Anda di halaman 1dari 3

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN FISTEL UMBILIKALIS

PENGERTIAN
Umbilikalis fistel atau fistel umbilikalis atau fistula vitellina adalah suatu keadaan
kongenital dimana duktus vitellinus tetap dipertahankan seluruhnya sehingga
membentuk hubungan langsung antara pusat dengan seluruh pencernaan. Dalam hal
ini dapat dikeluarkan tinja melalui pusat.

PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Medis : Pembedahan
2. Tindakan Keperawatan :
Preoperasi;
Diagnosa keperawatan
a) Cemas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses
berpikir, pembedahan, ancaman gangguan fungsi tubuh, nyeri dan rasa tidak
nyaman; dan kemungkinan tumor ganas.
b) Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan intake
yang tidak adekuat dan gangguan pencernaan dan absorsi makanan dan
cairan yang harus diberikan untuk proses penyakit.
c) Potensial infeksi sehubungan dengan pembedahan di dalam usus dan
berkurangnya resistensi karena malnutrisi dan atau proses penyakit.

Intervensi keperawatan
Eksplorasi pasien untuk mengungkapkan rasa takut (kuatir).
Libatkan keluarga pasien dengan memperhatikan keadaan sosial
ekonomi atau masalah di dalam keluarga.
Jelaskan kepada keluarga dan pasien prosedur-prosedur yang akan
digunakan saat postoperasi; napas dalam, batuk teratur, ambulasi awal.
Kaji tanda-tanda kemungkinan dehidrasi pada pasien.
Beri cairan ekstra untuk hidrasi yang optimal, makanan tinggi kalori,
rendah sisa termasuk tinggi protein dan vitamin.
Transfusi darah diberikan untuk mencegah anemia dan menunjang
kondisi umum pasien.
Persiapan operasi dengan puasakan pasien 26 - 36 jam sebelum
operasi.
Selama masa preoperasi, pasien diberikan obat oral antimikroba untuk merusak
organisme diusus ( sterilisasi eliminasi / b.a.b.)
Bila dengan pemberian antibiotika oral, pasien mengalmi diare, pertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
Postoperasi;
Diagnosa keperawatan
1. Potensial infeksi sehubungan dengan tindakan pembedahan dan proses
penyembuhan.
2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan sehubungan dengan bedah intestinal,
berkurangnya kerja usus, dan kehilangan cairan dan elektrolit karena
pengeringan intestinal.
3. Pola napas yang tidak efektif sehubungan dengan nyeri insisi, distensi
abdomen dan kurangnya mobilisasi.
4. Gangguan pola eliminasi (sistem perkemihan ) sehubungan dengan bedah
perineal (mengikuti abdominoperineal)
5. Gangguan pola eliminasi (sistem pencernaan /b.a.b.) sehubungan dengan
peristaltik berkurang, mobilisasi yang kurang, dan ileostomi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi, membagi / mengatur aktifitas dan pola
eliminasi sendiri.

Intervensi Keperawatan
1. Kontrol balutan dan area luka apakah terjadi tanda-tanda awal perdarahan.
Inspeksi insisi dan ganti balutan bila terlihat kemerahan, edema dan pengeringan
2. Monitor suhu pasien secara teratur untuk bebrapa hari. Evaluasi suhu yang
tiba-tiba dapat diindikasikan terjadinya infeksi.
3. Hindari kontaminasi area peritoneum dari sekret intestinal.
4. Makanan peoral selama beberapa hari pertama tidak diberikan; cairan
intravena digunakan untuk membantu pasien. Bila cairan dapat ditolerir pasien
(NGT dapat dilepas) dan nutrisi dapat diberikan berupa makanan lunak. Hindari
makanan yang mengandung gas dan cairan yang mengandung karbonat.
5. Catat intake dan output termasuk drainage intestinal. Ispeksi kerja peristaltik
usus dengan stetoskop.
6. Lakukan 5 -10 kali napas setiap jam sebagai ventilasi penuh alveoli pasien dan
batuk teratur beberapa kali untuk memancing mukus keluar.
7. Ganti posisi pasien setiap jam untuk mencegah tekanan pada diafragma.
8. Lakukan ambulasi malam dan pagi hari. Kolaborasi dengan fisioterapi.
9. Hindari kontaminasi pada daerah perineal, terutama bila ada pemasangan
kateter.
10. Catat bila terjadi flatus, sebagai indikasi peristaltik.
11. Lakukan ambulasi awal untuk mengaktifkan peristaltik.
12. Ajarkan klien dan keluarga pentingnya nutrisi; menghindari makanan
mengandung gas dan makanan kasar; cairan yang adekuat.
13. Ajarkan pasien berdiri dan berjalan. Hindari aktifitas fisik yang berat.
14. Ajarkan perawatan mandiri ileostmi pasien.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Salder, TW.1988. Embriologi Kedokteran, Edisi ke V. Alih bahasa : Dr. Irwan
Susanto. EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Watson, JE. dan Joan R. Royle, 1987. Medical Surgical Nursing and Related
Physiology. Clays Ltd. St. Ives plc, England.

Anda mungkin juga menyukai