Anda di halaman 1dari 139

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Psikologi Skripsi Sarjana

2018

Hubungan Dukungan Sosial dengan


Adversity Quotient pada Mahasiswa
Asal Papua di Universitas Sumatera Utara

Sitanggang, Cika Irayani


Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10241
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN ADVERSITY QUOTIENT

PADA MAHASISWA ASAL PAPUA DI UNIVERSITAS SUMATERA

UTARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Ujian Skripsi Sarjana Psikologi

Oleh :

CIKA IRAYANI SITANGGANG

141301050

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
i
ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN ADVERSITY QUOTIENT


PADA MAHASISWA ASAL PAPUA DI UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

Cika Irayani Sitanggang dan Sri Supriyantini

Adversity quotient merupakan kemampuan seseorang dalam bertahan dan


berjuang ketika menghadapi dan mengatasi kesulitan. Seseorang yang memiliki
adversity quotient yang tinggi akan lebih mampu bertahan ketika dihadapkan
dengan kesulitan. Mahasiswa di perguruan tinggi diharapkan memiliki adversity
quotient yang tinggi. Demikian pula mahasiswa yang berasal dari Papua. Berbagai
kesulitan yang dialami mahasiswa Papua membuat mereka tidak mampu dalam
bertahan dan memilih kembali ke Papua, sehingga mahasiswa Papua diharapkan
memiliki adversity quotient yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan adversity quotient pada
mahasiswa Papua di Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa aktif Papua yang berjumlah 65 orang. Alat pengumpul data
menggunakan skala dukungan sosial yang terdiri dari 4 dimensi, yaitu dukungan
emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dukungan informasi.
Kemudian skala adversity quotient yang terdiri dari 4 dimensi, yaitu control,
ownership and origin, reach, Endurance. Hasil analisis data penelitan
menunjukkan nilai r .599. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang positif
antara dukungan sosial dengan adversity quotient pada mahasiswa Papua di
Universitas Sumatera Utara.

Kata Kunci : Dukungan Sosial, Adversity Quotient, Mahasiswa Asal Papua.

ii
ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND ADVERSITY


QUOTIENT OF PAPUA STUDENTS IN UNIVERSITY OF NORTH
SUMATERA

Cika Irayani Sitanggang and Sri Supriyantini

Adversity quotient is a person's ability to survive and struggle when facing


and overcoming difficulties. Someone who has a high adversity quotient will be
better able to survive when faced with difficulties. Students in universities are
expected to have high adversity quotient. Similarly, students from Papua. Various
difficulties experienced by Papuan students make them unable to survive and
choose to return to Papua, so that Papuan students are expected to have a high
adversity quotient. The purpose of this study is to know the relation between
social support and adversity quotient on Papua student at University of North
Sumatra. The population in this study is the Papua student that is still actively
engage on college amounting to 65 people. The tool used to gather the
information is social support scale that is formed by 4 dimensions : emotional
support, achievement support, instrumental support, and information support. And
the adversity quotient scale is formed by 4 dimensions : control, ownership and
origin, reach, endurance.. The method of this study is quantitative with the
correlational method and using double correlation analysis. The result of the data
analysis show that r .599. This showed that there is a relation betweet of social
support and adversity quotient on the Papua student at University of North
Sumatera.

Keywords: Social Support, Adversity Quotient, Papua student.

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan banyak nikmat, kesehatan, panjang umur, ilmu dan kelancaran dalam

menyelesaikan penelitian ini, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian

dengan baik yang berjudul “Hubungan Dukungan Sosial dengan Adversity

Quotient pada Mahasiswa Asal Papua di Universitas Sumatera Utara”.

Terimakasih kepada orang tua dan keluarga saya yang selalu memberi semangat

dan mendoakan peneliti agar diberikan kelancaran dan kemudahan dalam proses

penyelesaian penelitian ini.

Penelitian ini telah peneliti selesaikan dengan maksimal berkat bantuan

yang diterima dari berbagai pihak dan kerja sama. Oleh karena itu dengan

ketulusan hati dan kerendahan hati peneliti menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Zulkarnain, Ph.D., Psikolog sebagai Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Supriyantini, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan pengajaran, nasihat serta dukungan dalam menyelesaikan

penelitian ini, semoga ibu selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

3. Ibu Etty Rahmawati, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

banyak memberikan nasihat dan dukungan kepada peneliti, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan penelitian ini, semoga ibu selalu dalam lindungan Tuhan

Yang Maha Esa.

iv
4. Ibu Filia Dina Anggaraeni dan kak Dina Nazriani sebagai dosen penguji yang

telah memberikan saran dan nasihat kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini.

5. Seluruh Ibu dosen Departemen Pendidikan yang telah memberikan nasihat dan

dukungan dalam penelitian ini.

6. Bapak Drs. Effendi Manurung yang telah memberikan bantuan dan waktu

luang kepada penelitian dalam penyelesaian penelitian ini.

7. Yusuf Ullo sebagai Ketua Ikatan Mahasiswa Papua dan segenap mahasiswa

Papua yang telah bersedia untuk bekerjasama memberikan banyak bantuan dan

waktu luang kepada peneliti dalam penyelesaian penelitian ini.

8. Paulus Tambunan, Nila Indayu, Sunlay Girl, kak Agik, kak Berlin, dan teman-

teman angkatan 2014 yang selalu mendukung serta selalu ada dalam suka

maupun duka.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penulisan penelitian ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun

isinya. Oleh sebab itu, peneliti menerima kritikan dan saran yang membangun dari

pembaca. Peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang psikologi pendidikan.

Medan, Agustus 2018

Peneliti,

(Cika Irayani Sitanggang)

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ i

ABSTRAK .................................................................................................................. ii

ABSTRACT ................................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 11

D. Manfaat Penelitian.................................................................................................. 12

1. Manfaat Teoritis ................................................................................................. 12

2. Manfaat Praktis .................................................................................................. 12

E. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 14

A. Adversity Quotient ................................................................................................. 14

1. Pengertian Adversity Quotient........................................................................... 14

2. Tipe-tipe Adversity Quotient ............................................................................. 16

3. Dimensi-dimensi Adversity Quotient ................................................................ 18

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient .................................... 20

B. Dukungan Sosial ..................................................................................................... 25

1. Pengertian Dukungan Sosial ............................................................................. 25

vi
2. Dimensi-dimensi Dukungan Sosial ................................................................... 26

3. Dampak Dukungan Sosial ................................................................................. 29

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial ........................................... 30

D. Mahasiswa Asal Papua ........................................................................................... 31

D. Hubungan Dukungan Sosial dengan Adversity Quotient ....................................... 33

E. Hipotesis ................................................................................................................. 37

BAB III METODE PENELITIAN............................................................................. 38

A. Identifikasi Variabel ............................................................................................... 38

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................................... 38

1. Dukungan Sosial ................................................................................................. 38

2. Adversity Quotient .............................................................................................. 39

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................. 40

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................................... 40

E. Alat Ukur Penelitian ............................................................................................... 41

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ....................................................................... 46

1. Validitas Alat Ukur ............................................................................................. 46

2. Reliabilitas Alat Ukur ......................................................................................... 47

3. Uji Daya Beda Aitem ......................................................................................... 47

G. Metode Analisis Data ............................................................................................. 48

1. Uji Normalitas .................................................................................................... 48

2. Uji Linieritas ....................................................................................................... 48

H. Hasil Uji Coba Alat Ukur ....................................................................................... 48

1. Skala Dukungan Sosial ....................................................................................... 49

2. Skala Adversity Quotient .................................................................................... 51

vii
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 53

1. Persiapan Penelitian ............................................................................................ 53

a. Pembuatan Alat Ukur ..................................................................................... 54

b. Evaluasi Alat Ukur ......................................................................................... 54

c. Revisi Alat Ukur ............................................................................................. 54

2. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................................... 55

3. Pengolahan Data Penelitian ............................................................................... 55

J. Metode Analisis Data .............................................................................................. 55

1. Uji Normalitas .................................................................................................... 56

2. Uji Linieritas ....................................................................................................... 56

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................................. 57

A. Gambaran Subjek Penelitian .................................................................................. 57

1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia ................................................................ 57

2. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 58

3. Gambaran Subjek Berdasarkan Fakultas .......................................................... 58

B. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 59

1. Uji Normalitas ................................................................................................... 59

2. Uji Linieritas ....................................................................................................... 60

C. Hasil Utama Penelitian ........................................................................................... 62

D. Hasil Analisis Tambahan ....................................................................................... 64

1. Nilai Hipotetik dan Empirik ............................................................................... 64

a. Nilai Hipotetik dan Empirik Dukungan Sosial .............................................. 64

b. Nilai Hipotetik dan Empirik Adversity Quotient............................................ 65

2. Kategorisasi Data Penelitian .............................................................................. 66

viii
a. Kategorisasi Dukungan Sosial ....................................................................... 66

b. Kategorisasi Adversity Quotient..................................................................... 66

E. Pembahasan ............................................................................................................ 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 75

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 75

B. Saran ...................................................................................................................... 75

1. Saran Metodologis .............................................................................................. 75

2. Saran Praktis ....................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 78

LAMPIRAN ................................................................................................................ 81

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Deskripsi Subjek Penelitian ..................................................................... 40

Tabel 3.2. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba ....... 42

Tabel 3.3. Blue Print skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba ............................. 43

Tabel 3.4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Adversity Quotient Sebelum Uji Coba ................ 44

Tabel 3.5 Blue Print skala Adversity Quotient Sebelum Uji Coba ........................... 45

Tabel 3.6 Blue Print skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba ................................ 50

Tabel 3.7 Penomoran Ulang Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba ................... 51

Tabel 3.8 Blue Print skala Adversity Quotient Setelah Uji Coba ............................. 52

Tabel 3.9 Penomoran Ulang Skala Adversity Quotient Setelah Uji Coba ................ 53

Tabel 4.1 Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia ..................................... 57

Tabel 4.2 Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 58

Tabel 4.3 Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas ............................... 58

Tabel 4.4 Uji normalitas dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ............... 59

Tabel 4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test .................................................. 60

Tabel 4.6 Uji Linieritas ............................................................................................. 61

Tabel 4.7 Uji Linieritas ............................................................................................. 62

Tabel 4.8 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Dukungan Sosial dengan

Adversity Quotient .................................................................................... 62

Tabel 4.9 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Dimensi Dukungan

Emosional dengan Adversity Quotient .................................................. 63

Tabel 4.10 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Dimensi Dukungan

Penghargaan dengan Adversity Quotient ................................................. 63

x
Tabel 4.11 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Dimensi Dukungan

Instrumental dengan Adversity Quotient............................................. 64

Tabel 4.12 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Dimensi Dukungan

Informasi dengan Adversity Quotient.............................................................. 64

Tabel 4.13 Nilai Hipotetik dan Nilai Empirik Dukungan Sosial ............................. 65

Tabel 4.14 Nilai Hipotetik dan Nilai Empirik Adversity Quotient............................ 65

Tabel 4.15 Norma Kategorisasi................................................................................. 66

Tabel 4.16 Norma Kategorisasi Dukungan Sosial .................................................... 66

Tabel 4.17 Norma Kategorisasi................................................................................. 66

Tabel 4.18 Norma Kategorisasi Adversity Quotient ................................................. 67

Tabel 4.19 Gambaran Dukungan Sosial dan Adversity Quotient .............................. 67

xi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Reliabilitas Dan Uji Daya Beda Skala Dukungan Sosial dan

Adversity Quotient ..................................................................................................... 82

LAMPIRAN B Data Mentah Try Out Skala Dukungan Sosial dan Adversity

Quotient ..................................................................................................................... 89

LAMPIRAN C Data Mentah Hasil Penelitian Skala Dukungan Sosial dan

Adversity Quotient ..................................................................................................... 97

LAMPIRAN D Alat Ukur Penelitian Skala Dukungan Sosial dan Adversity

Quotient ..................................................................................................................... 102

LAMPIRAN E Uji Asumsi ....................................................................................... 109

LAMPIRAN F Analisis Data Penelitian ................................................................... 114

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memegang peranan penting bagi setiap masyarakat dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi yang dimiliki serta

membuat pribadi lebih kreatif dan mandiri. Pendidikan memiliki manfaat yang

besar, sehingga setiap individu berhak mendapatkan pendidikan, seperti yang

tercantum dalam Undang-Undang Dasar No 20 tahun 2003 pasal 31 ayat 1 yang

menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Negara

juga memiliki kewajiban untuk membiayai dan memberikan kesempatan yang

luas bagi setiap individu dalam pendidikan, baik individu yang tinggal di daerah

perkotaan maupun daerah-daerah terpencil.

Papua merupakan salah satu daerah yang masih tertinggal khususnya di

dunia pendidikan. Hal ini dikarenakan adanya anggapan yang menyatakan bahwa

daerah Papua masih menjadi provinsi tertinggal dengan tingkat kemiskinan tinggi

serta Indeks Pembangunan Manusia (IPM) paling rendah. Dalam hal ini

pemerintah memiliki perhatian yang besar terhadap pembangunan di provinsi

Papua, terutama pada bagian pendidikan. Melalui unit utamanya, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan memiliki berbagai program prioritas untuk mencapai

kemajuan dan percepatan pembangunan pendidikan di provinsi tersebut

(Ristekdikti, 2014).

Salah satu program yang ditetapkan adalah program Afirmasi Pendidikan Tinggi

bagi Putra-Putri Asli Papua dan Papua Barat (ADIK). Program ini berupaya

memberikan kesempatan dalam bentuk beasiswa bagi putra-putri Papua untuk

1
2

melanjutkan pendidikannya di jenjang perkuliahan. Program ADIK dimulai sejak

tahun 2012 yang kini berada di 39 perguruan tinggi negeri di Indonesia

(Ristekdikti, 2014).

Universitas Sumatera Utara adalah salah satu perguruan tinggi negeri di

Sumatera Utara yang menerima mahasiswa dari Papua melalui program ADIK.

Hal ini sejalan dengan data yang diperoleh dari Bagian Kemahasiswaan Biro

Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) bahwa memang benar USU menerima

mahasiswa Papua melalui Program Afirmasi dengan jumlah 105 mahasiswa aktif

kuliah yang mengikuti Program Afirmasi Papua dan program 3T (Terdepan,

Tertular, Tertinggal).

Dari jumlah di atas, 65 mahasiswa diantaranya ialah mahasiswa aktif

melalui program ADIK yang tersebar diberbagai fakultas. Fakultas Pertanian 2

orang, Fakultas Teknik 7 orang, Fakultas Kesehatan Masyarakat 18 orang,

Fakultas Kedokteran 3 orang, Fakultas Keperawatan 11 orang, Fakultas

Kedokteran Gigi 4 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 5 orang, Fakultas

Ilmu Pengetahuan Budaya 4 orang, Fakultas Ekonomi 11 orang (Kemahasiswaan

Biro Rektor USU, 2017).

Berdasarkan data yang diterima dari bagian Kemahasiswaan Biro Rektor

USU, mahasiswa Papua dengan program ADIK di USU mulai tahun 2012 hingga

2017 seharusnya berjumlah 105 orang, namun program ini tidak sepenuhnya

berjalan dengan baik. Tahun 2012 jumlah mahasiswa Papua yang diterima adalah

19 orang dan kembali ke Papua 9 orang, tahun 2013 jumlah mahasiswa Papua

yang diterima 11 orang dan kembali ke Papua 2 orang, tahun 2014 jumlah

mahasiswa Papua yang diterima 17 orang dan kembali ke Papua 3 orang, tahun
3

2015 jumlah mahasiswa Papua yang diterima 23 orang dan kembali ke Papua 5

orang, tahun 2016 jumlah mahasiswa Papua yang diterima 16 orang dan kembali

ke Papua 5 orang, tahun 2017 jumlah mahasiswa Papua yang diterima 19 orang

dan kembali ke Papua 6 orang (Kemahasiswaan Biro Rektor USU, 2018).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya

terdapat sejumlah mahasiswa Papua yang kembali tanpa menyelesaikan

pendidikanya terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan adanya berbagai kesulitan

yang dialami mahasiswa Papua yang membuat mereka tidak mampu dalam

mengatasi kesulitan sehingga memilih kembali ke Papua (Kemahasiswaan Biro

Rektor USU, 2017).

Mahasiswa asal Papua yang kuliah di USU adalah individu yang

memasuki lingkungan baru dengan budaya yang berbeda. Mereka adalah

putra/putri terbaik Papua yang merantau dengan meninggalkan kampung halaman

untuk melanjutkan pendidikannya diluar daerah mereka. Mochtar (2013)

menyatakan bahwa seseorang yang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya

ke jenjang perguruan tinggi dari luar asal daerahnya dengan jangka waktu tertentu

dan didasari oleh keinginan diri sendiri disebut dengan perantau.

Ketika seseorang merantau, maka mereka harus mampu beradaptasi

dengan lingkungannya. Haviland (1993) menyatakan bahwa adaptasi dengan

lingkungan tidak terlepas dari ekologi kebudayaan, yaitu studi tentang hubungan

antara kebudayaan tertentu dengan lingkungannya. Berdasarkan penjelasan di atas

maka seseorang yang merantau akan menghadapi banyak hal yang berbeda seperti

bagaimana cara berpakaian, bertingkah laku, logat berbicara, cuaca, makanan,

bahasa dan nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan baru. Berbagai tuntutan
4

daerah yang baru, sebagai mahasiswa perantau harus mampu menyesuaikan diri,

baik di lingkungan akademik maupun di lingkungan sehari-harinya. Namun pada

kenyatannya tidak semua mahasiswa mampu menyesuaikan diri serta beradaptasi

dengan lingkungan barunya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ariani (2015) menyatakan

bahwa hambatan mahasiswa peratauan dipengaruhi oleh perbedaan lingkungan

sosial budaya yang dialami di lingkungan. Pada penelitiannya menunjukkan

hambatan yang dialami mahasiswa peranatau, yaitu kurangnya pengetahuan dan

bekal mahasiswa, perbedaan makanan, perbedaan gaya berpenampilan, homesick,

stereotip dan diskriminasi, serta perbedaan bahasa.

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara yang diperoleh dari salah seorang

mahasiswa asal Papua berinisialkan BB sebagai berikut :

“Kalo untuk kesulitan di kampus banyak lah dek, apa lagi kan kami orang
Papua yang tinggal jauh dari sana, logat bahasa orang kakak kan beda.
Terus kawan-kawan yang lain mau gitu dek ngikut-ngikutin tapi gak
cocok, jadi eee rasanya ngejek gitu dan bawannya jadi emosi gitu. Selain
itu agak sulit juga dek ngikuti pelajaran di kampus karena bahasa,
pertemanan di kampus juga agak susah, pokoknya susah aja berteman,
kadang kalo belajar kelompok gitu agak susah juga menyatukan pendapat
sama kawan-kawan lain.
(Komunikasi Personal, 21 Oktober 2017 )

Selain itu berbagai kesulitan juga dialami oleh mahasiswa Papua, baik di

bidang akademiknya maupun di lingkungan sehari-harinya. Hal ini juga didukung

dengan hasil wawancara yang diperoleh dari Ketua Ikatan Mahasiswa Papua

(KIMP) sebagai berikut :

“Banyak kesulitan yang kami rasakan kak, apalagi kalo di kampus,


contonya itu jurusan yang gak sesuai, kemudian itu jam yang terlalu
padat, pelajaran yang terlalu berat, lab yang menyiksa, sulit memahami
materi yang disampaikan di kelas. Kemudian lingkungan kampus yang
5

gak sesuai, misalnya itu seperti di beberapa fakultas itu kak ada yang
senioritasnya tinggi jadi ada juga gara-gara gak tahan jadi minta pindah
ke jurusan lain. Bahkan ada yang sampai minta pulang lagi ke Papua
karena kesulitan menyesuiakn diri dengan cuaca disini kak.
(Komunikasi Personal, 4 November 2017 )

Berdasarkan kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa terdapat

berbagai masalah yang dialami mahasiswa Papua. Kesulitan yang dialami oleh

mahasiswa Papua menyebabkan efek negatif, dimana terdapat beberapa dari

mereka tidak mampu bertahan untuk melanjutkan studinya sampai akhir,

sehingga memilih untuk mengundurkan diri. Hal ini sejalan dengan hasil

wawancara yang diperoleh dari sekelompok mahasiwa Papua sebagai berikut :

“Teman-teman kami banyak yang pulang ke Papua kakak, jadi waktu itu
pas baru sampek di Medan, perkuliahan masih beberapa bulan berjalan,
ada beberapa kawan kami yang sakit karena gak tahan di Medan, kek
terkejut badan gitu kak sama perubahan dari Papua, jadi dia pulang ke
Papua. Rencananya waktu itu hanya mau berobat saja, tapi pas udah
sampai di Papua dia gak mau lagi balek ke Medan, karena gak tahan
katanya kak.
(Komunikasi Personal, 21 Oktober 2017 )

Hal ini juga didukung dengan informasi yang diperoleh dari salah satu

pegawai Biro Rektor USU yang mengatakan bahwa memang benar terdapat

mahasiswa Papua ada yang kembali ke kampung halaman setiap tahunnya, baik

kembali dengan permisi terlebih dahulu, namun ada juga yang kembali ke Papua

tanpa permisi atau pamit terlebih dahulu kepada pihak USU.

