Anda di halaman 1dari 19

Kata Pengantar

Kacang tanah dan jagung merupakan salah satu komoditi strategis bagi petanidan peternak
yang berperan dalam bahan baku olahan pangan dan pakan.
Pentingnya peran tersebut terlihat dengan semakin meningkatnya permintaan dari dalam negeridan
beragamnya produk olahan bahan baku kacang tanah yang dihasilkan olehindustri rumah tangga
maupun industri besar.

Pencapaian peningkatan produktivitas aneka kacang dan jagung dapat dilakukandengan


pembinaan dan optimalisasi pembinaan di daerah sentra produksi maupun pengembangan. Permintaan
bahan baku dan produk olahan kacang serta jagung
untuk pangan dan pakan yang semakin meningkat terus memicu optimalisasi peningkatan produktifit
as dan kualitas hijauan untuk memperoleh hasil yang memuaskan.Tugas karya ilmiah dengan tema:
“Integrasi Tanaman Pakan Lokal TahanKering” ini disususn sebagai tugas mata kuliah Lingkungan
Tanaman Pakan (LTP).

Semoga penulisan karya ilmiah ini mampu memberikan manfaat dan inspirasi bagi petani,
peternak, peneliti bidang peternakan dan pertanian.

Bogor, 18 Desember 2018


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam bercocok tanam, terdapat beberapa pola tanam agar efisien dan memudahkan
kita dalam penggunaan lahan, dan untuk menata ulang kalender penanaman. Pola tanam
sendiri ada tiga macam, yaitu : monokultur, polikultur (tumpangsari), dan rotasi tanaman.
Ketiga pola tanam tersebut memiliki nilai plus dan minus tersendiri. Pola tanam memiliki arti
penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan
memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan
penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia,
biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada
daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan). Maka pemilihan jenis/varietas yang
ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan.
Pada pembahasan kali ini, akan lebih membahas tentang tumpangsari yang
merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang
sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara
ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung
dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda.
Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa
faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh diantaranya ketersediaan air, kesuburan tanah,
sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan ditumpangsarikan dan
saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang ada selama
pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari persaingan (penyerapan hara dan air)
pada suatu petak lahan antar tanaman. Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan
dikombinasikan antara tanaman yang mempunyai perakaran yang relatif dalam dan tanaman
yang mempunyai perakaran relatif dangkal.

1.2. Tujuan
1) Mengetahui dan memahami macam-macam pola tanaman
2) Mengetahui dan memahami pola tanam berdasarkan kondisi lahan
3) Mengetahui dan memahami penetapan awal musim pada tumpang sari
4) Mengetahui contoh pola tanam tumpang sari
5) Mengetahui keuntungan dan kelemahan pola tanam tumpangsari
6) Mengetahui metode atau tata cara penanaman tumpang sari tanaman jagung dan kacang
tanah
7) Mengetahui fungsi kacang terhadap jagung pada metode penanaman tumpang sari
tanaman
BAB II

2.1 Tinjauan Pustaka

Botani tanaman jagung


Berdasarkan sistem taksanomi, tanaman jagung dikenal dengan nama ilmiah Zea
mays L. , familly poaceae. ( graminea ). Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Divi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L. ( Hardi Soenanto, 2009 )
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar
seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar
adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4
cm di bawah permukaan tanah. Semenatara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau
lebih buku terbawah dekat permukaan tanah, dann keadaan air tanah. Batang jagung tidak
bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas
akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung
varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60 – 300 cm. Daun jagung memanjang
dan keluar dari buku – buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 – 48 helaian, tergantung
varietas. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun.
Kelopak daun umumnya membungkus batang. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah
daun yang disebut ligula. Ligula ini berbulu dan berlemak. Fungsi ligula adalah mencegah
air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. ( Rudi Hartono, 2005 )
Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak lengkap.
Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada
pada bunga yang berbeda. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga betina
terdapat di ketiak daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan. Penyerbukan pada jagung terjadi
bila serbuk sari dari bunga jantan jatuh dan menempel pada rambut tongkol. Pada jagung
umumnya terjadi penyerbukan silang ( cross pollinated crop ). Penyerbukan terjadi dari
serbuk sari tanaman lain. Sangat jarang terjadi penyerbukan yang serbuk sarinya berasal dari
tanaman sendiri. Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200 –
400 biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut pericarp. Bagian atau
lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian
paling dalam yaitu embrio atau lembaga.( Purwono, 2005 ).

