Anda di halaman 1dari 43

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan :
PEMBANGUNAN EMBUNG DAN BANGUNAN AIR LAINNYA DI KABUPATEN SUMBA BARAT
Lokasi :
KABUPATEN SUMBA BARAT

Dalam metoda pelaksanaan pekerjaan ini, kami menguraikan/menjelaskan langkah-langkah


yang akan kami lakukan dalam melaksanakan atau penyelesaian pekerjaan.

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran
Pekerjaan Uitzetten/Pengukuran kembali adalah pekerjaan pengukuran ulang guna
menentukan posisi dan dimensi konstruksi yang akan dilaksanakan serta sekaligus untuk
membuat mutual check awal (MC-0). Pengukuran ulang ini kami laksanakan pada minggu
pertama setelah keluarnya SPK/Kontrak dengan memakai theodolitte dan waterpass,
selanjutnya hasil pengukuran dibuat dalam bentuk gambar kerja untuk perhitungan mutual
check awal (MC-0).
Pengukuran kembali dilakukan setelah berakhirnya seluruh pekerjaan di lapangan atau MC-
100% dan hasil pengukuran tersebut juga dibuat dalam bentuk gambar kerja (asbuilt drawing).
Penggambaran sebagaimana tersebut, dibuat menggunakan program autocad yang memuat
gambar pelaksanaan secara rinci berikut tampak.
Pelaksana pengukuran dibekali APD yang memadai seperti sepatu kerja boot tahan air, tahan
beban, helm kerja, tali untuk memanjat tebing, kaos tangan, dan lain sebagainya

2. Pemasangan Profil
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, akan melakukan pekerjaan uitzet
yang meliputi penentuan elevasi dan (poros) bangunan yang dikerjakan, dengan melakukan
pemasangan profil dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan
dengan menggunakan Bench Mark (BM) atau titik referensi yang disetujui Direksi.
Pada pemasangan profil digunakan kayu yang bermutu baik atau papan dengan, sedemikian
rupa sehingga membentuk profil yang sesuai dengan bentuk bangunan yang akan
dikerjakan.Pembuatan profil harus betul-betul kuat tidak berubah selama pelaksanaan
pekerjaan berlangsung. Pada pemasangan profil ini diberi tanda untuk mendapatkan batas-
batas peil pekerjaan yang dipakai sebagai pengontrol untuk menentukan posisi bangunan yang
akan dibuat. Profil untuk tanggul dan galian harus dipasang pada tiap-tiap jarak maksimum 50
m.]
Pada pekerjaan ini pekerja dilengkapi sepatu kerja untuk menghindari terjatuh dan terperosok,
kaos tangan agar tidak lecet, helm kerja guna mengantisipasi kepanasan.

3. Foto Dokumentasi
Pada tahap awal pekerjaan dilakukan pengambilan foto-foto dokumentasi di beberapa titik
terhadap kondisi lapangan sebelum pelaksanaan. Foto dokumentasi tersebut berbentuk album
dibuat beberapa rangkap gambaran awal kondisi lapangan.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan setiap hari dicatat oleh pengawas lapangan. Pencatatan
yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas tenaga kerja dalam menyelesaikan
pekerjaan. Catatan-catatan tersebut selanjutnya dijilid dalam bentuk buku sebagai dasar
pembuatan laporan kemajuan pekerjaan.
Pelaporan kemajuan dibuat setiap bulan yang meliputi kemajuan mingguan pekerjaan dengan
berpedoman pada capaian kemajuan harian.
Mendukung pelaporan kemajuan bulanan atau Mutual Check dibuat gambar pelaksanaan (as
built drawing) dan foto dokumentasi yang dijilid terpisah.

4. Direksi Keet dan Gudang


Sebelum memulai pelaksanaan, terlebih dahulu kami akan membuat kantor direksi. Kantor
direksi dimaksudkan sebagai pusat kontrol pelaksanaan pekerjaan. Direksi keet dibuat
sedemikian untuk menampung staf dan personil baik kontraktor maupun direksi untuk
melakukan rapat/pertemuan. Dilengkapi perangkat kerja dan mobelair.
Dalam hal direksi keet adalah bangunan milik warga yang disewa, kami akan mencari rumah
warga yang memadai sebagai pusat informasi dan pengelolaan kegiatan di area pekerjaan.
Rumah tersebut akan dilengkapi dengan seluruh peralatan dan perabot yang dibutuhkan untuk
kepentingan pengelolaan proyek.
Disamping itu, gudang akan kami bangun sebagai tempat penyimpanan material. Material untuk
gudang adalah kayu kelas tiga, atap seng, dinding seng, dilengkapi dengan penerangan yang
memadai.
Gudang dibangun di lokasi kerja agar memudahkan kontrol mobilitas barang masuk dan kelur.
Untuk operasional gudang dijaga oleh orang yang diberi kewenangan untuk melakukan
pencatatan barang masuk/keluar dan bertanggung penuh tujuan pengeluaran/pemasukan
barang tersebut.
Pekerjaan direksi keet mengutamakan keselamatan pekerja dengan menggunakan APD (alat
pelindung diri) yang memadai seperti kaos tangan, helm kerja, tangga kerja, dan lain
sebagainya.

5. Papan Nama Kegiatan


Papan Nama Proyek dibuat dengan maksud dan tujuan agar masyarakat umum mengetahui
informasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Papan Nama proyek
berisi Kegiatan Pekerjaan, Pekerjaan, Lokasi, Sumber Dana, dan lain-lainnya disesuaikan
dengan tulisan serta ukuran sebagaimana yang tercantum dalam RKS serta gambar rencana.
Tempat pemasangan papan nama proyek dikoordinasikan dengan pengawas, serta owner.
Penempatan pemasangan bisa dipilih tempat yang mudah dilihat oleh khalayak ramai.

6. Pembuatan dan Penggandaan Laporan


Laporan kemajuan pekerjaan dibuat secara berkala guna memastikan pelaksanaan pekerjaan
terpantau secara baik. Laporan dibuat setiap hari oleh pengawas lapangan terhadap item
pekerjaan yang mereka kerjakan pada hari itu.
Pada akhir pekan, laporan harian dirangkum menjadi satu atau disebut dengan laporan
mingguan. Laporan tersebut menerangkan item-item pekerjaan yang telah dilaksanakan sejak
awal pekan.
Pada akhir bulan dibuat laporan bulanan atas rangkuman dari laporan mingguan yang telah
dibuat sebelumnya. Laporang bulanan diajukan kepada pemililk proyek dan konsultan
pengawas dengan dilampiri laporan mingguan dan harian, berikut data-data penting lainnya.
Setiap laporan yang dibuat dan diajukan selalu dibuat dalam beberapa rangkap untuk
menghindari sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan dan atau hal lain yang
membuat laporan tidak dapat diperoleh kembali.

7. Mobilisasi / Demobilisasi
Sebelum memulai pekerjaan, atas persetujuan direksi terlebih dahulu dilakukan mobilisasi alat
dan tenaga yang digunakan dalam pekerjaan, dan lain-lain yang diperlukan sesuai spesifikasi
teknis pelaksanaan.
Mobilisasi alat dari gudang penyimpanan ke lokasi menggunakan mobil. Untuk personil/tenaga
kerja mobilisasi dilakukan dengan mobil angkutan atau moda transportasi lain sesuai
kebutuhan.
Pada akhir kegiatan, dilakukan demobilisasi yaitu mengembalikan peralatan dan tenaga kerja
dari lokasi pekerjaan ke tempat semula dengan metode mobilisasi yang sama ketika mereka
didatangkan.
Untuk memastikan proses mobilisasi dan demobilisasi berjalan lancar dan aman, truk yang
mengangkut alat dilengkapi dengan lampu kedip sehingga mudah dikenali oleh masyarakat atau
pengguna jalan lainnya.

8. Sosialisasi
Masyarat yang berdiam di sekitar lokasi kegiatan, sedapat mungkin diberi pandangan dan
arahan yang memadai perihal pelaksanaan pekerjaan. Hal ini mutlak dilakukan mengingat
keterbatasan informasi mengenai proyek berpotensi menciptakan instabilitas sosial di
lingkungan masyarakat.
Masyarakat dapat saja berpandangan bahwa keberadaan proyek akan membatasi ruang
geraknya, bahkan lebih ekstrim lagi hadirnya profokasi dari berbagai pihak yang menentang
adanya kegiatan pelaksanaan pekerjaan..
Dengan demikian efektivitas sosialisasi sangat berdampak pada kesuksesan pelaksanaan
pekerjaan.

9. Pembersihan Lapangan
Pada tahap awal kegiatan dilokasi dilakukan dengan pekerjaan pembersihan lapangan.
Pembersihan meliputi seluruh area yang masuk dalam gambar rencana.
Seluruh material seperti pepohonan, rerumputan ataupun material lain yang berada di lokasi
dibersihkan hingga seluruhnya hilang. Material tersebut selanjutnya ditumpuk pada suatu
tempat untuk memudahkan mobilisasi ke luar lokasi.
Setelah ditumpuk, material seperti kayu, rerumputan selanjutnya dibakar, ataupun dibuang ke
luar lokasi sepengetahuan direksi.
Pembersihan dilakukan dengan tenaga manual dimana tenaga kerja menggunakan alat bantu
melakukan pekerjaan pembersihan. Bilamana dinyatakan telah cukup, maka pembersihan
dinyatakan telah selesai.
Tenaga kerja yang ditugaskan akan diberikan kelengkapan APD yang memadai seperti kaos
tangan, tangga kerja, sepatu kerja, dan alat yang dikehendaki.

10. Manejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan
dibentuk unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan diawasi. Dalam
menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan
Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi-instansi lain yang terkait.
Program ini untuk menentukan sistem pengendalian keamanan dan kesehatan kerja untuk
menunjang kelancaran pekerjaan dan mengajukannya kepada pimpinan pelaksana kegiatan
untuk mendapat persetujuan.
Program K3 dilengkapi kapasitas peralatan yang memadai begitu pula dengan fasilitas dan
personilnya mampu menanggulangi terjadinya kecelakaan dan kerusakan bagi personil dan
harta benda miliknya serta lebih mengedepankan tindakan preventif yakni upaya
penanggulangan terhadap resiko kerja sedini mungkin.

11. Pekerjaan jalan masuk / Acces Track


Bilamana diperlukan, kami akan membuat jalan-jalan masuk sementara baik menuju atau pun
keluar lokasi proyek. Jalan-jalan masuk sementara tersebut akan dibongkar atau dipulihkan
kembali fungsinya seperti semula bilamana pekerjaan telah selesai.
Material jalan dari material timbunan pilihan, sirtu atau material lain yang disetujui. Ketebalan
jalan sementara maksimal 30 cm dan tergantung kondisi medan. Dipadatkan secara merata
agar kendaraan tidak mudah tenggelam dan becek.
Perbaikan dan pemeliharaan dilakukan pada jalur tersebut hingga selesainya masa konstruksi.

12. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Pengaturan lalu lintas dan rambu-rambu dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan
ketertiban jalur lalu lintas baik pekerja, kendaraan proyek, maupun mobilitas masyarakat
setempat.
Metode Pekerjaan Traffic Management :
- Pemasangan rambu-rambu yang diperlukan sebelum memasuki lokasi pekerjaan sampai
dengan rambu-rambu saat berada di lokasi pekerjaan, seperti rambu perhatian untuk
berhati-hati, sampai dengan rambu pembatasan dan larangan yang diperlukan.
- Pengaturan areal dan waktu untuk kendaraan dan peralatan proyek keluar dan memasuki
areal kerja dengan meminimalkan terjadinya kemacetan/ gangguan akibat hal tersebut.
- Pemasangan pagar pengaman (bila diperlukan) untuk membatasi lokasi proyek dengan
masyarakat umum dan pejalan kaki.
- Melaksanakan koordinasi yang diperlukan dengan dinas atau instansi terkait selama
pelaksanaan pekerjaan.
- Pada area pekerjaan bilamana akses jalan selama masa konstruksi dipastikan terputus
maka akan dilakukan pengalihan lalu lintas ke tempat lain yang sedapat mungkin memberi
kenyamanan bagi pengguna dengan jarak terdekat dan tidak membebani masyarakat.
- Akses jalan alternatif dimaksud dapat berupa jembatan sementara, jalan sementara yang
dibuat khusus untuk pengalihan, atau dapat pula jalan permanen yang telah ada sebelum
pelaksanaan konstruksi ini. Untuk kenyamanan pengguna jalan, akan dilakukan
pemeliharaan jalan alternatif tersebut antara lain melakukan pembersihan, penambalan,
perataan, dan atau hal lain yang dianggap perlu. Tidak lupa rambu lalu lintas dipasang
sepanjang jalur.
Pelaksanaan traffic management akan dikoordinasikan dengan pihak yang berwenang. Kami
akan memelihara jalan yang berpengaruh kepada area operasional dengan kondisi yang baik.
Rambu lalu lintas dapat dipakai rubber co ne, rambu-rambu arah, petunjuk jalan dan bendera-
bendera. Pagar sementara akan dipasang pada daerah konstruksi bangunan pelengkap dan
akan dipasangkan lampu-lampu sehingga akan terlihat pada waktu malam hari bilamana
dilaksanakan pekerjaan lembur.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dikoordinasi oleh bagian tertentu dalam organisasi
pelaksana yang bertanggung jawab terhadap Safety, Health dan Environment, yang secara
kontinyu akan memonitor dan mengevaluasi manajemen lalu lintas.

13. Coffering dan Dewatering


Untuk aliran air yang timbul dan mengganggu area kerja dengan debit yang cukup besar,
dilakukan pengeringan dengan tahapan sebagai berikut :
- Pekerjaan coffering dibuat untuk melindungi pelaksanaan pekerjaan dari gangguan air
selama pekerjaan sedang berlangsung.
- Material untuk coffering adalah tanah hasil galian. Dimana tanah hasil galian dibuat
sebagai coffering, ditumbuk sampai melebihi dimana air akan melintas dengan
menggunakan alat Excavator kapasitas 0.93 M3.
- Apabila masih ada air yang lewat disela-sela coffering maka perlu ditambahkan tarpal
didepannya sampai air tidak ada lagi yang meresap/melewati coffering tersebut.
- Setelah coffering selesai dilaksanakan dan sudah diyakini bahwa coffering sudah kuat untuk
menahan air selanjutnya dilakukan pekerjaan dewatering.
- Pekerjaan dewatering menggunakan mesin pompa air Kapasitas 6”, 4 Unit dimana mesin
pompa sudah dilengkapi dengan selang pengisap dan selang pembuang diletakkan diatas
coffering yang sudah dikerjakan sebelumnya.
- Pekerjaan dewatering sudah bisa dilaksanakan sampai air yang sudah tertampung akibat
coffering, pemompaan dilakukan sampai dimana pekerjaan akan dilakukan.
- Dewatering dilakukan secara terus menerus selama pekerjaan berlangsung.
- Dewatering dihentikan apabila pekerjaan sudah terlaksana semua.
- Dewatering selesai selanjutnya pembongkaran coffering, dimana hasil pembongkaran
coffering dijadikan sebagai tanah timbunan hasil galian.

PEKERJAAN KONSTRUKSI
 Pekerjaan Clearing And Grubbing Pada Areal Tanggul, Spillway Dan Genangan/Storage
Area
Pembersihan lahan / clearing dan grubbing meliputi pekerjaan mencungkil pangkal pohon,
akar, batang pohon (hanya untuk diameter pohon lebih dari 5 cm) dan reruntuhan bangunan,
rumpun bambu dan batu (ukuran lebih 30 cm), dan membersihkan serta membuang semua
material tersebut sesuai persyaratan teknis atau yang diperintahkan Direksi. Pekerjaan
pembersihan lahan termasuk juga pembongkaran dan pemindahan bangunan yang
menghalangi.
Pembersihan lahan untuk bagian yang akan digali atau ditimbun diperlebar minimum
satu meter (1 m) ke luar batas tepi galian / timbunan atau sesuai perintah direksi.
Permukaan tanah sebagai dasar pekerjaan timbunan, pondasi bangunan permanen,
semua lokasi borrow area yang materialnya akan digunakan untuk bahan timbunan dan lokasi
penimbunan / stockpile serta tempat lain akan dibersihkan dari semua tonggak kayu, akar-akar,
tumbuhan dan lain-lain.
Pekerjaan pengupasan / stripping tanah dilakukan sebelum dilakukan penggalian pada okasi
borrow area / tempat pengambilan tanah untuk bahan timbunan dan pada
permukaan tanah yang akan ditimbun. Mengupas lapisan permukaan tanah yang mencakup
semak, alang-alang, akar-akar, dan rumput dari permukaan tanah. Dimana lapisan permukaan
tanah umumnya terdiri dari humus dan material organik yang akan dibuang. Kedalaman
pengupasan minimum adalah 15 cm.

Pengupasan / stripping pada lokasi borrow area diperlukan agar menghasilkan bahan
timbunan yang bisa digunakan. Perluasan pengupasan dibuat 1 m dari batas lahan
yang akan digali yang mencakup area penggalian / borrow area dan pengambilan /
quarry bahan timbunan. Mengupas seluruh lapisan permukaan tanah yang kedalamannya tidak
melebihi 0.5 m, dan dipisahkan dari material galian lain yang pada akhirnya dikembalikan dan
disebar merata pada lokasi tersebut atau tempat lain sesuai perintah Direksi.

 Pekerjaan Memotong Dan Membersihkan Lokasi Embung Dari Tanaman / Tumbuhan


Berdiameter 15 Cm
Tanaman yang berada di lokasi kerja akan dilakukan pembersihan dan pemotongan. Diameter
pohon sekitar 15 cm akan dipotong dan ditebas. Hasil pemotongan dikumpul pada suatu tempat
untuk selanjutnya dibakar atau dibuang keluar lokasi sesuai petunjuk direksi.

 Pekerjaan Galian Pondasi/ Cutoff Tranch Dengan Menggunakan Alat Berat Termasuk
Perapihan
Semua galian yang diperlukan untuk bangunan permanen dibuat sesuai batas, ketinggian dan
ukuran yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai perintah Direksi.
Sepanjang pelaksanaan pekerjaan, Direksi dapat menentukan hal-hal yang dianggap
perlu untuk mengubah kemiringan, ketinggian atau ukuran penggalian dari yang telah
ditetapkan sebelumnya.
- Sebelum pekerjaan galian dimulai, terlebih dahulu melapor kepada Direksi Pekerjaan serta
menyerahkan metode pelaksanaan pekerjaan termasuk peralatan yang digunakan.
- Dilakukan pengukuran untuk mendapatkan dimensi dan batas penggalian.
- Pekerjaan galian sesuai batas galian serta ukuran yang tercantum dalam gambar rencana.
- Penggalian dilaksanakan dengan menggunakan alat excavator, metode penggalian
dilaksanakan pada satu sisi terlebih dahulu, material yang berada dekat area galian
diangkat terlebih dahulu dan ditempatkan pada tanggul. Jika memungkinkan alat
diseberangkan, maka selanjutnya menggali pada sisi yang lain, posisi alat juga bisa
ditempatkan ditengah untuk menggali bagian tengah, jika kondisi tanah tidak
membahayakan alat.
- Penggalian dilaksanakan dengan perlahan-lahan bila struktur tanah adalah tanah berpasir
atau lembek, sewaktu-waktu bisa longsor kembali kedalam lubang galian.
- Hasil galian dapat digunakan sebagai bahan timbunan apabila menurut pertimbangan
direksi dapat dipertanggungjawabkan secara teknis, sisa galian
yang lainnya ditempatkan pada pinggir.
- Sementara pekerjaan galian dikerjakan, diikuti dengan pengecekan elevasi agar galian
tidak dalam melebihi elevasi yang ditentukan.
- Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan menurut Pengguna Jasa maka akan
digunakan sebagai timbunan kembali.
- Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan timbunan maka bahan timbunan tersebut
harus dibuang dari lokasi yang ditentukan.
- Prinsip pelaksanaan Keselamatan dan Kesehata Kerja (K3) tetap diperhatikan dalam
melaksanakan penggalian secara mekanis karena memiliki resiko terkena bucket alat
excavator. Oleh karena itu Operator alat berat agar memperhatikan sekitar pada saat swing
bucket, memperhatikan medan kerja agar alat tidak terguling ke dalam lubang galian.
Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.