Respon seseorang terhadap kesulitan terbentuk lewat pengaruh-pengaruh

dari orang tua, guru, teman sebaya dan orang orang yang mempunyai peran

penting (Dweck, dalam Stolzt, 2004). Taylor (1995) menyatakan bahwa orang-

orang dengan dukungan sosial yang tinggi akan lebih sedikit mengalami stres
6

ketika mereka menghadapi kesulitan yang penuh tekanan, sehingga mereka akan

lebih mampu mengatasinya.

Dukungan sosial dapat mengurangi stres yang dialami seseorang. Studi

tentang stres kerja menunjukkan bahwa semakin besar dukungan sosial yang

tersedia bagi karyawan, semakin rendah tekanan psikologis mereka (French,

dalam Taylor, 1995). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa

seseorang yang mampu bertahan ketika dihadapkan dengan berbagai kesulitan

dipengaruhi oleh orang-orang sekitarnya.

Seseorang yang mengalami masalah atau kesulitan dalam hidupnya,

biasanya akan mencari cara untuk dapat bertahan dalam mengatasi masalah atau

kesulitan yang dialaminya. Stolzt (2004) menyatakan bahwa untuk menemukan

cara dalam mengatasi masalah tersebut dibutuhkan sebuah kecerdasan, yaitu

adversity quotient. Adversity quotient merupakan peranan yang penting bagi

seseorang dalam kesuksesan yang dapat menentukan sejauh mana kemampuan

seseorang itu terwujud. Stolzt (2004) menyatakan bahwa adversity quotient adalah

kemampuan seseorang dalam bertahan dan berjuang ketika menghadapi dan

mengatasi hambatan atau kesulitan yang dimilikinya, serta akan mengubahnya

menjadi peluang keberhasilan dan kesuksesan.

Menurut Stolzt (2004) adversity quotient seseorang dapat dikelompokkan

ke dalam tiga tipe adversity quotient, yaitu quitter, camper, dan climber.

Seseorang dengan tipe Quitter adalah mereka yang memiliki adversity quotient

rendah, seseorang dengan tipe camper adalah mereka yang memiliki adversity

quotient sedang, dan yang memiliki tipe climber adalah mereka yang memiliki

adversity quotient tinggi. Dengan berbagai macam kesulitan yang dialami oleh
7

mahasiswa Papua, maka mahasiswa Papua memerlukan adanya adversity quotient

dalam diri mereka untuk dapat bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan

baik dalam bidang akademik maupun di lingkungan sehari-hari.

Stolzt (2004) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki adversity

quotient yang tinggi akan mampu menghadapi berbagai tantangan yang terjadi

dalam hidupnya, dimana individu tersebut akan memandang bahwa kesulitan yang

dialami merupakan suatu proses yang harus dilalui untuk menuju kesuksesan.

Selain itu mereka juga akan memiliki sikap pantang menyerah, dan memiliki

keberani untuk bangkit dari keterpurukan yang dialami. Mahasiswa Papua yang

memiliki adversity quotient yang tinggi akan lebih mampu bertahan dengan

kesulitan yang menghambat dalam menyelesaikan pendidikannya sampai akhir.

Seseorang yang memiliki adversity quotient yang rendah akan memiliki

daya juang yang rendah untuk bertahan hidup dan cenderung lebih sulit mengatasi

berbagai masalah atau kesulitan yang dialami. Mahasiswa Papua yang memiliki

adversity quotient yang rendah akan memilih untuk menyerah ketika dihadapkan

dengan kesulitan dan mengakhiri pendidikannya sebelum mencapai tahap akhir.

Dalam hal ini mahasiswa dituntut harus mampu mengatasi berbagai kesulitan atau

hambatan dalam hidupnya untuk bisa bertahan dalam keadaan yang sulit sehingga

dapat menyelesaikan studinya sampai akhir.

Pada saat seseorang sedang mengalami berbagai kesulitan dan mencoba

untuk bertahan, salah satu hal yang dapat membantu ialah dengan adanya

dukungan sosial. Hal ini didukung oleh Taylor (1995) yang menyatakan bahwa

orang-orang dengan dukungan sosial yang tinggi lebih mampu bertahan dan

mengatasi masalah ketika mereka menghadapi kesulitan yang penuh tekanan.


8

Terdapat beberapa penelitian yang menemukan adanya hubungan antara

dukungan sosial dengan adversity quotient. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Puspasari, dkk (2012) menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara dukungan

sosial dengan adversity quotient yang berarti bahhwa terdapat hubungan yang

positif antara dukungan sosial dengan adversity quotient.

Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Susanti

(2013) yang menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara

dukungan sosial dan daya juang dengan orientasi wirausaha. Maka dari itu dapat

dilihat bahwa dukungan sosial sangat berperan penting bagi individu yang

mengalami hambatan atau kesulitan, baik dalam dunia pekerjaan, pendidikan

maupun di lingkungan sekitar.

Dukungan sosial dapat diterima dari berbagai pihak, yaitu dari orang tua,

teman sebaya, sahabat, dosen, dan lain-lain. Seseorang yang mendapatkan

dukungan sosial yang besar akan lebih kecil mengalami stres ketika berada dalam

tekanan dan mereka akan lebih mampu untuk mengatasi masalah yang dialami

dengan lebih baik. Semakin banyaknya dukungan sosial yang di terima seseorang,

maka semakin kecil depresi dan keputusasaan yang dimiliki seseorang dalam

menghadapi berbagai kesulitan (Zich & Temoshok, dalam Taylor, 1995).

Dukungan sosial merupakan bentuk penerimaan dari seseorang atau

sekelompok orang terhadap individu yang menimbulkan persepsi dalam dirinya

bahwa ia disayang, diperhatikan, dihargai dan ditolong (Uchino, dalam Sarafino,

2002). Sebagai mahasiswa, mereka dapat menerima dukungan sosial dari berbagai

kalangan, seperti dukungan sosial dari teman sebaya, orang tua/keluarga, sahabat,

dosen, dan lain-lain. Kemudian King (2010) menambahkan bahwa dukungan


9

sosial merupakan umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa

seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dihormati dan dilibatkan dalam

jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik.

Hal ini juga sejalan dengan hasil wawancara yang diperoleh dari ketua

ikatan mahasiswa Papua sebagai berikut :

“Ia kakak, dukunganlah yang buat kami bisa bertahan kuliah sampek
sejauh ini, mau dukungan dari teman-teman kampus, teman-teman asrama
apalagi dukungan dari mamak dan bapak atau keluarga di Papua walau
hanya lewat telepon, dan motivasi-motivasi untuk semngat, serta doa-doa
orang tua, semua dukungan itu membuat kami lebih semangat lagi untuk
menjalani kuliah di sini kak”.
(Komunikasi Personal, 4 November 2017)

Berdasarkan kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa dukungan

sosial dapat memberian efek yang positif bagi mereka, sehingga menjadikan

mereka menjadi pribadi yang lebih mampu untuk bertahan dalam menjalani

proses kehidupan di dunia pendidikan sampai sejauh ini.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuniwati & Marni (2015)

yang menyatakan bahwa jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah atau

kesulitan hidupnya dan mereka mendapatkan dukungan sosial dari lingkungannya

sekitarnya, maka dukungan tersebut dapat membantu mereka, sehingga mereka

merasa beban yang terasa berat baginya akan lebih ringan dihadapi, dibandingkan

dengan melalui kesulitan tersebut sendiri.

Dukungan sosial itu sendiri memiliki empat dimensi, yaitu dukungan

emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan

informasi (Cohen, dalam Taylor, 1995). Dukungan emosional adalah dukungan

yang ditunjukkan melalui rasa suka cita atau empati kepada seseorang yang
10

berada dalam tekanan. Mahasiswa Papua perantau yang mengalami kesulitan dan

berada jauh dari orang tua membutuhkan dukungan ini dari orang-orang berada

sekitar mereka seperti, dosen dan teman. Dukungan ini bisa diberikan melalui

perhatian dan hal itu sangat membantunya dalam melalui masalah tersebut.

Dukungan penilaian atau penghargaan dapat ditunjukkan melalui membantu

seseorang untuk memahami keadaan stressnya dengan baik dan membantu dalam

menangani masalah yang dihadapi.

Dukungan instrumental merupakan dukungan berupa material, penyediaan

jasa atau barang selama masa stres. Bantuan ini bisa diaplikasikan dengan

memberikan pinjaman buku catatan yang lebih mudah untuk dipahami oleh

mahasiswa Papua yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran yang

disampaikan diperkuliahan. Dukungan informasi merupakan saran atau umpan

balik dari seseorang kepada orang yang mengalami kesulitan tentang situasi dan

kondisi individu tersebut. Jenis informasi seperti ini dapat menolong seseorang

untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah. Berdasarkan

penelitian Putri (2016) ditemukan bahwa terdapat perbedaan dari hubungan yang

signifikan pada setiap dimensi dukungan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa ada

perbedaan dukungan sosial yang dibutuhkan oleh kelompok sesuai dengan situasi

yang dihadapinya.

Dari penjelasan di atas maka dapat dilihat bahwasanya dukungan sosial

memiliki peranan yang sangat penting bagi seseorang yang mengalami tekanan

atau hambatan dalam hidupnya. Hal ini dikarenakan ketika mereka mendapatkan

dukungan sosial dari lingkungannya, seperti halnya memberikan motivasi yang

diperlukan ketika sedang dalam keterpurukan, mendengarkan keluh kesah,


11

memberikan informasi yang diperlukan, bertukar pikiran, maka mereka akan

merasa lebih nyaman, merasa diperhatikan, serta merasa memiliki tempat untuk

berbagi keluh kesah yang dialami, sehingga beban psikologis yang terasa berat

dan ditanggung sendiri oleh mereka akan terasa ringan.

Oleh karena itu dengan diperolehnya dukungan sosial, maka seseorang

yang mengalami berbagai rintangan atau kesulitan dalam hidupnya akan lebih

mampu untuk bertahan, menjadi pribadi yang tangguh, optimis, memiliki

semangat juang yang tinggi serta memberikan pandangan yang lebih positif

terhadap kesulitan atau hambatan tersebut, sehingga tantangan yang dialami dapat

menjadi suatu peluang kesempatan menuju kesuksesan akhir pendidikannya.

Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian

dengan judul Hubungan Dukungan Sosial dengan Adversity Quotient pada

Mahasiswa Asal Papua di Universitas Sumatera Utara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diidentifikasi rumusan

masalahnya adalah bagaimana hubungan antara dukungan sosial dengan adversity

quotient pada mahasiswa asal Papua di Universitas Sumatera Utara.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan yang ada, maka

tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

dukungan sosial dengan adversity quoteient pada mahasiswa asal Papua di

Universitas Sumatera Utara.


12

D . Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis

maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan pada bidang psikologi

pendidikan, khususnya tentang dukungan sosial dan adversity quotient.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini ialah tertuju pada :

a. Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu

mahasiswa dalam memahami adversity quotient yang dimilikinya dan

dukungan sosial yang diperolehnya dari orang lain.

b. Kepada Universitas Sumatera Utara, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran dukungan sosial dan adversity quotient mahasiswa

Papua di Universitas Sumatera Utara, sehingga diharapkan dapat

bermanfaat dalam upaya pembinaan kepada mahasiswa yang berasal dari

Papua.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan ilmiah dalam Proposal Penelitian ini adalah sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, identifikasi

masalah seperti perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

baik secara teoritis maupun praktiss, serta sistematika penulisan.


13

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian adversity quotient, tipe-tipe

adversity quotient, dimensi - dimensi adversity quotient, faktor-faktor

yang mempengaruhi adversity quotient, pengertian dukungan sosial,

dimensi-dimensi dukungan sosial, dampak dukungan sosial, hubungan

dukungan sosial dengan adversity quotient pada Mahasiswa asal Papua

di Universitas Sumatera Utara, pengertian mahasiswa perantauan, dan

Hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai identifikasi variabel, definisi

operasisonal variabel penelitian, populasi dan metode pengumpulan

data, alat ukur yang digunakan, validitas dan reliabilitas alat ukur,

metode analisis data.

Bab IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA

Bab ini menguraikan gambaran umum subjek penelitian, hasil uji

asumsi, hasil penelitian, hasil analisa tambahan, dan pembahasan hasil

penelitian.

Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah

dilakukan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Adversity Quotient

1. Pengertian Adversity Quotient

Adversity quotient merupakan teori yang pertama kalinya

dikemukakan oleh Stolzt. Dalam hal ini Stolzt (2004) menyatakan

bahwasanya IQ (Intellegence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient) tidak

cukup untuk mencapai kesuksesan. Hal ini di tandai ungkapannya tentang

kecerdasaan yang terukur secara ilmiah dan dipengaruhi oleh faktor

keturunan. Namun pada zaman sekarang banyak individu yang memiliki IQ

dan EQ yang tinggi, tetapi tidak mampu menunjukkan potensinya. Maka

dari itu Stolzt (2004) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki IQ dan

EQ yang baik tetapi tidak memiliki daya juang yang baik dalam mengatasi

hambatan atau berbagai kesulitan, sehingga IQ dan EQ tersebut akan

menjadi sia-sia.

Stolzt (2004) menyatakan bahwa Adversity quotient merupakan

kemampuan seseorang untuk bertahan dalam mengatasi atau menghadapi

kesulitan. Adversity quotient mempunyai tiga bentuk, yaitu :

a. Adversity quotient adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru

untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan.

b. Adversity quotient merupakan suatu ukuran untuk mengetahui respon

seseorang dalam mengatasi berbagai kesulitan.

c. Adversity quotient merupakan serangkaian peralatan yang memiliki dasar

ilmiah untuk memperbaiki respon seseorang terhadap kesulitan.

14
15

Stoltz (2004) menyatakan bahwa adversity quotient merupakan

peranan yang penting bagi seseorang dalam kesuksesan yang dapat

menentukan bagaimana dan sejauh mana kemampuan seseorang itu

terwujud. Stoltz (2004) juga menambahkan bahwa adversity quotient adalah

kemampuan seseorang dalam berjuang menghadapi dan mengatasi masalah,

hambatan atau kesulitan yang dimilikinya serta akan mengubahnya menjadi

peluang keberhasilan dan kesuksesan.

Adversity quotient sebagai kemampuan seseorang dalam menghadapi

masalah, baik permasalahan secara fisik ataupun psikis (Leman, dalam

Agusta, 2007). Selanjutnya Nashori (2007) menyatakan bahwa adversity

quotient merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan

kecerdasannya untuk mengarahkan, mengubah cara berfikir dan tindakannya

ketika menghadapi hambatan dan kesulitan yang bisa membuat seseorang

tertekan. Menurut Suprayitno (2008), adversity quotient adalah suatu

kemampuan individu dalam bertahan atas cobaan yang dialami dan seberapa

baik kemampuan individu dapat mengatasinya permasalahan atau hambatan

yang dialami.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

adversity quotient merupakan kemampuan seseorang untuk tetap bertahan

dalam mengatasi berbagai kesulitan atau hambatan sehingga orang tersebut

dapat keluar dari masalah yang dialami dengan mencari cara dan mengubah

cara pandangnya yang pesimis menjadi optimis terhadap kesulitan yang

dialami.
16

2. Tipe-tipe Adversity Quotient

Stolzt (2004) mengistilahkan adversity quotient sebagai seorang

pendaki gunung. Pendakian ini merupakan istilah sejauh mana seseorang

menggerakkan tujuan hidup untuk kedepannya. Salah satu contoh tujuan

hidup ialah dalam menyelesaikan satu tahap pendidikan .

Stolzt (2004) mengelompokkan tiga tipe adversity quotient

seseorang dalam mengatasi kesulitan, yaitu :

a. Quitter (Mereka yang berhenti)

Seseorang yang berada pada tipe ini akan cenderung memilih

untuk menghindari kewajiban, mudah menyerah dan memutuskan

untuk keluar dari zona kesulitan. Tipe Quitter ini memilih untuk

berhenti menuju kesuksesan. Dalam hal ini mereka akan memilih untuk

menolak kesempatan yang diberikan oleh kesuksesan tersebut. Orang-

orang dengan tipe ini juga akan mengabaikan, meninggalkan, dan

menutupi keinginan manusiawi untuk sukses. Selain itu orang-orang

dengan tipe ini juga menjalani kehidupan yang tidak menyenangkan.

Hal ini dikarenakan mereka memilih untuk meninggalkan impian

atau harapannya dengan menganggap bahwa pilihannya adalah pilihan

yang benar. Orang yang berada pada tipe ini mengalami penderitaan

yang jauh lebih tinggi. Akibatnya orang dengan tipe ini akan lebih

sering menjadi sisnis dan murung. Mereka juga akan cenderung

menjadi pemarah dan frustasi, serta menyalahkan orang-orang yang

disekitarnya. Untuk mencari pelarian dalam menenangkan hati dan


17

pikirannya, tipe ini akan cenderung menjadi pencandu alkohol,

narkoba, atau media sosial yang tidak layak di lihat.

b. Campers (Mereka yang berkemah)

Orang-orang dalam tipe ini adalah orang yang sudah mampu

menanggapi tantangan menuju kesuksesan. Dalam hal ini orang yang

berada dalam tipe ini juga menjalani kehidupan yang tidak

menyenangkan. Hal ini dikarenakan orang dengan tipe ini mudah

merasakan kepuasan dengan apa yang dia milikinya. Mereka adalah

orang-orang yang puas dengan mencukupkan diri, sehingga mereka

cenderung tidak mau untuk mengembangkan dirinya. Mereka adalah

orang-orang yang takut akan kegagalan, sehingga mencari kenyamanan.

Jika dibandingkan dengan tipe Quitter, tipe ini masih lebih memiliki

sedikit semangat dan usaha dalam mencapai kesuksesan dibandingkan

tipe sebelumnya.

c. Climbers (Para Pendaki)

Seseorang dengan tipe ini adalah mereka yang memiliki optimis

yang tinggi dan mampu melihat suatu peluang dan celah dibalik

tekanan. Mereka adalah orang yang selalu bersemangat untuk terus

maju mencapai kesuksesan. Seseorang dengan tipe ini akan cenderung

membuat segala sesuatunya menjadi terwujud. Orang dengan tipe ini

adalah orang yang mampu menerima berbagai tantangan dan akan terus

berjuang untuk menggapai kesuksesan.

Tipe ini adalah tipe yang paling besar kemungkinannya

menyambut perubahan yang postif dibandingkan dengan kedua tipe


18

sebelumnya. Selain itu orang dengan tipe ini juga merasa bahwa

kehidupan mereka memang untuk menghadapi dan mengatasi arus

rintangan yang tiada hentinya. Hal ini dikarenakan tipe ini memahami

bahwa kesulitan adalah bagian dari hidupnya untuk mencapai suatu

kesuksesan.

3. Dimensi- dimensi Adversity Quotient

Stozlt (2004) mengatakan bahwa adversity quotient seseorang

terdiri dari empat dimensi, yaitu

a. C = Control (kendali)

Pada dimensi ini mempertanyakan seberapa banyak kendali

yang dirasakan seseorang ketika menghadapi keadaan tertekan atau

kesulitan. Dalam hal ini kendali yang sebenarnya dalam situasi

tertentu hampir tidak mungkin diukur, kendali yang dirasakan jauh

lebih penting. Kontrol atau kendali diawali dengan pemahaman

bahwa segala sesuatu dapat dilakukan.

Seseorang dengan adversity quotient yang tinggi memiliki

sikap kontrol atau kendali yang jauh lebih baik dibandingan dengan

seseorang memiliki adversity quotient yang rendah. Mereka dengan

dimensi ini juga akan mengambil tindakan dan akan menghasilkan

lebih banyak kendali.

b. O = Ownership and origin (Kepemilikan)

Pada dimensi ini akan mempertanyakan dua hal, yaitu siapa

atau apa yang menjadi asal usul kesulitan dan sejauh mana

seseorang mengakui akibat-akibat dari kesulitan. Seseorang dengan


19

adversity quotient yang rendah akan cenderung menempatkan rasa

bersalah yang tidak semestinya atas peristiwa-peristiwa buruk

yang menimpanya. Dalam hal ini mereka melihat dirinya

merupakan salah satu faktor terbesar dari penyebab terjadi

kesulitan yang dialami. Rasa bersalah yang dimiliki seseorang

dengan ukuran yang tepat akan menggugah seseorang untuk

bertindak, sedangkan rasa bersalah yang memiliki ukuran yang

terlalu besar akan menciptakan keterpurukan.

c. R = Reach (Jangkauan )

Pada dimensi ini mempertanyakan sejauh mana kesulitan

akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan atau

mempengaruhi aspek kehidupan lain individu. Semakin rendah

reach seseorang terhadap kesulitan semakin besar kemungkinan

seseorang menganggap bahwa peristiwa yang dialami merupakan

bencana besar bagi dirinya. Hal ini juga akan membuat kesulitan

yang dialami dapat menyebar keberbagai segi lain dari

kehidupannya Sedangkan individu dengan skor reach yang tinggi

akan semakin besar pula kemungkinan mereka membatasi

jangkauan masalah yang dialaminya. Kemudian individu dengan

skor reach yang tinggi akan mampu membedakan masalah yang

muncul dan respon yang ditujukan pada situasi tersebut.

d. E = Endurance (Ketahanan)

Ini adalah dimensi terakhir dari adversity quotient. Dimensi

ini akan menanyakan tentang berapa lama kesulitan akan


20

berlangsung dan berapa lama penyebab kesulitan tersebut akan

berlangsung dalam kehidupan. Semakin rendah skor endurance

seseorang maka semakin besar juga kemungkinan individu

menganggap bahwa kesulitan yang dialami akan berlangsung lama

dalam hidupnya, bahkan kesulitan itu akan menjadi permanen

dalam hidupnya. Sebaliknya seseorang yang memiliki skor

endurance yang tinggi akan menganggap bahwa semua

keterpurukan yang dialami dalam kehidupannya dapat dilalui

dengan cepat. Aspek ketahanan menjelaskan bahwa suatu masalah

tidak berlangsung selamanya dan bisa terselesaikan atas kemauan

diri individu atau sebaliknya.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adversity Quotient

Dalam mencapai sebuah kesuksesan, berbagai faktor dapat

mencapai hal tersebut. Stolzt (2004) mengatakan bahwa faktor - faktor

tersebut mencakup semua yang harus dimiliki seorang pendaki untuk

mencapai kesuksesan, seperti :

a. Daya saing

(Satterfield dan Seligmen, dalam Stolzt, 2004)

mengadakan sebuah penelitian pada saat perang Teluk.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, mereka menemukan

bahwa orang-orang yang merespon kesulitan secara lebih optimis

dapat diramalkan memiliki sikap yang lebih agresif dan akan

mengambil lebih banyak resiko dalam mengahadapi berbagai

kesulitan, sedangkan seseorang dengan reaksi yang lebih pesimis


21

terhadap kesulitan akan memiliki sikap yang lebih pasif dan akan

lebih berhati-hati.

Orang-orang dengan reaksi yang konstruktif terhadap

kesulitan lebih tangkas dalam memelihara energi dan lebih mampu

dalam bertahan, sehingga mereka dapat berhasil dalam dunia

persaingan. Seseorang yang bereaksi secara destruktif akan lebih

cenderung untuk kehilangan energi dan lebih mudah untuk

menyerah dan akan berhenti berusaha menjadi lebih baik lagi.

b. Produktivitas

Dalam penelitiannya di Metroplitan Life Insurance

Company yang dilakukan oleh (Seligmen, dalam Stolzt, 2004)

menemukan bahwa seseorang yang tidak mampu merespon

kesulitan dengan baik akan menghasilkan kinerja yang lebih buruk

dibandingkan dengan mereka yang mampu merespon kesulitan

dengan baik.

c. Kreativitas

Kreativitas juga muncul dari keputusan. Maka dari itu

kreativitas juga dapat menentukan kemampuan seseorang untuk

mengatasi berbagai kesulitan yang muncul dari berbagai sumber.

Seseorang yang tidak mampu mengatasi atau menghadapi kesulitan

yang dialami akan cenderung menjadi seseorang yang tidak

mampu untuk berfikir kreatif (Futuris, dalam Stolzt, 2004).


22

d. Motivasi

Stolzt (2004) menyatakan bahwa seseorang yang

mempunyai motivasi yang kuat akan menciptakan peluang dalam

kesulitan, dalam hal ini dapat dapat dikatakan bahwa seseorang

yang memiliki motivasi yang baik akan memiliki usaha yang lebih

besar lagi dalam menyelesaikan masalah yang dialami.

e. Mengambil resiko

Seseorang yang tidak memiliki kemampuan memegang

kendali, tidak akan memiliki alasan untuk mengambil suatu resiko.

Orang-orang dengan skor adversity quotient yang tinggi akan

memiliki keberanian dalam mengambil resiko dan akan terus

berkembang dalam keadaan sulit. Hal ini akan membuat respon

terhadap masalah menjadi lebih konstruktif dalam menghadapi

masalah.

f. Perbaikan Seseorang

Seseorang dengan adversity quotient tinggi senantiasa

berupaya mengatasi kesulitan untuk dapat bertahan dalam hidup,

baik dalam dunia pendidikan maupun lingkungan sekitar. Stolzt

(2004) melakukan sebuah pengukuran dalam kinerja dan adversity

quotient para perenang. Dalam pengukurannya, beliau menemukan

bahwa orang-orang yang memiliki skor adversity quotient yang

tinggi akan menjadi lebih baik, sedangkan orang-orang dengan

skor adversity quotient rendah menjadi lebih buruk.


23

g. Ketekunan

Ketekunan merupakan inti dari pendakian menuju

kesuksesan dan adversity quotient seseorang. Ketekunan adalah

kemampuan untuk terus menerus berusaha dalam kegagal

dihidupnya. Seseorang yang merespon masalah dengan baik, akan

lebih mudah untuk tetap bertahan dan tidak mudah menyerah

ketika menghadapi berbagai masalah.

h. Belajar

Anak-anak dengan respon-respon pesimis dalam merespon

kesulitan yang dialami tidak akan banyak belajar dan berprestasi

dibandingkan dengan respon orang-orang yang merespon secara

optimis (Dweck, dalam Stolzt, 2004).

i. Merangkul Perubahan

Dalam hal ini merangkul perubahan sangat dibutuhkan bagi

orang – orang yang mengalami perubahan. Bagi kebanyak orang

perubahan yang dialami membuat dia merasa kewalahan. Mereka

melihat perubahan tersebut sebagai sebuah ancaman tetap yang

jangkauannya jauh dan berada diluar kendali mereka.

Mereka yang mampu merangkul perubahan cenderung

merespon kesulitan secara lebih konstruktif dengan

memanfaatkannya untuk memperkuat niat dalam bertahan. Mereka

juga akan mengubah kesulitan dalam perubahan tersebut menjadi

peluang.
24

j. Keuletan, stress, tekanan, kemunduran

Tidak asing bagi setiap orang mengalami sebuah

penderitaan, baik mengenai ekonomi, kehidupan, pendidikan,

percintaan, kehilangan orang yang dicintai dan lain – lain. Dalam

hal ini orang merespon kesulitan dengan buruk akan dihancurkan

oleh kesulitan itu sendiri.

Seorang peneliti termuka memperlihatkan bahwa orang –

orang yang merespon kesulitan dengan sikap tahan banting,

pengendalian, tatangan, komitmen dakan tetap ulet dalam

menghadapi kesulitan (Oullette, dalam Stolzt, 2004). Sebaliknya

mereka yang tidak merespon dengan hal tersebut akan menjadi

lemah akibat situasi yang sulit. Anak-anak yang merespon

kesulitan secara positif akan menjadi ulet, dan akan bangkit

kembali dari kemunduran – kemunduran yang besar (Werner,

dalam Stolzt, 2004).

Seorang profesor Jurusan Psikologi di University of Illinois,

mengemukakan bahwa respon seseorang terhadap kesulitan

terbentuk lewat pengaruh-pengaruh dari orang tua,guru, teman

sebaya dan orang orang yang mempunyai peran penting. Hal ini

menunjukkan bahwa orang tua, guru dan teman sebaya memiliki

peran penting dalam membentuk adversity quotient seseorang

(Dweck, dalam Stoltz, 2004) .


25

B. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Ketika seseorang sedang menghadapi situasi yang penuh dengan

tekanan, membutuhkan sebuah dukungan sosial. Santrock (2012)

menyatakan bahwa dukungan sosial sangat berperan penting dalam

mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dalam hidup, seperti masalah

kesehatan fisik dan mental.

Hogg & Vaughan (2011) menyatakan bahwa dukungan sosial

adalah perasaan bahwa seseorang merasa diperhatikan dan dihargai oleh

orang lain, perasaan bahwa seseorang termasuk dalam kelompok.

Pentingnya dukungan sosial dapat memberikan sumber dan rasa

nyaman ketika seseorang sedang dalam keadaan tertekan (Morgan,dkk,

dalam Baron & Byrne, 1994).

Dukungan sosial sebagai suatu kenyamanan fisik dan psikologis

yang diberikan oleh orang-orang sekitar, baik melalui teman-teman

maupun anggota keluarga (Sarason, Sarason & Pierce, dalam Baron &

Byrne, 2005).

Pendapat yang senada juga dikemukakann oleh Taylor, Peplau, &

Sears (1995) yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah pertukaran

interpersonal dimana seorang individu memberikan suatu bantuan pada

individu lainnya. Orang-orang yang mengalami tekanan membutuhkan

dukungan sosial untuk mengatasi kesulitannya dengan memberikan

mereka hiburan (Bachraca, dalam Taylor, 1995). (Uchino, dalam Sarafino,

2002) menambahkan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan,


26

perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya yang

diterima individu dari orang lain ataupun dari kelompok. (Single, dalam

Taylor, 1995) menambahkan bahwa dukungan sosial dapat diterima dari

berbagai sumber, seperti pasangan, teman, keluarga, komunitas sosial, atau

bahkan dengan hewan peliharaan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa dukungan sosial merupakan suatu bentuk kenyamanan, perhatian,

penghargaan, maupun bantuan yang diterima seseorang secara fisik

maupun psikologis yang dapat diterima dari berbagai sumber, seperti

pasangan, teman, keluarga, komunitas sosial, atau bahkan dengan hewan

peliharaan.

2. Dimensi - dimensi Dukungan Sosial

Terdapat lima dimensi dukungan sosial, adapun dimensi dari

dukungan sosial tersebut (Uchino, dalam Sarafino, 2002) yaitu:

a. Dukungan emosional

Dukungan ini merupakan bantuan dukungan sosial yang

diberikan melalui berbagai cara, seperti perhatian, empati, dan turut

perihatin kepada seseorang. Dalam hal ini dukungan ini akan

memberikan dampak yang positif bagi seseorang yang menerima

dukungan, dimana orang tersebut akan merasakan adanya kenyaman,

merasa dimiliki dan dicintai oleh orang-orang sekitar ketika dia

mengalami stres, dan membuat orang tersebut tidak merasa sendiri

dalam mengatasi kesulitannya.


27

b. Dukungan penghargaan

Dukungan ini merupakan dukungan yang dapat

memberikan penghargaan positif kepada orang yang sedang tertekan

dan stres. Dukungan ini dapat diberikan melalui pemberian

semangat, persetujuan pada pendapat kepada induividu. Bentuk dari

dukungan ini dapat memberikan dampak positif dalam membantu

individu untuk membangun harga dirinya, sehingga orang tersebut

lebih percaya diri dan merasa bernilai. Dukungan jenis ini akan

sangat berguna ketika individu mengalami stres karena tuntutan

tugas yang lebih besar daripada kemampuan yang dimilikinya.

c. Dukungan instrumental

Dukungan ini merupakan dukungan yang berupa bantuan

secara langsung dan nyata, seperti memberi atau meminjamkan uang

atau membantu meringankan tugas orang yang sedang stres. Bentuk

dukungan ini dapat mengurangi stress. Hal ini dikarenakan individu

dapat langsung memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan

materi.

d. Dukungan informasi

Orang-orang yang berada di sekitar individu akan

memberikan dukungan informasi dengan cara menyarankan

beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan individu dalam

mengatasi masalah yang membuatnya stres . Dukungan ini terdiri

dari nasehat, arahan, saran ataupun penilaian tentang bagaiman


28

individu melakukan sesuatu. Misalnya individu mendapatkan

informasi dari seorang dokter mengenai pencegahan penyakitnya.

e. Dukungan kelompok

Dukungan ini merupakan dukungan yang dapat

menyebabkan individu merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari

suatu kelompok yang memiliki kesamaan minat dan aktifitas sosial

dengannya. Dengan begitu individu akan merasa memiliki teman

senasib dengan kesulitan yang dialami.

Menurut (Cohen, dalam Taylor 1995) dukungan sosial bisa diberikan

melalui beberapa cara. Berikut adalah dimensi-dimensi dari dukungan sosial:

a. Dukungan emosional

Dukungan ini dapat di tunjukkan melalui rasa suka cita

atau empati kepada seseorang yang berada dalam tekanan. Misalnya,

seorang teman yang mengalami kegagalan disalah satu mata kuliah,

dukungan ini bisa berikan melalui perhatian dan hal itu sangat

membantunya dalam melalui masalah tersebut.

b. Dukungan penilaian atau penghargaan

Dukungan ini merupakan dukungan dalam membantu

seseorang untuk memahami keadaan stressnya dengan baik dan

membantu dalam menangani masalah yang dihadapi.

c. Dukungan instrumental

Dukungan ini merupakan dukungan berupa material,

penyediaan jasa atau barang selama masa stres. Misalnya, ketika


29

teman anda mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran yang

disampaikan diperkuliahan, bantuan ini bisa diaplikasikan dengan

memberikan pinjaman buku catatan yang lebih mudah untuk

dipahami oleh teman anda.

d. Dukungan informasi

Dukungan ini merupakan saran atau umpan balik dari

seseorang kepada orang yang mengalami kesulitan tentang situasi

dan kondisi individu tersebut. Jenis informasi seperti ini dapat

menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan

lebih mudah.

3. Dampak Dukungan Sosial

Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan

psikologis kepada individu, hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana

dukungan sosial mempengaruhi kejadian atau efek dari keadaan stress akibat

tertekan dalam suatu masalah hidup. Seseorang yang mengalami tekanan

yang berdampak pada stress membutuhkan dukungan sosial, dimana hal itu

dapat mengubah hubungan antara respon individu terhadap suatu kejadian

yang menimpa hidupnya. Dengan adanya dukungan sosial maka stres itu

sendiri akan mempengaruhi bagaimana strategi seseorang untuk mengatasi

stres yang mengganggu kepercayaan dirinya.

Dalam hal ini dukungan sosial ternyata tidak hanya memberikan

dampak yang positif dalam mempengaruhi keadaan stress seseorang.

Safarino (2002) menyatakan ada beberapa contoh efek negatif yang timbul

dari dukungan sosial, seperti :


30

a. Seseorang merasa bahwa dukungan yang tersedia tidak dianggap sebagai

sesuatu yang membantu. Hal ini dapat terjadi karena dukungan yang

diberikan tidak cukup dengan masalah besar yang menimpanya, seseorang

merasa bahwa dia tidak memerlukan bantuan atau terlalu khawatir secara

emosional sehingga tidak memperhatikan dukungan yang diberikan.

b. Dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan

individu. Dalam hal ini penerima dukungan sosial merasa bahwa orang

yang memberi bantuan tidak sesuai dengan yang dia butuhkan.

c. Sumber dukungan memberikan masukan-masukan yang buruk pada

individu, misalnya ketika seorang mahasiswa tidak mampu memahami

salah satu pelajaran, dia menyarankan supaya temannya tidur di kelas atau

bolos.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial

Menurut stanley (2012) faktor- faktor yang mempengaruhi dukungan

sosial adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial. Kebutuhan

fisik meliputi kebutuhan sandang dan pangan. Dalam hal ini apabila seseorang

tidak memiliki kebutuhan fisik yang cukup, maka seseorang tersebut juga

kurang mendaptkan dukungan sosial. Maka dari itu orang-orang yang merasa

mendaptkan dukungan sosila akan merasa bahwa kebutuan fisiknya terpenuhi.

2. Kebutuhan sosial

Kebutuhan sosial merupakan faktor yang dapat membuat seseorang

merasa mendapatkan dukungan sosial yang baik. Seseorang dengan aktualisasi


31

diri yang baik akan lebih dikenal oleh masyarakat daripada orang yang

memiliki akutualisasi yang kurang baik.. Orang yang mempunyai aktualisasi

diri yang baik cenderung selalu ingin mendapatkan pengakuan di dalam

kehidupan masyarakat. Oleh karena itu pengakuan sangat diperlukan untuk

memberikan penghargaan sehingga mereka mersakan dukungan yang positif.

3. Kebutuhan psikis

Dalam kebutuhan psikis mahasiswa perantau yang jauh dari keluarga atau

orang tua, memerlukan adanya kebutuhan ini, dimana dalam kebutuhan ini

seseorang akan mencari rasa aman, simpati, kasih sayang yang tidak mungkin

terpenuhi tanpa bantuan orang sekitarnya. Terkhusus ketika orang tersebut

sedang menghadapi suatu kesulitan atau hambatan, baik kesulitan ringan

maupun berat, maka orang tersebut akan cenderung mencari dukungan sosial

dari orang- orang sekitar sehingga membuat dirinya merasa merasa dihargai,

diperhatikan dan dicintai, dan membuat meraka tidak merasa sendiri dalam

melalui kesulitan tersebut.

D. Mahasiswa Asal Papua

Mahasiswa asal Papua adalah putra putri asli yang melanjutkan

pendidikannya di berbagai Universitas melalui program Afirmasi, salah

satunya adalah Universitas Sumatera Utara. Mereka adalah putra putri terbaik

Papua yang merantau dengan meninggalkan kampung halamanya untuk

melanjutkan pendidikan diluar daerah mereka. Dalam hal ini, sebagai seorang

perantau tentunya mereka memasuki lingkungan baru dengan budaya yang

berbeda, sehingga dituntut untuk dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri.


32

Menurut KKBI (kamus besar bahasa Indonesia) kata merantau

merupakan seseorang yang pergi ke negri lain untuk mencari penghidupan,

ilmu dan sebagainya. Menurut Mochtar (2013) kata “Perantau” didefinisikan

sebagai seseorang yang pergi atau mencari penghidupan di daerah lain.

