Metode Pelaksanaan Pasar Birayang PDF
Metode Pelaksanaan Pasar Birayang PDF
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan : Rehabilitasi Pasar Birayang ( DAK )
Lokasi : Birayang Kecamatan Batang Alai Selatan
Tahun Anggaran : 2019
A. PENDAHULUAN
Pekerjaan Rehabilitasi Pasar Birayang ( DAK ) adalah Kegiatan Rehabilitasi Pasar yang berasal dari
sumber dana DAK Kementrian Perdagangan Republik Indonesia Tahun Anggaran 2019. Pekerjaan Rehabilitasi
Pasar Birayang berlokasi di Birayang Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Berdasarkan dokumen lelang, masa pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Pasar Birayang ini adalah
selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender. Untuk itu akan dibuat rencana pelaksanaan dalam rentang waktu
tersebut dan akan dituangkan dalam time schedule dibuat sesuai dengan lingkup pekerjaan. Uraian pekerjaan
Rehabilitasi Pasar Birayang ( DAK ) :
I. Pekerjaan Pendahuluan
a. Persiapan, pembongkaran, pemebrsihan lokasidan perizinan dll.
b. Pengkuran dan bouwlank
V. Pekerjaan Atap
• Rangka kuda2 baja ringan + reng + aksesoris (terpasang)
• Pemasangan 1 m2 genteng metal
• Nok genteng metal "C"
• Pasang 1 m’ papan kalsiplank
• Rangka plafond ukuran 60 x 60 cm kayu klas II atau klas III
• Plafond kalsium silicate 3,5 mm tanpa nat
• List plafond gypsum
B. RENCANA PELAKSANAAN
Urut-urutan dan tatacara pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan pokok yang terdapat dalam masing-masing
pekerjaan utama tersebut akan dijelaskan secara detail dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya
dalam metode pelaksanaan ini. Setelah mendapat Surat Perintah Kerja, terlebih dahulu dilakukan
koordinasi dan kegiatan-kegiatan yang menunjang pelaksanaan antara lain :
C. METODE PELAKSANAAN
Uraian metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan urutan pada susunan rancana anggaran biaya seperti
yang terdapat pada dokumen lelang, namun urutan semua pekerjaan akan mengikuti Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan seperti pada lampiran dokumen lelang dan tahapan pelaksanaannya akan disebutkan pada
setiap penjelasan tatacara pelaksanaan dalam pembahasan selanjutnya. Setelah selesai tahapan kegiatan
pendahuluan/kegiatan pra-konstruksi, maka akan masuk dalam tahapan pekerjaan pokok konstruksi.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah awal pekerjaan konstruksi. Pekerjaan persiapan harus kerjakan untuk
menunjang pekerjaan pokok. Uraian lingkup pekerjaan persiapan adalah:
1. Pengukuran dan pembersihan lapangan
2. Pasangan Bouwplank
3. Sewa Gudang dan Barak Kerja
4. Administrasi dan Dokumentasi
5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Pasangan Bouwplank
Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/elevasi lantai.
Bouwplank dibuat dari papan dan kayu balok. Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m
di luar denah yang akan dibuat, tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian
pondasi. Pemasangan bowplank dikerjakan Setelah pekerjaan pengukuran dengan baik
menggunakan pesawat theodolith maupun metode penyikuan secara manual. Pengukuran ini
sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan pagar baik
arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil dari as jalan atau peil banjir
yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya dalam melaksanakan pekerjaan. Setelah
pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan pekerjaan pasang bouwplank. Bouwplank dibongkar
setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan. Adapun Syarat-syarat memasang bouwplank
adalah sebagai berikut:
a. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.
b. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat
pelaksanaan galian tanah.
c. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
d. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bouwplank
lainnya.
e. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan semua).
f. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding batu
bata.
Dalam proyek pembangunan pagar ini disyaratkan untuk menyewa gudang dan pengadaan
barak kerja. Tahapan pekerjaan sewa gudang adalah pada saat awal dimulainya pekerjaan.
Gudang nantinya juga akan difungsikan sebagai kantor lapangan yang antara lain fungsinya
adalah:
a. Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua administrasi
proyek.
b. Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik, pengawas
dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.
c. Menyimpan peralatan kerja khusus yang mudah hilang.
d. Menyimpan bahan bangunan yang khusus.
