Anda di halaman 1dari 2

1.

Upaya guru menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam pengembangan bahan ajar

Penyusunan bahan ajar dilakukan oleh guru bidang studi masing-masing melalui Musyawarah Guru Mata
Palajaran (MGMP), mencakup tiga kegiatan yaitu: identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar,
dan penyusunan program pembelajaran. Penentuan identitas dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) merupakan syarat mutlat, karena dengan diketahuinya identitas, maka tujuan dari perencanaan
untuk merencanakan suatu desain pembelajaran dapat dibuat dengan tepat. Kegiatan guru menentukan
identifikasi terhadap mata pelajaran tersebut sesuai dengan tujuan KTSP yaitu memberikan otonomi luas
kepada sekolah dan satuan pendidikan, sesuai pendapat Susilo (2007: 94) yang menyatakan bahwa
:”KTSP memberikan keleluasaan penuh setiap sekolah mengembangkan kurikulum dengan tetap
memperhatikan potensi sekolah dan potensi daerah sekitar, KTSP merupakan hasil kreasi dari guru-guru
di sekolah berdasarka standar isi dan standar kompetensi”.
Kewenangan guru dalam menentukan standar isi dan standar kompetensi seperti yang dilakukan oleh
guru SMP Sultan Agung Salaman Magelang dalam menyusun rencana pembelajaran tersebut sesuai
dengan pernyataan Susilo (2007: 94) yang menyatakan: ”terbitnya peraturan Menteri tentang standar isi
dan standar kompetensi itu kelak menandai diserahkannya kewenangan kepada guru untuk menyusun
kurikulum baru, KTSP lebih memberdayakan guru untuk membuat konsep pembelajaran yang membumi
sesuai kebutuhan dan kondisi sekolah.
Kebebasan guru dalam mengembangakan kurikulum tersebut sejalan dengan tujuan desentralisasi,
menurut Susilo (2007: 94) hal tersebut merupakan konsep yang indah karena dengan desentralisasi
pendidikan berarti memberikan peluang yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk berkembang.
Dengan desentralisasi, seluruh potensi setempat diharapkan dapat didayagunakan demi pembangunan
setempat. Dalam lingkup satuan pendidikan atau sekolah, paradigma yang sama juga ingin diberlakukan,
yakni satuan pendidikan menjadi mandiri, dan diberi kesempatan mengerahkan seluruh potensi demi
kemajuan pendidikan yang kontekstual.
Bahan ajar merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan,
dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan.
Jenis-jenis bahan ajar meliputi:
a. Lembar informasi (information sheet)
b. Operation sheet
c. Jobsheet
d. Worksheet
Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan
dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar
kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun untuk mencapainya dan apa bahan ajar
yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada guru sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru
dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri.
Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka
membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan bahan ajar,
referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan
sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat.
Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media masa, internet, dll. Namun
demikian, walaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak
perlu mengembangkan bahan sendiri. Bagi peserta didik, seringkali bahan yang terlalu banyak
membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman
bagi peserta didik.
2. Cara guru menyusun bahan ajar yang isinya mampu memenuhi kebutuhan dan kecakapan, serta
ketertarikan peserta didik
Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar harus meliputi :
1. mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar,
2. mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar,
3. memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang telah teridentifikasi tadi, dan,
4. memilih sumber bahan ajar sesuai dengan kebutuhan dan kecakapan serta ketertarikan
peserta didik tetapi jangan lupa prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran harus meliputi :
a. prinsip relevansi,
b. konsistensi, dan
c. kecukupan.

3. Cara menilai keunggulan, keterbatasan dan kesesuaian bahan ajar


Purwanto dan Sadjati (dalam Dewi Padmo, 2004) menjelaskan lebih khusus tentang karakteristik
bahan ajar yang baik. Bahan ajar yang baik memenuhi kriteria berikut:
pertama, kriteria tentang isi, berarti isi bahan ajar yang baik harus sesui dengan tujuan pembelajaran,
akurat, mutakhir, komprehensif cakupan isinya, tepat dalam menyikapi ras dan agama, dan jenis
kelamin; memuat daftar pustaka, senarai, dan indeks.
Kedua,kriteria penyajian, berarti bahan ajar yang baik harus menyajikan materi secara
menarik perhatian anak, materi terorganisasi secara sistematis, terdapat petunjuk belajar,
mampu mengajak pembaca untuk merespon, berkonsentrasi, gaya bahasa, warna, dan sebagainya.
Ketiga, kriteria tentang ilustrasi,berarti bahan ajar yang baik memuat ilustrasi yang sesuai, ilustrasi
sesuai/terkait dengan teks, penempatan ilustrasi tepat; ukuran, fokus, dan tampilan seimbang dan
serasi.
Keempat, kriteria unsur pelengkap, bahan ajar yang baik dilengkapi petunjuk dan tes.
Kelima, kriteria tentang kualitas fisik, artinya bahan ajar yang baik dicetak dan dijilid dengan baik,
kertas yang digunakan bermutu, serta jenis dan ukuran huruf yang digunakan tepat sesuai karakteristik
peserta didik penggunanya.
Dari pendapat Purwanto di atas maka ntuk menilai keunggulan, keterbatasan dan kesesuaian bahan
ajar, maka bahan ajar perlu memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
a. bahan ajar harus relevan dengan tujuan pembelajaran,
b. bahan ajar harus seuai dengan taraf perkembangan anak,
c. bahan yang baik ialah bahan yang berguna bagi siswa baik sebagai perkembangan pengetahuannya
dan keperluan bagi tugas kelak di lapangan
d. bahan itu harus menarik dan merangsang aktivitas siswa,
e. bahan itu harus disusun secara sistematis, bertahap, dan berjenjang
f. bahan yang disampaikan kepada siswa harus menyeluruh, lengkap dan utuh,
g. bahan ajar harus sesuai substansi yang dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi atau
sub kompetensi yang relevan dengan profil kemampuan siswa.
h. bahan ajar harus sesuai substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta,
prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan kompetensi
i. tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harussesuai dengan tingkat
kemampuan pembelajaran
j. Sistematika penyusunan bahan ajar harus jelas, runtut, lengkap dan mudah dipahami siswa.
Jika kriteria di atas terpenuhi maka menurut saya bahan ajar yang kita buat termasuk bahan ajar yang
unggul dan sesuai.

Anda mungkin juga menyukai