A. Latar Belakang
Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar,
dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan.
Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu
dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari.
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau
mengukur itu sendiri. Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu
besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya menghitung
volume balok, maka harus mengukur untuk dapat mengetahui panjang, lebar
dan tinggi balok, setelah itu baru menghitung volume. Mengukur dapat
dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu fenomena
atau permasalahan secara kualintatik. Dan jika dikaitkan dengan proses
penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi
jalan untuk mencari data-data yang mendukung. Dengan pengukuran ini
kemudian akan diperoleh data-data numeric yang menunjukan pola-pola
tertentu sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan tersebut. Pentingnya
besaran dalam pengukuran, maka dilakukan praktikum ini yang dapat
membantu untuk memahami materi dasar-dasar pengukuran. Dalam mengamati
suatu gejala tidak lengkap apabila tidak dilengkapi dengan data yang didapat
dari hasi pengukuran yang kemudian besaran-besaran yang didapat dari hasil
pengukuran kemudian ditetapkan sebagai satuan. Dengan salah satu argument
di atas, setelah dapat kita ketahui betapa penting dan dibutuhkannya aktivitas
pengukuran dalam fisika, untuk memperoleh hasil / data dari suatu pengukuran
yang akurat dan dapat dipercaya.
2
B. Tujuan Penelitian
II TINJAUAN PUUSTAKA
A. Pengertian Pengukuran
Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu
bersifat tetap, berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan
tepat. Sistem satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan
para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam dunia
pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang
dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter Kilogram
Second) yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik
kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan satuannya dapat dilihat
dalam Tabel berikut.
C. Pengukuran Benda
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Mistar
2. Jangka Sorong
4. Neraca Pegas
5. Koin
6. Kawat Tembaga
7. Kubus
8. Gelas Ukur
11. Air
13
B. Prosedur Praktikum
1. Pengukuran Panjang
a). Mengukur panjang batang kayu
1). Mengukur panjang batang kayu dengan mistar sentimeter
2). Melakukan pengukuran
3). Mengulangi dengan 5 kali pengukuran
4). Menuliskan data yang didapat ke tabel pengamatan
5). Mengganti mistar centimeter dengan mistar millimeter lalu ulangi
langkah diatas
2. Mengukur Massa
3. Mengukur volume
A. Data Praktikum
2. Pengukuran Massa
Tabel 4.3 hasil pengukuran massa benda dengan neraca pegas
Pengukuran ke Benda/koin Kawat Tembaga Kertas
( m ± ∆m) gr ( m ± ∆m) gr ( m ± ∆m) gr
1 0,1 gr 0,5 gr 0,1 gr
2 0,1 gr 0,4 gr 0,1 gr
3 0,1 gr 0,5 gr 0,1 gr
4 0,1 gr 0,4 gr 0,1 gr
5 0,1 gr 0,4 gr 0,1 gr
Rata-rata 0,1 0,044 0,1 gr
Ketidakpastian 0
0 0,048
pengukuran
Error 0% 10% 0%
3. Pengukuran volume
Ketidakpastian
pengukuran 0,06 6,193
Error 0,3% 0,74%
DAFTAR PUSTAKA
Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat
Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII.