TINJAUAN PUSTAKA
penyaringan darah sehingga darah bersih dari zat yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih diperlukan oleh tubuh (Pearce,
2002).
1. Ginjal
Ginjal biasa juga disebut ren, renal atau kidney bagian dari systema
margo lateralis, serta polus seperior dan polus inferior. Margo lateralis
yang disebut hilum renale. Pada hilum renale didapatkan celah yang
sekitar dua setengah cm. Sinus renalis berisi pelvis renalis, calices,
darah dan ureter akan masuk atau keluar ginjal melalui hilum renale.
berbentuk kerucut atau piramid, yaitu piramid medula. Dasar dari setiap
2009).
Gambar 2.1 Anatomi Ginjal (Bontrager, 2014.)
atau racun.
tubuh.
tubuh.
dari vertebra lumbal dan berjalan menuju kebawah dan belakang serta
b. Pelvic brim adalah ureter yang bermula pada sisi pelvis yang
Vesica Urinaria.
3. Vesica Urinaria
yang terisi oleh jaringan ikat ductus different vesica seminalis dan
prostat
bentuk, ukuran dan posisinya. Volume dari urin adalah 300 – 500 ml.
Fungsi dari Vesica Urinari adalah sebagai reservoa atau tempat
4. Uretra
dari VU. Letaknya agak ke atas orivisium internal dari uretra pada
VU, yang terbentang sepanjang 1,5 inchi (3,75 cm) pada wanita dan 7
a. Pars prostatika
b. Pars Membrana
c. Pars Kavernosa
B. Patologis
kecil di dalam kalik tidak selalu memberikan keluhan, jadi dapat tanpa
gejala. Keluhan yang paling banyak bila batu berada di dalam ureter.
Sedang yang patologi adalah parut ginjal dan klasifikasi abses, penyakit
tertekan pada trigonum yang peka menyebabkan rasa yang sangat sakit,
keadaan ini.
2. Hidronefrosis
kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin mengalir
Bare,2002).
3. Urolithiasis
adalah suatu keadaan terbentuknya batu pada ginjal dan saluran kemih.
atau kerikil, sampai batu sebesar kandung kemih yang berwarna orange.
b. Purine derivative
d. Cystein
4. Colic Abdomen
Colic abdomen adalah rasa nyeri pada perut yang sifatnya hilang
dan timbul, bersumber dari organ yang tedapat pada rongga perut
(Abdomen). Yang mendasari hal ini adalah infeksi pada organ didalam
sumbatan dari organ perut (batu empedu dan batu ginjal). Batu saluran
sakit hebat dan dapat berakibat kegagalan fungsi ginjal apabila tidak
C. Ureterorenoscopy (URS)
merupakan kata bentukan dari Uretero (ureter) reno (ginjal, yang dimaksud
dalam hal ini adalah sistema pelvicokalix) dan scopein ( melihat). Dengan
kata kata yang lebih sederhana yaitu suatu tehnik untuk melihat traktus
muara ureter yang dimaksud (kanan atau kiri) dan kemudian disusuri keatas.
mencari penyakit). Tindakan ini juga dapat diikuti dengan tindakan untuk
terapi penyakit yang diketahui setelah tindakan ini, atau mengambil contoh
jaringan dari ureter atau di ginjal. Jika tindakan diikuti dengan memecahkan
batu dengan alat pemecah batu (litotripsi) maka disebut URS litotripsi. Jika
diikuti dengan biopsi ureter atau jaringan saluran kencing ginjal disebut
URS biopsi
Gejala yang umumnya muncul adalah demam tinggi atau bisa juga suhu
tubuh sangat dingin, turunnya tekanan darah, denyut nadi yang sangat
cepat, hitung sel darah putih diats 10.000 atau kurang dari 4.000/mmk.
antibiotik.
pemasangan selang di dalam tubuh (DJ stent) dan jika sangat besar maka
D. Prosedur Pemeriksaan
intra vena dengan tujuan untuk melihat anatomi, fungsi, dan kelainan lain
a. Indikasi
Radang ginjal
Batu ginjal
Hidronefrosis
Pielonefritis
Renal obstruction
Renal hypertension
b. Kontra indikasi
Pemeriksaan Intra Vena Pielografi tidak dilakukan pada kelainan
Tumor ganas
Kegagalan jantung
Anemia
Kegagalan ginjal
Pheochorocytoma
Multiple myeloma
3. Persiapan pemeriksaan
a. Persiapan Pasien
sebagai berikut:
sampai dehidrasi.
sebelum pemeriksaan.
pemeriksaan.
pemeriksaan.
Alat dan bahan unruk pemeriksaan intra vena pyelografi yang harus
c) Grid
d) Marker
e) Pengatur waktu
f) Media kontras
untuk memasukkan media kontras, terdiri alat bantu steril dan non steril.
a) Spuit 20cc
b) Kassa
c) Kapas alcohol
d) Infus set
a) Bengkok
b) Plester
c) Sarung tangan
4. Media Kontras
dan bersifat non ionic, yaitu jika di suntikkan tidak terjadi ion interchange
(Bontrager, 2014).
needle.
E. Teknik Pemeriksaan
apakah usus sudah bebas dari udara dan fekal. Kelainan-kelainan anatomi
pada organ saluran kemih dan untuk menentukan factor eksposi pada
berikut :
a. Posisi pasien
samping tubuh.
b. Posisi objek
pemeriksaan
c. Kaset
atas kaset pada proccecus xypoideus dan batas bawah pada sympisis
pubis.
3. FFD : 100 cm
tahan nafas.
e. Kriteria Radiograf
Gambar 2.5 Hasil Radiograf BNO Polos
(Bontrager, 2014)
2014.)
a. Posisi Pasien
samping tubuh.
b. Posisi Objek
c. Kaset
3. FFD : 100 cm
nafas.
e. Kriteria Radiograf
kontras
Gambar 2.7 Hasil Radiograf Foto 5 menit (Bontrager, 2014)
a. Posisi pasien
dada.
b. Posisi Objek
Mengatur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah
mejapemeriksaan.
c. Kaset
atas kaset pada proccecus xypoideus dan batas bawah pada sympisis
pubis.
kiri.
3. FFD : 100 cm
tahan nafas
e. Kriteria Radiograf
(Bontrager,2014)
a. Posisi pasien
dada.
b. Posisi objek
pemeriksaan.
c. Kaset
atas kaset pada proccecus xypoideus dan batas bawah pada sympisis
pubis.
2. Central Point (CP) : Pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis
3. FFD : 100cm
e. Kriteria Radiograf
prostat hipertrofi.
dilanjutkan foto post miksi, namun apabila pada foto 45 menit kandung
kemih belum terisi penuh dengan media kontras maka perlu ditunggu
sebagai berikut:
a. Posisi Pasien
b. Posisi Objek
c. Kaset
Ukuran 35cm x 43cm diatur memanjang sejajar tubuh dengan batas
atas kaset pada processus xypoideus dan batas bawah pada sympisis
pubis.
3. FFD : 100 cm
nafas.
e. Kriteria Radiograf
F. Proteksi Radiasi
1. Menurut dr. Mardiatmo (2008), dalam Prosedur Tetap mengenai Proteksi
butuhkan.
sedang hamil maka bagian janin atau perut harus ditutup dengan
radiasi.
bertugas.
eksposi.
penyinaran.