Apabila opsi untuk menyewa tidak memungkinkan, misalnya tidak tersedia bangunan yang
cocok untuk disewa disekitar lokasi pekerjaan, maka akan dikoordinasikan dengan direksi untuk
mengambil alternatif lain seperti dibuat bangunan dari kayu dan multipleks dalam lokasi
pekerjaan untuk keperluan itu. Bahan untuk bangunan tersebut di atas menggunakan rangka
kayu kaso, penutup dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan seng
gelombang, lantai dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas juga mencakup bangunan
gudang untuk menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah
hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan
lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9
mm dan penutup atap menggunakan seng gelombang, lantai dengan discreeding. Bangunan
tersebut di atas didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan. Selain bangunan tersebut di atas, juga diperlukan fasilitas akomodasi
bagi tenaga kerja supaya tercapai efisiensi dari segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan
atau barak. Perhitungan dengan kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan
barak pekerja dengan ukuran minimum 4 mx 10 m untuk kapasitas maksimum personel/tenaga.
Barak kerja akan dibuat berbentuk bangunan kayu dan tripleks 9 mm, lantai perkerasan rabat
beton dan atap seng gelombang. Bangunan akan dibuat kokoh sehingga kuat menampung
beban dan angin serta lantai untuk istirahat para pekerja dibuat lebih tinggi untuk menghindari
genangan air.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah kegiatan yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan pekerja yang bekerja di lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk
memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja
cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang
paling berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor
lainnya. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan
kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan
kesehatan dan cuti sakit. Peralatan kerja seperti mesin dan juga bahan-bahan untuk kebutuhan
konstruksi dari logam dan bahan kimia bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang
melibatkan pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam,
permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukkan, membakar,
memotong, menusuk dan memberikan benturan dan melukai pekerja jika tidak digunakan
dengan aman. Tindakan khusus untuk mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja dalam
proyek ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
1) Pengadaan bahan-bahan medis dan obat-obatan untuk pertolongan pertama jika terjadi
kecelakaan.
2) Pengadaan peralatan safety seperti helm, sarung tangan, sepatu boot, kacamata dan
masker. Jumlahnya akan disesuaikan untuk masingmasing item pekerjaan
3) Untuk pekerjaan pada ketinggian seperti plesteran dan acian, relief dan pengecatan akan
diadakan scafolding.
4) Penempatan lokasi workshop untuk perakitan besi dan bekisting pada lokasi yang
terlindungi dan tidak membahayakan kagiatan lain. Karena pada workshop terdapat
penggunaan peralatan kerja terutama mesin dapat menyebabkan Kebisingan yang dapat
memberikan bahaya tersendiri yang mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Pada
proses kerja di workshop juga akan terjadi temperatur ekstrim, misalnya pada pekerjaan
pengelasan yang yang menimbulkan efek Kejutan listrik memberikan risiko bahaya seperti
tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh dari fasilitas instalasi listrik.
5) Mengatur lokasi penyimpanan/gudang untuk bahan/material yang berbahaya terpisah dari
bahan/material biasa.
6) Mengatur lokasi parkir kendaraan terpisah dari lokasi penyimpanan material dan workshop.
7) Memberikan pengarahan kepada pekerja untuk menjalankan prosedur keselamatan kerja
pada setiap jenis pekerjaan untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
8) Menyediakan rambu-rambu dan papan-papan peringatan keselamatan kerja dalam lokasi
proyek.
Setelah pekerjaan persiapan, dilanjutkan dengan pekerjaan lain yang sesuai dengan urutan pekerjaan
dilapangan . Adapaun tahapan-tahapan pekerjaan Rehabilitasi Pasar Birayang setelah pekerjaan
persiapan adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Galian Tanah untuk pondasi Plat Poer dan pondasi pasangan batu gunung/kali.
