Anda di halaman 1dari 78

EPIDEMIOLOGI

DESKRIPTIF

1
Konsep modern Epidemiologi
Adalah ilmu yang mempelajari:

1. Kejadian
(frekuensi)
Penyakit pada
2. Distribusi penduduk
3. Faktor
determinan
(risiko)

2
Tujuan:
1. Memperhitungkan besar dan pentingnya
berbagai masalah kesehatan pada kelompok
populasi.
2. Menggambarkan karakteristik distribusi dari
berbagai penyakit/masalah kesehatan dari
suatu kelompok populasi yang terkena.
3. Mengidentifikasi kemungkinan determinan,
masalah dan faktor risiko.

3
Variabel Epidemiologi

1.Orang = who
2.Tempat = when
3.Waktu =where

4
Variabel epidemiologi
• Host (age, race, sex)
WHO • Knowledge, attitude, behavior

• Environment
WHERE • Agent reservoir

• Time respond
WHEN • Incubation

5
6
I. Variabel Orang.
Karakteristik individu yang ada
hubungannya dengan keterpajanan atau
kerentanan terhadap suatu penyakit.
A. Biologik.
• Jenis Kelamin.
• Umur.
• Ras (etnis).
• Status nutrisi.
• Imunitas.
• Paritas.
7
B. Perilaku.
• Merokok.
• Kebiasaan makan dan tidur.
• Ciri pembawaan kepribadian.
• Pilihan diet.
• Aktivitas fisik.
C. Sosio-ekonomi.
• Pendidikan.
• Pekerjaan.
• Pendapatan.
• Status perkawinan.
8
II. Variabel Tempat.
• Tempat:
- Area geografis.
- Luas dan tinggi lokasi.
• Tempat biasanya dikategorikan dikotomi,
misalnya
• Perkotaan <-> Pedesaan (urban-rural)
• Kumuh < - > tidak kumuh (pemukiman).
• Domestik <-> Asing.
• Dalam Negeri <-> Luar negeri.
• Institusi <-> non institusi.

9
Analisis perubahan frekuensi penyakit
menurut.
1. Antar tempat (batas alamiah: iklim,
temperatur).
2. Antara urban dan rural (kepadatan
penduduk, suplai air).
3. Dalam negara (Propinsi).
4. Antar negara (Internasional).

10
III. Variabel waktu.
Pengertian waktu  Detik, menit, jam, hari, bulan,
tahun, dekade, abad.
Skala perubahan frekuensi penyakit:
A. Variasi jangka pendek.
 Sporadis.
 Endemik.
 Pandemik.
 Epidemik  Common source (satu sumber
penularan), Propagated (lebih dari satu sumber
penyakit) 11
SPORADIS ENDEMIS KLB WABAH

Frekuensi Rendah – Rendah  Rendah – Tinggi


sedang tinggi tinggi
Waktu Sewaktu- Sepanjang Cepat – Cepat
waktu tahun mendadak
(musiman)

Luas Terlokalisir Terlokalisir Terlokalisir - Sangat


wilayah - setempat - setempat setempat luas

12
B. Variasi Berkala
 Variasi musiman (berulang interval <1
tahun).
 Variasi siklik (berulang interval  1 tahun).
C. Variasi Jangka Panjang (secular trends).

Kegunaan Pengetahuan Variabel Waktu:


1. Memprediksi puncak insidensi.
2. Merencanakan upaya penanggulangan.
3. Melakukan evaluasi dampak penanggulangan
yang telah dilaksanakan.
13
No. of Cases of a Disease

KLB
Endemik Epidemik

Time -----------------------------

14
Untuk membuktikan apakah kejadian penyakit adalah
KLB-Wabah perlu dilakukan dengan pendekatan studi
epidemiologis

STUDI-STUDI
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
1. Studi ekologi/korelasi.
2. Studi kasus.
3. Studi kros seksional.

15
1. Studi korelasi (studi ekologi)
 Data populasi.
 Unit analisis: agregat..
• Keuntungan:
- Murah.
- Cepat.
- Data/informasi tersedia (data sekunder)

16
Kelemahan studi korelasi:
a. Tidak dapat melihat hubungan terpajan
dengan penyakit pada level individu.
b. Tidak dapat mengontrol efek dari faktor
confounding (pengganggu).
c. Tidak selalu menggambarkan hubungan
asosiasi yang valid secara statistik.
d. Bukan gambaran individu.