 Pekerjaan Galian Tanah Dengan Mendatangkan Tanah Timbunan Dari Borrow Area Ke
Area Tanggul
Meliputi timbunan tanah yang didatangkan dari luar dengan kualitas material yang baik untuk
timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar kayu dan telah diuji dan mendapat persetujuan direksi
berdasarkan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaannya mobilisasi timbunan diperhatikan dari segi kesehatan dan Keselamatan
Kerja, dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama pada saat transportasi material
timbunan.
Tanah timbun yang didatangkan dari luar (barrow) dinaikan oleh excavator ke atas dump truck.
Dengan muatan penuh, bak dump truk ditutupi dengan terpal plastik agar tidak berceceran selama
perjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck selalu dirawat dan dijaga dari dampak debu
yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga pembersih dan
penyiraman jika terjadi debu.
Di lokasi, timbunan dibuang dan ditumpuk secara rapi. Selanjutnya bulldozer meratakan permukaan
timbunan dengan ketebalan sesuai rencana atau petunjuk direksi.
Vibrator roller atau alat pemadat lain melakukan pemadatan dimulai dari ujung timbunan menuju ke
bagian tengah. Pemadatan dilakukan dalam beberapa Lintasan untuk memastikan urugan telah
padat dengan benar.
Bersamaan pemadatan, water tanker melakukan penyiraman dengan air pada permukaan
pemadatan agar material urugan tidak berterbangan atau berhamburan yang dapat mencemari
lingkungan.

Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.

 Pekerjaan Galian & Timbunan Tanah Kedap Air Termasuk Perataan Dan Pemadatan Pada
Area Tanggul
Meliputi timbunan tanah dengan kualitas material yang baik untuk timbunan, bersih dari kotoran dan
akar-akar kayu dan telah diuji dan mendapat persetujuan direksi berdasarkan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaannya mobilisasi timbunan diperhatikan dari segi kesehatan dan Keselamatan
Kerja, dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama pada saat transportasi material
timbunan.
Material tanah timbunan digali dengan excavator atau alat lain yang disetujui selanjutnya dinaikan ke
atas dump truck. Dengan muatan penuh, bak dump truk ditutupi dengan terpal plastik agar tidak
berceceran selama perjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck selalu dirawat dan dijaga
dari dampak debu yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga
pembersih dan penyiraman jika terjadi debu.
Di lokasi, timbunan dibuang dan ditumpuk secara rapi. Selanjutnya bulldozer meratakan permukaan
timbunan dengan ketebalan sesuai rencana atau petunjuk direksi.
Vibrator roller atau alat pemadat lain melakukan pemadatan dimulai dari ujung timbunan menuju ke
bagian tengah. Pemadatan dilakukan dalam beberapa Lintasan untuk memastikan urugan telah
padat dengan benar.
Bersamaan pemadatan, water tanker melakukan penyiraman dengan air pada permukaan
pemadatan agar material urugan tidak berterbangan atau berhamburan yang dapat mencemari
lingkungan.

Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.

 Pekerjaan Penghamparan Top Soil Pada Tanggul Upstream & Downstream Dan Pada
Tanggul Spillway
Penghamparan timbunan tanah top sool pada tanggul spillway dilaksanakan dengan alat berat atau
sesuai perintah direksi.
Meliputi tanah dengan kualitas material yang baik untuk timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar
kayu dan telah diuji dan mendapat persetujuan direksi berdasarkan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaannya mobilisasi timbunan diperhatikan dari segi kesehatan dan Keselamatan
Kerja, dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama pada saat transportasi material
timbunan.
Material tanah timbunan digali dengan excavator atau alat lain yang disetujui selanjutnya dinaikan ke
atas dump truck. Dengan muatan penuh, bak dump truk ditutupi dengan terpal plastik agar tidak
berceceran selama perjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck selalu dirawat dan dijaga
dari dampak debu yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga
pembersih dan penyiraman jika terjadi debu.
Di lokasi, timbunan dibuang dan ditumpuk secara rapi. Selanjutnya bulldozer meratakan permukaan
timbunan dengan ketebalan sesuai rencana atau petunjuk direksi.
Vibrator roller atau alat pemadat lain melakukan pemadatan dimulai dari ujung timbunan menuju ke
bagian tengah. Pemadatan dilakukan dalam beberapa Lintasan untuk memastikan urugan telah
padat dengan benar.
Bersamaan pemadatan, water tanker melakukan penyiraman dengan air pada permukaan
pemadatan agar material urugan tidak berterbangan atau berhamburan yang dapat mencemari
lingkungan.

Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.

 Pekerjaan galian tanah dengan menggunakan alat berat termasuk perapihan


Kami akan melaksanakan semua pekerjaan galian sesuai batas galian serta ukuran yang
tercantum dalam gambar rencana. Dalam hal pelaksanaan penggalian yang belum jelas
didalam gambar akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Dasar dan kemiringan tebing galian pada lokasi Konstruksi diletakkan, secara tepat
disamakan dengan garis-garis dan elevasi yang tercantum dalam gambar rencana. Sebelum
memulai pekerjaan Konstruksi perlu pengecekan Kestabilan tebing pada galian untuk
Konstruksi harus betul-betul dijaga agar tidak terjadi kelongsoran.
Apabila tanah dasar asli terganggu atau berubah karena sesuatu sebab, maka tanah tersebut
dipadatkan sampai keadaannya sama seperti tingkat pengupasan semula.

- Galian tanah dilakukan dengan menggunakan alat excavator kapasitas 0.93 m3 dan hasil
galian dibuat sebagai caffering. Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan timbunan
menurut Pengguna Jasa maka akan digunakan sebagai timbunan kembali.
- Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan timbunan maka bahan timbunan tersebut
dibuang ke luar lokasi
- Dalam melaksanakan galian diusahakan cukup aman dari longsoran dan bila diperlukan
diberikan alat-alat penyangga.
- Bilamana seluruh area telah digali sesuai rencana, lokasi dibersihkan dan dilakukan
penyempurnaan terhadap area yang secara visual harus dilakukan perbaikan.

Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.

 Pekerjaan timbunan tanah termasuk perataan dan pemadatan pada tanggul Spillway
Meliputi timbunan tanah yang didatangkan dari luar dengan kualitas material yang baik untuk
timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar kayu dan telah diuji dan mendapat persetujuan direksi
berdasarkan spesifikasi teknis.
Dalam pelaksanaannya mobilisasi timbunan diperhatikan dari segi kesehatan dan Keselamatan
Kerja, dampak lingkungan (Environmental Aspect), terutama pada saat transportasi material
timbunan.
Tanah timbun yang didatangkan dari luar (barrow) dinaikan oleh excavator ke atas dump truck.
Dengan muatan penuh, bak dump truk ditutupi dengan terpal plastik agar tidak berceceran selama
perjalanan. Adapun jalan yang dilewati oleh dump truck selalu dirawat dan dijaga dari dampak debu
yang ditimbulkan dari hasil transport tersebut, dengan menyediakan tenaga pembersih dan
penyiraman jika terjadi debu.
Di lokasi, timbunan dibuang dan ditumpuk secara rapi. Selanjutnya bulldozer meratakan permukaan
timbunan dengan ketebalan sesuai rencana atau petunjuk direksi.
Vibrator roller atau alat pemadat lain melakukan pemadatan dimulai dari ujung timbunan menuju ke
bagian tengah. Pemadatan dilakukan dalam beberapa Lintasan untuk memastikan urugan telah
padat dengan benar.
Bersamaan pemadatan, water tanker melakukan penyiraman dengan air pada permukaan
pemadatan agar material urugan tidak berterbangan atau berhamburan yang dapat mencemari
lingkungan.

Terhadap hasil pekerjaan yang masih membutuhkan penyempurnaan, akan kami lakukan
perbaikan sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh direksi.
Dalam pelaksanaan, kami senantiasa mengedepankan kesehatan dan keselamatan baik bagi
pekerja, maupun terhadap mereka yang ikut terlibat di lokasi pekerjaan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan. Kelengkapan APD (alat pelindung diri), pelatihan, pengarahan, setiap
saat kami lakukan di lapangan.
Juga terhadap lingkungan sekitar, kami melakukan investigasi hal-hal yang dapat mengganggu
keselamatan pekerja, orang-orang yang terlibat, serta kesehatan lingkungan sekitar sangat
kami perhatikan.

 Pekerjaan timbunan tanah kembali termasuk perataan & pemadatan


Timbunan kembali dilakukan selapis demi selapis dengan disertai pemadatan sampai timbunan
kembali betul-betul padat.
Sebelum memulai pekerjaan timbunan kembali, meminta persetujuan dari Direksi untuk
pelaksanaannya.
Sebelum mengerjakan timbunan kembali, permukaan dari tanah yang akan ditimbun harus
dibersihkan dari semua kotoran, tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya. atau sesuai
petunjuk Direksi.
Bahan timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan ini diambilkan dari hasil galian tanah yang
disetujui oleh Direksi.
Material timbunan tanah kembali bersih tidak mengandung sampah, rumput-rumput, akar-akar
ataupun tonggak-tonggak maupun kotoran-kotoran lain yang dapat membusuk.
Penimbunan dilakukan dengan selapis demi selapis dengan mengunakan alat mekanis atau
alat bantu manual atau sesuai petunjuk direksi. Perataan tanah timbunan dilakukan dengan
membuat tiap-tiap lapisan penimbunan yang kira-kira horizontal.
Gumpalan-gumpalan tanah yang terdapat pada bahan timbunan dihancurkan, kemudian
dipadatkan dengan baik sesuai dengan ketentuan pemadatan yang disyaratkan.
Pelaksanaan pengambilan dan penempatan bahan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
pada waktu dipadatkan akan terikat dengan baik untuk menjamin adanya berat isi, dalam
keadaan kering yang tertinggi dan kerapatan tertinggi serta stabilitas timbunan.
Jika permukaan tanah yang telah disiapkan atau permukaan setiap lapisan timbunan yang
telah dipadatkan terlalu kering atau terlalu lembek untuk pengikatan yang baik dengan lapisan
yang akan dihamparkan diatasnya, harus dibasahi dan/atau ditoreh dengan suatu cara yang
disetujui sampai kedalaman yang cukup untuk menyediakan permukaan pengikatan yang
memuaskan sebelum lapisan berikutnya ditempatkan. Jika permukaan suatu lapisan timbunan
yang telah dipadatkan ditempat ternyata terlalu basah untuk dilakukan pemadatan pada
lapisan berikutnya yang dihamparkan diatasnya, maka lapisan tersebut harus
dikupas/dikeluarkan, kemudian dibiarkan mengering atau ditoreh untuk mengeluarkan kelebihan
airnya sampai jumlah yang diperlukan, dan selanjutnya dipadatkan kembali sebelum lapisan
pengganti berikutnya ditempatkan. Kandungan air dalam tanah harus diawasi dengan cermat
dengan menggunakan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan penyemprot yang
halus.