Pekerjaan pancangan kayu galam dia.10-12 cm
Urugan Pasir dibawah plat poer dan pondasi batu kosong
Lantai kerja dibawah pondasi Plat Poer
Pasangan batu kosong (Aanstamping )
Pondasi Batu Gunung + Anchor Stik dia. 8 mm 1000 mm
Urugan Tanah Kembali untuk pondasi plat poer & pondasi pasangan batu gunung
Pekerjaan Beton Bertulang
Beton Bertulang Pondasi Plat Poer
Beton Bertulang Kolom Poer Neut
Beton Bertulang Sloof
Beton Bertulang Kolom 20/20
Beton Bertulang Balok 15/30
Pekerjaan Kuda-kuda + Rangka Atap + Atap + Pemuung + Listplank
Pemasangan rangka plafond + plafond + list plafond
Cor lantai beton
Pemasangan keramik lantai
Pekerjaan saluran Pasangan Bata camp 1 SP : 4 PP
Plesteran Dinding Bata
Acian dinding saluran
Pekerjaan mainan kolom
Pekerjaan Pengecatan Pengecatan Dinding dan Kolom
Pekerjaan pasangan paving block
Masing-masing komponen pekerjaan yang telah diurutkan di atas mempunyai penjelasan metode
pelaksanaan yang spesifik. Secara umum, berikut ini akan dijelaskan metode pelaksanaan dari masing-
masing pekerjaan di atas.
1. Pekerjaan Galian tanah
Pekerjaan galian tanah untuk pondasi plat poer dan galian tanah untuk pondasi batu gunung
ukurannya berbeda tetapi tahapan dan tatacara pelaksanaan galiannya sama. Galian tanah
dikerjakan tepat setelah pemasangan bouwplank.
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan struktur beton tiap bagian.
Pekerjaan persiapan galian yaitu mempelajari shop drawing untuk mengetahui posisi
dan dimensi galian baik untuk pondasi tapak maupun pondasi batu gunung.
Jika sebelumnya bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan, maka perlu
dipasang bouwplank tambahan untuk galian pondasi tapak agar dimensi galiannya
sesuai dengan tetap mengacu pada bouwplank induk.
Menyiapkan tenaga penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop, cangkul
burung, pangki dan lain-lain.
Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus
mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman pondasi.
Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar tukang lebih leluasa bekerjanya atau disesuaikan dengan ukuran lebar pondasi
sesuai dengan gambar kerja. Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak
jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan. Seluruh pekerjaan
tanah dan pondasi ini harus sesuai dengan volume pekerjaan, gambar kerja dan RKS.
Tanah hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak akan
mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk timbunan
kembali.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan cerucuk dan ditempatkan sesuai dengan spesifikasi dan
sedapat mungkin mendekati gambar menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang
diperintahkan direksi pekerjaan . Pengujian pembebanan diperlukan untuk menentukan daya
dukung pondasi tiang, jumlah dan panjang tiang yang akan dilaksanakan
Pelaksanaan :
1. Runcingkan bagian ujung bawah cenrcuk kayu agar mudah rnenembus ke dalam tanah.
2. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan mudah
3. Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu (lihat Gambar 2).
4. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
5. Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar dapat dipukul dcngan
stabil dan tetap tegak lurus.
6. Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cenrcuk yang sudah diberi topi sampai
kedalaman rencana.
Tenaga Kerja :
1. Pekerja
2. Tukang
3. Mandor
4. Petugas K3
5. Operator Alat
Aspek K3 :
- Rambu peringatan
- Alat Pelindung diri (Sarung tangan,baju safety, masker,helm,sepatu safety
Pengendalian Mutu
a. Komponen Bertulang terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal, Sloof dan kolom
pagar.
b. Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal merupakan satukesatuan. Konstruksi tulangan
dari kedua struktur ini juga satu kesatuan.
c. Tahapan pelaksanaan:
d. Persiapan
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan dan penyesuaian lahan kerja lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton, besi beton,
kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku, minyak bekesting, balok
kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen), vibrator,
meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam, benang, selang air, timba
cor, kereta sorong dan lain-lain
e. Fabrikasi dan instalasi besi tulangan
• Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas untuk
menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai dengan
gambar yang telah disetujui.
• Membuat cutting plan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh gambar
rencana.
• Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi)
disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
• Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja yang sudah
dituangkan dalam cutting plan.
• Merangkai besi beton dan mengikat dengan kawat beton. Besi beton yang telah
difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
• Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak ditempatkan pada
lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm.
• Tulangan sloof yang sudah dirakit dipasang di atas pondasi batu gunung yang
telah selesai dikerjakan dan sebelumnya dipasang angchor/stick.