Mochtar (2013) juga menyatakan bahwa seseorang yang memutuskan untuk

melanjutkan sekolahnya ke jenjang perguruan tinggi dari luar asal daerahnya,

dengan jangka waktu tertentu dan didasari oleh keinginan diri sendiri disebut

dengan mahasiswa perantauan.

Menurut Mochtar (2013) merantau mengandung enam unsur

pokok, yaitu meninggalkan kampung halaman, dengan kemauan sendiri,

untuk jangka lama atau tidak, dengan tujuan mencari penghidupan, menuntut

ilmu, atau mencari pengalaman, umumnya akan kembali ke kampung

halaman, merantau ialah lembaga sosial yang membudaya. Seorang yang

memilih untuk merantau diluar daerah asalnya, harus mampu menyesuaikan

diri dengan daerah atau lingkungan barunya. Penyesuaian diri yang baik

dapat menjadi modal bagi mahasiswa untuk mengatasi persoalan yang akan

dihadapinya di lingkungan baru, baik dalam dunia pendidikan maupun

lingkungan sehari-hari.

Mahasiswa Papua memilih melanjutkan studinya di jenjang

perguruan tinggi. Dengan memilih melanjutkan studinya diluar daerah

asalnya, tentunya seseorang akan mengalami tuntutan yang berbeda dari

daerah asalnya, dimana mereka harus mampu untuk berbaur dengan cara

melakukan hubungan sosial dengan orang-orang dan lingkungan baru

tersebut.
33

Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

oleh Ariani (2015) yang menunjukkan hambatan yang dialami mahasiswa

merantau, seperti halnya kurang pengetahuan dan bekal, perbedaan makanan,

perbedaan gaya berpenampilan, homesick, stereotip diskriminasi dan

perbedaan bahasa.

E. Hubungan Dukungan Sosial dengan Adversity Quotient pada Mahasiswa

Asal Papua di Universitas Sumatera Utara

Mahasiswa asal Papua adalah putra putri asli yang melanjutkan

pendidikannya di berbagai Universitas melalui program Afirmasi, salah

satunya adalah Universitas Sumatera Utara. Mereka adalah putra putri terbaik

Papua yang merantau dengan meninggalkan kampung halamanya untuk

melanjutkan pendidikan diluar daerah mereka. Dalam hal ini, sebagai seorang

perantau tentunya mereka memasuki lingkungan baru dengan budaya yang

berbeda, sehingga dituntut untuk dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri

dengan lingkungan barunya yang berbeda dari daerah asalnya, dimana mereka

harus mampu berbaur dan melakukan hubungan sosial dengan orang-orang

dan lingkungan baru tersebut.

Tidak mudah bagi mahasiswa perantau untuk dapat menyesuaikan diri

dengan daerah barunya. Hal ini membuat mahasiswa perantau mengalami

berbagai kesuliatan di lingkungan barunya, seperti kesulitan dalam

penyesuaian bahasa, makanan, penampilan dan lain-lain. Dalam hal ini

mahasiswa perantauan yang mengalami masalah atau kesulitan tidak mudah

melalui dengan sendirinya.


34

Mahasiswa perantau yang mengalami masalah atau kesulitan biasanya

mencari cara untuk mengatasi masalah yang dialaminya. Untuk menemukan

cara dalam mengatasi kesulitan tersebut dibutuhkan kemampuan untuk

memahami, mengenali, serta mengelola kesulitan yang dihadapi, sehingga

mereka dapat melalui segala rintangan dan kesulitan yang dialami dalam

kehidupannya. Untuk itu kemampuan daya juang (adversity quotient)

dibutuhkan dalam diri mahasiswa perantauan.

Stolzt (2004) menyatakan bahwa adversity quotient adalah

kemampuan seseorang dalam berjuang dan tetap bertahan dalam menghadapi

dan mengatasi masalah, hambatan atau kesulitan yang dimilikinya, serta akan

mengubahnya menjadi peluang keberhasilan dan kesuksesan. Maka dari itu,

dengan adanya kemampuan daya juang (adversity quotient) yang dimiliki

mahasiswa perantauan akan dapat membantu mereka menjadi pribadi yang

lebih semangat dan lebih mampu bertahan dalam berbagai situasi. Mahasiswa

dengan adversity quotient yang tinggi tidak akan mudah menyerah dan jauh

lebih mampu untuk bertahan dalam berbagai situasi dan kondisi yang dialami,

dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki adversity quotient rendah.

Respon seseorang terhadap kesulitan terbentuk lewat pengaruh yang

didapat dari orang tua, guru, teman sebaya dan orang orang yang mempunyai

peran penting dalam hidupnya. Hal ini menunjukkan bahwa daya juang

seseorang dalam memilih untuk bertahan atau menyerah dipengaruhi oleh

orang-orang yang berperan penting didalam hidupnya (Dweck, dalam Stoltz,

2004).
35

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Santrock (2012) yang

menyatakan bahwa dukungan sosial sangat berperan penting dalam mengatasi

berbagai masalah atau kesulitan dalam hidup, seperti masalah kesehatan fisik

dan mental. Dalam hal ini dapat dilihat bahwasanya dukungan sosial memiliki

peranan yang sangat penting bagi seseorang yang mengalami tekanan atau

hambatan dalam hidupnya.

Pada saat seseorang sedang mengalami berbagai masalah atau

kesulitan, kemudian mencoba untuk bertahan dalam kesulitan tersebut, maka

salah satu hal yang dapat membantu ialah dengan adanya dukungan dari orang

lain. (Single, dalam Taylor, 1995) menambahkan bahwa dukungan sosial

dapat diterima dari berbagai sumber, seperti pasangan, teman, keluarga,

komunitas sosial, atau bahkan dengan hewan peliharaan.

Seseorang yang mendapatkan dukungan sosial yang besar akan lebih

mampu untuk bertahan dalam kesulitan, menjadi pribadi yang tangguh,

optimis, memiliki semangat juang yang tinggi serta memberikan pandangan

yang lebih positif terhadap kesulitan atau hambatan tersebut, sehingga

tantangan yang dialami dapat menjadi suatu peluang kesempatan menuju

kesuksesan diakhir pendidikannya.

Sarafino (2002) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah suatu

bentuk kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk

lainnya yang diterima individu dari orang lain ataupun dari kelompok. Dengan

adanya dukungan sosial yang diterima dari orang-orang sekitarnya, hal itu

dapat memberikan dampak yang positif bagi mahasiswa yang sedang

mengalami kesulitan, hal tersebut akan membuat mahasiswa merasa lebih


36

mampu untuk bertahan, mereka juga akan memiliki sikap pantang menyerah,

dan memiliki keberani untuk bangkit dari keterpurukan yang dialami.

Dukungan sosial itu sendiri memiliki empat dimensi, yaitu dukungan

emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan

informasi (Cohen, dalam Taylor 1995). Keempat dimensi dukungan sosial ini

memiliki hubungan dengan adversity quotient mahasiswa Papua di USU.

Berdasarkan penelitian Putri (2016) ditemukan bahwa terdapat

perbedaan hubungan yang signifikan pada setiap dimensi dukungan sosial.

Seseorang yang mendapatkan dukungan sosial akan merasa bahwa masih ada

orang yang memperhatikan dirinya ketika sedang terpuruk dan merasa bahwa

mereka tidak hanya seorang diri untuk bertahan dalam kesulitan. Selain itu

mereka yang menerima dukungan sosial juga akan menganggap bahwa masih

banyak orang lain yang peduli dengannya, sehingga dia merasa dicintai dan

hal tersebut mampu mengubah pandangan seseorang untuk lebih positif dalam

bertahan dan berjuang. Oleh karena itu, dukungan sosial sangat berperan

penting bagi seseorang, sehingga membuat seseeorang lebih mampu untuk

bertahan, sehingga tantangan yang dialami dapat menjadi suatu peluang

kesempatan untuk mencapai kesuksesan yaitu dapat menyelesaikan studinya

sampai akhirnya mendapatkan gelar sarjana.


37

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan dukungan sosial dengan adversity quotient pada Mahasiswa

Papua yang kuliah di Universitas Sumatera Utara.

2. Ada hubungan dukungan emosional dengan adversity quotient pada

Mahasiswa Papua yang kuliah di Universitas Sumatera Utara.

3. Ada hubungan dukungan penghargaan dengan adversity quotient pada

Mahasiswa Papua yang kuliah di Universitas Sumatera Utara.

4. Ada hubungan dukungan instrumental dengan adversity quotient pada

Mahasiswa Papua yang kuliah di Universitas Sumatera Utara.

5. Ada hubungan dukungan informasi dengan adversity quotient pada

Mahasiswa Papua yang kuliah di Universitas Sumatera Utara.


BAB lll

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam suatu

penelitian ilmiah. Cara atau metode penelitian adalah alat untuk mencapai tujuan

dan kualitas penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif, hal ini dikarenakan analisis data akhir dilakukan dengan

uji statistik. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode

korelasional, dimana metode ini berfungsi untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Adapun variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel terikat : Adversity Quotient

2. Variabel bebas : Dukungan Sosial

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Dukungan sosial

Dukungan sosial merupakan penilaian mahasiswa terhadap bantuan

yang diterima dari berbagai kalangan, yaitu teman, orang tua, dosen yang dapat

ditunjukkan melalui rasa suka cita atau empati kepada mahasiswa yang berada

dalam tekanan, membantu mahasiswa untuk memahami keadaan stresnya

dengan baik, membantu dalam menangani masalah yang dihadapi, memberikan

bantuan dalam penyediaan jasa atau barang selama masa tekanan atau

kesulitan, dan memberikan informasi tentang situasi yang menekan.

38
39

Dukungan sosial dapat diukur berdasarkan dimensi yang dikemukakan

oleh (Cohen, dalam Taylor, 1995) yaitu dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi.

Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala dukungan sosial, maka

semakin tinggi dukungan sosial yang dirasakan pada mahasiswa. Sebaliknya,

semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah dukungan sosial

yang dirasakan pada mahasiswa.

2. Adversity Quotient

Adversity quotient merupakan kemampuan yang dimiliki mahasiswa

untuk tetap bertahan dalam berbagai kesulitan atau hambatan, baik dibidang

akademik maupun lingkungan sehari-hari yang dapat dilihat dari kemampuan

merespon kendali, seperti seberapa besar kendali yang dilakukan mahasiwa

ketika menghadapi keadaan tertekan atau kesulitan, melihat siapa atau apa

yang menjadi asal usul kesulitan dan sejauh mana mahasiswa mengakui akibat-

akibat dari kesulitan, mempertanyakan sejauh mana kesulitan akan menjangkau

bagian-bagian lain dari kehidupan atau mempengaruhi aspek kehidupan

mahasiswa, serta menanyakan berapa lama kesulitan akan berlangsung dalam

kehidupan mahasiswa.

Adversity quotient dapat diukur berdasarkan aspek yang dikemukakan

oleh Stolzt (2004), yaitu : Control, Ownership and Origin, Reach, dan

Endurance. Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala adversity quotient,

maka semakin tinggi adversity quotient pada mahasiswa. Sebaliknya, semakin

rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah adversity quotient pada

mahasiswa.
40

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh mahasiswa Papua yang aktif

kuliah di Universitas Sumatera Utara melalui program Afirmasi. Penelitian yang

dilakukan menggunakan penelitian populasi, hal ini dikarenakan subjek dari

penelitian kurang dari 100 orang. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa sampel

jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Adapun deskripsi dan rincian dari jumlah mahasiswa Papua yang

melanjutkan studinya di Universitas Sumatera Utara melalui program Afirmasi

adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 1. Deskripsi Subjek Penelitian


No Fakultas Jumlah
1 Fakultas Pertanian 2
2 Fakultas Teknik 7
3 Fakultas Kesehatan Masyarakat 18
4 Fakultas Kedokteran 3
5 Fakultas Keperawatan 11
6 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 5
7 Fakultas Ilmu Budaya 4
8 Fakultas Ekonomi 11
9 Fakultas Kedokteran Gigi 4
Jumlah Total 65
(Sumber : Bagian Kemahasiswaan Biro Rektor USU tahun 2017)

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian bertujuan untuk mengungkap

fakta mengenai variabel yang hendak diteliti (Azwar, 2010). Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala. Azwar (2012) menyatakan bahwa skala merupakan suatu

daftar pertanyaan yang akan menunjukkan performa yang ada pada subyek
41

penelitian. Adapun model skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

model skala liket, dimana skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert (dalam

Yusuf, 2013) yang merupakan suatu series butiran soal atau pernyataan.

Azwar (2012) menyatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik skala

sebagai alat ukur psikologi, yaitu sebagai berikut.

a. Stimulus berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung

mengungkapkan atribut yang hendak diukur, melainkan mengungkap

indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.

b. Atribut psikologi diungkap secara tidak langsung melalui indikator-indikator

perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk aitem-aitem, sehingga skala

psikologi selalu berisi banyak aitem.

c. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua

jawaban dapat diterima selama diberikan secara jujur dan sungguh-sungguh,

hanya saja jawaban yang berbeda akan diinterpretasikan berbeda pula.

Dalam pengisian skala partisipan dapat memberikan tanda centang

terhadap jawaban yang sesuai dari pernyataan yang telah disediakan oleh peneliti.

E. Alat Ukur Penelitian

Untuk memperoleh data, alat ukur yang digunakan peneliti adalah dengan

skala likert yang berisikan pernyataan-pernyataan terkait dengan perasaan subyek.

Dalam hal ini pernyataan yang dilampirkan pada skala tersebut dilandaskan

berdasarkan dimensi-dimensi yang telah dikemukakan para ahli, skala Dukungan

Sosial dibuat berdasarkan dimensi dukungan sosial yang dikemukakan oleh


42

(Cohen, dalam Taylor, 1995) yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental, dukungan informasi.

Tabel 3.2. Distribusi Aitem-Aitem Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba

Aspek Dukungan Jumlah Bobot


No. Favorable Unfavorable
Sosial Aitem (%)

1 Dukungan 5 5 10 25%
Emosional
2 Dukungan 5 5 10 25 %
Penghargaan
3 Dukungan 5 5 10 25 %
Instrumental
4 Dukungan 5 5 10 25 %
Informasi
Total 40 100 %

Adapun blue print untuk skala Dukungan Sosial dapat dilihat pada tabel berikut:
43

Tabel 3.3. Blue Print Skala Dukungan Sosial Sebelum Uji Coba

No Dimensi- Indikator Perilaku Favourable Unfavourable Total


dimensi
Dukungan
Sosial
1. Dukungan -Merasa 1,20,5,24,39 40,36,8,14,31 10
Emosional mendapatkan
perhatian
-Merasa
mendapatkan empati
-Merasa
mendapatkan rasa
aman
2. Dukungan -Merasa 26,9,32,11,28 2,15,21,17,33 10
Penghargaan mendapatkan
penilaian positif
-Merasa
mendapatkan
dorongan semangat
-Merasa
mendapatkan
motivasi
3. Dukungan -Merasa 3,16,10,34,22 27,25,37,6,29 10
Instrumental mendapatkan
bantuan secara nyata
dan langsung
4. Dukungan -Merasa 12,30,7,38,18 4,23,29,35,13 10
Informasi mendapatkan
informasi
-Merasa
mendapatkan saran,
nasihat/pengarahan

Total 40

Kemudian skala Adversity quotient yang dipakai berdasarkan dimensi

yang dikemukakan oleh Stolzt (2004), yaitu control, origin, ownership, reach,

endurance.
44

Tabel 3.4. Distribusi Aitem-Aitem Skala Adversity Quotient Sebelum Uji Coba

Aspek Adversity
Jumlah
No. Quotient Favorable Unfavorable Bobot
Aitem
(%)
1 Control 5 5 10 25 %
2 Origin and 5 5 10 25 %
Ownership
3 Reach 5 5 10 25 %

4 Endurance 5 5 10 25 %

Total 40 100 %

Adapun blue print untuk adversity quotient dapat dilihat pada tabel berikut:
45

Tabel 3.5 Blue Print Skala Adversity Quotient Sebelum Uji Coba

No Dimensi Indikator Perilaku Favourable Unfavourable Total


Adversity
Quotient
1. Control -Mampu 6,13,2,37,25 32,20,34,28,14 10
mengendalikan
emosi
-Mampu
menghadapi
kesulitan
-Mampu
menghadapi
keadaan yang tidak
diinginkan

2. Origin and -Mampu mengakui 19,21,33,38,23 7,3,30,16,9 10


Ownership kesalahan dirinya
sendiri.
-Mampu mengakui
akibat dari
kesalahan yang
dilakukan.
3. Reach -Mampu melakukan 8,29,4,17,11 26,39,22,24,36 10
hal positif meskipun
dalam keadaan sulit.
4. Endurance -Mampu menilai 27,31,40,10,15 5,12,35,18,1 10
bahwa kesulitan
atau masalah yang
dialami hal yang
bersifat sementara.
-Memiliki jiwa
yang optimis.
Total 40

Pada pengisian skala partisipan diminta untuk menjawab pertanyaan yang

ada dengan memilih salah satu jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang

tersedia.

Skala ini diberi 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu :


46

a. Sangat Sesuai (SS)

b. Sesuai (S)

c. Netral (N)

d. Tidak Sesuai (TS)

e. Sangat Tidak Sesuai (STS).

Pernyataan dalam skala ini terdiri dari pernyataan yang positif (Favorable)

dan negatif (Unfavorable). Aitem favorable, jawaban Sangat Sesuai (SS) akan

diberi skor 5, jawaban Sesuai (S) akan diberi skor 4, jawaban Netral akan diberi

skor (3), jawaban Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2 dan skor 1 untuk jawaban

Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem yang Unfavorable, setiap jawaban Sangat

Tidak Sesuaiakan diberi skor 5, demikian seterusnya sampai dengan skor 1 untuk

jawaban Sangat Sesuai.

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas Alat Ukur

Validitas merupakan sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam

menjalankan fungsi pengukurannya. Validitas mengacu pada aspek ketepatan

dan kecermatan hasil pengukuran. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui

seberapa banyak (dalam arti kuantitatif) suatu aspek psikologis terdapat dalam

diri seseorang yang dinyatkan oleh nilai atau skor pada instrumen pengukuran

(Azwar, 2012). Pengukuran yang tinggi validitasnya akan memiliki error yang

kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak

jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya. Dengan demikian secara

keseluruhan pengukuran yang dilakukan menghasilkan varians error yang kecil


47

(Azwar, 2012). Validitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas isi. Validitas isi merupakan suatu estimasi yang melihat sejauh mana

aitem-aitem test mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan

isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana aitem-aitem test mencerminkan

ciri perilaku yang hendak diukur.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas merupakan suatu pengukuran yang mampu menghasilkan

data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang

reliabel. Azwar (2012) mengatakan bawah reliabilitas adalah sejauh mana hasil

pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif

sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek belum berubah.

Pendekatan konsistensi internal digunakan sebagai uji reliabilitas.

Prosedur penyajian hanya sebanyak satu kali saja pada sekelompok responden

sebagai subjek (Azwar, 2012). Untuk menghitung koefisien realibilitas pada

alat ukur yang digunakan, peneliti menghitungnya dengan Alpha Cronbach.

3. Uji Daya Beda Aitem

Daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara

individu atau kelompok yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang

diukur (Azwar, 2015). Pengujian daya beda aitem dilakukan dengan cara

menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan

distribusi skor skala itu sendiri. Apabila skala yang setiap aitemnya diberi skor

pada level interval dapat menggunakan teknik analisa koefisien korelasi


48

pearson product-moment (Azwar, 2012). Perhitungan alat yang diukur atau

diteliti diolah dengan program SPSS version 17.0 for windows.

G. Metode Analisis Data

Dalam prosedur konstruk atau penyusunan tes, sebelum dilakukan estimasi

terhadap reliabilitas dan validitas, dilakukan terlebih dahulu prosedur analisi

aitem. Analisis aitem adalah cara menguji karakteristik masing-masing aitem yang

akan menjadi bagian tes yang bersangkutan. Maka dari itu peneliti menguji

koefisien korelasi pearson product moment dengan menggunakan program khusus

bantuan aplikasi SPSS 17.0 version for windows. Sebelum menganalisa data,

peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu, yaitu:

1. Uji Normalitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian kedua variabel

terdistribusi secara normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan

uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS version 17.0 for

windows.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui asumsi apakah dua data yang

ingin diteliti hubungannya telah memenuhi asumsi garis linier (penurunan atau

kenaikan nilai variabel I diikuti oleh kenaikan atau penurunan nilai variabel

II).

H. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Mengingat jumlah mahasiswa aktif Papua di Universitas Sumatera Utara

terbatas yaitu sebanyak 65 orang, maka uji coba skala dukungan sosial dan

adversity quotient diberikan kepada mahasiswa perantauan di Universitas


49

Sumatera Utara sebanyak 60 orang. Uji coba ini dilakukan guna mengetahui

kualitas masing-masing aitem.

Untuk melihat daya beda aitem, dilakukan analisa uji coba dengan

menggunakan aplikasi SPSS 17.0 for Windows. Prosedur pengujian ini akan

menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal dengan indeks daya beda

aitem dengan melihat skor total tes itu sendiri dengan menggunakan koefisien

korelasi pearson product momen (Azwar, 2012).

1. Skala Dukungan Sosial

Hasil analisis dukungan sosial menunjukkan bahwa dari 40 aitem,

terdapat 32 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total minimal

sebesar ≥ 0.254. Jumlah aitem yang gugur dalam skala dukungan sosial adalah

sebanyak 8 aitem. Hasil perhitungan reliabilitas skala dukungan sosial

menghasilkan nilai koefisien alpha sebesar 0.882.

Adapun blue print setelah uji coba untuk skala dukungan sosial dapat dilihat pada

tabel berikut:
50

Tabel 3.6 Blue Print Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba

No Aspek- Indikator Perilaku Favourable Unfavourable Total


aspek
Dukungan
Sosial
1. Dukungan -Merasa 1,20,5,24,39 40,36,8,14 9
Emosional mendapatkan
perhatian
-Merasa
mendapatkan
empati
-Merasa
mendapatkan rasa
aman
2. Dukungan -Merasa 26,9,32,11,28 2,21 7
Penghargaan mendapatkan
penilaian positif
-Merasa
mendapatkan
dorongan semangat
-Merasa
mendapatkan
motivasi
3. Dukungan -Merasa 3,16,10,22 27,25,37,29 8
Instrumental mendapatkan
bantuan secara
nyata dan langsung
4. Dukungan -Merasa 12,30,7,18 4,23,29,13 8
Informasi mendapatkan
informasi
-Merasa
mendapatkan saran,
nasihat/pengarahan

Total 32
51

Tabel 3.7 Penomoran Ulang Skala Dukungan Sosial Setelah Uji Coba

No Aspek- Indikator Favourable Unfavourable Total


aspek Perilaku
Dukungan
Sosial
1. Dukungan -Merasa 1,20 40(32),36(29), 9
Emosional mendapatkan (17),5,24(21), 8(7),14(13)
perhatian 39(31)
-Merasa
mendapatkan
empati
-Merasa
mendapatkan rasa
aman
2. Dukungan -Merasa 2,18(21) 7
Penghargaa mendapatkan 26(23),9,32(28),
n penilaian positif 11(10),28(25)
-Merasa
mendapatkan
dorongan
semangat
-Merasa
mendapatkan
motivasi
3. Dukungan -Merasa 27(24),25(22), 8
Instrument mendapatkan 3,16(14),10(9), 37(30),29(26)
al bantuan secara 22(19)
nyata dan
langsung
4. Dukungan -Merasa 12(11),30(27), 4,23(20), 8
Informasi mendapatkan 7(6),18(15) 29(23),13(12)
informasi
-Merasa
mendapatkan
saran,
nasihat/pengaraha
n

Total 32

2. Skala Adversity Quotient

Hasil analisis skala adversity quotient menunjukkan bahwa dari 40 aitem,

terdapat 31 aitem yang memiliki koefisien korelasi aitem total minimal sebesar ≥
52

0.254. Jumlah aitem yang gugur dalam skala adversity quotient adalah sebanyak 9

aitem. Mengingat penyebaran item setiap dimensi tidak merata, maka peneliti

melakukan pengurangan item per dimensi, sehingga jumlah aitem yang digunakan

adalah sebanyak 22. Hasil perhitungan reliabilitas skala adversity quotient

menghasilkan nilai koefisien alpha sebesar 0.918.

Adapun blue print setelah uji coba untuk skala adversity quotient dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 3.8 Blue Print Skala Adversity Quotient Setelah Uji Coba

No Dimensi Indikator Perilaku Favourable Unfavourable Total


Adversity
Quotient

1. Control -Mampu 6,13,2, 32,28,14 6


mengendalikan emosi
-Mampu menghadapi
kesulitan
-Mampu menghadapi
keadaan yang tidak
diinginkan
2. Origin and -Mampu mengakui 19,21,23 7 ,9 4
Ownership kesalahan dirinya
sendiri.
-Mampu mengakui
akibat dari kesalahan
yang dilakukan.
3. Reach -Mampu melakukan hal 8,29,4 26,39, 24 6
positif meskipun dalam
keadaan sulit.
4. Endurance -Mampu menilai bahwa 31,10,15 5,35,1 6
kesulitan atau masalah
yang dialami hal yang
bersifat sementara.
-Memiliki jiwa yang
optimis.
Total 22
53

Tabel 3.9 Penomoran Ulang Skala Adversity Quotient Setelah Uji Coba

No Dimensi Indikator Perilaku Favourable Unfavourable Total


Adversity
Quotient

1. Control -Mampu 6(5),13(10),2 32(20),28(17), 6


mengendalikan 14(11)
emosi
-Mampu menghadapi
kesulitan
-Mampu menghadapi
keadaan yang tidak
diinginkan
2. Origin and -Mampu mengakui 21()13,23(14) 7(6) ,9(8) 4
Ownership kesalahan dirinya
sendiri.
-Mampu mengakui
akibat dari kesalahan
yang dilakukan.
3. Reach -Mampu melakukan 8(7),29(18),4(3) 26(16),39(22), 6
hal positif meskipun 24(15)
dalam keadaan sulit.
4. Endurance -Mampu menilai 31(19),10(9), 5(4),35(21),1 6
bahwa kesulitan atau 15(12)
masalah yang dialami
hal yang bersifat
sementara.
-Memiliki jiwa yang
optimis.
Total 22

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu

persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.

1. Persiapan Penelitian

Dalam tahapan persiapan ini, hal yang dilakukan oleh peneliti adalah:
54

a. Pembuatan alat ukur

Proses pembuatan alat ukur dimulai dengan menentukan dimensi

dari dukungan sosial dan dimensi dari adversity quotient yang dibuat

sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang telah diuraikan. Peneliti

merumuskan indikator perilaku sebagai acauan untuk membuat aitem.

Peneliti membuat 40 aitem untuk skala dukungan sosial dan 40 aitem

untuk skala adversity quotient. Skala dukungan sosial dan adversity

quotient dibuat dalam bentuk booklet yang berisi pernyataan dan pilihan

jawabannya.

b. Evaluasi alat ukur

Setelah alat ukur disusun, maka tahap selanjutnya yang dilakukan

adalah mengevaluasi aitem-aitem dalam alat ukur. Evaluasi dilakukan

secara kualitatif dan kuantitatif. Evaluasi kualitatif dilakukan dengan

bantuan professional judgement untuk menilai apakah indikator dan

aitem yang ada sesuai dengan aspek variabel. Evaluasi kuantitatif

dilakukan dengan menguji coba alat ukur pada 60 mahasiswa yang

merantau di Universitas Sumatera Utara.

Setelah melakukan uji coba, data yang diperoleh kemudian di uji

daya diskriminasinya dan reliabilitasnya sebagai dasar untuk melihat

keseluruhan aitem yang layak digunakaan. Hasil uji coba yang sudah

memenuhi kelayakan kemudian langsung dijadikan sebagai data

penelitian.
55

c. Revisi alat ukur

Setelah melakukan evaluasi, peneliti menguji reliabilitas dan

daya beda aitem skala dukungan sosial dan skala adversity quotient

dengan menggunakan SPSS versi 17 for windows. Setelah diketahui

aitem-aitem mana saja yang memenuhi validitas dan reliabilitas, peneliti

kemudian menyusun aitem-aitem tersebut untuk dijadikan skala

penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti melakukan pengambilan data yang dimulai dari tanggal 22

s.d 24 Mei 2018. Pengambilan data diberikan pada mahasiswa aktif

Universitas Sumatera Utara sebanyak 65 orang. Pengambilan data

dilakukan di Asrama Putra dan Putri Mahasiswa Papua yang berada di

Jalan Dr. Mansyur. Proses pengisian skala didampingi langsung oleh

peneliti.

3. Pengolahan Data Penelitian

Setelah data semua subjek terkumpul dan hasil skor dukungan

sosial dan adversity quotient diperoleh, maka data akan diolah dengan

menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 17 for windows.

J. Metode Analisis Data

Pada penelitian ini, uji statistika yang digunakan adalah uji korelasi

pearson product moment untuk melihat hipotesis utama, yaitu hubungan

dukungan sosial dengan adversity quotient dan untuk melihat hipotesis

tambahan yaitu hubungan antara dimensi dukungan sosial dengan adversity


56

quotient secara terpisah. Uji statistik yang digunakan menggunakan bantuan

SPSS versi 17 for windows. Untuk melakukan metode analisis data dengan

uji korelasi, perlu dilakukan uji asumsi normalitas dan uji asumsi linieritas.

1. Uji Normalitas

Uji korelasi pearson product moment tidak dapat digunakan

apabila data tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas pada

penelitian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa data semua variabel

yang berupa skor-skor yang diperoleh dari hasil penelitian tersebar

sesuai dengan kaidah normal. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 17.0 for Windows.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah garis regresi

antara variabel dependen dan variabel independen membentuk garis

linier atau tidak. Apabila tidak memenuhi asumsi linieritas maka

analisa korelasi pearson product moment tidak dapat dilanjutkan

(Sugiyono, 2012). Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan

program SPSS 17.0 for Windows.


BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum subjek penelitian, hasil

penelitian, beserta analisa hasil penelitian.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif USU yang berasal dari

Papua. Subjek penelitian berjumlah 65 orang. Sebelum dilakukan analisa data,

terlebih dahulu diuraikan gambaran subjek penelitian berdasarkan usia, jenis

kelamin, dan fakultas.

1. Gambaran Subjek Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, penyebaran subjek penelitian dapat digambarkan

seperti pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia


Usia Frekuensi Persentase
18 – 19 21 32,30%
20 – 21 28 43,08%
22 – 23 15 23,08%
24 1 1.54%
Total 65 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah subjek

penelitian terbanyak terdapat pada rentang usia 20-21 tahun yaitu 43,08 %,

kemudian disusul dengan rentang usia 18-19 tahun 32.30 %, kemudian disusul

dengan rentang usia 22-23 tahun sebanyak 23, 08% dan jumlah subjek yang

paling sedikit berada pada rentang usia 24 tahun yaitu 1,54 %.

57
58

2. Gambaran Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, penyebaran subjek penelitian dapat

digambarkan seperti pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 29 44,61 %
Perempuan 36 55,39 %
Total 65 100%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penyebaran

subjek penelitian yang lebih banyak adalah berjenis kelamin perempuan

dengan jumlah subjek sebanyak 36 orang (55,39 %) dan disusul dengan

subjek penelitian yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah sebanyak 29

orang (44,61 %).

3. Gambaran Subjek Berdasarkan Fakultas

Berdasarkan fakultas, penyebaran subjek penelitian dapat

digambarkan seperti pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Penyebaran Subjek Penelitian Berdasarkan Fakultas

Fakultas Frekuensi Presentase


Fakultas Pertanian 2 3,07 %
Fakultas Teknik 7 10,76 %
Fakultas Kesehatan Masyarakat 18 27,69 %
Fakultas Kedokteran 3 4,61 %
Fakultas Keperawatan 11 16,92 %
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu 7,70 %
5
Politik
Fakultas Ilmu Budaya 4 6,16 %
Fakultas Ekonomi 11 16,93 %
Fakultas Kedokteran Gigi 4 6,16 %
Total 65 100%
59

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat berbagai

penyebaran fakultas yang menjadi pilihan subjek penelitian. Dari

penjelasan di atas menunjukkan bahwa subjek penelitian terbanyak berada

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat, kemudian disusul dengan Fakultas

Keperawatan dan Fakultas Ekonomi, selanjutnya Fakultas Teknik,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu

Budaya, Fakultas Kedokteran Gigi dan jumlah subjek penelitian paling

sedikit berada di Fakultas Pertanian.

B. Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara dukungan

sosial dengan adversity quotient dengan menggunakan pearson product moment.

Sebelum dilakukan analisa terhadap data penelitian, maka terlebih dahulu

dilakukan serangkaian uji asumsi yang merupakan syarat dalam melakukan uji

statistik parametrik.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran data menggunakan metode statistik One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test yang berguna untuk mengetahui apakah data

terdistribusi secara normal atau tidak. Hartono (2008) mengatakan bahwa data

dikatakan terdistribusi normal jika harga p > 0.05. Hasil uji normalitas dapat

dijelaskan pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Variabel Nilai Z Nilai p Distribusi
Dukungan Sosial .737 .649 Normal
Adversity Quotient .961 .314 Normal
60

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa :

a) Skor variabel dukungan sosial (DS) menunjukkan nilai Z = 0.737 dan nilai

probabilitas p = 0.649 (p > 0.05) yang menunjukkan sebaran data

penelitian telah terdistribusi secara normal.

b) Skor variabel adversity quotient (adversity quotient) menunjukkan nilai Z =

0.961 dan nilai probabilitas p = 0.314 (p > 0.05) yang menunjukkan bahwa

sebaran data penelitian telah terdistribusi secara normal.

Selain data di atas, peneliti juga melakukan uji normalitas dengan

menggunakan pendekatan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan

menggunakan Unstandardized Residual yang melihat normalitas data

secara keseluruhan.

Tabel 4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Variabel Nilai Z Nilai p Distribusi

Dukungan Sosial* Adversity .911 .378 Normal


Quotient

Berdasarkan hasil analisa pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa

nilai Kolmogorov-Smirnov Z yang diperoleh dari kedua variabel adalah

sebesar 0.911 dengan p = 0.378 (p > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

kedua variabel berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas yakni

dukungan sosial berkorelasi secara linier atau tidak terhadap variabel

tergantung, yakni adversity quotient. Norma yang digunakan untuk mengetahui

linearitas atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung


61

adalah dengan melihat nilai sig pada deviation from linearity dimana nilainya >

0.05. Hasil uji linearitas dapat dijelaskan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Uji Linieritas


Variabel Sig. Deviation Keterangan
From Linearity

Adversity quotient* Dukungan 0.951 Linier


Emosional
Adversity quotient* Dukungan 0.873 Linier
Penghargaan
Adversity quotient* Dukungan 0.975 Linier
Instrumental
Adversity quotient* Dukungan 0.976 Linier
Informasi

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa :

a). Nilai p deviation from linearity adversity quotient dengan dukungan

emosional adalah sebesar 0.951 (p > 0.05).

b). Nilai p deviation from linearity adversity quotient dengan dukungan

penghargaan adalah sebesar 0.873 (p > 0.05).

c). Nilai p deviation from linearity adversity quotient dengan dukungan

instrumental adalah sebesar 0.975 (p > 0.05).

d). Nilai p deviation from linearity adversity quotient dengan dukungan

informasi adalah sebesar 0.976 (p > 0.05).

Selain melakukan uji linieritas perdimensi, peneliti juga melakukan uji

linieritas secara global antara variabel bebas dan variabel terikat. Adapun output

dari hasil uji linieritas tersebut, ialah sebagai berikut :


62

Tabel 4.7 Uji Linieritas


Variabel Sig. Deviation Keterangan
From Linearity

Dukungan Sosial* Adversity 0.998 Linier


quotient

Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kedua

variabel juga memiliki hubungan yang linier. Hal ini dapat dilihat dari Nilai p

deviation from linearity antara dukungan sosial dengan adversity quotient adalah

sebesar 0.998 (p>0.05). Berdasarkan hasil dari output di atas maka dapat

disimpulkan bahwa secara keseluruhan kedua variabel memiliki hubungan yang

linier.

C. Hasil Utama Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan

sosial dengan adversity quotient pada mahasiswa USU yang berasal dari Papua.

Berdasarkan hasil analisi data penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif

antara dukungan sosial dengan adversity quotient pada mahasiswa Papua di USU.

Adapun hasil analisis data penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Korelasi Pearson Product Moment antara Varibel Dukungan
Sosial dengan Adversity Quotient
Variabel r Keterangan

Dukungan Sosial*Adversity 0.599 Ada Hubungan


quotient

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa besarnya hubungan

antara dukungan sosial dengan adversity quotient adalah 0.599.


63

Selain melakukan uji korelasi pearson product moment antar variabel,

peneliti juga melakukan analisis korelasi pearson product moment pada masing-

masing dimensi dukungan sosial dengan variabel adversity quotient. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui dimensi mana yang berhubungan positif dan seberapa

besar hubungannya.

Adapun analisis dari pearson product moment pada masing-masing dimensi

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Dimensi Dukungan


Emosional dengan Adversity Quotient
Variabel r Keterangan

Dukungan Emosional*Adversity 0.434 Ada Hubungan


quotient

Pada tabel 4.9 menunjukkan terdapat hubungan positif antara dukungan

emosional dengan adversity quotient pada mahasiswa Papua di USU. Hal ini

dapat dilihat dengan nilai r = 0.434.

Tabel 4.10 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Dimensi Dukungan


Penghargaan dengan Adversity Quotient
Variabel r Keterangan

Dukungan Penghargaan*Adversity 0.534 Ada Hubungan


quotient

Pada tabel 4.10 menunjukkan terdapat hubungan positif antara dukungan

penghargaan dengan adversity quotient pada mahasiswa Papua di USU. Hal ini

dapat dilihat dengan nilai r = 0.534.


64

Tabel 4.11 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Dimensi Dukungan


Instrumental dengan Adversity Quotient
Variabel r Keterangan

Dukungan instrumental*Adversity 0.562 Ada Hubungan


quotient

Pada tabel 4.11 menunjukkan terdapat hubungan positif antara dukungan

instrumental dengan adversity quotient pada mahasiswa Papua di USU. Hal ini

dapat dilihat dengan nilai r = 0.562.

Tabel 4.12 Hasil Korelasi Pearson Product Moment Dimensi Dukungan Informasi
dengan Adversity Quotient
Variabel r Keterangan

Dukungan Informasi*Adversity 0.555 Ada Hubungan


quotient

Pada tabel 4.12 menunjukkan terdapat hubungan positif antara dukungan

informasi dengan adversity quotient pada mahasiswa Papua di USU. Hal ini dapat

dilihat dengan nilai r = 0.555.

Berdasarkan hasil keseluruhan dari korelasi perdimensi dapat dilihat bahwa

dimensi yang memiliki korelasi paling tinggi dengan adversity quotient adalah

dimensi dukungan instrumental dengan korelasi sebesar 0.562. Kemudian disusul

dimensi dukungan informasi dengan korelasi sebesar 0.555, kemudian dimensi

dukungan penghargaan dengan korelasi sebesar 0.534 dan yang terakhir dimensi

dukungan emosional dengan korelasi 0.434.