Botani tanaman kacang tanah


Dalam taksonomi (sistematika) tumbuh – tumbuhan, kacang tanah di klafikasikan
sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Family : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogeae. (Pitojo, 2005)
Morfologi kacang tanah berdasarkan ciri-ciri luar dari bagian-bagian tanaman.
 Daun
Kacang tanah memiliki daun majemuk bersirip ganda. Tangkai daun agak panjang,
tiap tangkai terdiri atas 4 anak daun. Daun berperan penting dalam proses fotosintesis.
 Bunga
Kacang tanah mulai berbunga pada umur kurang lebih 4-5 minggu. Bunga tumbuh
pada ketiak daun. Setiap bunga memiliki tabung kelopak berupa tangkaian panjang
berwarna putih. Mahkota bunga (corolla) berwarna kuning dan memiliki bendera yang
bergaris-garis merah pada pangkalnya. Bunga yang mampu melakukan penyerbukan
sendiri ini hanya berumur 1 hari.
 Buah
Buah kacang tanah berbetuk polong. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah yang
disebut ginofur tumbuh memanjang. Ginofur ini merupakan bakal jadi tangkai polong.
Ujung ginofur yang runcing mula-mula mengaruh ke atas, tetapi setelah tumbuh, ujung
ginofur mengarah kebawah kemudian masuk ke dalam tanah. Pertumbuhan memanjang
ginofur akan terhenti setelah berbentuk polong.
 Biji
Biji kacang tanah memiliki warna yang bermacam-macam yakni putih, merah, ungu,
dan kesumba. Biji yang paling baik adalah yang berwarana kesumba.
 Akar
Kacang tanah berakar tunggang, dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada
akar tunggang tersebut. Akar cabang ada yang mati dan ada juga yang menjadi akkar
permanen yang berfungsi untuk menyerap makanan. Pada polong kadang terdapat
semacam bulu akar yang dapat menyerap makanan. (Lisdiana Fachrudin, 2000)
Sumber genetik (germ plasm) kacang tanah berasal dari Brasillia.Panaman kacang
tanah pertama kali dilakukan orang Indian.Setelah Benua Amerika ditemukan, tanaman ini
ditanam oleh pendatang dari Eropa.Daerah pusat penyebarannya mula-mula terkonsentrasi di
India,Cina,Nigeria, Amerika Serikat dan Gambia,kemudian meluas ke berbagai negara di
dunia. Di Indonesia kacang tanah mulai ditanam pada awal abad ke-17 .Masuknya kacang
tanah ke wilyah Nusantara dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis .Sentrum produksi
kacang tanah pada mulanya terpusat di Pulau Jawa, selanjutnya menyebar ke berbagai daerah
(provinsi),terutama Sumatra Utara dan Sulawesi selatan.Kini kacang tanah telah ditanam di
seluruh Indonesia . ( Rahmat Rukmana, 1995 )

Syarat tumbuh tanaman jagung


Tanaman jagung adalah tanaman yang memiliki tingkat fotosintesis tinggi, jadi sangat
memerlukan cahaya matahari. Maka lokasi tanaman jagung adalah areal yang terbuka berupa
sawah atau ladang yang tidak terlindung dari cahaya matahari. Lokasi untuk tanaman jagung
sebaiknya tidak tergenang air, namun memiliki kadar air yang cukup. Selain itu, dalam
pemilihan lokasi untuk tanaman jagung. Sebaiknya harus sesuai dengan syarat tumbuh
tanama jagung atau yang dibutuhkan oleh tanaman jagung. Sebenarnya semua jenis tanah
dapat ditumbuhi jagung, namun sifat tanah yang paling dikehendaki oleh tanaman jagung
adalah yang drainasenya lancar, subur dengan humus, dan pupuk yang mencukupi persediaan
untuk tumbuh. ( Rochani Siti, 2000 )
Penanaman jagung di dunia tersebar luas di daerah subtropik ataupun tropik.Tanaman
jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh.Secara umum,tanaman jagung
dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi kurang lebih 1300 dapat,kisaran suhu
udara antara 13c-30c,dan mendapatkan sinar penuh.Di indonesia tanaman jagung tumbuh dan
produksi optimum di dataran rendah sampai ke tinggian 750 m dapat.Di pulau madura dan
jawa sekitar 90% dari luas penanaman jagung terletak ketinggian 750 m dpc.Suhu ideal untuk
berkecambah benih adalah 30c-30c dengan kapasitas air tanah antara 25%-60% keadaan suhu
yang rendah dan tanah basah sering menyebabkan benih jagung busuk.Tanaman jagung
membutuhkan suhu optimum antara 23c-27c,curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung
adalah 100mm-200mm/bulan curah hujan paling optimum 100mm/125mm/bulan dengan
distribusi yang merata. (Rahmat Rukmana, 1993)