• Tulangan kolom dipasang pada stick yang disediakan pada pekerjaan kolom
pedestal.
• Instalasi tulangan kolom bersama bekisting harus tegak lurus.
• Penyetelan tegak lurus pada sisi-sisi bekisting kolom dengan waterpass tangan
dan unting-unting.
• Posisi penempatan tulangan yang horizontal harus tepat dan lurus pada as
rencana penempatan kolom dan as pasangan bata serta lurus merata secara
vertikal.
• Tulangan pondasi tapak tidak boleh bersentuhan langsung pasir urug/dasar
galian, tetapi diberikan beton dacking setebal 5 7 cm.
• Tulangan kolom dipasang tegak lurus mengikuti bekisting dan diberikan beton
dacking agar seluruh tulangan terselimuti.
• Untuk kolom pedestal, dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi
plat siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
• Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
• Pasang beton dacking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
• Memeriksa kembali elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
g. Pengecoran beton
• Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah diberikan pasir
urug setebal 5 cm.
• Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor lebih dulu,
kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah pondasi tapak mengeras.
• Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat Job
Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan sehingga
didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job Mix Formula
yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun pengawas
lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran pondasi tapak dan
kolom pedestal Pada proyek ini menggunakan beton mutu K-200.
• Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk
pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
• Sebelum dilakukan pengecoran, diperiksa kembali kekuatan acuan yang sudah
dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan
disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
• Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan
sampah.
• Beton yang diaduk dengan molen (concrete mixer) dituangkan ke dalam area
pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan
dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan mecapai sela-sela ruang
pembesian.
• Seluruh area pengecoran akan disiapkan sepenuhnya sehingga tidak terdapat
penyambungan pengecoran.
h. Curring Beton
Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini adalah
penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.
• Batu yang berukuran besar dan yang mempunyai permukaan rata dipasang di bagian
pinggir yang diikat dengan adukan, sedangkan pecahan batu gunung yang berukuran
kecil difungsikan sebagai pengikat dan ditempatkan pada bagian dalam pasangan
pondasi sehingga pondasi akan terbentuk dengan rapi.
• Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
• Sebelum mengunci bagian atas pasangan batu dengan adukan dan batu yang
berukuran kecil, terlebih dahulu dipasang angchor/stick 8 mm tiap 1 meter.
• Memeriksa kembali elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai
rencana.
• Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
• Setelah pondasi selesai, Tahapan terakhir adalah pengurugan kembali tanah bekas
galian.
• Tanah hasil galian diurug ke dalam lubang galian yang masih tersisa dan dipadatkan.
A. Pekerjaan Atap
Ada beberapa hal yang harus anda perhatikan sebelum anda melaksanakan pekerjaan
atap, antara lain :
• Untuk kuda-kuda yang terpasang harus kuat dan stabil, serta terpasang tegak lurus
terhadap ring balok.
• Kerataan dalam ketinggian apex untuk pemasangan nok di setiap kuda kuda.
• Ratanya sisi miring pada atap.
• Coating atau lapisan tidak timbul kerusakan.
• Tidak terjadinya perubahan bentuk akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
Sesudah syarat teknis tersebut terpenuhi, kemudian pemasangan kuda-kuda baja ringan
baru dapat dilaksanakan. Ada tiga tahap yang utama dalam cara memasang baja ringan
ini khususnya pada rangka atap, yaitu:
A. Persiapan
1. Gambaran perencanaan atap yang akan di gunakan dan perletakan kuda kuda
2. Perlengkapan peralatan yang digunakan dalam pemasangan kuda-kuda.
3. Pentingnya Peralatan K3 (kesehatan & keselamatan kerja) sebagai persyaratan
utama melakukan pekerjaan di atas ketinggian.
Setelah persiapan sudah terpenuhi, cara pemasangan rangka baja ringan selanjutnya
adalah kegiatan leveling dan marking, yaitu:
1. Setelah kuda kuda terpasang sama dengan nomor urutan yang telah di tandai.
pada waktu memasang, memastikan posisi kana dan kiri kuda-kuda agar tidak
terbalik.
2. Mengecek kuda-kuda yang sudah berdiri agar tegak lurus dengan ring balok.
3. Untuk pengencangan kuda kuda menggunakan plat L.
4. Untuk pengencangan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
tambahkan balok untuk menjaga sebagai penopang sementara, supaya kuda-
kuda tidak berubah posisinya.