D. Hasil Analisa Tambahan

1. Nilai Hipotetik dan Empirik

a. Nilai Hipotetik dan Empirik Dukungan Sosial


65

Hasil perhitungan Nilai Hipotetik dan Empirik Dukungan Sosial

dijelasikan pada tabel 4.13 berikut :

Tabel 4.13 Nilai Hipotetik dan Empirik Dukungan Sosial


Dukungan Sosial
Hipotetik Empirik
Min Max Mean SD Min Max Mean SD
32 160 96 21,3 98 151 126,1 11,24

Berdasarkan tabel di atas diperoleh mean hipotetik dukunga sosial adalah

sebesar 96 dengan standar deviasi 21,3. Selanjutnya mean empirik sebesar 126,1

dengan standar deviasi 11,24. Hasil ini menunjukkan bahwa dukungan sosial

subjek penelitian lebih tinggi daripada dukungan sosial populasi pada umumnya.

b. Nilai Hipotetik dan Empirik Adversity Quotient

Hasil perhitungan mean hipotetik dan mean emprik adversity

quotient dijelaskan pada tabel 4.14 berikut :

Tabel 4.14 Nilai Hipotetik dan Nilai Empirik Adversity Quotient


Adversity Quotient

Hipotetik Empirik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

22 110 66 14,6 79 105 91,8 5,86

Berdasarkan tabel 4.14 di atas diperoleh mean hipotetik sebesar 66 dengan

standar deviasi 14,6. Selanjutnya mean empirik adversity quotient adalah sebesar

91,8 dengan standar deviasi 5,86. Hasil ini menunjukkan bahwa adversity quotient

subjek penelitian lebih tinggi daripada adversity quotient populasi pada umumnya.
66

2. Kategorisasi Data Penelitian

a. Kategorisasi Dukungan Sosial

Norma kategorisasi yang digunakan pada Dukungan Sosial adalah


sebagai berikut:
Tabel 4.15 Norma Kategorisasi

Rentang Nilai Kategorisasi


X < (µ-1.0 SD) Rendah
X > (µ+1.0 SD) Tinggi

Besar mean hipotetik dukungan sosial adalah 96 dengan standar

deviasi 21,3 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.16 Norma Kategorisasi Dukungan Sosial

Persentase
Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi
(%)
X < 126 Rendah 29 44,61%
X > 126 Tinggi 36 55,39%
Total 65 100 %

Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

mahasiswa Papua merasa mendapatkan dukungan sosial yang tinggi yaitu

55,39 % dan 44,61 % tergolong sedang.

b. Kategorisasi Adversity Quotient

Norma kategorisasi yang digunakan pada adversity quotient adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.17 Norma Kategorisasi

Rentang Nilai Kategorisasi


X < (µ-1.0 SD) Rendah
X > (µ+1.0 SD) Tinggi
67

Besar mean hipotetik adversity quotient adalah 66 dengan standar

deviasi 14,6 sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.18 Norma Kategorisasi Adversity Quotient

Persentase
Rentang Nilai Kategorisasi Frekuensi
(%)
X < 92.00 Rendah 31 47,70%
X > 92.00 Tinggi 34 52,30 %
Total 65 100 %

Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

mahasiswa Papua memiliki adversity quotient yang tinggi yaitu 52,30 % dan

47,70% tergolong rendah.

Tabel 4.19 Gambaran Dukungan Sosial dan Adversity Quotient


Variabel Jenisa Kelamin N Mean

Dukungan Sosial Perempuan 36 93.06


Laki-laki 29 90.31
Total 65 91.83
Adversity Perempuan 36 129.92
Quotient
Laki-laki 29 121.38

Total 65 126.11

Berdasarkan tabel 4.19 di atas diperoleh hasil bahwa adversity quotient

mahasiswa Papua dengan jenis kelamin perempuan lebih tinggi daripada adversity

quotient laki-laki, yaitu dengan mean 93.06. Selain itu pada tabel 4.19 juga

terlihat bahwa mahasiswa Papua dengan jenis kelamin perempuan merasa

mendapatkan dukungan sosial yang lebih tinggi daripada laki-laki, yaitu dengan

mean sebesar 129.92.


68

E. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara dukungan sosial dengan adversity quotient pada mahasiswa aktif yang

berasal dari Papua di Universitas Sumatera Utara. Hipotesis utama penelitian ini

adalah terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan adversity quotient pada

mahasiswa aktif yang berasal dari Papua di Universitas Sumatera Utara. Hasil

utama penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan positif antara

dukungan sosial dengan adversity quotient. Besarnya hubungan positif antara

dukungan sosial dengan adversity quotient, yaitu 0.599. Selain melihat korelasi

antar variabel dukungan sosial dengan variabel adversity quotient, penelitian ini

juga melihat korelasi pada masing-masing dimensi dari dukungan sosial. Hal ini

dapat dilihat pada hipotesis selanjutnya.

Hipotesis kedua yaitu terdapat hubungan antara dimensi dukungan

emosional dengan adversity quotient pada mahasiswa aktif yang berasal dari

Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara

dukungan emosional dengan adversity quotient, yaitu 0.434.

Hipotesis ketiga yaitu terdapat hubungan antara dimensi dukungan

penghargaan dengan adversity quotient pada mahasiswa aktif yang berasal dari

Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara

dukungan penghargaan dengan adversity quotient, yaitu 0.534.

Hipotesis keempat yaitu terdapat hubungan antara dimensi dukungan

instrumental dengan adversity quotient pada mahasiswa aktif yang berasal dari

Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara

dukungan instrumental dengan adversity quotient, yaitu 0.562.


69

Hipotesis kelima yaitu terdapat hubungan antara dimensi dukungan

informasi dengan adversity quotient pada mahasiswa aktif yang berasal dari

Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara

dukungan informasi dengan adversity quotient, yaitu 0.555.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini menunjukkan bahwa

ada hubungan antara keempat dimensi dukungan sosial dengan adversity quotient.

Hal ini dapat dilihat dari besarnya korelasi yang diuji secara keseluruhan antara

dukungan sosial dengan adversity quotient, yaitu sebesar 0.599. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial hanya memiliki hubungan 59,9 %

dengan adversity quotient. Pada konteks ini maka banyak hal yang berhubungan

dengan adversity quotient. Hal ini dikarenakan besarnya hubungan antara

dukungan sosial dengan adversity quotient yang diuji secara keseluruhan maupun

diuji perdimensi tergolong sedang.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa selain faktor dukungan sosial,

tingginya adversity quotient seseorang dapat ditentukan oleh berbagai faktor. Hal

ini didukung oleh Stoltz (2004) yang mengatakan bahwa terdapat berbagai faktor

yang mempengaruhi adversity quotient seseorang, yaitu daya saing, produktivitas,

kreativitas, motivasi, mengambil resiko, perbaikan seseorang, ketekunan,

belajar,merangkul perubahan, keuletan, stress, tekanan, kemunduran. Hal ini juga

didukung dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fitria &

Oktavia (2012) yang mengatakan bahwa terdapat berbagai faktor yang

mempengaruhi adversity quotient seseorang yaitu faktor belajar, kreativitas,

produktivitas dan daya saing.


70

Pengaruh dari lingkungan sosial seperti orang tua, teman, guru dan orang-

orang yang mempunyai peranan penting dalam seseorang dapat membantu

seseorang menghadapi kesulitan-kesulitan (Dweck, dalam Stoltz, 2004). Orang-

orang yang mengalami tekanan atau mengalami berbagai masalah dalam hidupnya

membutuhkan dukungan sosial untuk mengatasi kesulitannya (Bachraca, dalam

Taylor, 1995). Pada saat seseorang sedang mengalami berbagai masalah atau

kesulitan dan mencoba untuk bertahan dalam kesulitan tersebut, maka salah satu

hal yang dapat membantu ialah dengan adanya dukungan sosial. Hal ini didukung

dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Puspasari, dkk (2012)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan adversity

quotient. Maka dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa dukungan sosial

memiliki peranan yang penting untuk meningkatkan adversity quotient mahasiswa

Papua di USU.

Taylor (1995) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah suatu bentuk

kenyamanan, perhatian, penghargaan, maupun bantuan. Dalam hal ini dukungan

sosial terbagi menjadi 4 dimensi yaitu, dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Dukungan

emosional adalah bentuk dukungan yang diberikan dengan adanya empati,

kepedulian, dorongan, dan semangat kepada seseorang. Dukungan ini

memberikan bentuk kenyamanan bagi seseorang dengan adanya perasaan saling

peduli ketika seseorang merasakan suatu kesulitan atau tekanan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dukungan emosional memiliki hubungan dengan adversity

quotient pada mahasiswa Papua di USU. Selain dukungan emosional ke tiga

dimensi dukungan sosial lainnya, yaitu dukungan penghargaan, dukungan


71

instrumental, dukungan informasi memiliki hubungan positf dengan adversity

quotient.

Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Putri (2016) yang menyatakan bahwa dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan infrormasi memiliki

hubungan dengan adversity quotient serta dapat meningkatkan adversity quotient

seseorang. Stolzt (2004) menyatakan bahwa adversity quotient merupakan

kemampuan seseorang untuk bertahan dalam mengatasi atau menghadapi

kesulitan. Seseorang yang memiliki adversity quotient yang tinggi akan mampu

menghadapi berbagai tantangan yang terjadi dalam hidupnya, dimana individu

tersebut akan memandang bahwa kesulitan yang dialami merupakan suatu proses

yang harus dilalui untuk menuju kesuksesan.

Tidak terlepas dari tingginya adversity quotient yang dipengaruhi oleh

banyak faktor, ternyata tingginya dukungan sosial yang diterima seseorang juga

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini sejalan dengan Stanley (2012) yang

mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi dukungan sosial,

yaitu adanya kebutuhan fisik yang merupakan kebutuhan sandang dan pangan,

kebutuhan sosial merupakan kebutuhan dalam bersosialisasi dengan orang sekitar,

dan kebutuhan psikis kebutuhan dalam mendaptkan rasa nyaman, sayang dan

dihargai oleh orang-orang sekitar.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat dari tabel kategorisasi dukungan

sosial, mahasiswa Papua yang merasa mendapatkan dukungan sosial yang tinggi

yaitu sebanyak 55,39 %. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya dukungan sosial

yang mereka terima dipengaruhi oleh ketiga kebutuhan tersebut. Dimana mereka
72

yang memiliki dukungan sosial yang tinggi sudah merasa terpenuhi akan ketiga

kebutuhan tersebut. Sedangkan mahasiswa lainnya belum memperoleh ketiga

kebutuhan tersebut sepenuhnya.

Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa adversity

quotient mahasiswa Papua dengan jenis kelamin perempuan lebih tinggi daripada

adversity quotient laki-laki dengan mean 93,06 (93,6 %). Hal ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Paramanandam (2013) yang

menunjukkan bahwa adversity quotient perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-

laki dengan mean 69.92 sedangkan laki-laki mean nya sebesar 67.10. Selain itu,

pada tabel juga terlihat bahwa mahasiswa Papua dengan jenis kelamin perempuan

merasa mendapatkan dukungan sosial yang lebih tinggi daripada siswa laki-laki

dengan mean 129,92. Hal ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Luo Lu (2014) yang menunjukkan penemuan yang signifikan

bahwa wanita dilaporkan menerima lebih banyak dukungan sosial daripada pria

dengan mean 192.

Pada penelitain ini juga terlihat bahwa mean empirik dukungan sosial

menunjukkan bahwa dukungan sosial yang dirasakan subjek penelitian lebih

tinggi daripada dukungan sosial populasi pada umumnya. Hal ini didukung oleh

hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan yang menjukkan bahwa 55,39 %

mahasiswa Papua merasa mendapatkan dukungan sosial yang tinggi, dukungan

sosial tersebut diterima dari berbagai sumber seperti, keluarga, dosen, dan teman-

teman. Sedangkan 44,61 % tergolong rendah. Dari hasil tersebut menunjukkan

bahwa sebagian besar subjek penelitian merasa menerima dukungan yang postif
73

terhadap diri mereka dalam kehidupan sehari-hari dan memperoleh setiap

kebutuhan mereka.

Pada mean empirik adversity quotient juga menunjukkan bahwa adversity

quotient subjek dalam penelitian lebih tinggi daripada adverisity quotient populasi

pada umumnya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang diperoleh dari

lapangan yang menunjukkan bahwa 52,30 % mahasiswa Papua memiliki

adverisity quotient yang tinggi. Hal ini didukung oleh data yang di peroleh dari

lapangan yang menunjukkan bahwa mahasiswa Papua memperoleh dukungan

sosial yang baik sehingga mampu melalui berbagai kesulitan, mampu untuk

bertahan untuk melanjutkan studinya di USU meskipun banyak rintangan atau

kesulitan yang menghampiri baik dibidang pendidikan maupun di lingkungan

sehari-hari, mereka juga memiliki sikap pantang menyerah dengan tetap memilih

bertahan melanjutkan pendidikannya di USU dan tidak memilih untuk kembali ke

Papua sebelum menyelesaikan pendiidkan, serta memiliki keberani untuk tetap

bertahan dalam kesulitan yang dialami.

Stolzt (2004) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki adversity

quotient yang tinggi lebih mampu bertahan dalam menghadapi dan mengatasi

masalah, hambatan atau kesulitan yang dimilikinya, serta akan mengubahnya

menjadi peluang keberhasilan dan kesuksesan. Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Putri (2016) yang mengatakan bahwa adversity

quotient yang tinggi menandakan seseorang akan lebih mampu merasakan

kendali yang lebih besar pada saat peristiwa – peristiwa sulit dalam hidup mereka.

Mereka juga mampu menyesuaikan diri mereka sesuai dengan asal kesulitan

tersebut sehingga mereka tidak akan menyalahkan diri mereka secara berlebihan.
74

Selain itu, hal tersebut juga didukung oleh Priti (2009) yang mengatakan bahwa

seseorang dengan adversity quotient yang tinggi akan terinspirasi untuk

meningkat lebih tinggi dan mencapai yang lebih baik setelah mengalami

kesulitan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran terkait dengan hasil

penelitian yang diperoleh. Pada bagian pertama akan dijabarkan hasil penelitian,

kemudian pada bagian terakhir akan dikemukakan saran-saran yang mungkin

dapat berguna bagi penelitian yang akan datang.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif antara dukungan sosial dengan adversity quotient pada

mahasiswa Papua di Universitas Sumatera Utara.

2. Ada hubungan positif antara dukungan emosional dengan variabel adversity

quotient pada mahasiswa Papua di Universitas Sumatera Utara.

3. Ada hubungan positif antara dukungan penghargaan dengan variabel adversity

quotient pada mahasiswa Papua di Universitas Sumatera Utara.

4. Ada hubungan positif antara dukungan instrumental dengan variabel adversity

quotient pada mahasiswa Papua di Universitas Sumatera Utara.

5. Ada hubungan positif antara dukungan informasi dengan variabel adversity

quotient pada mahasiswa Papua di Universitas Sumatera Utara.

6. Sebagian besar dukungan sosial yang diterima subjek penelitian tergolong

tinggi.

7. Secara umum, adversity quotient yang dimiliki subjek penelitian tergolong

tinggi.

8. Hasil tambahan penelitian menunjukkan bahwa :

75
76

a. Bentuk dukungan sosial yang paling tinggi diterima oleh mahasiswa Papua

ialah dukungan instrumental dan yang paling rendah adalah dukungan

emosional.

b. Dukungan sosial dan adversity quotient mahasiswa Papua dengan jenis

kelamin perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah

dikemukakan, maka peneliti mengajukan beberapa saran untuk penelitian

selanjutnya yang berhubungan dengan dukungan sosial dan adversity quotient.

Saran yang diajukan dibagi ke dalam dua bagian, sebagai berikut:

1. Saran Metodologis

a. Peneliti selanjutnya hendaknya menyusun alat ukur penelitian dengan jumlah

item yang proporsional dengan pembagian aspek atau dimensi setiap

variabel.

b. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang juga

memberi kontribusi terhadap adversity quotient pada mahasiswa Papua.

Faktor penyebab lainnya seperti daya saing, produktivitas, kreativitas,

motivasi, mengambil resiko, perbaikan seseorang,ketekunan,

belajar,merangkul perubahan, keuletan, stress, tekanan, kemunduran (Stolzt,

2004).
77

2. Saran Praktis

a. Kepada keluarga, dosen dan teman-teman diharapkan dapat

mempertahankan dukungan sosial yang telah diberikan selama ini

terutama dukungan instrumental. Kemudian diharapkan untuk

meningkatkan dukungan sosial lainnya, yaitu dukungan emosional,

dukungan penghargaan, dan dukungan informasi.

b. Bagi keluarga, dosen, teman diharapkan dapat memberi dukungan yang

positif kepada mahasiwa aktif asal Papua di USU, misalnya

mendengarkan keluh kesah mahasiswa yang sedang mengalami kesulitan

dalam pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari, membantu

secara materi, ataupun memberikan bantuan berupa informasi ataupun

nasehat, terutama dukungan emosional yang memberikan bentuk

kenyamanan dan rasa empati sehingga dapat menjadikan mahasiswa lebih

mampu menjalani dan melalui kesulitan, sehingga membuat mahasiswa

tidak merasa sendiri dalam menghadapi masalahnya.


DAFTAR PUSTAKA

Agusta,N.,Y. (2007). Memahami adversity quotient. Indonesian Psychological


Journal. Diakses dari http://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2015/02/JURNAL [Diakses pada 15 Juni 2018].

Ariani, R. N. (2015). Strategi adaptasi sosial budaya mahasiswa Papua penerima


beasiswa afirmasi dikti (adik) tahun 2013 di Universitas Negeri Semarang.
Skripsi Program Studi Sosiologi dan Antropologi. Semarang. Diakses dari
http://lib.unnes.ac.id/20945/1/3401411121-S.pdf [Diakses pada 15
Oktober 2017].

Azwar, S. (2010). Metode penelitian. Jakarta: Pustaka Belajar.

Azwar, S. ( 2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. ( 2015). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial jilid I. Jakarta: Erlangga.

Baron, R., & Byrne, D. (1994). Social psychology. Understanding Human


Interaction. Boston : Allyn & Bacon.

Fitria & Oktavia. (2012). Gambaran faktor-faktor yang memengaruhi adversity


quotient warga binaan remaja di rumah tahanan negara kelas 1 Bandung.
Diakses dari http://jurnal.unpad.ac.id/ ejournal /article/view/605. [Diakses
pada 15 Juni 2018].

Hartono. (2008). Analisis data statistika dan penelitian. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Haviland, W., A. (1993). Antropologi. Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Hoog & Vaughan. (2011). Social psychology. 6th Ed. London : Prentice Hall.

KBBI. Diakses dari http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/perantau. [Diakses pada 9


Januari 2018].

King, L., A. (2010). Psikologi umum buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Luo, L. (2014). Social support, reciprocity, and weil-being. The Journal of Social
Psychology. Diakses dari
https://.peaklearning.com/documents/PEAK_GRI_canivel.pdf [Diakses
pada 19 Juli 2018]

Mochtar, N. (2013). Merantau pola migrasi suku Minangkabau. Gajah Mada


Universitas Press ; Yogyakarta.

78
Napitupulu, L., Nashori, F & Kurniawan. (2007). Pelatihan adversity quotient
untuk meningkatkan kebermaknaan hidup remaja panti asuhan. Jurnal
Psikologika. Vol 12. No 23. Diakses dari
http://www.jurnal.uii.ac.id/Psikologika/article/view/8566 [Diakses pada 15
Juni 2018].

Priti, S. (2009). Effectiveness of an Intervention Programme to Develop Adversity


Quotient of Potential Leaders. Rizvi Institute Of Management Studies &
Research Mumbai. Diakses dari
http://.peaklearning.com/documents/PEAK_GRI_pritiSachdev.pdf [Diakses
pada 13 Juli 2018].

Puspasari, D., Kuwanto, T., Wijaya, E.,H. (2012). Dukungan sosial dan adversity
quotient pada remaja yang mengalami transisi sekolah. Jurnal Psikologi
17(1), 72-73. Diakses dari
http://journal.uii.ac.id/Psikologika/article/viewFile/4144 [Diakses pada 6
November 2017].

Putri, D., A, I. (2016). Hubungan antara dukungan sosial dengan adversity


quotient pada wirausahawan. Skripsi Program Studi Psikologi. Malang.
Diakses dari http://eprints.umm.ac.id/34374/1/jiptummpp-gdl-denisarian-
44437-1-hubungan-y.pdf. [Diakses pada 13 Juli 2018].

Ristekdikti. (2014). Program pendidikan prioritas untuk Papua dan Papua Barat.
Diakses dari Http://.Program-Pendidikan-Prioritas-Untuk-Papua-Dan-
Papua-Barat.Html. [Diakses pada 11 Juni 2017].

Santrock, J. W. (2012). Educational psychology. Boston: Mcgraw-Hill.

Sarafino, E.P. (2002). Health psychology biopsychosocial interaction. 5th Ed.


United States Of America: John Wiley & Sons.

Shwetha & Paramanandam. (2013). Adversity Quotient (AQ) as a Predictor of Job


Satisfaction. International Journal on Global Business Management &
Research; Chennai Vol. 1. Diakses dari
http://.peaklearning.com/documents/PEAK_GRI_ParamanandamShwetha.p
df
[ Diakses pada 19 Juli 2017].

Stanley, M., & Patricia, G. (2012). Buku ajar keperawatan gerontik. Jakarta:
EGC.

Stoltz. (2004). Adversity quotient mengubah hambatan menjadi peluang.


Grasindo: Jakarta.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

79
Susanti, N. (2013). Hubungan antara dukungan sosial dan daya juang dengan
orientasi wirausaha pada mahasiswa program
profesi apoteker Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Diakses dari
http://jogjapress.com/index.php/EMPATHY/issue/view/165. [Diakses pada
19 Desember 2017].

Taylor, S.E. (1995). Health psychology. New York: Mcgraw-Hill Companies, Inc.

UUD RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. [Online].


Diakses
dari:Http://.Depdiknas.Go.Id/Content.Php?Content=File_Edupedia&Id=200
81017135659. [Diakses pada 1 November 2017].

Wangsadinata, W. & G, Suprayitno. (2008). Jembatan dan menjebatani. Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia.

Yuniawati, R., M. A. (2015). Hubungan antara dukungan sosial dengan


Penerimaan diri pada lansia di panti wredha Budhi Dharma Yogyakarta.
Jurnal Fakultas Psikologi 3(1), 5-6. Diakses dari
http://journal.uad.ac.id/index.php/EMPATHY/article/view/ [Diakses pada 7
November 2017].

Yusuf, A., M. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif & penelitian.


Gabungan. Jakarta: Prenada media Group.

80
LAMPIRAN

81
LAMPIRAN A

- Reliabilitas dan Uji Daya Beda Alat


Ukur Dukungan Sosial
- Reliabilitas dan Uji Daya Beda Alat
Ukur Adversity Quotient

82
A. Reliabilitas Dan Uji Daya Beda Skala Dukungan Sosial

1. Hasil pengolahan data Pertama ( Jumlah Aitem =40)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.864 32

Item-Total Statistics

item Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

i_1 153.78 138.478 .535 .858

i_2 153.72 138.342 .559 .858

i_3 153.87 138.253 .397 .860

i_4 154.00 141.288 .276 .862

i_5 154.08 141.027 .334 .861

i_6 154.22 143.495 .157 .864

i_7 154.35 139.587 .449 .860

i_8 154.18 137.305 .340 .862

i_9 153.97 133.965 .643 .855

i_10 154.63 140.745 .298 .862

i_11 154.88 137.257 .414 .860

i_12 154.08 135.196 .659 .855

i_13 155.10 133.515 .445 .859

i_14 154.33 140.701 .403 .860

i_15 154.62 141.800 .141 .867

i_16 154.52 142.898 .299 .862

i_17 154.55 143.235 .168 .864

i_18 154.82 132.390 .609 .854

i_19 154.38 139.257 .568 .858

i_20 154.33 138.497 .390 .860

i_21 154.65 139.757 .385 .860

83
i_22 155.47 137.473 .380 .860

i_23 154.45 141.065 .275 .864

i_24 155.18 136.762 .380 .860

i_25 154.43 138.995 .439 .859

i_26 154.28 133.901 .537 .856

i_27 154.05 133.608 .621 .855

i_28 154.85 139.858 .274 .863

i_29 154.53 142.355 .278 .864

i_30 154.02 139.949 .377 .861

i_31 154.18 144.017 .181 .864

i_32 154.32 142.390 .329 .862

i_33 154.50 145.949 -.017 .869

i_34 154.43 145.436 .025 .867

i_35 154.37 142.982 .200 .864

i_36 153.95 139.438 .273 .863

i_37 154.73 139.792 .329 .861

i_38 154.58 143.908 .114 .865

i_39 154.92 139.569 .336 .861

i_40 153.98 136.864 .396 .860

2. Hasil Pengolahan Data Kedua ( Jumlah Aitem=32)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.882 32

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

i_1 122.30 122.112 .596 .875

i_2 122.23 122.351 .592 .876

i_3 122.38 122.444 .409 .878

84
i_4 122.52 126.593 .287 .882

i_5 122.60 126.278 .260 .881

i_7 122.87 124.999 .366 .879

i_8 122.70 120.180 .413 .878

i_9 122.48 117.373 .720 .871

i_10 123.15 125.350 .276 .881

i_11 123.40 121.702 .415 .878

i_12 122.60 119.803 .658 .873

i_13 123.62 117.325 .482 .877

i_14 122.85 125.825 .332 .880

i_16 123.03 127.558 .284 .881

i_18 123.33 116.328 .652 .872

i_19 122.90 124.329 .503 .877

i_20 122.85 121.858 .451 .877

i_21 123.17 124.040 .388 .879

i_22 123.98 122.288 .361 .879

i_23 122.97 125.355 .288 .883

i_24 123.70 120.214 .430 .878

i_25 122.95 123.811 .408 .878

i_26 122.80 117.553 .589 .874

i_27 122.57 117.538 .664 .872

i_28 123.37 123.016 .334 .880

i_29 123.05 126.896 .381 .882

i_30 122.53 124.219 .380 .879

i_32 122.83 126.819 .305 .880

i_37 123.25 124.970 .277 .881

i_39 123.43 124.318 .311 .880

i_40 122.50 119.373 .497 .876

i_36 122.47 123.406 .291 .881

85
B. Reliabilitas dan Uji Daya Beda Skala Adversity Quotient

1. Hasil Pengolahan Pertama (Jumlah Aitem = 40)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.900 40

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

i_1 146.35 232.299 .662 .893

i_2 145.68 248.627 .443 .897

i_3 146.28 257.223 .054 .902

i_4 145.55 243.404 .506 .896

i_5 145.83 239.497 .575 .894

i_6 146.10 250.939 .300 .899

i_7 146.02 246.966 .457 .897

i_8 145.62 243.969 .558 .895

i_9 145.90 241.753 .523 .895

i_10 145.47 244.694 .682 .894

i_11 145.77 245.436 .399 .898

i_12 146.20 242.569 .507 .896

i_13 145.75 252.326 .340 .898

i_14 145.43 245.233 .437 .897

i_15 145.48 242.627 .650 .894

i_16 145.70 263.061 -.170 .904

i_17 146.63 252.575 .158 .902

i_18 145.32 247.034 .555 .896

i_19 145.62 255.834 .159 .900

i_20 145.73 255.453 .197 .900

i_21 145.90 251.176 .321 .898

i_22 145.53 251.914 .344 .898

i_23 146.08 249.027 .385 .898

86
i_24 146.32 235.508 .508 .896

i_25 146.78 252.715 .188 .901

i_26 145.73 238.877 .594 .894

i_27 145.23 247.572 .606 .896

i_28 145.73 247.487 .507 .896

i_29 145.82 237.745 .668 .893

i_30 145.85 258.909 .001 .902

i_31 145.52 243.508 .610 .895

i_32 145.82 249.745 .372 .898

i_33 146.43 253.911 .183 .900

i_34 145.47 252.219 .370 .898

i_35 146.43 232.487 .661 .893

i_36 146.58 246.722 .356 .898

i_37 146.12 252.579 .281 .900

i_38 146.08 254.688 .174 .900

i_39 145.57 237.165 .689 .893

i_40 144.97 249.931 .506 .897

2. Hasil Pengolahan Kedua (Jumlah Aitem = 31)

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.918 40

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

i_1 115.07 201.962 .714 .912

i_2 114.40 219.193 .438 .916

i_4 114.27 214.606 .490 .916

i_5 114.55 209.303 .615 .914

i_6 114.82 221.678 .282 .918

87
i_7 114.73 218.911 .398 .917

i_8 114.33 213.853 .592 .914

i_9 114.62 211.935 .546 .915

i_10 114.18 215.508 .676 .914

i_11 114.48 215.135 .429 .917

i_12 114.92 212.654 .532 .915

i_13 114.47 222.219 .358 .917

i_14 114.15 215.316 .457 .916

i_15 114.20 214.061 .623 .914

i_18 114.03 217.626 .553 .915

i_21 114.62 222.376 . 281 .918

i_22 114.25 221.479 .379 .917

i_23 114.80 220.129 .356 .917

i_24 115.03 206.745 .507 .916

i_26 114.45 210.523 .573 .914

i_27 113.95 217.438 .643 .914

i_28 114.45 218.692 .474 .916

i_29 114.53 208.118 .694 .912

i_31 114.23 213.945 .625 .914

i_32 114.53 220.389 .360 .917

i_34 114.18 222.491 .367 .917

i_35 115.15 203.045 .686 .912

i_36 115.30 216.688 .375 .918

i_39 114.28 208.884 .668 .913

i_40 113.68 220.152 .515 .916

i_37 114.83 222.345 .247 .919

88
LAMPIRAN B
DATA MENTAH TRY OUT

89
1. SKALA DUKUNGAN SOSIAL

S a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a To
ubitem122 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 tal
jek 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
/it
em
S 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 2 4 4 5 4 2 5 2 4 5 5 2 4 5 4 4 5 4 5 5 3 4 4 4 16
1 6
S 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 3 4 3 5 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 2 3 5 16
2 6
S 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 13
3 4
S 4 5 4 5 4 4 3 5 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 5 3 4 4 4 15
4 5
S 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 14
5 8
S 5 4 4 5 5 5 4 5 4 1 3 4 1 3 5 3 5 1 3 4 2 4 3 4 4 2 3 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 3 2 4 15
6 0
S 5 5 5 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 3 3 4 3 4 3 4 5 4 3 4 4 3 5 4 3 3 5 13
7 7
S 4 5 5 2 4 3 4 4 4 3 5 4 2 4 3 4 2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 5 3 5 3 4 3 5 15
8 2
S 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 3 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 4 15
9 6
S 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 1 3 3 4 4 2 4 5 4 1 4 1 4 4 3 2 4 5 4 4 4 4 3 5 2 4 3 4 14
1 0
0

78
S 5 5 5 4 4 3 4 1 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 16
1 7
1
S 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 15
1 5
2
S 4 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 5 1 5 5 5 5 3 5 3 5 3 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 16
1 9
3
S 5 4 5 3 5 4 5 5 4 3 3 4 4 4 1 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 15
1 0
4
S 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 5 4 3 3 5 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 16
1 3
5
S 2 2 2 5 4 5 4 2 2 4 3 2 3 5 4 4 4 3 4 1 2 2 4 3 2 1 3 3 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 3 1 12
1 9
6
S 5 5 5 5 4 5 2 4 5 3 3 5 3 4 2 3 4 3 4 5 4 1 3 1 4 3 5 3 3 5 4 4 5 4 5 1 3 3 3 4 14
1 7
7
S 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 16
1 3
8
S 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 1 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 17
1 5
9
S 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 17

79
2 3
0
S 5 4 5 5 5 3 3 5 5 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 4 3 3 5 5 3 4 5 16
2 4
1
S 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 16
2 5
2
S 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 2 5 3 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 18
2 6
3
S 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 3 3 3 3 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 3 3 5 5 16
2 8
4
S 5 5 5 5 3 3 4 5 5 3 3 5 3 5 3 4 3 3 4 5 3 3 4 4 4 5 5 3 4 5 4 4 4 3 3 5 4 3 4 5 16
2 0
5
S 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 5 3 3 5 4 3 5 4 4 1 3 3 3 5 15
2 5
6
S 4 5 4 5 4 2 3 5 5 4 4 5 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 5 3 5 5 4 4 5 5 3 5 3 4 4 5 15
2 7
7
S 5 5 5 5 3 5 4 5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 15
2 7
8
S 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 14
2 2

80
9
S 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 14
3 5
0
S 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15
3 8
1
S 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15
3 0
2
S 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 5 16
3 6
3
S 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 2 4 1 4 4 4 4 2 4 5 4 3 2 3 4 4 3 2 4 4 4 3 5 4 4 5 4 4 3 5 15
3 4
4
S 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 15
3 7
5
S 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 15
3 8
6
S 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 3 4 18
3 6
7
S 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 2 3 4 4 3 4 4 3 5 2 4 3 5 4 3 4 4 4 4 2 5 5 4 4 2 5 14
3 7
8

81
S 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 16
3 0
9
S 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 1 4 1 4 3 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 13
4 9
0
S 4 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 2 5 3 4 5 3 5 4 3 4 2 4 3 3 4 2 4 4 5 4 4 5 5 4 3 5 5 5 16
4 0
1
S 4 4 5 4 4 5 4 2 2 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 2 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 14
4 1
2
S 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 18
4 3
3
S 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 2 5 4 4 2 4 4 4 2 2 4 5 3 4 2 5 15
4 2
4
S 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 2 5 2 4 5 4 3 4 4 4 3 3 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 5 3 4 2 5 16
4 8
5
S 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 2 5 2 4 5 4 4 2 4 4 3 4 5 2 5 5 5 3 4 4 5 4 2 4 4 5 3 4 2 5 15
4 8
6
S 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 14
4 8
7
S 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 14

82
4 9
8
S 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 5 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 3 4 5 2 4 4 5 2 2 3 5 15
4 7
9
S 4 4 2 4 4 4 3 5 5 3 5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 15
5 3
0
S 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 4 4 5 17
5 0
1
S 5 5 3 5 4 5 4 5 5 3 4 5 5 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 4 4 5 5 4 4 5 17
5 8
2
S 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 2 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 16
5 8
3
S 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 3 3 5 2 4 5 5 4 2 5 5 4 3 4 4 5 4 4 3 5 17
5 1
4
S 5 5 5 5 5 4 4 5 5 2 3 4 3 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 5 4 2 4 4 4 3 4 4 2 3 4 3 5 15
5 6
5
S 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 2 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3 3 3 5 3 2 3 5 16
5 2
6
S 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 4 3 5 16
5 4

83
7
S 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 3 5 16
5 2
8
S 5 5 5 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 3 4 5 5 4 2 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 16
5 2
9
S 5 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 3 4 5 4 2 4 5 4 4 4 5 17
6 1
0

2. SKALA ADVERSITY QUOTIENT

84
Su a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a a Total
bje 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
k/it 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
em

s1 5 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 1 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 2 5 5 178
s2 3 3 4 3 3 4 4 4 5 3 4 3 5 3 3 3 3 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 5 4 144
s3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 2 3 128
s4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 161
s5 2 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 146

s6 4 4 2 5 4 4 3 2 4 4 4 3 4 5 5 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 1 4 5 3 5 4 5 1 4 2 1 4 3 2 5 138

s7 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 1 3 4 2 4 5 2 4 5 5 5 4 3 5 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 5 141

s8 4 4 2 3 5 3 2 5 3 4 4 2 4 4 3 3 5 4 5 4 2 4 4 2 2 2 5 3 4 2 5 3 3 5 2 3 4 4 3 5 140

s9 3 3 4 3 4 3 2 4 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 4 2 4 2 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 2 4 129

s10 2 3 2 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 3 3 3 4 2 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 2 3 4 3 4 126

s11 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 2 4 5 4 4 5 4 1 1 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 5 141

s12 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 2 3 2 4 5 140

s13 2 5 1 5 2 4 5 4 5 5 5 3 2 1 5 5 2 5 5 5 4 5 4 2 4 5 5 5 3 5 3 5 5 5 3 1 5 4 5 5 159

s14 3 5 3 4 2 4 3 3 3 4 5 1 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 2 5 4 3 4 2 3 4 3 4 4 138

s15 2 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 5 146

s16 2 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 4 3 5 136

85
s17 3 3 4 3 4 3 2 3 5 3 4 3 3 4 3 4 1 5 4 3 3 4 3 5 1 3 5 5 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 4 5 137

s18 4 3 3 2 5 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5 3 5 3 3 3 5 3 4 1 3 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 5 144

s19 5 4 2 2 1 2 5 4 5 4 1 2 4 4 4 2 4 5 5 5 5 4 1 2 4 5 5 4 1 4 2 5 1 5 5 5 5 1 5 5 144

s20 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 2 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 3 141

s21 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 151

s22 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 5 150
s23 1 4 3 4 3 4 4 2 4 5 5 2 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 2 2 4 4 2 4 4 4 5 4 1 2 3 5 4 5 151

s24 4 3 4 5 3 3 3 4 3 4 3 3 3 5 5 4 1 4 3 3 3 5 5 4 1 3 5 3 4 5 5 3 3 5 1 2 3 4 5 5 144

s25 2 3 4 4 4 3 5 4 3 4 3 4 3 4 5 4 2 3 4 4 3 4 3 1 3 4 5 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 5 141

s26 4 5 3 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4 4 138

s27 3 4 3 5 3 2 3 4 5 4 4 2 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 3 4 2 2 4 4 5 5 159

s28 1 4 4 5 3 2 3 3 2 4 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 1 3 4 2 2 4 4 2 4 4 2 2 2 4 4 4 125

s29 2 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 1 2 4 3 4 4 141

s30 2 4 2 2 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 2 4 5 125

s31 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 144

s32 2 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 2 2 4 1 3 2 4 3 4 4 2 4 2 4 2 2 3 3 4 2 3 2 2 2 2 1 3 116

s33 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 2 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 3 5 4 4 5 5 2 4 4 5 5 170

86
s34 1 4 2 4 2 2 4 3 3 3 5 2 2 5 3 5 1 5 4 4 3 4 3 4 2 5 4 4 2 5 4 4 2 4 1 2 5 4 4 4 134

s35 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 2 4 3 4 4 2 4 4 5 153

s36 2 3 2 5 3 2 3 4 2 4 4 4 3 5 4 4 2 5 4 4 4 4 4 2 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 141

s37 3 4 4 5 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 2 3 4 3 3 4 4 3 3 5 2 4 4 4 4 4 147

s38 2 3 4 5 4 3 3 4 4 4 4 1 3 5 4 4 2 5 4 3 4 3 1 2 5 4 5 3 4 4 4 3 3 4 2 2 2 3 5 5 139

s39 2 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 1 4 5 4 5 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 2 2 2 4 5 141

s40 3 4 5 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 151

s 2 4 2 4 3 4 3 4 5 4 4 2 4 4 4 3 4 2 5 4 4 5 3 1 1 2 4 3 4 2 3 4 2 3 2 3 4 3 2 4 130
41

s 2 5 3 2 4 4 2 5 4 4 4 4 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 5 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 5 147
42

s 2 3 2 5 4 2 4 5 4 5 1 4 3 4 5 5 1 5 5 5 2 4 4 3 2 3 5 4 5 5 5 5 2 4 4 4 3 5 3 5 151

43

s 4 4 3 5 5 3 4 5 4 5 5 4 4 4 5 3 3 5 3 4 4 5 5 5 3 4 5 3 5 3 5 3 3 4 5 4 3 4 5 5 165

44

s 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 4 4 4 5 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 2 4 4 5 5 182
45

s 5 4 2 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 2 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 2 5 2 5 5 5 5 2 4 5 5 170

