Anda di halaman 1dari 11

Agama Hindu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


"Hindu" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Hindu, lihat Hindu (disambiguasi).

Artikel ini bukan mengenai Hindi.

Agama Hindu (Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन धर्म "Kebenaran Abadi" [1]), dan Vaidika-
Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini
merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran
(Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama
tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini.[2][3] Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia
setelah agama Kristen danIslam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 miliar jiwa.[4]

Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90%
penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih
tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga
Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah masyarakatBali,
selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa,Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi
(Toraja dan Bugis - Sidrap).

Etimologi

Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta). [5]Dalam Reg
Weda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu(wilayah dengan tujuh sungai di barat
daya anak benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Hal ini mendekati dengan
kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18) — sastra suci dari
kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai
Sindhu. Hindu sendiri sebenarnya baru terbentuk setelah Masehi ketika beberapa kitab dari Weda digenapi
oleh para brahmana. Pada zaman munculnya agama Buddha, agama Hindu sama sekali belum muncul
semuanya masih mengenal sebagai ajaran Weda.[rujukan?]
Keyakinan dalam Hindu
Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja
banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama
Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada
duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedantamenegaskan bahwa hanya
ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang
memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk.

Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut denganPancasradha.
Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut, yakni:

1. Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala aspeknya
2. Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam setiap
perbuatan
4. Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses kelahiran kembali (reinkarnasi)
5. Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan akhir
manusia

Pustaka suci

Kuil Akshardham di New Delhi, India adalah terbesar di dunia candi Hindu
Ajaran agama dalam Hindu didasarkan pada kitab suci atau susastra suci keagamaan yang disusun dalam
masa yang amat panjang dan berabad-abad, yang mana di dalamnya memuat nilai-nilai spiritual
keagamaan berikut dengan tuntunan dalam kehidupan di jalan dharma. Di antara susastra suci
tersebut, Weda merupakan yang paling tua dan lengkap, yang diikuti denganUpanishad sebagai susastra
dasar yang sangat penting dalam mempelajari filsafat Hindu. Sastra lainnya yang menjadi landasan
penting dalam ajaran Hindu adalah Tantra, Agama dan Purana serta kedua Itihasa (epos),
yaitu Ramayana dan Mahabharata.Bhagawadgita adalah ajaran yang dimuat dalam Mahabharata,
merupakan susastra yang dipelajari secara luas, yang sering disebut sebagai ringkasan dari Weda.

Hindu meliputi banyak aspek keagamaan, tradisi, tuntunan hidup, serta aliran/sekte. Umat Hindu meyakini
akan kekuasaan Yang Maha Esa, yang disebut dengan Brahman dan
memuja Brahma, Wisnu atau Siwa sebagai perwujudan Brahman dalam menjalankan fungsi sebagai
pencipta, pemelihara dan pelebur alam semesta.

Secara umum, pustaka suci Hindu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kitab Sruti dan kelompok
kitab Smerti.

 Sruti berarti "yang didengar" atau wahyu. Yang tergolong kitab Sruti adalah kitab-kitab yang ditulis
berdasarkan wahyu Tuhan, seperti misalnya Weda, Upanishad, dan Bhagawadgita. Dalam
perkembangannya, Weda dan Upanishad terbagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil, seperti
misalnyaRegweda dan Isopanishad. Kitab Weda berjumlah empat bagian sedangkan kitab Upanishad
berjumlah sekitar 108 buah.

 Smerti berarti "yang diingat" atau tradisi. Yang tergolong kitab Smerti adalah kitab-kitab yang tidak
memuat wahyu Tuhan, melainkan kitab yang ditulis berdasarkan pemikiran dan renungan manusia,
seperti misalnya kitab tentang ilmu astronomi, ekonomi, politik, kepemimpinan, tata
negara, hukum, sosiologi, dan sebagainya. Kitab-kitab smerti merupakan penjabaran moral yang
terdapat dalam kitab Sruti.
Sejarah agama Buddha
Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta
Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia. Selama masa ini,
agama ini sementara berkembang, unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur
kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dalam proses
perkembangannya ini, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua Asia. Sejarah agama
Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan.
Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada ,Mahayana, dan Vajrayana (Bajrayana), yang
sejarahnya ditandai dengan masa pasang dan surut.

Kehidupan Buddha

Menurut tradisi Buddha, tokoh historis Buddha Siddharta Gautama dilahirkan dari
suku Sakya pada awal masa Magadha (546–324 SM), di sebuah kota, selatan pegunungan Himalaya yang
bernama Lumbini. Sekarang kota ini terletak di Nepal sebelah selatan. Ia juga dikenal dengan
nama Sakyamuni (harafiah: orang bijak dari kaum Sakya").

Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah perlindungan ayahnya, raja
Kapilavastu (kemudian hari digabungkan pada kerajaan Magadha), Siddharta melihat kenyataan
kehidupan sehari-hari dan menarik kesimpulan bahwa kehidupan nyata, pada hakekatnya adalah
kesengsaraan yang tak dapat dihindari. Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya yang tak
ada artinya lalu menjadi seorang pertapa. Kemudian ia berpendapat bahwa bertapa juga tak ada artinya,
dan lalu mencari jalan tengah (majhima patipada ). Jalan tengah ini merupakan sebuah kompromis antara
kehidupan berfoya-foya yang terlalu memuaskan hawa nafsu dan kehidupan bertapa yang terlalu menyiksa
diri.
Di bawah sebuah pohon bodhi, ia berkaul tidak akan pernah meninggalkan posisinya sampai ia
menemukan Kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai Pencerahan. Pada saat itu ia dikenal sebagai
Gautama Buddha, atau hanya "Buddha" saja, sebuah kata dalamSanskerta yang berarti "ia yang sadar"
(dari kata budh+ta).

Untuk 45 tahun selanjutnya, ia menelusuri dataran Gangga di tengah India (daerah


mengalirnya sungai Gangga dan anak-anak sungainya), sembari menyebarkan ajarannya kepada
sejumlah orang yang berbeda-beda.

Keengganan Buddha untuk mengangkat seorang penerus atau meresmikan ajarannya


mengakibatkan munculnya banyak aliran dalam waktu 400 tahun selanjutnya: pertama-tama aliran-aliran
mazhab Buddha Nikaya, yang sekarang hanya masih tersisa Theravada, dan kemudian terbentuknya
mazhab Mahayana, sebuah gerakan pan-Buddha yang didasarkan pada penerimaan kitab-kitab baru.
Sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha
Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara
tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke
Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya,
yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni
musafir Budha Pahyien.

Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang
dilanjutkan denganKerajaan Sunda sampai abad ke-16.

Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-
14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi
ibukotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa
Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit.
Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini
sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada
termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis,
seperti Samudera Pasai di Sumatera dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan
mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini.

Kronologi

 101 - Penempatan Lembah Bujang yang menggunakan aksara Sanskrit Pallava membuktikan hubungan dengan
India di Sungai Batu.[1]
 300 - Kerajaan-kerajaan di asia tenggara telah melakukan hubungan dagang dengan India. Hubungan dagang ini
mulai intensif padaabad ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam pasaran internasional misalnya: logam
mulia, perhiasan, kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan. Dari sebelah timur Indonesia diperdagangkan kayu
cendana, kapur barus, cengkeh. Hubungan dagang ini memberi pengaruh yang besar dalam masyarakat
Indonesia, terutama dengan masuknya ajaran Hindu dan Budha, pengaruh lainnya terlihat pada sistem
pemerintahan.
 300 - Telah dilakukannya hubungan pelayaran niaga yang melintasi Tiongkok. Dibuktikan dengan perjalanan
dua pendeta Budhayaitu Fa Shien dan Gunavarman. Hubungan dagang ini telah lazim dilakukan, barang-barang
yang diperdagangkan kemenyan, kayu cendana, hasil kerajinan.
 400 - Hindu dan Budha telah berkembang di Indonesia dilihat dari sejarah kerajaan-kerajaan dan peninggalan-
peninggalan pada masa itu antara lain prasasti, candi, patung dewa, seni ukir, barang-barang logam. Keberadaan
kerajaan Tarumanagara diberitakan oleh orang Cina.
 671 - Seorang pendeta Budha dari Tiongkok, bernama I-Tsing berangkat dari Kanton ke India. Ia singgah
di Sriwijaya untuk belajar tata bahasa Sanskerta, kemudian ia singgah di Malayu selama dua bulan, dan baru
melanjutkan perjalanannya ke India.
 692 - Salah satu kerajaan Budha di Indonesia yaitu Sriwijaya tumbuh dan berkembang menjadi pusat
perdagangan yang dikunjungi oleh pedagang Arab, Parsi, dan Tiongkok. Yang diperdagangkan antara lain tekstil,
kapur barus, mutiara, rempah-rempah, emas, perak. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Semenanjung
Malaya, Kamboja, dan Jawa. Sriwijaya juga menguasai jalur perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut
China Selatan. Dengan penguasaan ini, Sriwijaya mengontrol lalu lintas perdagangan antara Tiongkok dan India,
sekaligus menciptakan kekayaan bagi kerajaan.
 922 - Dari sebuah laporan tertulis diketahui seorang musafir Tiongkok telah datang kekerajaan Kahuripan di
Jawa Timur dan maharaja Jawa telah menghadiahkan pedang pendek berhulu gading berukur pada kaisar
Tiongkok.
 932 - Restorasi kekuasaan Kerajaan Sunda. Hal ini muncul melalui Prasasti Kebon Kopi II yang bertanggal 854
Saka atau 932 Masehi. [2]
 1292 - Musafir Venesia, Marco Polo singgah di bagian utara Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari
Tiongkok ke Persia melalui laut. Marco Polo berpendapat bahwaPerlak merupakan sebuah kota Islam.
 1292 - Raden Wijaya, atas izin Jayakatwang, membuka hutan tarik menjadi permukiman yang disebut Majapahit.
Nama ini berasal dari pohon Maja yang berbuah pahit di tempat ini. [3]
 1293 - Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk menggulingkan Jayakatwang di Kediri. Memukul
mundur tentara Mongol, lalu ia naik takhta sebagai raja Majapahit pertama pada 12 November. [3]
 1293 - 1478 - Kota Majapahit menjadi pusat kemaharajaan yang pengaruhnya membentang dari Sumatera ke
Papua, kecuali Sunda dan Madura. Kawasan urban yang padat dihuni oleh populasi yang kosmopolitan dan
menjalankan berbagai macam pekerjaan. Kitab Negarakertagama menggambarkan keluhuran budaya Majapahit
dengan cita rasa yang halus dalam seni, sastra, dan ritual keagamaan. [3]
 1345-1346 - Musafir Maroko, Ibn Battuta melewati Samudra dalam perjalanannya ke dan dari Tiongkok.
Diketahui juga bahwa Samudra merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal dagang dari India
dan Tiongkok. Ibn Battuta mendapati bahwa penguasa Samudra adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah
satu ajaran dalam Islam.
 1350-1389 - Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada.
Majapahit menguasai seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya sesuai dengan "Sumpah Palapa"
yang menyatakan bahwa Gajah Mada menginginkan Nusantara bersatu.
 1478 Majapahit runtuh akibat serangan Demak. Kota ini berangsur-angsur ditinggalkan penduduknya, tertimbun
tanah, dan menjadi hutan jati.[3]
 1570 - Pajajaran, ibukota Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa dihancurkan oleh Kesultanan Banten.
SEJARAH KERAJAAN KERAJAAN DI INDONESIA