5. Pemasangan material balok nok.
6. Pemasangan bracing sebagai penguatan.
7. Pemasangan reng pada jarak yang telah di sesuaikan penutup atap yang
digunakan. Di setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai sekrup
(screw) ukuran 10-16×16 sebanyak 2 buah.
8. Pemasangan outrigger (Outrigger adalah suatu struktur tambahan berbentuk
rangka batang berdimensi besar).
9. Pemasangan reng langit-langit di permukaan bagian atas bottom chord kuda-
kuda dan di sekrup (screw) berjarak masing masing 120 cm.
Setelah tahapan – tahapan tadi dikerjakan maka untuk selanjutnya adalah pemasangan
penutup atap genteng metal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemasangan penutup atap, yaitu :
• Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
jurai dan rafter,
• Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian
dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
• Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan
penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok –
belok
terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai. Panjang
penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.
• Leveling Pengecoran pelat lantai
Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan
tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling
pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi
beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser.
Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar
desain.
• Pekerjaan Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada
pekerjaan kolom.
• Pengecoran beton
Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai.
Untuk mempercepat proses pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk
meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah
rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
• Pekerjaan curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah
dilakukan pengecoran.
7. Pekerjaan Lantai
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai, pekerjaan Plint
Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding kamar
mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius.
Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :
• Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.
• Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah. Campuran
beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.
• Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan pengawas. Setelah
beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.
• Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik.
• Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.
• Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organiik lainnya.
• Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.
• Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari keramik.
• Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.
• Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara sedikit
memukul keramik agar tepat menempel.
8. Pekerjaan Pengecatan
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan meliputi, pembersihan permukaan yang akan dicat, mendempul
permukaan berpori, meratakan permukaan yang akan dicat, pengecatan dan perapihan
hasil pekerjaan.
B. Persiapan Pekerjaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, peralatan,
personil kerja pekerjaan dimulai.
2. Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
3. Menyediakan tangga pijakan untuk pengecatan
4. Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu peringatan
C. Uraian Pekerjaan
• Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan permukaan bidang harus rata dan
dibersihkan terlebih dahulu.
D. Tahapan Pekerjaan
Mulai
Persiapan Alat
Selesai
Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini agar lancar dan ekonomis, ikhwal
yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
• Penempatan material block terkunci ( paving block ), pasir alas, pasir pengisi harus dekat
dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok disimpan secara bertumpuk maka tinggi
penumpukan jangan terlalu tinggi, maksimal 1,5 m;
• Pengadaan peralatan, bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume pekerjaan;
• Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran sementara;
• Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang tetapi belum sempat
terisi dengan pasir pengisi.
Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan paving block adalah :
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapa tahap, seperti dibawah ini :
1. Pekerjaan Persiapan
• Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki
ketidak-sempurnaan pondasi.
• Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan 2,5%
untuk trotoar 2%.
• Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong
3. Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat
pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m
sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga
atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola block
terkunci tetap dapat dipertahankan.
pengikat/pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan
block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar tidak
tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton
pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas. Bentuk beton pembatas
bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton
pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform. Untuk
perkerasan paving blok mutu beton pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu lintas
kendaraan minimum fc 25,0 MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton
pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang
baik antara beton pembatas dan pondasisehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu
dilakukan hal sebagai berikut :
a. Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm
seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;
b. Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari
10% dan bersifat gembur;
c. Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh
lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat
perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang
disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu
sebagai referensi.
d. Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubanglubang pada pondasi
untuk memperbaiki tinggi pondasi;
e. Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum
penebaran pasir alas dimulai
f. Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat
berfungsi sebagai rel pembantu;
g. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara
tahap;
h. Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan;
i. Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak
atau dipakai menumpuk bahan;
j. Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari
dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
k. Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris
terakhir paving blok;
l. Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar
digemburkan dan diratakan kembali;
m. volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m3
setiap 100 m2 paving blok.
3. Pemasangan Pola
Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang
baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap
beton pembatas. Lubanglubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan. Bila
pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankan
pada tikungan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas
dengan pola susun bata melintang. Pola Pemasangan Paving Block Pola pemasangan
paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya.