PENDAHULUAN
Metode magnetik adalah salah satu dari beberapa metode geofisika yang
metodenya dilakukan dengan cara mengukur medan magnet total di suatu tempat
dengan menggunakan Magnetometer. Metode ini umumnya digunakan dalam
rangka pencarian mineral logam yang terdapat pada batuan. Metode ini dilakukan
berdasarkan pengukuran anomali geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan
kontras suseptibilitas, Perbedaan kontras suseptibilitas ini disebabkan karena
persebaran batuan-batuan yang memiliki sifat kemagnetan yang berbeda – beda
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
c. Alterasi yang berasosiasi dengan endapan epitermal sulfidasi tinggi
tersebut yaitu silisifikasi, argilik lanjut, argilik, dan propilitik.
Mineral penciri alterasi yaitu klorit, epidot, mineral lempung (illit,
smektit, dikit, dan alunit, jarosit, enargit, silika serta terdapat
stockwork yang melimpah. Mineralisasi bijih yang terbentuk yaitu
magnetit (Fe2O3) – enargit (CuAsS) – kalkopirit (CuFeS2) – galena
(PbS) - pirit (FeS2) – emas (Au) – digenit (Cu9S5) – hematit (Fe2O3).
Pada daerah ini, kandungan emas tertinggi yaitu terdapat pada urat
di Gunung Gupit dengan kadar emas 42.4 g/t and Ag 112 g/t.
d. Berdasarkan data pemetaan dan karakteristik endapan, tipe alterasi,
dan sifat fluida hidrotermal di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe
endapan emas hidrotermal di daerah penelitian berupa endapan
epitermal tipe sulfidasi tinggi.
3
BAB III
DASAR TEORI
4
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode
gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga
keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari
segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar.
Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor
magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukkan sifat residual
kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu
lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat,
laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian
prospek benda-benda arkeologi.
5
Gambar 3.1.Tiga Elemen Medan Magnet Bumi
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk
menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai
yang disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang
diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari
hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan
dalam waktu satu tahun.
Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
1. Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan
luas lebih dari 106 km2.
2. Medan magnet luar (external field)
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang
merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet
dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus
listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan
medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
3. Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal
field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral
bermagnet seperti magnetite ( Fe 7 S 8 ), titanomagnetite ( Fe 2Ti O4 ) dan lain-
lain yang berada di kerak bumi.
6
Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari
pengukuran adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan
(anomali magnetik). Secara garis besar anomali medan magnetik disebabkan
oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik induksi. Medan magnet
remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan yaitu
pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa
kemagnetan sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang
diperoleh dari survei merupakan hasil gabungan medan magnetik remanen dan
induksi, bila arah medan magnet remanen sama dengan arah medan magnet
induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula sebaliknya. Dalam
survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan
magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi (Telford, 1976),
sehingga dalam pengukuran medan magnet berlaku :
HT H M H L H A (2.1)
dengan : H T : medan magnet total bumi
H M : medan magnet utama bumi
H L : medan magnet luar
H A : medan magnet anomali
7
Variasi harian adalah variasi medan magnetik bumi yang sebagian
besar bersumber dari medan magnet luar. Medan magnet luar berasal dari
perputaran arus listrik di dalam lapisan ionosfer yang bersumber dari partikel-
partikel terionisasi oleh radiasi matahari sehingga menghasilkan fluktasi arus
yang dapat menjadi sumber medan magnet. Jangkauan variasi ini hingga
mencapai 30 gamma dengan perioda 24 jam. Selain itu juga terdapat variasi
yang amplitudonya berkisar 2 gamma dengan perioda 25 jam. Variasi ini
diasosiasikan dengan interaksi ionosfer bulan yang dikenal dengan variasi
harian bulan (Telford, 1976).
3. Badai Magnetik
Badai magnetik adalah gangguan yang bersifat sementara dalam
medan magnetik bumi dengan magnetik sekitar 1000 gamma. Faktor
penyebabnya diasosiasikan dengan aurora. Meskipun periodanya acak tetapi
kejadian ini sering muncul dalam interval sekitar 27 hari, yaitu suatu periode
yang berhubungan dengan aktivitas sunspot (Telford, 1976). Badai magnetik
secara langsung dapat mengacaukan hasil pengamatan.