 Pekerjaan pasangan batu karang dengan spesi 1 pc 3 psr


Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasangan batu 1Pc : 4Ps adalah semua pekerjaan
konstruksi yang menggunakan material utama batu antara lain pekerjaan bangunan tembok laut
dan bangunan lainnya sesuai data gambar. Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) pekerjaan
pemasangan batu ini ditentukan dalam gambar rencana atau petunjuk Pengguna Jasa. Batu
diambil dari quarry, sungai, atau dari leveransir, yang telah disetujui.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan seluruh material yang diperlukan antara lain ukuran batu 15
s/d 30 cm. Kondisi batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, (tidak retak dan rapuh).
Semen yang digunakan untuk pasangan batu produksi dalam negeri dan memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam SNI-15-2049 – 2004 dan atas persetujuan Direksi.
Pasir Pasang yang digunakan adalah pasir dengan butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak
mengandung bahan-bahan organis.
Gradasi pasir antara 1 mm sampai 4 mm dengan komposisi sebagai berikut:
a) Sisa di atas ayakan 4 mm, minimum 2 % berat
b) Sisa di atas ayakan 1 mm, minimum 10 % berat
c) Sisa di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % dan 90 % berat
d) Kadar lumpur maksimum 5 % berat
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai pasir pasang untuk semua mutu beton kecuali dengan
petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pemeriksaan Bahan-Bahan yang diakui.
Air yang digunakan untuk campuran tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam-garam,
asam, lumpur atau bahan-bahan organik lain yang dapat merusak, untuk itu sebaiknya dipakai
air bersih. Air harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-200.
Agregat haruslah merupakan perpaduan antara semen dan pasir yang memenuhi persyaratan.
Agregat diklarifikasikan menurut perbandingan campuran antara semen dan pasir.
Perbandingan campuran ini adalah perbandingan volume dan harus mengikuti sesuai dengan
yang ditentukan.
Untuk pasangan batu , perbandingan campuran antara semen dan pasir ( 1 pc : 4 ps).
Penyampuran adukan dilakukan dengan Concrete mixer 0.35 m3. Campuran dengan tangan
tidak boleh dilakukan.

o Pasangan patok
- Pasang patok bantu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). Profil dipasang
pada setiap ujung lajur pondasi.
- Pasang bilah bantu datar pada kedua patok, setinggi profil.
- Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik
tengah profil tepat pada tengah-tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil
sesuai peil pondasi.
- Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar
lebih kuat.
- Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil,
sehingga menjadi kuat dan kokoh.
- Cek ketegakan/posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki juka ada yang tidak tepat,
demikian juga peilnya.
o Pasangan Pondasi Batu Kali
- Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
- Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan sesuai rencana dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
- Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
- Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan
urugan pasir.
- Susun batu-batu di atas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi
20 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar-
batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
- Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai
ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.
- Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan
air setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa
PVC yang tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil
yang berfungsi sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada
bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
- Setelah pasangan mengeras, bagian pinggir/sisi pondasi diurug kembali.
- Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.

 Pekerjaan plesteran dengan spesi 1 pc 2 psr.


Pekerjaan ini harus mencakup finishing/topi dinding pasangan batu, atau sesuai dengan
gambar rencana dan petunjuk Pengguna Jasa.
Semen yang digunakan untuk pasangan batu produksi dalam negeri dan memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam SNI-15-2049 – 2004 dan atas persetujuan Direksi.
Pasir Pasang yang digunakan adalah pasir dengan butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak
mengandung bahan-bahan organis.
Gradasi pasir antara 1 mm sampai 4 mm dengan komposisi sebagai berikut:
a) Sisa di atas ayakan 4 mm, minimum 2 % berat
b) Sisa di atas ayakan 1 mm, minimum 10 % berat
c) Sisa di atas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % dan 90 % berat
d) Kadar lumpur maksimum 5 % berat
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai pasir pasang untuk semua mutu beton kecuali dengan
petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pemeriksaan Bahan-Bahan yang diakui.
Air yang digunakan untuk campuran tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam-garam,
asam, lumpur atau bahan-bahan organik lain yang dapat merusak, untuk itu sebaiknya dipakai
air bersih. Air harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-200.
Untuk pekerjaan plesteran ini digunakan campuran 1 bagian semen (PC) : 3 bagian pasir (PS).
Untuk semua bagian yang akan diplesteran harus bersih dari kotoran dan disiran dengan air.
Tebal plesteran 2 cm. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi
retak-retak akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Pencampuran dilakukan dengan cara
manual.
Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.

 Pekerjaan Acian
Tahapan Pekerjaan:
- Semen dan air dicampur dengan perbandingan sesuai rencana dan diaduk menjadi mortar
dengan menggunakan Concrete Mixer atau secara manual.
- Sebelum diaci bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang
melekat pada pasangan.
- Pekerja menuangkan adonan semen pada permukaan pasangan batu yang telah disiapkan.
- Ketebalan minimal 3 mm perlu diperhatikan agar acian tidak mudah terkelupas
- Permukaan dihaluskan dan diratakan sedemikian agar mendapatkan permukaan yang rata
dan halus.
- Penyelesaian dan perapihan setelah acian selesai.
- Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.
 Pekerjaan galian tanah biasa termasuk perapihan
Untuk pekerjaan galian yang tidak dimungkinkan dilaksanakan dengan alat berat, maka
penggalian akan dilaksanakan secara manual oleh tenaga manusia. Sebelum penggalian
terlebih dahulu melakukan pengukuran area dan batas-batas galian. Bersamaan pengukuran,
melakukan pematokan dan pemasangan bowplank sebagai acuan pelaksanaan. Bowplank
dibuat dari kayu keras dan tetap dipertahankan hingga selesainya pekerjaan pada area
tersebut.
Pekerja melakukan penggalian baik secara perorangan maupun berkelompok. Jarak antar
setiap pekerja diatur sedemikian agar alat kerja tidak saling mengenai satu sama lain pada saat
bekerja. Material hasil timbunan langsung diletakan di sisi galian untuk sementara waktu.
Kelebihan material galian yang tidak dijadikan timbunan kembali dibuang ke luar lokasi. Di
lokasi pembuangan, material hasil galian ditempatkan sedemikian secara baik dan dirapihkan
agar tidak mudah terbongkar dan atau menjadi masalah lingkungan di tempat tersebut.

Hal lain yang pelaksanaannya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.

 Pekerjaan timbunan tanah kembali termasuk perataan & pemadatan


Pengurugan dilaksanakan dengan material yang berasal dari hasil galian. Pengurugan
menggunakan tenaga manual yaitu pekerja yang melakukan pengurugan terhadap void / ruang
kosong pada bangunan. Pengurugan disertai dengan pemadatan setempat dengan alat bantu
tukang dan dapat pula dengan alat bantu mekanis seperti stemper bila memungkinkan
penggunaannya.
 Pekerjaan pemasangan Pipa Transmisi dan Distribusi MDPE 1.25
 Pekerjaan pemasangan pipa GI 1
 Pekerjaan pemasangan pipa PVC 2
Pipa terlebih dahulu dilakukan pemesanan dari pabrik pembuat pipa/toko dengan melampirkan
spesifikasi teknis. Bilamana syarat spesifikasi teknis telah memenuhi, selanjutnya dilakukan
pemesanan dalam jumlah tertentu.
Mobilisasi pipa dari penyedia material ke lokasi kerja dilakukan dengan angkutan yang sesuai
dengan memperhatikan keselamatan kerja dan kualitas pipa harus sama sejak dari pabrik
sampai ke lokasi pemasangan. Oleh karena itu, pipa tidak diperbolehkan mengalami deformasi,
gesekan, perubahan bentuk, atau hal lain yang mengakibatkan kualitas pipa mengalami
perubahan.
Penaikan dan penurunan pipa dari alat angkut menggunakan takel/alat bantu dengan metode
pengangkatan yang baik agar tidak terjadi kesalahan pengangkatan/ penurunan.
Di lokasi kerja, pipa disimpan pada tempat yang aman dan tidak dilakukan penumpukan
melebihi syarat yang ditetapkan pabrik. Setiap saat pekerja diinstruksikan untuk Memeriksa
kondisi pipa yang masih tersimpan sebelum dipasang.

Pemasangan Pipa
- Pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan segala macam
jenis kotoran umpamanya bekas puing- puing/batu, alat-alat, bekas pakaian dan lain-
lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan kelancaran aliran air didalam pipa.
- Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam galian harus langsung dipasang dan distel
sambungannya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang disetujui Direksi
Lapangan/Teknis serta dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan pada tempat-
tempat sambungan pipa harus diperiksa terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi
Lapangan/Teknis. Setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis baru
diperbolehkan untuk diurug.
- Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti, harus
ditutup sehingga kotoran maupun air buangan tidak masuk kedalam pipa. Cara-cara
penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan/Teknis.
- Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksanakan dengan
penyambung bend/elbow yang sesuai. Begitu pula untuk percabangan harus
dengan tee cross (sesuai dengan kebutuhan).
- Membengkokkan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan
(secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa persetujuan Direksi
Lapangan/Teknis.
- Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka jalan/tanah asal harus
diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan oleh Direksi
Lapangan/Teknis.
- Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan
pipa agar yang dipasang betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar
pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknya
pipa dikemudian hari
- Pada waktu pemasangan pipa, galian untuk perletakan pipa harus kering, tidak boleh ada
air sama sekali dan bagian dalam pipa harus bersih. Penyambungan pipa hanya
dilakukan dalam keadaan kering.
- Disekeliling pipa harus diberi pasir sesuai dengan gambar atau tidak dinyatakan lain
diberi lapisan pasir sedemikian rupa sehingga terdapat pasir minimal setebal 10 cm
dibawah, disamping, dan diatas pipa atau menurut gambar, kecuali untuk pipa-pipa yang
memotong jalan (crossing jalan) diurug segera dengan pasir penuh dan tanah bekas
galian harus disingkirkan agar dapat segera dilalui kendaraan-kendaraan. Dan khusus
untuk jalan-jalan protocol (lalu lintas padat dan kendaraan-kendaraan berat) harus
dilindungi dengan pelat baja.
- Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend dan
sebagainya harus diberi blok-blok penahan dari beton (beton K-175).
- Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam
kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda asing/air kotor kedalam pipa. Material yang
digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas dari
- minyak/oli, aspal atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
- Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup (didop/plug)
dan diberi beton penahan (beton K-175).
- Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan pemasangan pipa sesuai dengan dokumen
pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam syarat-syarat teknis pekerjaan ini.
a. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap
retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika pipa berada di atas galian,
segera sebelum pemasangannya pada posisi terakhir.
Ujung pipa harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang paling mudah
rusak pada waktu pengangkutan. Pipa atau peralatan yang rusak harus diletakkan
dekat galian untuk diperiksa oleh Direksi Lapangan/Teknis, yang akan menentukan
perbaikan atau dibuang.
b. Pembersihan Pipa
Semua kotoran, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus disingkirkan dari
”bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa
dipasang bagian dalam ”bell” harus diseka sampai bersih, kering dan bebas
dari lemak.
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah
terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran.
Tindakan pencegahan harus berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan
dan penyumbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.
Seluruh kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari akhiran-akhiran bell
dan spigot. Tiap pipa, bagian luar, akhiran spigot dan bagian dalam dari bell harus
dibersihkan, kering dan bebas dari lemak dan minyak
sebelum pipa dipasang.
c. Penurunan Pipa Kedalam Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan
dan digunakan bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan.
Semua pipa, ”Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan
tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain
dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi
Lapangan/Teknis. Direksi Lapangan/Teknis akan menetapkan perbaikan atau
penolakan bahan yang rusak tersebut.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam galiannya
dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru diturunkan atau
diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk roll baru dilepas. Pipa PE diameter
besar diproduksi dalam bentuk batang.
Semua pipa, ”Fitting” dan ”Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu,
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut
maupun lapisan pelindung luar dan dalamnnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun
tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan ke dalam galian.
d. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan dilakukan
tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan dengan
peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong dengan alat
yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung potongan serong harus sama
degnan yang dibuat dipabrik.
Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus
sesuai denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas)
dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.

 Pekerjaan beton bertulang K175 termasuk pembesian dan begisting


Semen dan Agregat Beton
Semen dan agregat yang akan dipergunakan untuk beton termasuk supliernya terlebih dahulu
diusulkan guna mendapatkan persetujuan sebelum dipergunakan.
Semen dan agregat disimpan dan dirawat dengan baik untuk memelihara ualitasnya, dan
meskipun sebelum realisasi pengadaan bahan tersebut telah mendapat persetujuan tetapi
masih perlu diperiksa dan diuji laboratorium lagi sebelum dipergunakan sebagai campuran
beton.
Semen dan agregat yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknik ini
segera dibuang dari lokasi pekerjaan dan tidak boleh dipergunakan untuk campuran beton.

Agregat Kasar
Agregat kasar untuk campuran beton berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stone-
crusher) atau kerikil dari sungai yang bersih, padat, keras, awet, dan memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam Spesifikasi ini.
Agregat kasar berukuran nominal maksimum 40 mm, tetapi untuk beton pra-cetak dan beton
dengan besi tulangan yang rapat atau sesuai dengan perintah PPK, maksimum 20 mm.
Susunan gradasi butiran agregat kasar harus memenuhi ketentuan seperti dibawah ini, dengan
analisa saringan sesuai

Agregat Halus
Agregat halus untuk campuran beton berasal dari produksi peralatan pemecah batu (stone-
crusher) atau pasir sungai, pasir galian yang berbentuk tajam, padat, keras, awet, bersih dari
segala jenis kotoran, bahan organik, lumpur dan partikel yang berpengaruh buruk pada beton.
Susunan gradasi butiran agregat halus memenuhi ketentuan, dengan analisa saringan sesuai
ketentuan AASHTO T27.

Penyimpanan agregat kasar terpisah dari agregat halus, baik dilokasi sumber agregat/ quarry
maupun dilokasi base-camp/ batching plant dan harus dijaga dari kemungkinan terjadi
kontaminasi dengan agregat atau material lain. Agregat yang berasal dari sumber/ quarry yang
berbeda atau agregat dengan susunan gradasi butiran yang berbeda, tidak boleh disimpan
bersama-sama. Penyimpanan dan penanganan/ perlakuan agregat harus dilakukan tanpa
berakibat segregasi butiran.

Bahan Tambah Kimia (Admixture)


Pemakaian bahan tambah kimia terlebih dahulu mendapat ijin direksi, dan bahan tambah yang
korosif tidak boleh digunakan:
(a) Air-entraining admixtures, harus sesuai dengan ASTM C260 atau JIS A6204
b) Water reducing admixtures, harus sesuai ASTM C260 atau JIS A6204
Uji Coba Campuran dan Proporsi Campuran
Uji coba campuran juga dimaksudkan untuk menunjukkan: kemudahan pengerjaan beton dan
tidak terjadinya proses segregasi selama pengangkutan beton, kandungan semen yang
minimum tetapi menghasilkan beton dengan kuat tekan sesuai rencana, kemudahan dalam
pengerjaan serta daya tahan beton yang baik.
Kalau tidak ditentukan dalam gambar atau diperintahkan direksi, tipe beton dan
penggunaannya dilokasi pekerjaan

Tipe Beton Penggunaan di Pekerjaan


Tipe K450 Balok beton pracetak pratekan I atau T
Tipe K450 Beton pratekan untuk balok jembatan atau beton pracetak sesuai
dengan gambar atau perintah PPK.
Tipe K350 Beton pratekan untuk lantai jembatan atau sesuai dengan gambar atau
perintah PPK.
Tipe K300 Shotcrete dll
Tipe K225 Balok dan lantai jembatan, beton pracetak, lining terowong dll.
Tipe K175 Pondasi jembatan, pangkal dan pilar selain balok dan lantai
jembatan, dan lining saluran
Tipe K125 Beton masif, tubuh bendung dll
Tipe K100 Beton lantai kerja

Mixer dengan drum pencampuran & pengaduk beton baik yang dapat berputar horizontal
maupun miring selalu dalam keadaan bersih dengan kondisi yang baik setiap saat selama
pelaksanaan pekerjaan. Drum tersebut harus dapat berputar dengan kecepatan yang sesuai.
Sebelum semen dan agregat dimasukkan kedalam drum, terlebih dahulu air untuk campuran
beton dimasukkan kedalam drum sebanyak kurang lebih 10% jumlah air yang diperlukan untuk
campuran beton, selanjutnya sisa air ditambahkan berangsur-angsur selama pengadukan
sehingga seluruh air untuk campuran beton sudah dimasukkan kedalam drum sebelum
seperempat waktu yang diperlukan untuk pengadukan berakhir. Pengadukan beton
dilanjutkan sampai warna dan kekentalan campuran beton terlihat merata.
Untuk mixer dengan kapasitas 750 liter pengadukan campuran beton dilanjutkan tidak kurang
dari 1,5 menit setelah seluruh volume air dimasukkan. Untuk setiap kenaikan kapasitas mixer
sebanyak 500 liter, waktu pengadukan beton perlu ditambah paling sedikit 15 detik.
Volume campuran beton yang akan diaduk tidak melebihi kapasitas mixer yang dipergunakan.
Sebelum campuran beton yang baru akan dimasukkan kedalam drum, semua campuran beton
lama dikeluarkan sehingga tiada sisa yang tertinggal dalam drum. Bila karena suatu sebab
pelaksanaan pekerjaan beton berhenti selama lebih dari 20 menit, mixer beserta
perlengkapannya dicuci dengan air bersih. Sisa beton lama yang mungkin masih tertinggal
dibersihkan dengan memutar drum yang berisi agregat dan air, sebelum dipergunakan untuk
pengadukan beton yang baru.

Pembesian Dengan Besi Polos Atau Besi Ulir


Tahapan selanjutnya merakit besi beton. Pembengkokan besi dilakukan secara mekanis
ataupun manual tergantung kondisi lapangan.
Besi yang digunakan adalah U-24 dan U-32 dengan diameter sesuai gambar kerja. Besi
sebelumnya telah mendapat persetujuan direksi. Sebelum pembesian, permukaan bawah tanah
ditaburi pasir urug dengan ketebalan maksimal 10 cm untuk menetralisir tanah bawah.
Selanjutnya diberi campuran beton mutu rendah sebagai lantai kerja agar memudahkan pekerja
melaksanakan pembesian dimana tidak lagi bersentuhan dengan tanah dasar ataupun air
bawah tanah.
Besi beton dilakukan pabrikasi yaitu pemotongan dan pembengkokan oleh pekerja profesional
terlatih. Pemotongan dilakukan dengan alat potong besi atau bar cutter, sementara
pembengkokan dengan alat pembengkok besi atau bar bender. Kedua alat tersebut disiapkan
tepat di lokasi kerja tidak jauh dari lokasi pembesian untuk memudahkan mobilisasi besi setelah
dipabrikasi.
Pemotongan dan pembengkokan dilaksanakan secara teliti dan seksama sehingga tidak ada
satupun kesalahan dalam pabrikasi tersebut. Untuk itu gambar kerja selalu berada disamping
pekerja dan tertempel di papan kerja.
Setiap saat terjadi kesalahan, direksi lapangan segera melakukan koreksi agar tidak berdampak
terus menerus sehingga menimbulkan kesalahan yang lebih besar lagi.
Perakitan besi dilaksanakan dari bawah ke atas. Penguncian dan penyambungan dilakukan
dengan kawat beton agar besi tidak mudah lepas satu sama lain. Pengikatan dilakukan
sedemikian secara kuat. Kerapihan pasangan sangat diperhatikan pada tahap ini, demikian
pula jarak antar tulangan selalu diperhatikan agar kelak material beton mudah masuk kedalam
lubang-lubang pembesian.

Pemasangan Bekisting
Bekisting dipasang sebagai acuan pembentuk beton. Bekisting disokong perancah atau tiang
sokong untuk mendapatkan elevasi yang sesuai. Tiang perancah yang digunakan adalah kayu
dolken dengan Ф 8 cm atau kayu 5/5 dan mempunyai kelurusan yang cukup, tripleks yang
memiliki ketebalan cukup sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan nantinya dan
menghasilkan permukaan yang rata tidak bergelombang.
Tiang perancah pada bekisting dipasang pada jarak setiap 40 cm2 rapi tersusun. Setiap tiang
perancah dengan tiang perancah lainya diperkuat dengan cross section yang disusun
sedimikian rupa, hal ini perlu dikonsultasikan dengan direksi lapangan.
Bekisting dipasang secara baik dan rapat agar tidak terjadi kebocoran pada saat pengecoran.
Disetiap sisi bekisting ditopang dengan kayu dolken sehingga permukaan bekisting benar-benar
tidak dapat bergeser saat dilakukan pengecoran atau saat bekisting dibebani dengan material
campuran beton.

Pengangkutan dan Penuangan/ Pengecoran Beton


Segera setelah pencampuran dan pengadukan beton dilaksanakan beton, segera diangkut ke
lokasi kerja dengan metoda yang menjamin keberlanjutan pengiriman beton dengan aman
bebas dari separasi dan kontaminasi serta kemudahan dalam pengerjaan (workability) pada
waktu dan tempat pengecoran.
Semua beton sudah dituangkan/ dicor dan dipadatkan dalam waktu 1 (satu) jam sejak
pencampuran/ pengadukan dan beton yang sudah mulai mengeras dilarang digunakan untuk
pekerjaan.
Penuangan/ pengecoran beton pada hari hujan tidak dilkaukan. Bila mulai turun hujan atau
akan segera turun hujan pada saat penuangan beton sedang berlangsung, maka pelaksanaan
pekerjaan diberhentikan dan sambungan konstruksi harus dibuat dan perawatan beton untuk
bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan harus dilaksanakan. Dalam hal dilakukan
penundaan pekerjaan pembetonan sesudah mulai turun hujan, permukaan beton yang sedang
dalam proses mengeras ditutup dengan rapat dan dilindungi dari curah hujan dengan upaya/
cara untuk mencegah hilangnya semen atau terjadinya sarang tawon pada permukaan beton
serta mencegah kerusakan lain akibat hujan dan aliran air hujan.
Bila penuangan/ pengecoran beton dilakukan dalam kondisi cuaca sedemikian sehingga
menimbulkan kekhawatiran temperatur beton akan meningkat sampai melampaui 320C, makan
menyiapkan langkah dan upaya yang efektip misalnya mendinginkan lebih dahulu agregat dan
air untuk campuran beton, melindungi lokasi kerja dengan tenda atau melaksanakan
penuangan beton diwaktu malam untuk menjaga temperatur beton dibawah 320C.
Sebelum penuangan adukan beton kedalam cetakan dilaksanakan, segala kotoran, debu, paku,
kawat, batu atau puing dan lain-lain harus dibuang dan dibersihkan, selanjutnya permukaan
cetakan dibasahi dengan air atau bahan kimia lain dan dihindari adanya genangan air pada
cetakan dan lokasi pengecoran.
Adukan beton dituang sedekat mungkin dengan lokasi akhir beton itu berada, guna mencegah
perubahan posisi besi tulangan, cetakan, atau komponen bangunan yang akan tertanam dalam
adukan beton. Penuangan adukan beton dilaksanakan lapis demi lapis mendatar dengan tebal
lapisan tidak melebihi 30 cm. Penuangan adukan beton harus dikerjakan menerus diantara
sambungan konstruksi yang telah disetujui.
Penuangan adukan beton dapat dikerjakan menggunakan talang-luncur atau pompa dengan
tinggi jatuh tidak lebih dari 1 (satu) meter. Bila tinggi jatuh melampaui 1,5 (satu setengah)
meter, maka penuangan adukan beton harus menggunakan pipa. Pipa tersebut harus selalu
penuh dengan adukan beton selama pelaksanaan penuangan beton dan ujung pipa harus
selalu terbenam dalam adukan beton segar.
Bila diperlukan kemiringan yang tajam, talang luncur dilengkapi dengan papan-papan pencegah
segregasi atau talang luncur yang pendek-pendek dengan arah yang berbalikan untuk
mencegah segregasi.

Penggetaran dan Pemadatan Beton


Pemadatan beton dikerjakan dengan hati-hati dan teliti dimulai dari bagian sudut cetakan,
disekitar besi tulangan dan peralatan/ benda yang dipasang dalam beton sehingga beton
benar-benar padat dan tidak ada rongga-rongga atau sarang tawon. Pemadatan harus merata,
tidak terjadi kontak antara vibrator dengan cetakan dan besi tulangan serta harus dicegah
pemadatan yang berlebihan.
Alat penggetar/poker vibrator dimasukkan kedalam adukan beton segar dengan jarak yang
teratur berkisar antara 10 (sepuluh) kali diameter tongkat vibrator yang dipakai antara satu
lubang dengan lubang berikutnya dengan kedalaman sedemikian sehingga adukan beton segar
yang sedang dipadatkan menyatu dengan beton yang dicor sebelumnya. Vibrator dicabut
pelan-pelan segera sesudah tidak muncul lagi gelembung udara dipermukaan adukan beton
yang sedang dipadatkan atau tidak lebih dari 30 (tiga puluh) detik sejak saat dimasukkan
kedalam adukan beton segar. Pencabutan vibrator harus dilakukan secara vertikal dan dengan
perlahan-lahan agar tidak terbentuk rongga-rongga udara.
Adukan beton untuk lining saluran dipadatkan untuk mencapai kuat desak dan kepadatan
(density) tidak kurang 98% dari nilai yang dicapai pada uji coba campuran beton dengan tipe
yang sama. Beton harus bebas dari ”sarang tawon”, perhatian khusus pada tepi luar lining
harus dilakukan untuk menjamin beton telah dipadatkan dengan baik.
Pemadatan beton untuk lining saluran dapat dilaksanakan dengan alat getar cetakan (external
vibrator) mekanik atau manual. Tidak diperbolehkan menggunakan alat getar intern (internal
vibrator) untuk pemadatan beton lining
saluran.

Perawatan Beton (Curing)


Beton segar harus dirawat dalam keadaan selalu lembab/ basah selama tidak kurang dari 7
(tujuh) terus-menurus sejak beton tersebut dituang.
Perawatan beton menggunakan curing compound, kecuali bila ditentukan/ diperintahkan lain
oleh direksi.
Cetakan beton yang dibuat dari kayu selalu dibasahi/disiram air selama masa perawatan beton
masih berlangsung. Sedang cetakan beton yang terbuat dari bahan metal yang menghadap
sinar matahari diberi naungan, atau dicat putih atau dilindungi selama periode perawatan.

Hal lain yang pelaksanaanya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.

 Pekerjaan beton rabat K125


Beton ini dimaksudkan sebagai lantai kerja dalam pelaksanaan pekerjaan yang ditempatkan
sebagai landasan awal. Untuk beton lantai kerja di bawah pondasi dibuat dengan ketebalan
sesuai rencana. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran sesuai spesifikasi teknis.
Material pasir, batu pecah, semen, dan air telah sebelumnya telah mendapat persetujuan
direksi. Demikian pula komposisi campuran dimana perbandingan campuran air, semen, pasir,
batu pecah telah dibuatkan JMF (job mix formula) yang menjadi acuan pencampuran beton.
Urutan pelaksanaan sebagai berikut :
- Dipastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir
dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
- Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari kotoran dan sampah
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan
ketebalan. bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk
leveling lantai kerja.
- Pemilihan material adukan beton yang terdiri dari Air, Pasir dan Semen harus terlebih
dahulu telah mendapat persetujuan direksi.
- Material-material tersebut bila diperlukan telah melaui uji teknis dari laboratorium yang
ditunjuk direksi guna memastikan komposisi material memiliki kelayakan teknis sebagai
komponen pembentuk beton.
- Lakukan pencampuran material pada beton molen atau pencampuran dengan cara lain
yang disetujui.
- Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan
sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok
level satu dengan yang lainnya.
- Pemadatan dilakukan dengan pemadat beton bergetar untuk mengisi rongga-rongga udara
yang masih tersisa.
Hal lain yang pelaksanaannya belum memadai akan dilakukan penyempurnaan mengacu pada
spesifikasi teknis dan atau sesuai arahan direksi.
Dalam pelaksanaan kami menitikberatkan pada keselamatan kerja personil, untuk itu kami
mengadakan peralatan kerja yang memadai dan kelengkapan K3 seperti sepatu kerja, helm
kerja, rompi berpemantul, kaos tangan, dan lain sebagainya sesuai kebutuhan lapangan serta
kotak K3 yang selalu siap.
Tindakan preventif kecelakaan kerja selalu disiapkan melalui pengadaan rambu kerja, briefing
sebelum bekerja, pelatihan singkat para pekerja dan personil lapangan, dan personil
penanggung jawab K3 di lokasi kerja.

 Pekerjaan Rabat Beton K-125 (Jalan Akses Keliling Embung)


Pekerjaan ini meliputi pengadaan campuran perkerasan beton semen yaitu campuran material
semen, agregat kasar dan air dengan komposisi sesuai spesifikasi . Tahap pertama Agregat
kasar disiapkan dalam jumlah volume tertentu. Kemudian ditambahkan semen PC dan air, lalu
diblending (aduk) dengan mixer hingga benar-benar rata. Hasil adukan siap dimobilisasi ke
lokasi kerja menggunakan dump truck dan disebarkan sesuai lebar dan tebal dalam gambar
kerja.
Sebelum pekerjaan dimulai, diadakan pengetesan terhadap sampel semua material untuk
memenuhi persyaratan teknis campuran.

Pekerjaan Bekisting
Pondasi acuan dibentuk sesuai dengan alinyemen dan ketinggian yang bersangkutan sehingga
acuan yang dipasang dapat disangga secara seragam pada seluruh panjangnya dan terletak
pada elevasi yang benar.
Pembuatan penyanggah untuk meletakkan acuan pada ketinggian yang tepat, dilakukan dengan
cara mengupas / mengeruk/ mengganjal. Bekas galian di kiri dan kanan pondasi acuan, diisi dan
dipadatkan kembali. Alinyemen acuan baru diperiksa dan bila perlu diperbaiki memanjang
penghamparan beton.
Bila terdapat acuan yang rusak atau sesudah perbaikan pondasi yang tidak stabil, acuan disetel
kembali. Acuan dipasang cukup jauh di depan tempat penghamparan beton sehingga
memungkinkan pemeriksaan dan perbaikan acuan tanpa mengganggu kelancaran
penghamparan beton.
Acuan dipasang pada posisi yang benar, dan tanah dasar atau lapis pondasi bawah pada kedua
sisi luar dan dalam dipadatkan dengan baik menggunakan alat pemadat mesin atau manual.
Acuan disangga pada tempatnya, paling sedikit setiap 3 m (10 ft).

Pencampuran
- Pencampuran dilakukan di bathing plant atau alat lain yang dapat mengakomodir metode
pencampuran material sesuai cara yang ditetapkan dalam SNI.
- Beton yang digunakan dalam pekerjaan memenuhi kuat tekan dan "slump" yang dibutuhkan
seperti yang disyaratkan, pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI
03-1974-19 90 (AASHTO T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991
(AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141).
- Slump optimum sebagaimana diukur dengan cara pengujian AASHTO T 199 tidak kurang
dari 20 mm dan tidak lebih besar dan 60 mm. Slump tersebut dipertahankan dalam batas
toleransi ± 20 mm dari slump optimum yang disetujui.

Penakaran Agregat
- Seluruh komponen beton ditakar beratnya. Agregat diukur beratnya secara terpisah.
Ukuran setiap penakaran tidak melebihi kapasitas alat pencampur.
- Sebelum penakaran, agregat dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan dalam kondisi
lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering permukaan, dengan
menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala. Pada saat penakaran, agregat
telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai
dari tumpukan agregat.

Pencampuran
- Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang
disetujui sehingga dapat menjamin campuran yang merata dari seluruh bahan.
- Pencampur dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk
mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
- Pertama-tama alat pencampur diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
- Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran bahan
kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu pencampuran
berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas
3/4m3 atau kurang selama 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu ditingkatkan 15
detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.

Pengujian Kelecakan (workability)


Satu atau lebih pengujian "slump", dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan.
Pengujian kelecakan untuk memastikan beton dapat dialirkan ke media pengecoran secara
lancar tanpa ada kendala pengerasan.

Pengujian Kuat Tekan


Dilakukan tidak kurang dari 1 pengujian kuat tekan untuk setiap 60 m3 beton yang dicor. Setiap
pengujian termasuk 3 contoh yang identik untuk diuji pada umur 3, 7 dan 28 hari. Tetapi bila
jumlah beton yang dicor dalam satu hari memberikan kurang dari 5 contoh untuk diuji, maka
contoh-contoh harus diambil dari 5 takaran yang dipilih secara acak. Contoh pertama dari
contoh-contoh ini diuji pada umur 3 hari disusul dua oleh pengujian lebih lanjut pada umur 7 dan
28 hari.

Pengujian tambahan
Melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran
atau pekerjaan beton akhir, pengujian tambahan tersebut meliputi :
- Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat penguji lainnya.
- Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton.
- Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan secara khusus.

Pembesian Dowel/Ruji
Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, terlebih dahulu membuat rencana
kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bar bending schedule), untuk
mendapatkan persetujuan.
Baja tulangan diersihgkan dari kotoran seperti lemak, karet lepas, tanah, serta bahan-bahan
atau kotoran yangbisa mengurangi daya letaknya.
Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai ketentuan SKSNI,
dengan menggunakan alat-alat bantu seperti bar bender dan bar cutter sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
Pemasangan dan penyetalan tulangan berdasarkan peil-peil yang sesuai dengan gambar, dan
sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan dengan
menggunakan pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk mendapatkan tebal selimut
yang sesuai dengan gambar. Adapun ketebalan selimut beton minimum yang disyaratkan
adalah :
Tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak akan
berubah tempatnya.
Ketebalan selimut beton dibuat dengan pengganjal
Pada tulangan rangkap, tulangan atas ditunjang dari tulangan bawah oleh batang-batang
penunjang, atau ditunjang langsung dari tepi bawah cetakan atau lantai kerja oleh blok-blok
beton yang tinggi.

Bekisting
Acuan/bekisting dibentuk sesuai dengan alinyemen dan ketinggian rencana sehingga acuan
yang dipasang dapat disangga secara seragam pada seluruh panjangnya dan terletak pada
elevasi yang benar.
Persiapan landasan untuk meletakkan acuan pada ketinggian yang tepat, dilakukan dengan cara
mengganjal atau menopang acuan pada bidang sekitarnya. Alinyemen acuan diperiksa dan bila
perlu diperbaiki sepanjang penghamparan beton.
Bila terdapat acuan yang rusak atau sesudah perbaikan pondasi yang tidak stabil, acuan disetel
kembali. Acuan dipasang cukup jauh di depan tempat penghamparan beton sehingga
memungkinkan pemeriksaan dan perbaikan acuan tanpa mengganggu kelancaran
penghamparan beton.
Acuan dipasang pada posisi yang benar, dan tanah dasar atau lapis pondasi bawah pada kedua
sisi luar dan dalam dipadatkan dengan baik menggunakan alat pemadat mesin atau manual.
Acuan disangga pada tempatnya, paling sedikit setiap 3 m (10 ft).
Pengecoran / Hampar
Peralatan pengecoran mengalirkan adukan beton dari mesin pengaduk atau alat pengangkut
campuran beton dan menuangkannya ke setiap tempat tanpa terjadi pemisahan
butir (segregasi) dan tanpa merusak permukaan yang dihampar.
Peralatan ini beroperasi dari bahu jalan atau dari jalur sebelahnya dari jalur yang sedang
dikerjakan, dan menuangkan campuran beton ke seluruh lebar permukaan yang telah dibentuk.
Apabila pengecoran dilakukan dengan mesin pengaduk berjalan (truck mixer), dan untuk
menuangkan adukan hanya tersedia talang (chute), maka disarankan dilakukan penghamparan
jalur sesaat (lane at a time).
Apabila lebar penghamparan tidak sama (misal pada jalan masuk / ramp, persimpangan), maka
metoda pengecoran yang biasa tidak selalu dapat diterapkan. Untuk keadaan demikian, perlu
diperhatikan agar untuk mencapai kedudukan akhir, campuran beton tidak dituang secara
sembarangan dengan didorong atau digetarkan. Pengecoran secara manual perlu dilakukan,
untuk menghindarkan pemisahan butir.

Pemadatan
Pemadatan pada sambungan dan tepi-tepi, penekanan, pemadatan secara tumbuk, dan
pemadatan secara getar, sampai tingkat tertentu cukup efektif, tapi tidak secara otomatis
menjamin kepadatan beton. Mesin getar (vibrator), baik jenis internal maupun jenis permukaan
dapat memberikan hasil yang baik.
Seluruh perkerasan dipadatkan seefektif mungkin. Perhatian khusus diberikan terhadap tepi-
tepi sepanjang sumbu, dan pada sambungan-sambungan.
Sekitar ruji dan kedudukan, pada tepi-tepi dan sudut-sudut atau sekitar pembuangan
air (drains), dan pada pelat-pelat tidak beraturan pada jalan masuk / ramps dan persimpangan,
diperlukan ketelitian khusus untuk menjamin kepadatan yang baik.
Penggetar internal dioperasikan di dalam beton untuk mengeluarkan udara sewaktu mesin
penghampar bergerak. Mesin penggetar yang dioperasikan secara manual tidak boleh berada
di satu titik yang digetarkan lebih dari 5 detik, dengan jarak titik satu dengan titik lainnya antara
25 – 30 cm.
Pelepaan (floating)
Setelah ditempa dan dikonsolidasikan, beton diperhalus lagi dengan bantuan alat-alat lepa.
Untuk ini dapat digunakan pelepa longitudinal dengan panjang tidak kurang dari 350 mm dan
lebar tidak kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku agar tidak melentur atau
melengkung. Pelepa longitudinal dioperasikan dari atas jembatan yang dipasang merentangi
kedua sisi acuan tanpa menyentuh beton, digerakkan seperti gerakan mengergaji, sementara
pelepa selalu sejajar dengan garis sumbu jalan (centre line), dan bergerak berangsur-angsur
dari satu sisi perkerasan ke sisi lain.
Gerakan maju sepanjang garis sumbu jalan harus berangsur-angsur dengan pergeseran tidak
lebih dari setengah panjang pelepa. Setelah pelepaan air dan sisa beton yang ada
dipermukaan harus dibuang dari permukaan jalan dengan mal datar sepanjang 3 m atau lebih.
Setiap geseran harus dilintasi lagi dengan ukuran setengah panjang mal datar.

Memperbaiki Permukaan
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek, bagian-
bagian yang melesak segera diisi dengan beton baru, ditempa, dikonsolidasi dan
di finishing lagi. Daerah yang menonjol / berlebih harus dipotong dan difinishing lagi.
Sambungan diperiksa kerataannya. Permukaan terus diperiksa dan dibetulkan sampai tak ada
lagi perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan kelandaian dan
tampang melintang yang ditentukan.Perbedaan tinggi permukaan menurut pengujian mal
datar (straight edge) tidak melebihi toleransi yang ditentukan.

Penyelesaian Permukaan (Finishing)


Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan (curing) dilakukan,
permukaan beton dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu (centre line) jalan, atau
dengan cara pembuatan alur (grooving) pada arah melintang atau memanjang jalan.
Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari 45
cm, dan panjang kawat sikat dalam keadaan baru adalah 10 cm dengan masing-masing untaian
terdiri dari 32 kawat. Sikat hams terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur berselang-seling
sehingga jarak masing-masing pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat diganti bila bulu terpendek
panjangnya sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 0,75 mm.
Pengujian Kerataan Permukaan
Begitu beton mengeras, permukaan jalan diuji memakai mal datar (straight edge) 3 m. Daerah
yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari 12,5 mm sepanjang 3 m itu
harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat gerinda yang telah disetujui sampai bila diuji
lagi, ketidakrataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila penyimpangan dari penampang melintang
yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm, lapisan jalan harus dibongkar dan diganti.
Bagian yang dibongkar tidak kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur yang kena
bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton dekat sambungan
yang panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti.