17
2. Studi Kasus.
• Unit analisis: Pasien.
• Studi serial kasus: unit analisis: beberapa
pasien.

Kegunaan studi kasus:


• Identifikasi penyakit baru.
• Formulasi hipotesis (mengembangkan
hipotesis).
• Kelemahan studi kasus: Tidak untuk uji
hipotesis (karena tanpa pembanding).
18
Latihan :
Kota X mempunyai 8 RS. Seorang dokter disalah satu RS melakukan penelitian terhadap kasus
kasus diabetes mellitus (DM), selama 1 tahun penelitiannya terkumpul data sebagai berikut :

No ID Sex Umur Suku Kadar Komplikasi Status


gula Keluar dr
Darah RS
gr/dl
1 Wanita 50 Jawa 300 Ada Meninggal
2 Wanita 45 Jawa 200 Ada Hidup
3 Pria 30 Sumatra 350 Ada Meninggal
4 Pria 35 Sumatra 375 Ada Meninggal
5 Pria 40 Jawa 280 Ada Meninggal
6 Wanita 50 Jawa 300 Ada Meninggal
7 Pria 40 Betawi 240 Tidak ada Hidup
8 Wanita 45 Betawi 300 Ada Hidup
9 Pria 30 Betawi 400 Ada Meninggal
10 Wanita 60 Betawi 200 Tidak ada Hidup
11 Pria 35 Jawa 150 Tidak ada Hidup
12 Wanita 45 Jawa 180 Tidak ada Hidup
13 Pria 50 Jawa 260 Tidak ada Hidup
14 Wanita 60 Jawa 200 Tidak ada Hidup
15 Pria 40 Jawa 380 Ada Meninggal
16 Pria 35 Jawa 375 Ada Meninggal
17 Pria 40 Jawa 150 Tidak ada Hidup
18 Pria 50 Jawa 160 Tidak ada Hidup
19 Pria 40 Jawa 250 Tidak ada Hidup
20 Wanita 45 Sumatra 280 Ada Hidup
21 Wanita 60 Sumatra 290 Ada Hidup
22 Pria 40 Betawi 300 Ada Meninggal
23 Wanita 45 Betawi 325 Ada Meningga
24 Pria 35 Betawi 200 Tidakada Hidup
25 Wanita 40 Betawi 240 Ada Hidup
26 Pria 40 Sumatra 210 Tidak ada Hidup
27 Pria 45 Sumatra 170 Tidak ada Hidup
28 Pria 50 Jawa 190 Tidak ada Hidup
29 Wanita 55 Betawi 340 Ada Meninggal
30 Wanita 60 Betawi 330 Ada Meninggal
31 Pria 40 Sumatra 300 Ada Meninggal
32 Wanita 45 Jawa 260 Ada Meninggal
33 Wanita 50 Betawi 260 Tidak ada Meninggal
34 Pria 40 Sumatra 370 Ada Meninggal
35 Pria 30 Betawi 400 Ada Meninggal
36 Pria 35 Betawi 240 Ada Hidup
37 Pria 35 Betawi 275 Ada Hidup
38 Pria 40 Betawi 200 Tidak ada Hidup
39 Pria 40 Betawi 150 Tidak ada Hidup
40 Pria 40 Jawa 150 Tidak ada Hidup

kris/studiepid/ppt 19
Tugas :

• deskripsikan distribusikan/frekwensi penyakit DM berdasarkan :


• jenis kelamin
• umur
• ada tidaknya komplikasi
• kadar gula darah
• status pada saat pulang dari RS

• dapatkah gambaran distribusi/frekwensi diatas menggambarkan kondisi di populasi ?


apa alasannya ?

• Dari data diatas dapatkah saudara menentukan kelompok risiko tinggi untuk
penyakit DM ? bagaimana caranya

• dari data diatas dapatkah saudara memformulasikan hipotesis baru

• adakah hubungan antara komplikasi dengan kematian pada penderita DM

• jika ada hubungan antara kejadian komplikasi dengan kematian pada penderita
DM dapatkah hasil tersebut digeneralisasikan di populasi

• dapatkah saudara memformulasikan hipotesis baru dari analisis hubungan


tersebut

kris/studiepid/ppt 20
3. Studi Kros Seksional.
- Disebut juga survei penampang.
- Faktor pemapar dan outcome dinilai dalam
waktu bersamaan.