Kerajaan di Indonesia yang pertama berkembang di Indonesia yaitu kerajaan


Hindu dan Buddha sedangkan sistem perekonomian yang di gunakan pada waktu itu
adalah perdagangan, sehingga hubungan dengan negara-negara tetangga maupun
yang lebih jauh seperti India, China dan wilayah Timur Tengah pun bisa terjalin.

Pada zaman kerajaan berkembang Agama Hindu lah yang pertama masuk ke
Indonesia dengn diperkirakan pada awal Tarikh Masehi dan terus berkembang
sampai kerajaan-kerajaan Islam bermunculan. Berikut daftar kerajaan di Indonesia.
1 Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesi, kerajaan ini didirikan
pada tahun 400 M, di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Raja-raja yang memerintah ialah :


* Kudungga(raja pertartama).
* Aswamarman.
* Mulawarman.

2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu, didirikan pada tahun 450 M, di


Jawa Barat. Raja yang memerintah ialah Pernawarman.

3. Kerajaan Kaling

Kerajaan Kaling didirikan pada tahun 674 di Jepara, Jawa Tengah. Raja yang
memerintah ialah Ratu Sima. Pendeta yang terkenal ialah lhanabhadra.

4. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 di Sunmatra (kerajaan Buddha). Raja-
raja yang memerintah ialah:
* Sri Jayanaga.
* Balaputradewa.
* Sri Sangrawijayatunggawarman.
Guru agama Buddha yang terkenal ialah Sakyakirti

Sebab-sebab keruntuhan Kerajaan Sriwijaya antara lain :


* Serangan raja Colamandaladari India.
* Serangan Raja Kertanegara dari Singasari.

5. Kerajaan Melayu

Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya, tetapi pada
tahun 692 kerajaan ini telah dikuasai Sriwijaya.

6. Kerajaan Mataram Hindu

Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan.
Raja-raja yang memerintah ialah :

* Sarna
* Sanaya yang bergelar Raka Mataram Ratu Sanjaya.
* Rakai Panangkara, yang bergelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana
Rakai Panangkarana
Setelah memerintah Rakai Panagkaran, Mataram pecah menjadi dua.
Sebagai pemeluk agama Buddha, sebagai pemeluk agama Hinsu.
Syailendra Buddha berkuasa di Jawa Tengah Selatan, Syailendara Hindu
berkuasa di sekitar pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan Rakai
Pikatan, Mataram disatukan kembali

Raja-raja yang selanjutnya ialah :


* Belitung yang bergelar Rakai Watukara.
* Daksa.
* Tulodong
* Wawa
* Mpu Sendok.

7. Kerajaan Majapahit

1) Kertarajasa, Jayawardhana (1292-1309).

Didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tal atau cucu Mahisa Campaka) pada
tahun 1292 setelah memperdayai bala tentara Kubilai Khan dan Cina yang
bermaksud menghukum Raja Jawa yang tela menghina utusannya yaitu Meng Ki
pada masa pemerintahan Kertanegara di Singasari.

Karena Kertanegara telah dihancurkan oleh Jayakatwag dari Kediri, maka bala
tentara Kubilai Khan menghancurkan Kediri, Yang selanjutnya atas siasat Raden
Wijaya di bantu oleh Arya Wiraraja, bala tentara Cina dapat dihancurkan oleh Raden
Wijaya. Akhirnya Raden wijaya menjadi Raja Majapahit pertama dengan gelar
Kertarejasa Jayawardhana. Raden Wijaya memperistri 4 orang putri Kertanegara,
yaitu :
* Tribuana, sebagai permaisuri.
* Gayatri. yang kemudian menurunkan raja-raja Majapahit.
* Narendraduhita.
* Prajnaparamita.

Tahun 1309 Raja Kertarajasa wafat, meninggalkan tiga orang putra:


* Jayanegara (dari permaisuri).
* Sri Gitarya (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Kahuripan
* Dyah Wiyat (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Daha.
1. Candi

Candi Borobudur (Budha)


Candi umumnya terbuat dari batu maupun batu bata, sehingga bisa bertahan sampai sekarang.
Candi erat hubungannya dengan keagamaan sehingga bersifat suci. Fungsi bangunan candi
bagi umat Hindu adalah untuk memuliakan orang yang telah wafat khususnya raja-raja dan
orang-orang terkemuka. Bagi umat Hindu di Indonesia, fungsi candi adalah untuk pemujaan
terhadap roh nenek moyang atau dihubungkan dengan raja yang sudah meninggal. Candi yang
bercorak Buddha fungsinya untuk memuja Dyani Bodhisattwa yang dianggap sebagai
perwujudan dewa.

Bangunan candi merupakan salah satu sumber sejarah. Bangunan candi merupakan bukti
peninggalan kerajaan tertentu. Misalnya sumber sejarah yang menjadi bukti peninggalan
kerajaan Mataram Kuno seperti candi-candi pegunungan Dieng dan Candi Gedung Songo, yang
terletak di Jawa Tengah bagian utara. Di Jawa Tengah bagian selatan juga ditemukan candi
antara lain Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Plaosan, Candi Prambanan, dan Candi
Sambi Sari.

2. Prasasti

Prasasti Yupa
Prasasti disebut juga batu bertulis, karena prasasti terbuat dari batu. Prasasti biasanya dibangun
untuk mengenang suatu peristiwa penting yang telah terjadi. Dari prasasti inilah kita dapat
mengetahui peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu.

Prasasti tertua yang ditemukan di Indonesia berasal dari abad ke-5, yaitu peninggalan Raja
Mulawarman dari Kerajaan Kutai dan peninggalan Raja Purnawarman dari Kerajaan
Tarumanegara. Isi prasasti sebagian besar mengagungkan keperkasaan raja.

Prasasti Ciaruteun ditemukan di tepi sungai Ciaruteun, di dekat muara sungai Cisadane Bogor.
Prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri atas 4 baris
syair. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja
Purnawarman. Raja Purnawarman merupakan salah seorang raja dari Kerajaan Mataram Kuno.

3. Arca

Arca Prajnaparamita (Kediri)


Arca atau patung biasanya terdapat dalam sebuah candi. Arca menjadi simbol telah bersatunya
raja dengan dewa penitisnya. Patung dewa-dewa agama Hindu di antaranya Dewa Siwa, Dewa
Wisnu, dan Dewa Brahma. Ketiga dewa tersebut biasanya disebut Trimurti. Di dalam agama
Budha dikenal adanya Arca Buddha. Arca Buddha biasanya sangat sederhana, tanpa hiasan,
hanya memakai jubah.

4. Karya Sastra
Peninggalan bersejarah yang lain adalah karya sastra. Keberadaan Kerajaan Kediri diketahui
dari hasil karya berupa kitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah Kitab Kakawin
Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang
kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala.

Keberadaan Kerajaan Singasari dibuktikan melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit
yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca. Karya sastra tersebut menjelaskan
tentang raja-raja yang memerintah di Singasari. Selain itu, ada Kitab Pararaton yang
menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian
besaradalah mitos atau dongeng, tetapi dari Kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja
dapat diketahui.

Anda mungkin juga menyukai