaman
dalam jumlah yang banyak dan seragam dilakukan melalui….
A. Rekombinasi gen
B. Hidroponik
C. Cangkok
D. Kultur jaringan
E. Stek batang
24. Pengertian cloning yang paling tepat adalah….
A. Pembentukan organism dengan ciri genetik seragam
B. Pembentukan organism dengan rekayasa genetic
C. Pembentukan organism dengan inseminasi buatan
D. Pembentukan organism dengan transfer embrio
E. Pembentukan organisme dengan invitro fertilization
25. Untuian DNA yang berbentuk lingkaran yang digunakan dalam teknik rekombinasi
gen adalah….
A. Hibridoma
B. Plasmid
C. Totipotensi
D. Eksplan
E. Gen
26. Langkah-langkah pencangkokan gen insulin untuk memproduksi insulin dengan
teknologi plasmid sebagai berikut….
A. Pemotongan plasmid-gen insulin-bakteri
B. Pemotongan gen insulin-plasmid-bakteri
121
C. Pemotongan bakteri-gen insulin-plasmid
D. Gen insulin dipotong-cangkok ke bakteri-plasmid
E. Pemotongan gen bakteri-gen insulin-plasmid
27. Organisme yang mengandung gen dari spesies lain disebut….
A. Transplantasi
B. Transgenik
C. Mutasi
D. Implementasi
E. Vaksinasi
28. Vaksinisasi yaitu ...
A. Merusak tubuh pathogen
B. Proses pemberian vaksin ke tubuh
C. Membunuhan pathogen
D. Menyalurkan pathogen
E. Semua jawaban salah
29. Prinsip dasar dari terapi gen adalah ….
a. memasukkan gen normal ke dalam sel yang memiliki gen mutan.
b. Memasukan gen normal ke organ yang memiliki ganggunan penyakit.
c. Memasukan gen mutan ke sel yang sakit untuk memperbaiki struktur gennya.
d. Memasukan gen normal ke gen mutan kemudian dimasukan ke sel yang sakit.
e. Memasukan gen normal ke jaringan yang memiliki sel yang berpenyakit.
30. Kemampuan sel punca untuk berkembang menjadi seluruh jenis sel tubuh manusia
disebut dengan kemampuan….
a. Unipotent
b. Multipotent
c. Pluripotent
d. Multipotent
e. Tripoten
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Akhir yang terdapat di bagian akhir
modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi dalam modul 1 ini.
122
Arti tingkat penguasaan:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
123