Kegunaan studi kros seksional:


• Untuk public health administrator.
• Menilai kebutuhan pelayanan kesehatan.

21
Keuntungan Studi Kros Seksional
1. Dapat dilakukan dalam waktu singkat.
2. Biaya murah.
3. Hasil studi dapat digeneralisasikan.
Kerugian:
• Sulit mengetahui apakah faktor risiko
(pemapar) terjadi lebih dulu baru
kemudian sakit ataukah sudah sakit, baru
timbul faktor pemaparnya.

22
Desain Penelitian Analitik
1. StudiDESAIN
Observasional
PENELITIAN ANALITIK
a. Studi kasus kontrol.
b. Studi Kohort.
2. Studi Intervensi = eksperimen
a. Studi sebelum dan sesudah intervensi
dengan kontrol.
b. Trial klinik yang dirandomisasi.
c. Trial komunitas yang dirandomisasi.
23
UKURAN-UKURAN MORBIDITAS
INSIDENS
Adalah jumlah kasus baru suatu penyakit yang terjadi pada
suatu periode waktu tertentu dalam suatu populasi yang
berisiko untuk terkena penyakit tertentu.

 kasus baru yg. terjadi dlm pop. selama periode wkt. Ttt.
Insidens = -------------------------------------------------------------------------------- X 1.000
 orang yg berisiko menjadi sakit selama periode wkt. Ttt.

24
Insidens merupakan suatu ukuran peristiwa atau
kejadian.
Penyakit timbul pada seseorang yang sebelumnya
sehat atau tidak menderita penyakit tersebut.
Oleh karena insidens adalah suatu ukuran
peristiwa atau kejadian (perubahan dari tidak
sakit menjadi sakit), maka insidens disebut
sebagai ukuran risiko.
Risiko tersebut dapat dilihat pada suatu kelompok
populasi tertentu misalnya, kelompok umur,
laki-laki atau perempuan, kelompok pekerja,
atau kelompok yang terpajan oleh sesuatu
seperti radiasi atau racun kimia.
25
Denominatornya (Penyebut) adalah jumlah orang
yang berisiko untuk menjadi sakit (population
at risk).
Artinya setiap individu yang dimasukkan ke dalam
denominator harus mempunyai potensi untuk
menjadi bagian dari kelompok yang dihitung
dalam numerator (Pembilang).

26
• Waktu yang dimaksud misalnya insidens
mingguan, insidens bulanan, insidens tahunan,
dst.
• Semua individu yang dimasukkan harus diamati
(at risk) selama periode waktu yang ditentukan.
• Insidens yang dihitung dengan menggunakan
suatu periode waktu tertentu di mana dengan
mengikutsertakan semua individu dalam
populasi yang mempunyai kemungkinan terjadi
outcome disebut kumulatif insidens
(cummulative incidence).

27
PREVALENS
Adalah jumlah kasus yang ada (baru+lama)
dalam populasi pada suatu waktu tertentu
dibagi dengan jumlah semua orang dalam
populasi pada suatu waktu tertentu.

 kasus s/ penyakit dlm. Pop. pada s/ wkt. Ttt.


Prevalens = -------------------------------------------------------------- X 1.000
 orang dalam populasi pada waktu ttt.

28
Dalam kedokteran dan kesehatan masyarakat
dikenal 2 jenis ukuran prevalens yaitu:
1. Point Prevalence prevalens penyakit pada
suatu waktu tertentu.
2. Period Prevalence berapa banyak orang
yang sakit pada setiap waktu selama periode
tertentu (tahun kalender).

29
case w1 w2 W3
A
B
C
D
E
F
G
H
I

30
Prevalens = Insidens x Duration of Illness

Untuk kondisi dengan rata-rata sakit yang lama


seperti Lepra, TBC, maka insidens pertahun lebih
rendah daripada pevalens.
Contoh:
• Prevalens TBC paru 0,5%-1,0% (5-10 per 1000
pddk. Dan rata-rata lama sakit bila tidak diobati
sekitar 4-5 tahun berarti Insidens kasus baru TBC
= 0,1%-0,2% atau 1-2 per 1000 penduduk per
tahun.

31
Attack rate (primary and secondary)
adalah jumlah kasus baru yang terjadi selama
wabah.

Primary attack rate = Jumlah kasus pada saat


kontak pertama (sumber penularan).
Secondary attack rate = Jumlah kasus baru
yang terjadi akibat kontak dengan kasus
primer (sumber penularan) dalam masa
inkubasi penyakit tersebut.
Penyebut merupakan jumlah total yang terpapar
dengan kasus primer pada masa yang sama.
32
Jumlah penderita baru pada suatu saat
Attack Rate = ------------------------------------------------------ x 1000
Jumlah penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat itu.

Dari 500 orang murid yang tercatat pada SD “X” ternyata 100
Orang, di antaranya tiba-tiba menderita muntah berak setelah
makan gado-gado.

100
Attack Rate = ------- x 1000  primary attack rate
500
Jumlah penderita baru pada suatu saat
Secondary Attack Rate = -------------------------------------------------------- x 1000
Jumlah penduduk – penduduk yang
terkena serangan pertama.
33
KELUARGA A KELUARGA B KELUARGA C

KASUS PERTAMA DALAM KELUARGA


KASUS KEDUA DALAM KELUARGA
ORANG KEBAL
ORANG SEHAT

2+2+2
Secondary Attack Rate = - ------------------------ x 1000 = 600/1000.
(6-1) + (5-2) + (3-1)
34
A
B

Baseline Prevalence

Prevalence

D
C
Incidence

Baseline Prevalence
Decrease
Baseline Prevalence Prevalence

Increase
Prevalence
•Deaths
•Cured
35
Contoh 1.
• Dalam suatu kabupaten dengan taksiran jumlah
penduduk pada pertengahan tahun = 200.000
jiwa, telah dilaporkan 40 kasus malaria selama
tahun 1987.
• Insidens = 40/200.000 = 0,0002 kasus perorang
per tahun.
Dapat dinyatakan sbb:
- 0,02 kasus per 100 orang per tahun, atau
- 0,2 kasus per 1000 orang per tahun, atau
-2 kasus per 10.000 orang per tahun.

36
Contoh 2.
• Pada tanggal 1 Juni 1987 terdapat 120 kasus
lepra yang tercatat di sebuah kabupaten dengan
taksiran jumlah penduduk = 200.000 jiwa.
• Prevalens = 120/200.000 = 0,0006 kasus per
tahun.

Atau dapat dinyatakan sbb:


- 0,06 kasus per 100 orang pada tgl. 1 Juni,
atau
- 0,6 kasus per 1000 orang pada tgl. 1 Juni.

37
Riwayat perjalanan suatu penyakit
Sehat  sakit  sembuh/mati

Outcome:
Cure
Control the
Healthy disease
Disease Disability
Symptoms Seek care Diagnosis Treatment
Onset Death

38
Cara Penularan Penyakit
• Timbulnya penyakit merupakan interaksi antara
Host (pejamu), Agent (misalnya: bakteri), dan
Environment (lingkungan).

HOST

VECTOR

AGENT ENVIRONMENT

39
Penyakit Menular adalah:
Penyakit yang disebabkan oleh agent atau
hasil toksinnya, ditularkan dari
sumbernya baik langsung maupun tidak
langsung kepada host yang rentan.

Agent  etiologi penyakit.


Sumber  reservoir (tempat agent hidup
dan berkembang biak).
Host  penderita sakit (manusia, hewan
atau tumbuhan)
40
Keadaan yang memungkinkan terjadinya sakit:
• Host rentan.
• Agent (bakteri/virus): jumlahnya banyak,
infeksius (virulen), patogen.
• Lingkungan menguntungkan agent,
merugikan host.
Kerentanan host dipengaruhi oleh:
1. Faktor Genetik.
2. Faktor status gizi.
3. Faktor imunologik.

41
• Host (Pejamu) adalah Individu yang terserang
oleh agent sehingga menimbulkan penyakit,
contoh: manusia, hewan, tumbuhan.
• Agent adalah sesuatu (biologis atau nonbiologis)
yang karena ada dan tiadanya dapat
menimbulkan penyakit, contoh: biologis (bakteri,
virus, parasit), fisik (suhu, trauma), kimiawi
(logam berat, vitamin, mineral), psikologi.
• Environment (lingkungan): fisik (tanah, air,
udara) dan nonfisik (sosio budaya), yang dapat
turut mempengaruhi keadaan penyakit.