Syarat tumbuh tanaman kacang tanah


Iklim yang sesuai untuk tanaman kacang sebagai berikut;
a) Keadaan tanah
Kacang tanah tidak terlau memilih jenis tanah. Pada tanah berat ( heavy clay/fine
textured soil ), kacang tanah masih dapat menghasilkan, jika pengolahan tanahnya
dilakukan dengan baik. Tetapi, tanaman kacang tanah dapat tumbuh optimal pada tanah
ringan ( loamy sand, sandy laon dan sandy clay ) yaang cukup mengandung unsur hara.
Tanah ringan tersbut umumnya gembur sehingga memungkinkan akar tumbuh dengan
baik, dan lebih banyak polong yang terbentuk. Kacang tanah masih mampu tumbuh
dengan cukup baik pada tanah asam (Ph 5,0), tetapi peka terhadap tanah basah keasaman
(Ph) tanah yang ideal bagi kacang tanah berkisar antara 6,0 – 7,0 pada Ph tanah antara 7,5
– 8,0, daun akan menguning dan terjadi bercak hitam pada polong akan menurun.
b) Keadaan iklim
Kacang tanah pada umumnya tumbuh di iklim kering, pada daerah ( zone ) tipe iklim
E ( terjadi 3 bulan basah berturut – turut ), tipe ikilm D3 ( terjadi 3 -4 bulan basah berturut
– turut dan 4 -6 bulan kering berturut – turut ), dan tipe iklim C3 ( terjadi 5 -6 bulan basah
berturut – turut dan 4 – 6 bulan kering berturut – turut ). Suhu amat berpengaruh terhadap
perkecambahan biji dan pertumbuhan awal. Pada suhu kurang dari 18 C, laju
perkecambahan rendah. Pertumbuhan kacang tanah meningkat sejalan dengan
peningkatan suhu dari 20C menjadi 30C.
c) Curah hujan
Jumlah dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap produksi kacang
tanah. Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman dapat
berkecambah dengan baik. Distribusi curah hujan yang merata selama periode tumbuh
akan menjamin keberhasilan pertumbuhan vegetatif. Curah hujan yang optimum bagi
tanaman kacang tanah berkisar 45 – 200 mm/bulan
d) Kelembaban tanah
Kelembaban tanah yang cukup pada fase awal pertumbuhan, fase berbunga, dan fase
pembentukan polong sangat penting untuk mendapatkan produksi yang tinngi.
e) Suhu udara
Suhu udara yang dikehendaki tanaman kacang tanah suhu optimalnya berkisar 25 –
30C.
Kacang tanah (Arachis Hypogaea L) memerlukan iklim yang lebih panas
dibandingkan tanaman kedelai atau jagung. Suhu harian antara 25 hingga 350C tanaman
kacang tanah tumbuh lambat, umurnya lebih lama, dan hasilnya kurang. Kelembaban
udara yang tinggi (lebih dari 80%) kurang menguntungkan bagi pertumbuhan kacang
tanah (Arachis Hypogaea), karena akan memberikan lingkungan yang sangat baik bagi
pertumbuhan penyakit bercak daun dan karat. Tanah yang terlalu lembap di samping
menghambat pertumbuhan tanaman, juga mendorong pertumbuhan cendawan pembusuk
akar( )Tanaman kacang tanah (Arachis Hypogaea L) termasuk tanaman strata A, yakni
tanaman yang memerlukan sinar matahari penuh (100 %). Adanya naungan yang
menghalangi sinar matahari lebih dari 30% akan menurunkan hasil. Tanaman yang
ternaungi tumbuh memanjang batangnya lemah, bunga dan polong yang terbentuk sangat
sedikit. Tekstur : Ringan dan sedang (Lempung berpasir dengan sirkulasi udara lancar.
Struktur Tanah : Gembur dan ringan. PH : 4,5 - 7,7, optimal 5,6 - 6,6. Curah Hujan : 900-
2000 mm per bulan dengan bulan kering < 8 bulan. Temperatur: 25-27 C dengan
kelembaban udara sekitar 50-80 %. ( Wahyu Askari, 2010 )

Tanaman Monokotil
Pada batang tanaman monokotil, berkas pembulu tersebar. Pada monokotil tidak
terdapat kambium sehingga pada tanaman monokotil, pertumbuhan sekunder tidak terjadi
atau jarang terjadi. Korteks dan silindris pusat pada tanaman monokotil tidak dapat
dibadakan secara jelas. Pada tanaman dikotil, berkas pembulu tersusun dalam suatu
lingkaran sehingga korteks terdapat di bagian luar lingkaran dan empelur di bagian dalam
lingkaran. Di antara floem dan xylem terdapat kambium yang menyebabkan pertumbuhan
sekunder pada tanaman dikotil. Dua macam kambium yang menghasilkan jaringan
sekunder tanaman dikotil, yaitu kambium pembuluh dan kambium gabus. ( Didik
Priyandoko, 2007 )
Perbedaan antara akar tanaman dikotil dan akar tanaman monokotil dapat dijelaskan
saat masih kecambah. Pada tanaman dikotil terdapat satu akar utama yang besar,
sedangkan pada tanaman monokotil tidak ada. Pada akar utama tanaman dikotil, akan
tumbuh cabang – cabang akar dari akar utama. Pada tanaman monokotil, akar utama tidak
berkembang sehingga muncul akar – akar yang berukuran relatif sama dari tempat
munculnya akar utama. Akar dikotil disebut juga akar tunngang, sedangkan akar
monokotil disebut akar serabut. Batang pada tanaman dikotil dan tanaman monokotil
memiliki perbedaan dalam hal berkas pengngkutan. Struktur jaringan pembulu keduanya
sangat berbeda. Berkas pada pengangkuatan pada tanaman dikotil tersusun melingkar
seperti cincin. Adapun pada tanaman monokotil berskas pengangkutan tersebar tidak
beraturan. Dalam setia berkas pengangkutan (berkas pembulu) selalu terdapat floem dan
xylem.(Saeful Karim, 2008)

