Oleh :
Eko Budi Cahyono
Subdit Batubara
SARI
Morfologi Daerah Ampah secara umum adalah 25% dataran aluvial di sebelah Barat dan
75% perbukitan bergelombang di sebelah Timur daerah penyelidikan dengan kisaran ketinggian
antara 40 – 350 m di atas muka laut. Tahapan sungai yang ada bervariasi dari tahapan muda ke tua,
muda pada bagian hulu perbukitan dan tua pada daerah dataran atau muara sungai
Setempat struktur geologi yang berkembang berupa sesar, lipatan, kelurusan dan kekar, yang
melibatkan batuan berumur PraTersier sampai Holosen. Arah umum sesar berarah Barat Laut –
Tenggara, yang terdiri atas sesar normal dan sesar geser menganan-mengiri yang melibatkan batuan
dasar berumur PraTersier-Miosen. Kemudian arah umum lipatan yang berkembang adalah Timur –
Barat.
Hasil penyelidikan di daerah Ampah dan sekitarnya meliputi 5 formasi, yaitu formasi
Warukin, Berai, Montalat, Tanjung dan Kasale. Sedangkan formasi pembawa bitumen padat di daerah
penyelidikan adalah Formasi Montalat, dengan kisaran tebal 1,2 – 4,85 m dan kisaran kemiringan
lapisan 9° - 25°. Bitumen padat di daerah penyelidikan berada dalam lapisan batuan serpih-batupasir
halus-lanauan yang bersifat gampingan, dengan warna abu-abu sampai coklatmuda, umumnya
terselang-seling tipis dengan batuan pengapitnya. Sedang lapisan yang terbukti adanya indikasi
bitumen padat (berdasarkan analisa laboratorium) berjumlah 5 lapisan.
2.2.2 Stratigrafi
Stratigrafi daerah
penyelidikan tidak jauh
berbeda dengan stratigrafi
secara Regional, hanya
tidak dijumpai adanya
Formasi Dahor.
Secara berurutan
dan umum dari Barat ke
Timur, formasi yang ada adalah Aluvial,
2.1.3 Struktur Regional Warukin, Montalat, Berai, Kasale pada bagian
Sub Cekungan Barito mengalami dua tengah yang merupakan batuan Pra-Tersier
kali pengangkatan yaitu yang berumur Akhir dan Tanjung (sebagian kecil) pada bagian
Kapur dan pengangkatan yang berumur Akhir Timur.
Miosen. Hal ini menyebabkan dijumpainya Formasi Warukin, berumur Miosen,
ketidakselarasan-ketidakselarasan pada tatanan terdiri atas batupasir kuarsa, berbutir sedang-
stratigrafinya. Pengangkatan yang beumur kasar, kurang padat, setempat konglomeratan,
Akhir Kapur menyebabkan terjadinya batasan- mengnadung sisipan batulempung. Batulanau
batasan dari Cekungan Barito. Pengangkatan dan batubara.
yang berumur Akhir Miosen menyebabkan Formasi Montalat,berumur Oligosen,
terbentuknya beberapa antiklin pada Formasi terdiri atas batupasir kuarsa, berbutir halus-
Tanjung, Formasi Berai dan Formasi Warukin. sedang, berwarna kuning dan kelabu muda,
Proses Tektonik terakhir terjadi pada mengandung sisipan batulempung dan
kala Plio-Pleistosen yang menyebabkan batubara.
berbagai pola struktur di wilayah ini Formasi Berai, berumur Oligosen,
terangakat, terlipat dan terpatahkan. Sumbu- berupa batugamping berwarna kuning sampai
sumbu lipatan umumnya sejajar dengan kecoklatan, umunya berlapis dan padat serta
Tinggian Meratus. keras.
Endapan Aluvial, menempati bagian
2.2 Geologi Daerah Penyelidikan sepanjnag aliran sungai.
2.2.1 Morfologi Setempat pola struktur geologi di
Morfologi Daerah Ampah secara daerah penelitian terdapat 2 sesar utama yang
umum adalah 25% dataran aluvial di sebelah berada di tengah lembar peta peyelidikan,
Barat dan 75% perbukitan bergelombang di keduanya membentuk graben (ke bawah) yang
Analisa Petrografi
Analisa petrografi dilakukan Berdasarkan hasil analisa petrografi
dengan melalui sayatan poles dibawah terhadap 5 conto batuan hasil
mikroskop sinar pantul. Hasil analisa penyelidikan lapangan daerah Ampah,
ini paling tidak dapat digunakan batuan umumnya merupakan sedimen
antara lain : klastik halus yang terdiri dari
sbatulanau dan batulempung. Pada
Dapat mengetahui kandungan
umumnya mengandung material
maseral.
organik vitrinit yang cukup signifikan
Dapat mengetahui tingkat
antara 1.0 – 7.0 %, yang tersebar pada
kematangan suatu material
batuan maupun terakumulasi tipis
organik, dalam hal ini adalah
batubara “coal string”. Dari segi
tingkat kematangan generasi
kuantitas, besarnya kandungan vitrinit
hidrokarbon, yaitu melalui
memudahkan di dalam penentuan
reflektan vitrinite.
‘maturity’ material organik namun
Dapat digunakan untuk
proses pelapukan hadirnya vitinit yang
memperkuat hasil analisa
mempunyai nilai reflektan (Rv) yang
retorting.
rendah, sehingga pada beberapa
contoh batuan kisaran nilai reflektan
34 - 8
Peta Geologi Daerah Penyelidikan, Ampah, Kab. Barito Selatan, Prov. Kalteng