87
46

s 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 152
47
s 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 2 4 132

48

s 5 5 3 5 5 2 4 4 4 5 5 4 4 5 5 3 5 5 4 4 4 4 3 5 3 5 5 4 5 3 5 4 4 4 5 4 2 3 5 5 168

49

s 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 2 4 5 4 5 3 4 5 2 4 5 5 4 5 5 4 4 4 3 2 4 4 5 5 163

50

s 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 177

51

s 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 155

52

s 2 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 5 5 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 5 5 147

53

s 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 5 3 5 4 2 4 5 4 4 4 5 5 178

54

s 5 5 3 5 5 4 4 5 3 5 5 5 4 5 5 4 2 5 4 4 4 5 3 5 4 5 5 4 5 3 5 4 3 2 5 4 4 3 5 5 170

88
55

s 5 3 3 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 4 5 2 5 5 4 5 3 5 4 3 5 5 4 4 3 5 5 172

56

s 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 3 4 5 4 5 3 5 5 4 5 3 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 177

57

s 5 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 5 4 3 2 5 4 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 2 5 4 5 5 172

58

s 5 4 2 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 174

59

5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 4 4 5 5 3 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 4 4 4 3 5 5 176
s
60

89
LAMPIRAN C
DATA MENTAH HASIL PENELITIAN

1. DATA MENTAH SKALA DUKUNGAN SOSIAL

Item / I I I I I I I I I I 1 I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I SS

90
Subjek1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
0 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
S1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 1 1 4 3 4 4 3 2 4 4 3 1 4 3 4 1 3 4 100
S2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 133
S3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 2 4 135
S4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 137
S5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 3 5 4 4 3 5 5 5 4 5 5 4 4 5 3 142
S6 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 131
S7 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 126
S8 5 5 3 5 4 5 5 5 3 4 4 2 1 3 1 3 4 4 4 2 4 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 125
S9 5 5 4 5 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 3 4 5 4 1 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 128
S10 5 5 5 3 5 4 4 5 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 2 118
S11 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 122
S12 5 5 5 5 3 3 5 5 3 4 5 5 5 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 128
S13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 4 5 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 134
S14 5 1 5 4 5 4 2 5 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 120
S15 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 124
S16 4 1 3 2 5 3 4 5 1 5 5 5 5 4 5 1 3 3 4 1 4 3 5 5 3 5 5 3 3 4 4 1 114
S17 1 4 1 1 1 2 4 5 2 2 2 3 4 4 2 4 3 4 5 1 4 4 5 4 1 5 5 1 4 5 4 1 98
S18 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 5 4 5 5 3 3 4 4 3 5 2 4 4 5 4 4 4 4 4 134
S19 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 3 2 3 4 4 1 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 108
S20 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 5 133
S21 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 142
S22 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 114
S23 5 5 4 4 5 5 5 5 4 2 5 2 5 5 4 4 2 4 3 4 4 2 5 5 4 4 4 4 5 3 3 5 130
S24 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 116
S25 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 132
S26 5 5 3 5 4 4 4 5 4 5 5 3 4 3 4 3 5 5 3 3 4 5 4 2 3 4 5 4 5 4 4 5 131
S27 5 5 5 5 5 2 1 5 2 5 5 5 4 2 5 4 5 2 5 2 4 2 5 4 4 2 5 2 4 4 5 5 125
S28 5 5 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 122

91
S29 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 2 5 4 3 4 4 2 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 125
S30 2 3 2 4 4 2 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3 2 3 4 4 1 3 2 104
S31 4 4 3 4 4 5 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 2 2 123
S32 5 5 4 4 4 4 2 4 3 5 4 5 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 120
S33 5 4 4 4 5 5 1 5 5 5 5 1 4 5 5 4 5 1 4 4 4 1 5 1 5 4 5 5 4 4 5 5 129
S34 4 5 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 5 3 2 3 2 3 2 2 4 2 3 3 2 3 4 4 3 4 3 2 100
S35 4 1 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 117
S36 5 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 115
S37 3 5 3 5 5 4 5 5 4 5 3 5 4 5 2 5 3 5 1 4 5 2 2 1 1 2 4 4 4 3 5 2 116
S38 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 2 5 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 135
S39 4 4 5 2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 2 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 2 4 5 131
S40 4 5 5 3 5 4 3 3 4 5 4 4 3 4 5 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 5 3 5 4 3 2 119
S41 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 118
S42 5 5 3 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 132
S43 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 151
S44 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 139
S45 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 1 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 147
S46 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 5 4 4 4 5 2 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 5 5 4 4 4 1 124
S47 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 2 4 4 4 4 5 4 2 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 5 4 135
S48 5 5 5 5 4 3 5 4 3 3 4 3 3 3 4 4 5 3 3 3 4 2 4 5 2 3 4 3 5 4 4 5 122
S49 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 3 3 3 124
S50 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 132
S51 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 130
S52 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 149
S53 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 2 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 132
S54 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 143
S55 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 4 4 5 135
S56 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 3 4 133
S57 5 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 132
S58 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 120

92
S59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 135
S60 4 4 4 4 3 3 4 5 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 2 3 2 3 4 5 3 4 4 3 4 111
S61 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 132
S62 5 5 5 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 125
S63 4 5 5 3 5 4 3 3 4 5 4 4 3 4 5 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 5 3 5 4 3 2 119
S64 5 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2 115
S65 5 1 5 4 5 4 2 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 2 126

2. DATA MENTAH SKALA ADVERSITY QUOTIENT

Item/ I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 I12 I13 I14 I15 I16 I17 I18 I19 I20 I21 I22 SS

93
Subjek
S1 4 4 4 4 4 5 3 4 3 5 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 85
S2 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 1 4 5 5 4 5 1 1 5 91
S3 1 5 4 3 4 4 5 5 3 5 5 5 5 3 5 4 5 4 4 5 4 4 92
S4 4 3 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 95
S5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 104
S6 4 2 4 4 4 2 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 92
S7 4 5 4 3 4 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 88
S8 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87
S9 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 88
S10 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 3 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4 5 86
S11 5 3 5 2 4 5 3 4 5 4 5 4 3 2 4 3 5 4 4 5 5 5 89
S12 2 3 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 3 3 5 5 4 5 4 4 5 4 92
S13 1 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 5 5 1 3 4 5 5 5 3 5 5 92
S14 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 5 4 5 1 4 3 4 5 4 5 4 5 88
S15 2 4 4 4 4 5 2 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 5 87
S16 5 3 5 4 4 2 3 5 4 4 5 4 5 2 3 4 3 5 5 5 3 4 87
S17 3 4 4 4 5 5 5 3 1 5 5 1 1 1 3 4 4 4 5 5 5 2 79
S18 4 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 90
S19 3 4 5 4 3 5 5 5 4 4 4 5 4 1 4 4 5 4 3 5 4 5 90
S20 4 4 3 5 5 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 2 5 4 4 92
S21 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 104
S22 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 95
S23 4 5 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 3 2 4 5 4 4 4 4 4 5 90
S24 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 3 5 4 4 4 4 4 90

94
S25 5 5 5 5 4 5 3 5 4 4 4 3 3 3 4 5 5 5 4 4 5 4 94
S26 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 5 5 4 5 99
S27 5 5 5 5 1 5 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 5 5 1 93
S28 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 82
S29 4 4 4 4 3 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 85
S30 4 4 4 3 5 5 5 3 5 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 92
S31 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 4 99
S32 5 3 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 5 5 3 4 2 4 85
S33 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 1 5 5 100
S34 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 5 5 5 4 4 4 92
S35 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 79
S36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 4 5 5 105
S37 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 86
S38 4 4 5 4 2 5 4 5 4 5 5 4 4 2 5 4 5 5 4 4 4 4 92
S39 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 3 2 4 5 5 5 5 5 5 4 5 99
S40 4 3 5 4 3 5 3 5 3 4 5 5 5 2 4 3 5 5 4 5 4 4 90
S41 4 3 5 4 3 3 3 5 4 5 5 5 5 2 3 3 5 5 3 4 4 3 86
S42 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 94
S43 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 105
S44 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 95
S45 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 5 100
S46 2 2 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 90
S47 4 3 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 95
S48 2 3 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 3 5 90
S49 5 5 5 5 4 5 3 5 5 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 94

95
S50 5 5 5 4 5 5 3 5 5 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 90
S51 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 93
S52 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 104
S53 2 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 92
S54 4 5 5 5 1 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 99
S55 4 4 5 5 4 5 4 5 5 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 90
S56 4 5 5 4 3 4 3 5 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 94
S57 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86
S58 1 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 1 2 4 5 4 5 5 4 4 1 5 88
S59 4 5 5 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 97
S60 4 4 5 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 4 82
S61 2 3 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 4 5 5 5 92
S62 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 90
S63 5 5 5 3 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94
S64 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 90
S65 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 1 5 5 94

96
LAMPIRAN D
ALAT UKUR PENELITIAN

97
RAHASIA
No : …….

SKALA PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

78
Salam hormat,
Dalam rangka penelitian untuk memenuhi tugas akhir, saya Cika Irayani
Sitanggang, Mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara memohon
kesediaan teman-teman meluangkan waktu sejenak untuk mengisi skala ini.
Dalam pengisian skala ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu saya
mohon pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda dengan jujur dan
apa adanya tanpa mendiskusikan dengan teman lain. Kami akan menjaga
kerahasiaan jawaban Anda dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian
semata.
Jawablah semua pernyataan dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban
yang Anda pilih yang tersedia di sebelah kolom pernyataan.
Berikut contoh menjawab pernyataan dalam buku ini :
No Pernyataan SS S N TS STS
Saya sedih ketika mendapat nilai
1 X
buruk

Bila Anda ingin mengganti jawaban, coret tanda silang sebelumnya dengan dua
garis (=) dan berikan tanda silang (X) pada kolom yang lebih menggambarkan
keadaan diri Anda.
Contoh :
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya sedih ketika mendapat nilai buruk X X
Keterangan :
SS : Sangat Sesuai S : Sesuai N : Netral TS : Tidak
Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

Bantuan teman-teman dalam mengisi skala ini merupakan bantuan yang sangat
besar artinya bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu atas perhatian dan
partisipasi yang Anda berikan, saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat Saya

Cika Irayani Sitanggang

79
Isilah data diri Anda dengan benar pada kolom yang telah disediakan. Kami
menjamin kerahasiaan identitas yang Anda berikan hanya untuk keperluan
penelitian, tidak untuk keperluan lainnya.

Nama / Inisial

Jenis Kelamin L/P *

Usia ……Tahun …...Bulan

Fakultas

*) Coret yang tidak perlu

SKALA 1

No Pernyataan SS S N TS STS
1 Meskipun saya berada jauh dari
orang tua, mereka tetap memberikan
perhatian kepada saya.
2 Orang tua saya tidak mendukung
dalam perkuliahan saya.
3 Orang tua saya memenuhi kebutuhan
yang saya perlukan.
4 Orang tua tidak memberi saran
meskipun mereka mengetahui bahwa
saya sedang mengalami masalah.
5 Saya nyaman ketika saya bergabung
dengan teman-teman.
6 Teman-teman memberikan saran
kepada saya, ketika sedang
mengalami masalah.
7 Orang tua saya jarang ingin tau
dengan setiap kebutuhan yang saya
perlukan.
8 Orang tua saya menyempatkan diri
untuk memberikan semangat kepada
saya.
9 Teman-teman membantu saya untuk

80
mencari buku yang saya butuhkan.
10 Dosen memotivasi saya untuk lebih
giat lagi dalam belajar.

11 Orang tua saya memberikan saran-


saran yang baik ketika saya sedang
mengalami masalah.
12 Saya merasa dosen PA tidak
memberikan saran yang membantu
bagi saya.
13 Teman-teman tidak peduli ketika
saya mengalami kesulitan.
14 Teman saya membantu saya dalam
menyelesaikan tugas yang sulit.
15 Saya merasa pengarahan yang
diberikan dosen PA, dapat
membantu saya dalam mengatasi
kesulitan.
16 Teman-teman tidak peduli terhadap
kesulitan yang saya alami.
17 Orang tua saya menanyakan
hambatan yang saya alami, baik di
dunia perkuliahan maupun di
lingkungan sehari-hari.
18 Teman-teman saya jarang
menyemangati saya ketika dalam
keadaan sulit.
19 Dosen meminjamkan saya buku
tentang materi yang tidak saya
pahami.
20 Ketika saya tidak masuk kelas,
teman saya tidak memberitahu
bahwa ada tugas yang diberikan oleh
dosen.
21 Saya merasa dosen peduli dengan
perkembangan saya di kampus.
22 Ketika saya membutuhkan bantuan
dalam menyelesaikan tugas, saya
merasa teman-teman mengacuhkan
saya.

81
23 Orang tua saya memberikan pujian
atas nilai yang saya peroleh.
24 Orang tua saya merasa keberatan
ketika saya meminta sesuatu yang
saya butuhkan.
25 Ketika saya mengalami masalah
dosen memotivasi saya untuk tetap
optimis.
26 Teman-teman tidak memberi saran
ketika saya sedang kesulitan
menyelesaikan sebuah masalah
dengan dosen.
27 Orang tua saya mengarahkan saya
menjadi pribadi yang lebih semangat
dalam mengatasi masalah.
28 Teman-teman memberikan semangat
ketika saya mengalami masalah.
29 Orang tua saya tidak peduli dengan
masalah yang saya alami.
30 Dosen menolak untuk meminjamkan
buku yang saya butuhkan untuk
menyelesaikan tugas.
31 Saya merasa dosen peduli, ketika
saya meminta untuk mengulang
materi yang tidak saya pahami.
32 Orang tua saya jarang menanyakan
bagaimana kabar saya.

- SILAHKAN LANJUT KE SKALA 2 -

82
SKALA 2

No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk memaafkan seseorang yang
menyakiti hati saya.
2 Saya dapat mengontrol emosi saya ketika
ide saya ditolak oleh teman kelompok.
3 Kegagalan saya dalam mata kuliah tertentu
menjadikan saya lebih giat untuk belajar.
4 Saya putus asa ketika keadaan buruk
menghampiri saya.
5 Saya menyalahkan dosen saya ketika saya
mendapatkan nilai buruk.
6 Ketika saya mengalami masalah pribadi,
saya tetap mampu menjalin hubungan baik
dengan orang lain.
7 Saya akan mencontek ketika ujian, karena
soal yang diberikan oleh dosen sangat
sulit.
8 Meskipun saya mengalami masalah
dengan dosen, saya berusaha untuk
memperbaiki kesalahan saya.
9 Saya mampu mengendalikan diri saya
ketika saya berselisih paham dengan
teman.
10 Saya tidak masuk kuliah saat mata kuliah
yang sulit saya pahami.
11 Kegagalan saya dalam mata kuliah
tertentu, memacu saya untuk menjadi lebih
giat belajar kedepannya.

12 Nilai ujian saya yang buruk diakibatkan


kemalasan saya dalam belajar.
13 Saya merasa kegagalan mendapat nilai
yang baik dalam mata kuliah tertentu
semata-mata karena kesalahan saya.

14 Nilai yang buruk dalam satu matakuliah


membuat harapan saya berkurang untuk

83
mendapat IPK yang tinggi.
15 Saya malas pergi ke kampus ketika sedang
mendapat masalah.
16 Saya tidak mampu mengendalikan emosi
ketika teman-teman mengkritik penampilan
saya.
17 Saya tetap bersemangat meski keadaan
buruk sekalipun menghampiri saya.
18 Saya bukanlah orang yang mudah
menyerah ketika kesulitan menghampiri
saya.
19 Saya sulit mengendalikan emosi saya ketika
ada teman yang mengejek saya.
20 Saya marah ketika ada dosen yang
memperingati saya.
21 Meskipun masalah tersebut sudah berlalu
cukup lama, namun tetap mengganggu
pikiran saya.
22 Saya malas pergi ke kampus karena mata
kuliah yang tidak menarik.

MOHON PERIKSA KEMBALI JAWABAN ANDA


PASTIKAN TIDAK ADA JAWABAN YANG KOSONG
☺ TERIMA KASIH ☺

84
LAMPIRAN E
UJI ASUMSI

85
1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

DS AQ

N 65 65
a,,b
Normal Parameters Mean 126.11 91.83

Std. Deviation 11.245 5.865

Most Extreme Differences Absolute .091 .119

Positive .091 .119

Negative -.084 -.085

Kolmogorov-Smirnov Z .737 .961

Asymp. Sig. (2-tailed) .649 .314

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 65
a,,b
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 4.69587824

Most Extreme Differences Absolute .113

Positive .113

Negative -.077

Kolmogorov-Smirnov Z .911

Asymp. Sig. (2-tailed) .378

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

86
2. Uji Linieritas
a. Dukungan Sosial*Adversity Quotient

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

DS * AQ 65 100.0% 0 .0% 65 100.0%

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

DS * AQ Between Groups (Combined) 3306.051 17 194.474 1.910 .041

Linearity 2903.823 1 2903.823 28.515 .000

Deviation 402.227 16 25.139 .247 .998


from
Linearity

Within Groups 4786.195 47 101.834

Total 8092.246 64

b. Dukungan Emosional*Adversity Quotient

ANOVA Table

Mean
Sum of Squares df Square F Sig.

DE * SS_AQ Between Groups (Combined) 260.513 17 15.324 1.239 .274

Linearity 158.352 1 158.352 12.803 .001

Deviation 102.161 16 6.385 .516 .925


from
Linearity

Within Groups 581.333 47 12.369

Total 841.846 64

87
c. Dukungan Penghargaan*Adversity Quotient
ANOVA Table

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.

DP * Between (Combined) 190.801 17 11.224 1.886 .044


SS_AQ Groups
Linearity 134.295 1 134.295 22.570 .000

Deviation from 56.506 16 3.532 .594 .873


Linearity

Within Groups 279.661 47 5.950

Total 470.462 64

d. Dukungan Instrumental*Adversity Quotient


ANOVA Table

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.

DIN * Between (Combined) 281.500 17 16.559 1.831 .052


SS_AQ Groups
Linearity 223.151 1 223.151 24.671 .000

Deviation from 58.350 16 3.647 .403 .975


Linearity

Within Groups 425.115 47 9.045

Total 706.615 64

88
e. Dukungan Informasi*Adversity Quotient

ANOVA Table

Sum of
Squares df Mean Square F Sig.

DI * SS_AQ Between (Combined) 277.061 17 16.298 1.770 .063


Groups
Linearity 218.347 1 218.347 23.707 .000

Deviation from 58.714 16 3.670 .398 .976


Linearity

Within Groups 432.877 47 9.210

Total 709.938 64

89
LAMPIRAN F
ANALISIS DATA PENELITIAN

90
1. Uji Korelasi Pearson Product Moment antar Variabel Dukungan
Sosial*Adversity Quotient

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

DS 126.11 11.245 65

AQ 91.83 5.865 65

Correlations

DS AQ
**
DS Pearson Correlation 1 .599

Sig. (2-tailed) .000

N 65 65
**
AQ Pearson Correlation .599 1

Sig. (2-tailed) .000

N 65 65

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

2. Uji Korelasi Pearson Product Moment Perdimensi


Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

DE 36.31 3.627 65

DP 28.15 2.711 65

DI 31.57 3.331 65

DIN 30.08 3.323 65

SS_AQ 91.83 5.865 65

91
Correlations

DE DP DI DIN SS_AQ
** ** ** **
DE Pearson Correlation 1 .656 .690 .623 .434

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 65 65 65 65 65
** ** ** **
DP Pearson Correlation .656 1 .684 .614 .534

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 65 65 65 65 65
** ** ** **
DI Pearson Correlation .690 .684 1 .713 .555

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 65 65 65 65 65
** ** ** **
DIN Pearson Correlation .623 .614 .713 1 .562

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 65 65 65 65 65
** ** ** **
SS_AQ Pearson Correlation .434 .534 .555 .562 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 65 65 65 65 65

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

92

Anda mungkin juga menyukai