Anda di halaman 1dari 4

ISSN 2356-3060

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT


PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN PASCA OPERASI
DI RUANG AMARILIS I RSUD TUGUREJO SEMARANG

N. Rohana1, M. Kustriyani2, dan L.S.Pribadi 3


1,2
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Widya Husada Semarang
3
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Widya Husada Semarang

ABSTRAK

Ketidaksiapan pasien menghadapi pemulangan juga dapat terjadi karena pasien terlalu cepat dipulangkan
sehingga hal ini juga beresiko terhadap terjadinya komplikasi pasca bedah setelah di rumah, dan juga
dikarenakan pemulangan yang tidak direncanakan yang dapat berakibat kepada hospitalisasi ulang.
Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan yaitu suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya dan tidak hanya mengkaitkan
diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau
memperbaiki lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan pasca operasi di Ruang Amarilis I RSUD Tugurejo Semarang.
Jenis Penelitian adalah studi quasi eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu one group pre
test and post tes design without control group, Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental
sampling, dan didapatkan 30 responden sebagai sampel. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan pasca operasi di Ruang Amarilis I RSUD Tugurejo
Semarang, dengan p=0,009 dan α=0,05 sehingga p<α (0,009<0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Kata Kunci: Pendidikan kesehatan, pengetahuan, pasca operasi

PENDAHULUAN tidak rutin kepada suatu fasilitas kesehatan


setelah dipulangkan, oleh karena itu pasien
Ketidaksiapan pasien menghadapi perlu dipersiapkan untuk
pemulangan juga dapat terjadi karena pasien menghadapi pemulangan.
terlalu cepat dipulangkan sehingga hal ini juga Orem (1985 dalam Alligood & Tomey,
beresiko terhadap terjadinya komplikasi pasca 2006) mengatakan bahwa intervensi
bedah setelah di rumah, dan juga keperawatan dibutuhkan karena adanya
dikarenakan pemulangan yang tidak ketidakmampuan untuk melakukan perawatan
direncanakan yang dapat berakibat kepada diri sebagai akibat dari adanya keterbatasan.
hospitalisasi ulang (Torrance, 1997). Hal Salah satu bentuk intervensi keperawatan yang
tersebut di atas sesuai dengan hasil penelitian dapat dilakukan adalah pendidikan kesehatan.
yang dilakukan oleh Williams (2006), bahwa Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah
mayoritas pasien yang menerima informasi suatu kegiatan atau usaha untuk
tentang nyeri dan manajemen luka, aktivitas, menyampaikan pesan kesehatan kepada
nutrisi, dan komplikasi pada umumnya masyarakat, kelompok atau individu. Harapan
merasakan bahwa tidak mengalami perasaan dengan adanya pesan tersebut masyarakat,
khawatir yang membuat mereka akan keluarga atau individu dapat memperoleh
mengadakan kunjungan tidak rutin ke fasilitas pengetahuan tentang kesehatan yang lebih
kesehatan setelah dipulangkan. Sedangkan baik (Notoatmodjo, 2007).
pasien yang tidak mendapat informasi tentang Pendidikan kesehatan merupakan
nyeri dan manajemen luka menurut Williams bagian dari promosi kesehatan yaitu suatu
(2006), mengalami kekhawatiran yang proses untuk meningkatkan kemampuan
memaksa mereka untuk melakukan kunjungan masyarakat dalam memelihara dan

21
ISSN 2356-3060

meningkatkan kesehatannya dan tidak hanya responden mempunyai pengetahuan cukup dan
mengkaitkan diri pada peningkatan kurang. Tingkat pengetahuan kurang adalah
pengetahuan, sikap dan praktik kesehatan saja, tingkat pengetahuan dimana seseorang kurang
tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki mampu mengetahui, memahami,
lingkungan (baik fisik maupun non fisik) mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan
dalam rangka memelihara dan meningkatkan mengevaluasi. Tingkat pengetahuan dapat
kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2010). dikatakan kurang jika seseorang mempunyai
Essensi promosi kesehatan adalah upaya untuk nilai <56% pengetahuan (Arikunto, 2006).
membuat daya sehingga mampu memelihara Pengetahuan yang kurang disebabkan
dan meningkatkan kesehatan sendiri. Untuk karena responden kurang memahami bahwa
itu perlu dilakukan upaya untuk merubah, melakukan teknik relaksasi dapat mengurangi
menumbuh atau mengembangkan prilaku rasa nyeri akibat luka operasi, kurang
positif hal ini merupakan bidang garapan memahami bahwa makanan bergizi dapat
utama pendidikan kesehatan (Depkes, 2002). mempercepat penyembuhan luka operasi,
Peran keluarga dan teman-teman kurang memahami bahwa pasien post operasi
maupun pasien sendiri dalam melakukan tidak boleh minum vitamin C dan zat besi,
pendidikan kesehatan diperlukan suatu responden kompres hangat pada daerah sekitar
pengetahuan, karena pengetahuan merupakan luka operasi adalah cara untuk mengatasi rasa
salah satu komponen faktor presdiposisi yang nyeri akibat luka operasi, memakan bergizi
penting. Peningkatan pengetahuan tidak selalu dapat mempercepat penyembuhan luka
menyebabkan terjadinya perubahan sikap dan operasi.
perilaku tetapi mempunyai hubungan yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
positif, yakni dengan peningkatan diketahui bahwa sesudah dilakukan
pengetahuan maka terjadinya perubahan pendidikan kesehatan sebagian besar
perilaku akan cepat (Notoatmodjo, 2010). responden mempunyai pengetahuan cukup dan
baik. Tingkat pengetahuan baik adalah tingkat
METODE PENELITIAN pengetahuan dimana seseorang mampu
mengetahui, memahami, mengaplikasi,
Jenis penelitian yang digunakan adalah menganalisis, mensintesis dan
quasi eksperimental dengan rancangan mengevaluasi.Tingkat pengetahuan dapat
penelitian yang digunakan yaitu one group pre dikatakan baik jika seseorang mempunyai
test and post tes design. Populasi dalam 76% - 100% pengetahuan (Arikunto, 2006).
penelitian ini adalah semua pasien pasca Pengetahuan yang kurang disebabkan
operasi di Ruang Amarilis I RSUD Tugurejo karena responden dapat memahami bahwa
Semarang pada bulan Agustus 2012 yang memberikan kompres hangat pada daerah
berjumlah 30 pasien. Sampel sebanyak 30 sekitar luka operasi adalah cara untuk
responden, dengan teknik accidental mengatasi rasa nyeri akibat luka operasi,
sampling. Instrumen penelitian yang melatih pergerakan setelah melakukan operasi
digunakan adalah kuesioner pengetahuan bisa mebahayakan luka operasi, memakan
tentang informasi tentang perawatan pasca daging dan telur dapat memperlama proses
operasi.. Analisis univariat, yaitu analisis penyembuhan luka operasi, balutan luka
dilakukan dengan mendiskripsikan besarnya operasi harus diganti jika basah, luka operasi
persentase pada variabel pengetahuan tentang yang tidak di tutup perban dapat mempercepat
informasi tentang perawatan pasca operasi.. penyembuhan, mengganti perban pada luka
Dan analisis bivariat menggunakan uji beda operasi dapat membantu menghindari infeksi
Wilcoxon antara variabel sebelum dan setelah dan mempercepat penyembuhan luka operasi,
intervensi. setelah operasi tidak perlu melakukan kontrol
berobat. Pengetahuan dapat diperoleh dan
HASIL DAN PEMBAHASAN berbagai sumber antara lain panca indera,
pikiran, wahyu dan intuisi (Notoatmodjo,
Berdasarkan hasil penelitian dapat 2010).
diketahui bahwa sebelum dilakukan Hasil uji Wilcoxon dapat diketahui
pendidikan kesehatan sebagian besar bahwa responden sebelum pemberian

22
ISSN 2356-3060

pendidikan kesehatan, mempunyai nilai mengakui bahwa pendidikan kesehatan


pengetahuan minimal 13 dan maksimal 18 penting untuk menunjang program kesehatan
nilai mean 16,33, nilai median 17, nilai modus lainnya (Notoatmodjo, 2010).
17 dan nilai SD 1,3. Sedangkan responden Stuart (1968) dalam definisi yang
sesudah pemberian pendidikan kesehatan, dikemukakan, dikutip oleh staf jurusan PK-IP
mempunyai nilai pengetahuan minimal 14 dan FKMUI (1984) mengatakan bahwa pendidikan
maksimal 18nilai mean 15,90, nilai median 16, kesehatan adalah komponen program
nilai modus 14 dan nilai SD 1,4. Dan hasil uji kesehatan dan kedokteran yang terdiri atas
statistik diketahui p=0,009 (p<0,05), dengan upaya terencana untuk mengubah perilaku
demikian disimpulkan " Ada pengaruh individu, keluarga dan masyarkat yang
pendidikan kesehatan terhadap tingkat merupakan cara perubahan berfikir, bersikap
pengetahuan pasien tentang perawatan pasca dan berbuat dengan tujuan membantu
operasi di Ruang Amarilis I RSUD Tugurejo pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit
Semarang”. dan promosi hidup sehat (Suhila, 2002).
Berdasarkan hasil penelitian dapat Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui sebagian besar tingkat pengetahuan kita ketahui, tanpa menghiraukan dari mana
responden sesudah diberikan pendidikan datangnya pengetahuan tersebut. Jadi pada
kesehatan lebih tinggi dibandingkan tingkat hakekatnya apa saja yang kita ketahui
pengetahuan responden sebelum diberikan walaupun dari mimpi atau berkhayal
pendidikan kesehatan. Hal ini terjadi karena sekalipun, itu merupakan pengetahuan.
pendidikan kesehatan yang diberikan pada Pengetahuan dapat diperoleh dan berbagai
pasien pasca operasi yang meliputi sumber antara lain panca indera, pikiran,
pengetahuan tentang perawatan luka operasi, wahyu dan intuisi (Notoatmodjo, 2010).
mengatasi rasa nyeri luka operasi, hal-hal yang Faktor-faktor yang mempengaruhi
perlu dihindari oleh pasien pasca operasi, tingkat pengetahuan pasien pasca operasi
aktivitas pasien pasca operasi, nutrisi pasien meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor
pasca operasi, pemakaian obat oleh pasien internal terdiri dari umur, intelegensi,
pasca operasi. pendidikan, dan pengalaman. Sedangkan
Hasil penelitian menunjukkan terdapat faktor eksternal terdiri dari informasi,
tingkat pengetahuan responden sesudah kepercayaan, sosial budaya dan status
diberikan pendidikan kesehatan lebih rendah ekonomi.
dibandingkan tingkat pengetahuan responden
sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Hal SIMPULAN DAN SARAN
ini terjadi karena responden mengalami nyeri
pada waktu melakukan pengisian kuesioner Simpulan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan, Setelah dilakukan penelitian,
sehingga responden tidak bisa konsentrasi pengolahan data dan pembahasan tentang
dalam mengisi kuesioner. pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
Hasil penelitian menunjukkan terdapat tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan
tingkat pengetahuan responden sesudah pasca operasi di Ruang Amarilis I RSUD
diberikan pendidikan kesehatan tetap Tugurejo Semarangdiperoleh data sebagai
dibandingkan tingkat pengetahuan responden berikut: tingkat pengetahuan sebelum
sebelum diberikan pendidikan kesehatan.Hal pemberian pendidikan kesehatan yaitu mean
ini terjadi karena pada waktu dilakukan 16.33, median 17,00, tingkat pengetahuan
pendidikan kesehatan pasien kurang sesudah pemberian pendidikan kesehatan yaitu
memperhatikan dan kurang fokus karena mean 15,90 median 16,00, ada pengaruh
sambil menehan rasa sakit dan nyeri luka pendidikan kesehatan terhadap tingkat
pasca operasi. pengetahuan pasien tentang perawatan pasca
Pendidikan kesehatan adalah suatu operasi di Ruang Amarilis I RSUD Tugurejo
usaha atau kegiatan untuk membantu individu, Semarang. Hal ini diketahui
keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan Pv=0,009sedangkan nilai α=0,05. Jadi Pv<α
kemampuannya untuk mencapai kesehatan (0,009<0,05), yang artinya Ho ditolak dan Ha
secara optimal.Semua petugas kesehatan diterima.

23
ISSN 2356-3060

Saran Torrance, C. & Serginson. 1997. Seri


Diharapkan dapat mengaplikasikan Pedoman Praktis: Keperawatan Medikal
pemberian pendidikan kesehatan kepada Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC.
pasien pasca operasi untuk meningktkan William, Bev. 2006. Supporting self-care of
pengetahuan pasien dalam perawatan patients following general abdominal
selanjutnya. Diharapkan dapat memanfaatkan surgery. Diakses dari http://www.
pengetahuan tentang perawatan luka pasca interscience. wiley. com/ journal/
operasi untuk mempercepat penyembuhan. 120087254/ abstrct pada tanggal 16 Juni
Diharapkan dapat dijadikan referensi untuk 2012.
membuat kebijakan mengenai pemberian Yusuf, 2009. Penyembuhan Luka. Diakses
pendidikan kesehatan kepada pasien pasca dari http://www. sinagayusuf.
operasi. com/2009/04/19/penyembuhan-
luka.html./ pada tanggal 11 Juli 2012
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Asdi
Mahasatya.
Aziz, A. 2008. Metode Penelitian Kebidanan
dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8,
volume 3. Jakarta : EGC.
Jackson. P,GG., 2004. Hand Book Obstetri
Veteriner. Edisi II. terjemahan oleh Aris
Junaidi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Kozier, B., Erb., & Oliver, R. 2004.
Fundamental of nursing; consept, process
and practice. (fourth edition). California:
Addison-Wesley Publishing CO.
Martinsusilo. 2007. Kepemimpinan
Situasional. Diakses dari
http://ww.edymartin.wordpress.com/
pada tanggal 22 Juni 2012
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Merdeka.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Potter., Perry. 2006. Fundamental
Keperawatan. Vol: 2. Jakarta : EGC.
Setiawan A. & Saryono. 2010. Metodologi
Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Tomey, A, M. 2006. Nursing Theorists and
Their Work. 6th Edition. St. Louis.
Missouri: C.V. Mosbi

24

Anda mungkin juga menyukai