Pekerjaan :
PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN AIR LAINNYA DI KABUPATEN SUMBA BARAT
Lokasi :
KABUPATEN SUMBA BARAT
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran
Pekerjaan Uitzetten/Pengukuran kembali adalah pekerjaan pengukuran ulang guna
menentukan posisi dan dimensi konstruksi yang akan dilaksanakan serta sekaligus untuk
membuat mutual check awal (MC-0). Pengukuran ulang ini kami laksanakan pada minggu
pertama setelah keluarnya SPK/Kontrak dengan memakai theodolitte dan waterpass,
selanjutnya hasil pengukuran dibuat dalam bentuk gambar kerja untuk perhitungan mutual
check awal (MC-0).
Pengukuran kembali dilakukan setelah berakhirnya seluruh pekerjaan di lapangan atau MC-
100% dan hasil pengukuran tersebut juga dibuat dalam bentuk gambar kerja (asbuilt drawing).
Penggambaran sebagaimana tersebut, dibuat menggunakan program autocad yang memuat
gambar pelaksanaan secara rinci berikut tampak.
Pelaksana pengukuran dibekali APD yang memadai seperti sepatu kerja boot tahan air, tahan
beban, helm kerja, tali untuk memanjat tebing, kaos tangan, dan lain sebagainya
2. Pemasangan Profil
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, akan melakukan pekerjaan uitzet
yang meliputi penentuan elevasi dan (poros) bangunan yang dikerjakan, dengan melakukan
pemasangan profil dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan
dengan menggunakan Bench Mark (BM) atau titik referensi yang disetujui Direksi.
Pada pemasangan profil digunakan kayu yang bermutu baik atau papan dengan, sedemikian
rupa sehingga membentuk profil yang sesuai dengan bentuk bangunan yang akan
dikerjakan.Pembuatan profil harus betul-betul kuat tidak berubah selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung. Pada pemasangan profil ini diberi tanda untuk mendapatkan batas-
batas peil pekerjaan yang dipakai sebagai pengontrol untuk menentukan posisi bangunan yang
akan dibuat. Profil untuk tanggul dan galian harus dipasang pada tiap-tiap jarak maksimum 50
m.]
Pada pekerjaan ini pekerja dilengkapi sepatu kerja untuk menghindari terjatuh dan terperosok,
kaos tangan agar tidak lecet, helm kerja guna mengantisipasi kepanasan.
3. Foto Dokumentasi
Pada tahap awal pekerjaan dilakukan pengambilan foto-foto dokumentasi di beberapa titik
terhadap kondisi lapangan sebelum pelaksanaan. Foto dokumentasi tersebut berbentuk album
dibuat beberapa rangkap gambaran awal kondisi lapangan.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan setiap hari dicatat oleh pengawas lapangan. Pencatatan
yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas tenaga kerja dalam menyelesaikan
pekerjaan. Catatan-catatan tersebut selanjutnya dijilid dalam bentuk buku sebagai dasar
pembuatan laporan kemajuan pekerjaan.
Pelaporan kemajuan dibuat setiap bulan yang meliputi kemajuan mingguan pekerjaan dengan
berpedoman pada capaian kemajuan harian.
Mendukung pelaporan kemajuan bulanan atau Mutual Check dibuat gambar pelaksanaan (as
built drawing) dan foto dokumentasi yang dijilid terpisah.
7. Mobilisasi / Demobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan mobilisasi alat
dan tenaga yang digunakan dalam pekerjaan, dan lain-lain yang diperlukan sesuai spesifikasi
teknis pelaksanaan.
Mobilisasi alat dari gudang penyimpanan ke lokasi menggunakan mobil. Untuk personil/tenaga
kerja mobilisasi dilakukan dengan mobil angkutan atau moda transportasi lain sesuai
kebutuhan.
Pada akhir kegiatan, dilakukan demobilisasi yaitu mengembalikan peralatan dan tenaga kerja
dari lokasi pekerjaan ke tempat semula dengan metode mobilisasi yang sama ketika mereka
didatangkan.
Untuk memastikan proses mobilisasi dan demobilisasi berjalan lancar dan aman, truk yang
mengangkut alat dilengkapi dengan lampu kedip sehingga mudah dikenali oleh masyarakat atau
pengguna jalan lainnya.
8. Sosialisasi
Masyarat yang berdiam di sekitar lokasi kegiatan, sedapat mungkin diberi pandangan dan
arahan yang memadai perihal pelaksanaan pekerjaan. Hal ini mutlak dilakukan mengingat
keterbatasan informasi mengenai proyek berpotensi menciptakan instabilitas sosial di
lingkungan masyarakat.
Masyarakat dapat saja berpandangan bahwa keberadaan proyek akan membatasi ruang
geraknya, bahkan lebih ekstrim lagi hadirnya profokasi dari berbagai pihak yang menentang
adanya kegiatan pelaksanaan pekerjaan..
Dengan demikian efektivitas sosialisasi sangat berdampak pada kesuksesan pelaksanaan
pekerjaan.
9. Pembersihan Lapangan
Pada tahap awal kegiatan dilokasi dilakukan dengan pekerjaan pembersihan lapangan.
Pembersihan meliputi seluruh area yang masuk dalam gambar rencana.
Seluruh material seperti pepohonan, rerumputan ataupun material lain yang berada di lokasi
dibersihkan hingga seluruhnya hilang. Material tersebut selanjutnya ditumpuk pada suatu
tempat untuk memudahkan mobilisasi ke luar lokasi.
Setelah ditumpuk, material seperti kayu, rerumputan selanjutnya dibakar, ataupun dibuang ke
luar lokasi sepengetahuan direksi.
Pembersihan dilakukan dengan tenaga manual dimana tenaga kerja menggunakan alat bantu
melakukan pekerjaan pembersihan. Bilamana dinyatakan telah cukup, maka pembersihan
dinyatakan telah selesai.
Tenaga kerja yang ditugaskan akan diberikan kelengkapan APD yang memadai seperti kaos
tangan, tangga kerja, sepatu kerja, dan alat yang dikehendaki.
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pekerjaan Clearing And Grubbing Pada Areal Tanggul, Spillway Dan Genangan/Storage
Area
Pembersihan lahan / clearing dan grubbing meliputi pekerjaan mencungkil pangkal pohon,
akar, batang pohon (hanya untuk diameter pohon lebih dari 5 cm) dan reruntuhan bangunan,
rumpun bambu dan batu (ukuran lebih 30 cm), dan membersihkan serta membuang semua
material tersebut sesuai persyaratan teknis atau yang diperintahkan Direksi. Pekerjaan
pembersihan lahan termasuk juga pembongkaran dan pemindahan bangunan yang
menghalangi.
Pembersihan lahan untuk bagian yang akan digali atau ditimbun diperlebar minimum
satu meter (1 m) ke luar batas tepi galian / timbunan atau sesuai perintah direksi.
Permukaan tanah sebagai dasar pekerjaan timbunan, pondasi bangunan permanen,
semua lokasi borrow area yang materialnya akan digunakan untuk bahan timbunan dan lokasi
penimbunan / stockpile serta tempat lain akan dibersihkan dari semua tonggak kayu, akar-akar,
tumbuhan dan lain-lain.
Pekerjaan pengupasan / stripping tanah dilakukan sebelum dilakukan penggalian pada okasi
borrow area / tempat pengambilan tanah untuk bahan timbunan dan pada
permukaan tanah yang akan ditimbun. Mengupas lapisan permukaan tanah yang mencakup
semak, alang-alang, akar-akar, dan rumput dari permukaan tanah. Dimana lapisan permukaan
tanah umumnya terdiri dari humus dan material organik yang akan dibuang. Kedalaman
pengupasan minimum adalah 15 cm.
Pengupasan / stripping pada lokasi borrow area diperlukan agar menghasilkan bahan
timbunan yang bisa digunakan. Perluasan pengupasan dibuat 1 m dari batas lahan
yang akan digali yang mencakup area penggalian / borrow area dan pengambilan /
quarry bahan timbunan. Mengupas seluruh lapisan permukaan tanah yang kedalamannya tidak
melebihi 0.5 m, dan dipisahkan dari material galian lain yang pada akhirnya dikembalikan dan
disebar merata pada lokasi tersebut atau tempat lain sesuai perintah Direksi.
Pekerjaan Galian Pondasi/ Cutoff Tranch Dengan Menggunakan Alat Berat Termasuk
Perapihan
Semua galian yang diperlukan untuk bangunan permanen dibuat sesuai batas, ketinggian dan
ukuran yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai perintah Direksi.
Sepanjang pelaksanaan pekerjaan, Direksi dapat menentukan hal-hal yang dianggap
perlu untuk mengubah kemiringan, ketinggian atau ukuran penggalian dari yang telah
ditetapkan sebelumnya.
- Sebelum pekerjaan galian dimulai, terlebih dahulu melapor kepada Direksi Pekerjaan serta
menyerahkan metode pelaksanaan pekerjaan termasuk peralatan yang digunakan.
- Dilakukan pengukuran untuk mendapatkan dimensi dan batas penggalian.
- Pekerjaan galian sesuai batas galian serta ukuran yang tercantum dalam gambar rencana.
- Penggalian dilaksanakan dengan menggunakan alat excavator, metode penggalian
dilaksanakan pada satu sisi terlebih dahulu, material yang berada dekat area galian
diangkat terlebih dahulu dan ditempatkan pada tanggul. Jika memungkinkan alat
diseberangkan, maka selanjutnya menggali pada sisi yang lain, posisi alat juga bisa
ditempatkan ditengah untuk menggali bagian tengah, jika kondisi tanah tidak
membahayakan alat.
- Penggalian dilaksanakan dengan perlahan-lahan bila struktur tanah adalah tanah berpasir
atau lembek, sewaktu-waktu bisa longsor kembali kedalam lubang galian.
- Hasil galian dapat digunakan sebagai bahan timbunan apabila menurut pertimbangan
direksi dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, sisa galian
yang lainnya ditempatkan pada pinggir.
- Sementara pekerjaan galian dikerjakan, diikuti dengan pengecekan elevasi agar galian
tidak dalam melebihi elevasi yang ditentukan.
- Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan menurut Pengguna Jasa maka akan
digunakan sebagai timbunan kembali.
- Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan timbunan maka bahan timbunan tersebut
harus dibuang dari lokasi yang ditentukan.
- Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehata Kerja (K3) tetap diperhatikan dalam
melaksanakan penggalian secara mekanis karena memiliki resiko terkena bucket alat
excavator. Oleh karena itu Operator alat berat agar memperhatikan sekitar pada saat swing
bucket, memperhatikan medan kerja agar alat tidak terguling ke dalam lubang galian.
Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Pekerjaan Galian Tanah Dengan Mendatangkan Tanah Timbunan Dari Borrow Area Ke
Area Tanggul
Meliputi timbunan tanah yang didatangkan dari luar dengan kualitas material yang baik untuk
timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar kayu dan telah diuji dan mendapat persetujuan direksi
berdasarkan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaannya mobilisasi timbunan diperhatikan dari segi kesehatan dan Keselamatan
Kerja, dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama pada saat transportasi material
timbunan.
Tanah timbun yang didatangkan dari luar (barrow) dinaikan oleh excavator ke atas dump truck.
Dengan muatan penuh, bak dump truk ditutupi dengan terpal plastik agar tidak berceceran selama
perjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck selalu dirawat dan dijaga dari dampak debu
yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga pembersih dan
penyiraman jika terjadi debu.
Di lokasi, timbunan dibuang dan ditumpuk secara rapi. Selanjutnya bulldozer meratakan permukaan
timbunan dengan ketebalan sesuai rencana atau petunjuk direksi.
Vibrator roller atau alat pemadat lain melakukan pemadatan dimulai dari ujung timbunan menuju ke
bagian tengah. Pemadatan dilakukan dalam beberapa Lintasan untuk memastikan urugan telah
padat dengan benar.
Bersamaan pemadatan, water tanker melakukan penyiraman dengan air pada permukaan
pemadatan agar material urugan tidak berterbangan atau berhamburan yang dapat mencemari
lingkungan.
Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.
Pekerjaan Galian & Timbunan Tanah Kedap Air Termasuk Perataan Dan Pemadatan Pada
Area Tanggul
Meliputi timbunan tanah dengan kualitas material yang baik untuk timbunan, bersih dari kotoran dan
akar-akar kayu dan telah diuji dan mendapat persetujuan direksi berdasarkan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaannya mobilisasi timbunan diperhatikan dari segi kesehatan dan Keselamatan
Kerja, dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama pada saat transportasi material
timbunan.
Material tanah timbunan digali dengan excavator atau alat lain yang disetujui selanjutnya dinaikan ke
atas dump truck. Dengan muatan penuh, bak dump truk ditutupi dengan terpal plastik agar tidak
berceceran selama perjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck selalu dirawat dan dijaga
dari dampak debu yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga
pembersih dan penyiraman jika terjadi debu.
Di lokasi, timbunan dibuang dan ditumpuk secara rapi. Selanjutnya bulldozer meratakan permukaan
timbunan dengan ketebalan sesuai rencana atau petunjuk direksi.
Vibrator roller atau alat pemadat lain melakukan pemadatan dimulai dari ujung timbunan menuju ke
bagian tengah. Pemadatan dilakukan dalam beberapa Lintasan untuk memastikan urugan telah
padat dengan benar.
Bersamaan pemadatan, water tanker melakukan penyiraman dengan air pada permukaan
pemadatan agar material urugan tidak berterbangan atau berhamburan yang dapat mencemari
lingkungan.
Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.
Pekerjaan Penghamparan Top Soil Pada Tanggul Upstream & Downstream Dan Pada
Tanggul Spillway
Penghamparan timbunan tanah top sool pada tanggul spillway dilaksanakan dengan alat berat atau
sesuai perintah direksi.
Meliputi tanah dengan kualitas material yang baik untuk timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar
kayu dan telah diuji dan mendapat persetujuan direksi berdasarkan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaannya mobilisasi timbunan diperhatikan dari segi kesehatan dan Keselamatan
Kerja, dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama pada saat transportasi material
timbunan.
Material tanah timbunan digali dengan excavator atau alat lain yang disetujui selanjutnya dinaikan ke
atas dump truck. Dengan muatan penuh, bak dump truk ditutupi dengan terpal plastik agar tidak
berceceran selama perjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck selalu dirawat dan dijaga
dari dampak debu yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga
pembersih dan penyiraman jika terjadi debu.
Di lokasi, timbunan dibuang dan ditumpuk secara rapi. Selanjutnya bulldozer meratakan permukaan
timbunan dengan ketebalan sesuai rencana atau petunjuk direksi.
Vibrator roller atau alat pemadat lain melakukan pemadatan dimulai dari ujung timbunan menuju ke
bagian tengah. Pemadatan dilakukan dalam beberapa Lintasan untuk memastikan urugan telah
padat dengan benar.
Bersamaan pemadatan, water tanker melakukan penyiraman dengan air pada permukaan
pemadatan agar material urugan tidak berterbangan atau berhamburan yang dapat mencemari
lingkungan.
Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.
- Galian tanah dilakukan dengan menggunakan alat excavator kapasitas 0.93 m3 dan hasil
galian dibuat sebagai caffering. Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan
menurut Pengguna Jasa maka akan digunakan sebagai timbunan kembali.
- Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan timbunan maka bahan timbunan tersebut
dibuang ke luar lokasi
- Dalam melaksanakan galian diusahakan cukup aman dari longsoran dan bila diperlukan
diberikan alat-alat penyangga.
- Bilamana seluruh area telah digali sesuai rencana, lokasi dibersihkan dan dilakukan
penyempurnaan terhadap area yang secara visual harus dilakukan perbaikan.
Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.
Pekerjaan timbunan tanah termasuk perataan dan pemadatan pada tanggul Spillway
Meliputi timbunan tanah yang didatangkan dari luar dengan kualitas material yang baik untuk
timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar kayu dan telah diuji dan mendapat persetujuan direksi
berdasarkan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaannya mobilisasi timbunan diperhatikan dari segi kesehatan dan Keselamatan
Kerja, dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama pada saat transportasi material
timbunan.
Tanah timbun yang didatangkan dari luar (barrow) dinaikan oleh excavator ke atas dump truck.
Dengan muatan penuh, bak dump truk ditutupi dengan terpal plastik agar tidak berceceran selama
perjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck selalu dirawat dan dijaga dari dampak debu
yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga pembersih dan
penyiraman jika terjadi debu.
Di lokasi, timbunan dibuang dan ditumpuk secara rapi. Selanjutnya bulldozer meratakan permukaan
timbunan dengan ketebalan sesuai rencana atau petunjuk direksi.
Vibrator roller atau alat pemadat lain melakukan pemadatan dimulai dari ujung timbunan menuju ke
bagian tengah. Pemadatan dilakukan dalam beberapa Lintasan untuk memastikan urugan telah
padat dengan benar.
Bersamaan pemadatan, water tanker melakukan penyiraman dengan air pada permukaan
pemadatan agar material urugan tidak berterbangan atau berhamburan yang dapat mencemari
lingkungan.
Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.
o Pasangan patok
- Pasang patok bantu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang
pada setiap ujung lajur pondasi.
- Pasang bilah bantu datar pada kedua patok, setinggi profil.
- Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik
tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil
sesuai peil pondasi.
- Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar
lebih kuat.
- Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil,
sehingga menjadi kuat dan kokoh.
- Cek ketegakan/posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki juka ada yang tidak tepat,
demikian juga peilnya.
o Pasangan Pondasi Batu Kali
- Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
- Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan sesuai rencana dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
- Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
- Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan
urugan pasir.
- Susun batu-batu di atas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi
20 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar-
batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
- Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai
ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
- Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan
air setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa
PVC yang tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil
yang berfungsi sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada
bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
- Setelah pasangan mengeras, bagian pinggir/sisi pondasi diurug kembali.
- Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan
Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.
Pekerjaan Acian
Tahapan Pekerjaan:
- Semen dan air dicampur dengan perbandingan sesuai rencana dan diaduk menjadi mortar
dengan menggunakan Concrete Mixer atau secara manual.
- Sebelum diaci bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang
melekat pada pasangan.
- Pekerja menuangkan adonan semen pada permukaan pasangan batu yang telah disiapkan.
- Ketebalan minimal 3 mm perlu diperhatikan agar acian tidak mudah terkelupas
- Permukaan dihaluskan dan diratakan sedemikian agar mendapatkan permukaan yang rata
dan halus.
- Penyelesaian dan perapihan setelah acian selesai.
- Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan
Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.
Pekerjaan galian tanah biasa termasuk perapihan
Untuk pekerjaan galian yang tidak dimungkinkan dilaksanakan dengan alat berat, maka
penggalian akan dilaksanakan secara manual oleh tenaga manusia. Sebelum penggalian
terlebih dahulu melakukan pengukuran area dan batas-batas galian. Bersamaan pengukuran,
melakukan pematokan dan pemasangan bowplank sebagai acuan pelaksanaan. Bowplank
dibuat dari kayu keras dan tetap dipertahankan hingga selesainya pekerjaan pada area
tersebut.
Pekerja melakukan penggalian baik secara perorangan maupun berkelompok. Jarak antar
setiap pekerja diatur sedemikian agar alat kerja tidak saling mengenai satu sama lain pada saat
bekerja. Material hasil timbunan langsung diletakan di sisi galian untuk sementara waktu.
Kelebihan material galian yang tidak dijadikan timbunan kembali dibuang ke luar lokasi. Di
lokasi pembuangan, material hasil galian ditempatkan sedemikian secara baik dan dirapihkan
agar tidak mudah terbongkar dan atau menjadi masalah lingkungan di tempat tersebut.
Hal lain yang pelaksanaannya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.
Pemasangan Pipa
- Pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan segala macam
jenis kotoran umpamanya bekas puing- puing/batu, alat-alat, bekas pakaian dan lain-
lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan kelancaran aliran air didalam pipa.
- Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam galian harus langsung dipasang dan distel
sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi
Lapangan/Teknis serta dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-
tempat sambungan pipa harus diperiksa terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi
Lapangan/Teknis. Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis baru
diperbolehkan untuk diurug.
- Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti, harus
ditutup sehingga kotoran maupun air buangan tidak masuk kedalam pipa. Cara-cara
penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis.
- Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan dengan
penyambung bend/elbow yang sesuai. Begitu pula untuk percabangan harus
dengan tee cross (sesuai dengan kebutuhan).
- Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan
(secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi
Lapangan/Teknis.
- Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal harus
diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan oleh Direksi
Lapangan/Teknis.
- Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan
pipa agar yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar
pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknya
pipa dikemudian hari
- Pada waktu pemasangan pipa, galian untuk perletakan pipa harus kering, tidak boleh ada
air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih. Penyambungan pipa hanya
dilakukan dalam keadaan kering.
- Disekeliling pipa harus diberi pasir sesuai dengan gambar atau tidak dinyatakan lain
diberi lapisan pasir sedemikian rupa sehingga terdapat pasir minimal setebal 10 cm
dibawah, disamping, dan diatas pipa atau menurut gambar, kecuali untuk pipa-pipa yang
memotong jalan (crossing jalan) diurug segera dengan pasir penuh dan tanah bekas
galian harus disingkirkan agar dapat segera dilalui kendaraan-kendaraan. Dan khusus
untuk jalan-jalan protocol (lalu lintas padat dan kendaraan-kendaraan berat) harus
dilindungi dengan pelat baja.
- Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend dan
sebagainya harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-175).
- Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam
kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor kedalam pipa. Material yang
digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas dari
- minyak/oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
- Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup (didop/plug)
dan diberi beton penahan (beton K-175).
- Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa sesuai dengan dokumen
pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam syarat-syarat teknis pekerjaan ini.
a. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap
retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika pipa berada di atas galian,
segera sebelum pemasangannya pada posisi terakhir.
Ujung pipa harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang paling mudah
rusak pada waktu pengangkutan. Pipa atau peralatan yang rusak harus diletakkan
dekat galian untuk diperiksa oleh Direksi Lapangan/Teknis, yang akan menentukan
perbaikan atau dibuang.
b. Pembersihan Pipa
Semua kotoran, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus disingkirkan dari
”bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa
dipasang bagian dalam ”bell” harus diseka sampai bersih, kering dan bebas
dari lemak.
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah
terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran.
Tindakan pencegahan harus berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan
dan penyumbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.
Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiran-akhiran bell
dan spigot. Tiap pipa, bagian luar, akhiran spigot dan bagian dalam dari bell harus
dibersihkan, kering dan bebas dari lemak dan minyak
sebelum pipa dipasang.
c. Penurunan Pipa Kedalam Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan
dan digunakan bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan.
Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan
tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain
dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi
Lapangan/Teknis. Direksi Lapangan/Teknis akan menetapkan perbaikan atau
penolakan bahan yang rusak tersebut.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam galiannya
dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru diturunkan atau
diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter
besar diproduksi dalam bentuk batang.
Semua pipa, ”Fitting” dan ”Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu,
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut
maupun lapisan pelindung luar dan dalamnnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun
tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian.
d. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan dilakukan
tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan dengan
peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong dengan alat
yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung potongan serong harus sama
degnan yang dibuat dipabrik.
Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus
sesuai denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas)
dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.
Agregat Kasar
Agregat kasar untuk campuran beton berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stone-
crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-cetak dan beton
dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK, maksimum 20 mm.
Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah ini, dengan
analisa saringan sesuai
Agregat Halus
Agregat halus untuk campuran beton berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stone-
crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet, bersih dari
segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh buruk pada beton.
Susunan gradasi butiran agregat halus memenuhi ketentuan, dengan analisa saringan sesuai
ketentuan AASHTO T27.
Penyimpanan agregat kasar terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber agregat/ quarry
maupun dilokasi base-camp/ batching plant dan harus dijaga dari kemungkinan terjadi
kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal dari sumber/ quarry yang
berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang berbeda, tidak boleh disimpan
bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/ perlakuan agregat harus dilakukan tanpa
berakibat segregasi butiran.
Mixer dengan drum pencampuran & pengaduk beton baik yang dapat berputar horizontal
maupun miring selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik setiap saat selama
pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan kecepatan yang sesuai.
Sebelum semen dan agregat dimasukkan kedalam drum, terlebih dahulu air untuk campuran
beton dimasukkan kedalam drum sebanyak kurang lebih 10% jumlah air yang diperlukan untuk
campuran beton, selanjutnya sisa air ditambahkan berangsur-angsur selama pengadukan
sehingga seluruh air untuk campuran beton sudah dimasukkan kedalam drum sebelum
seperempat waktu yang diperlukan untuk pengadukan berakhir. Pengadukan beton
dilanjutkan sampai warna dan kekentalan campuran beton terlihat merata.
Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan campuran beton dilanjutkan tidak kurang
dari 1,5 menit setelah seluruh volume air dimasukkan. Untuk setiap kenaikan kapasitas mixer
sebanyak 500 liter, waktu pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit 15 detik.
Volume campuran beton yang akan diaduk tidak melebihi kapasitas mixer yang dipergunakan.
Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan kedalam drum, semua campuran beton
lama dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal dalam drum. Bila karena suatu sebab
pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama lebih dari 20 menit, mixer beserta
perlengkapannya dicuci dengan air bersih. Sisa beton lama yang mungkin masih tertinggal
dibersihkan dengan memutar drum yang berisi agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk
pengadukan beton yang baru.
Pemasangan Bekisting
Bekisting dipasang sebagai acuan pembentuk beton. Bekisting disokong perancah atau tiang
sokong untuk mendapatkan elevasi yang sesuai. Tiang perancah yang digunakan adalah kayu
dolken dengan Ф 8 cm atau kayu 5/5 dan mempunyai kelurusan yang cukup, tripleks yang
memiliki ketebalan cukup sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan nantinya dan
menghasilkan permukaan yang rata tidak bergelombang.
Tiang perancah pada bekisting dipasang pada jarak setiap 40 cm2 rapi tersusun. Setiap tiang
perancah dengan tiang perancah lainya diperkuat dengan cross section yang disusun
sedimikian rupa, hal ini perlu dikonsultasikan dengan direksi lapangan.
Bekisting dipasang secara baik dan rapat agar tidak terjadi kebocoran pada saat pengecoran.
Disetiap sisi bekisting ditopang dengan kayu dolken sehingga permukaan bekisting benar-benar
tidak dapat bergeser saat dilakukan pengecoran atau saat bekisting dibebani dengan material
campuran beton.
Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.
Pekerjaan Bekisting
Pondasi acuan dibentuk sesuai dengan alinyemen dan ketinggian yang bersangkutan sehingga
acuan yang dipasang dapat disangga secara seragam pada seluruh panjangnya dan terletak
pada elevasi yang benar.
Pembuatan penyanggah untuk meletakkan acuan pada ketinggian yang tepat, dilakukan dengan
cara mengupas / mengeruk/ mengganjal. Bekas galian di kiri dan kanan pondasi acuan, diisi dan
dipadatkan kembali. Alinyemen acuan baru diperiksa dan bila perlu diperbaiki memanjang
penghamparan beton.
Bila terdapat acuan yang rusak atau sesudah perbaikan pondasi yang tidak stabil, acuan disetel
kembali. Acuan dipasang cukup jauh di depan tempat penghamparan beton sehingga
memungkinkan pemeriksaan dan perbaikan acuan tanpa mengganggu kelancaran
penghamparan beton.
Acuan dipasang pada posisi yang benar, dan tanah dasar atau lapis pondasi bawah pada kedua
sisi luar dan dalam dipadatkan dengan baik menggunakan alat pemadat mesin atau manual.
Acuan disangga pada tempatnya, paling sedikit setiap 3 m (10 ft).
Pencampuran
- Pencampuran dilakukan di bathing plant atau alat lain yang dapat mengakomodir metode
pencampuran material sesuai cara yang ditetapkan dalam SNI.
- Beton yang digunakan dalam pekerjaan memenuhi kuat tekan dan "slump" yang dibutuhkan
seperti yang disyaratkan, pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI
03-1974-19 90 (AASHTO T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991
(AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141).
- Slump optimum sebagaimana diukur dengan cara pengujian AASHTO T 199 tidak kurang
dari 20 mm dan tidak lebih besar dan 60 mm. Slump tersebut dipertahankan dalam batas
toleransi ± 20 mm dari slump optimum yang disetujui.
Penakaran Agregat
- Seluruh komponen beton ditakar beratnya. Agregat diukur beratnya secara terpisah.
Ukuran setiap penakaran tidak melebihi kapasitas alat pencampur.
- Sebelum penakaran, agregat dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi
lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan, dengan
menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat penakaran, agregat
telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai
dari tumpukan agregat.
Pencampuran
- Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang
disetujui sehingga dapat menjamin campuran yang merata dari seluruh bahan.
- Pencampur dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk
mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
- Pertama-tama alat pencampur diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
- Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan
kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran
berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas
3/4m3 atau kurang selama 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu ditingkatkan 15
detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
Pengujian tambahan
Melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran
atau pekerjaan beton akhir, pengujian tambahan tersebut meliputi :
- Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat penguji lainnya.
- Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton.
- Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan secara khusus.
Pembesian Dowel/Ruji
Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, terlebih dahulu membuat rencana
kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bar bending schedule), untuk
mendapatkan persetujuan.
Baja tulangan diersihgkan dari kotoran seperti lemak, karet lepas, tanah, serta bahan-bahan
atau kotoran yangbisa mengurangi daya letaknya.
Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai ketentuan SKSNI,
dengan menggunakan alat-alat bantu seperti bar bender dan bar cutter sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
Pemasangan dan penyetalan tulangan berdasarkan peil-peil yang sesuai dengan gambar, dan
sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan dengan
menggunakan pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk mendapatkan tebal selimut
yang sesuai dengan gambar. Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan
adalah :
Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak akan
berubah tempatnya.
Ketebalan selimut beton dibuat dengan pengganjal
Pada tulangan rangkap, tulangan atas ditunjang dari tulangan bawah oleh batang-batang
penunjang, atau ditunjang langsung dari tepi bawah cetakan atau lantai kerja oleh blok-blok
beton yang tinggi.
Bekisting
Acuan/bekisting dibentuk sesuai dengan alinyemen dan ketinggian rencana sehingga acuan
yang dipasang dapat disangga secara seragam pada seluruh panjangnya dan terletak pada
elevasi yang benar.
Persiapan landasan untuk meletakkan acuan pada ketinggian yang tepat, dilakukan dengan cara
mengganjal atau menopang acuan pada bidang sekitarnya. Alinyemen acuan diperiksa dan bila
perlu diperbaiki sepanjang penghamparan beton.
Bila terdapat acuan yang rusak atau sesudah perbaikan pondasi yang tidak stabil, acuan disetel
kembali. Acuan dipasang cukup jauh di depan tempat penghamparan beton sehingga
memungkinkan pemeriksaan dan perbaikan acuan tanpa mengganggu kelancaran
penghamparan beton.
Acuan dipasang pada posisi yang benar, dan tanah dasar atau lapis pondasi bawah pada kedua
sisi luar dan dalam dipadatkan dengan baik menggunakan alat pemadat mesin atau manual.
Acuan disangga pada tempatnya, paling sedikit setiap 3 m (10 ft).
Pengecoran / Hampar
Peralatan pengecoran mengalirkan adukan beton dari mesin pengaduk atau alat pengangkut
campuran beton dan menuangkannya ke setiap tempat tanpa terjadi pemisahan
butir (segregasi) dan tanpa merusak permukaan yang dihampar.
Peralatan ini beroperasi dari bahu jalan atau dari jalur sebelahnya dari jalur yang sedang
dikerjakan, dan menuangkan campuran beton ke seluruh lebar permukaan yang telah dibentuk.
Apabila pengecoran dilakukan dengan mesin pengaduk berjalan (truck mixer), dan untuk
menuangkan adukan hanya tersedia talang (chute), maka disarankan dilakukan penghamparan
jalur sesaat (lane at a time).
Apabila lebar penghamparan tidak sama (misal pada jalan masuk / ramp, persimpangan), maka
metoda pengecoran yang biasa tidak selalu dapat diterapkan. Untuk keadaan demikian, perlu
diperhatikan agar untuk mencapai kedudukan akhir, campuran beton tidak dituang secara
sembarangan dengan didorong atau digetarkan. Pengecoran secara manual perlu dilakukan,
untuk menghindarkan pemisahan butir.
Pemadatan
Pemadatan pada sambungan dan tepi-tepi, penekanan, pemadatan secara tumbuk, dan
pemadatan secara getar, sampai tingkat tertentu cukup efektif, tapi tidak secara otomatis
menjamin kepadatan beton. Mesin getar (vibrator), baik jenis internal maupun jenis permukaan
dapat memberikan hasil yang baik.
Seluruh perkerasan dipadatkan seefektif mungkin. Perhatian khusus diberikan terhadap tepi-
tepi sepanjang sumbu, dan pada sambungan-sambungan.
Sekitar ruji dan kedudukan, pada tepi-tepi dan sudut-sudut atau sekitar pembuangan
air (drains), dan pada pelat-pelat tidak beraturan pada jalan masuk / ramps dan persimpangan,
diperlukan ketelitian khusus untuk menjamin kepadatan yang baik.
Penggetar internal dioperasikan di dalam beton untuk mengeluarkan udara sewaktu mesin
penghampar bergerak. Mesin penggetar yang dioperasikan secara manual tidak boleh berada
di satu titik yang digetarkan lebih dari 5 detik, dengan jarak titik satu dengan titik lainnya antara
25 – 30 cm.
Pelepaan (floating)
Setelah ditempa dan dikonsolidasikan, beton diperhalus lagi dengan bantuan alat-alat lepa.
Untuk ini dapat digunakan pelepa longitudinal dengan panjang tidak kurang dari 350 mm dan
lebar tidak kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku agar tidak melentur atau
melengkung. Pelepa longitudinal dioperasikan dari atas jembatan yang dipasang merentangi
kedua sisi acuan tanpa menyentuh beton, digerakkan seperti gerakan mengergaji, sementara
pelepa selalu sejajar dengan garis sumbu jalan (centre line), dan bergerak berangsur-angsur
dari satu sisi perkerasan ke sisi lain.
Gerakan maju sepanjang garis sumbu jalan harus berangsur-angsur dengan pergeseran tidak
lebih dari setengah panjang pelepa. Setelah pelepaan air dan sisa beton yang ada
dipermukaan harus dibuang dari permukaan jalan dengan mal datar sepanjang 3 m atau lebih.
Setiap geseran harus dilintasi lagi dengan ukuran setengah panjang mal datar.
Memperbaiki Permukaan
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek, bagian-
bagian yang melesak segera diisi dengan beton baru, ditempa, dikonsolidasi dan
di finishing lagi. Daerah yang menonjol / berlebih harus dipotong dan difinishing lagi.
Sambungan diperiksa kerataannya. Permukaan terus diperiksa dan dibetulkan sampai tak ada
lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan kelandaian dan
tampang melintang yang ditentukan.Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal
datar (straight edge) tidak melebihi toleransi yang ditentukan.
Perawatan
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau segera
setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton segera ditutup
dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui.
Dalam semua hal, dimana perawatan memerlukan penggunaan air, maka operasi perawatan
dititikberatkan pada penyediaan air. Biasanya masa perawatan dilakukan selama 7 hari, tetapi
waktu tersebut dapat diperpendek bila 70 % kekuatan tekan atau lentur beton dapat dicapai
lebih awal.
Dalam pekerjaan ini kami menggunakan metode perawatan dengan dengan karung goni dan
terpal dimana permukaan dan bidang tegak beton seluruhnya ditutup dengan lembar goni /
terpal. Sebelum ditutup, lembar penutup dibuat jenuh air. Lembar penutup diletakkan
sedemikian rupa sehingga menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan
sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Selama masa perawatan, lembar
penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap pada tempatnya.
STANDAR MUTU
- Pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan standar dan aturan yang sudah ditetapkan
- Menggunakan beton dengan mutu yang tinggi dan kualitasnya sudah teruji di laboratorium.
Selain itu untuk dimensinya sudah sesuai dengan perencanaan
- Besi yang digunakan mempunyai mutu yang tinggi dan kualitasnya baik. Diameter yang
digunakan sudah sesuai dengan perencanaan
- Dalam pelaksanaan pekerjaan selalu mengutamakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
- Waktu pelaksanaan pekerjaan sudah diatur sedemikian rupa agar mencapai target yang sudah
ditetapkan baik mengenai biaya, mutu, waktu, dan bahan
KONTROL MUTU
1. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor utama bagi pelaksanaan suatu kegiatan. Pemilihan tenaga
kerja harus sesuai dengan kemampuan serta jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Hal ini
berkaitan dengan efisiensi pengerjaan suatu kegiatan. Penentuan produktivitas tergantung
pada sistem manajemen dan hubungan kerja yang kondusif. Dalam kaitannya, serta jumlah
yang diperlukan dalam penanganan suatu kegiatan.
Karakter tenaga kerja yang ada dalam suatu kegiatan berbeda-beda. Masing-masing mewakili
strata sosial yang berbeda-beda pula. Oleh karenanya perlu penanganan yang baik dari para
pelaksana untuk mengarahkan tenaga kerja tersebut.
2. Peralatan
Pengendalian kualitas peralatan terutama ditujukan kepada pengawasan bidang peralatan
terhadap peralatan yang ada. Pengawasan bidang peralatan berupa pencatatan kondisi alat
setiap hari dapat memaksimalkan fungsi alat, karena alat yang dipakai lebih dari umur kerjanya
dapt menurunkan produktivitas alat tersebut.
3. Bahan
Struktur yang baik terbuat dari bahan-bahan yang memenuhi syarat-syarat kualitas yang
ditetapkan. Demikian pentingnya pengendalian kualitas bahan maka material yang digunakan
dalam proyek ini harus diuji secara visual dan tes laboratorium. Hasil pekerjaan dipengaruhi
oleh mutu dan kualitas bahan sehingga diperlukan pengawasan dalam hal:
- Ketersediaan bahan: tersedianya bahan sesuai dengan spesifikasi, termasuk didalamnya
persetujuan di masing-masing pihak yang terlibat terhadap mutu dari bahan-bahan tersebut
- Jadwal pengadaan bahan: jadwal pengadaan bahan harus tepat, karena seluruh waktu
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan saling tergantung satu sama lain
- Penerimaan bahan: penerimaan bahan hendaknya diawasi dan dicek secara teliti agar
mutu dari bahan yang diperoleh sesuai dengan mutu bahan yang direncanakan
sebelumnya
- Pemakaian bahan: kontrol mutu bahan saat pemakaian bahan dilakukan dengan cara
pengujian kualitas bahan bangunan yang akan digunakan
4. Pekerjaan
Pengendalian ini untuk mengontrol apakah hasil pelaksanaan telah memenuhi standard dan
spesifikasi yang telah ditentukan. Sehingga bila terjadi kesalahan atau kekurangan bisa
diperbaiki, dan untuk mencegah kesalahan bisa terjadi selanjutnya.
Metode-metode yang bisa dilakukan dalam melakukan pengawasan kualitas mutu pekerjaan
antara lain:
- Pengawasan langsung secara visual
- Pengukuran langsung di lapangan
- Kontrol dengan hitungan
- Pengujian di lapangan
Kontrol kualitas pekerjaan dilakukan untuk mengawasi hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
5. Waktu
Pengendalian waktu merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
kegiatan. Kegiatan ini bertujuan agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan
jangka waktu yang telah direncanakan, dan juga agar pekerjaan dapat menghindari kerugian,
baik kerugian waktu maupun biaya. Pengendalian dilakukan dengan Time Schedule dan
Network Planning.
Pada akhir kegiatan, kami akan melakukan pembersihan sisa material dan penyempurnaan
pekerjaan yang masih perlu mendapatkan penanganan, sebelum melakukan serah terima
pekerjaan kepada direksi.
FENNY TJOAYOKNOTO
Direktris