Tanaman Dikotil
Anatomi batang tanaman dikotil terdiri atas kuliy kayu, kayu dan empulur. Empulr
sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang sudah tua. Bagian terluar dari batang
tanaman dikotil adalah kulit kayu yang terdiri atas jaringan epidermis, kambium gabus,
korteks dan floem. Felogen dapat ditemukan dibagian bawah epidermis. Pada kulit batang
terdapat bagian yang tidak tertutupi oleh lapisan gabus. Bagian tersebut dinamakan inti
sel. Inti sel berfungsi sebagai tempat terjadinya peristiwa penguapan dan pertukaran gas.
Selain jaringan epidermis dan gabus, pada batang dijumpai pula jaringan parenkim,
kolenkim, sklerenkim, floem dan xylem. Berkas pembulu floem letaknya berdampingan
dengan pembulu xylem. Di antara berakas pembulu xylem dan floem, terdapat pembulu (
kambium vaskular ). Kambium pembulu merupakan bagian yang memisahkan kulit kayu
dengan kayu ( xylem ). Jika letak floem dan xylem berdampingan, ikatan pembulu yang
terbentuk di namakan ikatan koteral. Tpe ikatan kolateral terbagi menjadi 2, yakni
koleteral terbuka dan koleteral tertutup. Pada ikatan koloteral terbuka, terdapat kambium
diantara berkas pembulu. Adapun pada ikatan koleteral tertutup, tidak terdapat kambium
diantara berkas pembulu. ( Oman Karma, 2006)
Batang dikotil memiliki struktur yang khas. Batang dikotil muda dan batang dikotil
tua memiliki struktur yang sedikit berbeda. Batang menunjukan adanya suatu lingkaran
kayu dengan pembulu angkut di sekitar empelurnya. Sementara itu, menunjukan dikotil
yang tua. Kayu tersusun atas trakea. Trakea merupakan saluran terbentuk oleh sel – sel
yang telah mati dan bagian – bagian ujungnya mati menyambung. Saluran tersebut
berfungsi menyalurkan air dan garam mineral dari akar ke daun. Pada kayu, terdapat juga
trakeid yang bentuk selnya memanjang, ujung – ujungnya runcing dan ukurannya lebih
kecil dari pada trakea. Trakeid berfungsi menyokong atau memperkuat batang
pembelahan sel kambium vaskular kearah dalam membentuk kayu dan pembelahan sel ke
arah luar membentuk kulit kayu. Aktivitas pembentukan kayu lebih aktivitas tersebut
mengakibatkan bagian kayu lebih besar dari pada kulit kayu. Hal ini yang menyebabkan
pada kulit kayu sering terjadi pengelupasan. ( Moekti Ariebowo, 2003 )
BAB III
METODOLOGI

3.1 Pelaksanaan

Minggu 1
1. Menanam jagung dengan jarak tanam antar jagung 80 cm x 40 cm dan kacang tanah
denga jarak tanam antara kacang tanah dengan jagung 40 cm x 40 cm.
2. Membuat lubang tanam dengan menggunakan tugal sesuai dengan jarak
tanam,dengan kedalaman 3-5 cm dari permukaan tanah.
3. Menanam benih pada lubang tanam dengan 1 lubang tanam ditanami 2 benih
tanaman,disertai dengan pemberian furadan sekitar 5 butir atau secumut ujung jari
guna menghindari tanaman dari serangan hama penyakit atau serangga tanah yang
dapat menyebabkan benih tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
4. Menutup lubang tanam secara tipis agar pada fase perkecambahan benih muda
tumbuh ke atas.
5. Menyiram benih yang telah ditanam dengan air guna terjadinya kontak antara benih
dengan air untuk merangsang perkecambahan benih lebih cepat.

Minggu 2
6. Mengitung daya berkecambah benih. Dengan rumus :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
DB = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚
7. Melakukan penyulaman pada benih yang tidak tumbuh.
8. Memberikan pupuk anorganik (Urea 46%, SP36 36%, dan KCl 60%) secara merata
pada samping masing-masing alur kira-kira berjarak 5-7 cm dari baris alur tanaman
9. Menutup pupuk yang telah diberikan tadi dengan tanah.
10. Melakukan penyiraman.

Minggu 3
11. Membersihkan lahan dari gulma,dan tanaman liar lainnya.
12. Mengitung daya berkecambah benih dengan rumus :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ
DB = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚
13. Menandai 10 tanaman contoh secara acak dengan menggunakan ajir,lalu diberi
penomoran. Tidak diperkenankan memilih tanaman contoh pada bagian pinggir
lahan/bedengan,sebab bagian tersebut mendapatakan cahaya matahari yang berlebihan
dari tanaman-tanaman lainnya.
14. Mengukur tinggi tanaman jagung dengan menghitung tinggi daun tertingginpad
atanaman jagung dan tinggi tanaman kacang tanah menggunakan meteran.
15. Menghitung jumlah daun pada tanaman jagung dan kacang tanah. Dimana jumlah
daun pada kacang tanah dihitung 1 daun dengan syarat memiliki 4 anak daun atau
disebut juga dengan tetrafoliate.
16. Menghitung jumlah cabang pada tanaman kacang tanah.
17. Mengukur diameter batang jagung menggunakan jangka sorong.

Minggu 4
18. Membersihkan lahan dari gulam,dan tanaman liar lainnya.
19. Membuat aliran pupuk dengan jarak 7 cm dari jarak tanaman jagung
20. Mencampurkan pupuk (Urea, SP36, dan KCl) dengan dosis ½ dari dosis awal yang
diberikan sebelumnya.
21. Menaburkan ke 3 pupuk yang telah tercampur ke dalam aliran tanah yang telah
dibuat.
22. Menutup kembali aliran yang telah diberi pupuk dengan tanah
23. Mengamati 10 tanaman sampel.
24. Mengukur tinggi tanaman jagung dengan menghitung tinggi daun tertingginpad
atanaman jagung dan tinggi tanaman kacang tanah menggunakan meteran.
25. Menghitung jumlah daun pada tanaman jagung dan kacang tanah. Dimana jumlah
daun pada kacang tanah dihitung 1 daun dengan syarat memiliki 4 anak daun atau
disebut juga dengan tetrafoliate.
26. Menghitung jumlah cabang pada tanaman kacang tanah.
27. Mengukur diameter batang jagung menggunakan jangka sorong

Minggu 5
28. Membersihkan lahan dari gulam,dan tanaman liar lainnya.
29. Menghitung persentasi kemunculan bunga pada tanaman kacang tanah. Dengan rumus
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎
: %kemunculan bunga = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚

Minggu 6 dan Minggu 7


30. Membersihkan lahan dari gulam,dan tanaman liar lainnya.
31. Membubuni akar jagung guna untuk memperkokoh tanaman jagung apabila diterjang
angin keras, agar akar jagung tidak keluar dari dalam tanah, dan juga untuk
memperbaiki drainase serta mempermudah pengairan pada lahan jagung ketika turun
hujan deras.
32. Mengamati 10 tanaman sampel.
33. Mengukur tinggi tanaman jagung dengan menghitung tinggi daun tertingginpad
atanaman jagung dan tinggi tanaman kacang tanah menggunakan meteran.
34. Menghitung jumlah daun pada tanaman jagung dan kacang tanah. Dimana jumlah
daun pada kacang tanah dihitung 1 daun dengan syarat memiliki 4 anak daun atau
disebut juga dengan tetrafoliate.
35. Menghitung jumlah cabang pada tanaman kacang tanah.
36. Mengukur diameter batang jagung menggunakan jangka sorong.
37. Memberikan furadan pada bagian dalam daun yang belum terbuka sempurna.

Minggu 8
38. Membersihkan lahan dari gulam,dan tanaman liar lainnya.
39. Mengambil 1 tanaman jagung beserta batang dan daun yang masih utuh dan melekat
pada batangnya.
40. Menghitung indeks luas daun (ILD)
41. Menyiapkan kerats koran bekas.
42. Mengukur luas 1 kertas koran bekas.
43. Menimbang berat 1 kertas koran bekas.
44. Menggambar semua jumlah daun jagung pada kertas koran bekas dengan cara
dijiplak.
45. Menggunting semua hasil gambaran daun pada kertas koran bekas sesuai dengan
jumlag daun yang telah di gambarkan.
46. Menimbang semua daun kertas yang telah digunting.
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑛
47. Menghitung ILD =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎

Minggu 9
48. Membersihkan lahan dari gulam,dan tanaman liar lainnya.
49. Membubuni akar jagung guna untuk memperkokoh tanaman jagung apabila diterjang
angin keras, agar akar jagung tidak keluar dari dalam tanah, dan juga untuk
memperbaiki drainase serta mempermudah pengairan pada lahan jagung ketika turun
hujan deras

Minggu 10
50. Mengambil jagung siap panen dari 10 tanaman sampel beserta brangkasannya.
51. Mengambil kacang tanah siap panen dari 10 tanaman sampel
52. Memisahkan 10 tanaman sampel berdasarkan urutannya untuk mempermudah
perhitungan data.
53. Memanen seluruh tanaman jagung dan kacang yang ditumpang sarikan karena telah
masuk dalam kriteria layak panen.
54. Menimbang seluruh jagung yang telah dipanen.
55. Menimbang berat brangkasan jagung,berat jagung beserta kelobot, berat jagung tanpa
kelobot,panjang tongkol jagung,lingkar/keliling jagung,panjang tongkol jagung berisi
terhadap 10 sampel tanaman jagung.
56. Menimbang berat 10 tanaman sampel kacang tanah berserta brangkasannya.
57. Memisahkan kacang tanah dengan brangkasannya.
58. Memisahkan kacang tanah dengan cipo
59. Menimbang berat brangkasan 10 tanaman sampel kacang tanah.
60. Menimbang berat 10 sampel kacang tanah beserta polong.
61. Menimbang berat cipo pada tiap sampel kacang tanah.
62. Menimbang berat kacang tanah non sampel
63. Menimbang berat brangkasan kacang tanah non sampel.
64. Menghitung rasio dan indeks panen pada 10 tanaman sampel.
3.2 Pengamatan

Minggu ke 3

Jagung Kacang Tanah


Jumlah
Tinggi Jumlah
No Daun No Tinggi (cm) Jumlah Daun
(cm) Cabang
(Helai) (Helai)
1 8 4 1 11 8 8
2 6 9 2 5 4 4
3 12 9 3 4,5 8 8
4 20 12 4 4 7 7
5 12 9 5 3,5 5 5
6 14 10 6 6 8 8
7 19 9 7 5,5 4 4
8 14 9 8 6 7 7
9 13 7 9 5,5 8 8
10 23 14 10 5 5 5
Rata- 14,1 9,2 Rata-
5,6 6,4 6,4
rata rata

Minggu ke 4

Jagung
Diameter(cm) Kacang Tanah
Jumlah
Jumlah
No Tinggi (cm) Daun Tinggi Jumlah
Batang Batang No Daun
(Helai) (cm) Cabang
1 2 (Helai)
1 62,9 7 1,105 - 1 15 15 15
2 62,25 14 0,96 1,82 2 8 7 7
3 51,55 12 1,015 0,57 3 7 10 10
4 78,5 15 1,015 1,14 4 7 9 9
5 51 12 1,04 0,48 5 6 8 8
6 55,7 13 0,96 0,76 6 5 9 9
7 63,9 15 1,025 0,875 7 7 7 7
8 55,5 7 0,855 1,135 8 6 9 9
9 42,5 13 0,9175 0,46 9 5 10 10
10 72 15 0,88 1,21 10 6 13 13
Rata- Rata-
59,58 12,3 0,98 0,94 7,2 9,7 9,7
rat rata
Minggu ke 6

Jagung
Diameter (cm) Kacang Tanah
Jumlah
Jumlah
No Tinggi (cm) Daun Tinggi Jumlah
Batang Batang No Daun
(Helai) (cm) Cabang
1 2 (Helai)
1 190 12 2,6 3,13 1 40 16 16
2 180 12 1,24 3,31 2 40 18 18
3 193 12 2,42 1,01 3 44 20 20
4 190 12 3,17 3,41 4 31 14 14
5 194 11 2,11 3,21 5 41 18 18
6 192 12 2,14 3,12 6 22 16 16
7 193 12 2,02 2,93 7 31 14 14
8 198 12 2,24 2,94 8 30 14 14
9 178 12 2,18 2,72 9 30 18 18
10 196 13 2,11 3,67 10 40 16 16
Rata- Rata-
190,4 12 2,22 2,95 34,9 16,4 16,4
rata rata

Minggu ke 7

Jagung Kacang Tanah


Jumlah Tinggi Jumlah Jumlah
Diameter Batang (cm) No
No Tinggi (cm) Daun (cm) Daun (Helai) Cabang
(Helai) Batang 1 Batang 2 1 47 16 16
1 230 12 3,1 3,63 2 47 18 18
2 220 12 2,74 3,81 3 51 20 20
3 233 12 2,92 1,51 4 38 14 14
4 230 12 3,67 3,91 5 48 18 18
5 234 11 2,61 3,71 6 29 16 16
6 232 12 2,64 3,62 7 38 14 14
7 233 12 2,52 3,43 8 37 14 14
8 238 12 2,74 3,44 9 37 18 18
9 218 12 2,68 3,22 10 37 16 16
Rata-
236 13 2,61 4,17 42 16 16
10 rata
Rata-
230,4 12 2,8 3,4
rata
3.3Analisis Data

