Anda di halaman 1dari 15
PANDUAN ANTIBIOTIK RASIONAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT Jalan Langsesat No.- Taliwang - Sumbawa Barat, Telp. (0372) 8281057 Kode Pos 84355 2016 PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT &) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( ASY-SYIFA’ Jalan Langsesat No.- Taliwang - Sumbawa Barat, Telp. (0372) 8281057 Kode Pos 84355 Email : rsud.sumbawabarat@amail.com KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT NOMOR .2!!!...&.....TAHUN 2016 TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKS! DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT, Menimbang @. bahwa dalam rangka penyelenggaraan peningkatan dan pelayanan Kesehatan rumah sakit yang mengacu pada akreditasi sakit versi 2012, maka dipandang perlu untuk pembuatan Panduan Pencegahan dan pengendalian Infeksi i Rumah Sakit Umum Daerah Asy-Syifa’ Sumbawa Barat; b. bahwa Panduan Pencegahan dan pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Asy-Syifa’ Sumbawa Barat sebagai acuan pelaksanaan program kerja_komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Umum Daerah Asy-syifa’ Sumbawa Barat; ¢. bahwa keputusan ini untuk pemberlakuan diperlukan surat keputusan; Mengingat 1. Undang — Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan; 2. Undang - Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/per/Il/1988 tentang Rumah Sakit; 4, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 382/Menkes/SK/III2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Menkes/SK/IU/2008 tentang Standart Pelayanan Minimal Rumah Salit Menetapkan Kedua MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT TENTANG — PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKS! DI RUMAH ‘SAKIT UMUM DAERAH ASY-SYIFA’ SUMBAWA BARAT; Panduan Pencegahan dan Pengendalian infeksi dimaksud adalah sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini, ‘sebagai berikut : Panduan Kebersihan Tangan Panduan Alat Pelindung Diri Panduan Surveilains Panduan Infection Control Risk Assesment (ICRA) Konstruksi/Renovasi Panduan Penyelenggaraan Makanan di Unit Gizi Panduan Pengelolaan Linen Rumah Sakit Panduan Panduan Pelayanan Unit Pemulasaran Jenazah Panduan Isolasi @. Panduan Penggunaan Antidiotika Rasional 10. Panduan Pengelolaan Alat dan Obat Kedaluarsa 44. Panduan Enggenering Control Gizi Biaya yang timbul sebagai akibat diterbitkannya keputusan ini dibebankan pada anggaran Rumah Sakit Umum Daerah Asy- Syifa! Sumbawa Barat; Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dengan ketentuan bahwa segala sesuatu akan ditinjau lagi dan diperbaiki kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini. Pens PrxOo Ditetapkan di : Taliwang, 20 Juni 2016 ri .. Penata Tk.I/ Ill.d iP,49820124 201001 1014 Halaman Judul... Lembar Pengesahan... Daftar tsi. BAB | DEFINIS! BAB II RUANG LINGKUP BAB Ill TATALAKSANA BAB IV DOKUMENTASI DAFTAR ISI BABI DEFINISI . Latar Belakang Pada saat ini banyak macam antibiotik dipasaran, saking banyaknya sehingga kadang-kadang membingungkan bagi dokter yang akan menggunakannya. Apalagi dengan adanya ‘tekanan promosi’ yang sangat gencar dilakukan tidak jarang merangsang penggunaan antibiotik yang menjurus pada ketidakrasionalan. Anggapan bahwa antibiotik yang lebih mahal dan baru lebih mujarab daripada antibiotik yang selama inisudah digunakan merupakan salah satu anggapan yang salah Padahal justru antibiotik baru yang bila digunakan tidak sesuai dengan spesifikasinya akan mendatangkan akibat yang tidak diharapkan begitupun sebaliknya obat lama juga perlu pengkajian ulang khasiat dan