Perawatan
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau segera
setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton segera ditutup
dan dirawat sesuai dengan metode yang disetujui.
Dalam semua hal, dimana perawatan memerlukan penggunaan air, maka operasi perawatan
dititikberatkan pada penyediaan air. Biasanya masa perawatan dilakukan selama 7 hari, tetapi
waktu tersebut dapat diperpendek bila 70 % kekuatan tekan atau lentur beton dapat dicapai
lebih awal.
Dalam pekerjaan ini kami menggunakan metode perawatan dengan dengan karung goni dan
terpal dimana permukaan dan bidang tegak beton seluruhnya ditutup dengan lembar goni /
terpal. Sebelum ditutup, lembar penutup dibuat jenuh air. Lembar penutup diletakkan
sedemikian rupa sehingga menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan
sebelum beton cukup mengeras guna mencegah pelekatan. Selama masa perawatan, lembar
penutup harus tetap dalam keadaan basah dan tetap pada tempatnya.

Perlindungan Perkerasan yang Sudah Selesai


Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya dilindungi dari lalu-lintas umum dan lalu-
lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas untuk mengatur lalu-lintas,
memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-lampu, rintangan, dan jembatan
penyeberangan.
Setiap kerusakan yang terjadi pada perkerasan sebelum dibuka untuk lalu-lintas umum akan
diperbaiki atau diganti.
Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka setiap saat
harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar goni, terpal, kertas
perawat atau lembar plastik.
Disamping itu apabila digunakan metoda acuan gelincir maka harus direncanakan
penanggulangan darurat untuk melindungi permukaan dan tepi. Apabila diperkirakan akan
segera turun hujan maka semua petugas harus mengambil tindakan yang perlu guna
memberikan perlindungan menyeluruh kepada beton yang belum keras.

Pembukaan dan Pembatasan Lalu-Lintas


Perkerasan yang sudah jadi dilindungi terhadap kerusakan akibat operasi dan lalu-lintas
pelaksanaan sampai saat penyerahan hasil pekerjaan.
Dalam hal apa pun, peralatan pengangkut adukan atau mesin pengaduk di lapangan, truk
pengangkut adukan hanya diijinkan lewat di atas jalur yang baru selesai, setelah perkerasan
dirawat paling sedikit 4 hari dan beton telah mencapai kekuatan (flexural strength) umur
minimum 40 kg/cm2.
Sambungan melintang dan memanjang ditutup atau dilindungi dengan cara lain sebelum lalu-
lintas pelaksanaan diijinkan lewat. Semua tepi pelat harus dilindungi dari kerusakan.
Perkerasan yang dilewati peralatan pelaksanaan tetap bersih, dan ceceran beton atau bahan
lainnya segera disingkirkan. Lalu-lintas umum harus dicegah masuk dengan memasang
rintangan dan rambu-rambu sampai beton berumur paling sedikit 14 hari atau lebih lama bila
diperlukan untuk memperoleh kekuatan cukup. Lalu-lintas tidak diijinkan masuk selama
sambungan belum ditutup. Setiap perkerasan yang rusak akibat lalu-lintas / peralatan
pelaksanaan atau kareha hal lainnya sebelum penerimaan hasil pekerjaan, diperbaiki atau
diganti dengan metoda yang telah teruji.

 Pagar pengaman embung


Pagar pengaman embung dibuat dari material kawat duri, dengan tiang penyangga besi besi
siku. Pondasi pagar dikonstruksi dari beton.
Pekerjaan pagar dilaksanakan oleh pekerja berpengalaman. Pemotongan besi siku
dilaksanakan dengan alat potong besi atau alat lain yang disetujui. Besi siku penyangga
dipasang pada setiap 3 meter atau gambar rencana.
Setelah pondasi pagar dan besi penyangga sudah terpasang, kawat duri dibentangkan
sebanyak 5 tarikan secara memanjang hingga ke ujung. Bilamana terpurus, kawat duri
disambung, begitu seterusnya sampai ke titik terakhir.

STANDAR MUTU
- Pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan standar dan aturan yang sudah ditetapkan
- Menggunakan beton dengan mutu yang tinggi dan kualitasnya sudah teruji di laboratorium.
Selain itu untuk dimensinya sudah sesuai dengan perencanaan
- Besi yang digunakan mempunyai mutu yang tinggi dan kualitasnya baik. Diameter yang
digunakan sudah sesuai dengan perencanaan
- Dalam pelaksanaan pekerjaan selalu mengutamakan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
- Waktu pelaksanaan pekerjaan sudah diatur sedemikian rupa agar mencapai target yang sudah
ditetapkan baik mengenai biaya, mutu, waktu, dan bahan

KONTROL MUTU
1. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor utama bagi pelaksanaan suatu kegiatan. Pemilihan tenaga
kerja harus sesuai dengan kemampuan serta jumlah tenaga kerja yang diperlukan. Hal ini
berkaitan dengan efisiensi pengerjaan suatu kegiatan. Penentuan produktivitas tergantung
pada sistem manajemen dan hubungan kerja yang kondusif. Dalam kaitannya, serta jumlah
yang diperlukan dalam penanganan suatu kegiatan.
Karakter tenaga kerja yang ada dalam suatu kegiatan berbeda-beda. Masing-masing mewakili
strata sosial yang berbeda-beda pula. Oleh karenanya perlu penanganan yang baik dari para
pelaksana untuk mengarahkan tenaga kerja tersebut.

2. Peralatan
Pengendalian kualitas peralatan terutama ditujukan kepada pengawasan bidang peralatan
terhadap peralatan yang ada. Pengawasan bidang peralatan berupa pencatatan kondisi alat
setiap hari dapat memaksimalkan fungsi alat, karena alat yang dipakai lebih dari umur kerjanya
dapt menurunkan produktivitas alat tersebut.
3. Bahan
Struktur yang baik terbuat dari bahan-bahan yang memenuhi syarat-syarat kualitas yang
ditetapkan. Demikian pentingnya pengendalian kualitas bahan maka material yang digunakan
dalam proyek ini harus diuji secara visual dan tes laboratorium. Hasil pekerjaan dipengaruhi
oleh mutu dan kualitas bahan sehingga diperlukan pengawasan dalam hal:
- Ketersediaan bahan: tersedianya bahan sesuai dengan spesifikasi, termasuk didalamnya
persetujuan di masing-masing pihak yang terlibat terhadap mutu dari bahan-bahan tersebut
- Jadwal pengadaan bahan: jadwal pengadaan bahan harus tepat, karena seluruh waktu
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan saling tergantung satu sama lain
- Penerimaan bahan: penerimaan bahan hendaknya diawasi dan dicek secara teliti agar
mutu dari bahan yang diperoleh sesuai dengan mutu bahan yang direncanakan
sebelumnya
- Pemakaian bahan: kontrol mutu bahan saat pemakaian bahan dilakukan dengan cara
pengujian kualitas bahan bangunan yang akan digunakan

4. Pekerjaan
Pengendalian ini untuk mengontrol apakah hasil pelaksanaan telah memenuhi standard dan
spesifikasi yang telah ditentukan. Sehingga bila terjadi kesalahan atau kekurangan bisa
diperbaiki, dan untuk mencegah kesalahan bisa terjadi selanjutnya.
Metode-metode yang bisa dilakukan dalam melakukan pengawasan kualitas mutu pekerjaan
antara lain:
- Pengawasan langsung secara visual
- Pengukuran langsung di lapangan
- Kontrol dengan hitungan
- Pengujian di lapangan
Kontrol kualitas pekerjaan dilakukan untuk mengawasi hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

5. Waktu
Pengendalian waktu merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
kegiatan. Kegiatan ini bertujuan agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan
jangka waktu yang telah direncanakan, dan juga agar pekerjaan dapat menghindari kerugian,
baik kerugian waktu maupun biaya. Pengendalian dilakukan dengan Time Schedule dan
Network Planning.
Pada akhir kegiatan, kami akan melakukan pembersihan sisa material dan penyempurnaan
pekerjaan yang masih perlu mendapatkan penanganan, sebelum melakukan serah terima
pekerjaan kepada direksi.

FINISHING & PEMBERSIHAN AKHIR


Kami akan melakukan pembersihan setiap hari terhadap seluruh kotoran/sampah/ potongan
kayu/adukan bekas dan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai dari lokasi proyek.
Untuk itu kami akan menempatkan tenaga kerja sebanyak yang diperlukan untuk melakukan
pembersihan, sehingga lokasi proyek dan lokasi kerja selalu dalam keadaan bersih dan rapih.
Pekerjaan pembersihan dilakukan sampai penyerahan pertama.
Hal lain dalam pekerjaan ini akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan atau petunjuk direksi.

PENYERAHAN PEKERJAAN DAN MASA PEMELIHARAAN


Bilamana pekerjaan dinyatakan telah selesai 100% oleh direksi, kemudian dilakukan Penyerahan
Pertama Pekerjaan (PHO) atau Profesional Hand Over. Dalam masa ini pekerjaan tetap dilanjutkan
dengan memelihara pekerjaan sampai batas waktu penyerahan kedua pekerjaan atau FHO (Final
Hand Over). Dalam masa pemeliharaan, kami akan mencari bagian- bagian pekerjaan yang perlu
mendapat perawatan dan atau perbaikan agar dapat bertahan sesuai umur rencana.
Pada akhir kegiatan, kami akan melakukan pembersihan sisa material dan penyempurnaan
pekerjaan yang masih perlu mendapatkan penanganan, sebelum melakukan serah terima
pekerjaan kepada direksi.
Demikian, metode pelaksanaan ini kami susun berdasarkan pengalaman kami dalam
melaksanakan pekerjaan sejenis. Dengan segala hormat, kami harap panitia dapat memberikan
kesempatan klarifikasi bila ada satu dan lain hal yang kurang memenuhi syarat pada penawaran
yang kami ajukan.

Ternate, 01 April 2019


Pembuat Pernyataan
CV. MUTIARA PRIMA ABADI

FENNY TJOAYOKNOTO
Direktris

Anda mungkin juga menyukai