8
3.4. Komponen Magnet Bumi
Nilai magnet bumi merupakan besaran vektor total magnet bumi (F) dan
dapat dinyatakan dalam komponen-komponennya. Komponen medan magnet bumi
dapat diuraikan sebagai berikut:
9
F² = H²+Z² = X²+Y²+Z² (2.7)
10
2. Koreksi IGRF
Data hasil pengukuran medan magnetik pada dasarnya adalah
konstribusi dari tiga komponen dasar, yaitu medan magnetik utama bumi,
medan magnetik luar dan medan anomali. Nilai medan magnetik utama
tidak lain adalah niali IGRF. Jika nilai medan magnetik utama dihilangkan
dengan koreksi harian, maka kontribusi medan magnetik utama dihilangkan
dengan koreksi IGRF. Koreksi IGRFdapat dilakukan dengan cara
mengurangkan nilai IGRF terhadap nilai medan magnetik total yang telah
terkoreksi harian pada setiap titik pengukuran pada posisi geografis yang
sesuai. Persamaan koreksinya (setelah dikoreksi harian) dapat dituliskan
sebagai berikut :
ΔH = Htotal ± ΔHharian ± H0 (2.9)
Dimana H0 = IGRF
3. Koreksi Topografi
Koreksi topografi dilakukan jika pengaruh topografi dalam survei
megnetik sangat kuat.Koreksi topografi dalam survei geomagnetik tidak
mempunyai aturan yang jelas.Salah satu metode untuk menentukan nilai
koreksinya adalah dengan membangun suatu model topografi menggunakan
pemodelan beberapa prisma segiempat (Suryanto, 1988). Ketika melakukan
pemodelan, nilai suseptibilitas magnetik (k) batuan topografi harus
diketahui, sehingga model topografi yang dibuat, menghasilkan nilai
anomali medan magnetik (ΔHtop) sesuai dengan fakta. Selanjutnya
persamaan koreksinya (setelah dilakukan koreski harian dan IGRF) dapat
dituliska sebagai
ΔH = Htotal ± ΔHharian – H0 – ΔHtop (2.10)
11
garis-garis kontur yang menghubungkan titik-titik yang memiliki nilai anomali
sama, yang diukur dar suatu bidang pembanding tertentu.
12
Suseptibilitas k positif dan sedikit lebih besar dari satu.Suseptibilitas k bergantung
pada temperatur.Contoh : piroksen, olivin, garnet, biotit, amfibolit dll.
Dalam benda-benda magnetik, medan yang dihasilkan oleh momen-momen
magnetik atomik permanen, cenderung untuk membantu medan luar, sedangkan
untuk dielektrik-dielektrik medan dari dipole-dipole selalu cenderung untuk
melawan medan luar, apakah dielektrik mempunyai dipole-dipole yang terinduksi
atau diorientasikan.
Ferromagnetik
Terdapat banyak kulit elektron yang hanya diisi oleh suatu elektron
sehingga mudah terinduksi oleh medan luar.keadaan ini diperkuat lagi oleh adanya
kelompok-kelompok bahan berspin searah yang membentuk dipole-dipole magnet
(domain) mempunyai arah sama, apalagi jika didalam medan magnet luar.
Ferromagnetik. Mempunyai sifat susseptibilitas k positif dan jauh lebih besar dari
satu dan susseptibilitas k bergantung dari temperatur. Contoh : besi, nikel, kobalt
Antiferromagnetik
Pada bahan antiferromagnetik domain-domain tadi menghasilkan dipole
magnetik yang saling berlawanan arah sehingga momen magnetik secara
keseluruhan sangat kecil.
Bahan antiferromagnetik yang mengalami cacat kristal akan mengalami
medan magnet kecil dan suseptibilitasnya seperti pada bahan paramagnetik
suseptibilitas k seperti paramagnetik, tetapi harganya naik sampai dengan titik curie
kemudian turun lagi menurut hukum curie-weiss. Contoh : hematite (Fe2O3).
Ferrimagnetik
Pada bahan ferrimagnetik domain-domain tadi juga saling antiparalel tetapi
jumlah dipole pada masing-masing arah tidak sama sehingga masih mempunyai
resultan magnetisasi cukup besar. Suseptibilitasnya tinggi dan tergantung
temperatur. Contoh : magnetit (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), pirhotit (FeS).
13
3.7. Akuisisi Data Metode Geomagnetik
Dalam akuisisi dat magnetic dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
secara looping, base rover, atau gradient vertikal. Perbedaan dalam beberapa cara
tersebut hanaya di tekankan dalam penggunaan instrument dalam pengukuran.
Pengukuran secara satu alat merupakan suatu konsep pengukuran geomagnetik
dengan memanfaatkan suatu titik base yang digunakan sebagai titik acuan dan
pengukuran awal hingga terakhir akan kembali pada titik tersebut (looping).