42
• Reservoir (tandon infeksi) ialah tempat hidup
asli suatu agen infeksi, yang dapat berupa
manusia, hewan, arthropoda, tumbuhan, tanah
dan lain-lain. Di tempat tersebut agen infeksi
dapat hidup dan berkembang biak secara
normal.
Contoh:
Reservoir manusia: Mumps, Thypoid.
Reservoir hewan: anthrax, rabies, malaria.
Resevoir arthropoda: Dengue, Chikungunya.
Reservoir tumbuhan/tanah: cacingan, jamur.
43
SIFAT MIKROORAGANISME
• Infektivitas adalah
kemampuan mikroorganisme masuk dan
berkembang biak di dalam tubuh.
• Patogenitas adalah kemampuan
mikroorganisme menimbulkan gejala klinis
baik lokal maupun sistemik.
• Virulensi adalah ukuran keganasan/ukuran
reaksi yang timbul pada host pengidap.
• Antigenitas adalah kemampuan suatu zat
yang apabila masuk ke dalam tubuh akan
menyebabkan tubuh membentuk antibodi.
44
Sebagai contoh:
Penyakit influensa:
- Infektivitas tinggi
Patogenitas rendah.
virulensi rendah.
Antigenitas rendah.

Pada penyakit cacar  semua sifat tinggi.

45
KEYWORDS
• MODE OF EXIT
• MODE OF TRANSMISION
• MODE OF ENTRY

46
• Herd Immunity (kekebalan kelompok) yaitu daya
tahan kelompok atau sekelompok orang terhadap
masuk dan menyebarnya agen infeksi karena
sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki
daya tahan terhadap infeksi.
• Kekebalan kelompok diakibatkan karena
menurunnya peluang penularan bibit penyakit dari
penderita yang terinfeksi kepada orang sehat yang
rentan bila sebagian besar anggota kelompok
tersebut kebal terhadap penyakit tersebut, misalnya
polio.
• Imunogenisitas (Immunogenicity): Kemampuan
tubuh membentuk kekebalan (antibodi) spesifik
setelah kemasukan agen. Misalnya: Kekebalan
terhadap penyakit campak. 47
• Periode Inkubasi  selang waktu antara
masuknya agen infeksi ke dalam tubuh pejamu
yang rentan dan munculnya gejala awal
penyakit.
• Waktu Generasi (Generation time): Mirip
dengan masa inkubasi, tetapi di sini yang
dimaksudkan adalah waktu interval antara
infeksi dan infektivitas maksimum.
• Infeksi laten: Individu yang terinfeksi
(seseorang yang mengidap agen infeksius)
– tidak ada manifestasi klinis
– tidak infeksius (tidak menular kepada orang lain).

48
Mekanisme penularan penyakit
1. Horisontal
a. Cara umum:
- Pemapar tunggal (Single exposures).
- Pemapar ganda (multiple exposures).
- Pemaparan terus menerus.
b. Kontak (person to person).
c. Vektor.
2. Vertikal.

49
Transmisi Horisontal
Transmisi yang terjadi dari satu orang ke orang lain,
baik langsung maupun tidak langsung.

Transmisi Vertikal:
Adalah transmisi dari satu generasi ke generasi lain,
terutama transmisi genetik.
Transmisi penyakit melalui plasenta dari ibu ke
bayinya, lebih menggambarkan penularan
horisontal daripada vertikal walaupun antar
generasi. Transmisi penyakit lewat plasenta adalah
dari host (ibu) kepada host lain (bayi), jadi mirip
dengan mekanisme transmisi penyakit menular
daripada penyakit genetik.
50
Mode of transmission
• Direct (langsung)
• Indirect (tidak langsung)

51
Transmisi langsung:
Masuknya agen infeksius dari Host yang terinfeksi
kepada host yang rentan (man  man) . Contoh:
HIV melalui transfusi, Flu melalui batuk, Sexual
transmitted diseases,

52
Transmisi tidak langsung:

Masuknya agen penyakit kepada host yang rentan


secara tidak langsung (melalui perantara:
misalnya melalui: aerosol, vektor, alat lain.
-Melalui alat (vehicle borne)  HIV melalui
pemakaian jarum suntik bersama-sama,
keracunan makanan.
- Melalui vektor (vector borne)  Misalnya:
malaria, DHF.
- Melalui air (water borne)  Misalnya: kolera,
thypus abdominalis, disentri.