kegunaanya sehingga tidak mendatangkan akibat yang tidak diharapkan. Intensitas penggunaan antibiotik yang tinggi merupakan salah satu ancaman global bagi kesehatan karena memicu resistensi bakteri terhadap antibiotik. Selain itu akibat lainnya juga berdampak secara ekonomi dan social yang juga tinggi. Hasil penelitian Antimocrobal Resistant in Indonesia (AMRIN study ) menunjunkkan dari 2494 individu dimasyarakat43 % Escherichia coli resistant terhadap jenis antibiotik yaitu : ampisilin 34 %, koltrimoksazole 29%, dan kloramphenicol 43 %. Hasil penelitian 781 pasien yang dirawat dirumah sakit cidaptkan 81% Escherichia coli resistant terhadap beroagai jenis antibiotik yaitu : ampisilin 73%, koltimoksazole 56 %, kloramphenikol 43 % siprofloksasin 22 % dan gentamisin 18 %. (Tim penyusun 2011, pedoman umum Penggunaan antibiotik ,Kementrian Kesehatan RI. Jakarta) |. Tyjuan B.1 Tujuan Umum ‘Sebagai panduan dalam melakukan penggunaan antibiotik rasional di RSUD Asy- syifa’ Kabupaten Sumbawa Barat B.2 Tujuan Khusus @. mencegah terjadinya infeksi di RSUD Asy-syifa’ Sumbawa Barat b. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di RSUD Asy-syifa’ Sumbawa Barat c. memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penggunaan antibiotik rasional di RSUD Asy-syifa’ Sumbawa Barat Batasan Operasional Dilaksanakan oleh semua unit perawatan yang melaksanakan terapi antibiotik kepadapasien dan dikoordinasi oleh unit farmasi rumah sakit Landasan Hukum 1. Undang -Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159b/Menkes/per/Il/1988 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 382/Menkes/SKIIII/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya; 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Menkes/SK/II/2008 tentang Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit; BAB II RUANG LINGKUP A. Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotik Rasional 1. Tepat indikasi Tepat penderita/pasien Tepat pemilihan anttibiotika Tepat dosis Tepat dokumentasi Tepat waktu Efek samping minimal bila diperlukan kombinasi yang tepat ex onan Ekonomi Menurut WHO kriteria pemakaian obat rasional antara lain: a. Sesual indikasi penyakit Pengobatan didasarkan atas keluhan individual dan hasil pemeriksaan fisik yang akurat. b. Diberikan dengan dosis tepat Pemberian obat memperhitungkan umur, berat badan dan kronologis penyakit c. Cara pemberian dengan interval waktu yang tepat Jarak minum obat sesuai dengan aturan pemakaian yang telah ditentukan d. Lama pemberian yang tepat Pada kasus tertentu memeriukan pemberian obat dalam jangka waktu tertentu, fe. Obat yang diberiken harus efektif dengan mutu terjamin Hindari pemberian obat yang kedaluarsa dan tidak sesuai dengan jenis keluhan penyakit f. Tersedia setiap saat dengan harga terjangkau Jenis obat mudah didapatkan dengan harganya relatif murah. g. Minimalkan efek samping dan alergi obat Prinsip-prinsip penggunaan antibiotik yang perlu diperhatikan, menurut southwick 2007 a. Penegakan diagnosis infeksi perlu dibedakan antara infeksi bacterial dan infeksi viral b. Dalamsetiap kasus infeksi jika memungkinkan lakukan pengambilan specimen untuk diperiksa dilabolatorium. ¢. Selama menunggu hasil kultur, terapi antibiotik empiris dapat diberikan kepada pasien yang sakit berat. d. Pertimbangan penggunaan antibiotik dalam terapi kasus gastroenteritis atau infeksi kulit karena kedua jenis infeksi tersebut jarang memerlukan antibiotik. . Pemilihan antibiotik harus mempertimbangkan dosis dan cara pemberian obat f.Nilai keberhasilan terapi secara klinis atau secara microbiologis dengan kultur ulang g. Kombinasi antibiotik baru diberikan ji + Terdapat infeksilcampuran = Pada kasus endokarditis karena enterococus dan meningitis karena cryptococus - Untuk mencegah resistensi mikroba terhadap monoterapi = Sumber infeksi belum diketahui dan terapi antibiotik spektrum luas perlu segera antibiotik yang diberikan karena pasien sakit berat. = Jika kedua antibjotik yang dipergunakan dapat member efek sinergisme. B. Ada beberapa hal penting mengetahui antibiotik yang periu diketahui sebelum kita memillin dan menggunakan yaitu B.1 Sifat Aktivitasnya Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan kuman dengan cara menghambat metabolisme kuman Bakteriosid : membunuh kuman misalnya dengan cara merusak dinding sel Untuk infeksi yang berat apalagi kalau keadaan pertahanan tubuh penderita kurang baik sebaiknya dipiih antibiotik yang bersifat bakteriosid. Pengetahuan tentang aktivitas ini juga penting bila kita ingin menggabungkan jotika. Pemakaian gabungan antibiotika yang bersifat bakteriostatik bersama ant antibiotika yang bakteriosidik akan mengurangi khasiat antibiotika bakteriostatik. Hal ini disebabkan Karena antibiotika yang bersifat bakteriosidik umumnya khasiatnya baik bila kuman tersebut membelah cepat, sedangkan antibiotika yang bersifat bakteriostatik akan menyebabkan pembelahan kuman menurun sehingga akan menghambet khasiat antibiotika itu sendir. B.2 Spektrum Antibiotiknya spektrum sempit : hanya dapat menghambat atau membunuh kelompok kuman tertentu ‘spektrum luas : dapat menghambat baik kuman gram positif maupun negatif. Pemakaian antibiotika spektrum sempit dilakukan bila jenis kuman yang menyebabkan infeksi sudah diperkirakan atau sudah pasti. Sedangkan bila jenis kuman tidak dapat dipastikan maka dipakai antibiotika spectrum luas. B.3 Mekanisme Kerja 1. Antibiotika yang menghambat metabolism sel kuman Misalnya : sulfonamn dan trimetrop 2. Anti Misainya : Penicilin, sefalosporin 3. Antibiotika yang mengganggu keutuhan membrane sel kuman Misalnya : polimiksin 4. Antibiotik yang menghambat sintesa protein sel kuman Misainya : aminoglikosid, makrolid, tetrasiklin, kloramphenicol 5. Antibiotik yang menghambat sintesa sintesa asam nukiéat kuman. Misalnya : rifarpisin, kuinolon ka yang menghambat sintesis dinding sel kuman B.4 Pola Resistensi Dalam pemakaian antibiotika perlu diperhatikan pola resistensi kuman setempat, misalnya : Campylo bacterjejuni di Indonesia masih sensitif terhadap siprofloksasin, tetapi di Thailand banyak resisten terhadap siprofloksasin karena disana siprofloksasin banyak dipakai untuk terapi STD. B.5 Efek Samping Ada 3 macam efek samping, yaitu 1. reaksi alergi 2. reaksi idiosinkratik Contoh dari reaksi idiosikratik adalah pemakaian primakuin dapat merangsang terjadinya anemia hemolitik berat pada individu-individu tertentu. 3. reaksi toksik contohnya adalah gangguan pertumbuhan gigi akibat pemakaian tetrasiklin C. Pengelompokan Antibiotika Antibiotika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok utama yaitu C.1 Golongan Betalaiktam ‘Yang termasuk kelompok ini adalah a. Sefalosporin b. Pe ¢. Monobaktam d. Karbapenem e. Imipenem Cara Kerja : Antibiotika dari golongan ini bekerja pada dinding sel kuman. Salah satu sifat penting dari golongan betalaktam adanya kemungkinan kepekaan terhadap enzim betalaktamase yang diproduksi oleh kuman-kuman tertentu, Enzim betalaktamase dapat merusak cincin batalaktam pada antibiotik tersebut. Kepekaan terhadap enzim betalaktamase ini berbeda antara jenis-jenis antibiotika. Antibiotika jen's betalaktam tertentu dapat menghambat kuman yang