Konsep satu alat /looping sebenarnya pengukuran yang kurang akurat dibandingkan
pengukuran secara base-rover, dikarenakan pengukuran secara looping hanya
memperhitungkan variasi harian dari suatu daerah berdasarkan dua titik saja. Dalam
penelitian ini digunakan akuisisi data Metode Geomagnetik berupa Base – Rover.
a. Base – Rover
Pengukuran yang menggunakan minimal dua buah alat PPM seri G-856 atau
lebih, dimana satu buah untuk pengambilan data base yang penempatan alat PPM
tersebut dipasang pada tempat yang bebas dari noise guna mencatat nilai variasi
harian dan tetap sedangkan satunya untuk pengambilan data di lapangan guna
mencatat intensitas medan total dari tiap lintasan.
14
permukaan ketika melakukan pengukuran hingga beberapa meter. Untuk penentuan
ketinggian tergantung pada keinginan dalam melihat target yang prospek sehingga
dapat terlihat jelas tanpa terabung dengan noise yang ada atau pengaruh dari benda
– benda dekat permukaan yang bersifat magnet sehingga akan membuat data akan
lebih agak sulit untik dilihat prospeknya.
15
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Data Excel
Kesimpulan
Selesai
16
4.2. Pembahasan Diagram Alir Pengolahan Data
Berdasarkan diagram alir pada gambar 4.1, pengolahan data metode satu
alat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu :
1. Pengolahan data base-rover dengan menggunakan excel hingga
mendapatkan nilai Hvar dan ∆𝐻
2. Melakukan kegiatan input nnilai x,y dan ∆𝐻 ke software oasis montaj.
3. Tahap berikutnya yaitu melakukan interpolasi nilai x,y dan ∆𝐻 dengan
menu grid and image, gridding, dan minimum curvature pada software
oasis montaj untuk menghasilkan peta TMI.
4. Kemudian setelah peta TMI dihasilkan, lengkapi unsur-unsur peta dengan
menu Map tools, symbols, dan location plot yang terdapat pada software
oasis montaj.
5. Lalu untuk membuat skala warna, gunakan menu Map tools, symbols, dan
colour legend bar, sedangkan untuk membuat judul peta, skala peta, dan
grid peta gunakan menu Map tools, base map, dan draw base map.
6. Tahap selanjutnya yaitu melakukan filtering upward continuation pada peta
TMI dengan menu MAGMAP pada software oasis montaj. Dari hasil
filtering upward continuation ini akan didapatkan peta TMI upward.
7. Tahap terakhir yaitu melakukan interpretasi terhadap peta TMI, peta TMI
upward continuation, serta membuat kesimpulan dari proses-proses yang
telah dilakukan.
17
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
18
5.2. Grafik Hvar Vs Waktu
Gambar grafik yang terdapat pada Gambar 5.1 menggambarkan grafik Hvar
(koreksi harian) terhadap waktu. Dari grafik diatas kita bisa menyimpulkan bahwa
nilai koreksi harian terendah didapatkan pada pukul 13:06:30 dengan nilai -25,604
nT, sedangkan nilai koreksi harian tertinggi didapat pada titik pertama pada pukul
9:48:00 dengan nilai sebesar 0,606 nT. Nilai Hvar pada grafik di Gambar .1
menunjukan nilai grafik yang dinamis, hal ini menandakan pengambilan data
dilapangan menggunakan metode base-rover, berbeda denga metode satu alat yang
mana hasil gravik hubungan antara Hvar dengan waktu akan menunjukan grafik
yang linier.
19
5.3. Grafik ΔH Vs Posisi
20
5.4. Peta TMI
21
Gambar 5.3. adalah gambar dari peta TMI yang menggambarkan kondisi
daerah penilitian yang dilihat dari nilai total medan magnetnya. Pada Peta TMI
diatas, nilai ΔH tertinggi membentang dari bagian barat daya, lalu dari bagian
tengah menuju kearah utara dan berakhir dibagian timur laut, nilai daerah yang
memiliki ΔH tertinggi pada peta digambarkan dengan warna merah – ungu/merah
muda. pada bagian tersebut nilai ΔH berkisar antara 234.1 – 623.0 nT. Sedangkan
daerah yang memiliki nilai ΔH sedang memiliki nilai berkisar antara -68,3 – 147, 9
nT, daerah yang memiliki nilai ΔH sedang ditandai dengan warna hijau dan kuning
pada peta, daerah pada peta yang memiliki nilai ΔH sedang membentang dari sisi
barat agak selatan sampai ke timur. Sedangkan daerah yang memiliki nilai ΔH
rendeh ditandai dengan warna biru muda dan biru muda pada peta. Pada peta
daerah yang memiliki warna biru muda dan biru muda memiliki letak yang tersebar
pada peta, ada yang berada di sisi timur peta, utara , dan timur dari peta, daerah
yang ber- ΔH rendah memiliki nilai berkisar dari -380,3 – 115,3 nT. Dari Peta TMI
diatas dapat ditarik kesimpulan, pada daerah tersebut memiliki nilai ΔH yang sangat
bervariasi dari sisi barat – ke timur, maupun dari sisi utara - selatan.
22
5.5 Peta Upward Continuation
Gambar 5.4 di atas merupakan gambar dari Peta Upward Continuation dengan
filter kelipatan 54 (Dari kiri ke kanan 54, 114, 171, 228, 285). Peta Upward
Continuation merupakan peta yang menggambarkan kondisi daerah penelitian dengan
meloloskan nilai anomali yang berelevasi rendah. Pada peta Upward Continuation di atas,
baik dari filter 54, 114, 171, 228, maupun 285, nilai ΔH tertinggi berada di bagian
selatan, sampai ke tengah – ke utara, yang direpresentasikan dengan warna merah-
ungu, dengan nilai ΔH berkisar antara 623 – 281.2 nT. sedangkan daerah yang
memiliki nilai ΔH sedang yang direpresentasikan berwarna kuning dan hijau
memiliki persebaran yang cukup tersebar, terdapat pada bagian timur, lali
membentang dari tengah ke utara dan dilanjutkan agi kearah timur sampai selatan,
23
nilai ΔH-nya berkisar 133,2 – 68,3 nT, dan terakhir yang memiliki ΔH rendah
adalah daerah yang direpresentasikan dengan warna biru muda dan biru tua pada
peta, daerah tersebut pada peta membentang dari utara – timur laut, lalu ada juga
beberapa yang berada disisi timur dan ada pula yang berada di sisi barat peta, nilai
ΔH rendah berkisar antara -380,3 - -155,3 nT.
24
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Hasil dari pengolahan data- data yang didapatkan dari pengambilan data
base-rover adalah sebagai berikut :
Dari analisa grafik Hvar terhadap waktu dapat ditarik kesimpulan, bahwa
titik yang memiliki nilai Hvar tertinggi didapat pada titik pertama pada
pukul 9:38:00 dengan nilai Hvar sebesar 0,606 nT, sedangkan nilai Hvar
terendah didapat pada titik ke-21 pada pukul 13:06:30 sebesar -25,604 nT.
Dari analisa grafik ∆H terhadap posisi dapat ditarik kesimpulan, bahwa titik
yang memiliki nilai ∆H tertinggi berada pada posisi dengan koordinat X:
407498; Y : 9158666 sebesar -243,349 nT, sedangkan nilai terendah berada
pada posisi X: 407499; Y: 9158845 dengan nilai -19,733 nT.
Dari hasil analisa peta TMI didapat daerah yang memiliki nilai ΔH tertinggi
membentang dari bagian barat daya, lalu dari bagian tengah menuju kearah
utara dan berakhir dibagian timur laut, dengan nilai sebesar 234.1 – 623.0
nT, sedangkan nilai ΔH sedang memiliki nilai berkisar antara -68,3 – 147,
9 nT, daerah yang memiliki nilai ΔH sedang ditandai dengan warna hijau
dan kuning, dan yang terakhir daerah yang memiliki nilai ΔH rendeh
ditandai dengan warna biru muda dan biru muda pada peta memiliki letak
yang tersebar pada peta, ada yang berada di sisi timur peta, utara , dan timur
dari peta, daerah yang ber- ΔH rendah memiliki nilai berkisar dari -380,3 –
115,3 nT
Pada peta upward continuation pada daerah yang dibuat dengan interval
filter 57 (57, 114, 171, 228, maupun 285) ΔH tertinggi berada di bagian
selatan, sampai ke tengah – ke utara, yang direpresentasikan dengan warna
merah- ungu, memiliki nilai ΔH sekitar 623 – 281.2 nT,daerah yang
memiliki nilai ΔH sedang yang direpresentasikan berwarna kuning dan
hijau memiliki persebaran yang cukup tersebar, terdapat pada bagian timur,
lali membentang dari tengah ke utara dan dilanjutkan agi kearah timur
25
sampai selatan, nilai ΔH-nya berkisar 133,2 – 68,3 nT, sedangkan yang
memiliki ΔH rendah adalah daerah yang direpresentasikan dengan warna
biru muda dan biru tua pada peta, daerah tersebut pada peta membentang
dari utara – timur laut, lalu ada juga beberapa yang berada disisi timur dan
ada pula yang berada di sisi barat peta, nilai ΔH -nya berkisar antara -380,3
- -155,3 nT.
6.2. Saran
Dalam pengerjaan/pengolahan data, sebaiknya menggunakan software yang
berlisensi resmi, dan pada saat sesi penginstallan aplikasi, lebih baik data install dan
video tutorial instalnya bisa diberikan 1 hari sebelum kegiatan praktikum
berlangsung untuk efisiensi waktu.
26