53
Cell Response Host Response
Lysis of cell Death of organism
Discernible effect

Clinical disease Subclinical Disease


Inclusion body formation
Or Classical and severe disease
Cell transformations
Or Moderate severity
Cell dysfunction Mild Illness

Viral multiplication without


Infection without
visible change or
Below visual change

clinical illness
incomplete viral maturation
(asymptomatic infection)

Exposure without
Exposures without
attachment
infections
and/or cell entry

Konsep penyakit infeksi pada tingkat selular dan tubuh host


yang menyerupai puncak gunung es
54
• Penyakit klinis  ditandai dengan adanya gejala
klinik dan keluhan.
• Penyakit non klinis, terdiri dari beberapa jenis:
1. Penyakit preklinis: Gejala penyakit belum muncul,
namun dalam tahap perkembangan menjadi penyakit
klinis.
2. Penyakit subklinis: Gejala tidak timbul dan tidak
berkembang menjadi penyakit klinis. Biasa hanya
dapat terdeteksi melalui tes serologis atau kultur.
3. Penyakit persisten (kronis): Penyakit menahun di
mana gejala tetap ada, tes serologis positif untuk
jangka waktu yang lama. Misalnya sesudah sembuh
dari poliomyelitis, badan tetap lemah.
4. Peyakit laten: Terjadinya infeksi tanpa
perkembangbiakan aktif agen peyakit, terjadi proses
molekular (DNA). Dapat terdeteksi melalui
pemeriksaan genetik. Tidak menular.
55
Status karier (carrier).

• Adalah seseorang yang pernah terinfeksi,


tidak dapat terdeteksi dengan
pemeriksaan serologis (tidak ada
antibodi), hanya dapat diketahui melalui
kultur (pembiakan) mikroorganismenya
dan tidak ada gejala klinis.

56
Status karier (carrier), ada 4 jenis:
1. Inapparent carriers (tidak menderita sakit
tetapi mengidap agen penyakit, Contoh:
Tuberkulosis, Polio, Hepatitis.
2. Incubatory carriers (agen dalam masa inkubasi)
Contoh: Campak, hepatitis.
3. Convalescent carriers (Terjadi sesudah akhir
perjalanan penyakit dan masa penyembuhan).
Menunjukkan gejala awal penyakit yang
kemudian menghilang. Contoh: Hepatitis B,
Salmonella.
4. Chronic carriers (Menderita sakit dan infeksius
dalam waktu yang lama), Contoh: Hepatitis B.
57
•Dapat menularkan penyakitnya
kepada orang lain (infeksius).

•Karier dapat menghilang ataupun


dapat menetap berbulan-bulan
atau bertahun-tahun.

58
Contohnya; penyakit Tifus. Seorang
Thypoid Mary yang mengidap
Salmonella thypii, meninggal tahun
1938. Ia bekerja sebagai koki di New
York dan berpindah-pindah majikan,
menimbulkan sekurangnya 10 kali KLB
di mana terjadi 51 kasus dan 3 oang
meninggal.

59
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Peningkatan
Risiko penyakit pada manusia
Host Characteristics Type of Agents and Examples Environmental
Factors
 Age  Biologic (bacteria, viruses)  Temperature.
 Sex  Chemical (poison, alcohol,  Humidity.
 Race. smoke).  Attitude.
 Religion.  Physical (trauma, radiation,  Crowding.
 Customs. fire).  Housing.
 Occupations.  Nutritional (lack, excess).  Neighborhood.
 Genetic Profile.  Water.
 Marital Status.  Milk.
 Family Background.  Food.
 Previous Disease.  Radiation.
 Immune Status.  Air pollution.
 Noise.

60
Penggolongan penyakit / Klasifikasi penyakit

Tujuan :
1. Menentukan asal usul golongan tersebut.
2. Menentukan/meramalkan golongan tersebut.
3. Membandingkan dengan golongan lain.