1. Microsoft Excel
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 (𝑇𝑆) 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 (𝑇𝑆)
2. NKL (Sampel) = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 (𝑀)
+ 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 (𝑀)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
3. Rasio hasil/Brangkasan = = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡𝑏𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑥 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
4. Indeks panen (sampel) = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡𝑏𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛+𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔)
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑏𝑜𝑡
5. Rendemen Jagung ( sampel) = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑥 100%
BAB IV

HASI DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

HASIL DATA KELAS

bobot panen total jagung (kg)


Kelompok
Murni Klobot
1 16,1 20,6
2 TS 25,19 32,02
3 TS 34,00 42,36
4 43,68 53,50
5TS 57,6 90,3
6 25,5 34
7TS 30,04 65,86
8
9TS 7,27 15,52

Panjang (cm)
Kelompok
buah biji yang terisi
1 23.33 12.7
2 27.62 15.54
3 28.9 18,4
4 22 17.8
5 29.93 17.6
6 28,7 17,3
7 30,72 16,5
8
9 30.7 18.7

bobot
Kelompok
brangkasan
1 0.30
2 274
3 995
4 1145
5 6.6
6 0,8
7 0,87
8
9 0.73

Minggu (MST)
kelompok Tinggi Tanaman (Jagung,Kacang) (cm)
5 6 7 8
2 54 70.9 207 228 jagung
5.9 13.3 56.6 55.1 kacang
3 30,97 65,35 208,3 260 jagung
3.13 7.39 31.5 34.3 kacang
4 212,4 215,1 221,3 - jagung
kacang
5 8 65.55 128.9 208.6 jagung
2.8 5.5 47.9 42.2 kacang
7 14,1 59,58 190,4 230,4 jagung
5,6 7,2 34,9 42 kacang
9 5 47,5 124 218,9 jagung
2,7 3,5 36,6 41,8 kacang

Minggu (MST)
kelompok

Jumlah Daun (Jagung,Kacang)

5 6 7 8 Komoditi
2 4 7.4 10.7 22.3 jagung
5.5 9 28.1 30.8 kacang
3 4.735 5.9 11.1 11.6 jagung
21.35 8.83 16 18 kacang
5 11 15 18.8 21.1 jagung
37,5 23.7 44.1 58.5 kacang
7 9,2 12,3 12 12 jagung
6,4 9,7 16,4 16 kacang
9 4 6 14 18 jagung
4 7 22 33 kacang
Kelompok bobot kacang (kg)
Kacang+Polong Kacang+Cipo Kacang+Batang
1 - - -
2 TS 0,0337 0,029 -
3 TS 0,004 0,001 0,0062
4
5 TS 0.02 - 0.08
6
7 TS 0,0071 0,009 0,0436
8M 0,0936 0,081 0,176
9 TS 0,02 0,08 0,07

Data Kelas

Bobot (kg)
Kelompok Jagung Jagung Kacang Kacang
(TS) (M) (TS) (M)
1 0,18
2 0,37 0,05
3 0,57 0,06
4 0,35
5 0,54 0,02
6 0,4
7 0,57 0,07
8 0,7
9 0,32 0,02
Rata-rata 0,47 0,31 0,044 0,7

HASIL TIMBANG BERAT DAUN KORAN BERKAS

Jagung
No Berat (gr)
1 3
2 2
3 2
4 2
5 2
6 2
7 2
8 2
9 2
10 2
11 1
Total 22

Kacang 8 koran
Total
total 23 gram 1 koran 17 gram

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑛


ILD (Indek Luas Daun) = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑜𝑟𝑎𝑛

22 𝑔𝑟 𝑥 3648 𝑐𝑚2
 ILD Jagung = 17 𝑔𝑟
= 4720,9 𝑐𝑚2
2 𝑔𝑟 𝑥 3648 𝑐𝑚2
 ILD Kacang Tanah = 17 𝑔𝑟
= 429,17 𝑐𝑚2

HASIL HITUNG NKL,RASIO HASIL,INDEKS PANEN,RENDEMEN JAGUNG (SAMPEL).

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 (𝑇𝑆) 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 (𝑇𝑆) 0,47 0,044


a. NKL (Sampel) = + = + = 0,882
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 (𝑀) 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 (𝑀) 0,57 0,70
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
b. Rasio hasil/Brangkasan = = 𝑥 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡𝑏𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0,57
-Jagung = 0,87 𝑥 100%= 65,15%
7,1
-Kacang tanah = 36,5 𝑥 100%= 19,45%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
c. Indeks panen (sampel) = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡𝑏𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑠𝑎𝑛+𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 (𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔)
0,57
– Jagung = = 0,39
0,87+0,57
7,1
– Kacang Tanah = 36,5+7,1 = 0,16
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑏𝑜𝑡 0,261
d. Rendemen Jagung ( sampel) = 𝑥 100%= 𝑥 100% =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑎𝑔𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑏𝑜𝑡 0,57
45,78%