memproduksi betalaktamase. C.1.1 Pe Table berbagai jenis penisilin in Jenis penisilin Nama Penisilin spektrum sempit Penisilin G, Benzatin Penisilin, Penisilin metisilin, _kloksasin,flukloksasin(stabil | Penisilin untuk Stafilokokus terhadap betalaktamase) ‘ampisilin, amoksisiin ( peka terhadap Spettrum tsber betalaktamase, dapat dipakai untuk gram positif dan gram negative yang Tikarsikiin, Sulbenisiiin, — Carbenisiin, Penisilin Anti pseudomonas _ Piperesilin ‘Sulbaktam, monobaktam, Asam Inhibitor Betalaktamase Klavulanat, Karbenem, —_Imipenem, Meropenem Beberapa sediaan antibiotik merupakan gabungan antara antibiotik betalaktam dengan inhibitor betalaktamase misalnya : = Amoksisilin - Clavulenic Acid = Ampicilin - Sulbaktam = Cefoperazon ~ Sulbaktam - Ticarsilin- Tazaobactam C.1.2 Sefalosporin Generasi sefalosporin Misainya misalnya : sefalotin, sefradin, cefazolin, sefalexin, sefadroxil > tidak dapat dipakai untuk kuman gram negative, anaerob dan tidak dapat dipakai untuk pseudomonas. Generasi Kedua misalnya : Sefamadol, Sefositin, Sefuroksin, Sefaklor. > Lebin tahan terhadap betalaktamase dibandingkan generasi pertama. Generasi Ketiga Misainya : sefotaksim, seftriaxon, Sefoperazon, Seftasidim > Kebal terhadap betalaktamase Generasi Keempat Misalnya : cefepim injeksi, sefpiron injeksi, Cefdinir oral. Cefdinir dibuat khusus untuk kuman staphilococus aerus > Kebal terhadap terhadap betalaktamase dibandingkan dengan sefalosporin generasi ketiga. Tetapi beberapa tahun belakangan ini ditemukan bahwa_ sefalosporin kedua, ketiga, dan keempat juga dapat dirusak oleh kuman yang menghasilkan betlaktamase dari jenis ‘extended spectrum betalaktamase. €.2 Aminoglikosid Golongan aminoglikosic mempunyai sifat Nefrotoksik dan ototoksik span ge Streptomisin Kanar Gentamisin Tobramin Netilmisin Amikasin : untuk infeksi paru dan tuberkulosa untuk infeksi paru dan gonore untuk infeksi gram negative 2 untuk pseudomonas : ototoksitas lebih rendah dipergunakan untuk kuman yang resisten terhadap gentamisin, tobramisin dll €.3 Sulfonamid Pemakaian sulfonamide sendirian praktis sudah ditinggalkan karena makin banyak kuman resisten. Gabungan Sulfamethazole dengan trimetoprim, (Coltrimoksazole) masih banyak dipakai walaupun sudah makin banyak ditinggalkan karena alas an yang sama. Gabungan ini dipakai untuk: = Infeksi saluran kencing bagian bawah yang ringan - _Eksaserbasi bronchitis kronik Demam tifoid (bukan pilihan karena angka resistensi makin meningkat) Terapi pada perderita AIDS C.4 Tetrasiklin dan Kloramphenicol C.4.1 Tetrasiklin dan Doksi in (long acting) Karena banyak kumankebal terhadap tetrasikiin maka antibiotik ini relative jarang dipakai kecuali urituk infeksi-infeksi tertentu. Infeksi kuman berikut obat pilihannya adalah : ‘a. Vibrio Cholera (sekarang banyak Vibrio cholera yang resisten terhadap tetrasiklin) b. Ricketsiosis c. Chlamidia d. Mycoplasma pneumonia C.4.2 Kioramphenicol dan Thiamphenicol Indikasi pemakaian kloramphenikol semakin sempit dan kini hanya dianjurkan untuk demam tifoid dan salmonella lainnya serta infeksi H. Influenzae misalnya pada meningitis purulenta. C.5 Makrolid Eritromisin Spiramisin Roksitramisin Klaritromisin ¢. Azitromisin (long acting) Makrolid adalah antibitika bakteriostatik untuk kuman gram positi. Golongan Makrolid merangsang lambung terutama eritromisin. Makrolid yang baru tidak merangsang lambung dan lebih paten. Salah satu khasiat penting yang iliki klaritromisin adalah kemampuan untuk menghambat pertumbuhan kuman Helicobacter pylori bila digabung dengan antibiotik lain, misalnya Amoksisilin atau