Yang dipakai di Indonesia : International Classification


of Diseases = ICD (WHO), yang mengacu pada
manifestasi dan atau penyebab. Di Indonesia
digolongkan dalam 2 kelompok:
1. Kode A  Kel. Penyakit untuk fasilitas yang lebih
mampu dan pengobatan rawat inap.
2. Kode C  kel. Penyakit untuk fasilitas yang kurang
mampu serta pengobatan rawat jalan. 61
Klasifikasi penyakit berdasarkan sifat-
sifat yang ada pada pasien.
1. Berdasarkan manifestasi/gejala :
a. Sakit batuk/pilek.
b. Sakit kencing manis.
c. Sakit patah tulang.
2. Berdasarkan agen penyakit:
a. Sakit TBC
b. Sakit sifilis.
c. Sakit GO.
62
3. Ada penyakit yang gejalanya sama tapi
agen berbeda, misalnya:
a. Agen parasit:
virus --------> polio
bakteri -----> Salmonella.
Protozoa ---> Amuba.
Metazoa -----> cacing.
b. Alergi /intoksikasi
Obat, udang.
c. Malnutrisi
d. Psikosomatis (ada ujian ). 63
4. Penyakit dengan agen sama tapi gejala
berbeda :
Misalnya : Mikobakterium Tuberkulosa.
• Sakit TBC paru --------- batuk -batuk.
• TBC usus ---------------- Diare.
• TBC kulit ----------------- Gatal-gatal.
• TBC otak ----------------- kejang-kejang.
• TBC tulang --------------- Ngilu.

64
Klasifikasi Kasus
GEJALA AGEN JENIS KASUS
+ + Klasik
+ - Klinis
- + Carrier/ masa tunas/konvalesen
- - Sehat

65
Konsep timbulnya penyakit
Timbul penyakitnya akibat dari beroperasinya
berbagai faktor (agen, induk semang, dan
lingkungan)
• Konsep penyebab majemuk “Multiple
causation of disease”
• Single causation ----> tidak dipakai lagi.

66
Ada 3 teori tentang konsep timbulnya
penyakit:
1. The epidemiologic Triangle.
2. The web of causation.
3. The Wheel

67
A. The Epidemiologic Triangle.

Adanya hubungan 3 unsur:


Host

Agent Environment

Host Agent

Environment

68
Adanya hubungan 3 unsur:
Host
Host Agent Agent

Environment
Environment
Sehat Daya tahan host menurun

Agent Agent
Host Host
Environment Environment

Kemampuan agent meningkat Lingkungan berubah


69
Contributory factors
Diagram 1. Suatu penyakit timbul
akibat interaksi dari factor-faktor U,
A, B, C dan D.
Faktor U adalah factor utama
sebagai penyebab penyakit.
Diagram 2: Factor U selalu muncul
pada ketiga kondisi penyakit “X”
maka factor U adalah necessary
factor (factor yang harus ada pada
timbulnya penyakit “X”, Factor A, B
dan E tidak selalu muncul pada
ketiga keadaan timbulnya penyakit
“X”, factor A, B dan E disebut
sebagai sufficient factor

70
Berdasarkan teori ini ada beberapa
tingkatan sehat/sakit
• sangat sehat.
• sehat
• sakit tidak, sehat tidak.
• sakit ringan
• sakit sedang.
• sakit berat.

71
Definisi SEHAT
Health is a state of complete physical, mental and
social well being and not merely the absence of
the disease or infirmity ( WHO ).

• Menurut UU kesehatan no. 23 th 1992.


Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

72
Definisi SEHAT
• Keadaan seimbang yang dinamis antara
bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai
faktor yang berusaha mempengaruhinya
(Perkin, 1938).
• Keadaan di mana seseorang pada waktu
diperiksa oleh ahlinya, tidak terdapat
tanda-tanda penyakit atau kelainan (White,
1977).

73
B. The Web of Causation (Jaring-jaring sebab
akibat).
Penyakit

Faktor 1 Faktor 2

F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10

F11 F12 F13 F14 F15 F16 F17 F18 F19 F20

74
C. THE WHEEL (RODA)

Inti (gen)

Induk semang/host

75
PENCEGAHAN PENYAKIT
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya sakit sebelum agent masuk ke
dalam tubuh/terpapar faktor risiko, atau
mengurangi akibat yang timbul karena
sakit.
Ada 3 tahap:
1. Pencegahan primer.
2. Pencegahan sekunder.
3. Pencegahan tertier.
76
1. Pencegahan primer
Tindakan yang dilakukan sebelum agent masuk
tubuh, dilakukan sewaktu host masih sehat,
misalnya: gaya hidup sehat, memakai alat
pelindung diri, imunisasi.
- Health promotion, specific protection.
2. Pencegahan sekunder.
Dilakukan pada saat mulai sakit. Melalui tindakan
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat,
misalnya: Pap’s smear, skrining.
- Early diagnosis and prompt treatment, disability
limitation.
3. Pencegahan tertier.
Usaha pengurangi komplikasi penyakit, misalnya
melalui rehabilitasi medik (rehabilitation).
77
78

Anda mungkin juga menyukai