4.2 PEMBAHASAN

 Keuntungan Pola Tanam Tumpangsari


Keuntungan pola tanam tumpang sari inter cropping antara lain:
 Efisiensi tenaga lebih mudah dicapai karena persiapan tanam, pengerjaan tanah,
pemeliharaan, pemupukan dan pemungutannya lebih mudah dimekanisir
 Banyaknya tanaman per hektar mudah diawasi dengan mengatur jarak diantara dan
didalam barisan
 Menghsilkan produksi lebih banyak untuk di jual ke pasar
 Perhatian lebih dapat di curahkan untuk tiap jenis tanaman sehingga tanaman yang
ditanam dapat dicocokkan dengan iklim, kesuburan dan tekstur tanah
 Resiko kegagalan panen berkurang bila di bandingkan dengan monokultur
 Kemungkinan merupakan bentuk yang memberikan produksi tertinggi karena
penggunaan tanah dan sinar matahari lebih efisien
 Banyak kombinasi jenis-jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis terhadap
serangan hama dan penyakit.

 Kelemahan Pola Tanam Tumpangsari


Kelemahan pola tanam tumpang sari inter cropping antara lain:
 Persaingan dalam hal unsur hara
Dalam pola tanam tumpangsari, akan terjadi persaingan dalam menyerap unsur hara
antar tanaman yang ditanam. Sebab, setiap tanaman memiliki jumlah kebutuhan unsur
hara yang berbeda-beda, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa salah satu
tanaman akan mengalami defisiensi unsur hara akibat kkalah bersaing dengan tanaman
yang lainnya.
 Pemilihan komoditas
Diperlukan wawasan yang luas untuk memilih tanaman sela sebagai pendamping dari
tanaman utama, karena tidak semua jenis tanaman cocok ditanam berdampingan.
Kecocokan tanaman-tanaman yang akan ditumpangsarikan dapat diukur dari kebutuhan
unsur haranya, drainase, naungan, penyinaran, suhu, kebutuhan air, dll.
 Permintaan Pasar
Pada pola tanam tumpangsari, tidak selalu tanaman yang menjadi tanaman sela,
memiliki permintaan yang tinggi. Sedangkan, untuk memilih tanaman sela yang cocok
ditumpangsarikan dengan tanaman utama, merupakan usaha yang tidak mudah karena
diperlukan wawasan yang lebih luaslagi. Maka dari itu, diperlukan strategi pemasaran
yang tepat agar hasil dari tanaman sela tersebut dapat mendatangkan keuntungan pula
bagi petani.
 Memerlukan tambahan biaya dan perlakuan
Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan
beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air,
kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Penentuan jenis tanaman yang akan
ditumpangsari dan saat penanaman sebaiknya disesuaikan dengan ketersediaan air yang
ada selama pertumbuhan. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh pertumbuhan dan
produksi secara optimal. Kesuburan tanah mutlak diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk
menghindar persiangan (penyerapan hara dan air) pada satu petak lahan antar tanaman.
Pada pola tanam tumpangsari sebaiknya dipilih dan dikombinasikan antara tanaman
yang mempunyai perakaran relatif dalam dan tanaman yang mempunyai perakaran
relatif dangkal. Sebaran sinar matahari penting, hal ini bertujuan untuk menghindari
persiangan antar tanaman yang ditumpangsarikan dalam hal mendapatkan sinar
matahari, perlu diperhatikan tinggi dan luas antar tajuk tanaman yang ditumpangsarikan.
Tinggi dan lebar tajuk antar tanaman yang ditumpangsarikan akan berpengaruh terhadap
penerimaan cahaya matahari, lebih lanjut akan mempengaruhi hasil sintesa (glukosa)
dan muara terakhir akan berpengaruh terhadap hasil secara keseluruhan. Antisipasi
adanya hama penyakit tidak lain adalah untuk mengurangi resiko serangan hama
maupun penyakit pada pola tanam tumpangsari. Sebaiknya ditanam tanam-tanaman
yang mempunyai hama maupun penyakit berbeda, atau tidak menjadi inang dari hama
maupun penyakit tanaman lain yang ditumpangsarikan
BAB V

KESIMPULAN

Syarat Tumpang Sari

 Famili harus sama agar pola pertumbuhan dan bahan makanan yang diperlukan sama
dan tidak saling menghambat pertumbuhan.
 Bagian tanaman yang dipanen setidaknya harus sama agar hama yang akan menyerang
tidak focus pada satu jenis tanaman saja
 Syarat tumbuh tanaman harus diperhatikan agar tidak saling berebut kebutuhan nutrisi.

Sistem perakaran harus berbeda, jika sistem perakaran sama maka tanaman tersebut akan
memperebutkan unsure hara yang terkandung dalam tanah yang dapat mengakibatkan penghambatan
tubuh tanaman

Anda mungkin juga menyukai