Metronidazole. eaece C.6 Metronidazole ‘Metronidazole hanya berkhasiat terhadap kuman-kuman anaerob dan tidak untuk kuman lai |. Penyerapan nya sangat baik sehingga kadar dalam darah tingginya walaupun diberikan dalam berbagai macam cara misalnya parenteral oral maupun suppositoria. C.7 Rifampisin a. S. Aerus | b. S. Epidermidis c. N. Meningitis d. N.Gonorhea | e. H. influenza f Legonella g. Mycobacterium Namun karena kekebalan kuman cepat sekali timbul terhadap Rifampisin maka antibiotika ini hanya dianjurkan untuk M. leprae dan M Tubercolussis Antibiotika ini dapat menimbulkan hepatitis pada individu-individu yang peka dan dapat menimbulkan kematian. C.8 Linkosamid a. Linkomisin b. Klindamisin secara teoritik klindamisin lebih baik dibandingkan dengan linkomisin karena efek sampingnya lebih rendah dan khasiatnya lebih baik. Aniibiotik ini dipakai untuk kuman anaerob misalnya B. fragilis. Pemakaian Klindamisin harus berhati hati karena dapat menekan kuman anaerob dalam saluran makanan sehingga dapat menimbulkan enterokolitis pseudomembaran. C.9 Quinolon a. asam Nalidiksat b. Assam Pipemidat kedua obat diatas merupakan kinolon generasi pertama dan hanya dapat digunakan sebagai antiseptic untuk infeksi saluran kemih. Kinolon yang lebih baru disebut dengan fluorokinolon dan mempunyai khasiat yang lebih kuat dibandingkan dengan kinolon lama misalnya : ciprofloksasin, norflosaksin, oflosaksin,levosaksin, gatifloksasin, peflosaksin. Quinolon terutama aktif pada kuman gram negative dan kurang balk khasiatnya untuk kuman gram positif, Daya tembus kedalaman tulang baik oleh karena itu untuk Osteomelitys dengan kuman penyebab yang belum diketahui Pemakaian kinolon dalam Klinik : Infeksi saluran kencing termasuk prostat = _Infeksi saluran napas bawah - sTD - Infet ringan lunak dan tulang = Meningitis pada orang dewasa. D. Peran Pemeriksaan Mikrobiologi dalam penggunaan Antibiotika Rasional Peranan pemeriksaan mikrobiologi sangat besar artinya dalam penggunaan antibiotika rasional. Sebab dengan adanya pemeriksaan mikrobiologimaka baik jenis kuman maupun pola kuman kerentanan terhadap antibiotika aka diketahui sehingga memudahkan pemilihan antibiotika. Petunjuk pemakaianobat rasional yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan, untuk infeksi tersebut dibawah ini bila memungkinkan periu dilakukan pemeriksaan mikrobiologi antara lain : - Sepsis = Meningitis = Peritonitis = Salmonelosis - Keracunan makanan karena bakteri - Mionekrosis - ISPA - TBC - STD = Kandisiasis BAB III TATALAKSANA Penerapan penggunaan Antibiotik rasional berdasarkan “Educated Guessdalam keadaan kuman penyebab infeksi dapat diketalwui secara pasti misalnya hasil biakan/ kultur positif akan sangat mudah menentukan antibiotik, tetepi bila tidak dapat dilakukan kultur ataupun pemeriksaan mikroskopis bias dengan data penunjang dari pemeriksaan darah lengkap dan data klinis dari pasien sehingga penegakan antibiotik yang dipakai bisa benar dantepat seperti yang diharapkan baik secara efek biologisnya kepada pasien dan efek secara ekonominya, sehingga angka morbisitas dan mortalitas dapat menurun. Educated Guess adalah prinsip yang mempertimbangkan kemampuan organ atau sistem tubuh yang terkena infeksi, kuman penyebab dan menentukan antibiotik mana yang paling sesuai. BAB IV DOKUMENTAS! | Dokumentasi periggunaan obat rasional dilakukan setiap hari dan setiap bulan kukan rekap penggunaan antibiotik dari tiap ruangan dan pelaporan dari unit farmasi tentang penggunaan antibiotik perbulan, 3 bulan dan semester serta tahunan untuk menentukan pola kuman.

Anda mungkin juga menyukai